Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kesehatan Saelmakers

PERDANA P-ISSN 2615-6571 E-ISSN


2615-6563 DOI: 10.32524/jksp.v5i1.391

Analisis Penggunaan Sarana Sistem Pembuangan Air Limbah di Rumah


Penduduk Desa Terusan Kabupaten OKU Tahun 2021
Analysis Of The Use Of Waste Water Disposal System Facilities In The Homes Of Resident Of The Canal
Village Working Area Of Uptd Puskesmas Sekarjaya East Baturaja Sub-District In 2021

1
Ansori, 2Akhmad Dwiprayetno, 3 Chairil Zaman
123
STIK Bina Husada
Email: ansori2051978@gmail.com

Submisi:12 Juli 2021 ; penerimaan: 1 Januari 2022 ; publikasi 28 Februari 2022

Abstrak

Masalah penyehatan lingkungan pada salah satu masalah yang perlu mendapatkan prioritas. Kepemilikan
lahan yaitu untuk mengetahui kriteria rumah tersebut sudah memenuhi syarat rumah sehat diantaranya
mengetahui apakah memliki lahan yang tersedia untuk memungkinkan untuk membangun saluran air limbah
yang sederhana, untuk membangun saluran air limbah sederhana serta tingkat pendapatan masyarakat dan
pengetahuan masyarakat, dan sudah mampu atau tidaknya untuk membangun saluran air limbah yang
sederhana. Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional untuk mengetahui terhadap factor
lingkungan yang berhubungan dengan kepemilikan SPAL. Populasi penelitian ini adalah seluruh KK desa
terusan wilayah kerja UPTD Puskesmas Sekar Jaya dan sampel penelitian ini sebanyak 191 sampel. Data
dianalisa menggunakan uji statistic Chi-Square. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa distribusi frekuensi
responden yang mempunyai kepemilikan SPAL tersedia 39,3% , sedangkan yang tidak tersedia sebanyak
60,7% , berkategori ketersediaan lahan ada 36,6% dan tidak ada 63,4% , pengetahuan baik 77,0% , dan
kurang baik 23,0% , pendapatan tinggi 35,6% dan pendapatan rendah 64,4%. Keseimpulan penelitian ini
adalah ada hubungan bermakna antara ketersediaan lahan dengan kepemilikan SPAL dengan P-Value 0,001 ,
tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan kepemilikan SPAL dengan P-Value 0,008 , ada
hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan kepemilikan SPAL dengan P-Value 0,000.

Kata Kunci : Kepemilikan SPAL, Ketersediaan Lahan, Pengetahuan, Pendapatan.

Abstract

The problem of environmental health is one of the problems that needs to be prioritized. Land ownership is
to find out the criteria for the house to meet the requirements of a healthy house including knowing whether
it has available land to allow it to build a simple sewerage channel, to build a simple sewerage channel and
the level of community income and community knowledge, and whether or not it is able to construct a
simple sewerage. This study uses a Cross Sectional design to determine environmental factors related to
SPAL ownership. The population of this study was all KK in the village of Canal in the working area of
UPTD Puskesmas Sekar Jaya and the sample of this study was 191 samples. Data were analyzed using Chi-
Square statistical test. From the results of the study, it was found that the frequency distribution of
respondents who have SPAL ownership available is 39.3%, while those who are not available are 60.7%, in
the category of land availability there are 36.6% and no 63.4%, good knowledge 77.0% , and not good
23.0%, high income 35.6% and low income 64.4%. The conclusion of this study is that there is a significant
relationship between land availability and SPAL ownership with a P-Value of 0.001 , there is no significant
relationship between knowledge and ownership of SPAL with a P-Value of 0.008 , there is a significant
relationship between income and SPAL ownership with a P-Value of 0.000.

