Anda di halaman 1dari 25

PANCASILA MENJADI

SISTEM ETIKA

Materi 6
Pendikan Pancasila
Sriyulitapp
Capaian pembelajaran:

3. Menganalisis dan kritis


dalam berbagai persoalan
1. Memahami Pancasila 2. Memahami pengertian
etika di berbagai bidang
sebagai sistem etika Etika Pancasila
korelasinya dengan
Pancasila
Pengertian nilai

Nilai “value” atau aksiologi Istilah nilai di dalam


bidang filsafat dipakai untuk menunjukkan kata
benda yang artinya “keberhargaan” (worth)
atau “kebaikan” (goodness), dan kata kerja yang
artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam
menilai atau melakukan penilaian.
Pengertian moral dan norma
Moral adalah sesuatu yang dapat dipakai sebagai dasar untuk
menentukan tindakan seseorang yang dianggap baik atau buruk di
dalam suatu masyarakat

E. Ultrecht, arti norma adalah semua petunjuk hidup yang mengatur


tata tertib dalam suatu masyarakat atau bangsa yang mana
peraturan itu diwajibkan untuk ditaati oleh setiap masyarakat, jika
ada yang melanggar maka akan ada tindakan dari pemerintah.
Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
kehidupan jasmani manusia, atau kebutuhan material ragawi
manusia.

Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia


untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.

Nilai dibagi Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
menjadi: rohani manusia. Nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas
empat macam :
• 1) .Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta) manusia.
• 2) Nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaan
(aesthetis, gevoel, rasa) manusia.
• 3) Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak (will,
Wollen, karsa) manusia.
• 4) Nilai relegius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai
religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia
Nilai Dasar, bersifat abstrak artinya tidak dapat diamati
melalui indra manusia,namun dalam realisasinya nilai
berkaitan dengan tingkah laku atau segala aspek kehidupan
Nilai Dasar, manusia yang bersifat nyata (praksis). Nilai yang dalam dalam
pikiran manusia.
Nilai
nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai dasar
Instrumental dalam bentuk suatu pedoman, tolak ukur, eksplisitasi dari
dan Nilai nilai dasar atau norma-norma

Praksis:
Nilai praksis pada hakikatnya merupakan penjabaran lebih la
njut dari nilai instrumental dalam suatu kehidupan yang
nyata
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
merupakan nilai dasar
Pancasila
dalam
Nilai dasar ini dijabarkan ke dalam nilai
Konteks instrumental yaitu UUD 1945 sebagai hokum
dasar tertulis yang berisi norma norma
Hidup pengaturan penyelenggaraan negara.

Bernegara Nilai instrumental dijabarkan ke dalam nilai


praksis, berupa undang-undang. Misalnya
Pasal 28 UUD 1945 dijabarkan menjadi
Undang- undang tentang Ormas dan Orsospol
Etika adalah suatu ilmu yang membahas
tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau
bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan
berbagai ajaran moral.
Pengertian
Etika : etika dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan tentang kesusilaan. Adapun
yang dimaksud dengan kesusilaan adalah
identik dengan pengertian moral, sehingga
etika pada hakikatnya adalah sebagai ilmu
pengetahuan yang membahas tentang
prinsip-prinsip moralitas.
• MAKA: Pancasila sebagai suatu sistem etika
pada hakikatnya merupakan suatu nilai
sehingga merupakan sumber dari segala
penjabaran norma baik norma hukum,
norma moral maupun norma kenegaraan
lainnya.
Etika Pancasila
Etika Pancasila adalah norma etis sebagai pedoman pelaksanaan Pancasila bagi Negara dan warga
negara Indonesia.

Etika Pancasila adalah refleksi kritis untuk merumuskan prinsip-prinsip kelayakan (kebaikan) dalam
mengambil keputusan tindakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia berdasarkan kualifikasi isi arti sila-sila Pancasila

