Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JURNAL REVIEW

DISUSUN OLEH :

NAMA : BOY ARWIN ZEBUA

NIM : 212117011

PRODI : PENDIDKAN MATEMATIKA

MATA KULIAH : TEORI BILANGAN

DOSEN PENGAMPU :

NETTI KARIANI MENDROFA, S.Pd, M.Pd

UNIVERSITAS NIAS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

T.A 2021/2022
A. Bacalah minimal 5 jurnal Pendidikan Matematika ( melalui media sosial yang ber-ISSN)

B. Petakan setiap topik / judul penelitian yang anda baca dan isikan dalam tabel berikut :

Jawaban

1. Jurnal Pertama
a. Judul / Topik Penelitian
Judul penelitian :
Analisis kemampuan literasi matematis siswa melalui soal PISA
Volume 10, No. 2, Mei 2021,pp 291-300
Sumber: https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa/article/view/
825
b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Metode deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang mengamati fenomena
atau kondisi objek yang alamiah, dan peneliti merupakan instrumen utama (Habsy,
2017; Queirós, Faria, & Almeida, 2017). Subjek ini adalah siswa SMP kelas VIII
yang berada di Kampung Panawuan Rw.10 dan yang dipilih hanya 4 orang saja,
penelitian ini akan dilaksanakan pada & Januari 2021. Untuk pengumpulan data
yang akan di ambil secara triangulasi atau gabungan, dan untuk analisis data bersifat
induktif/kualitatif, yang akan menekankan terhadap makna bukan generalisasi (Hays
& McKibben, 2021).
c. Isi Jurnal
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah,
mulai dari TK sampai dengan sekolah menengah atas (Chang & Silalahi, 2017; Fafre
& Na, 2019). Banyak sekali pengertian dari matematika, Matematika adalah ilmu
tentang bilangan dan ruang, matematika adalah bahasa simbol, matematika adalah
bahasa numerik, ilmu abstrak dan deduktif (Rahma, 2013; Young, Levine, & Mix,
2018). Hasil yang diperoleh dari penelitin ini adalah kemampuan siswa dalam
mengerjakan soal dengan model PISA pada materi bangun ruang sisi datar dengan
konten Shape and Space serta kesulitan soalnya level 1 dan level 2. Selain dari
pengisian soal terdapat juga angket dengan skala likert dan memiliki skor maksimal
4. Ketika data angket tersebut di olah, indeks ynag dihasilkan adalah 23% dengan
interpretasi penilaiannya disajikan pada Tabel 1 berikut
Tabel 1.
Interpretasi Penilaian Angket

Interval indeks (%) Keterangan


00%-19,99% Sangat tidak setuju
20% - 39,99% Tidak setuju
40% - 59,99% Netral
60% - 79,99% Setuju
80% - 100 % Sangat setuju
Itu artinya analisis kemampuan literasi matematika siswa ini kurang, karena
ketidakmampuannya dalam mengikuti indikator-indikator yang tertera pada angket.
Tabel 2.
Analisis Tes Kemampuan Literasi Matematis dan Wawancara

Inisial siswa kode


AL S -1
SS S–2
RF S -3
AS S -4
Berdasarkan Tabel 2, analisis tes dan wawancara untuk S-1: Untuk soal no 1
dengan kesukaran level 1, siswa mampu menafsirkan soal dengan benar, siswa juga
menetahui rumus yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan soal tersebut.
Namun, yang jadi masalahnya di sini. Siswa tidak mampu mengaplikasikan rumus
tersebut untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Selain itu, memang siswa
mencoba menalar permasalahan tersebut dan menggunakan cara lain. Namun, tetap
dalam hal ini, siswa sangat keliru dan fatal.
d. Isi Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemapuan literasi matematis siswa SMP
kelas VIII di Kp. Panawuan Rt.02/Rw.10. Metode penelitian yang dilakukan adalah
deskriftif kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 4 orang yang diambil secara acak.
Berdasarkan hasill penelitian, meskipun soal yang diberikan adalah soal-soal standar
atau rutin dan tergolong mudah karena mengambil level 1 dan 2. Seluruh subjek
penelitiannya merasa kewalahan dan kesulitan dalam menafsirkan dan
mengaplikasikan rumus yang sudah mereka ketahui dalam menyelesaikan masalah
yang diberikan. Simpulan yang dapat diambil adalah kemampuan literasi matematis
siswa dalam penelitian ini masih terbilang rendah karena siswa masih merasa
kesulitan dalam menghadapi soal PISA dengan level 1 dan 2.
e. Kesimpulan
Simpulan dari penelitian ini, kemampuan literasi matematis siswa masih rendah, hal
ini terlihat dari hasil pengerjaan siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan,
dalam hal ini berbagai macam soal jenis PISA. Karena itu, dalam praktiknya, siswa
perlu dibiasakan untuk diberikan soal dengan jenis PISA agar siswa dapat terbuka
luas pemikirannya.

2. Jurnal kedua
a. Judul / Topik Penelitiaan
Judul penelitian :
Analisis strategi pemecahan masalah matematika siswa SMP ditinjau dari
kemampuan matematika.
Volume 05, No. 03, November 2021, pp. 2896-2910
Sumber : https://www.j-cup.org/index.php/cendekia/article/view/767
b. Jenis Penelitian :
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu gambaran dan analisis secara keseluruhan penggunaan strategi-
strategi yang digunakan siswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah
matematika. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII F SMP Negeri 1 Grogol tahun
ajaran 2020/2021. Pada tahap pelaksanaan, penentuan subjek dilakukan dengan
memberikan tes kemampuan matematika kepada siswa kelas VIII F secara online
melalui Google Classroom. Tes kemampuan matematika terdiri dari 10 soal uraian
dengan materi kelas7 dengan waktu pekerjaan 90 menit. Berdasarkan hasil tes
kemampuan matematika siswa, peneliti mengambil 3 subjek yang terdiri masing-
masing satu siswa dengan kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah.
Berikut adalah katagori kemampuan matematika siswa.
c. Isi Jurnal
Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang
mendasar dan harus dipenuhi (Suyanto, 2013). Hal ini berarti siswa harus
menguasahi kemampuan pemecahan masalah terlebih dahulu untuk dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti kemampuan berfikir
kreatif dan kemampuan berfikir kritis. Seperti yang diungkapkan oleh Afgani
(2011)bahwa pembelajaran matematika akan lebih bermakna jika dalam
pembelajaran terdapat pemahaman, penalaran, komunikasi, koneksi, pemecahan
masalah, dan representasi yang merupakan standarpemelajaran dalam matematika.
Jadi, siswa akan merasakan makna matematika melalui pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil penelitian, strategi yang digunakan siswa ada yang berbeda
dan ada yang sama. Siswa berkemampuan matematika tinggi mampu
mengasumsikan suatu masalah pada keadaan paling ekstrim dan menemukan konsep
baru yang lebih mudah untuk menyelesaikan masalah. Siswa berkemampuan tinggi
juga mampu mengolah dan mengorganisir data dengan membuat daftar dan
melakukan coba-coba. Hal ini selaras dengan pendapat Sidiq & Choiri (2019) bahwa
dengan mengorganisir data, maka data akan lebih mudah untuk dipahami mengenai
apa yang terjadi. Selain itu siswa berkemampuan matematika tinggi mampu
membuat kemungkinan jawaban dan memeriksa jawaban hingga ditemukan jawaban
yang tepat. Sehingga berdasarkan penjelasan tersebut siswa dengan kemampuan
matematika tinggi menggunakan beberapa strategi pemecahan masalah, yaitu
penalaran logis, menggunakan keadaan yang ekstrim melakukan uji-coba,
mengorganisir data, mengubah sudut pandang terhadap masalah, dan
mempertimbangkan segala kemungkinan. Hal ini diperkuat oleh pendapat
Purnamasari & Setiawan (2019) yang menyatakan bahwa siswa yang memiliki
kemampuan matematika tinggi memiliki kemampuan pemecahan masalah meliputi
memahami masalah, menyusun strategi pemecahan, melaksanakan strategi yang
telah dibuat dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh yang lebih baik
dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan matematika sedang dan rendah.
Selanjunya, siswa berkemampuan matematika sedang dalam menyelesaikan
masalah mampu memulai dengan hasil akhir kemudian bergerak mundur untuk
menentukan keadaan awal dan melakukan coba-coba. Dalam hal ini, siswa
berkemampuan sedang dapat mengasumsikan suatu masalah pada keadaan paling
ekstrim dan membuat kemungkinan jawaban untuk menemukan jawaban yang benar
kemudian membuat kesimpulan dengan benar. Sehingga berdasarkan penjelasan
tersebut siswa yang memiliki kemampuan matematika sedang menggunakan
beberapa strategi pemecahan masalah, yaitu menggunakan keadaan yang ekstrim
melakukan uji-coba, berjalan mundur, dan mempertimbangkan segala kemungkinan.
Hal diperkuat oleh pendapat Purnamasari & Setiawan (2019) yang menyatakan
bahwa siswa yang memiliki kemampuan matematika sedang memiliki kemampuan
pemecahan masalah meliputi memahami masalah, menyusun strategi pemecahan,
melaksanakan strategi yang telah dibuat dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh
yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah.
Kemudian, siswa berkemampuan matematika rendah mampu mengasumsikan
suatu masalah pada keadaan paling ekstrim dan melakukan coba-coba. Dalam
memecahkan suau masalah siswa berkemampuan rendah dapat menganalisis
hubungan antara yang diketahui dan ditanyakan sehingga mendapatkan informasi
baru untuk menyelesaikannya. Selain itu siswa mampu mencoba satu-satu
kemungkinan jawaban hingga ditemukan jawaban yang tepat. Sehingga berdasarkan
penjelasan tersebut siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah
menggunakan beberapa strategi pemecahan masalah, yaitu menggunakan keadaan
yang ekstrim, melakukan uji-coba, dan penalaran logis. Hal ini selaras dengan
pendapat Kushendri dan Zanthy (2019) bahwa siswa yang memiliki kemampuan
rendah, tidak memahami masalah dengan baik, sehingga pada saat melaksanakan
strategi pemecahan masalah siswa belum maksiaml dalam melaksanakannya,
sehingga paling sedikit menggunakan strategi pemecahan dibandingkan siswa
berkemampuan tinggi dan sedang.
d. Isi Abstrak
Strategi pemecahan masalah adalah suatu teknik atau cara penyelesaian masalah
yang digunakan dalam mencari solusi. Perbedaan kemampuan matematika dapat
mempengaruhi siswa dalam menerapkan dan memilah strategi pemecahan masalah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang
bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pemecahan masalah matematika siswa
SMP ditinjau dari kemampuan matematika. Pengumpulan data dilakukan dengan tes
kemampuan matematika dan tugas pemecahan masalah matematika kemudian
dilanjutkan dengan wawancara.
e. Kesimpulan
Berdasarkan analisis strategi pemecahan masalah matematika siswa SMP ditinjau
dari kemampuan matematika, hasil dan pembahasan yang telah dilakukan
menunjukkan siswa yang memiliki kemampuan matematika tinggi dapat
menggunakan 6 strategi pemecaha masalah dalam menyelesaikan masalah, yaitu
pemikiran logis, uji-coba, mengubah cara pandang terhadap masalah, menggunakan
keadaan ekstrim, mengorganisir data, dan mempertimbangkan segala kemungkinan.
Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan matematika sedang dapat
menggunakan 4 strategi pemecaha masalah dalam menyelesaikan masalah, yaitu uji-
coba, berjalan mundur, menggunakan keadaan ekstrim, dan mempertimbangkan
segala kemungkinan. Serta siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah
dapat menggunakan 3 strategi pemecaha masalah dalam menyelesaikan masalah,
yaitu pemikiran logis, uji-coba, dan menggunakan keadaan ekstrim.

3. Jurnal Ketiga
a. Judul / Topik Penelitian
Judul penelitian :
Kemampuan pemecahan masalah matematika ditinjau dari perbedaan gender.
Volume 10, No. 2. 2021. pp. 1141-1150
Sumber: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i2.3661
b. Jenis Penelitian
Jenis yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah
kelas XI TLM A SMK Maarif NU 2 Ajibarang Kab Banyumas yang berjumlah 25
siswa (21 siswa perempuan dan 4 siswa laki-laki). Penentuan sampel menggunakan
teknik purposive sampling yaitu dengan pemberian soal pada seluruh siswa kelas XI
TLM A. Kemudian diambil jawaban siswa untuk dijadikan sebagai sampel yang
terdiri dari 4 perempuan dan 4 laki-laki karena memenuhi kriteria tertentu yaitu
diklasifikasikan sesuai indikator kemampuan pemecahan masalah matematika.
c. Isi Jurnal
Matematika merupakan bagian penting dari pendidikan nasional dan
merupakan salah satu ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern. Dalam pembelajaran matematika, terdapat beberapa kemam-puan yang
harus dimilliki oleh siswa yaitu pemecahan masalah, pemahaman konsep, koneksi
matematika, komunikasi matematika dan representasi matematika.
Berdasarkan hasil pemaparan diatas, diperoleh bahwa kemampuan siswa
laki-laki dan perempuan tidaklah selalu sama. Pada gambar 1 dan 2 siswa perempuan
masih belum bisa menerapkan langkah-langkah penyele-saian masalah matematika
sesuai indikator yang digunakan pada penelitian ini namun untuk langkah-langkah
berikutnya sudah sesuai indikator kemampuan pemecahan masalah begitu juga
dengan siswa laki-laki pada gambar 1 dan 2 dimana siswa laki-laki sudah memahami
langkah-langkah pemecahan masalah matematika sesuai indikator.
Pada dasarnya gender merupakan aspek psikososial yang menentukan cara
seseorang bertindak dan berperilaku agar dapat diterima di lingkungan sosialnya.
Perbedaan gender dapat menjadi faktor pembeda seseorang berpikir dan menentukan
pemecahan masalah yang diambil. Ketika dihadapkan pada soal yang berbasis
pemecahan masalah, siswa laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan
pemecahan masalah yang berbeda, hal ini sejalan dengan pendapat oleh Nur dan
Palobo pada penelitian terdahulu (Nur & Palobo, 2018). perempuan pada umumnya
perhatiannya tertuju pada hal-hal yang bersifat konkrit, praktis, emosional dan
personal, sedangkan kaum laki-laki tertuju pada hal-hal yang yang bersifat
intelektual, abstrak dan objektif (Iswahyudi, 2012).
d. Isi Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa
ditinjau dari perbedaan gender. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif.
Subjek pada penelitian ini adalah kelas XI TLM A SMK Maarif NU 2 Ajibarang
Kab Banyumas. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu
dengan pemberian soal pada seluruh siswa kelas XI TLM A.nHasil penelitian
menunjukan bahwa pada tingkat memahami masalah, siswa laki-laki lebih baik dari
pada perempuan sehingga siswa laki-laki mampu mencapai tingkat memahami
masalah dengan baik sehingga mampu menyebutkan apa yang diketahui dan
ditanyakan pada soal dengan jelas.
e. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pada tingkat memahami masalah, siswa laki-laki lebih
baik dari pada perempuan sehingga siswa laki-laki mampu mencapai tingkat
memahami masalah dengan baik sehingga mampu menyebutkan apa yang diketahui
dan ditanyakan pada soal dengan jelas. Pada tingkat melaksanakan rencana, Siswa
perempu-an dan laki-laki sudah dapat dikatakan mampu mencapai dengan baik
karena terbukti pada jawaban siswa yang menunjukkan bahwa siswa mengapli-
kasikan apa yang telah guru ajarkan. Pada tingkat merencanakan penyelesai-an,
siswa laki-laki dan perempuan belum mampu menyimpul-kan sesuatu yang ada
menurut hasil yang telah diketahui maka belum mampu mencapai tingkat
