Askep Komunitas Kel2
Askep Komunitas Kel2
Disusun oleh :
b. Vital Statistik
c. Nilai/keyakinan
Lansia di Tamansari gobras 100% beragama Islam dan tidak
mempercayai hal-hal syirik atau hal mistis-mistis/mitos-mitos.
2. Subsistem
a. Lingkungan fisik
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis rumah klien
Jenis rumah klien
Cumulativ
Frequency Percent Valid Percent e Percent
Valid Permanen 6 42.9 42.9 42.9
Semi
6 42.9 42.9 85.7
permanen
3 2 14.3 14.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
b. Pendidikan
Distribusi frekuensi berdasarkan fasilitasi pendidikan terdekat
d. Komunikasi
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis alat komunikasi yang
digunakan untuk mendapatkan informasi
Jenis alat komunikasi
Cumulativ
Frequency Percent Valid Percent e Percent
Valid HP 8 57.1 57.1 57.1
Telepon kabel 1 7.1 7.1 64.3
TV 5 35.7 35.7 100.0
Total 14 100.0 100.0
e. PHBS
Distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan merokok klien yang
merokok
kebiasaan merokok klien
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 3 21.4 21.4 21.4
Tidak 11 78.6 78.6 100.0
Total 14 100.0 100.0
g. Pemeriksaan Fisik
Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kesadaran
kesadaran
Cumulativ
Frequency Percent Valid Percent e Percent
Valid Compos
14 100.0 100.0 100.0
Mentis
penglihatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kabur 9 64.3 64.3 64.3
Tidak 5 35.7 35.7 100.0
Total 14 100.0 100.0
h. Psikogerontik
Distribusi frekuensi berdasarkan pengkajian index katz
pengkajian index katz
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kategori A 13 92.9 92.9 92.9
Kategori B 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
pengkajian sullivan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Mampu
melakukan 12 85.7 85.7 85.7
aktivitas
Mampu
melakukan
dengan 2 14.3 14.3 100.0
bantuan
minimal
Total 14 100.0 100.0
Distribusi frekuensi berdasarkan pengkajian SPMSQ
pengkajian SOPMSQ
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Fungsi
intelektual 10 71.4 71.4 71.4
utuh
Fungsi
intelektual
2 14.3 14.3 85.7
kerusakan
ringan
Fungsi
intelektual
2 14.3 14.3 100.0
kerusakan
sedang
Total 14 100.0 100.0
pengkajian IDB
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Depresi tidak
12 85.7 85.7 85.7
ada
Depresi
2 14.3 14.3 100.0
sedang
Total 14 100.0 100.0
pengkajian APGAR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Fungsi
sosial 11 78.6 78.6 78.6
normal
Fungsi
3 21.4 21.4 100.0
sosial cukup
Total 14 100.0 100.0
B. Analisa Data
Jumlah nilai
masalah
priotitas
Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria :
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
(3) (3) (3) (3) (3) (3)
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
(2) (2) (2) (2) (2) (2)
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
(1) (1) (1) (1) (1) (1)
Bobot 5 Bobot 10 Bobot 5 Bobot 7 Bobot 8 Bobot 8
1 2 x 5 = 10 3 x 10 = 30 3 x 5 = 15 3 x 7 = 21 2 x 8 = 16 2 x 8 = 16 108 1
2 1x5=5 2 x 10 = 20 2 x 5 = 10 2 x 7 = 14 3 x 8 = 24 1x8=8 81 3
3 2 x 5 = 10 2 x 10 = 20 3 x 5 = 15 2 x 7 = 21 2 x 8 = 16 2 x 8 = 16 98 2
Standar /
Aktivitas
Prioritas
Masalah
Kriteria
Strategi
Tempat
Tujuan
Waktu
Biaya
Ket
PJ
1 Setelah dilakukan Preventif Senam Mahasis Pukul Di Gobras - Lansia dapat
keperawatan sekunder lansia wa 10.00- mengikuti
komunitas, a. Identifikasi UMTAS selesai aktivitas senam
diharapkan pola pola tingkat lansia untuk
tidur pada lansia aktivitas 4B meningkatkan
membaik, dengan dan tidur kelomp pemenuhan
kriteria hasil: b. Identifikasi oK 2 kebutuhan tidur.
