Anda di halaman 1dari 6

MONOKROM

Oleh Tulus

Lembaran foto hitam putih


Aku coba ingat lagi
Warna bajumu kala itu
Kali pertama di hidupku
Manusia lain memelukku
Lembaran foto hitam putih
Aku coba ingat lagi
Wangi rumah di sore itu
Kue coklat, balon warna-warni
Pesta hari ulang tahunku
Dimanapun kalian berada
Kukirimkan terima kasih
Untuk warna dalam hidupku
Dan banyak kenangan indah
Kau melukis aku
Lembaran foto hitam putih
Kembali teringat malam, kuhitung-hitung bintang
Saat mataku sulit tidur, suaramu buatku lelap
Dimanapun kalian berada
Kukirimkan terima kasih
Untuk warna dalam hidupku
Dan banyak kenangan indah
Kau melukis aku
Kita tak pernah tahu
Berapa lama kita diberi waktu
Jika aku pergi lebih dulu, jangan lupakan aku
Ini lagu untukmu, ungkapan terima kasihku
Lembar monokrom hitam putih
Aku coba ingat warna demi warna dihidupku
Tak akan kumengenal cinta bila bukan karena hati baikmu
TAKUT
Oleh Idgitaf

Sudah di kepala dua


Harus mulai dari mana?
Ambisiku bergejolak
Antusias tak keruan
Banyak mimpi-mimpi yang 'kan kukejar

Lika-liku perjalanan
Ku terjebak sendirian
Tumbuh dari kebaikan
Bangkit dari kesalahan
Berusaha pendamkan kenyataan bahwa

Takut tambah dewasa


Takut aku kecewa
Takut tak seindah yang kukira
Takut tambah dewasa
Takut aku kecewa
Takut tak sekuat yang kukira

Aku tetap bernafas


Meski sering tercekat
Aku tetap bernafas
Meski aku tak merasa bebas

Pertengahan 25
Selanjutnya bagaimana?
Banyak mimpi yang terkubur
Mengorbankan waktu tidur
Ku tak tahu apa lagi yang 'kan kukejar

Takut tambah dewasa


Takut aku kecewa
Takut tak seindah yang kukira
Takut tambah dewasa
Takut aku kecewa
Takut tak sekuat yang kukira

Aku tetap bernafas


Meski sering tercekat
Aku tetap bernafas
Meski aku tak merasa bebas, ho-ho

Maaf jika
Belum seturut yang dipinta
Maaf jika
Seperti tak tahu arah
Aku sudah dewasa
Aku sudah kecewa
Memang tak seindah yang kukira
Aku sudah dewasa
Aku sudah kecewa
Memang tak sekuat yang kukira

Aku tetap bernafas


Meski sering tercekat
Aku tetap bernafas
Meski aku tak merasa bebas

Ho-uh
(Takut aku kecewa)
(Takut tak seindah yang kukira)
Memang tak seindah yang kukira

Memang tak sekuat yang kukira

Engkau tetap bernafas


Meski sering tercekat
Engkau tetap bernafas
Dan langkahmu 'kan terasa bebas
Dan hatimu 'kan terasa bebas
Dan jiwamu 'kan terasa bebas

Hm-hm-hm-hm-hm
Hm-mm
KOTA
Oleh Tulus dan Petra Sihombing

Di kota ini sehabis hujan


Desember yang lalu
Di kota ini dalam ruangan
Berpenyejuk udara
Kau dan wangimu bersanding dengan
Riuh angin di luar
Udara mana kini yang kau hirup?
Hujan di mana kini yang kau peluk?
Di mana pun kau kini
Rindu tentangmu tak pernah pergi
Di jalan ini menguning langit
Berkendara denganmu
Tajam mentari menembus pelan
Bening teduh matamu
Kau dan wangimu berpadu utuh
Tabungan kelak rindu
Udara mana kini yang kau hirup?
Hujan di mana kini yang kau peluk?
Di mana pun kau kini, hmm
Rindu tentangmu tak pernah pergi
Udara mana kini yang kau hirup?
Hujan di mana kini yang kau peluk?
Di mana pun kau kini, uh-uuh
Rindu tentangmu tak pernah pergi
Rindu tentangmu tak pernah pergi
KAMU DAN KENANGAN
Oleh Maudy Ayunda

Seusai itu senja jadi sendu awan pun mengabu


Kepergianmu menyisakan duka dalam hidupku
Ku memintal rindu menyesali waktu mengapa dahulu
Tak kuucapkan aku mencintaimu sejuta kali sehari
Walau masih bisa senyum
Namun tak selepas dulu
Kini aku kesepian
Kamu dan segala kenangan
Menyatu dalam waktu yang berjalan
Dan aku kini sendirian
Menatap dirimu hanya bayangan
Tak ada yang lebih pedih
Daripada kehilangan dirimu
Cintaku tak mungkin beralih
Sampai mati hanya cinta padamu (padamu)
Ho-o-o-o-oh ...
Walau masih bisa senyum
Namun tak selepas dulu
Kini aku kesepian
Kamu dan segala kenangan (kenangan)
Menyatu dalam waktu yang berjalan (berjalan)
Dan aku kini sendirian
Menatap dirimu hanya bayangan hanya bayangan
O-o-oh ...
Daripada kehilangan dirimu
Cintaku tak mungkin beralih
Sampai mati hanya cinta padamu
Tak ada yang lebih pedih
Daripada kehilangan dirimu
Cintaku tak mungkin beralih
Sampai mati hanya cinta padamu
Ku mencintamu (mencintamu)
Kamu (kamu) dan kenangan
RUNTUH
Oleh Feby Putri

Ku terbangun lagi
Di antara sepi
Hanya pikiran yang ramai
Mengutuki diri
Tak bisa kembali
Tuk mengubah alur kisah
Ketika mereka meminta tawa
Ternyata rela tak semudah kata
Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah sekali saja ku menangis?
Sebelum kembali membohongi diri
Ketika kau lelah
Berhentilah dulu
Beri ruang, beri waktu
Mereka bilang, "Syukurilah saja"
Padahal rela tak semudah kata
Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah sekali saja ku menangis?
Sebelum kembali membohongi diri
Ha, ha, ha-ah
Ha, ha, ha-ah
Ha, ha, ha-ah-oh
Kita hanyalah manusia yang terluka
Terbiasa tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah sekali saja ku menangis?
Ku tak ingin lagi membohongi diri
Ku ingin belajar menerima diri

Anda mungkin juga menyukai