Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA LANSIA DI GOBRAS


Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
Dosen Pengampu : Nina Pamelasari, M.Kep

Disusun oleh :

Ade Roghit A.N C1714201065


Afila Daeng S. C1714201065
Ayu Siti Rahayu C1714201069
Bhakti Gustia R. C1714201070
Dede Zakaria C1714201072
Mukhsin Abdulah C1714201051
Ofi Rofiah C1714201053
Reina Nurul Suciani C1714201054
Rima Yasika C1714201055
Soni Santana C1714201059
Tedi Rismara C1714201060
Vina Alawiyah C1714201061
Yesi Nuraisah C1714201062
Yuli Nurliyanti C1714201063

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. Pengkajian
1. Inti/core
a. Demografi

Nama Klien 1. Ny. Y


2. Ny. N
3. Ny. S
4. Ny. R
5. Tn. J
6. Ny. O
7. Ny. I
8. Ny. B
9. Tn. D
10. Tn. N
11. Ny. K
12. Ny. E
13. Tn. A
14. Ny. M
Alamat Jl. Tamansari Gobras, Sukahurip, Tasikmalaya,
Jawa Barat
Tanggal Diisi 17 November 2020

Distribusi frekuensi jenis kelamin lansia di Gobras, laki-laki 28,6%


dan jenis kelamin perempuan 71,4%.

Distribusi frekuensi pendidikan lansia di Gobras, SD 57,1% , SMP


14,3 %, SMA 14,3% dan perguruan tinggi/S114,3 %.
Distribusi frekuensi dari umur lansia di Gobras menunjukan 60-65
tahun 35,7%, 66-70 tahun 14,3%, 71-75 tahun 28,6%, dan 76-85
tahun 21,4 %.

Distribusi frekuensi dari status bekerja lansia di Gobras menunjukan


yang bekerja 35,7% dan yang tidak bekerja 64,3%.
Distribusi frekuensi dari keluhan penyakit lansia menunjukan
Reumathoid Atrhritis 50% dan Hipertensi 50%

b. Vital Statistik

No Nama Jenis Pendidikan Keluhan


Kelamin
1 Ny.Y perempua Perguruan Tinggi Hipertensi
n
2 Ny.N perempua SD Rhematoid
n Arthritis
3 Ny.S perempua SD Hipertensi
n
4 Ny.R perempua SMP Rhematoid
n Arthritis
5 Tn.J laki laki SMA Rhematoid
Arthritis
6 Ny.O perempua SMA Hipertensi
n
7 Ny.I perempua SD Rhematoid
n Arthritis
8 Ny.B perempua SMP Hipertensi
n
9 Tn.D laki laki Perguruan Tinggi Hipertensi
10 Tn.N laki laki SD Rhematoid
Arthritis
11 Ny.K perempua SD Rhematoid
n Arthritis
12 Ny.E perempua SD Hipertensi
n
13 Tn.A laki laki SD Hipertensi
14 Ny.M perempua SD Rhematoid
n Arthritis

c. Nilai/keyakinan
Lansia di Tamansari gobras 100% beragama Islam dan tidak
mempercayai hal-hal syirik atau hal mistis-mistis/mitos-mitos.

2. Subsistem
a. Lingkungan fisik
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis rumah klien
Jenis rumah klien
Cumulativ
Frequency Percent Valid Percent e Percent
Valid Permanen 6 42.9 42.9 42.9
Semi
6 42.9 42.9 85.7
permanen
3 2 14.3 14.3 100.0
Total 14 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan keadaan rumah klien

Keadaan rumah klien


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Bersih 10 71.4 71.4 71.4
Kotor 4 28.6 28.6 100.0
Total 14 100.0 100.0
Distribusi frekuensi berdasarkan pencahayaan rumah klien

Pencahayaan rumah klien


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Terang 5 35.7 35.7 35.7
Remang-
8 57.1 57.1 92.9
remang
Gelap 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan ventilasi rumah klien

Ventilasi rumah klien


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 5 35.7 35.7 35.7
Cukup 9 64.3 64.3 100.0
Total 14 100.0 100.0

b. Pendidikan
Distribusi frekuensi berdasarkan fasilitasi pendidikan terdekat

Fasilitas pendidikan terdekat


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 6 42.9 42.9 42.9
Tidak 8 57.1 57.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis fasilitas pendidikan

Jenis fasilitas pendidikan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TK 2 14.3 14.3 14.3
SD 2 14.3 14.3 28.6
SMP 2 14.3 14.3 42.9
tidak ada 8 57.1 57.1 100.0
Total 14 100.0 100.0

c. Keamanan dan kenyamanan


Distribusi frekuensi berdasarkan keamanan dan kenyamanan

Merasa aman dan nyaman


Cumulati
ve
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 14 100.0 100.0 100.0

d. Komunikasi
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis alat komunikasi yang
digunakan untuk mendapatkan informasi
Jenis alat komunikasi
Cumulativ
Frequency Percent Valid Percent e Percent
Valid HP 8 57.1 57.1 57.1
Telepon kabel 1 7.1 7.1 64.3
TV 5 35.7 35.7 100.0
Total 14 100.0 100.0
e. PHBS
Distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan merokok klien yang
merokok
kebiasaan merokok klien
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 3 21.4 21.4 21.4
Tidak 11 78.6 78.6 100.0
Total 14 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan olah raga yang rutin olah


raga
kebiasaan olahraga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rutin 2 14.3 14.3 14.3
Tidak 12 85.7 85.7 100.0
Total 14 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan mandi klien

Kebiasaan mandi klien


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1x1 7 50.0 50.0 50.0
2x1 7 50.0 50.0 100.0
Total 14 100.0 100.0

f. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


Distribusi frekuensi berdasarkan kegiatan kelompok lansia
Kegiatan Kelompok lansia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 11 78.6 78.6 78.6
Tidak 3 21.4 21.4 100.0
Total 14 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan kegiatan yang dilakukan

Jika Ya, Apa kegiatanya?


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pengajian 11 78.6 78.6 78.6
tidak 3 21.4 21.4 100.0
Total 14 100.0 100.0
Distribusi frekuensi berdasarkan alasan melakukan kegiatan

Jika tidak, apa alasanya?


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak tahu
2 14.3 14.3 14.3
manfaatnya
Lain-lain 3 21.4 21.4 35.7
tidak 9 64.3 64.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
Distribusi frekuensi berdasarkan tempat posyandu di wilayah klien

Apakah ada posyandu lansia?


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 14 100.0 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan pemeriksaan rutin lansia


Apakah lansia rutin memeriksakan kesehatanya?
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 14 100.0 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan perlakuan yang tidak sehat pada


lansia

Perlakuan hidup yang tidak sehat pada lansia?


