1. Konselor sebagai profesi/karir yang profesional, memiliki dasar hukum yang menjadi landasan utama dan juga organisasi profesi sebagai wadah aktualisasi diri para konselor. a. Sebutkan dasar/landasan hukum tentang kualifikasi dan kompetensi konselor? Jawaban: Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Masing-masing kualifikasi pendidik, termasuk konselor, memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor. b. Sebutkan 3 (tiga) organisasi bimbingan dan konseling/Islam & konselor yang ada di Indonesia? Berikan penjelasan mengenai tujuan dari masing-masing organisasi profesi tersebut. Jawaban: 1. Organisasi IPBI merupakan himpunan para petugas bimbingan se Indonesia dan bertujuan mengembangkan serta memajukan bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan mutu layanannya. 2. Organisasi IMABKIN adalah Ikatan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Indonesia adalah suatu organisasi mahasiswa bimbingan dan konseling satu-satunya di Indonesia yang sudah terdaftar secara resmi di DIKTI. IMABKIN berfungsi sebagai wadah aspirasi perjuangan mahasiswa Bimbingan dan Konseling, IMABKIN berfungsi sebagai forum silaturahmi Mahasiswa BK se-Indonesia. Tujuan IMABKIN yaitu Mewujudkan komunikasi dan koordinasi antar mahasiswa BK se-Indonesia, Menumbuhkan eksistensi Ikatan Mahasiswa Bimbingan dan konseling Indonesia sebagai lembaga yang aspiratif, dinamis, dan proaktif. 3. Organisasi MGBKN Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling Nasional. MGBK adalah kegiatan musyawarah yang bertujuan meningkatkan kualifikasi guru Bimbingan. 2. Konselor sebagai seorang manusia tidak luput dari kesalahan dalam melaksanakan proses konseling. Ada 2 (dua) kesalahan yang kerap terjadi dalam proses konseling, yaitu Transference dan Counter-Transference. a. Jelaskan definisi dari Transference dan Counter-Transference? Jawaban: Transference yaitu berupa pelimpahan perasaan dan harapan secara tidak disadari dan berlangsung secara spontan oleh konseli kepada konselor, sedangkan countertransference yaitu pelimpahan perasaan dan harapan secara tidak disadari dan berlangsung secara spontan oleh konselor/terapis kepada konseli. b. Anda sebagai calon konselor sangat rentan untuk mengalami counter- transference, bagaimana langkah-langkah preventif maupun kuratif yang akan Anda lakukan agar terhindar dari counter-transference? Jawaban: dengan cara membatasi sumber perasaan pemindahan balik, meminta bantuan kepada ahli lain, mendiskusikan dengan klien, dan menyadari diri sendiri atau bisa juga dengan memelihara situasi yang baik dan menjaga situasi itu agar tetap baik.. 3. Silahkan mengeksplorasi diri dan merefleksi ke dalam diri Anda sendiri terkait beberapa hal berikut. a. Kebutuhan dan motivasi personal seperti apa yang Anda harapkan dengan bekerja sebagai seorang konselor? Jawaban: ingin membantu orang lain dan menjadi pendengar yang baik. b. Permasalahan konseli seperti apa yang Anda harapkan ketika memulai pekerjaan sebagai seorang konselor pemula? Jawaban: sebagai konselor disekolah c. Apa yang menjadi ketakutan terbesar Anda untuk menjadi seorang konselor? Jawaban: Ketakutan saya adalah ketika saya tidak bisa membantu konseli walaupun saya sudah berusaha sebisa saya ataupun tidak membuat si konseli merasa puas dengan apa yang saya lakukan. d. Apa yang telah Anda pelajari mengenai diri sendiri sebagai seorang calon konselor? Jawaban: Saya bisa menjadi pendengar yang baik untuk teman-teman saya dan juga penasehat. 4. Analisis Kasus: Kasus Jasmine Jasmine merupakan seorang konseli yang sangat bergantung pada Anda sebagai konselornya, dalam meminta nasihat dan bahkan dalam mengambil keputusan kecil. Jelas terlihat bahwa Jasmine tidak memiliki kepercayaan diri, dan seringkali membayangkan apa yang akan Anda lakukan apabila Anda berada diposisinya. Jasmine mengajukan pertanyaan pada Anda yang sifatnya pribadi mengenai kehidupan pernikahan dan keluarga Anda. Jasmine menyanjung Anda sebagai seorang konselor yang sangat bijaksana dalam memberikan alternatif pilihan dalam menyelesaikan permasalahannya, serta Jasmine berusaha untuk menyamai dan bahkan melebihi Anda. Di lain waktu, Jasmine memberitahu Anda bahwa ketika mengambil keputusan kerapkali keputusan tersebut berakhir tidak baik. Sebagai konsekuensinya, ketika Jasmine dihadapkan pada sebuah keputusan, dia cenderung dipenuhi oleh keraguan dan perasaan pesimis. Walaupun begitu Jasmine menyadari bahwa Anda tidak bisa memberikan jawaban atas permasalahannya, namun Jasmine tetap menanyakan pendapat Anda mengenai keputusan yang dia ambil. Refleksi kasus: a. Bagaimana Anda menghadapi perilaku Jasmine? Jawaban: menghadapinya dengan tenang b. Bagaimana Anda merespon pertanyaan yang bersifat pribadi? Jawaban: dengan cara mengabaikan pertanyaan yang bersifat pribadi dan berkata "kamu tidak perlu tau masalah pribadi saya" dan memberi tau mana yang seharusnya boleh di tanya dan tidak, Karna tidak semua pertanyaan bisa dijawab. bisa juga dengan mengalihkan pembicaraan agar dia lupa akan pertanyaannya itu. c. Dapatkah Anda merespon secara normal/wajar perasaan Jasmine, tanpa harus mengungkapkan diri Anda (self-disclosing) perihal hal pribadi yang Jasmine tanyakan? Jawaban: sebisa mungkin saya akan merespon dengan baik d. Dapatkah Anda melihat potensi permasalahan etik dalam kasus Jasmine tersebut? Jawaban: dikasus jasmin terdapat transference dan gejala counter transference. e. Apabila banyak konseli Anda yang menunjukkan kecenderungan perilaku yang sama seperti Jasmine, apakah ada metode ataupun teknik konseling yang perlu Anda kaji dan pelajari kembali? Jawaban: mempelajari bagaimana teknik menghadapi sifat yang seperti jasmin dan cara menyelesaikannya.