Disusun oleh :
2021
BUKU PANDUAN
PENGELOLAAN
LABORATORIUM
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka melaksanakan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang mencakup standar: (1) isi; (2) proses; (3) kompetensi lulusan; (4) pendidik dan tenaga
kependidikan; (5) sarana dan prasarana; (6) pengelolaan; (7) pembiayaan; dan (8) standar penilaian
pendidikan. Standar-standar tersebut di atas merupakan acuan dan sekaligus kriteria dalam peningkatan
dan penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan.
Salah satu standar yang memegang peran penting dan strategis dalam peningkatan mutu pendidikan
adalah meningkatkan standar pendidik dan tenaga kependidikan. Pengelola laboratorium/bengkel
merupakan salah satu komponen tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang perlu ditingkatkan
mutunya sesuai menurut permendiknas No. 35tahun 2010.
Sementara itu lingkup pengawasan pada satuan pendidikan diatur secara khusus dalam PP no.19
tahun 2005 pasal 55 yaitu: Pengawasan satuan pendidikan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan. Dalam pasal 56menjelaskan, bahwa pemantauan
dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah atau bentuk lain dari lembaga
perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai
efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas satuan pendidikan.
Tugas pokok Kepala laboratorium/bengkel sekolah adalah melaksanakan tugas yang bersifat
manajerial dan administratif pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program kerja
laboratorium/bengkel, pelaksanaan program, pembinaan terhadap teknisi dan laboran, penilaian kinerja
teknisi dan laboran, evaluasi hasil pelaksanaan program laboratorium/bengkel.
Prestasi kerja kepala laboratorium/bengkel sekolah dalam menunaikan tugas pokoknya perlu
mendapat penilaian sekaligus penghargaan. Untuk mewujudkan penghargaan tersebut dilakukan melalui
PK GURU dengan tugas tambahan kepala laboratorium/bengkel yang mengacu pada pedoman PK
GURU dengan tugas tambahan. Berkenaan dengan itu, Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
Badan Pengembangan SDMP dan PMP Kementerian Pendidikan Nasional memandang perlu menyusun
Pedoman PK GURU dengan tugas tambahan kepala laboratorium/bengkel sebagai panduan semua pihak
yang terkait untuk menghimpun data kinerja kepala laboratorium/bengkel sebagai dasar untuk
pengembangan profesionalisme dan pengembangan karir jabatan guru yang mendapat tugas tamabahan
kepala laboratorium/bengkel pendidikan.
B. TUJUAN
Pedoman penilaian kinerja kepala laboratorium/bengkel sekolah ini disusun dengan
tujuan:
1. Menyediakan acuan bagi kepala laboratorium/bengkel untuk melaksanakan tugasnya
sebagai kepala laboratorium/bengkel secara teknis administratif dan manajerial di
sekolah di tempat bertugas.
2. Menyediakan acuan bagi kepala Sekolah untuk melakukan penilaian kinerja kepala
laboratorium/bengkel dalam melaksanakan tugasnya sebagai kepala
laboratorium/bengkel
3. Sebagai acuan dalam mengembangkan instrumen penilaian kinerja kepala
laboratorium/bengkel sekolah.
4. Sebagai acuan dalam menggunakan instrumen serta bagaimana mengolah hasil
penilaian
5. Sebagai acuan untuk merumuskan rekomendasi hasil penilaian kinerja untuk
kebutuhan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Penilaian Angka
Kredit Guru (PKG)
C. MANFAAT
Pedoman PK GURU dengan tugas tambahan kepala laboratorium/bengkel sekolah/madrasah ini
diharapkan dapat bermanfaat dalam:
1. Menyediakan acuan bagi kepala laboratorium/bengkel untuk melaksanakan tugasnya sebagai kepala
laboratorium/bengkel secara teknis administratif dan manajerial di sekolah di tempat bertugas.
2. Menyediakan acuan bagi kepala Sekolah untuk melakukan PK GURU dengan tugas tambahan
kepala laboratorium/bengkel dalam melaksanakan tugasnya sebagai kepala laboratorium/bengkel
3. Menyediakan acuan dalam mengembangkan instrumen tambahan dalam PK GURU dengan tugas
tambahan kepala laboratorium/bengkel sekolah.
4. Menyediakan acuan dalam penggunaan instrumen serta memberikan petunjuk teknis pengolahan data
hasil penilaian
5. Menberikan acuan untuk perumusan rekomendasi hasil PK GURU dengan tugas tambahan kepala
laboratorium/bengkel untuk kebutuhan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan
Penilaian Angka Kredit Guru (PKG)
Fungsi Laboratorium
Menurut Sukarso (2005), secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan
pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam
mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu
objek dalam lingkungn alam dan sosial.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang
diperolehnya.
Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari laboratorium adalah sebagai berikut :
1. Laboratorium sebagai sumber belajar
Tujuan pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan
dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah
atau melakukan percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran
terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan/afektif.
2. Laboratorium sebagai metode pembelajaran
Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan
dan metode pengamatan
3. Laboratorium sebagai prasarana pendidikan
Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium
terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam
kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.
D. DASAR HUKUM
Dasar hukum penyusunan pedoman pelaksanaan PK GURU dengan tugas tambahan kepala
laboratorium/bengkel adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
2. Undang‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru,
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan,
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
sekolah dan madrasah
8. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru fisika sangat dituntut dalam
kreatifitas membuat alat-alat sederhana yang mampu menjelaskan teori dan konsep fisika,
sesuai dengan peralatan yang ada dan kondisi daerahnya agar tervisualisasi sehingga mudah
dipahami dan dimengerti siswanya. Untuk itu peranan laboratorium fisika menjadi sangat
penting, karena laboratorium merupakan pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan
percobaan, penyelidikan atau penelitian (Ar1, 2007).
Pengelolaan Laboratorium
Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana mestinya.
Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi. Tidak sedikit ruangan yang
dibangun bagi kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah fungsi. Tentu saja hal tersebut
sangat disayangkan dan merugikan.
Hal ini menuntut para guru fisika membuat lembar kerja siswa yang merangsang siswa
untuk bekerja dan mencoba menemukan teori, konsep, rumus fisika sederhana, sehingga mereka
dilatih untuk menjadi peneliti-peneliti muda.
Dalam proses belajar mengajar diperlukan berbagai peralatan yang memadai untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini alat peraga mempunyai
peranan yang sangat penting bahkan dapat menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan proses
belajar mengajar. Secara garis besar alat peraga, ada yang mudah dibuat dan ada yang sukar
dibuat. Alat yang mudah dibuat dinamakan alat peraga sederhana karena dapat menggunakan
bahan murah dan mudah didapat dari lingkungan sekitar dan dapat pula dibuat sendiri oleh guru
atau bersama- sama dengan peserta didik. Penggunaan dan pembuatan alat peraga sederhana
dapat merangsang kreativitas para guru atau peserta didik untuk mengembangkan
kemampuannya dalam membuat alat peraga, sedangkan alat yang sukar akan dibuatkan oleh
instansi yang memerlukan dan kemudian disebarkan ke sekolah (Emha, 2002).
PERLENGKAPAN LABORATORIUM
Perabot
Alat peraga pendidikan
Perkakas
Katak PPPK beserta isinya
Alat pemadam kebakaran
Alat kebersihan
Kumpulan buku
PEMBUANGAN LIMBAH
Limbah dari laboratorium fisika umumnya hanya merupakan bahan-bahan yang habis
pakai. Oleh karena itu diperlukan kotak sampah untuk pembuangan sementara limbah-
limbah tersebut.
INSTALASI
Instalasi laboratorium meliputi instalasi listrik dan isntalasi air.
Instalasi listrik diperlukan untuk mengoperasikan peralatan dan penerangan pada saat
kegiatan praktikum. Instalansi air perlu diperiksa setiap waktu jangan sampai terjadi
kebocoran air didalam laboratorium.
RUANG LABORATORIUM
Ruang persiapan
Ruang penyimpanan
Ruang gelap
Ruang timbang
Ruang praktikum
Kebun sekolah / rumah kaca
STANDAR KOMPETENSI
Mampu memahami peran dan fungsi laboratorium
Memahami standarisasi pengelolaan laboratorium
Mampu mengenal dan memahami cara penggunaan, penyimpanan alat, dan bahan
laboratorium
Memahami pembuatan pembuangan limbah
Memahami cara menjaga keselamatan kerja laboratorium
Mampu membuat alat peraga sederhana
JENIS-JENIS PRAKTIKUM
Jenis Praktikum Masalah Peralatan Kerja Jawaban Sasaran
Prosedur
Verifikasi Diberikan Diberikan Diberikan Diketahui
Inkuiri Terbimbing Diberikan Diberikan Diberikan Belumdiketahui
Inkuiri SemiTerbimbing Diberikan Diberikan Tidakdiberikan Belumdiketahui
Inkuiri Porsi Pembimbingan Diberikan Tidak diberikan Tidakdiberikan Belumdiketahui
Rendah
Penelitian Tidakdiberikan Tidakdiberikan Tidakdiberikan Belumdiketahui
PENUTUP
PK GURU dengan tugas tambahan kepala laboratorium/bengkel dilakukan untuk melihat kinerja guru
dalam melaksanakan tugas tambahannya, yaitu melaksanakan pengelolaan laboratorium atau bengkel
untuk praktikum pembelajaran sebagai pelaksanaan tugas lain, selain pembelajaran. Hasil PK GURU
tugas tambahan selanjutnya digunakan untuk peningkatan karier (naikjenjang pangkat dan jabatan
fungsionalnya setingkat lebih tinggi atau jabatan lain sebagai tugas tambahan guru) membantu guru
dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya pada kompetensi tertentu sesuai keperluan.