Keywords : SPAL Ownership, Land Availability, Knowledge, Income

1 │JKSP Vol. 5 No. 1, Februari 2022 : Ansori dkk


Pendahuluan 2014-2016 di Sumatera Selatan didapatkan
Lingkungan merupakan salah satu variabel bahwa rumah tangga dengan ketersediaan
yang perlu mendapatkan khusus dalam SPAL yang memenuhi syarat kesehatan pada
menilai kesehatan masyarakat. Lingkungan tahun 2014 sebesar 44,36%, kemudian pada
yang sehat adalah suatu lingkungan yang tahun 2015 jumlah ketersedian SPAL yang
mampu menyimbangkan ekologi yang memenuhi syarat kesehatan meningkat
sistematis dan dinamis antara manusia dan menjadi 47,38% dan tahun 2016 jumlah
lingkungan untuk saling mendukung ketersediaan SPAL yang memenuhi syarat
tercapainya kualitas lingkungan yang kesehatan mengalami penurunan menjadi
memenuhi syarat serta nyaman bagi 46,65(Susena & BPS, 2016).
masyarakat. Salah satu keadaan lingkungan Berdasarkan sistem pengolahan air limbah
sesuai dengan indikator sehat adalah rumah domestik terpusat di Dinas Perumahan dan
dengan adanya ketersedian SPAL (Saluran Permukiman desa dalam Kabupaten OKU
Pembuangan Air Limbah) (Kementerian yang di danai oleh dana alokasi khusus.
Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Setiap tahun untuk pengelolaan sarana
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya tersebut dilakukan oleh kelompok penerima
adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan prasana masing-masing desa. Jumlah sarana
yang baik, sehingga berpengaruh positif dan prasana pengelolahan air limbah terpusat
terhadap terwujudnya status yang baik pula. di Perkim mempunyai beberapa bagian pada
Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut setiap tahun 2017 mencapai 5 lokasi dengan
antara lain adalah pembuangan air kotor (air jumlah 250 KK, sedangkan pada tahun 2018
limbah) rumah, hewan ternak dan sebagainya. mencapai 5 lokasi dengan jumlah tingkat
Adapun yang dimaksud usaha yang yang sama 250 KK, sedangkan pada tahun
memperbaiki atau mengoptimumkan 2019 mencapai 6 lokasi terjadi peningkatan
lingkungan hidup manusia agar merupakan 350 KK yang terlayani oleh sistem limbah
media yang baik agar memperbaiki kesehatan domestik (Dinas Perumahan dan Kawasan
yang baik bagi manusia yang hidup di Permukiman, 2019).
dalamnya (Notoadmodjo, 2014). Cakupan desa terusan merupakan wilayah
WHO/UNICEF mengatakan bahwa 60% Kerja UPTD Puskesmas Sekar Jaya dengan
penduduk pedesaan di indonesia kekurangan persentase kepemilikan SPAL yang termasuk
akses sanitasi termasuk SPAL Rumah Tangga rendah dibandingkan dengan desa lainya, dari
sehingga limbah cair rumah tangga langsung jumlah kepala keluarga 366 kk yang memiliki
dibuang ke tanah dan sungai. Hal ini SPAL keluarga yang hanya memenuhi syarat
menurunkan tingkat kesehatan masyarakat, 55,73% kk dan memiliki SPAL keluarga yang
mengkontaminasi air tanah dan air masih dalam periksa 78,68% kk. Data
permukaan, dan menurunkan kualitas dan tersebut menunjukkan bahwa cakupan
tempat tinggal bagi masyarakat setempat. kepemilikan SPAL yang memenuhi syarat
Berdasarkan dari hasil Survey Sensus 55,73% masih jauh dari target standar
Nasional melalui Badan Pusat Statistik tahun pelayanan minimal (SPM) pada Tahun 2021
2014-2016 di indonesia didapatkan bahwa (UPTD Puskesmas Sekarjaya, 2018).
rumah tangga dengan ketersediaan SPAL Berdasarkan studi pendahuluan di desa
yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun terusan kabupaten masyarakat bermata
2014 sebesar 55,45%, kemudian pada tahun pencarian yang umumnya petani karet dan
2015 jumlah ketersediaan SPAL yang sisanya buruh tani dan wiraswasta.
memenuhi syarat meningkat menjadi 55,60%, Masyarakat lebih banyak melakukan aktivitas
dan tahun 2016 jumlah ketersediaan SPAL diluar rumah/kebun, sehingga masyarakat
yang memenuhi syarat kesehatan kembali mempunyai pendapatan/penghasilan tidak
meningkat 56,24% (Susena & BPS, 2016). mencukupi untuk pembuatan SPAL,
Berdasarkan laporan dari Survey Sensus pendapatan masyarakat hanya cukup untuk
Nasional melalui Badan Pusat Statistik tahun memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2 │JKSP Vol. 5 No. 1, Februari 2022 : Ansori dkk


Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Kepemilikan SPAL
penelitian Nurhabibah (2015), Hubungan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kepemilikan SPAL
Perilaku Dengan Kondisi Saluran Responden
Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga di Kepemilikan SPAL Frekuensi %
Tersedia 75 39,3
Wilayah Kerja Puskesmas Tapus
Tidak Tersedia 116 60,7
(Nurhabibah, 2015). Hasil ini juga sejalan Jumlah 191 100
dengan penelitian Rahmat & Shafruwandi
Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa dari
(2017), Faktor-FaktorYang Berhubungan
191 sampel responden yang memiliki
Dengan Pemilikan Saluran Air Limbah
kepemilikan SPAL yang tersedia sebanyak 75
Rumah Tangga, yang memenuhi syarat
responden (39,3%), sedangakan responden
kesehatan di Jorong Sentosa (Rahmat, 2017).
yang tidak memiliki kepemilikan SPAL
Berdasarkan data diatas penulis tertarik
sebanyak 116 responden (60,7%).
untuk melakukan penelitian pada faktor
lingkungan yang berhubungan dengan Ketersediaan Lahan
kepemilikan SPAL di Desa Terusanwilayah Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Lahan
Kerja UPTD Puskesmas Sekar Jaya Responden
Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Ketersedian Lahan Frekuensi %
Komering Ulu Tahun 2021. Ada 70 36,6
Tidak Ada 121 63,4
Metode Penelitian Jumlah 191 100
Desain penelitian yang ini digunakan Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa dari
adalah desain penelitian cross sectional. 191 sampel responden yang memiliki
Populasi penelitian ini adalah kepala keluarga ketersediaan lahan yang ada sebanyak
di desa terusan wilayah kerja uptd puskesmas 70responden (36,6%), sedangakan responden
sekar jaya kecamatan baturaja timur yang tidak memiliki ketersediaan lahan
kabupaten oku yang memiliki spal sendiri sebanyak 121 responden (63,4%).
berjumlah 366 kepala keluarga (kk).
Pengetahuan
Pengambilan sampel pada penelitian ini
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan
dilakukan dengan rumus slovin oleh Responden
notoadmodjo (2010) dan teknik pengumpulan Pengetahuan Frekuensi %
mengunakan random sampling diperoleh Baik 147 77,0
sampel sebanyak 191 KK. Penelitian Kurang Baik 44 23,0
dilakukan dari Maret sampai Juli 2020. Untuk Jumlah 191 100
mengumpulkan data, peneliti menggunakan Berdasarkan tabel 3 didapatkan bahwa dari
lembar kuesioner dan check list. Analisi 191 sampel responden yang memiliki
dalam penilitian ini menggunakan analisi pengetahuan baik sebanyak147 responden
univariat dan bivariat dengan menggunakan (77,0%), sedangakan responden yang
uji chi- square dengan tingkat kepercayaan memiliki pengetahun kurang baik sebanyak
95%, α = 0.05. dengan kesimpulan bilaρ value 44 responden (23,0%).
0,05 artinya ada hubungan yang bermakna
Pendapatan
antara variable dependen dengan variable Tabel 4 Distribusi frekuensi pendapatan responden
Pendapatan Frekuensi %
independen, apabila ρ value 0,05 artinya Tinggi 68 35,6
Rendah 123 64,4
tidak terdapat hubungan yang bermakna Jumlah 191 100
antara variabel dependen dan variabel Berdasarkan tabel 4 didapatkan bahwa dari
independen. 191 sampel responden yang memiliki
pendapatan tinggi sebanyak 68 responden
Hasil dan Pembahasan (35,6%), sedangakan responden yang
Analisa Univariat

3 │JKSP Vol. 5 No. 1, Februari 2022 : Ansori dkk


memiliki pendapatan rendah sebanyak dengan kepemilikan SPAL di desa Terusan
123responden (64,4%). dan responden yang berpengetahuan kurang
baik beresiko sebesar 0,392 kali untuk tidak
Analisa Bivariat menyediakan SPAL dibandingkan dengan
Ketersediaan Lahan yang berpengetahuan baik..
Tabel 5. Hubungan Ketersediaan Lahan Dengan
Kepemilikan SPAL Pendapatan
Ketersediaan Kepemilikan SPAL Tabel 7. Hubungan kepemilikan SPAL dengan
Tidak p
Lahan Tersedia Total value pOeRndapatan

Ada 17 Tersedia KepemilikanTidak


SPAL p
Penda
53 70 Tersedia Total valu
patan OR
(8,9%) (27,7%) (36,0%) Tersedia e
Tidak Ada 58 63 121 0,002 0,3T4i8ng 13 55 68
gi
(30,4%) (33,0%) (100%) (6,8%) (28,,8%) (35,6%)
Total 75 116 191 endah 62 61 123 0,00 0,23
(39,3%) (60,7%) (100%) (32,5%) (31,9%) (64,4%) 0 3
Total 75 116 191
Dari tabel 5 Responden yang mempunyai (39,3%) (60,7%) (100%)
kepemilikan SPAL dan berkategori