Dalam mengimplementasikan Pancasila, Negara harus memberikan jaminan bagi warga negara
dalam menjalankan keyakinan agamanya, memperoleh penghidupan layak dan hak-hak
kemanusiaannya, mendorong terwujudnya persatuan dalam keberagaman, mengedepankan
permusyawaratan dan menjauhkan dari sifat otoritarianisme, serta mewujudkan keadilan sosial
melalui keadilan politik dan ekonomi.
• Tiga teori etika yang berhubungan dengan refleksi
kritis terhadap bagaimana menilai perilaku yang
baik secara moral adalah
❑Etika Deontologis: menekankan perilaku seseorang
pada motivasi, kemauan yang baik, dan watak yang
Pancasila kuat untuk melakukannya sebagai kewajiban.
❑Etika deontologis menganggap bahwa
Dalam Telaah perilaku/tindakan itu dikatakan baik jika memang
baik menurut pertimbangan dari dalam dirinya
Teori-teori sendiri dan wajib dilakukan. Apabila perilaku itu
etika: buruk, maka buruk pula secara moral dan bukanlah
kewajiban yang harus dilakukan.
❑Contohnya adalah tindakan menghargai sesama dan
alam merupakan tindakan yang baik secara moral,
maka manusia wajib melakukannya.
• Etika Teleologis: menilai suatu perilaku baik jika bertujuan baik dan menghasilkan sesuatu yang
baik atau akibat yang baik, dan buruk jika sebaliknya.
• Etika teleologis bersifat situasional (sesuai dengan situasi tertentu) dan subjektif. Teori ini
menganggap perilaku yang baik bisa berubah sesuai dengan kondisi yang menghasilkan baik pada
saat itu. Suatu tindakan dapat dibenarkan oleh teori ini walau melanggar norma dan nilai moral
sekalipun.
• Etika teleologis berdasarkan kepentingannya menggolongkan penilaian suatu tindakan secara moral
menjadi dua, yakni:
❑ Egoisme etis menilai baik atau buruknya suatu perilaku berdasarkan akibat bagi pelakunya, dan
dibenarkan mengejar kebahagiaan bagi dirinya sendiri.
❑Utilitarianisme, yang menganggap baik atau buruknya suatu tindakan berdasarkan akibatnya
bagi banyak orang. Hal yang paling menonjol dari utilitarianisme adalah manfaat bagi sebanyak
mungkin orang yang terlibat dalam tindakan tersebut.
❖Etika keutamaan (virtue ethics) adalah teori etika yang mengutamakan
pengembangan karakter moral pada setiap individu.
❖Karakter-karakter moral yang dimaksud adalah nilai dan keutamaan
moral, seperti kesetiaan, kejujuran, ketulusan, dan kasih sayang.
❖Etika keutamaan menganggap orang bermoral atau berperilaku baik
berdasarkan pribadi moralnya, yang terbentuk oleh pembelajaran dari
kenyataan sepanjang hidupnya.
❖Orang yang bermoral bukanlah orang yang bertindak secara moral baik
pada situasi saat itu saja, melainkan orang berkepribadian moral yang
utama atau menonjol, berprinsip, dan berintegritas yang tinggi
Pancasila dalam tinjauan teori etika
• Etika Pancasila sebagai Etika Keutamaan yang tersusun dari nilai-nilai dan keutamaan
moral bagi bangsa Indonesia. Nilai-nilai ke-Tuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan terbentuk oleh pembelajaran dari kenyataan sepanjang sejarah
kebangsaan Indonesia yang panjang.
• Etika Pancasila sebagai Etika Teleologis yang berisi pedoman bagi warga bangsa
Indonesia dalam usaha untuk mencapai tujuan hidup berbangsa dan bernegara di masa
depan.
• Etika Pancasila adalah Etika Deontologis yang menjadi penuntun untuk menumbuhkan
kesadaran ber-Pancasila bagi generasi muda Indonesia masa sekarang dan masa depan.
Pembinaan kehidupan ber-bangsa yang kokoh dalam menuju ke masyarakat modern
adalah mempersiapkan generasi muda agar adaptif terhadap nilai-nilai kebudayaan
modern dan keadaan sosio kultural yang sesuai.
Etika Pancasila pada sila-sila
pancasila

1. Sila 1

Tuhan Maha baik


Agama sebagai Kesediaan
dan
perwujudan menerima
mememerintahkan
kesejahteraan pluralitas
kebaikan
Sila 2

Etika kesetaraan Manusia sebagai


Manusia sebagai
manusia termaklumat mahluk jasmani dan
mahluk individu dan
dalam pembukaan rohani (penghormatan
sosial
UUD NRI1945 manusia yang utuh)
Sila 3

Negara nasional sebagai


etika politik yaitu tutntuan
Cinta tanah air sebagai Mengutamakan persatuan
politik bahwa setiap negara
keutamaan dan kesatuan
harus disesuaikan dengan
teritori yang ditempati
Sila 4
• Sila 4
➢Rakyat sebagai subjek bukan objek , bahwa rakyat dapat mampu
menentukan yang terbaik bagi dirinya
➢Mengutamakan musyarwarah dan anti kekerasan
Sila 5

Demokrasi
Keadilan sosial: prinsip
ekonomi:ekonomi
tidak ada kemiskinan
indonesia hendaknya
di dalam indonesia
untuk kemakmuran
merdeka
seluruh bangsa
Problem Etika Bangsa Indonesia

Lingkungan

Korupsi Politik
Problem
etika
bangsa
Pajak Indonesia HAM

Dekadensi
moral
Peningkatan nilai-nilai Pancasila dalam
menghadapi berbagai tantangan
• perlu diperhatikan beberapa dimensi yang menunjukkan ciri khas orientasi
Pancasila yang meliputi dimensi-dimensi:
1. Dimensi teleologis menunjukkan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara
mempunyai tujuan mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945. Dimensi teleologis ini menimbulkan dinamika kehidupan bangsa. Manusia
mempunyai cita-cita, semangat, dan niat atau tekad.
2. Dimensi etis menunjukkan bahwa menurut Pancasila manusia dan martabatnya
mempunyai kedudukan yang sentral. Seluruh proses menuju masa depan ditujukan
untuk mengangkat derajat manusia melalui penciptaan mutu kehidupan yang
manusiawi. Masa depan yang manusiawi seharusnya mewujudkan keadilan dalam
berbagai bidang kehidupan.
3. Dimensi integral-integratif menempatkan manusia tidak secara
individualis melainkan dalam konteks strukturnya. Manusia adalah
pribadi yang juga merupakan relasi. Manusia harus dilihat dalam
keseluruhan sistem yang meliputi masyarakat, dunia, dan lingkungan
hidupnya. Masa depan bukan hanya diarahkan pada peningkatan
kualitas manusia, melainkan juga kepada peningkatan kualitas
strukturnya dan relasinya
• Norma etis Pancasila harus menghadirkan jaminan tata kehidupan dalam
menjalankan keyakinan beragama, memperoleh penghidupan yang layak
dan hak-hak kemanusiaan.
• Norma etis Pancasila mendorong terwujudnya persatuan dalam
keberagaman, mengedepankan permusyawaratan dan menjauhkan dari
sifat otoritarianisme, serta mewujudkan keadilan politik dan ekonomi
dalam menciptakan keadilan sosial.
• Ketiadaan implementasi Pancasila dalam tiap kebijakan, sikap dan
keteladanan pemerintah dapat membawa implikasi frustasi sosial yang
berdampak tumbuh suburnya ideologi alternatif, fundamentalisme pasar,
dan fundamentalisme agama
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai