Anda di halaman 1dari 94

PERBEDAAN PENGARUH BABY SPA TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BAYI USIA 3-6


BULAN DI PMB FUZI NURAINI
KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2021

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Kebidanan

FUZI NURANI ANGGRAENI


6219092

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2021
PENGESAHAN

Tugas Akhir ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Tugas Akhir
Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali
dan diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan pada
bulan Agustus 2021.

Judul Tugas Akhir : Perbedaan Pengaruh Baby SPA terhadap Perkembangan


Motorik pada Bayi Usia 3-6 Bulan di PMB Fuzi Nurani
Kabupaten Bandung Tahun 2021
Nama Mahasiswa : Fuzi Nurani Anggraeni
NPM : 6219092

Dewan Penguji :

Penguji : Arie J. Pitono, dr., M.Kes.


( .................. )
Pembimbing Utama : Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb.
( .................. )
Pembimbing Pendamping : Fitri Puspita Sari, S.S.T., M.Kes.
( .................. )

Mengetahui :
Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Rajawali,

Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb.


Program Studi Sarjana Kebidanan
2021

ABSTRAK

PENGARUH BABY SPA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK


PADA BAYI USIA 3-6 BULAN DI PMB FUZI NURANI
KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2021

Anggraeni NF, Hernawati E, Sari FP.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang berbeda


tetapi tidak bisa dipisahkan. Setiap keluarga mengharapkan anaknya kelak
bertumbuh kembang optimal (sehat fisik, mental/kognitif, dan sosial). Seringkali
orang tua tidak menyadarinya mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Untuk itu, orang tua perlu mengetahui tanda bahaya (red flag)
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh baby SPA
terhadap perkembangan motorik pada bayi usia 3-6 bulan di PMB Fuzi Nurani
Kabupaten Bandung Tahun 2021.
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah jenis quasi eksperimen
dengan metode observasi One Group Pretest Postest. Populasi dalam penelitian ini
berjumah 30 responden. Teknik Pengambilan sempel secara total sampling.
Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 bayi, pada awalnya 6 bayi
termasuk dalam kategori caution, 21 bayi dalam kategori normal, dan 3 bayi
dinyatakan advance. Setelah mendapat perlakukan Baby SPA yang terdiri dari
baby gym (5 menit) kermudian dilanjutkan baby swim (15 menit) dan diakhiri
dengan baby maassage (10 menit) untuk setiap bayi selama 1 bulan dengan
frekuensi 3 kali dalam satu minggu maka diperoleh hasil pengukuran, 24 bayi
termasuk dalam kategori normal dan 6 bayi lainnya dalam kategori advance.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil uji t menunjukkan p= 0,003
(<0,05), artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara baby SPA dengan
perkembangan motorik bayi usia 3-6 bulan.
Petugas Kesehatan dapat mengembangkan promosi dan edukasi tentang
baby SPA kepada masyarakat khususnya orang tua bayi untuk meningkatkan
perkembangan motorik baik kasar dan halus dengan memberikan penyuluhan
yang disertai dengan demonstrasi pemberian leaflet.
Kata Kunci : Baby SPA

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “ Perbedaan Pengaruh Baby SPA terhadap Perkembangan
Motorik pada Bayi Usia 3-6 Bulan di PMB Fuzi Nurani Kabupaten Bandung
Tahun 2021”. yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan SI Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
Tidak sedikit rintangan yang saya hadapi dalam penyusunan tugas skripsi
ini, baik dalam teknik penulisan maupun dalam pengumpulan dan pengolahan
data. Berkat dorongan dan bantuan dari segala pihak, akhirnya penulis dapat
mengatasi berbagai kesulitan tersebut, saya banyak mendapatkan pengarahan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali
Bandung.
2. Dr. Eny Kusmiran, S.Kp., M.Kes. selaku Wakil Rektor Institut Kesehatan
Rajawali Bandung.
3. Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb. selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
4. Fathia Rizki, S.S.T., M.Tr.Keb. selaku Penanggung jawab Program Studi
Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
5. Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb. selaku pembimbing utama tugas akhir
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan
bantuan selama penyusunan tugas akhir.
6. Fitri Puspita Sari, S.S.T., M.Kes. selaku pembimbing pendamping tugas akhir
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan
bantuan selama penyusunan tugas akhir.
7. Arie J. Pitono, dr., M.Kes selaku penguji tugas akhir skripsi.
8. Seluruh dosen Institut Kesehatan Rajawali Bandung yang telah memberikan
ilmu dan bimbingannya dalam pelaksanaan penyusunan skripsi.

v
9. Seluruh bidan dan perawat yang telah membantu dalam melakukan
pengumpulan data dan pelaksanaan penelitian.
10. Kedua orangtua, suami dan anak-anak tercinta yang dengan penuh kasih
sayangnya telah banyak memberikan doa, dukungan dan motivasi secara
materil maupun moril guna kelancaran penyelesaian skripsi.
11. Rekan-rekan sepejuangan mahasiswa SI Kebidanan Institut Kesehatan
Rajawali Bandung yang senantiasa selalu memberikan doa, dukungan dan
semangat.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi banyak pihak
serta dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menambah wawasan
pengetahuan serta pengalaman.

Bandung, Agustus 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................i


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................iii
ABSTRAK ......................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................v
DAFTAR ISI ..................................................................................................vii
DAFTAR TABEL .........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Indentifikasi Masalah.....................................................................4
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................5
1.5 Hipotesis Penelitian.......................................................................5
1.6 Manfaat Penelitian.........................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................7
2.1 Perkembangan Motorik..................................................................7
2.1.1 Definisi Perkembangan Motorik...........................................7
2.1.2 Aspek-aspek Perkembangan Motorik...................................7
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang...................10
2.2 Baby SPA .....................................................................................10
2.2.1 Definisi Baby SPA................................................................10
2.2.2 Manfaat Baby SPA ...............................................................11
2.2.3 Langkah-langkah Baby SPA.................................................11
2.2.4 Tahapan-tahapan Baby SPA..................................................12
2.2.5 Bahan Alami untuk Baby SPA..............................................12
2.2.6 Gerakan Tahapan Baby SPA.................................................13
2.3 Kerangka Teori..............................................................................40

vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................41
3.1 Rancangan Penelitian.....................................................................41
3.2 Kerangka Penelitian.......................................................................41
3.3 Variabel Penelitian.........................................................................42
3.4 Definisi Operasional Variabel.......................................................42
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian.....................................................44
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian......................45
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data....................................................45
3.6.2 Instrumen Penelitian.............................................................45
3.7 Teknik Pengolahan Dan Analisis Data..........................................47
3.7.1 Pengolahan Data...................................................................47
3.7.2 Analisa Data .........................................................................48
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................50
4.1 Hasil Penelitian.............................................................................50
4.2 Pembahasan...................................................................................54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...............................................................59
5.1 Simpulan........................................................................................59
5.2 Saran..............................................................................................59
DAPTAR PUSTAKA......................................................................................60
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi............................................. 9


Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel.......................................................... 42
Tabel 4.1 Data Responden Bayi Usia 3-6 Bulan yang dilakukan Baby SPA... 50
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Bayi Usia 3-6 Bulan
Sebelum dilakukan Baby SPA.......................................................... 51
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Bayi Usia 3-6 Bulan
Sesudah dilakukan Baby SPA........................................................... 51
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perubahan Tingkat Perkembangan Motorik
Bayi Usia 3-6 Bulan Sebelum dan Sesudah diakukan Baby SPA.... 52
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Perubahan Tingkat Perkembangan Motorik
Bayi Usia 3-6 Bulan Sebelum dan Sesudah dilakukan Baby SPA... 53

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 40


Gambar 3.1 Kerangka Konsep......................................................................... 41

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Kegiatan Bimbingan Tugas Akhir


Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 : Instrumen Penelitian
Lampiran 5 : Data Hasil Penelitian
Lampiran 6 : Pengolahan Data Hasil Penelitian
Lampiran 7 : Riwayat Hidup Penulis

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang
berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan. Setiap keluarga mengharapkan anaknya
kelak bertumbuh kembang optimal (sehat fisik, mental/kognitif, dan sosial)
(Soetjininsih, 2020). Seringkali orang tua tidak menyadari ya mengalami
keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk itu, orang
tua perlu mengetahui tanda bahaya (red flag) pertumbuhan dan
perkembangan anak (IDAI, 2013).
Gangguan Pertumbuhan Pada Fisik pada anak dapat berupa wasting,
stunting dan overweight, sedangkan gangguan perkembangan anak dapat
berupa penyimpangan perilaku, keterambatan motorik kasar, motorik halus,
bicara dan Bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (Tanuwiojaya, 2012).
Deteksi dini tumbuh kembang anak atau pelayanan SDIDTK adalah
kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan ditemukan secara
dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, lebih mudah dilakukan,
bila terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan
berpengaruh pada tumbuh kembang anak. (Kepmenkes, 2016).
Pemantauan pertumbuhan fisik perlu dilakukan untuk menentukan
apakah pertumbuhan fisik seseorang anak berjalan normal atau tidak, baik
dilihat dari segi medis maupun statistik. Adapun yang dilakukan dalam
mengukur pertumbuhan anak berupa berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala dan lengan atas. Pada saat ini, telah dibuat berbagai metode deteksi
dini untuk mengetahui penyimpangan perkembangan anak yaitu Denver
Development Screening Test (DDST). DDST adalah salah satu metode
skrinning terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes
diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk

1
2

metode skrinning yang baik. Tes ini mudah dan cepat dapat
diandalkan dan menunjukan validitas yang tinggi.
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST
secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak
prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan dan pada “follow
up” selanjutnya ternyata 89% kelompok DDST abnormal mengalami
kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian (Soetjininsih dan Ranuh, 2020).
Masa bayi hingga usia 2 tahun disebut priode 1000 hari kelahiran.
Masa ini merupakan masa tersingkat dari semua priode perkembangan,
sehingga sangat penting untuk memenuhi nutrisi dan stimulus yang optimal
karena, setelah priode ini terlewati otak akan tumbuh melambat dan tidak
pernah bisa tumbuh cepat kembali (Julianti, 2017).
Dalam menstimulasi perkembangan anak, pijat bayi dapat membantu
agar anak memperoleh rangsangan yang sesuai. Pijat bayi merupakan salah
satu tradisi yang diwariskan nenek moyang kita yang terbukti khasiatnya
dapat membantu menstimulasi perkembangan. Seiring berkembangnya
teknologi Pijat bayi kemudian dimodifikasi dengan pola yang lebih modern
hingga menjadi tren baru yang dikenal dengan istilah Baby SPA. Baby SPA
merupakan perawatan tubuh pada bayi yang dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu mandi berendam atau berenang dan pijat bayi. Berendam dan
berenang akan merangsang gerakan motorik bayi. Gerakan di dalam air akan
membuat semua anggota tubuh bayi akan terlatih, selain itu kemampuan
mengontrol otot bayi akan lebih meningkat. Pemijatan berfungsi supaya bayi
lebih responsif, dapat lebih banyak menyapa dengan kontak mata, lebih
banyak tersenyum, lebih banyak bersuara, lebih banyak menanggapi, lebih
cepat mempelajari lingkungan dan lebih tanggap terhadap lingkungan
(Galeria, 2014).
Hasil penelitian Sugeng Maharani Hapsari, Tarigan Rodiman, dan
Sari Melani Nur (2019) berjudul Gambaran Tumbuh Kembang Anak pada
Periode Emas Usia 0-24 Bulan Di Posyandu Wilayah Kecamatan Jatinangor
Kabupaten Bandung Jawa barat. Menyatakan bahwa hasil Penelitian
3

menunjukkan perkembangan yang diperoleh dengan menggunakan KPSP


adalah 81,6% sesuai, 12,2 % balita meragukan, 6,12% terdapat
penyimpangan. Berdasarkan hasil penelitian masih ditemukan balita yang
mengalami status gizi kurang baik dan ditemukan anak dengan status
perkembangan meragukan dan penyimpangan sehingga diperlukan adanya
deteksi lebih dini lebih lanjut untuk meminimalisir angka kejadian
penyimpangan yang lebih besar.
Hasil Penelitian Unggul, Fitriani dan Siti yang berjudul Pengaruh
Baby SPA terhadap Perkembangan Motorik Kasar pada Bayi Usia 3-6 Bulan
di Mom’s Me Organic Baby and Kids SPA Kota Semarang Tahun, (2019),
menyatakan bahwa aspek tumbuh kembang pada anak adalah salah satu
aspek yang diperhatikan secara serius oleh para pakar. Hasil: Pada analisis
univariat frekuensi treatment baby spa yang telah dilakukan responden usia
3-6 bulan mayoritas dilakukan 2x perlakuan sebanyak 9 responden (33.33%),
sedangkan pada perkembangan motorik kasar mayoritas responden
mengalami perkembangan yang normal sebanyak 20 responden (74.07%).
Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,020 yang berarti bahwa terdapat
pengaruh baby SPA terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia 3-6
bulan di Mom’me Organic Baby and Baby SPA.
Hasil penelitian Adnan dan Prilliya (2019) dengan judul penelitian
Perbedaan Pengaruh Baby Massage dan Baby SPA terhadap Peningkatan
Motorik Kasar Bayi Usia 4 – 6 Bulan di Bidan Praktek Mandiri Wulan
Singopuran didapatkan bahwa kelompok baby massage dan kelompok baby
SPA memberikan pengaruh terhadap peningkatan motorik kasar bayi usia 4-6
bulan, karena nilai p-value= 0,000. Hasil uji independent t-test yang
tujuannya untuk mengetahui perbandingan peningkatan motorik kasar pada
kelompok baby massage dan kelompok baby SPA, hasil menunjukkan bahwa
pada kelompok baby massage nilai p-value= 0,562 berarti Ha ditolak
sedangkan pada kelompok baby SPA nilai p-value= 0,562 berarti Ha ditolak.
Ada pengaruh pemberian perlakukan baby massage dan baby SPA terhadap
peningkatan motorik kasar bayi usia 4-6 bulan dan tidak ada perbedaan
4

pengaruh perlakuan baby massage dan baby SPA terhadap peningkatan


motorik kasar bayi usia 4-6 bulan di PMB Wulan Singopuran.
Hasil penelitian Esti (2018) berjudul pengaruh baby SPA terhadap
perkembangan kemampuan motorik kasar bayi di my baby SPA Surabaya
Tahun 2018 menunjukkan bahwa nilai p-value 0,000 yang berarti terdapat
pengaruh baby SPA terhadap perkembangan kemampuan motorik kasar bayi
usia 6-9 bulan di my baby SPA Surabaya.
Hasil penelitian Lestari (2018) berjudul pengaruh baby SPA (Solus
Per Aqua) terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 3-6 bulan di
Klinik Bunda Riani Martubung Medan menunjukkan bahwa perkembangan
bayi sesudah dilakukan baby SPA lebih tinggi dari pada sebelum baby SPA.
dengan nilai p-value = 0,003 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh baby
spa terhadap perkembangan motorik bayi.

1.2 Identifikasi Masalah


Konsep dasar tumbuh kembang anak perlu dipahami oleh setiap
tenaga medis dalam upaya mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Tumbuh
kembang anak adalah proses yang kontinyu mulai sejak konsepsi sampai
dewasa serta mempunyai ciri-ciri dan pola tertentu. Risiko gangguan tumbuh
kembang pada anak bias berasal dari factor intrinsik maupun ekstrunsik
(Soetjiningsih dan Ranuh, 2020).
Salah satu manfaat baby SPA terhadap kesehatan organ tubuh dan
perkembangan organ sensoris yaitu dapat menyehatkan organ-organ tubuh
serta menstimulasi kesadaran bayi. Stimulasi kesadaran yang dimaksud
adalah mengoptimalkan kemampuan organ-organ sensoris. Tidak hanya
optimalisasi indra peraba oleh bunda, tetapi juga indra penciuman,
penglihatan, pendengaran, dan indra keseimbangan yang juga berkembang
pesat dalam usia emas (golden age) ini (Galeria, 2014).
PMB Fuzi Nurani baby SPA berada di Kampung Coblong no.39B
RT 2 RW14 Desa Sukamenak Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung
merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang berada di daerah Kabupaten
Bandung selain praktek mandiri bidan disinipun melayani perawatan Spa Ibu
5

dan Anak. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di PMB Fuzi


Nurani, pada bulan November 2020, bahwa pada data Pemeriksaan DDST II
rutin dilakukan di PMB Fuzi Sebelum dilakukan Baby Spa, sehingga data
yang didapat tersebut adalah 20 bayi dan 3 diantaranya dicuragai mengalami
keterlambatan perkembangan, yaitu sebesar 15%. Setelah dilihat dari data
hasil pemeriksaan DDST II, 18 bayi memperlihatkan perkembangan yang
sesuai diantaranya 7 bayi berumur 3 bulan sudah bisa mengangkat kepalanya
dan memegang mainan, 7 bayi berumur 5 bulan sudah dapat telentang
tengkurap sendiri dan dapat menggapai benda dan 3 bayi berumur 6 bulan
sudah dapat duduk tanpa dipegang, 3 bayi berumur 4 bulan dicurigai
mengalamai keterlambatan.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan pengaruh baby SPA
terhadap perkembangan motorik pada bayi usia 3-6 bulan di PMB Fuzi
Nurani Kabupaten Bandung Tahun 2021?”.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan baby SPA terhadap perkembangan
motorik pada bayi usia 3-6 bulan di PMB Fuzi Nurani Kabupaten
Bandung Tahun 2021.
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui perkembangan motorik pada bayi usia 3-6 bulan di
PMB Fuzi Nurani Kabupaten Bandung sebelum dilakukan baby SPA.
b. Untuk mengetahui perkembangan motorik pada bayi usia 3-6 bulan di
PMB Fuzi Nurani Kabupaten Bandung sesudah dilakukan baby SPA.
c. Untuk mengetahui peningkatan perkembangan pada bayi usia 3-6
bulan di PMB Fuzi Nurani Kabupaten Bandung.

1.5 Hipotesis Penelitian


6

Ada perbedaan pengaruh pelaksanaan baby SPA terhadap


perkembangan motorik bayi usia 3-6 bulan di PMB Fuzi Nurani Kabupaten
Bandung Tahun 2021.

1.6 Manfaat Penelitian


1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi
dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 3-6
bulan.
1.6.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan
pelayanan baby SPA sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi
dapat distimulus sejak dini.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi masukan dan menambah
informasi dalam mengembangkan penelitian ini dengan desain dan
variabel yang berbeda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Motorik


2.1.1 Definisi Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik merupakan perkembangan kontrol
pergerakan badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi, dan
otot. Kontrol pergerakan ini muncul dari perkembangan refleks-refleks
yang dimulai sejak lahir. Anak menjadi tidak berdaya sampai
perkembangan ini muncul (Soetjiningsih dan Ranuh, 2020).
Perkembangan motorik adalah sesuatu proses kemasakan atau
gerak yang langsung melibatkan otot-otot untuk bergerak dan proses
persyarafan yang menjadi seseorang mampu menggerakkan dan proses
persyarafan yang menjadikan seseorang mampu menggerakan tubuhnya.
Perkembangan motorik halus merupakan kemampuan yang berhubungan
dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot kecil. Sedangkan
perkembangan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan
keseimbangan dan koordinasi antara anggota tubuh dengan otot-otot
besar (Galeria, 2014).
Perkembangan motorik dibagi menjadi dua, yaitu
perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik
kasar melibatkan otott-otot besar; meliputi perkembangan gerakan
kepala, badan, anggota badan, keseimbangan, dan pergerakannya.
Perkembangan Motorik halus, adalah koordinasi halus yang melibatkan
otot-otot kecil yang dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, fungsi
visual yang akurat, dan kemampuan intelek nonverbal (Soetjiningsih dan
Ranuh, 2020).
2.1.2 Aspek-aspek Perkembangan Motorik
Menurut Dian (2015), berbagai aspek motorik yang harus
dipantau pada pergerakan motorik kasar dan halus bayi adalah, sebagai
berikut :

7
8

a. Gerak kasar (motorik kasar) aspek yang berhubungan dengan


kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar, seperti duduk, berdiri, berjalan.
Perkembangan otak yang pesat tentu berpengaruh terhadap motorik
kasar dan motorik halus karena stimulasi sentuhan yang bertahap dan
terus menerus merangsang homunculus serebri yaitu bagian otak
yang berperan sebagai pusat gerakan otot-otot dan keseimbangan
tubuh sehingga dapat mengoptimalkan perkembangan.
b. Gerak halus (motorik halus) aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat, seperti mengamati sesuatu,
menjimpit, menulis, dan lain lain.
c. Kemampuan bicara dan bahasa aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, bicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah. Otak bayi diibaratkan seperti
sirkuitsirkuit yang berdiri sendiri namun, dengan adanya rangsangan
nonverval akan membantu otak yang menghubungkan sel-sel otak.
Jika semakin banyak sel yang terhubung, anak akan semakin pintar.
d. Sosialisasi dan kemandirian aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak seperti, makan sendiri dan membereskan
mainan setelah selesai digunakan, berpisah dengan ibu atau
pengasuh, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan
perhatian anak terhadap lingkungannya, bayi akan gembira dengan
tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh tubuhnya.
9

Tabel 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi


Sumber : Dewi, 2015
Umur BB PB Gerakan Gerakan Halus Komunika Sosial
(kg) (Cm) Kasar s Bicara Kemandirian
1 Bln 3,0 – 49,8 Tangan & Kepala menoleh Bereaksi Menatap wajah
4,3 – Kaki kesamping terhadap ibu atau
54,6 bergerak aktif bunyi pengasuh
lonceng
2 Bln 3,6 – 52,6 Mengangkat Bersuara Tersenyum
5,2 – kepala ketika spontan
58,1 tengkurap
3 Bln 4,2 – 55,5 Kepala tegak Memegang Tertawa/ Memandang
6,0 – didudukan mainan berternak tangannya
61,1
4 Bln 4,7 – 57,8
6,7 – 63,
7
5 Bln 5,3 – 59,8 Tengkurap Meraih dan Menoleh Meraih mainan
7,3 – 65, telentang menggapai kearah
9 sendiri datangnya
suara
6 Bln 6,8 – 61,6 Duduk tanpa Memasukkan
7,6 – berpegangan biscuit ke
67,8 mulut
7 Bln 6,2 – 63,2 Mengambil
8,3 – mainan dengan
69,5 tangan kanan &
kiri
8 Bln 6,6 – 64,6 Berdiri Bersuara
8,8 – berpegangan ma.. ma..
71,0 ma..
9 Bln 7,0 – 66,0 Menjimpit Bersuara Membalikan
9,2 – ma.. ma.. tangan
72,3 ma..
10 7,3 – 67,2 Memukul Bertepuk
Bln 9,5 – mainan ke tangan
73,6 tangan kanan
dan kiri
11 7,6 – 68, 5 Memanggi Menunjukan
Bln 9,9 – 74, l nama meminta
9 papa
12 7,8 – 69,6 Berdiri tanpa Memasukan Bermain
Bln 10,2 – berpegangan makanan ke dengan
76,1 cangkir orang lain
10

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Motorik


Menurut Maryanti (2011), faktor yang memengaruhi
perkembangan motorik faktor yang mempengaruhi perkembangan
motorik baik motorik kasar dan halus antara lain:
1. Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran dalam
mencapai hasil perkembangan anak.
2. Faktor lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya
potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
Faktor lingkungan dibagi menjadi:
a. Faktor yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam
kandungan (faktor prenatal) mulai dari konsepsi sampai lahir
antara lain gizi ibu hamil, mekanisme persalinan, zat kimia,
hormon, radiasi, infeksi, stres, imunitas dan anoksia embrio atau
gangguan pada plasenta/tali pusat yang menyebabkan BBLR.
b. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir
(faktor postnatal) digolongkan menjadi lingkungan biologis,
faktor fisik, faktor psikososial, dan faktor keluarga dan adat
istiadat.

2.2 Baby SPA


2.2.1 Definisi Baby SPA
Baby SPA (Solus Per Aqua) merupakan singkatan dari solus per
aqua artinya solus perawatan/pengobatan, per dengan, aqua air. Spa
berasal dari nama sebuah kota kecil di provinsi Liege, Belgia yaitu kota
Spa. Di kota tersebut terdapat sebuah mata air yang mengandung mineral
dan telah dikunjungi sejak abad ke 14. Konon orang yang berendam di
mata air kota SPA dapat sembuh dari berbagai gangguan kesehatan. SPA
berarti sehat melalui air. SPA adalah suatu sistem pengobatan atau
perawatan dengan media air atau istilahnya Hydrotherapi.
11

Menurut Permenkes No. 1205/Memkes/X/2004 Spa merupakan


upaya tradisional yang menggunakan pendekatan holistik melalui
perawatan menyeluruh dengan menggunakan metode kombinasi antara
hydrotherapi (terapi air) dan massage (pijat) yang dilakukan secara
terpadu untuk menyeimbangkan tubuh, pikiran dan perasaan (Julianti,
2017).
Baby spa telah lama di praktekkan oleh bangsa-bangsa lain di
berbagai belahan dunia untuk mengoptimalkan tumbuh kembang pada
bayi. Karena pada masa ini anak mengalami masa keemasan yang
merupakan tahap saat anak mulai peka dan sensitif untuk menerima
rangsangan (Galenia, 2014).

2.2.2 Manfaat Baby SPA


Menurut Julianti (2017) manfaat Baby SPA diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Merangsang gerakan motorik bayi
2. Keseimbangan tubuh lebih baik
3. Bayi tidak takut terhadap air
4. Mengasah kemandirian, keberanian dan kepercayaan diri
5. Meningkatkan IQ (kecerdasan berfikir dan konsentrasi)
6. Sarana bermain yang meyenangkan bagi bayi
7. Meningkatkan kualitas tidur siang dan malam hari
8. Nafsu makan meningkat
9. Berbicara lebih cepat

2.2.3 Langkah-langkah Baby SPA


Menurut Julianti (2017) perlengkapan yang perlu disiapkan
untuk baby spa adalah :
1. Handuk
2. Bak mandi ukuran panjang, lebar dan kedalaman 1 meter
3. Pelampung/neck ring yang dilingkarkan di leher bayi
4. Air yang digunakan harus selalu bersih, hanya sekali pakai
12

5. Bawa mainan tahan air dan mengapung di air

2.2.4 Tahapan-tahapan Baby SPA


Menurut Julianti (2017) tahapan-tahapan baby SPA menurut
Juliani (2017) diantaranya adalah :
1. Periksa kondisi bayi Kondisi bayi sehat, dalam keadaan senang dan
tidak memiliki kelainan bawaan dengan usia 3 bulan berat mencapai
5 kg
2. Senam/Baby Gym Senam ini dilakukan sekitar 5 menit dengan tujuan
untuk menyiapkan otot dan sendi tubuh. Bayi diharapkan mampu
menggerakkan anggota tubuh dengan cepat, kuat dan nyaman.
3. Berenang/Baby Swim Lama berenang 10 menit, dengan suhu air 34-
35 ºC, pada usia diatas 6 bulan boleh di tingkatkan menjadi 15 menit
kemudian paling lama 30 menit. Berenang melatih otot motorik
kasar dan halus mendapat banyak latihan dan bermanfaat
4. Pijat/Baby massage sentuhan pijatan dimulai dari kaki, perut, dada,
tangan, wajah dan punggung
5. Lap bayi dan beri ASI

2.2.5 Bahan Alamiah untuk Baby SPA


Menurut Julianti (2014) bahan Alamiah untuk Baby SPA untuk
SPA anak haruslah alamiah, tidak menimbulkan efek samping pada kulit,
sebaiknya aman, enak jika tertelan dan harus menarik bagi anak. Bahan
yang umumnya dipakai sebagai berikut :
1. Susu Mandi berendam dalam air hangat dicampur dengan susu
memberikan manfaat, ketika pori-pori terbuka nutrisi yang
terkandung dalam susu menyerap secara lebih dalam, jika dilakukan
pada anak kulit, kulit anak akan menjadi lembut dan sangat lembut
2. Stroberi Stroberi bermanfaat menjaga kesehatan kulit, menyegarkan
kulit dan memperkecil pori-pori. Kandungan didalam stroberi
memberi efek dingin terhadap kulit
13

3. Cokelat Cokelat mengandung bahan makanan almond, almond


mengandung serat protein, vitamin A, vit B, mineral dan asam folat.
Bermanfaat untuk mengencangkan, melembutkan dan menutrisi kulit
4. Madu Merupakan nutrisi untuk kulit, madu berfungsi untuk
melembabkan, melembutkan, membua kulit berkilau, mencegah kulit
kering dan mengencangkan kulit. Juga dapat digunakan untuk
membersihkan rambut dan kulit kepala serta menyuburkan rambut.

2.2.6 Gerakan Tahapan Baby SPA


1. Pijat Bayi
Pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh untuk melemaskan
otot sehingga peredaran darah lancar yang dilakukan pada seluruh
permukaan tubuh bayi. Seni pijat adalah terapi sentuhan kulit dengan
menggunakan tangan..
Pijat meliputi manipulasi terhadap jaringan atau organ
tubuh dengan tujuan pengobatan serta sebagai istilah yang digunakan
untuk menggambarkan gerakan manipulasi tertentu dari jaringan
lunak tubuh (Galenia, 2014).
a. Manfaat Pijat Bayi
1) Meningkatkan berat badan dan pertumbuhan, bayi yang
dipijat secara teratur sejak lahir sering memperoleh
peningkatan berat badan yang lebih cepat dari bayi lainnya
mungkin karena pijatan merangsang produksi hormon
hormon pertumbuhan.
2) Stimulasi sentuh dapat merangsang semua sistem sensorik
dan motorik yang berguna untuk pertumbuhan otak,
membentuk kecerdasan emosi, intrapersonal dan untuk
merangsang kecerdasan-kecerdasan lain.
3) Meningkatkan daya tahan tubuh, pemijatan dapat
meningkatkan kekebalan tubuh, dan dengan pijat dapat
meningkatkan kekebalan sel pertumbuhan alami (natural
killer cells).
14

4) Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur


lelap. Hal ini disebabkan pijatan dapat mengubah
gelombang otak. Umumnya bayi yang dipijat akan tertidur
lebih lelap, meningkatkan kesiagaan (Alertness) dan
konsentrasi. Perubahan ini terjadi dengan cara menurunkan
gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta
tetha yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG
(Electro Enchephatograp).
5) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak
(bounding). Sentuhan dan pandangan kasih sayang orang
tua pada bayinya akan mengalirkan kekuatan jalinan kasih
diantara keduannya.
6) Pada perkembangan anak, sentuhan orangtua adalah dasar
perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta kasih
secara timbal balik.
7) Meningkatkan produksi ASI, Teknik pemijatan bayi yang
tepat akan meningkatkan beberapa hormon saluran cerna,
oleh sebab itu bayi akan cepat merasa lapar dan sering
minum ASI. Tentu saja itu memberikan umpan balik kepada
ibu. Makin sering ASI diisap oleh bayi, sehingga
merangsang produksi ASI yang semakin lancar (Galenia,
2014).
b. Tahapan Pijat Bayi Pijat kaki dan tangan, yaitu menguatkan otot
dan tulang, merangsang saraf motorik disamping menghilangkan
ketegangan dan memperlancar peredaran darah. Beberapa
tahapan pijat bayi menurut Galenia, 2014.
1) Mulailah memijat bayi mulai dari bagian kaki. Kaki adalah
bagian paling tidak sensitif. Oleh karena itu, kaki
merupakan tempat terbaik untuk memulai pijatan. Pertama,
peganglah kaki bayi pada pangkal paha.
15

2) Kemudian gerakan tangan kebawah secara bergantian


seperti sedang memerah susu sapi. Gerakan ini disebut
perahan india. Lakukan gerakan ini sebanyak 15 kali
3) Kemudian remas kaki sikecil dengan keduatangan.

4) Setelah itu buat gerakan


seperti memeras mulai dari pangkal paha sampai ujung
kaki. Lakukan gerakan ini selama 15 kali.

5) Pijatlah telapak kakinya menggukan kedua ibu jari bunda


secara bergantian.
16

6) Lakukan pijatan ini dari arah tumit keperbatansan jari kaki.


Lakukan sebanyak 60 kali

7) Pegang pergalangan kaki dengan tangan kiri.

8) Kemudian dengan telunjuk dan ibu jari tangan kanan,


lakukan juga pemijatan pada jari-jari kaki dengan gerakan
memilin.

9) Pegang pergelangan kaki dengan tangan kanan. Tekan


ujung telapak kaki dengan ibu jari, sedangkan telunjuk
menekan bantalan kaki atau bagian bawah jari.Lakukan hal
ini selama 5 detik.
17

10) Lalu pindahkan telunjuk kebagian tengah telapak kaki.


Lakukan gerakan ini selama 5 detik.

11) Gerakan selanjutnya adalah thumb press. Tekan-tekan


telapak kaki si kecil dengan menggunkan kedua ibu jari.
18

12) Lakukan dengan lembut pada bagian bawah, tengah, atas,


tengah, dan kembali kebawah. Lakukan ini sebanyak empat
kali putaran.
13) Lakukan gerakan mengurut dengan ibu jari pada punggung
kaki, dari jari kaki kearah pergelangan kaki. Lakukan ini
sebanyak 60 kali..
14) Masih dengan ibu jari, buatlah lingkaran-lingkaran kecil
disekeliling pergelangan kaki dan mata kaki. Lakukan
dengan lembut sebangak 60 kali.

15) Langkah selanjutnya adalah swedish milking atau perahan


cara swedia. Gerakan seperti memeras susu sapi ini sama
seperti Indian milking, tetapi lakukan dari pergelangan kaki
menuju pangkal paha. Lakukan sebanyak 15 kali.

16) Lakukan gerakan memilin atau rolling dari pangkal paha


kearah bawah sebanyak 8 kali.
19

17) Lakukan semua gerakan pada kaki lainnya.

18) Jangan lupa, usap kedua kaki sikecil dengan tekanan lembut
dari paha kearah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan
akhir untuk bagian kaki.

19) Water wheel A : Lakukan gerakan memijat pada perut bayi


seperti mengusap dari dada kebawah perut, bergantian
dengan tangan kanan dan kiri. Lakukan sebanyak 30 kali.
20

20) Water wheel B: Letakan satu tangan di atasperut, kemudian


tangan yang lain mengusap dari dada kearah perut sebanyak
15 kali.

21) Open book Letakan kedua ibu jari di samping kanan kiri
pusar perut dan gerakan kearah samping kiri dan kanan.

22) Sunand moon Pertama-tama buat gerakan sun, yaitu


membuat satu lingkaran penuh searah jarum jam dengan
tangan kiri.

23) Kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah


membentuk gambar matahari) lakukan gerakan ini beberapa
kali
21

24) Setelah gerakan sun kemudian disusul dengan gerakan


moon. Gearakan ini, yaitu membuat gerakan setengah
lingkaran. Gunakan tangan kanan dan mulai dari bagian
kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi.

25) Lakukan gerakan sun and moon ini bersamaan. Tangan kiri
selalu membuat bulatan penuh (sun/matahari)

26) Sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah


lingkaran (moon/bulan).
22

27) Langkah selanjutnya adalah I Love You. Gerakan ini


berfungsi untuk mencegah kolik pada si kecil. Pijatlah perut
bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan
menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf "l".

28) Untuk gerakan Love, pijatlah perut bayi membentuk huruf


"L" terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas. kemudian
dari kiri atas ke kiri bawah.

29) Selanjutnya adalah gerakan You. Pijatlah perut bayi


membentuk huruf "U" terbalik, mulai dari kanan bawah
(daerah usus buntu) ke atas.
23

30) Kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri


bawah. Lakukan gerakan ini sebanyak 4 (empat) putaran.

31) Gerakan selanjutnya adalah walking fingers atau jari-jari


berjalan. Letakkan ujung jari-jari salah satu tangan bunda
pada perut bayi bagian kanan.

32) Lakukan gerakan seperti berjalan dengan menggunakan


jari-jari dari perut bagian kanan ke bagian kiri. Ulang
sebanyak 6-7 kali. Gerakan ini berfungsi untuk
mengeluarkan gelembung-gelembuudara pada perut si kecil.
24

33) Buatlah gerakan yang menggambarkan love atau hati


dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan
bunda di tengah dada bayi.

34) Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher

35) Kemudian ke samping di atas tulang selangka.


25

36) Lalu, ke bawah membentuk hati atau bentuk love dan


kembali ke ulu hati.

37) Lanjutkan dengan gerakan menyilang, dimulai dengan


tangan ka membuat gerakan memijat menyilang dari tengah
dada ke arah b kanan, dan kembali ke perut kiri.

38) Kemudian tangan kiri dari tengah dada ke arah bahu kiri.

39) Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke


bawah sebanyak 10 kali. Namun, jika terdapat pembengkakan
kelenjar daerah ketiak, sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan
26

40) Kemudian lakukan relaksasi atau pelemasan otot pada


tangan kiri dengan gerakan milking atau perahan cara India.
Lakukan sebanyak 20 kali.

41) Selanjutnya adalah gerakan seperti memeras tangan sikecil,


mulai dari pangkal tangan sampai ke ujung tangan sebanyak
7 kali.

42) Pijatlah punggung tangan menggunakan kedua ibu jari bunda


secara bergantian, mulai dari arah pergelangan ke jari-jari
tangan. Lakukan sebanyak 40 kali.
27

43) Gerakan ke pergelangan jari jari tangan bayi bunda. Masih


dengan ibu jari, buatlah lingkaran lingkaran kecil di
sekeliling pergelangan tangan lakukan sebanyak 60 kali.

44) Kemudian dengan telunjuk dan ibu jari bunda, lakukan juga
pemijatan pada jari-jari tangan dengan gerakan memilin.

45) Lakukan gerakan memilin atau rolling pada tangan dari


pangkal tangan ke pergelangan sebanyak 8 kali.

46) Lakukan seluruh gerakan pada tangan lainnya.


28

47) Untuk memijat daerah muka tidak perlu menggunakan


minyak pijat.

48) Letakan jari- jari kedua


tangan bunda pada pertengahan dahi.

49) Tekankan jari-jari bunda


dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping
kanan dan kiri seolah menyetrika dahi, lakukan sebanyak 10

kali.
29

50) Letakkan kedua ibu jari bunda di antara kedua alis mata.

51) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada
alis mata.

52) Kemudian di atas kelopak


mata, mulai dari tengah ke samping, lakukan sebanyak
empat kali.

53) Gerakan selanjutnya, letakkan kedua ibu jari bunda pada


pertengahan alis Kemudian tekan ibu jari bunda dari
pertengahan alis.
30

54) Lalu turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan


membuat gerakan ke samping lalu ke atas seolah membuat
bayi tersenyum. Lakukan sebanyak enam kali.

55) Letakkan kedua ibu jari bunda di atas mulut di bawah sekat
hidung.

56) Gerakkan kedua ibu jari bunda dari tengah ke samping


sebanyak 10 kali.

57) Letakkan kedua ibu jari bunda di tengah dagu dan pijat ke
arah samping sebanyak 10 kali.
31

58) Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran lingkaran kecil


di daerah
rahang
bayi.

59) Dengan mempergunakan ujung- ujung jari, berikan tekanan


lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri.

60) Tengkurapkan bayi melintang di depan bunda dengan kepala


sebelah.
32

61) Taruhlah tangan bunda di kiri dan kaki di sebelah kanan.


punggung bayi, pijatlah sepanjang punggung bayi dengan
gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan.

62) Lakukan dari leher ke bawah sampai ke pantat bayi, lalu


kembali lagi ke leher.

63) Gerakan selanjutnya, pegang pantat bayi dengan tangan


kanan dan dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke
bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan
pantat bayi.

64) Ulangi gerakan memijat punggung tadi, tetapi kali ini


tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan
sampai ke tumit kaki bayi
33

65) Buat gerakan melingkar kecil jari bunda, batas tengkuk


sampai ke pantat di punggung menggunakan dari sebelah
kiri dan kanan.

66) Buatlah gerakan lingkaran lingkaran kecil di daerah


punggung bagian bawah.

67) Kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.


34

68) Terakhir, buat gerakan menggaruk dari pangkal leher ke


arah bawah sampai pantat si kecil.

2. Senam Bayi
Senam bayi merupakan latihan untuk membantu stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf dan motorik bayi
secara optimal. Melalui senam bayi, kedekatan (bounding) antara ibu
dan bayi akan semakin kuat. Dengan senam bayi juga bisa
mengetahui perkembangan yang salah pada bayi secara dini
sehingga dapat dilakukan tindakan antisipasi yang tepat agar bayi
tumbuh normal. Senam bayi sangat penting untuk menguatkan otot-
otot dan juga sendi- sendi pada bayi sebagai persiapan bayi untuk
duduk, berdiri, dan berjalan. Senam bayi dilakukan berdasarkan pola
perkembangan bayi (Julianti, 2017).
a. Manfaat Senam Bayi :
1) Merangsang pertumbuhan dan perkembangan, serta
kemampuan pergerakan bayi yang lebih optimal.
2) Sebagai salah satu cara deteksi dini terhadap adanya kelainan
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi. Deteksi yang
dilakukan lebih dini merupakan tindak yang tepat untuk
penanganan agar bayi tubuh dengan normal.
3) Meningkatkan kemampuan intelegensia yang kompleks pada
bayi termasuk belajar mengoordinasi.
35

4) Menguatkan otot dan persendian pada bayi sebagai persiapan


bayi untuk duduk, berdiri dan berjalan kelak.
5) Membuat tubuh bayi lebih bugar dan sehat.
6) Meningkatkan fleksibilitas atau daya kelenturan tubuh
7) Mengoptimalkan fungsi pendengaran, penglihatan,
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
8) Sentuhan yang diberikan orangtua ketika melakukan gerakan
senam ini dapat mempererat ikatan kasih sayang antara
orangtua dan bayi.
9) Melancarkan peredaran darah, menyehatkan jantung, dan
meningkatkan koordinasi, keseimbangan dan kewaspadaan.
10) Meningkatkan perkembangan sensorik dan motorik bayi.
11) Meningkatkan kekebalan tubuh (Riksani, 2013).
b. Tahap-Tahap Senam Bayi
1) Sebelum melakukan senam sebaiknya lalukan pemanasan
pada si kecil/bayi.
2) Gerakkan tangan kanan si kecil ke arah atas sehingga
ketiaknya terbuka, sedangkan tangan kiri ditaruh di depan
dada, Lakukan delapan kali dan bergantian pada tangan
lainnya.

3) Lakukan gerakan membuka dan menutup tangan di depan


dada sebanyak delapan kali.
36

4)

Selanjutnya adalah gerakan silang, taruh tangan si kecil di depan

dada, bergan antara tangan kiri dan kanan.

5) Tekuk kaki sehingga dengkul berada di perut bersamaan


dengan itu lengan kanan sehingga bertemu dengan bayi,
hitungan dan juga sebaliknya sebanyak delapan hitungan.
37

6) Tekuk kedua kaki sehingga dengkul menyentuh perut.


Lakukan gerakan lni kaki kanan dan kaki kiri bergantian
delapan kali. Kemudian lakukan dengan kanan dan kaki kiri
bersamaan.

7) Lakukan gerakan kaki kiri menyilang pada kaki kanan dan


sebaliknya, juga sebanyak delapan hitungan.

8) Angkat kedua kaki si kecil membentuk sudut 90 derajat.


Lakukan sebanyak delapan hitungan (Julianti, 2017).

3. Renang Bayi
38

Renang merupakan olahraga pertama yang aman untuk


diperkenalkan pada bayi Hal ini dikarenakan bayi sudah terbiasa
berenang di dalam caran ketuban selama sembilan bulan dalam
kandungan. Cairan ketuban itu membuat bayi merasa aman, nyaman,
dan hangat. Oleh karena itu, sejak lahir bayi anda telah memiliki
kemampuan instingtif untuk bergerak di dalam air dan tidak akan
merasa ketakutan (Maharani, 2017).
a. Manfaat berenang bagi bayi
1) Menghilangkan rasa takut pada air.
2) Meningkatkan pertumbuhan fisik, emosional, dan sosial sejak
bayi.
3) Sarana bermain yang menyenangkan.
4) Menciptakan bonding (ikatan kasih sayang) antara orang tua
dan anak.
5) Membantu pertumbuhan otot bayi.
6) Meningkatkan daya tahan tubuh sehingga terhindar dari
berbagai penyakit.
7) Mengasah life skill meliputi keberanian, kemandirian, dan rasa
percaya diri.
8) Mengurangi ketakutan terhadap olahraga air saat dewasa
nantinya.
9) Membangun sistem saraf, membuat bayi mudah untuk tidur
dan juga menambah nafsu makan.
10) Meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan
baru.
11) Gerakan bayi saat berenang dapat merangsang pertumbuhan
saraf saraf tepi sehingga saraf otaknya akan menjadi lebih aktif
dan diharapkan dapat meningkatkan tingkat kecerdasannya
(Riksani, 2013).
b. Tahap-tahap renang
39

1) Pasangkan neck ring atau pelampung leher pada si kecil


sebelum berenang.

2) Pastikan klip berada di belakang kepala dan dagu si kecil


berada pada cekungan yang ada pada neck ring.

3) Masukkan si kecil perlahan-lahan ke dalam air. Gerakkan


tangan dan kakinya di dalam air.

4) Biarkan si kecil berenang dan menggerakkan seluruh anggota


tubuhnya.
40

2.3 Kerangka Teori


Menurut modifikasi teori maryanti 2011 tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan motorik pada bayi dan teori galleria mengenai
pengaruh baby SPA terhadap perkembangan motorik bayi usia 3-6 bulan.

Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Motorik Bayi
Perkembangan Motorik Usia 3-6 Bulan
1. Faktor Genetik
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor Prenatal
b. Faktor Postnatal Baby SPA
1. Baby Gym (Senam Bayi)
2. Baby Massage (Pijat bayi)
3. Baby Swimming (Renang
Bayi)
41

Gambar 2.1 Kerangka Teori Perbedaan Pengaruh Baby SPA terhadap


Perkembangan Motorik pada Bayi Usia 3-6 Bulan
Sumber : (Modifikasi Maryanti, 2011), (Galenia, 2014)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis quasi eksperimen atau percobaan (Eksperiment Research), yang
bertujuan untuk mengetahui suatu pengaruh yang timbul sebagai akibat dari
adanya perlakuan tertentu. Penelitian eksperimen yang dilakukan dalam
penelitian ini, menggunakan pendekatan rancangan pra-experimental design
yaitu sesuatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan untuk
mengetahui adakah pengaruh baby spa terhadap perkembangan motorik pada
bayi usia 3-6 bulan di PMB Fuzi Nurani Kabupaten Bandung tahun 2021
setelah dilakukan perlakuan kemudian melakukan pengukuran selanjutnya.

3.2 Kerangka Penelitian


Desain penelitian ini menggunakan pengukuran (observasi) atau
posttes yaitu One Group Pretest Postest untuk melihat ada pengaruh baby
SPA terhadap perkembangan motorik bayi usia 3-6 bulan di PMB Fuzi Nurani
Bandung tahun 2021.
Metode ini tidak terdapat kelompok kontrol, hasil posttest tidak
mungkin dibandingkan dengan yang lain.
Pretest Perlakuan Posttest
01 X 02

Gambar 3.1 Kerangka Konsep


01 : Observasi sebelum diberi perlakuan baby SPA
X : Perlakuan (baby SPA)
02 : Observasi sesudah dilakukan baby SPA

41
42

3.3 Variabel Penelitian


Variabel merupakan sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga memperoleh hasil dan kesimpulan (Sugiyono, 2016). Jenis
variabel dalam penelitian ini, yaitu perkembangan motorik bayi usia 3-6
bulan sesudah dilakukan baby SPA

3.4 Definisi Operasional Variabel


Tabel 3.1 Defisini Operasional
Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Operasional

1Perekembangan Terlebih dahulu DDST II 1. Advance Ordinal


. Motorik Bayi dilakukan Bila anak dapat
Usia 3-6 Bulan, pemeriksaan melakukan tugas
sebelum DDST untuk pada item sebelah
dilakukan Baby megetahui kanan garis umur
SPA perkembangan 2. Normal anak
motoric gagal/menolak
tugas pada item
sebelah kanan
garis umur, atau
anak lulus,
gagal/menolak
dimana garis
umur berada di
antara 25% - 75%
(warna putih)
3. Caution Apabila
anak
gagal/menolak
tugas pada item
43

dimana garis
umur berada
diantara 75% -
90% (warna
hijau)
2 Perkembangan Tahapan Pijat Bayi DDST II 1. Advance Ordinal
. Motorik Bayi selama 15 Menit, Bila anak dapat
Usia 3-6 Bulan, Senam Bayi melakukan tugas
sesudah selama 5 Menit, pada item sebelah
dilakukan Baby dan di akhiri kanan garis umur
SPA dengan berenang 2. Normal Anak
Bayi selama 10 gagal/menolak
Menit. Tindakan tugas pada item
Baby SPA tersebut sebelah kanan
dilakukan 3 Kali garis umur, atau
dalam Seminggu anak lulus,
dan Total 12x/ gagal/menolak
bulan dimana garis
umur berada di
antara 25% - 75%
(warna putih).
3. Caution Apabila
anak
gagal/menolak
tugas pada item
dimana garis
umur berada
diantara 75% -
90% (warna
hijau)
44