ketersediaan lahan yang tidak ada sebanyak Dari tabel 7 responden yang mempunyai
30,4%, lebih besar dibandingakan dengan kepemilikan SPAL dan berkategori
responden yang memiliki ketersediaan lahan pendapatan yang rendah sebanyak 32,5%,
yang ada sebanyak 8,9%. Hasil uji statistik lebih besar dibandingakan dengan responden
chi-square diperoleh p value 0,002 dan OR = yang memiliki pendapatan yang tinggi
0,348 hal ini berarti bahwa ada hubungan sebanyak 6,8%. Hasil uji statistik chi-square
yang bermakna/signifikan antara ketersediaan diperoleh p value 0,000, hal ini bearti bahwa
lahan dengan kepemilikan SPAL di desa ada hubungan yang bermakna/signifikan
Terusan dan responden yang tidak memiliki antara pendapatan dengan kepemilikan SPAL
ketersediaan lahan beresiko sebesar 0,348 kali di desa Terusan.
untuk tidak menyediakan SPAL dibandingkan
dengan yang tidak ada ketersediaan lahan. Analisa Multivariat.
Analisis multivariat untuk mengetahui
Pengetahuan variabel independen mana yang paling besar
Tabel 6. Hubungan Kepemilikan SPAL Dengan pengaruhnya terhadap variabel dependen,
Pengetahuan variabel independen berhubungan dengan
Kepemilikan SPAL variabel dependen dipengaruhi oleh variabel
Pengetahuan Tersedia Tidak p
Total lain atau tidak.
Tersedia value AORnalisis Regresi Logistik Sederhana Tahap
Baik 50 97 147 Seleksi Bivariat
(26,2%) (50,8%) (77,0%) Dari ketiga variabel independen di uji
Kurang Baik 25 19 44 0,011 0,392
(13,1%) (9,9 %) (23,0%) regresi logistik sederhana tahap seleksi
Total 75 116 191 bivariat. Bila hasil analisis bivariat
(39,3%) (60,7%) (100%) menghasilkan p value <0,25,maka variabel
Dari tabel 6 Responden yang mempunyai tersebut masuk pada tahap analisis
kepemilikan SPAL dan berkategori multivariat. Hasil seleksi kandidat dapat
pengetahuan baik sebanyak 13,1%, lebih dilihat pada tabel di bawah ini:
besar dibandingakan dengan responden yang Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Logistik Sederhana
memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak Tahap Seleksi Bivariat Terhadap Variabel
Independen
26,2%. Hasil uji statistik chi-square diperoleh No. Variabel Independen p value
p value 0,011 dan OR = 0,392 hal ini berarti 1. Ketersediaan lahan 0,002
bahwa ada hubungan yang 2. Pengetahuan 0,011
4 │JKSP Vol. 5 No. 1, Februari 2022 : Ansori dkk
bermakna/signifikan antara pengetahuan 3. Pendapatan 0,000
Variabel yang memiliki p value< 0,25 Pendapatan 0,000 0,268 1%
adalah ketersediaan lahan, pengetahuan dan Setelah variabel ketersediaan lahan
pendapatan. maka ketiga variabel ini masuk dikeluarkan ternyata perubahan OR <10%.
dalam model multivariate. Langkah selanjutnya adalah mengeluarkan
Pemodelan Multivariat variabel pengetahuan dari model karena p
Variabel yang memenuhi syarat dari value nya> α 0,05, dan hasilnya sebagai
analisis bivariat dimasukan kedalam analisa berikut:
multivariat. Dari hasil analisis multivariat Tabel 12. Hasil Analisis Multivariat Setelah
dengan regresi logistik dihasilkan p value Variabel Pengetahuan dikeluarkan
masing-masing variabel. Variabel p Value OR
No.
Tahap Permodelan tiga variabel Independen
independen hasil analisa regresi logistik 1. Pendapatan 0,000 0,233
sederhana tahap seleksi bivariat di atas Tabel 13. Perubahan OR Setelah Variabel
dilanjutkan untuk dianalisis regresi logistik Pengetahuan dikeluarkan
berganda tahap permodelan.Hasil analisa Variabel OR OR Peruba
multivariat dengan uji regresi logistik ganda pengetahu Pengetahuan han
tahap permodelan dengan mengeluarkan an ada tidak ada OR
Ketersediaa 1,359 - -
variabel p Value> 0,05 secara bertahap dari n Lahan
variabel yang memiliki p Value terbesar. Pengetahuan 0,670 - -
Hasil analisa regresi logistik ganda dapat Pendapatan 0,268 0,233 0,15%
dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 9. Hasil Analisis Multivariat Terhadap Dari analisis multivariat di atas tidak
Semua Variabel Independen ditemukan variabel confounding (perancu)
No. Variabel p Value OR dalam hubungan variabel independen dengan
Independen variabel dependen. Pendapatan dianggap
1. Ketersediaan lahan 0,999 1,359 sebagai variabel paling dominan karena
2. Pengetahuan 0,178 0,597 memiliki p value yang signifikan = 0,000,
3. Pendapatan 0,999 0,000 dengan nilai OR 0,233 artinya pendapatan
Dari hasil tabel diatas terlihat bahwa rendah beresiko tidak memiliki SPAL
variabel yang memiliki nilai p >0,05, yang sebanyak 0,233 kali dibandingkan dengan
lebih besar yaitu variabel ketersediaan lahan. pendapatan tinggi
Setelah variabel ketersediaan lahan
dikeluarkan, perubahan OR pada variabel < Pembahasan
10 %. Akhir model yang dihasilkan adalah Hubungan Ketersediaan Lahan Responden
sebagai berikut: dengan Kepemilikan SPAL di desa Terusan
Tabel 10. Hasil Analisis Multivariat Setelah
Variabel Ketersediaan Lahan dikeluarkan
Kepemilikan SPAL sebanyak 75
responden dengan proporsi ketersediaan lahan
No. Variabel p Value OR yang tidak ada 30,4%, lebih besar dari
Independen
1. Pengetahuan 0,290 0,670 proporsi ketersediaan lahan yang ada
2. Pendapatan 0,001 0,268 sebanyak 8,9%. Hasil uji statistik chi-square
diperoleh p value 0,002 OR= 0,348, hal ini
Tabel 11. Perubahan OR Setelah Variabel berarti bahwa ada hubungan yang bermakna
Ketersediaan Lahan dikeluarkan antara ketersediaan lahan dengan kepemilikan
OR OR
ketersed Peruba SPAL.
ketersediaan Ketersediaan Lahan adalah suatu tempat
Variabel iaan han
lahan tidak
lahan
ada
OR lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief
ada tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai
Ketersediaa 1,359 - - pada batas terrentu akan mempengaruhi
n Lahan
Pengetahuan 0,597 0,670 0,1% kemampuan penggunaan lahan (Irjadi A,
H.A.Rogi, Octavianus Makarau, 2020).
5 │JKSP Vol. 5 No. 1, Februari 2022 : Ansori dkk
Sedangakan menurut Suryono (2018), proporsi pengetahuan yang baik sebanyak
ketersediaan lahan adalah suatu lingkungan 26,2%. Hasil uji statistik chi-square diperoleh
hidup yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, p value 0,011 dan OR = 0,348 hal ini
vegetasi serta dimana tempat pengaruh berartibahwa ada hubungan yang
terhadap penggunaan lahan, termasuk di bermakna/signifikan antara pengetahuan
dalamnya hasil kegiatan manusia dimasa lalu dengan kepemilikan SPAL di desa Terusan
dan sekarang seperti reklamasi laut, dan responden yang berpengetahuan kurang
pembersihan vegetasi dan juga hasil yang baik beresiko sebesar 0,348 kali untuk tidak
merugikan seperti yang tersalinasi. menyediakan SPAL dibandingkan dengan
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa yang berpengetahuan baik.
responden yang memiliki kepemilikan SPAL Hubungan ini sejalan dengan penelitian
lebih besar pada responden dengan Nurhakim (2017), yang meneliti tentang
ketersediaan lahan ada dari pada ketersedian faktor- faktor yang berhubungan dengan
lahan tidak ada. Untuk responden kepemilikan SPAL di Wilayah Kerja
ketersediaan lahan yang ada memiliki SPAL Puskesmas Sikabu Kecamatan Lubuk Alung
karena dengan ketersediaan lahan yang ada Kabupaten Padang Pariaman , dimana hasil
maka melakukan pemanfaatan pembuatan (p-value=0,006) penelitian menunjukkan ada
SPAL sederhana, dibandingkan hubungan yang bermakna antara pengetahuan
denganketersediaan lahan yang tidak ada akan dengan kepemilikan SPAL.
berdampak pada kurangnya untuk pembuatan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu
SPAL sederhana. dan ini terjadi setelah orang mengadakan
Dengan hasil yang diperoleh diatas perlu penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
adanya perhatian terhadap keluarga dengan Pengetahuan seseorang di dapatkan dari
ketersediaan lahan yang tidak ada yaitu pengalaman dan informasi yang baik melalui
dengan adanya dorongan untuk pembuatan penelitian, bimbingan dn binaan maupun
SPAL sederhana pada masyarakat untuk melalui pengamatansehingga dapat
melakukan bergotong royong untuk memberikan tanggapan ataupun respon
membangun SPAL sederhana terutama pada terhadap apa yang di amatinya (Azwar dikutip
kepala keluarga dengan ketersediaan lahan dari Sarmani 2013).
yang tidak ada, supaya tidak mencemari Dengan hasil yang diperoleh maka perlu
lingkungan sekitar, apabila lingkungan sudah adanya upaya peningkatan untuk penggunaan
tercemar akan mengakibatkan banjir, bau kepemilikan SPAL di dalam pengetahuan
yang tidak sedap, dan timbul adanya penyakit. keluarga mengenai kepemilikan SPAL yang
Ketindak lanjutan untuk pihak developor pada sehat/yang memenuhi syarat melalui
saat akan melakukan pembangunan kawasan penyuluhan atau pemberian informasi oleh
perumahan untuk lebih memperhatikan petugas kesehatan kepada masyarakat.
tingkat kesehatan lingkungan terutama pada
SPAL sederhana dan melakukan koordinasi Hubungan Pendapatan Responden dengan
dengan pihak terkait yang berhubungan Kepimilikan SPAL di desa Terusan
dengan kesehatan lingkungan. Perlu adanya Kepemilikan SPAL sebanyak 75
SPAL yang sederhana sangatlah penting bagi responden dengan proporsi pendapatan
masyarakat setempat supaya tidak menggangu rendah sebanyak 32,5%, lebih besar dari
kesehatan, mengganggu keindahan, serta proporsi pendapatan yang tinggi sebanyak
ketersediaan lahan yang ada. 6,8%. Hasil uji statistik chi-square diperoleh
p value 0,000 dan OR 0,233, hal ini berarti
Hubungan Pengetahuan dengan Kepimilikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
SPAL di desa Terusan pendapatan dengan kepemilikan SPAL di
Kepemilikan SPAL sebanyak 75 desa Terusan.
responden dengan proporsi pengetahuan Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
kurang baik sebanyak 13,1%, lebih besar dari penelitian (Yogisutanti et al., 2018) dimana

6 │JKSP Vol. 5 No. 1, Februari 2022 : Ansori dkk


hasil uji chi square menunjukkan bahwa ada yang diuraikan pada bab sebelumnya maka
hubungan yang bermakna antara penghasilan penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
(p value 0,000) dengan kepemilikan SPAL. berikut: Ada hubungan antara ketersediaan
Yang sering dilakukan ialah memiliki lahan dengan kepemilikan SPAL di desa
hubungan antara tingkat penghasilan dengan TerusanWilayah Kerja UPTD Puskesmas
pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun Sekar Jaya Kecamatan Baturaja Timur
pencegahan. Seseorang yang kurang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2021
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada dengan p value 0,002, Tidak ada hubungan
mungkin oleh karena tidak mempunyai cukup antara pengetahuan dengan kepemilikan
uang untuk membeli obat , membayar SPAL di desa TerusanWilayah Kerja UPTD
transport dan sebagainya (Notoadmodjo, Puskesmas Sekar Jaya Kecamatan Baturaja
2014). Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun
Pendapatan adalah hasil yang diperoleh 2021 dengan p value 0,011, Ada hubungan
dari kerja atau usaha yang telah dilakukan. antara pendapatan dengan kepemilikan SPAL
Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup di desa TerusanWilayah Kerja UPTD
seseorang. Orang atau keluarga yang Puskesmas Sekar Jaya Kecamatan Baturaja
mempunyai status ekonomi atau pendapatan Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun
tinggi akan mempraktikkan gaya hidup uang 2021 dengan p value 0,000.
mewah misalnya lebih komsumtif karena
mereka mampu untuk membeli semua yang Saran
dibutuhkan bila dibandingagkan Perlu adanya penyuluhan serta sosialisasi
dengankeluarga yang kelas ekonominya dari petugas kesehatan tentang saluran
kebawah (Suparyanto, 2010). pembuangan air limbah yang memenuhi
Dengan hasil yang diperoleh diatas perlu syarat dan tidak yang memenuhi syarat,
adanya perhatian terhadap keluarga dengan Kepada petugas kesehatan untuk memberikan
pendapatan yang rendah yaitu dengan adanya motivasi dan arahan kepada kepala keluarga
dorongan dari petugas kesehatan pada yang belum adanya SPAL sederhana agar
masyarakat untuk bergotong royong untuk segera membangun dengan cara gotong
membangun SPAL sederhana terutama pada royong, Bekerja sama dengan pemerintah
kepala keluarga dengan pendapatan yang setempat untuk bersama-sama membangun
rendah. SPAL sederhana, Disarankan untuk pihak
Karena masyarakat yang ada di perumahan developor pada saat akan melakukan
setempat SPAL yang ada belum memenuhi pembangunan kawasan perumahan untuk
syarat, pendapatan yang mereka dapat lebih memperhatikan tingkat kesehatan
sangatlah rendah sosial ekonomi yang mereka lingkungan terutama pada SPAL sederhana
peroleh adalah petani dan pedagang. Pihak dan melakukan koordinasi dengan pihak
developer harus memperhatikan dan saling terkait yang berhubungan dengan kesehatan
berkoordinasi dengan pihak setempat. lingkungan, serta untuk perangkat desa perlu
memperhatikan masyarakat yang berkategori
Keterbatasan Penelitian pendapatan rendah untuk mengeluarkan dana
Penelitian ini hanya melakukan analisis desa supaya masyarakat setempat bisa
bivariat dan hanya empat factor dalam membangun SPAL sederhana supaya
variabel independent sehingga besar lingkungan kesehatan tidak tercemar, Petugas
kemungkinan terjadinya bias dalam kesehatan lingkungan memberikan promotif
penelitian. dan preventif untuk masyarakat tentang
lingkungan supaya tidak mengganggu
Kesimpulan dan Saran kesehatan dan membangun SPAL sederhana
Kesimpulan yang memenuhi syarat
Dari hasil pembahasan tentang
kepemilikan SPAL di desa terusan seperti