- Keluhan sulit faktor
tidur menurun pengganggu
- Keluhan tidak tidur
puas tidur c. Modifikasi
menurun lingkungan
- Keluhan d. Fasilitasi
istirahat tidak menghilang
cukup kan stress
menurun sebelum
- Kemampuan tidur
aktivitas e. Ajarkan
meningkat cara
nonfarmako
logi senam
lansia untuk
peningkata
n
pemenuhan
kebutuhan
tidur lansia.
2 Setelah dilakukan Preventif Promosi Mahasis Pukul Di Gobras Lansia mampu
keperawatan tersier kesehata wa 10.00- meningkatkan
komunitas, a. Identifikasi n UMTAS selesai perubahan
diharapkan status kesiapan menggun tingkat prilaku yang
kesehatan dan akan 4B mendukung
komunitas kemampua pelayana kelomp kesehatan.
meningkat, dengan n menerima n ok 2
kriteria hasil: informasi kesehata
- Ketersediaan b. Jelaskan n
program penanganan
promosi masalah
kesehatan kesehatan
meningkat c. Informasika
- Ketersediaan n sumber
program yang tepat
proteksi yang
kesehatan tersedia di
meningkat masyarakat
- Partisipasi d. Anjurkan
dalam program menggunak
kesehatan an fasilitas
komunitas kesehatan
meningkat e. Ajarkan
- Keikutsertaan menentuka
asuransi/ n prilaku
jaminan spesifik
kesehatan yang akan
meningkat diubah
- Angka f. Ajarkan
morbiditas program
menurun kesehatan
- Angka dalam
kebiasaan kehidupan
merokok sehari-hari
menurun g. Ajarkan
pencarian
dan
penggunaan
sistem
fasilitas
kesehatan
h. Ajarkan
cara
pemelihara
an
kesehatan
3 Setelah dilakukan Preventif Pendidik Mahasis Pukul Di Gobras Lansia/ keluarga
keperawatan primer an wa 10.00- mampu
komunitas, a. Identifikasi kesehata UMTAS selesai mengelola
diharapkan kebutuhan n tingkat lingkungan fisik
keamanan keselamata 4B untuk
lingkungan rumah n (kondisi kelomp meningkatkan
lansia meningkat, fisik) oK 2 keselamatan
dengan kriteria b. Hilangkan
hasil: bahaya
- Pemeliharan keselamata
rumah n
meningkat lingkungan
- Pencahayaan c. Modifikasi
eksterior lingkungan
meningkat untuk
- Pencahayaan meminimali
interior sir bahaya
meningkat dan resiko
- Kebersihan d. Sediakan
hunian alat bantu
meningkat keamanan
- Kemudahan lingkungan
akses kamar (pegangan
mandi tangan)
meningkat e. Gunakan
- Pemasangan perangkat
handrail pelindung
meningkat
2. Komplementer
a. Hipertensi
1) “ PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI PADA KELOMPOK
SENAM LANSIA DI BANJAR KAJA SESETAN DENPASAR SELATAN”
N Kriteria Jawab Pembenaran dan clinical thinking
o
1. P YA Masalah klinik dari jurnal ini adalah untuk mengetahui pengaruh
(patient/ senam lansia terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi
population) pada kelompok senam lansia di banjar kaja Sesetan Denpasar
selatan.
Population/patient dari jurnal ini adalah seluruh lansia pada
kelompok senam lansia di banjar Kaja Sesetan Denpasar Selatan
yang berjumlah 55 orang.
2. I YA Jenis penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan
(intervention) rancangan one-group pretest-posttest design.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan cara Non Probability
Sampling dengan teknik Purposive Sampling. Sampel yang terpilih
sebanyak 24 orang.
Instrumen yang dipakai pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan lembar pengkajian. Adapun alat yang digunakan
untuk mengukur tekanan darah adalah spygnomanometer pegas
dan stetoskop. Sebelum alat-alat tersebut digunakan, alat tersebut
akan dikalibrasi terlebih dahulu agar data yang didapatkan valid
dan reliable.
Peneliti melakukan pengkajian dan pengukuran tekanan darah
pada lansia di Banjar Kaja Sesetan Denpasar 10 menit sebelum
latihan nafas dalam dan senam lansia dan 30 menit setelah
dilakukan senam lansia. Pada pertemuan pertama sebagai pretest,
pertemuan keenam sebagai posttest.