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lain-lain 1 7.1 7.1 7.1
tidak ada 13 92.9 92.9 100.0
Total 14 100.0 100.0

g. Pemeriksaan Fisik
Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat kesadaran

kesadaran
Cumulativ
Frequency Percent Valid Percent e Percent
Valid Compos
14 100.0 100.0 100.0
Mentis

Distribusi frekuensi berdasarkan penglihatan kabur

penglihatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kabur 9 64.3 64.3 64.3
Tidak 5 35.7 35.7 100.0
Total 14 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan pendengaran terganggu


pendengaran
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Terganggu 1 7.1 7.1 7.1
Tidak
13 92.9 92.9 100.0
terganggu
Total 14 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan keluhan sulit tidur

Keluhan sulit tidur


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 11 78.6 78.6 78.6
Tidak 3 21.4 21.4 100.0
Total 14 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan keluhan tidak puas tidur

Keluhan tidak puas tidur


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 11 78.6 78.6 78.6
Tidak 3 21.4 21.4 100.0
Total 14 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan keluhan istirahat tidak cukup

Keluhan istirahat tidak cukup


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 11 78.6 78.6 78.6
Tidak 3 21.4 21.4 100.0
Total 14 100.0 100.0

h. Psikogerontik
Distribusi frekuensi berdasarkan pengkajian index katz
pengkajian index katz
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kategori A 13 92.9 92.9 92.9
Kategori B 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0

Distribusi Frekunesi berdasarkan pengkajian Barthel Indek

pengkajian Barthel Indeks


Cumulat
ive
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ketergantungan
1 7.1 7.1 7.1
berat
Ketergantungan
10 71.4 71.4 78.6
ringan
Mandiri 3 21.4 21.4 100.0
Total 14 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan pengkajian Sullivan

pengkajian sullivan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Mampu
melakukan 12 85.7 85.7 85.7
aktivitas
Mampu
melakukan
dengan 2 14.3 14.3 100.0
bantuan
minimal
Total 14 100.0 100.0
Distribusi frekuensi berdasarkan pengkajian SPMSQ

pengkajian SOPMSQ
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Fungsi
intelektual 10 71.4 71.4 71.4
utuh
Fungsi
intelektual
2 14.3 14.3 85.7
kerusakan
ringan
Fungsi
intelektual
2 14.3 14.3 100.0
kerusakan
sedang
Total 14 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan pengkajian MMSE


pengkajian MMSE
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Terdapat
gangguan 3 21.4 21.4 21.4
kognitif
Kemungkina
n terdapat
3 21.4 21.4 42.9
gangguan
kognitif
Tidak ada
gangguan 8 57.1 57.1 100.0
kognitif
Total 14 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan pengkajian IDB

pengkajian IDB
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Depresi tidak
12 85.7 85.7 85.7
ada
Depresi
2 14.3 14.3 100.0
sedang
Total 14 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan pengkajian GDS


pengkajian GDS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak ada
11 78.6 78.6 78.6
depresi
Depresi
1 7.1 7.1 85.7
ringan
Depresi
sedang/ 2 14.3 14.3 100.0
berat
Total 14 100.0 100.0

Distribusi frekuensi berdasarkan pengkajian APGAR

pengkajian APGAR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Fungsi
sosial 11 78.6 78.6 78.6
normal
Fungsi
3 21.4 21.4 100.0
sosial cukup
Total 14 100.0 100.0

B. Analisa Data

No Interpretasi Data Masalah kesehatan


1 DS: Gangguan pola tidur
- 78,6% lansia mengeluh kesulitan
tidur
- 78,6% lansia mengeluh tidak puas
tidur
- 78,6% lansia mengeluh istirahat tidak
cukup
- 21,4% lansia mengatakan tidak dapat
mengikuti pengajian
DO:
- 14,3% lansia mengalami depresi
sedang, berdasarkan pengkajian IDB.
- 14,3% lansia mengalami depresi
sedang, berdasarkan pengkajian GDS.
2 DS: Defisit kesehatan
- 100% lansia mengatakan tidak komunitas
pernah memeriksakan kesehatannya
- 85,7% lansia mengatakan tidak rutin
olahraga
- 21,4% lansia mengatakan memiliki
kebiasaan merokok
- 50% lansia memiliki penyakit
Rheumatoid Arthritis
- 50% lansia memiliki penyakit
Hipertensi
DO:
- Tidak terdapat posyandu lansia
100%.
3 DS: Resiko jatuh
- 63,3% lansia mengatakan
penglihatannya sudah kabur
- 7,1% lansia mengatakan pendengaran
nya terganggu
DO:
- 57,1% pencahayaan di rumah lansia
remang-remang
- 7,1% pencahayaan di rumah lansia
gelap
- 28,6% keadaan rumah lansia kotor
- 71% lansia memiliki ketergantungan
ringan berdasarkan pengkajian
barthel indeks
C. Penentuan prioritas masalah

Kesadaran Motivasi Kemampuan Ketersediaan Konsekuensi jika Percepatan


masyarakat akan masyarakat perawat untuk keahlian yang masalah tidak penyelesaian
adanya masalah dalam mempengaruhi relevan terselesaikan masalah yang
menyelesaik dalam dapat dicapai
an masalah penyelesaian
Masalah kesehatan

Jumlah nilai
masalah

priotitas
Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria :
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
(3) (3) (3) (3) (3) (3)
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
(2) (2) (2) (2) (2) (2)
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
(1) (1) (1) (1) (1) (1)
Bobot 5 Bobot 10 Bobot 5 Bobot 7 Bobot 8 Bobot 8
1 2 x 5 = 10 3 x 10 = 30 3 x 5 = 15 3 x 7 = 21 2 x 8 = 16 2 x 8 = 16 108 1
2 1x5=5 2 x 10 = 20 2 x 5 = 10 2 x 7 = 14 3 x 8 = 24 1x8=8 81 3
3 2 x 5 = 10 2 x 10 = 20 3 x 5 = 15 2 x 7 = 21 2 x 8 = 16 2 x 8 = 16 98 2

Prioritas Diagnosa keperawatan skor


1 Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor menua 108
2 Resiko jatuh berhubungan dengan lingkungan tidak aman 98
Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan tidak tersedianya 81
3
program untuk mengatasi masalah kesehatan lansia
D. Intervensi
1. Fokus

Standar /
Aktivitas
Prioritas
Masalah

Kriteria
Strategi

Tempat
Tujuan

Waktu

Biaya

Ket
PJ
1 Setelah dilakukan Preventif Senam Mahasis Pukul Di Gobras - Lansia dapat
keperawatan sekunder lansia wa 10.00- mengikuti
komunitas, a. Identifikasi UMTAS selesai aktivitas senam
diharapkan pola pola tingkat lansia untuk
tidur pada lansia aktivitas 4B meningkatkan
membaik, dengan dan tidur kelomp pemenuhan
kriteria hasil: b. Identifikasi oK 2 kebutuhan tidur.
- Keluhan sulit faktor
tidur menurun pengganggu
- Keluhan tidak tidur
puas tidur c. Modifikasi
menurun lingkungan
- Keluhan d. Fasilitasi
istirahat tidak menghilang
cukup kan stress
menurun sebelum
- Kemampuan tidur
aktivitas e. Ajarkan
meningkat cara
nonfarmako
logi senam
lansia untuk
peningkata
n
pemenuhan
kebutuhan
tidur lansia.
2 Setelah dilakukan Preventif Promosi Mahasis Pukul Di Gobras Lansia mampu
keperawatan tersier kesehata wa 10.00- meningkatkan
komunitas, a. Identifikasi n UMTAS selesai perubahan
diharapkan status kesiapan menggun tingkat prilaku yang
kesehatan dan akan 4B mendukung
komunitas kemampua pelayana kelomp kesehatan.
meningkat, dengan n menerima n ok 2
kriteria hasil: informasi kesehata
- Ketersediaan b. Jelaskan n
program penanganan
promosi masalah
kesehatan kesehatan
meningkat c. Informasika
- Ketersediaan n sumber
program yang tepat
proteksi yang
kesehatan tersedia di
meningkat masyarakat
- Partisipasi d. Anjurkan
dalam program menggunak
kesehatan an fasilitas
komunitas kesehatan
meningkat e. Ajarkan
- Keikutsertaan menentuka
asuransi/ n prilaku
jaminan spesifik
kesehatan yang akan
meningkat diubah
- Angka f. Ajarkan
morbiditas program
menurun kesehatan
- Angka dalam
kebiasaan kehidupan
merokok sehari-hari
menurun g. Ajarkan
pencarian
dan
penggunaan
sistem
fasilitas
kesehatan
h. Ajarkan
cara
pemelihara
an
kesehatan
3 Setelah dilakukan Preventif Pendidik Mahasis Pukul Di Gobras Lansia/ keluarga
keperawatan primer an wa 10.00- mampu
komunitas, a. Identifikasi kesehata UMTAS selesai mengelola
diharapkan kebutuhan n tingkat lingkungan fisik
keamanan keselamata 4B untuk
lingkungan rumah n (kondisi kelomp meningkatkan
lansia meningkat, fisik) oK 2 keselamatan
dengan kriteria b. Hilangkan
hasil: bahaya
- Pemeliharan keselamata
rumah n
meningkat lingkungan
- Pencahayaan c. Modifikasi
eksterior lingkungan
meningkat untuk
- Pencahayaan meminimali
interior sir bahaya
meningkat dan resiko
- Kebersihan d. Sediakan
hunian alat bantu
meningkat keamanan
- Kemudahan lingkungan
akses kamar (pegangan
mandi tangan)
meningkat e. Gunakan
- Pemasangan perangkat
handrail pelindung
meningkat

2. Komplementer
a. Hipertensi
1) “ PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI PADA KELOMPOK
SENAM LANSIA DI BANJAR KAJA SESETAN DENPASAR SELATAN”
N Kriteria Jawab Pembenaran dan clinical thinking
o
1. P YA  Masalah klinik dari jurnal ini adalah untuk mengetahui pengaruh
(patient/ senam lansia terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi
population) pada kelompok senam lansia di banjar kaja Sesetan Denpasar
selatan.
 Population/patient dari jurnal ini adalah seluruh lansia pada
kelompok senam lansia di banjar Kaja Sesetan Denpasar Selatan
yang berjumlah 55 orang.
2. I YA  Jenis penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan
(intervention) rancangan one-group pretest-posttest design.
 Sampel dalam penelitian ini menggunakan cara Non Probability
Sampling dengan teknik Purposive Sampling. Sampel yang terpilih
sebanyak 24 orang.
 Instrumen yang dipakai pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan lembar pengkajian. Adapun alat yang digunakan
untuk mengukur tekanan darah adalah spygnomanometer pegas
dan stetoskop. Sebelum alat-alat tersebut digunakan, alat tersebut
akan dikalibrasi terlebih dahulu agar data yang didapatkan valid
dan reliable.
 Peneliti melakukan pengkajian dan pengukuran tekanan darah
pada lansia di Banjar Kaja Sesetan Denpasar 10 menit sebelum
latihan nafas dalam dan senam lansia dan 30 menit setelah
dilakukan senam lansia. Pada pertemuan pertama sebagai pretest,
pertemuan keenam sebagai posttest.
 Sebelum dilakukan uji beda, dilakukan uji normalitas data untuk
mengetahui kenormalitasan data dengan uji Saphiro Wilk karena
jumlah sampel kurang dari 50. Data tidak berdistribusi normal
maka dianalisis dengan uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan
tekanan darah lansia sebelum dan setelah setelah intervensi
senam lansia dengan hipertensi.
3. C YA  Perbedaan perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan setelah
(comparasion) diberikan senam lansia terdapat penurunan rata-rata tekanan
darah sistolik sebanyak 21,67 mmHg dari 149,17 mmHg menjadi
127,50 mmHg dengan nilai p = 0,000.
 Pada tekanan darah diastolik sebelum dan setelah diberikan
latihan nafas dalam dan senam lansia terdapat penurunan rata-
rata tekanan darah diastolik sebanyak 12,50 mmHg dari 91,25
mmHg menjadi 78,75 mmHg dengan nilai p = 0,000.
4. O YA  Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan menyataan bahwa
(outcome) tekanan darah lansia sebelum dilakukan senam lansia di dapatkan
rata-rata tekanan darah sistole 149,17 mmHg dan rata-rata
tekanan darah diastole 91,25 mmHg. Hasil identifikasi tekanan
darah setelah dilakukan senam lansia di dapatkan rata-rata
tekanan darah sistole 127,50 mmHg dan rata-rata tekanan darah
diastole 78,75 mmHg. Didapatkan penurunan rata-rata tekanan
darah sistolik 21,67 mmHg dan penurunan tekanan darah
diastolik 12,50 mmHg. Pemberian senam lansia berpengaruh
secara signifikan terhadap tekanan darah sistolik pada lansia
dengan hipertensi yaitu nilai p (0,000) < 0,05 dan tekanan darah
diastolik pada lansia dengan hipertensi yaitu p (0,000) < 0,05. Hal
ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan nilai rata-rata
tekanan darah diastolik setelah dilakukan latihan nafas dalam dan
senam lansia.

5. T YA  Pada penelitian ini tidak disebutkan tanggal berapa penelitian


(time) dilaksanakan. Akan tetapi, penelitian ini dilakukan selama 6 hari.
2) “ PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI
POSYANDU LANSIA DUSUN BANARAN 8 PLAYEN GUNUNGKIDUL”
N Kriteria Jawab Pembenaran dan clinical thinking
o
1. P YA  Masalah klinik dari jurnal ini adalah untuk mengetahui pengaruh
(patient/population) senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia penderita
hipertensi di posyandu lansia dusun banaran 8 playen
gunungkidul.
 Population/patient dari jurnal ini adalah semua lansia penderita
hipertensi di POSYANDU lansia Dusun Banaran 8 Playen
Gunungkidul yang berjumlah 33 orang.

2. I YA  Jenis penelitian yang digunakan adalah pre-eksperiment


(intervention) menggunakan rancangan pretest-posttest tanpa kelompok
kontrol.
 Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling sebanyak 14 orang lansia yang mengalami hipertensi.
 Penelitian ini menggunakan alat dan pengumpulan data ceklist,
lembar observasi, pemeriksaan tekanan darah, pengukuran
tekanan darah, Sfigmomanometer dan video senam lansia.
 Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan senam
lansia selama 2 minggu dengan frekuensi 6 kali.
 Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji paired t-test.

3. C YA Perbandingan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum senam lansia


(comparasion) sebesar 171,42 mmHg dan sesudah dilakukan senam lansia didapatkan
rata-rata tekanan darah sebesar 166,07 mmHg. Pengukuran tekanan
darah diastolik sebelum dan sesudah senam lansia didapatkan rata-rata
tekanan darah diastolik sebelum senam lansia 94,64 mmHg dan sesudah
senam lansia sebesar 89,28 mmHg.

