Sebagian besar hernia bersifat eksternal. Artinya, organ itu menyebabkan tonjolan yang terlihat
dari luar tubuh. Bila hernia terjadi secara internal, tonjolan berada di dalam tubuh.
Hernia bisa terjadi pada di beberapa lokasi tubuh. Ada setidaknya tujuh jenis hernia berdasarkan
lokasinya:
Hernia inguinalis: terjadi ketika ada bagian dari usus mendorong ke dalam saluran di
dinding bawah perut yang disebut kanal inguinal, sehingga timbul tonjolan di perut bagian
bawah kanan atau kiri.
Hernia femoralis: terjadi saat ada bagian dari usus atau jaringan lain yang masuk dan
menonjol di antara paha bagian atas dan selangkangan. Paling sering didapati pada
wanita.
Hernia epigastrium: kondisi ketika organ dalam perut menonjol keluar di garis tengah
perut, antara pusar dan tulang dada. Hernia epigastrik dapat terjadi pada siapa saja, baik
pada orang dewasa maupun bayi baru lahir.
Hernia umbilikalis: kondisi di mana bagian usus menonjol keluar dari pusar. Kondisi ini
umumnya terjadi pada bayi dan tidak berbahay
Hernia hiatus: kondisi ketika sebagian lambung menonjol ke dalam rongga dad
Hernia insisional: kondisi ketika sebagian usus mendorong dinding perut yang terjadi
setelah operasi perut, ketika daerah sayatan operasi masih lemah.
Hernia spigelian: terjadi saat ada bagian dari usus mendorong jaringan ikat perut
(Spigelian fascia) sehingga terjadi benjolan di bagian bawah pusar.
Tingkat keparahan hernia bervariasi, dari ringan hingga berat. Hernia yang awalnya ringan bisa
berubah menjadi berat jika tak segera diatasi. Hernia inguinalis, misalnya, bisa makin membesar
dan menekan kantong buah zakar atau skrotum sehingga memicu rasa sakit dan bengkak.
Adapun hernia hiatus dapat menyebabkan asam lambung masuk ke saluran pencernaan hingga
memicu nyeri perut, naiknya asam lambung, dan bahkan perdarahan.