Sebelum dilakukan uji beda, dilakukan uji normalitas data untuk
mengetahui kenormalitasan data dengan uji Saphiro Wilk karena
jumlah sampel kurang dari 50. Data tidak berdistribusi normal
maka dianalisis dengan uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan
tekanan darah lansia sebelum dan setelah setelah intervensi
senam lansia dengan hipertensi.
3. C YA Perbedaan perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan setelah
(comparasion) diberikan senam lansia terdapat penurunan rata-rata tekanan
darah sistolik sebanyak 21,67 mmHg dari 149,17 mmHg menjadi
127,50 mmHg dengan nilai p = 0,000.
Pada tekanan darah diastolik sebelum dan setelah diberikan
latihan nafas dalam dan senam lansia terdapat penurunan rata-
rata tekanan darah diastolik sebanyak 12,50 mmHg dari 91,25
mmHg menjadi 78,75 mmHg dengan nilai p = 0,000.
4. O YA Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan menyataan bahwa
(outcome) tekanan darah lansia sebelum dilakukan senam lansia di dapatkan
rata-rata tekanan darah sistole 149,17 mmHg dan rata-rata
tekanan darah diastole 91,25 mmHg. Hasil identifikasi tekanan
darah setelah dilakukan senam lansia di dapatkan rata-rata
tekanan darah sistole 127,50 mmHg dan rata-rata tekanan darah
diastole 78,75 mmHg. Didapatkan penurunan rata-rata tekanan
darah sistolik 21,67 mmHg dan penurunan tekanan darah
diastolik 12,50 mmHg. Pemberian senam lansia berpengaruh
secara signifikan terhadap tekanan darah sistolik pada lansia
dengan hipertensi yaitu nilai p (0,000) < 0,05 dan tekanan darah
diastolik pada lansia dengan hipertensi yaitu p (0,000) < 0,05. Hal
ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan nilai rata-rata
tekanan darah diastolik setelah dilakukan latihan nafas dalam dan
senam lansia.
3) “Perbedaan Efektivitas Senam Bugar Lansia dengan Senam Yoga Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada
Lansia dengan Hipertensi”
N Kriteria Pembenaran dan Critical Thinking
o
1 Introduction Lanjut usia mengalami proses penuaan pada semua sistem tubuh,
namun tidak terjadi dalam waktu bersamaan. Perubahan pada lanjut
usia salah satunya dari segi fisik. Masalah fisik yang sering dijumpai
pada lansia yaitu penurunan fungsi organ terutama pada sistem
kardiovaskuler. Perubahan sistem kardiovaskuler pada lansia ditandai
dengan adanya pengapuran pembuluh darah dan arteriosklerosis yang
mengakibatkan pembuluh darah menjadi kaku dan mengalami
penurunan elastisitas, sehingga dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi pada lansia adalah penyakit
dengan sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHg
3 Results Hasil pada penelitian ini adalah tekanan darah sistolik setelah diberi
perlakuan senam yoga dan senam bugar lansia mengalami penurunan,
dan tekanan darah diastolik juga mengalami penurunan setelah
diberikan senam bugar lansia maupun senam yoga. Sehingga kedua
perlakuan tidak ada perbedaan yang efektif dalam menurunkan tekanan
darah pada lansia
4 Disscussion Setelah dilakukan teknik senam pada lansia dan yoga maka keduanya
berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah tetapi tidak signifikan
4) “Efektifitas Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Kepada Lansia Yang Mengalami Hipertensi Di
Puskesmas Pancur Batu Deli Serdang Tahun 2019”
N Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thinking
o
( Time )
5) “PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR
JAMBI”
N Kriteria Jawab Pembenaran dan clinical thinking
o
b. Rematik
1) “PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN NYERI SENDI PADA LANSIA DI BALAI SOSIAL LANJUT
USIA (BSLU) MANDALIKA MATARAM”
No. Kriteria Jawab Pemberian dan Clinical Thinking
5. T Ya 2020.
(Time)
2) “PENGARUH SENAM BUGAR LANSIA TERHADAP NYERI PERSENDIAN PADA POSYANDU LANSIA KARANG
WERDHA KEDURUS SURABAYA”
No. Kriteria Jawab Pemberian dan Clinical Thinking
Senam bugar lansia adalah salah satu bentuk latihan ringan yang
digunakan untuk melatih otot dan persendian yang dimana senam
bugar lansia cocok untuk lansia.