4. O YA Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan menyataan bahwa hasil


(outcome) Paired T-test tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah perlakuan
didapatkan nilai p value sebesar 0,024, sedangkan tekanan darah
diastolik sebelum dan sesudah perlakuan didapatkan nilai p value
sebesar
0,010 dengan taraf signifikasi 0,05 artinya bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima pada tekanan darah sistolik maupun diastolik atau ada
pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah sistolik maupun tekanan
darah diastolik responden.Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
perlakuan senam lansia dapat menurunkan tekanan darah sistolik
maupun diastolik pada lansia penderita hipertensi di POSYANDU
Banaran 8 Playen Gunungkidul.
5. T YA Pada penelitian ini tidak disebutkan tanggal berapa penelitian
(time) dilaksanakan. Akan tetapi, penelitian ini dilakukan pada tahun 2015
selama 2 minggu dengan frekuensi 6 kali.

3) “Perbedaan Efektivitas Senam Bugar Lansia dengan Senam Yoga Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada
Lansia dengan Hipertensi”
N Kriteria Pembenaran dan Critical Thinking
o

1 Introduction Lanjut usia mengalami proses penuaan pada semua sistem tubuh,
namun tidak terjadi dalam waktu bersamaan. Perubahan pada lanjut
usia salah satunya dari segi fisik. Masalah fisik yang sering dijumpai
pada lansia yaitu penurunan fungsi organ terutama pada sistem
kardiovaskuler. Perubahan sistem kardiovaskuler pada lansia ditandai
dengan adanya pengapuran pembuluh darah dan arteriosklerosis yang
mengakibatkan pembuluh darah menjadi kaku dan mengalami
penurunan elastisitas, sehingga dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi pada lansia adalah penyakit
dengan sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHg

2 Methods Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, rancangan penelitian ini


menggunakan rancangan penelitian non-equivalent control group
design. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik non probability sampling dengan metode purposive sampling.
Instrumen dalam penelitian ini, yaitu : instrumen A (data demografi)
dan instrumen B (sphygnomanometer, stethoscope, meja, sound system
dan alas lantai). Prosedur pengambilan data yaitu pengukuran tekanan
darah sistolik dan diastolik yang dilakukan 2 kali waktu yaitu sebelum
perlakuan dan sesudah perlakuan senam bugar lansia dan senam yoga
pada lansia yang hipertensi.

3 Results Hasil pada penelitian ini adalah tekanan darah sistolik setelah diberi
perlakuan senam yoga dan senam bugar lansia mengalami penurunan,
dan tekanan darah diastolik juga mengalami penurunan setelah
diberikan senam bugar lansia maupun senam yoga. Sehingga kedua
perlakuan tidak ada perbedaan yang efektif dalam menurunkan tekanan
darah pada lansia

4 Disscussion Setelah dilakukan teknik senam pada lansia dan yoga maka keduanya
berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah tetapi tidak signifikan

4) “Efektifitas Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Kepada Lansia Yang Mengalami Hipertensi Di
Puskesmas Pancur Batu Deli Serdang Tahun 2019”
N Kriteria Jawab Pembenaran dan Critical Thinking
o

1 P Ya  Meningkatnya penduduk lanjut usia dibutuhkan perhatian dari


semua pihak dalam mengantisipasi berbagai permasalahan yang ada.
(Patient/Clinical Meningkatnya populasi lansia ini tidak dapat dipisahkan dari
Problem ) masalah kesehatan yang terjadi pada lansia, menurunnya fungsi
organ memicu terjadinya berbagai penyakit degenerative.
 Populasi 35 orang
2 I Ya  Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
menggunakan desain quaisy eksperimental one group pre dan post
( Intervention ) test. Penelitian ini di Puskesmas Pancur Batu Kab. Deli Serdang.
Penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan Juni 2019
dengan jumlah populasi 157 orang. Sampel pada penelitian ini
sebanyak 35 orang
3 C Ya  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas senam
lansia terhadap penurunan tekanan darah kepada lansia yang
mengalami hipertensi di Puskesmas PancurBatu, Deli Serdang.
( Comparasion )  lansia yang telah diteliti diperoleh rata-rata tekanan darah sebelum
senam diperoleh 120.28 mmHg dan rata-rata tekanan darah sesudah
senam diperoleh 105.42 mmHg, pada minggu ke II diperoleh rata-
rata tekanan darah sebelum senam diperoleh 126 mmHg dan
ratarata tekanan darah sesudah senam diperoleh 111 mmHg. Pada
Minggu ke III, diketahui bahwa tekanan darah pada minggu ke III
diperoleh rata-rata tekanan darah sebelum senam diperoleh 124.28
mmHg dan rata-rata tekanan darah sesudah senam diperoleh 108.28
mmHg. Senam lansia efektif untuk menurunkan tekanan darah pada
lansia dimana diperoleh Dari hasil uji Paired Samples Test yang
dilakukan diperoleh probabititas (p) yaitu 0,000< 0.05 pada Minggu
ke I, II dan III. Artinya terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah
sebelum dan sesudah dilakukan senam lansia pada lansia yang
mengalami hipertensi
4 O Ya  Dari jurnal bahwa ada pengaruh senam lansia yang dilakukan 3-5
kali seminggu dan dilakukan selama 3 minggu dengan waktu 20- 60
( Outcome ) menit.
5 T Tidak 2019

( Time )

5) “PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR
JAMBI”
N Kriteria Jawab Pembenaran dan clinical thinking
o

1. P YA  Masalah klinik dari jurnal ini adalah untuk mengetahui pengaruh


senam lansia terhadap tekanan darah di panti sosial tresna werdha
(patient/population) budi luhur jambi.

 Population/patient dari jurnal ini adalah semua lansia yang


menderita hipertensi yang berjumlah 21 orang.

2. I YA  Jenis penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan


rancangan one-group pre test and post test design.
(intervention)
 Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang menderita
hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi yang berjumlah 10 orang.
 Alat pengumpul data yang digunakan adalah sphygmomanometer.
 Pengukuran tekanan darah yang dilakukan sebelum (pre test) dan
sesudah (post test) senam lansia, yang dilakukan 3 kali pengukuran
selama 3 hari berturut-turut.
3. C YA  Perbandingan rata-rata TD sistole sebelum senam adalah 153,49
mmHg dengan TD minimal 136,67 mmHg dan maksimal 183,33
(comparasion) mmHg. Hasil pengukuran TD diastole sebelum senam rata-rata
adalah 86.81 mmHg dengan TD diastole minimal 81 mmHg dan
maksimal 101,33 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
tekanan darah lansia di atas normal yaitu lebih dari 140 mmHg
(untuk tekanan darah sistole), sedangkan tekanan darah diastole
rata-rata masih dalam kategori normal (<90 mmHg).
 Setelah senam lansia rata-rata TD sistole mengalami penurunan
menjadi 145,38 mmHg dengan nilai minimal 132,89 mmHg dan
maksimal 166,33 mmHg. Demikian juga dengan TD diastole rata-
rata mengalami penurunan menjadi 82,99 mmHg dengan nilai
minimal 78,11 mmHg dan maksimal 90,78 mmHg. Artinya terjadi
penurunan TD sistole rata-rata sebesar 8,11 mmHg sementara TD
diastole mengalami penurunan rata-rata sebesar 3,82 mmHg.