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian


3.5.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Notoatmodjo, 2016). Adapun
populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh bayi dengan usia 3-6
bulan di PMB Fuzi Nurani berjumah 30 orang.
3.5.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik
sampling dalam penelitian ini adalah total Sampling. Adapun sampel
target dalam penelitian ini adalah seluruh bayi dengan usia 3-6 bulan
yang datang ke PMB Fuzi Nurani.
1. Kriteria Inklusi
a. Semua bayi usia 3-6 bulan yang belum pernah melakukan baby
spa
b. Semua bayi usia 3-6 bulan yang orangtuanya bersedia bayinya
dijadikan responden
c. Semua bayi usia 3-6 bulan yang hasil DDST II nya advance dan
normal saja
2. Kriteria Ekslusi
a. Semua bayi usia 3-6 bulan yang mempunyai riwayat lahir
prematur
b. Semua bayi usia 3-6 bulan yang sedang sakit. Dari 40 bayi
terdapat 30 bayi yang dapat dijadikan sampel
45

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian


3.6.1 Jenis Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data
primer yaitu data yang langsung diperoleh/diambil oleh peneliti dengan
cara melakukan observasi terhadap perkembangan pada bayi usia 3-6
bulan sebelum dan sesudah diberi perlakuan baby SPA.
3.6.2 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa Denver
Development Skrinning Test II (DDST II). Test ini mudah dan cepat (15-
20 menit) secara individual dengan orangtua dan pemeriksa.
3.6.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan pada bayi usia 3-6 bulan di PMB Fuzi
Nurani Bandung 2021 yaitu melalui beberapa tahap :
1. Tahap persiapan Meminta surat survei awal untuk pengambilan data
yang diperoleh dari institusi Kemudian melakukan studi
pendahuluan untuk melihat perkembangan motorik pada bayi usia 3-
6 bulan di PMB Fuzi Nurani Kabupaten Bandung 2021.
2. Tahap pelaksanaan Penelitian ini dibantu oleh karyawan setempat
dimulai dari memberikan lembar permohonan dan persetujuan
kemudian ditandatangani oleh orangtua yang bayinya dijadikan
responden. Kemudian melakukan pretest perkembangan motorik
menggunakan lembar observasi sebelum diberi perlakuan baby spa
berupa baby gym, baby swimming dan baby massage selama 3 kali
seminggu sebanyak 12 kali. Setelah itu melakukan pengukuran
kembali sebagai posttest terhadap perkembangan motorik responden.
Setelah data terkumpul peneliti memeriksa kembali kelengkapan
data.
3. Tahap pelaporan hasil obeservasi data diolah dan dilakukan analisis
data menggunakan komputer. Setelah analisis selesai maka dibuat
pembahasan dan kesimpulan yang disusun kedalam skripsi. alat
46

ukur/instrumen dan bahan penelitian. Penelitian ini menggunakan


alat ukur berupa Denver Development Skrinning Test II (DDST II).
Test ini mudah dan cepat (15-20 menit) secara individual dengan
orangtua dan pemeriksa.
Menurut Susilaningrum (2013), perkembangan yang dinilai dalam
Denver II meliputi personal sosial (bersosialisasi dan berinterkasi
dengan lingkungan), gerakan motorik halus (memegan suatu benda
atau menggambar), bahasa (respon suara, mengikuti perintah, dan
bicara spontan), dan gerakan motorik kasar (berhubungan dengan
sikap tubuh).
Prosedur pelaksanaan Denver II dilakukan sebagai berikut:
a. Menetapkan umur sebagai patokan
b. Menarik garis vertikal saat test dilakukan pada lembar DDST
c. Memperlihatkan tanda atau kode pada ujung kotak sebelah kiri.
d. Menyimpulkan DDST
Skoring penilaian item tes
a. ‘L’ = lulus/lewat/pass Anak melakukan item dengan baik
b. ‘G’ = gagal/fail Anak tidak dapat melalukan tugas dengan bauk
c. ‘TAK’ = tidak ada kesempatan/no oportunity Anak tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan item karena ada
hambatan. Skor ini hanya digunakan untuk item dengan kode
‘L’
d. ‘M’ = Menolak/ refusal Anak menolak melakukan tes.
Intervensi hasil tes
a. Advance : Bila anak dapat melakukan tugas pada item sebelah
kanan garis umur
b. Normal : Anak gagal/menolak tugas pada item sebelah kanan
garis umur, atau anak lulus, gagal/menolak dimana garis umur
berada di antara 25% - 75% (warna putih)
c. Caution : Apabila anak gagal/menolak tugas pada item dimana
garis umur berada diantara 75% - 90% (warna hijau)
47

d. Delay : Apabila anak gagal/menolak tugas pada item yang


disebelah kiri garis umur
e. No Opportunity : Anak mengalami hambatan, anak tidak ada
kesempatan untuk melakukan uji coba-hambatan, orangtua
melaporkan anak mengalami hambatan.
Dalam menghitung umur menggunakan patokan 30 hari untuk 1
bulan dan 12 bulan untuk 1 tahun. Dalam perhitungan umur
kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah dan sama dengan atau
lebih dari 15 hari dibulatkan keatas.
3.6.4 Prosedur Penelitian

Survei pendahuluan di PMB Fuzi Nurani

Data yang diambil adalah data perkembangan


bayi usia 3-6 bulan

Dilakukan pretest (pengukuran perkembangan Motorik awal)

Diberi perlakuan Baby Spa

Dilakukan posttest (pengukuran perkembangan Motorik


akhir)

Melakukan Analisis Data

3.7 Pengolahan dan Analisis Data


3.7.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program
komputer yang diolah dengan menggunakan perangkat lunak computer
melalui tahapan-tahapan berikut:
1. Editing (penyuntingan data)
48

Dilakukan penyuntingan data dengan cara memeriksa


kelengkapan data yang diambil untuk menghindari kesalahan atau
kekurangan dari penilaian pengukuran.
2. Coding (Mengklasifikasi)
Coding adalah mengklasifikasikan responden kedalam
kategori dengan memberikan kode pada variabel perkembangan
motorik yaitu kode 1 untuk kategori caution, 2 untuk kategori normal
dan 3 untuk kategori advance.
3. Entry (Memasukkan)
Entry data dilakukan untuk memasukkan data yang sudah
diperoleh kedalam program komputer untuk diolah menggunakan
computer.
4. Tabulating (Pengolahan)
Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel hasil uji statistik.
baby SPA dimasukkan ke dalam tabel untuk mempermudah dalam
menganalisa data.
3.7.2 Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa data dengan mendistribusikan variabel penelitian
yaitu variabel (baby SPA) dan variable (perkembangan motorik).
Data yang ditampilkan dalam proporsi atau narasi dan tabel yaitu
perkembangan motorik bayi sebelum dan sesudah dilakukan baby
SPA di PMB Fuzi Nurani Kabupaten Bandung tahun 2021.
2. Analisa Bivariat
Dalam penelitian ini observasi dilakukan sebanyak dua kali
yaitu sebelum eksperimen (01) disebut pretest dan observasi sesudah
eksperimen (02) disebut posttest. Analisa bivariat dalam penelitian
ini digunakan untuk mencari pengaruh baby spa terhadap
perkembangan motorik bayi usia 3-6 bulan PMB Fuzi Nurani
Kabupaten Bandung tahun 2021.
49

Dalam penelitian ini menggunkan uji wilcoxon dengan


signifikan 0.05 sebagai pengganti uji-t sempel berpasangan (paired t-
test) dikarenakan data penelitan tidak berdistribusi normal. Hal ini
dibuktikan melalui uji normalitas menggunkan Kolomogorov
Smirnov. Dengan ketentuan apabila data berdistribusikan normal (p
value > a), maka menggunakan Uji paired sample-test tetapi jika
tidak brdistribusi normal maka menggunakan uji wilcoxon.
Pengambilan keputusan pada a= 0,05 adalah :
a. Ha diterima apabila nilai probabilitas (p value )< 0,05
b. Ho ditolak apabila nilai probabilitas (p value )> 0,05

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di PMB Fuzi Nurani Anggraeni Kabupaten
Bandung dan waktu penelitiannya pada bulan Maret - April tahun 2021.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Analisis univariat
Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran setiap variabel, distribusi frekuensi berbagai
variabel yang diteliti baik variabel terikat maupun variabel bebas yang
kemudian ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisis
univariat pada penelitian ini, yaitu analisis hasil data demografi
responden bayi usia 3-6 bulan di PMB Fuzi Nurani Kabupaten Bandung
yang terdiri dari usia dan jenis kelamin.
Tabel 4.1 Data Demografi Responden Bayi Usia 3-6 Bulan yang
dilakukan Baby SPA di PMB Fuzi Nurani Kabupaten
Bandung Tahun 2021
Data Demografi                         f                              %
Usia
3 Bulan                                   5                              17
4 Bulan                                 10                              33
5 Bulan                                   9                              30
6 Bulan                                  6                              20
Total                 30                            100
Jenis Kelamin
Laki-Laki                              12                        40
Perempuan                              18                          60
Total                  30                      100

Dari data yang diperoleh tentang karakteristik demografi didapat


dari 30 bayi responden usia 3-6 bulan, menunjukkan responden dengan
jenis kelamin perempuan sebanyak 18 orang (60%), dan laki-laki
sebanyak 12 orang (40 %).
Data dalam penelitian ini menggunakan data primer pada bulan
Maret-April 2021 dengan melakukan obeservasi terhadap perkembangan
pada bayi usia 3-6 bulan sebelum dan sesudah diberi perlakuan baby
SPA.

50
51

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Bayi Usia 3-


6 Bulan Sebelum dilakukan Baby SPA di PMB Fuzi
Nurani Kabupaten Bandung Tahun 2021

Motorik Pretest N %
Advance 3 10,0
Normal 21 80,0
Coution 6 20,0
Total 30 100,0

Berdasarkan Tabel 4.2 distribusi frekuensi perkembangan


motorik bayi usia 3-6 Bulan Sebelum Dilakukan baby spa di PMB Fuzi
Nurani Kabupaten Bandung Tahun 2021 yang mengalami perkembangan
normal sebanyak 21 orang responden (70%), perkembangan coution
scbanyak 6 orang responden (20%) dan perkembangan advance scbanyak
3 orang responden (10%). Maka dapat disimpulkan penelitian ini, bahwa
Perkembangan Motorik Bayi Usia 3-6 Bulan Sebelum Dilakukan Baby
SPA di PMB Fuzi Nurani Kabupaten Bandung Tahun 2021 dalam
kategori normal.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Bayi Usia 3-
6 Bulan Sesudah dilakukan Baby SPA di PMB Fuzi
Nurani Kabupaten Bandung Tahun 2021

Motorik Postest N %
Advance 6 20,0
Normal 24 80,0
Coution 0 0,0
Total 30 100,0

Berdasarkan Tabel 4.3 distribusi frekuensi perkembangan


motorik bayi usia 3-6 Bulan Sesudah Dilakukan baby SPA di PMB Fuzi
Nurani Kabupaten Bandung Tahun 2021 yang mengalami
perkembangan normal scbanyak 24 orang responden (80%), dan
perkembangan advance scbanyak 6 orang responden (20%). Maka
dapat disimpulkan penelitian ini, bahwa Perkembangan Motorik Bayi
Usia 3-6 Bulan Sesudah Dilakukan baby SPA di PMB Fuzi Nurani
Kabupaten Bandung Tahun 2021 dalam kategori normal.
52

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perubahan Tingkat Perkembangan


Motorik Bayi Usia 3-6 Bulan Sebelum dan Sesudah
dilakukan Baby SPA di PMB Fuzi Nurani Kabupaten
Bandung Tahun 2021

Advance Normal Total


N % N % N %
Perkembangan Advance 0 0% 3 10% 10%
Motorik sebelum 3
dilakukan Baby Normal 6 20 15 50% 2 70%
SPA % 1
Coution 0 0% 6 20% 20%
6
Total 6 20 24 80% 3 100%
% 0

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa sebelum


dilakukan baby spa 6 responden (20%) kategori coution 21 responden
(70%) kategori normal dan 3 responden (10%) kategori advance. Setelah
dilakukan baby spa responden dengan kategori coution menjadi nihil
responden. Responden dengan kategori normal meningkat menjadi 24
responden (80%) dan responden dengan kategori advance tetap 6
responden (20%). Maka dapat disimpulkan perkembangan motorik
dengan kondisi normal meningkat apabila di lakukan Baby SPA.
4.1.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis lanjutan dari analisis
univariat. Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan dua
variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara variabel independen (kategorik) dengan variabel
dependent (kategorik). Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan
dengan uji Homogenity Test untuk melihat ada atau tidak adanya,
pengaruh perubahan tingkat perkembangan motorik bayi usia 3-6 bulan
53

sebelum dan sesudah dilakukan baby SPA di PMB Fuzi Nurani


Kabupaten Bandung.

Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians bertujuan untuk


mengetahui kedua data tersebut homogen atau tidak dengan cara
membandingkan kedua variansnya. Pengujian homogenitas dilakukan
terhadap sebaran data dari kedua kelas yaitu kelas eksperimen 1 maupun
kelas eksperimen 2 secara bersamaan tujuannya adalah untuk mengetahui
apakah varians dari data kedua kelas eksperimen tersebut homogen atau
tidak.
Uji yang digunakan adalah uji homogenitas varians. Pengujian
homogenitas dilakukan dengan analisis Test of Homogeneity of Varians
melalui program SPSS 25. Persyaratan homogen jika probabilitas (Sig) >
0,05 dan jika probabilitas (Sig) < 0,05 maka data tersebut tidak homogen.
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Perubahan Tingkat Perkembangan
Motorik Bayi Usia 3-6 Bulan Sebelum dan Sesudah
dilakukan Baby SPA di PMB Fuzi Nurani Kabupaten
Bandung Tahun 2021

Marginal Homogeneity Test


Pengukuran
Motorik
Sebelum Baby
Spa &
Pengukuran
Motorik Setelah
Baby Spa
Distinct Values 3
Off-Diagonal Cases 15
Observed MH Statistic 33,000
Mean MH Statistic 28,500
Std. Deviation of MH 1,936
Statistic
Std. MH Statistic 2,324
Asymp. Sig. (2-tailed) ,020
54

Berdasarkan tabel 4.5. diatas didapatkan nilai ρ <α, ρ -value pada


penelitian ini 0,020 berarti ρ < 0,05 maka data tersebut tidak homogen,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara Pengaruh Baby SPA Terhadap Perkembangan Motorik Pada Bayi
Usia 3-6 Bulan Dipmb Fuzi Nurani Kabupaten Bandung Tahun 2021

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1 Perkembangan Motorik Bayi Usia 3-6 Bulan Sebelum Dilakukan Baby
SPA
Berdasarkan hasil penelitian sebelum dilakukannya Baby Spa di
PMB Fuzi Nurani dari jumlah 30 bayi usia 3-6 bulan ditemui 6 bayi
Coution (20%), selain itu didapat bayi sejumlah 21 bayi normal (70%)
dan 3 bayi advance (10%).
4.2.2 Perkembangan Motorik Bayi Usia 3-6 Bulan Setelah Dilakukan Baby
SPA
Berdasarkan hasil penelitian menujukkan bahwa sesudah
dilakukannya baby spa di PMB Fuzi Nurani perkembangan motorik bayi
dalam kategori normal dan advance. Berdasarkan hasil penelitian sebelum
dilakukannya baby SPA di PMB Fuzi Nurani dari jumlah 30 bayi usia 3-6
bulan ditemui 6 bayi coution (20%) dan setelah dilakukan baby SPA
terjadi perkembangan menjadi normal pada ke 6 bayi tersebut, terjadi
penurunan menjadi 3 bayi coution (10%), selain itu didapat bayi sejumlah
21 (70%) bayi normal dan 3 diantaranya berkembang menjadi advance
setelah dilakukan baby SPA. 3 bayi advance (10%) setelah dilakukan baby
SPA meningkat menjadi 6 bayi advance (20%).
Menurut Wahyuni (2010) agar tumbuh dan berkembang secara
optimal nutrisi dan kasih sayang yang cukup sangat dibutuhkan, nutrisi
pada bayi 0-6 bulan dapat diperoleh dari pemberian ASI Eksklusif, selain
itu bayi juga membutuhkan stimulasi yang tepat, karena anak yang banyak
mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada yang kurang
atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Sebagaimana dijelaskan oleh
Sardjunani bahwa betapa perbaikan gizi dan stimulasi yang tepat pada
55

sangat penting bagi kelompok bayi di 1000 hari pertama kehidupannya


karena dapat menunjung tumbuh kembang bayi hingga usia 2 tahun,
Selain nutrisi dan lingkungan yang baik, baby spa merupakan salah satu
cara yang dapat membantu bayi meningkatkan perkembangan motoriknya
melalui kegiatan berenang yang membuat bayi semakin aktif bergerak,
bukan hanya itu kegiatan memijat tentu saja menciptakan hubungan kasih
sayang (Galeria, 2014). Namun kendala dilapangan selama penelitian,
adanya ketidak tahuan ibu akan manfaat Baby SPA terhadap stimulus
perkembangan motorik anak usia 3-6 bulan, sehingga orang tua yang
memiliki bayi kurang berminat dalam Tindakan Baby SPA. Dalam
penanganan kendala tersebut, kita memberikan informasi terlebih dahulu
tentang manfaat Baby SPA guna menambah wawasan orang tua dan
meningkatkan minat dalam pelaksanaan baby SPA terhadap anak
khususnya bayi usia 3-bulan.
Hasil penelitian Hapsari, dkk (2019) berjudul Gambaran Tumbuh
Kembang Anak pada Periode Emas Usia 0 -24 Bulan Di Posyandu
Wilayah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Bandung Jawa barat
menyatakan bahwa perkembangan yang diperoleh dengan menggunakan
KPSP adalah 81,6% sesuai, 12,2 % balita meragukan, 6,12% terdapat
penyimpangan. Berdasarkan hasil penelitian masih ditemukan balita yang
mengalami status gizi kurang baik dan ditemukan anak dengan status
perkembangan meragukan dan penyimpangan sehingga diperlukan adanya
deteksi lebih dini lebih lanjut untuk meminimalisir angka kejadian
penyimpangan yang lebih besar.
Hasil Penelitian Wahyuningtyas Rachmawati Esti (2018) berjudul
Pengaruh Baby SPA terhadap Perkembangan Kemampuan Motorik Kasar
Bayi di My Baby SPA Surabaya tahun 2018 menunjukkan bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,000 dengan alpha sebesar 5% sehingga dapat
dikatakan terdapat pengaruh baby spa terhadap perkembangan
kemampuan motorik kasar bayi usia 6-9 bulan di My Baby SPA Surabaya .
56

Hasil penelitian Lestari (2018) berjudul pengaruh baby SPA


(Solus Per Aqua) terhadap perkembangan motorik kasar bayi usia 3-6
bulan di Klinik Bunda Riani Martubung Medan, menyatakan bahwa hasil
penelitian menunjukkan perkembangan bayi sesudah dilakukan baby SPA
lebih tinggi dari pada sebelum baby SPA. dengan nilai p=0,003. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Hipotesa diterima berarti ada pengaruh
baby SPA terhadap perkembangan motorik bayi.
Hasil penelitian di Melbourne, Australia, secara statistik
menunjukkan bahwa IQ anak-anak yang diajarkan berenang sejak bayi
terlihat lebih tinggi ketimbang anak-anak yang tak diajarkan berenang atau
baru diajarkan berenang setelah usia 5 tahun. Dalam riset ini, anak-anak
tersebut diukur IQ-nya ketika mereka berusia 10 tahun. Tak hanya itu,
pertumbuhan fisik, emosional, dan sosialnya pun terbukti lebih baik
(Galeria, 2014).
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Dewi (2015), menunjukkan
bahwa bayi yang rutin melakukan baby SPA mayoritas mengalami
perkembangan normal yaitu sebesar 86,7% dan yang mengalami
Perkembangan dicurigai hanya sebesar 13,3%. Sedangkan bayi yang tidak
rutin melakukan baby spa mayoritas mengalami perkembangan yang
dicurigai yaitu sebesar 52,5% dan yang mengalami perkembangan normal
hanya sebesar 47,4%.
Menurut peneliti melihat dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan di PMB Fuzi Nurani Kabupaten Bandung, sudah sesuai dengan
teori yang sudah ada, dimana pengaruh baby SPA terhadap perkembangan
motorik bayi usia 3-6 bulan sebelum dan sesudah dilakukan baby SPA ada
perkembangan yang signifikan dan berpengaruh. Dan penelitian ini sudah
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan dengan data
yang sudah dicantumkan diatas.
4.2.3 Pengaruh Baby SPA terhadap Perkembangan Motorik Usia 3-6 Bulan
Sebelum dan Sesudah Dilakukan Baby SPA
57

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 bayi, pada awalnya


6 bayi termasuk dalam kategori caution, 21 bayi dalam kategori normal
(70%), dan 3 bayi dinyatakan advance (10%). Setelah mendapat
perlakukan baby spa yang terdiri dari baby gym (5 menit) kermudian
dilanjutkan baby swim (15 menit) dan diakhiri dengan baby maassage (10
menit) untuk setiap bayi selama 1 bulan dengan frekuensi 3 kali dalam satu
minggu maka diperoleh hasil pengukuran, 24 bayi termasuk dalam
kategori normal (80%) dan 6 bayi lainnya dalam kategori advance (20%).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil uji homogeneity
menunjukkan p= 0,020 (<0,05), artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara baby spa dengan perkembangan motorik bayi usia 3-6 bulan.
Baby spa yang dilakukan secara rutin sangat baik bagi
pertumbuhan kulit bayi. Sebab dalam 28 hari kulit selalu melakukan
regenerisasi sehingga akan selalu ada sisa-sisa kulit yang mengelupas
setiap harinya. Disinilah proses mandi memiliki peran penting untuk
membersihkannya, sehingga kecendrungan sakit akan minim (Galenia,
2016).
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang di kemukakan Budi
(2015) menunjukan bahwa baby spa lebih terbukti bahwa kemampuan
kontrol motorik akan berkembang lebih pesat dari pada jika ia hanya
bermain di lantai, karena pada saat berenang di dalam air, efek gravitasi
sangat rendah sehingga memungkinkan untuk bayi bergerak lebih banyak
dan semua otot pun dapat bekerja dengan optimal. Bayi mengeluarkan
energi yang lebih besar pada saat melakukan berenang selama 15 menit
dengan media air hangat sehingga bayi mengeluarkan energi dalam tubuh
yang lebih banyak. Setelah bayi melakukan treatment baby spa daya
tanggap serta daya kerja otak dan otak akan menjadi lebih baik sehingga
bayi mengalami peningkatan dalam pekembangan motorik baik kasar
maupun halus.
Pada hasil penelitan Esti Rachmawati 2014 menunjukkan bahwa
dari 20 bayi terdapat peningkatan hasil yang awalnya pada saat pretest 13
58

bayi yang termasuk dalam kategori caution, mengalami penurunan


sebanyak 2 orang (10%) menjadi hanya 11 bayi saja yang termasuk
didalamnya, sedangkan untuk kategori normal mengalami kenaikan data
sebanyak 2 bayi (10%) yang dapat dilihat dari hasil pretest sebanyak 5
bayi kategori normal menjadi 7 bayi sedangkan advance tidak terjadi
penaikan maupun penuruan akan tetapi bayi menjadi lebih aktif.
Pentingnya memberikan stimulasi yang tepat bagi bayi untuk mendukung
pertumbuhan pada masa tumbuh kembang dapat dilakukan dengan baby
spa. Peningkatan pertumbuhan yang terjadi pada bayi yang telah
mengikuti baby spa yaitu, nafsu makan bayi semakin meningkat sehingga
berat badan bayi semakin bertambah dan bayi terlihat sehat serta
mengalami peningkatan baik dari berat badan , tinggi badan, lingkar
kepala jika dibandingkan dengan bayi dengan usia yang sma yang tidak
diberi perlakuan baby spa. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa terapi baby spa adalah perawatan yang dirancang yaitu baby
massage, baby gym dan baby swim untuk memberikan stimulasi positif
pada bayi berusia 3 bulan sampai 2 tahun yang berpengaruh bagi
Pertumbuhan dan Perkembangan bayi. Manfaat lain setelah dilakukan
baby spa membuat bayi nyaman (relaksasi) dan mengantuk (cepat tidur).
Baby SPA telah lama di praktekkan oleh bangsa-bangsa lain di
berbagai belahan dunia untuk mengoptimalkan tumbuh kembang pada
bayi. Karena pada masa ini anak mengalami masa keemasan yang
merupakan tahap saat anak mulai peka dan sensitif untuk menerima
rangsangan (Galenia, 2014).
Manfaat Baby SPA menurut Julianti (2017). Merangsang gerakan
motorik bayi, keseimbangan tubuh lebih baik, bayi tidak takut terhadap air,
mengasah kemandirian, keberanian dan kepercayaan diri, meningkatkan
IQ (kecerdasan berfikir dan konsentrasi), sarana bermain yang
meyenangkan bagi bayi, meningkatkan kualitas tidur siang dan malam
hari, nafsu makan meningkat, berbicara lebih cepat.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
1. Didapat hasil pengukuran 30 bayi sebelum mendapat perlakuan baby
SPA, 3 bayi termasuk dalam kategori caution, 24 bayi dalam kategori
normal dan 3 bayi dalam kategori advance.
2. Setelah mendapat perlakukan baby SPA terjadi peningkatan dari 3 bayi
dalam kategori caution, menjadi normal dan 3 bayi lainnya dalam
kategori advance.
3. Ada pengaruh baby SPA terhadap perkembangan motorik bayi di pada
bayi usia 3-6 bulan di PMB Fuzi Nurani Kabupaten Bandung tahun 2021
dengan nilai p value = 0,020 (p<0,05).

5.2 Saran

1. Bagi Tempat Penelitian


Dapat mengembangkan promosi dan edukasi tentang baby SPA
kepada masyarakat khususnya orang tua bayi untuk meningkatkan
perkembangan motorik baik kasar dan halus dengan memberikan
penyuluhan yang disertai dengan demonstrasi pemberian leaflet yang
dapat dilakukan melalui posyandu-posyandu oleh petugas kesehatan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menjadikan baby SPA sebagai salah satu
terapi komplementer dalam meningkatkan upaya preventif dalam
memberikan asuhan bayi dan balita khususnya untuk mencegah tejadinya
keterlambatan dalam perkembangan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat melakukan penelitian dengan variabel, skala
dan tempat penelitian yang berbeda yang berhubungan dengan pengaruh
baby SPA terhadap perkembangan motorik bayi usia 3-6 bulan dan dapat
mengkaji lebih jauh efektifitas baby SPA terhadap perkembangan bayi.

59
DAFTAR PUSTAKA

Committee on Children with Disabilities. Developmental surveillence and


scrinning of infants and youing children. Pediatrics. 2008;108(1):192-5.

Dahlan, Sopiyudin M. Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan.


Jakarta: Epidemiologi Indonesia; 2016.

Dahlan, Sopiyudin M. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang


kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Sagung Seto; 2012.

Dahlan, Sopiyudin M. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta:


Epidemiologi Indonesia; 2014.

Dewi QS, Anggun T. Hubungan frekuensi baby SPA dengan perkembangan bayi
usia 4-6 bulan. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan. 2015;11(1):1-6.

Dian A. Tumbuh kembang & terapi bermain pada anak. Jakarta: Salemba Medika;
2015.

Febrianty L. Pengaruh baby SPA (solus per aqua) terhadap perkembangan


motorik bayi usia 3-6 bulan di Klinik Bunda Riani Martubung Medan [Naskah
Publikasi] Medan: Skripsi Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan; 2018.

Galenia. Home baby SPA. Jakarta: Prevarication; 2014.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Mengenal keterlambatan perkembangan umum


pada anak. [Online] [2013] [cited 2021 Jan 30]; Available from:
URL:http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pentingnya-
pemantauantumbuh-kembang-1000-hari-pertama-kehidupan-anak.

Julianti. Rahasia baby SPA. Jakarta: Writepreneur Club; 2017.

Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Jakarta: Kementrian Kesehatan; 2016.

Kementrian Kesehatan RI. Pemantauan Status Gizi. Jakarta: Kementrian


Kesehatan; 2019.

Maharani, Sabrina. Pijat dan senam sehat untuk bayi. Yogyakarta: Katahati; 2017.

Maryanti D. Buku ajar neonatus, bayi dan balita. Jakarta: TIM; 2011.

60
61

Menteri Kesehatan RI. Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan


Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Menteri Kesehatan; 2014.

Naufal AF, Artika P. Pengaruh baby massage dan baby SPA (solus per aqua)
terhadap motorik kasar bayi usia 4-6 Bulan. Proceeding of The URECOL.
2019:153-6.

Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2018.

Purnamasari UB, Damayanti FN, Nurjanah S. Pengaruh baby SPA terhadap


perkembangan motorik kasar pada bayi usia 3-6 bulan di mom’me organic baby
and kids SPA Kota Semarang. Jurnal Kebidanan. 2015;4(2):40-3.

Riksani R. Dari rahim hingga besar. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo; 2013.

Sitaresmi MN, Ismail D, Abdul W. Risk factors of developmental delay: a


community-based study. Paediatrica Indonesiana. 2008;48(3):161-5.

Soetjininsih, Ranuh. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 2016.

Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2020.

Sugeng HM, Tarigan R, Sari NM. Gambaran tumbuh kembang anak pada periode
emas usia 0-24 bulan di Posyandu wilayah Kecamatan Jatinangor. Jurnal Sistem
Kesehatan. 2019;4(3):96-101.

Tanuwijaya S. Konsep umum tumbuh dan kembang. Jakarta: EGC; 2012.

Wahyuningtyas ER, Wismanadi H. Pengaruh baby SPA terhadap perkembangan


motorik kasar baby di my baby SPA Surabaya. Jurnal Kesehatan Olahraga.
2016;4(3):241-5.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1

KEGIATAN BIMBINGAN TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa : Fuzi Nurani Anggraeni


NPM : 6219092
Nama Pembimbing : Erni Hernawati, S.S.T., M.M., M.Keb.
Tahun Akademik : 2020/2021

REKOMENDASI PARAF
NO TANGGAL TOPIK BIMBINGAN
PEMBIMBING
PEMBIMBING
1 20-09- 2020 Penatalaksanaan konsul Pemaparan tentang pembuatan
dan pemilihan masalah skripsi yang baik dan benar
untuk dijadikan
penelitian

2 25-09- 2020 Pengajuan judul Mengkoreksi dan


mengarahkan masalah
penelitian dilapangan

3 28 -09-2020 Pengajuan judul Mengoreksi dan memberikan


masukan referensi

4 5-10- 2020 Pengajuan judul Pemilihan judul


- pengaruh pijat bayi - pengaruh baby gym terhadap
terhadap kenaikan berat kenaikan berat badan
badan - untuk melakukan studi
- pengaruh perbedaan pijat pendahuluan
bayi dan baby gym
terhadap berat badan

5 11-12-2020 Mengganti judul menjadi Mengkoreksi bab I,II dan III


pengaruh baby spa (solus dan meng ACC judul dan
per aqua) terhadap diarahkan melengkapi
perkembangan motorik lampiran
bayi usia 3-6 bulan di
pmb fuzi nurani
kabupaten bandung tahun
2021
Lampiran 1

6 14-01-2021 Penyerahan revisian ACC namun ada


penggantian judul
ditambahkan

7. 15-01-2021 Penyerahan revisi proposal ACC untuk UP sabtu


penelitian skipsi
tanggal 16-01-2021

8. 22-01-2021 Penyerahan revisi proposal ACC sudang untuk UP


penelitian skripsi setelah
menghadap pembimbing 2

9. 20-02-2021 Revisi proposal setelah Koreksian bab III


sidang UP

10. 25-03-2021 Revisi proposal setelah UP ACC penelitian

11. 29-03-2021 Memulai penelitian maret- Pelaksanaan penelitian


april 2021

12. 31-4-2021 Selesai penelitian

13. 6-08-2021 Revisi hasil penelitian Revisi bab IV


bab IV dan V

14. 15-08-2021 Revisi hasil penelitian bab Revisi bab V


IV dan V

15. 31-08-2021 Revisi bab I-V ACC sidang skripsi


Lampiran 1

KEGIATAN BIMBINGAN TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa : Fuzi Nurani Anggraeni


NPM : 6219092
Nama Pembimbing : Fitri Puspita Sari, S.S.T., M.Kes.
Tahun Akademik : 2020/2021

REKOMENDASI PARAF
No Tanggal TOPIK BIMBINGAN
PEMBIMBING PEMBIMBING
1 28-9- 2020 Pengajuan judul Menerima mendalami bab
I, merevisi latar belakang

2 2-10- 2020 Pengajuan bab I Revisi sudah selesai lanjut


bab II

3 8-10-2020 Pengajuan bab I dan bab II Revisi data terbaru di bab I


dan II

4 9-10- 2020 Pengajuan bab I,II dan III Revisi cara penulisan dan
referensi
Lampiran 1

5 27-11-2021 Pengajuan judul baru Masih mencari literasi jurnal

6. 12-12-2020 Penyerahan bab I - III Koreksi referensu dan data


terbaru

7. 2-01-2021 Via email Koreksi referensi dan data


terbaru

8 15-01-2021 Penterahan proposal Mengkoreksi bab I dilatar


penelitian belakang hilangnya tentang
gizi, dan munculnya
gangguan motorik

9. 17-01-2021 Menyerahkan revisi Mengkoreksi konsep


proposal penelitian penelitian dan identifikasi
skripsi masalah penelitian

10. 23-01-2021 Penyerahan revisi ACC sidang proposal


penelitisn
Lampiran 1

11. 20-02-2021 Revisi proposal setelah Koreksi bab III


sidang UP

12. 31-04-2021 Selessai penelitian

13. 6-08-2021 Revisi hasil peneleitian Revisi bab IV


bab IV dan virus

14. 15-08-2021 Revisi hasil peneliin bab Revisi bab V


IV dan bab V

15. 17-08-2021 Revisi bab I-IV Revisi bab I-V

16. 19-08-2021 Revisi hasil penelitian Revisi bab IV


bab IV dan V
Lampiran 1

17. 25-08-2021 Revisi hasil penelitian Revisi bab V


bab IV dan V

18. 31-08-2021 Revisi bab I – V ACC sidang skripsi

19. 4-09-2021 Sidang skripsi Revisi

20. 14-10-2021 Revisi hasil sidang Revisi


skripsi
Lampiran 1
Lampiran 2

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN


Lampiran 3

SURAT IZIN PENELITIAN


Lampiran 4

INSTRUMEN PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN ( INFORMED CONSENT )

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa :
Nama : Fuzi Nurani Anggraeni
NIM : 6219092
Program Studi : Sarjana Kebidanan
Judul : “Pengaruh baby SPA terhadap Perkembangan
Motorik pada Bayi Usia 3-6 Bulan di PMB Fuzi
Nurani Kabupaten Bandung Tahun 2021”
Saya mengetahui dan mengerti bahwa penelitian ini bertujuan untuk menggali
permasalahan yang akan di teliti dan tidak akan berakibat negatif terhadap saya.
Oleh karena itu, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Bandung, ……………………………
Responden

( )
Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN

I. Data Demografi
No responden :
Umur Bayi :
Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
II. Lembar observasi

Umur Gerakan Kasar Dilakukan Gerakan Halus Dilakukan


1 Bln Kepala terangkat 45° Mengikuti ke garis tengah

2 Bln Mengikuti lewat garis tengah


Kepala terangkat 90° Duduk
kepala tegak

Menumpu badan pada kaki

3 Bln Memegang icik-icik

Dada terangkat menumpu pd Tangan bersentuhan


lengan
4 Bln Menatap benda 180°
Membalik

5 Bln Bangkit kepala tegak Mengamati manik-manik

6 Bln Meraih
Mencari benang

7 Bln Duduk tanpa pegangan Menggaruk manik-manik

Memindahkan kubus

Berdiri dengan pegangan Mengambil 1 kubus


8 Bln
Bangkit untuk berdiri Memegang dengan ibu jari
9 Bln Bangkit terus duduk Membentukkan 2 kubus

10 Bln Berdiri 2 detik


Menaruh kubus di cangkir
11 Bln
12 Bln Berdiri sendiri

Membungkuk kmd. Berdiri Mencoret - coret


Berjalan dengan baik
Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI BABY SPA

No Langkah baby spa Ya Tidak


1 Pijat Bayi
 Mulailah memijat bayi mulai dari bagian kaki. Kaki adalah bagian yang
paling sensitif. Oleh karena itu, kaki merupakan tempat terbaik untuk
memulai pijatan. Pertama, peganglah kaki bayi pada pangkal paha.
 Kemudian gerakan tangan ke bawah secara bergantian seperti sedang
memerah susu sapi.
 Gerakan ini disebut perahan india. Lakukan gerakan ini sebanyak 15 kali.
 Kemudian remas kaki si kecil dengan kedua tangan.
 Setelah itu buat gerakan seperti memeras mulai dari pangkal paha sampai
ujung kaki. Lakukan selama 15 kali.
 Pijatlah telapak kakinya menggunakan kedua ibu jari bunda secaara
bergantian.
 Lakukan pijatan ini dari arah tumit ke perbatasan jari kaki. Lakukan
sebanyak 60 kali.
 Pegang pergelangan kaki dengan tangan kiri. Kemudian dengan telunjuk
dan ibu jari tangan kanan, lakukan juga pemijatan pada jari-jari kaki
dengan gerakan memilin.
 Pegangan pergelangan kaki dengan tangan kanan. Tekan ujung telapak
kaki dengan ibu jari, sedangkan telunjuk menekan bantalan kaku atau
bagian bawah jari. Lakukan hal ini selama 5 detik.
 Lalu pindahkan telunjuk ke bagian tengah telapak kaki. Lakukan gerakan
ini selama 5 detik.
 Gerakan selanjutnya adalah thumb press. Tekan-tekan telapak kaki si kecil
dengan menggunakan kedua ibu jari.
 Lakukan dengan lembut pada bagian bawah, tengah, atas, tengah, dan
kembali ke bawah. Lakukan ini sebanyak empat kali puataran.
 Lakukan gerakan mengurut dengan ibu jari pada punggung kaki, dari jari
kaki ke arah pergelangan kaki. Lakukan dengan lembut sebanyak 60 kali.
 Langkah selanjutnya adalah Swedish milking atau perahan cara swedia.
Gerakan seperti memeras susu sapi ini sama seperti Indian milking. Tetapi
lakukan dari pergelangan kaki menuju pangkal paha. Lakukan sebanyak
15 kali.
 Lakukan gerakan memilin atau rolling dari pangkal paha kea rah bawah
sebanyak 8 kali.
 Lakukan semua gerakan pada kaki lainnya.
 Jangan lupa, usap kedua kaki si kecil dengan tekanan lembut dari paha kea
rah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir untuk bagian kaki.
 Water wheel A :
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengusap dari dada ke
bawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri. Lakukan sebanyak
30 kali.
 Water wheel B :
Letakan satu tangan di atas perut, kemudian tangan yang lain mengusap
dari dada kea rah perut sebanyak 15 kali.
 Open book
Letakkan kedua ibu jari di samping kanan kiri pusar perut dan gerakan kea
rah samping kiri dan kanan.
 Sun and moon
Pertama-tama buat gerakan sn, yaitu membuat satu lingkaran penuh searah
Lampiran 4

jarum jam dengan tangan kiri.


 Kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar
matahari) lakukan gerakan ini beberapa kali.
 Setelah gerakan sun kemudian disusul dengan gerakan moon. Gerakan ini,
yaitu membuat gerakan setengah lingkaran. Gunakan tangan kanan dan
mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi.
 Lakukan gerakan sun dan moon ini bersamaan. Tangan kiri selalu
membuat bulatan penuh (sun/matahari)
 Sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran
(moon/ bulan).
 Langkah selanjutnya adalah I Love You. Gerakan ini berfungsi untuk
mencegah kolik pada si kecil. Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri
atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk
huruf “I”
 Untuk gerakan Love, pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik,
mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
 Selanjutnya adalah gerakan You. Pijatlah perut bayi membentuk huruf
“U” terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas.
 Kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri bawah. Lakukan
gerakan ini sebanyak 4 (empat) putaran.
 Gerakan selanjutnya adalah walking fingers atau jari-jari berjalan.
Letakkan ujung jari-jari salah satu tangan bunda pada perut bayi bagian
kanan
 Lakukan gerakan seperti berjalan dengan menggunakan jari-jari dari perut
bagian kanan ke bagian kiri. Ulang sebanyak 6-7 kali. Gerakan ini
berfungsi untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara pada perut si
kecil.
 Buatlah gerakan yang menggambarkan love atau hati dengan meletakkan
ujung-ujung jari kedua telapak tangan bunda di tengah dada bayi.
 Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher
 Kemudian ke samping di atas tulang selangka.
 Lalu, ke bawah membentuk hati atau bentuk love dan kembali ke ulu hati.
 Lanjutkan dengan gerakan menyilang, dimulai dengan tangan ka membuat
gerakan memijat menyilang dari tengah dada ke arah b kanan, dan kembali
ke perut kiri.
 Kemudian tangan kiri dari tengah dada ke arah bahu kiri
 Setelah itu, kembali ke perut bagian kanan. Lakukan bergantian sebanyak
14 kali
 Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah sebanyak
10 kali. Namun, jika terdapat pembengkakan kelenjar daerah ketiak,
sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan.
 Kemudian lakukan relaksasi atau pelemasan otot pada tangan kiri dengan
gerakan milking atau perahan cara India. Lakukan sebanyak 20 kali.
 Selanjutnya adalah gerakan seperti memeras tangan si kecil, mulai dari
pangkal tangan sampai ke ujung tangan sebanyak 6-7 kali.
 Pijatlah punggung tangan menggunakan kedua ibu jari bunda secara
bergantian, mulai dari arah pergelangan ke jari-jari tangan. Lakukan
sebanyak 40 kali.
 Gerakan ke pergelangan jari jaritangan bayi bunda. Masih dengan ibu jari,
buatlah lingkaran lingkaran kecil di sekeliling pergelangan tangan lakukan
sebanyak 60 kali.
 Kemudian dengan telunjuk dan ibu jari bunda, lakukan juga pemijatan
Lampiran 4

pada jari-jari tangan dengan gerakan memilin.


 Lakukan gerakan memilin atau rolling pada tangan dari pangkal tangan ke
pergelangan sebanyak 8 kali.
 Lakukan seluruh gerakan pada tangan lainnya.
 Untuk memijat daerah muka tidak perlu menggunakan minyak pijat. 2.
Letakkan jari-jari kedua tangan bunda pada pertengahan dahi.
 Letakan jari-jari kedua tangan bunda pada pertengahan dahi.
 Tekankan jari-jari bunda dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar ke
samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi, lakukan sebanyak 10 kali.
 Letakkan kedua ibu jari bunda di antara kedua alis mata.
 Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata.
 Kemudian di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping, lakukan
sebanyak empat kali
 Gerakan selanjutnya, letakkan kedua ibu jari bunda pada pertengahan alis.
 Kemudian tekan ibu jari bunda dari pertengahan alis
 Lalu turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke
samping lalu ke atas seolah membuat bayi tersenyum. Lakukan sebanyak
enam kali.
 Letakkan kedua ibu jari bunda di atas mulut di bawah sekat hidung.
 Gerakkan kedua ibu jari bunda dari tengah ke samping sebanyak 10 kali.
 Letakkan kedua ibu jari bunda di tengah dagu dan pijat ke arah samping
sebanyak 10 kali.
 Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran lingkaran kecil di daerah
rahang bayi.
 Dengan mempergunakan ujung- ujung jari, berikan tekanan lembut pada
daerah belakang telinga kanan dan kiri.
 Tengkurapkan bayi melintang di depan bunda dengan kepala sebelah.
 Taruhlah tangan bunda di kiri dan kaki di sebelah kanan. punggung bayi,
pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur
menggunakan kedua telapak tangan.
 Lakukan dari leher ke bawah sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke
leher.
 Gerakan selanjutnya, pegang pantat bayi dengan tangan kanan dan dengan
tangan kiri, platah mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan
tangan kanan yang menahan pantat bayi.
 Ulangi gerakan memijat punggung tadi, tetapi kali ini tangan kanan
memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi.
 Buat gerakan melingkar kecil jari bunda, batas tengkuk sampai ke pantat
di punggung menggunakan dari sebelah kiri dan kanan
 Buatlah gerakan lingkaran lingkaran kecil di daerah punggung bagian
bawah
 Kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.
 Terakhir, buat gerakan menggaruk dari pangkal leher ke arah bawah
sampai pantat si kecil.
2 Senam Bayi
 Sebelum melakuka renang, sebaiknya lakukan pemanasan pada sikecil.
 Gerakkan tangan kanan si kecil ke arah atas sehingga ketiaknya terbuka,
sedangkan tangan kiri ditaruh di depan dada. Lakukan delapan kali dan
bergantian pada tangan lainnya
 Lakukan gerakan membuka dan menutup tangan di depan dada sebanyak
delapan kali
Lampiran 4

 Selanjutnya adalah gerakan silang. Taruh tangan si kecil di depan dada,


bergan antara tangan kiri dan kanan.
 Tekuk kaki sehingga dengkul berada di perut, bersamaan dengan itu
lengan kanan sehingga bertemu dengan bayi. hitungan dan juga sebaliknya
sebanyak delapan hitungan
 Tekuk kedua kaki sehingga dengkul menyentuh perut. Lakukan gerakan
lni kaki kanan dan kaki kiri bergantian delapan kali. Kemudian lakukan
dengan kanan dan kaki kiri bersamaan
 Lakukan gerakan kaki kiri menyilang pada kaki kanan dan sebaliknya,
juga sebanyak delapan hitungan
 Angkat kedua kaki si kecil membentuk sudut 90 derajat. Lakukan
sebanyak delapan hitungan.
3. Renang Bayi
 Pasangkan neck ring atau pelampung leher pada si kecil sebelum berenang
 Pastikan klip berada di belakang kepala dan dagu si kecil berada pada
cekungan yang ada pada neck ring.
 Masukkan si kecil perlahan-lahan ke dalam air. Gerakkan tangan dan
kakinya di dalam air.
 Biarkan si kecil berenang dan menggerakkan seluruh anggota tubuhnya
Lampiran 5

DATA HASIL PENELITIAN

LEMBAR TES PERILAKU


Lampiran 5

LEMBAR TES PERILAKU


Lampiran 6

PENGOLAHAN DATA HASIL PENELITIAN

UNIVARIATE
Motorik_Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Advance 3 10,0 10,0 10,0
Normal 21 70,0 70,0 80,0
Coution 6 20,0 20,0 100,0
Total 30 100,0 100,0

Motorik_Postest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Advance 6 20,0 20,0 20,0
Normal 24 80,0 80,0 100,0
Total 30 100,0 100,0

BIVARIATE
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Motorik_Pretest * 30 100,0% 0 0,0% 30 100,0%
Motorik_Postest
Lampiran 6

Motorik_Pretest * Motorik_Postest Crosstabulation


Motorik_Postest
Advance Normal Total
Motorik_Pretest Advance Count 0 3 3
% within Motorik_Pretest 0,0% 100,0% 100,0%
% within Motorik_Postest 0,0% 12,5% 10,0%
% of Total 0,0% 10,0% 10,0%
Normal Count 6 15 21
% within Motorik_Pretest 28,6% 71,4% 100,0%
% within Motorik_Postest 100,0% 62,5% 70,0%
% of Total 20,0% 50,0% 70,0%
Coution Count 0 6 6
% within Motorik_Pretest 0,0% 100,0% 100,0%
% within Motorik_Postest 0,0% 25,0% 20,0%
% of Total 0,0% 20,0% 20,0%
Total Count 6 24 30
% within Motorik_Pretest 20,0% 80,0% 100,0%
% within Motorik_Postest 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 20,0% 80,0% 100,0%

Marginal Homogeneity Test


Pengukuran
Motorik Sebelum
Baby Spa &
Pengukuran
Motorik Setelah
Baby Spa
Distinct Values 3
Off-Diagonal Cases 15
Observed MH Statistic 33,000
Mean MH Statistic 28,500
Std. Deviation of MH Statistic 1,936
Std. MH Statistic 2,324
Asymp. Sig. (2-tailed) ,020
Lampiran 7

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Fuzi Nurani Anggraeni


Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 4 November 1989
Alamat : Kp. Coblong No. 39B RT 02 RW 14 Desa Sukamenak
Kec. Margahayu Kab. Bandung 40227

Riwayat Pendidikan :

1. SDN Sukamenak 6 Bandung Tahun 1996 s.d 2002


2. SMPN 2 Dayeuh Kolot Tahun 2002 s.d 2005
3. SMAN 17 Bandung Tahun 2005 s.d 2008
4. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rajawali Tahun 2008 s.d 2011
5. Institut Kesehatan Rajawali Bandung Tahun 2019 s.d 2021

Anda mungkin juga menyukai