merencanakan penyelesaian.
4. Jurnal Keempat
a. Judul / Topik Penelitian
Judul penelitian :
Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika
Siswa.
Volume. 2, No. 1, Juni 2021, pp: 1~6
Sumber: http://jom.untidar.ac.id/index.php/mathlocus/article/view/1642
b. Jenis Penelitian
Pemilihan jenis penelitian ini adalah menggunakan metode random sampling yaitu
pemilihan subjek penelitian secara acak. Selain data primer, peneliti juga
menggunakan data sekunder, yaitu dengan metode studi literatur melalui dokumen
dan artikel untuk memperoleh informasi atau kajian terkait pembelajaran daring yang
telah berlangsung 1 tahun ini. Kemudian, peneliti menganalisis secara deskriptif
kualitatif terhadap data yang telah diperoleh berdasarkan aspek pemahaman materi
pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan, dan sumber daya yang
mendukung pembelajaran daring.
c. Isi Jurnal
Di Indonesia kasus positif Covid-19 pertama diumumkan oleh pemerintah
pada tanggal 2 Maret 2020. Untuk mengantisipasi kenaikan kasus positif Covid-19,
melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, pemerintah Indonesia
mengadakan strategi yaitu physical distancing. Untuk menindaklanjuti strategi yang
diterapkan oleh pemerintah, sejak tanggal 16 Maret 2020 segala aktivitas di sekolah
ditiadakan dan diganti dengan pembelajaran daring. Mendikbud, Nadiem Anwar
Makarim, mendukung kebijakan yang diambil pemerintah dengan mengambil
langkah mengembangkan media pembelajaran daring yang digunakan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, diantaranya adalah portal pembelajaran daring dan aplikasi
berbasis android Rumah Belajar (Kemendikbud, 2020).
Era Revolusi Industri 4.0 adalah zamannya digitalisasi, semua peranan
penting dalam kehidupan memerlukan internet yang sering disebut Internet of Things
(IoT). Internet sangat dibutuhkan dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang
yang segala akses menggunakan internet, salah satunya dalam bidang pendidikan.
Dalam bidang pendidikan ini diperlukan dalam pembuatan media pembelajaran yang
dapat dilakukan pada saat pembelajaran daring berlangsung yang menggunakan
teknologi informasi dan telekomunikasi (internet, intranet, dan video) juga
multimedia (grafis, video, audio) yang digunakan dalam penyampaian materi
pembelajaran (Putranti, 2013). Guru juga dapat melakukan evaluasi pembelajaran
menggunakan apliaksi kuis yang ada, misalnya kahoot, quiziz, prezi, dll. Materi yang
sifatnya abstrak susah dipahami akan mudah dipahami apabila menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa dalam proses pembelajaran.
d. Isi Abstrak
Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan bulan Maret 2020
menjadikan semua sektor merasakan dampaknya, terutama sektor pendidikan.
Karena terjadinya pandemi Covid-19, pelaksanaan pembelajaran di sekolah yang
pada awalnya dilaksanakan secara tatap muka harus ditiadakan dan diganti dengan
pembelajaran daring (dalam jaringan). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran yang dilakukan secara daring terhadap motivasi
dan prestasi belajar matematika siswa. Peneliti memperoleh data dari kuesioner yang
dibagikan kepada 37 siswa SMA kelas XI sebagai responden secara online.
e. Kesimpulan
Pelaksanaan pembelajaran daring selama masa pandemi pada beberapa daerah
menjadikan koneksi internet sebagai salah satu kendalanya. Namun, hal ini tidak
terjadi pada seluruh subjek penelitian. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan,
bahwa pembelajaran daring tidak mempengaruhi motivasi pembelajaran daring
karena pembelajaran daring cenderung lebih fleksibel dikerjakan dimana saja dan
efektif. Pembelajaran daring juga tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi
belajar siswa.