4. O YA  Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan menyataan bahwa


berdasarkan hasil analisa bivariat, p value TD Sistole sebelum dan
(outcome) setelah senam lansia = 0,002 (p < α), artinya ada pengaruh senam
lansia terhadap tekanan darah sistole lansia dengan hipertensi di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi. Sejalan dengan
itu hasil analisa bivariat TD Diastole sebelum dan setelah senam
lansia didapatkan p value = 0,003 (p < α), artinya ada pengaruh
senam lansia terhadap tekanan darah diastole lansia dengan
hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi.

5. T YA  Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 12-18 Juni 2015 di


Panti SosialTresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi.
(time)

b. Rematik
1) “PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN NYERI SENDI PADA LANSIA DI BALAI SOSIAL LANJUT
USIA (BSLU) MANDALIKA MATARAM”
No. Kriteria Jawab Pemberian dan Clinical Thinking

1. P Ya  Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Pengaruh Senam


(Patient/Clinical Lansia Terhadap Perubahan Nyeri Sendi Pada Lansia Di BSLU
Problem) Mandalika Mataram

 Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang


mengalami nyeri sendi sebanyak 61 orang.

2. I Ya  Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini


(Intervension) adalah praeksperimen

 Senam lansia adalah olahraga ringan yang mudah dilakukan dan


tidak memberatkan, yang dapat diterapkan pada lansia.
Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh lansia agar tetap
bugar dan tetap segar karena senam lansia mampu melatih
tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja secara optimal
dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berada di
dalam tubuh.

3. C Ya  Sebelum diberikan senam lansia sebagian besar responden


(Comparasion) mengalami nyeri sedang sebanyak 20 (64,51%) respoden dan
nyeri ringan sebanyak 11 (35,49%) respoden. 2.

 Setelah diberikan senam lansia,reponden yang tidak nyeri


sebanyak 1 responden (3,22%), nyeri ringan 20 responden
(64,54%), dan nyeri sedang 10 responden (32,26%).

4. O Ya  Analisa pengaruh senam lansia terhadap perubahan nyeri sendi


(Outcome) pada lansia yaitu ada pengaruh senam lansia terhadap
perubahan nyeri sendi dilihat dari perhitungan statistic
diperoleh nilai p value = 0,000 yang berarti nilai p value lebih
kecil dari nilai alpha (p < α) dengan α = 0,05 yang artinya Ho
ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh senam
lansia terhadap perubahan nyeri sendi pada lansia.

5. T Ya  2020.
(Time)

2) “PENGARUH SENAM BUGAR LANSIA TERHADAP NYERI PERSENDIAN PADA POSYANDU LANSIA KARANG
WERDHA KEDURUS SURABAYA”
No. Kriteria Jawab Pemberian dan Clinical Thinking

1. P Ya  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam


(Patient/Clinical bugar lansia terhadap nyeri pesendian pada lanjut usia.
Problem)
 Populasi dalam penelitian ini adalah

2. I Ya  Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis


(Intervension) eksperimental dan design one group pre- test dan post test design.

 Salah satu upaya untuk mengurangi nyeri pada persendian adalah


dengan terapi non farmakologis dengan senam bugar lansia.
3. C Ya  Penelitian yang terkait telah dilakukan oleh Afifka Dyah Ayu D dan
(Comparasion) Bambang Edi Warsito (2012) dengan judul “Pemberian Intervensi
Senam Lansia Pada Lansia Dengan Nyeri Lutut” diperoleh hasil
bahwa terapi senam lansia dapat mengatasi nyeri sendi lutut pada
lansia. Penelitian tersebut dilakukan di Unit Rehabilitasi Sosial
“Margo Mukti Kabupaten Rembang. Terkait dengan penelitian yang
diadakan selama 6 minggu dengan intensitas latihan 3 kali
seminggu, senam bugar lansia dapat mengurangi nyeri persendian
lansia pada Pusyandu Lansia Karang Werdha Kedurus Surabaya.

4. O Ya  terdapat pengaruh pemberian senam bugar lansia terhadap


(Outcome) pengurangan nyeri persendian yang dirasakan lansia pada
Posyandu Lansia Karang Werdha Kedurus Surabaya.

 Senam bugar lansia adalah salah satu bentuk latihan ringan yang
digunakan untuk melatih otot dan persendian yang dimana senam
bugar lansia cocok untuk lansia.

 aktivitas fisik yang ringan seperti senam bugar lansia, berjalan dan
lain-lain. Aktivitas fisik dapat memberikan pengaruh yang baik bagi
kesehatan tubuh pada lansia salah satunya adalah melatih
kemampuan otot sendi pada lansia agar tidak terjadi kekakuan
sendi (Martono, 2009).

5. T Ya 2016.
(Time)

3) “Pengaruh senam lansia terhadap tingkat kebugaran, lemak tubuh dan kekambuhan nyeri sendi pada lansia”
No Kriteria Jawab Pemberian dan Clinikal Thinking

1 P Ya  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah senam lansia


berpengaruh terhadap kebugaran tubuh, penurunan lemak tubuh
dan penurunan kekambuhan nyeri sendi.

 Populasi penelitian ini adalah semua lansia di Unit Pelayanan Sosial


Lanjut Usia Pucang Gading Semarang sebanyak 60 orang. Dari 60
lansia tersebut yang aktif mengikuti senam lansia hanya 20
responden, sehingga yang menjadi sampel penelitian ini adalah 20
responden, dengan rincian 10 lansia laki-laki dan 10 lansia
perempuan.

2 I Ya  Data aktivitas senam lansia dan kekambuhan nyeri sendi diukur


melalui kuesioner, lemak tubuh diukur menggunakan alat body fat
caliper dan kebugaran menggunakan penghitungan denyut nadi.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan regresi dan uji t.

3 C Ya  Berdasarkan data pengisian kuesioner diperoleh gambaran bahwa


selama pengamatan, aktivitas senam yang dilakukan para lansia
ini mengalami peningkatan sebelum pengamatan berlangsung,
sebanyak 80% lansia melakukan ativitas senam yang tergolong
sangat tinggi, sebanyak 15% tergolong tinggi dan hanya 5% yang
tergolong rendah. Setelah pengamatan sebanyak 8 minggu, dan
diberikan kuesioner kembali diperoleh gambaran bahwa 85%
lansia memiliki aktivitas senam yang tergolong sangat tinggi, 10%
tergolong tinggi dan masih ada 5% tergolong rendah. Mayoritas
lansia selalu mengikuti senam setiap pagi yang diselenggarakan di
Panti Wreda, cenderung datang tepat waktu, mengikuti kegiatan
dengan sungguh-sungguh, mengikuti sampai selesai, mengikuti
gerakan yang dicontohkan instruktur, mengikuti pemanasan,
gerakan inti, dan pendinginan.
4 O Ya  Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam lansia berpengaruh
terhadap penurunan lemak tubuh pada lansia di Panti Wreda
Pucang Gading Semarang, terbukti dari hasil analisis regresi
dengan nilai Fhitung = 8,905 > Ftabel = 4,41. Demikian juga
dengan hasil uji t nilai thitung = -5,772 < -ttabel = -1,73, yang
berarti bahwa secara signifikan adanya penurunan lemak tubuh
setelah lansia mengikuti senam lansia secara rutin. Lansia yang
cenderung berkurang aktivitas fisiknya menyebabkan
peningkatan kadar trigliserida dalam darah, yang menyebabkan
kegemukan. Senam lansia yang dilakukan secara rutin secara
signifikan mampu menurunkan lemak tubuh. Berdasarkan hasil
pengukuran awal dan akhir setelah melakukan senam lansia
selama 8 minggu diperoleh gambaran bahwa lansia yang awalnya
memiliki lemak tubuh tinggi mengalami penurunan, sedangkan
yang memiliki lemak tubuh rendah cenderung konstan.
5 T -