7 │JKSP Vol. 5 No. 1, Februari 2022 : Ansori dkk


Ucapan Terimakasih Palembang City. In 1st APTIK
Pembimbing dan Penguji serta reponden International Conference on Poverty and
dan semua petugas kesehatan yang telah Environment: Resilience in Poverty
membantu dalam penelitian ini. Alleviation and Environmental
Mitigation. Universitas Atma Jaya
Referensi Jogjakarta.
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Rahmat, S. (2017). Faktor-faktor yang
(2019). Laporan Rekapitulasi data SPAL berhubungan dengan kepemilikan SPAL
di Kabupaten Ogan Komering Ulu. (Saluran Pembuangan air Limbah)
Baturaja. rumah tangga, yang memenuhi syarat
Ian Kurniawan, S. T., Eng, M., Pranata, N. L., kesehatan di Jorong Sentosa Kecamatan
Indaryati, N. S., Kep, M., Rini, N. M. T., Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
... & Evi Yuniarti, S. S. T. (2021). Tahun 2017 [Universitas Fort De Kock].
Promosi Kesehatan “Cintailah https://repository.fdk.ac.id/journal/detail/
Lingkungan & Selamatkan Bumi”. 2917/faktor-faktor-yang-berhubungan-
Yayasan Pendidikan Cendekia Muslim. dengan-kepemilikan-spal-saluran-
Irjadi A, H.A.Rogi, Octavianus Makarau, V. pembuangan-air-limbah-rumah-tangga-
H. (2020). Evaluasi Pemanfaatan yang-memenuhi-syarat-kesehatan-di-
Terhadap Kemampuan Lahan Di Kota jorong-sentosa-kecamatan-padang-
Bitung. Spasial, 7(3), 278–289. gelugur-kabupaten-pasaman-tahun-2017
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Suparyanto. (2010). Suparyanto, dr. M.Kes.
(2018). Profil kesehatan Indonesia. 2015. Konsep Dasar Status Ekonomi.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/d http://dr-
ownload/pusdatin/profil-kesehatan- suparyanto.blogspot.com/2010/07/konse
indonesia/Profil_Kesehatan_2018_1.pdf p-dasar-status-ekonomi.html
Meliyanti, F. (2018). Faktor-Faktor yang Suryono, G. I. M. R. L. E. . (2018). Analysis
Berhubungan dengan Kepemilikan of Factors That Caused Critical Land
Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Change in Tateli, Kecamatan
Tangga. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Mandolang. Jurnal Spasial, 5(3), 319–
Kesehatan, 3(1), 87–94. 328.
https://doi.org/10.30604/jika.v3i1.87 Susena & BPS. (2016). Persentase Rumah
Notoadmodjo, S. (2014). Kesehatan Tangga Menurut Provinsi Daerah
Masyarakat; Ilmu dan Seni. Rineka Tempat Tinggal & Sanitasi Layak di
Cipta. Jakarta. Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Nurhabibah. (2015). Hubungan Perilaku UPTD Puskesmas Sekarjaya. (2018). Laporan
Masyarakat Dengan Kondisi Saluran UPTD Puskesmas Sekar Jaya.
Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Yogisutanti, G., Hotmaida, L., Fuadah, F.,
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tapus Ardayani, T., G Taneo, A., & Rinaldy, F.
Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten (2018). Upaya Peningkatan Pengetahuan
Pasaman Tahun 2015. tentang Pentingnya Saluran Pembuangan
http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2077 Air Limbah Rumah Tangga di Kelyrahan
Pranata, L., Kurniawan, I., Indaryati, S., Rini, Ciseureuh Kecamatan Regol Kota
M. T., Suryani, K., & Yuniarti, E. Bandung. Jurnal Pengabdian Kepada
(2021). Pelatihan Pengolahan Sampah Masyarakat UBJ, 1(2).
Organik Dengan Metode Eco Enzym. https://doi.org/10.31599/jabdimas.v1i2.3
Indonesian Journal Of Community 45
Service, 1(1), 171-179.
Pratama, Y. D., Sri, D., & Pranata, L. (2018,
September). Community Empowerment
as an Effort to Reduce Poverty Level in

8 │JKSP Vol. 5 No. 1, Februari 2022 : Ansori dkk

Anda mungkin juga menyukai