5. Jurnal Kelima
a. Judul / Topik Penelitian
Judul penelitian:
Analisis faktor penyebab kesulitan belajar matematika
Volume. 10, No. 3, 2021, pp. 1611-1622
Sumber: https://scholar.archive.org/work/r6ul24ky5jco7a6pbrfontq5m4/access/
wayback/https://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/matematika/article/download/
3824/pdf
b. Jenis Penelitian
Jenis enelitian ini termasuk jenis deskriptif dengan pendekatan kualitiatif Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar matematika dan faktor penyebab
kesulian belajar matematika. Subjek penelitian ialah siswa MI Mambaul Ulum Pati
kelas IV. Dengan jumlah siswa 27 terdiri dari 15 laki-laki dan 12 perempuan. Siswa
yang menjadi subjek penelitian terdiri dari 7 siswa yang mengalami kesulitan belajar
matematika dan hasil belajar matematika rendah atau dibawah KKM. Selain itu, guru
kelas IV MI Mambaul Ulum Pati juga menjadi subjek dalam penelitian ini.
c. Isi Jurnal
Pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari bisa meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami dan menyerap pelajaran lebih cepat, selain itu
bisa melatih kemampuan siswa untuk berpikir rasional, kritis, logis, analitis, serta
sistematis (Waskitoningtyas, 2016). Sedangkan menurut (Raj Acharya, 2017)
mengemukakan bahwa “Mathematics is the ne of the most importance subject in our
human life”, yang artinya matematika ialah pelajaran sangat penting untuk
kehidupan manusia.
faktor penyebab kesulitan dalam pembelajaran matematika, subjek dapat
menjelaskan sebagai berikut.
1. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika Secara Internal
a. Kesehatan Tubuh
Keadaan jasmani yang kurang sehat dapat menyebabkan siswa mudah lelah,
pusing, mengantuk, dan kurang semangat menerima pelajaran dengan baik.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Utari dkk., 2019) bahwa siswa yang
mengalami gangguan kesehatan bisa mengakibatkan siswa tidak konsentrasi
dalam belajar dan mengantuk ketika pelajaran matematika sedang
berlangsung, hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh kondisi fisik tidak
dalam keadaan yang optimal
b. Cacat tubuh
yang kurang. Kemampuan penglihatan serta pendengaran yang siswa alami
mampu menurunkan daya serap informasi yang dijelaskan oleh guru. Sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Handayani & Mahrita, 2021)
mengemukakan bahwa pancaindra berperan penting terhadap kegiatan belajar
siswa yaitu mata dan telinga.