4) “Penurunan keluhan nyeri sendi pada lansia melalui senam lansia”


No Kriteria Jawab Pemberian dan Clinikal Thinking
1 P Ya  Penelitian bertujuan mempelajari pengaruh senam lansia
terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia di Posyandu
Lansia RW 01 Kelurahan Bangsal Kota Kediri.
 Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang aktif
mengikuti Posyandu Lansia di Posyandu Lansia RW 01
Kelurahan Bangsal Kota Kediri tetapi yang di ambil sempel
hanya 50 orang.
2 I Ya  Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperiment dengan
rancangan one-group pra-test– post-test design.
3 C Ya  Berdasarkan hasil penelitian didapatkan skala nyeri sendi
sebelum dilakukan senam lansia pada lansia lebih dari 50%
mengalami nyeri sedang (54,8%). Hal ini menunjukkan bahwa
dengan skala nyeri sedang memerlukan penanganan secara
farmakologi maupun non farmakologi. Secara teoritis, lansia
adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak
secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-
anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Seseorang dengan usia
70 tahun mungkin dapat memiliki usia fisiologis seperti orang
usia 50 tahun atau sebaliknya, seseorang dengan usia 50 tahun
mungkin memiliki banyak penyakit kronis (Pudjiastuti, 2003).
Pada proses penuaan ini, dapat terjadi perubahan fisik yang
terjadi pada lansia.
 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan skala nyeri sendi
sesudah dilakukan senam lansia pada lansia mengalami
penurunan skala nyeri paling banyak mengalami tidak nyeri
(41,9%) hingga nyeri minimal dan ringan, masingmasing
(25,8%). Secara teoritis, rasa nyeri yang terjadi pada lansia, hal
ini terjadi karena penuaan yang mengakibatkan perubahan
pada sistem muskuloskeletal ini ditandai dengan adanya nyeri
dan kekakuan pada satu atau lebih sendi, biasanya pada tangan,
pergelangan tangan, kaki, lutut, spina bagian atas dan bawah,
panggul, dan bahu (Corwin, 2009). Tindakan untuk meredakan
nyeri sendi yaitu secara farmakologi dan non farmakologi.
Tindakan farmakologi terdiri dari analgesik, AINS (anti
inflamasi non steroid), obat penghambat penyakit,
kortikosteroid. Sedangkan tindakan non farmakologi terdiri
dari sentuhan terapeutik, akupresur, teknik imajinasi,
bimbingan antisipasi, distraksi, biofeedback, hipnotis diri,
mengurangi persepsi nyeri, stimulus kutaneus, relaksasi terdiri
dari meditasi, yoga, latihan fisik (Perry dan Potter, 2008).
4 O Ya  Dengan nilai P = 0,000, hal ini menunjukkan bahwa adanya
pengaruh senam lansia terhadap penurunan nyeri sendi pada
lansia di Posyandu Lansia RW 01 Kelurahan Bangsal Kota
Kediri. Pada saat dilakukan intervensi senam lansia di
Posyandu Lansia RW 01 Kelurahan Bangsal Kota Kediri
dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat selama 3
minggu pukul 05.30 WIB. Hal ini menjelaskan bahwa senam
lansia menghasilkan manfaat bagi responden yang mengalami
nyeri sendi secara menetap dengan dilakukannya senam ini
dapat berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri sendi yang
dialami oleh responden di Posyandu Lansia RW 01 Kelurahan
Bangsal Kota Kediri. Disini menunjukkan pentingnya senam
lansia untuk salah satu pengobatan non farmakologi yang baik,
terjangkau dan mudah untuk dilakukan lansia dimanapun
berada.

5 T 4 Februari 2013 sampai dengan 28 Februari 2013

5) “Pengaruh senam lansia terhadap penurunan nyeri persendian pada lansia di Kelurahan Komplek Kenjeran,
Kecamatan Bulak, Surabaya”
No Kriteria Jawab Pemberian dan Clinikal Thinking
1 P Ya  Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh senam
lansia terhadap perubahan nyeri persendian pada lansia di
kelurahan komplek kenjeran,kecamatan Bulak,Surabaya.
 Populasi adalah lansia yang mengeluh nyeri persendian di
Kelurahan Komplek Kenjeran, Kecamatan Bulak, Surabaya
sejumah 20 orang..
2 I Ya  Desain penelitian ini adalah quasyexperiment dengan
rancangan one group pre-test and post-test.
3 C Ya  Nyeri berat pada responden mangakibatkan terganggunya
aktivitas mereka sehingga para lansia enggan melakukan
aktivitas dan sering untuk berdiam. Hal ini mengakibatkan
penurunan kapasitas fungsional tubuh. Padahal fenomena di
masyarakat para lanjut usia enggan mengikuti senam lansia.
Jika lansia enggan mengikuti kegiatan senam, malah akan
menyebabkan kekakuan tulang dan sendi yang menjadi
penyebab timbulnya nyeri persendian pada orang lanjut usia.

4 O Ya  Hasil dari penelitian didapatkan bahwa pada kelompok


perlakuan mengalami perubahan pada nyeri persendian. Nyeri
bersifat sangat subyektif serta mempunyai manifestasi unik
bagi masing-masing individu. Nyeri merupakan pengalaman
yang komplek dan melibatkan beberapa dimensi yaitu: dimensi
fisiologis meliputi lokasi, konsep, durasi, etiologi. Dimensi
sensoris meliputi: intensitas, kualitas dan pola nyeri. Dimensi
afektif meliputi: suasana hati, ketidaknyamanan, dan depresi.
Dimensi kognitif meliputi: persaan nyeri, pandangan diri
terhadap nyeri, strategi dan kemampuan menanggulang nyeri,
prilaku dan keyakinan serta factor-faktor yng mempengaruhi
nyeri itu sendiri. Dimensi tingkah laku meliputi: komunikasi
interaksi interpersonal, aktivitas fisik. Dimensi sosio kultural
meliputi: kehidupan keluarga dan social, respon di rumah dan
di tempat kerja, faktor lingkungan dan keadaan sosial. Berbagai
cara bisa dilakukan untuk meminimalkan resiko terserang
gangguan-gangguan persendian seperti mencegah kegemukan,
tidak 108 memaksakan diri untuk melakukan aktivitas fisik
yang berbahaya atau diluar kemampuan, mengenakan alas kaki
yang nyaman, mengonsumsi suplemen kesehatan seperti
glucosamine dan chondroitin untuk menjaga kondisi prima
persendian, melakukan latihan olahraga seperti senam lansia,
yang mana senam lansia merupakan suatu aktivitas olahraga
bagi lansia yang akan membantu tubuh tetap lentur dan juga
memperkuat otot dan ligamen yang menstabilkan sendi.
Kapasitas konsentrasinya pada gerakan sendi, sambil
meregangkan dan menguatkan ototnya, karena otot-otot itulah
yang membantu sendi untuk menopang tubuh. Senam lansia
berlangsung sekitar 20 – 30 menit dan terdiri dari empat
tahapan yakni pemanasan, latihan inti I, latihan inti II, dan
pendinginan.
5 T -

c. Insomnia
1) “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Skala Insomnia Pada Lansia Di Panti Wredha Dewanata
Cilacap”