aktivitas fisik yang ringan seperti senam bugar lansia, berjalan dan
lain-lain. Aktivitas fisik dapat memberikan pengaruh yang baik bagi
kesehatan tubuh pada lansia salah satunya adalah melatih
kemampuan otot sendi pada lansia agar tidak terjadi kekakuan
sendi (Martono, 2009).
5. T Ya 2016.
(Time)
3) “Pengaruh senam lansia terhadap tingkat kebugaran, lemak tubuh dan kekambuhan nyeri sendi pada lansia”
No Kriteria Jawab Pemberian dan Clinikal Thinking
5) “Pengaruh senam lansia terhadap penurunan nyeri persendian pada lansia di Kelurahan Komplek Kenjeran,
Kecamatan Bulak, Surabaya”
No Kriteria Jawab Pemberian dan Clinikal Thinking
1 P Ya Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh senam
lansia terhadap perubahan nyeri persendian pada lansia di
kelurahan komplek kenjeran,kecamatan Bulak,Surabaya.
Populasi adalah lansia yang mengeluh nyeri persendian di
Kelurahan Komplek Kenjeran, Kecamatan Bulak, Surabaya
sejumah 20 orang..
2 I Ya Desain penelitian ini adalah quasyexperiment dengan
rancangan one group pre-test and post-test.
3 C Ya Nyeri berat pada responden mangakibatkan terganggunya
aktivitas mereka sehingga para lansia enggan melakukan
aktivitas dan sering untuk berdiam. Hal ini mengakibatkan
penurunan kapasitas fungsional tubuh. Padahal fenomena di
masyarakat para lanjut usia enggan mengikuti senam lansia.
Jika lansia enggan mengikuti kegiatan senam, malah akan
menyebabkan kekakuan tulang dan sendi yang menjadi
penyebab timbulnya nyeri persendian pada orang lanjut usia.
c. Insomnia
1) “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Skala Insomnia Pada Lansia Di Panti Wredha Dewanata
Cilacap”
P Masalah dari penelitian ini yaitu dari 90 orang lansia di Panti Werdha Dewanata Cilacap
(Patient, didapatkan 20 orang diantaranya mengalami insomnia.
population, Populasi penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Panti Wredha Dewanata Cilacap yang
problem) berjumlah 90
orang.
I Intervensi yang diberikan pada jurnal ini yaitu senam lansia. Aktivitas olahraga ini akan
(Intervention) membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat,
mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang
berkeliaran di dalam tubuh. Senam bugar lansia disamping memiliki dampak
positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan
imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur (Depkes, 1 995).
C Dari 9 responden laki-laki didapatkan 4 responden (44,5%) dengan derajat insomnia sedang dan
(Comparison) 5 responden (55,5%) dengan derajat insomnia ringan. Sedangkan dari 7 responden perempuan
didapatkan 3 responden (43%) dengan derajat insomnia ringan, 2 responden (28,5%) dengan
derajat insomnia sedang dan 2 responden (28,5%) dengan derajat insomnia berat. Derajat
insomnia responden setelah diberi perlakuan adalah sebesar 11 responden (68,75%) tidak
ada insomnia, 3 responden (18,75%) dengan derajat insomnia ringan dan 2 responden (12,5%)
dengan derajat insomnia sedang. Hal tersebut menunjukan bahwa ada penurunan derajat
insomnia responden yaitu dari insomnia sedang sebelum diberi perlakuan senam sebesar 5
responden menurun setelah diberi
perlakuan senam menjadi 2 responden, sedangkan 2 responden yang mengalami insomnia berat
menurun menjadi insomnia sedang serta 11 responden lain sudah tidak mengalami gangguan
insomnia.
O Ada pengaruh yang bermakna senam bugar lansia terhadap penurunan skala insomnia di Panti
(Outcome) Wredha Dewanata Cilacap.
2) “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Yang Insomnia”
P Masalah dari penelitian ini yaitu seiring dengan penurunan fungsi tubuh dalam kaitannya
(Patient, dengan fisiologi tidur, jumlah kebutuhan tidur lansia mengalami penurunan. Semakin tua
population, usia seseorang maka semakin sedikit jumlah jam tidur yang dibutuhkan.
problem) Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di PSTW yang mengalami gangguan
tidur. Sampel pada penelitian ini sebanyak 34 sampel, 17 kelompok eksperimen dan 17
kelompok kontrol.
I Intervensi yang diberikan pada jurnal ini yaitu senam lansia. Senam lansia merangsang
(Intervention) penurunan aktivitas saraf simpatis dan peningkatan aktivitas parasimpatis yang berpengaruh
pada penurunan hormon adrenalin, norepinefrin dan katekolamin serta vasodilatasi pada
pembuluh darah yang mengakibatkan transpor oksigen ke seluruh tubuh terutama otak lancar
sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan nadi menjadi normal. Pada kondisi ini akan
meningkatkan relaksasi lansia. Selain itu sekresi melatonin yang optimal dan pengaruh beta
endhorphin dan membantu peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur lansia.
C Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan pre test dan diperoleh median
(Comparison) adalah 13,00 kelompok eksperimen, 14,00 kelompok kontrol. Kelompok eksperimen selanjutnya
mendapatkan senam untuk meningkatkan kualitas tidur, sedangkan kelompok kontrol tidak
diberikan terapi apapun. Penelitian ini mendapatkan hasil post test nilai rata-rata kualitas tidur
responden kelompok eksperimen adalah 10,00 dan kelompok kontrol 14,00. Hal ini
menunjukkan pada kelompok eksperimen diperoleh penurunan sebesar 3,00 yang mana senam
lansia dapat berpengaruh terhadap kualitas tidur pada lansia.
O Pemberian senam lansia berpengaruh terhadap kualitas tidur pada lansia yang insomnia.
(Outcome)
3) “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Skala Insomnia Pada Lansia Di Desa Batu Belah Wilayah Kerja
Puskesmas Kampar Tahun 2020”
P Masalah dari penelitian ini yaitu berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 lansia didesa
(Patient, Batu Belah Wilayah kerja Puskesmas Kampar, terdapat 7 (70%) lansia mengalami insomnia,
population, dari 7 lansia yang mengalami insomnia terdapat 3 (30%) lansia
problem) dengan insomnia ringan dengan gejala kesulitan tidur, 4 (40%) lansia dengan insomnia
sedang dengan kesulitan tidur dan sering terbangun pada
malam hari.
Sampel pada penelitian ini sebanyak 30 orang lansia yang mengalami insomnia di desa Batu
Belah Wilayah Kerja Puskesmas Kampar.
I Intervensi yang diberikan pada jurnal ini yaitu senam lansia. Dengan melakukan senam lansia
(Intervention) secara efektif dan rutin 3 kali dalam seminggu selama 30 menit dapat menjaga kesehatan mental
dan mengurangi insomnia pada lansia.
C Rata-rata skala insomnia sebelum diberikan senam lansia sebesar 10,97 dengan skala insomnia
(Comparison) terendah 8 dan skala insomnia tertinggi 14. Dan rata-rata skala
insomnia sesudah diberikan senam lansia sebesar 8,87 dengan skala insomnia terendah 6 dan
skala insomnia tertinggi 12. Skala insomnia pada setiap lansia sebelum diberikan senam lansia
terdapat peningkatan skala insomnia. Setelah diberikan senam lansia pada setiap lansia skala
insomnia lansia mengalami penurunan dengan selisih antara skala insomnia sebelum dan
sesudah diberikan ialah 2,1 .
O Adanya pengaruh terhadap penurunan skala insomnia pada lansia
(Outcome)
4) “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Lansia Yang Mengalami Insomnia Di Asrama Pemadam
Kebakaran”
P Masalah dari penelitian ini yaitu prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu
(Patient, sekitar 50% pada tahun 2009 (Depkes RI, 2010).
population, Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berusia 60 tahun keatas di Asrama
problem) Pemadam Kebakaran RT02/RW17.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 sampel yang keduanya dilatih untuk
senam lansia. Penelitian ini di lakukakan di Asrama Pemadam Kebakaran RT02/RW17
Kelurahan Semper Barat, Jakarta Utara.