c. Kecerdasan
Kecerdasan atau intelegensi siswa adalah salah satu faktor yang
menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika.
Kecerdasan siswa dapat berpengaruh dalam percapaian siswa dalam
belajarnya
d. Minat
Kesulitan belajar yang timbul disebabkan karena tidak adanya minat siswa
terhadap pelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat (Wahyuni & Netti, 2021)
mengemukakan bahwa minat memiliki pengaruh yang besar pada aktivitas
pembelajaran siswa agar minat belajar siswa dapat meningkat, guru berusaha
membuat pembelajaran agar siswa menjadi tertarik supaya berkaitan dengan
topik yang disukai oleh siswa.
2. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika Secara Eksternal
a. Kurangnya Perhatian Orang Tua pada Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa OA dan KHAC bahwa mengaku
kurang diperhatikan oleh orangtuanya sehingga membuat siswa tidak belajar
pada waktu malam hari.
b. Suasana rumah atau keluarga
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa AIP dan MRP
bahwa suasana rumah siswa terlalu ramai sehingga siswa sulit berkonsentrasi
dalam belajar matematika dirumah. Suasana rumah yang kurang kondusif
dapat menjadi faktor penyebab siswa mengalami kesulitan belajar
matematika.
c. Penggunaan media pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru WI selaku guru kelas IV MI
Mambaul Ulum, media yang digunakan oleh guru adalah yang ada
dilingkungan sekitar. Selain itu, kendala yang dialami guru yaitu kurangnya
pemahaman akan media yang tepat dan kurangnya kreatifitas guru untuk
menciptakan media yang kreatif dan menarik untuk siswa sehingga siswa
kurang tertarik untuk memperhatikan pembelajaran matematika. Kondisi
tersebut dapat membuat siswa jenuh dan bosan dalam memperhatikan
pembelajaran matematika sehingga dapat menjadi faktor penyebab siswa
mengalami kesulitan belajar.

d. Isi Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan belajar matematika dan
faktor penyebab kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa kelas IV MI
Mambaul Ulum Pati. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
desain studi kasus. Subjek penelitian ini yaitu guru kelas, dan tujuh siswa kelas IV
yang teridentifikasi mengalami kesulitan belajar matematika.Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan
lapangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi
data, penyajian data, dan kesimpulan/verifikasi.
e. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
kesulitan belajar matematika meliputi kesulitan memahami konsep, keterampilan
berhitung, dan memecahkan masalah. Faktor penyebab kesulitan belajar matematika
berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kesehatan
tubuh kurang optimal, kemampuan pengindraan kurang, kecerdasan siswa rendah,
minat belajar rendah, dan motivasi belajar juga rendah. Sedangkan faktor eksternal
antara lain kurangnya perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar siswa, suasana
rumah yang kurang kondusif, lingkungan masyarakat, dan pengaruh media massa
yang meliputi HP dan Televisi.

Anda mungkin juga menyukai