P  Masalah dari penelitian ini yaitu dari 90 orang lansia di Panti Werdha Dewanata Cilacap
(Patient, didapatkan 20 orang diantaranya mengalami insomnia.
population,  Populasi penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Panti Wredha Dewanata Cilacap yang
problem) berjumlah 90
orang.
I Intervensi yang diberikan pada jurnal ini yaitu senam lansia. Aktivitas olahraga ini akan
(Intervention) membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat,
mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang
berkeliaran di dalam tubuh. Senam bugar lansia disamping memiliki dampak
positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan
imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur (Depkes, 1 995).
C Dari 9 responden laki-laki didapatkan 4 responden (44,5%) dengan derajat insomnia sedang dan
(Comparison) 5 responden (55,5%) dengan derajat insomnia ringan. Sedangkan dari 7 responden perempuan
didapatkan 3 responden (43%) dengan derajat insomnia ringan, 2 responden (28,5%) dengan
derajat insomnia sedang dan 2 responden (28,5%) dengan derajat insomnia berat. Derajat
insomnia responden setelah diberi perlakuan adalah sebesar 11 responden (68,75%) tidak
ada insomnia, 3 responden (18,75%) dengan derajat insomnia ringan dan 2 responden (12,5%)
dengan derajat insomnia sedang. Hal tersebut menunjukan bahwa ada penurunan derajat
insomnia responden yaitu dari insomnia sedang sebelum diberi perlakuan senam sebesar 5
responden menurun setelah diberi
perlakuan senam menjadi 2 responden, sedangkan 2 responden yang mengalami insomnia berat
menurun menjadi insomnia sedang serta 11 responden lain sudah tidak mengalami gangguan
insomnia.
O Ada pengaruh yang bermakna senam bugar lansia terhadap penurunan skala insomnia di Panti
(Outcome) Wredha Dewanata Cilacap.

2) “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Yang Insomnia”

P  Masalah dari penelitian ini yaitu seiring dengan penurunan fungsi tubuh dalam kaitannya
(Patient, dengan fisiologi tidur, jumlah kebutuhan tidur lansia mengalami penurunan. Semakin tua
population, usia seseorang maka semakin sedikit jumlah jam tidur yang dibutuhkan.
problem)  Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di PSTW yang mengalami gangguan
tidur. Sampel pada penelitian ini sebanyak 34 sampel, 17 kelompok eksperimen dan 17
kelompok kontrol.
I Intervensi yang diberikan pada jurnal ini yaitu senam lansia. Senam lansia merangsang
(Intervention) penurunan aktivitas saraf simpatis dan peningkatan aktivitas parasimpatis yang berpengaruh
pada penurunan hormon adrenalin, norepinefrin dan katekolamin serta vasodilatasi pada
pembuluh darah yang mengakibatkan transpor oksigen ke seluruh tubuh terutama otak lancar
sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan nadi menjadi normal. Pada kondisi ini akan
meningkatkan relaksasi lansia. Selain itu sekresi melatonin yang optimal dan pengaruh beta
endhorphin dan membantu peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur lansia.
C Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan pre test dan diperoleh median
(Comparison) adalah 13,00 kelompok eksperimen, 14,00 kelompok kontrol. Kelompok eksperimen selanjutnya
mendapatkan senam untuk meningkatkan kualitas tidur, sedangkan kelompok kontrol tidak
diberikan terapi apapun. Penelitian ini mendapatkan hasil post test nilai rata-rata kualitas tidur
responden kelompok eksperimen adalah 10,00 dan kelompok kontrol 14,00. Hal ini
menunjukkan pada kelompok eksperimen diperoleh penurunan sebesar 3,00 yang mana senam
lansia dapat berpengaruh terhadap kualitas tidur pada lansia.
O Pemberian senam lansia berpengaruh terhadap kualitas tidur pada lansia yang insomnia.
(Outcome)

3) “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Skala Insomnia Pada Lansia Di Desa Batu Belah Wilayah Kerja
Puskesmas Kampar Tahun 2020”
P  Masalah dari penelitian ini yaitu berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 lansia didesa
(Patient, Batu Belah Wilayah kerja Puskesmas Kampar, terdapat 7 (70%) lansia mengalami insomnia,
population, dari 7 lansia yang mengalami insomnia terdapat 3 (30%) lansia
problem) dengan insomnia ringan dengan gejala kesulitan tidur, 4 (40%) lansia dengan insomnia
sedang dengan kesulitan tidur dan sering terbangun pada
malam hari.
 Sampel pada penelitian ini sebanyak 30 orang lansia yang mengalami insomnia di desa Batu
Belah Wilayah Kerja Puskesmas Kampar.
I Intervensi yang diberikan pada jurnal ini yaitu senam lansia. Dengan melakukan senam lansia
(Intervention) secara efektif dan rutin 3 kali dalam seminggu selama 30 menit dapat menjaga kesehatan mental
dan mengurangi insomnia pada lansia.

C Rata-rata skala insomnia sebelum diberikan senam lansia sebesar 10,97 dengan skala insomnia
(Comparison) terendah 8 dan skala insomnia tertinggi 14. Dan rata-rata skala
insomnia sesudah diberikan senam lansia sebesar 8,87 dengan skala insomnia terendah 6 dan
skala insomnia tertinggi 12. Skala insomnia pada setiap lansia sebelum diberikan senam lansia
terdapat peningkatan skala insomnia. Setelah diberikan senam lansia pada setiap lansia skala
insomnia lansia mengalami penurunan dengan selisih antara skala insomnia sebelum dan
sesudah diberikan ialah 2,1 .
O Adanya pengaruh terhadap penurunan skala insomnia pada lansia
(Outcome)

4) “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Lansia Yang Mengalami Insomnia Di Asrama Pemadam
Kebakaran”

P  Masalah dari penelitian ini yaitu prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu
(Patient, sekitar 50% pada tahun 2009 (Depkes RI, 2010).
population,  Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berusia 60 tahun keatas di Asrama
problem) Pemadam Kebakaran RT02/RW17.
 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 sampel yang keduanya dilatih untuk
senam lansia. Penelitian ini di lakukakan di Asrama Pemadam Kebakaran RT02/RW17
Kelurahan Semper Barat, Jakarta Utara.
I Intervensi yang diberikan pada jurnal ini yaitu senam lansia. Menurut penelitian (Erna, Kuntarti,
(Intervention) 2016) efisiensi tidur lansia yang mengikuti senam lansia kian baik yaitu 78,12% dibandingkan
dengan lansia yang tidak teratur melaksanakan senam lansia yaitu 70,26%.