I Intervensi yang diberikan pada jurnal ini yaitu senam lansia. Menurut penelitian (Erna, Kuntarti,
(Intervention) 2016) efisiensi tidur lansia yang mengikuti senam lansia kian baik yaitu 78,12% dibandingkan
dengan lansia yang tidak teratur melaksanakan senam lansia yaitu 70,26%.
C Hasil pengkajian pada Ny. T klien mengeluh kesulitan tidur pada malam hari disertai terbangun
(Comparison) pada malam hari dan sulit untuk tidur kembali karena keadaan lingkungan yang bising. Hasil
pengkajian pada Ny. U klien mengeluh kesulitan tidur pada malam hari disertai terbangun pada
malam hari dan sulit untuk tidur kembali karena keadaan lingkungan tidur yang tidak nyaman
dan merasakan pegal dipunggung. Setelah diberikan intervensi Ny. T, pada hari ketiga klien
mengatakan sudah tidak sulit tidur, bisa tidur siang dan sudah bisa tidur lebih awal saat malam
dan tidak terbangun. Kemudian respon Ny. U, pada hari ke tiga adalah klien mengatakan jam
tidur siangnya bertambah, sudah bisa tidur awal, tidak merasakan pegal dipunggung dan tidak
terbangun.
O Ada pengaruh senam lansia terhadap kualitas tidur pada lansia yang mengalami insomnia di
(Outcome) Asrama Pemadam Kebakaran RT02/RW17 Kelurahan Semper Barat, Jakarta Utara
5) “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Skala Insomnia Pada Lansia Di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Kota
Semarang”
P Masalah dari penelitian ini yaitu insomnia merupakan gangguan tidur yang sering dialami
(Patient, oleh lansia. Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan data lansia mengalami insomnia
population, sebanyak 30 lansia.
problem) Populasi dan sampel penelitian ini sejumlah 36 lansia dengan menggunakan teknik total
sampling.
I Intervensi yang diberikan pada jurnal ini yaitu senam lansia. Senam lansia adalah olahraga
(Intervention) ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang diterapkan pada lansia. Olahraga juga
dapat menurunkan stress. Aktifitas olahraga ini akan membatu tubuh agar tetap bugar dan
tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan membantu
menghilangkan radikal bebas yang berkliaran di dalam
tubuh.
C Dari 36 responden di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Kota Semarang menunjukan bahwa
(Comparison) sebagian besar responden sebelum pemberian senam lansia mengalami insomnia sedang sebesar
21 responden
(58,3%), mereka sering terbangun dimalam hari yang berkisar antara 3-5 kali dalam satu malam
(38,9%) dan sulit untuk memulai tidur kembali (22,2%). Skala insomnia setelah pemberian
senam lansia adalah sebesar 5 responden (13,9%) tidak ada insomnia, 26 responden (72,2%)
dengan skala insomnia ringan dan 5 responden (13,9%) dengan skala insomnia sedang. Hal
tersebut menunjukan bahwa ada penurunan skala insomnia responden yaitu dari insomnia
sedang sebelum pemberian senam lansia sebesar 21 reponden menurun setelah pemberian
senam lanisa menjadi 5 responden, sedangkan 13 responden yang mengalami insomnia ringan
meningkat menjadi 26 responden, serta 5 responden lain sudah tidak mengalami gangguan
insomnia.
O Ada pengaruh senam lansia terhadap skala insomnia pada lansia di Panti Wredha Harapan Ibu
(Outcome) Ngaliyan Kota Semarang.
E. Implementasi keperawatan
Dx. Kep Tanggal Implementasi Evaluasi Modifikasi Paraf
Gangguan pola Melakukan senam lansia Sumatif:
tidur setiap pagi selama 15-45 Setelah dilakukan senam
menit lansia 15-45 menit pada
pagi hari kemampuan
istirahat tidur pada lansia
membaik.
Formatif:
S: masyarakat
mengakatan melakukan
senam lansia setiap hari
O: Masyarakat mampu
melakukan senam lansia
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
Resiko jatuh Melaksanakan pendidikan Sumatif:
kesehatan mengenai cara Setelah dilakukan
mengelola lingkungan fisik pendidikan kesehatan
untuk meningkatkan
masyarakat mampu
keselamatan.
meningkatkan
keselamatannya.