C Hasil pengkajian pada Ny. T klien mengeluh kesulitan tidur pada malam hari disertai terbangun
(Comparison) pada malam hari dan sulit untuk tidur kembali karena keadaan lingkungan yang bising. Hasil
pengkajian pada Ny. U klien mengeluh kesulitan tidur pada malam hari disertai terbangun pada
malam hari dan sulit untuk tidur kembali karena keadaan lingkungan tidur yang tidak nyaman
dan merasakan pegal dipunggung. Setelah diberikan intervensi Ny. T, pada hari ketiga klien
mengatakan sudah tidak sulit tidur, bisa tidur siang dan sudah bisa tidur lebih awal saat malam
dan tidak terbangun. Kemudian respon Ny. U, pada hari ke tiga adalah klien mengatakan jam
tidur siangnya bertambah, sudah bisa tidur awal, tidak merasakan pegal dipunggung dan tidak
terbangun.
O Ada pengaruh senam lansia terhadap kualitas tidur pada lansia yang mengalami insomnia di
(Outcome) Asrama Pemadam Kebakaran RT02/RW17 Kelurahan Semper Barat, Jakarta Utara

5) “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Skala Insomnia Pada Lansia Di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Kota
Semarang”

P  Masalah dari penelitian ini yaitu insomnia merupakan gangguan tidur yang sering dialami
(Patient, oleh lansia. Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan data lansia mengalami insomnia
population, sebanyak 30 lansia.
problem)  Populasi dan sampel penelitian ini sejumlah 36 lansia dengan menggunakan teknik total
sampling.
I Intervensi yang diberikan pada jurnal ini yaitu senam lansia. Senam lansia adalah olahraga
(Intervention) ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang diterapkan pada lansia. Olahraga juga
dapat menurunkan stress. Aktifitas olahraga ini akan membatu tubuh agar tetap bugar dan
tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan membantu
menghilangkan radikal bebas yang berkliaran di dalam
tubuh.
C Dari 36 responden di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Kota Semarang menunjukan bahwa
(Comparison) sebagian besar responden sebelum pemberian senam lansia mengalami insomnia sedang sebesar
21 responden
(58,3%), mereka sering terbangun dimalam hari yang berkisar antara 3-5 kali dalam satu malam
(38,9%) dan sulit untuk memulai tidur kembali (22,2%). Skala insomnia setelah pemberian
senam lansia adalah sebesar 5 responden (13,9%) tidak ada insomnia, 26 responden (72,2%)
dengan skala insomnia ringan dan 5 responden (13,9%) dengan skala insomnia sedang. Hal
tersebut menunjukan bahwa ada penurunan skala insomnia responden yaitu dari insomnia
sedang sebelum pemberian senam lansia sebesar 21 reponden menurun setelah pemberian
senam lanisa menjadi 5 responden, sedangkan 13 responden yang mengalami insomnia ringan
meningkat menjadi 26 responden, serta 5 responden lain sudah tidak mengalami gangguan
insomnia.
O Ada pengaruh senam lansia terhadap skala insomnia pada lansia di Panti Wredha Harapan Ibu
(Outcome) Ngaliyan Kota Semarang.

E. Implementasi keperawatan
Dx. Kep Tanggal Implementasi Evaluasi Modifikasi Paraf
Gangguan pola Melakukan senam lansia Sumatif:
tidur setiap pagi selama 15-45 Setelah dilakukan senam
menit lansia 15-45 menit pada
pagi hari kemampuan
istirahat tidur pada lansia
membaik.
Formatif:
S: masyarakat
mengakatan melakukan
senam lansia setiap hari
O: Masyarakat mampu
melakukan senam lansia
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
Resiko jatuh Melaksanakan pendidikan Sumatif:
kesehatan mengenai cara Setelah dilakukan
mengelola lingkungan fisik pendidikan kesehatan
untuk meningkatkan
masyarakat mampu
keselamatan.
meningkatkan
keselamatannya.
Formatif:
S: masyarakat
mengatakan akan
menghindari/mengurang
i prilaku yang beresiko
menyebabkan jatuh.
O: Tampak masyarakat
menghindari prilaku
prilaku yang beresiko
jatuh
A: Masalah belum tertasi
P: Lanjutkan dan
modifikasi intervensi
Deficit kesehatan Melaksanakan Pendidikan Sumatif:
komunitas Kesehatan mengenai Setelah dilakukan
penggunaan pelayanan tindakan keperawatan
kesehatan.
Kepatuhan dan program
terhadap standar
kesehatan meningkat
Formatif:
S: Masyarakat
mengatakan akan
berpartisipasi dalam
program kesehatan
komunitas
O: Tampak masyarakat
yang antusias dalam
meningkatkan
kesehatannya
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
REFERENSI

PPNI (2018) . Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI(2018) STANDAR Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.
PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta; DPP PPNI
Tulak, G. T. (2017). Pengaruh Senam Lansia terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi di Puskesmas Wara
Palopo. Perspektif: Jurnal Pengembangan Sumber Daya Insani, 2(1), 169-172.
DI BANJAR, K. A. J. A. (2012). Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi pada Kelompok Senam
Lansia di Banjar Kaja Sesetan Denpasar Selatan.
Aji, W. P. B., & Isnaeni, Y. (2015). Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di Posyandu
Lansia Dusun Banaran 8 Playen Gunung Kidul (Doctoral dissertation, STIKES'Aisyiyah Yogyakarta).
Suciana, F., Supardi, S., & Annisa, H. N. (2019). Perbedaan Efektivitas Senam Bugar Lansia dengan Senam Yoga terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi. Proceeding of The URECOL, 504-509.
Hutagalung, M. A. M. (2020). Efektifitas Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Kepada Lansia Yang Mengalami
Hipertensi Di Puskesmas Pancur Batu Deli Serdang Tahun 2019.
Izhar, M. D. (2017). Pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah di panti sosial tresna werdha budi luhur jambi.  Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 17(1), 204-210.
Astuti, F. (2020). PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN NYERI SENDI PADA LANSIA DI BALAI SOSIAL LANJUT
USIA (BSLU) MANDALIKA MATARAM. PrimA: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 6(1).
RAHMANDA PUTRA, R. Y. A. N. (2016). PENGARUH SENAM BUGAR LANSIA TERHADAP NYERI PERSENDIAN PADA POSYANDU
LANSIA KARANG WERDHA KEDURUS SURABAYA. Jurnal Kesehatan Olahraga, 4(4).
Dewi, D. K., & Prawesti, D. (2013). Penurunan Keluhan Nyeri Sendi Pada Lansia Melalui Senam Lansia.  JURNAL STIKES RS Baptis
Kediri, 6(2).
Suharjono, S., Haryanto, J., & Indarwati, R. (2014). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Perubahan Nyeri Persendian Pada Lansia di
Kelurahan Komplek Kenjeran, Kecamatan Bulak, Surabaya. Indonesian Journal of Community Health Nursing, 2(2).
Sumedi, T., & Kuswati, A. (2010). Pengaruh Senam Lansia terhadap Penurunan Skala Insomnia Ada Lansia di Panti Wredha
Dewanata Cilacap. Jurnal Keperawatan Soedirman, 5(1), 13-20.
Dewi, Y. I. (2015). Pengaruh senam lansia terhadap kualitas tidur pada lansia yang insomnia (Doctoral dissertation, Riau
University).
KURNIAWAN, A., KASUMAYANTI, E., & PUTRI, A. D. (2020). PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN SKALA
INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA BATU BELAH WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR TAHUN 2020. Jurnal Ners, 4(2), 102-
106.
Sitorus, E. D., & Alfiani, L. (2020). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Lansia Yang Mengalami Insomnia Di Asrama
Pemadam Kebakaran. JURNAL AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA, 6(2).
Sitorus, E. D., & Alfiani, L. (2020). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Lansia Yang Mengalami Insomnia Di Asrama
Pemadam Kebakaran. JURNAL AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA, 6(2).

Anda mungkin juga menyukai