Formatif:
S: masyarakat
mengatakan akan
menghindari/mengurang
i prilaku yang beresiko
menyebabkan jatuh.
O: Tampak masyarakat
menghindari prilaku
prilaku yang beresiko
jatuh
A: Masalah belum tertasi
P: Lanjutkan dan
modifikasi intervensi
Deficit kesehatan Melaksanakan Pendidikan Sumatif:
komunitas Kesehatan mengenai Setelah dilakukan
penggunaan pelayanan tindakan keperawatan
kesehatan.
Kepatuhan dan program
terhadap standar
kesehatan meningkat
Formatif:
S: Masyarakat
mengatakan akan
berpartisipasi dalam
program kesehatan
komunitas
O: Tampak masyarakat
yang antusias dalam
meningkatkan
kesehatannya
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
REFERENSI
PPNI (2018) . Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI(2018) STANDAR Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.
PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta; DPP PPNI
Tulak, G. T. (2017). Pengaruh Senam Lansia terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi di Puskesmas Wara
Palopo. Perspektif: Jurnal Pengembangan Sumber Daya Insani, 2(1), 169-172.
DI BANJAR, K. A. J. A. (2012). Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi pada Kelompok Senam
Lansia di Banjar Kaja Sesetan Denpasar Selatan.
Aji, W. P. B., & Isnaeni, Y. (2015). Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di Posyandu
Lansia Dusun Banaran 8 Playen Gunung Kidul (Doctoral dissertation, STIKES'Aisyiyah Yogyakarta).
Suciana, F., Supardi, S., & Annisa, H. N. (2019). Perbedaan Efektivitas Senam Bugar Lansia dengan Senam Yoga terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi. Proceeding of The URECOL, 504-509.
Hutagalung, M. A. M. (2020). Efektifitas Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Kepada Lansia Yang Mengalami
Hipertensi Di Puskesmas Pancur Batu Deli Serdang Tahun 2019.
Izhar, M. D. (2017). Pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah di panti sosial tresna werdha budi luhur jambi. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 17(1), 204-210.
Astuti, F. (2020). PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN NYERI SENDI PADA LANSIA DI BALAI SOSIAL LANJUT
USIA (BSLU) MANDALIKA MATARAM. PrimA: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 6(1).
RAHMANDA PUTRA, R. Y. A. N. (2016). PENGARUH SENAM BUGAR LANSIA TERHADAP NYERI PERSENDIAN PADA POSYANDU
LANSIA KARANG WERDHA KEDURUS SURABAYA. Jurnal Kesehatan Olahraga, 4(4).
Dewi, D. K., & Prawesti, D. (2013). Penurunan Keluhan Nyeri Sendi Pada Lansia Melalui Senam Lansia. JURNAL STIKES RS Baptis
Kediri, 6(2).
Suharjono, S., Haryanto, J., & Indarwati, R. (2014). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Perubahan Nyeri Persendian Pada Lansia di
Kelurahan Komplek Kenjeran, Kecamatan Bulak, Surabaya. Indonesian Journal of Community Health Nursing, 2(2).
Sumedi, T., & Kuswati, A. (2010). Pengaruh Senam Lansia terhadap Penurunan Skala Insomnia Ada Lansia di Panti Wredha
Dewanata Cilacap. Jurnal Keperawatan Soedirman, 5(1), 13-20.
Dewi, Y. I. (2015). Pengaruh senam lansia terhadap kualitas tidur pada lansia yang insomnia (Doctoral dissertation, Riau
University).
KURNIAWAN, A., KASUMAYANTI, E., & PUTRI, A. D. (2020). PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN SKALA
INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA BATU BELAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2020. Jurnal Ners, 4(2), 102-
106.
Sitorus, E. D., & Alfiani, L. (2020). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Lansia Yang Mengalami Insomnia Di Asrama
Pemadam Kebakaran. JURNAL AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA, 6(2).
Sitorus, E. D., & Alfiani, L. (2020). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Lansia Yang Mengalami Insomnia Di Asrama
Pemadam Kebakaran. JURNAL AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA, 6(2).