Dengan demikian diharapkan guru akan mampu berkontribusi secara optimal dalam upaya peningkatan
kualitas pembelajaran peserta didik dan sekaligus membantu guru dalam pengembangan karirnya sebagai
seorang yang profesional. Jadi, PK GURU merupakan bagian dari proses untuk meyakinkan semua pihak
bahwa setiap guru adalah seorang yang profesional, dan peserta didik dapat memperoleh kesempatan
terbaik untuk dapat berkembang sesuai kapasitas masing-masing. Pelaksanaan terintegrasi antara PK
GURU dan PKB akan menciptakan guru yang mempunyai motivasi tinggi, berdedikasi tinggi, terampil
dalam membangkitkan minat peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
memiliki integritas kepribadian yang tangguh untuk berkompetisi di era global. Diharapkan pedoman
pelaksanaan PK GURU ini dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan PK
GURU.
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 3 SATU ATAP WEDUNG
Jln. Tambak Seklenting Wedung - Demak
E-mail :
A. Visi
“Menuju sekolah bermutu berlandasankan iman dan taqwa untuk mecetak peserta didik yang
berilmu, terampil, kreatif, mandiri dan berwawasan luas’’
B. Misi
Berdasarkan visi yang telah dirumuskan, untuk mewujudkannya diperlukan suatu misi berupa
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Adapun Misi yang dirumuskan berdasar visi adalah sebagai berikut:
1. Menanamkan keyakinan/aqidah melalui pengamalan ajaran agama
2. Melaksanakan pembelajaran agama di sekolah dengan menekankan pada penerapan aqidah dalam
kehidupan sehari - hari
3. Membina budi pekerti dan kedisplinan siswa melalui kegiata pembiasaan dan keteladanan
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif berpola PAIKEM untuk mengembangkan siswa
5. Membiasakan bersikap tanggung jawab terhadap tugas dan tata tertib di sekolah
6. Mengembangkan pengetahuan di bidang IPTEK, Bahasa, olahraga, seni budaya, seni islami, sesuai bakat
dan minat siswa
7. Menciptakan kondisi sekolah yang konduksif yang menunjang pelaksanaan pembelajaran maupun
pergaulan dan kerukunan di sekolah
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 3 SATU ATAP WEDUNG
Jln. Tambak Seklenting Wedung - Demak
E-mail:
1. Memperhatikan bahan pembuat alat tersebut, bobot alat, keterpakaiannya, serta sesuai
pokok bahasannya.
2. Penyimpanan alat menurut aturan tertentu harus disepakati antara pengelola
laboratorium dan diketahui oleh pengguna /praktikan.
3. Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat di
laboratorium,
4. Penyimpanan alat sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan
kode dan jumlah masing-masing.
5. Alat yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri,
6. Alat yang rusak atau pecah sebaiknya dituliskan dalam buku kasus dan buku
inventaris Laboratorium.
1. Bahan yang dapat bereaksi dg kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.
2. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalm botol kaca.
3. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam
botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah
rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna
bening.
4. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
5. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat pula
menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya
saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam
botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya
bahan dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak
murni lagi.
6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan.
Gambar. Penataan alat dan bahan yang baik dengan yang tidak baik di
Laboratorium
PK GURU dengan tugas tambahan kepala laboratorium/bengkel dilakukan untuk melihat kinerja guru
dalam melaksanakan tugas tambahannya, yaitu melaksanakan pengelolaan laboratorium atau bengkel
untuk praktikum pembelajaran sebagai pelaksanaan tugas lain, selain pembelajaran. Hasil PK GURU
tugas tambahan selanjutnya digunakan untuk peningkatan karier (naikjenjang pangkat dan jabatan
fungsionalnya setingkat lebih tinggi atau jabatan lain sebagai tugas tambahan guru) membantu guru
dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya pada kompetensi tertentu sesuai keperluan.
Dengan demikian diharapkan guru akan mampu berkontribusi secara optimal dalam upaya peningkatan
kualitas pembelajaran peserta didik dan sekaligus membantu guru dalam pengembangan karirnya sebagai
seorang yang profesional. Jadi, PK GURU merupakan bagian dari proses untuk meyakinkan semua pihak
bahwa setiap guru adalah seorang yang profesional, dan peserta didik dapat memperoleh kesempatan
terbaik untuk dapat berkembang sesuai kapasitas masing-masing. Pelaksanaan terintegrasi antara PK
GURU dan PKB akan menciptakan guru yang mempunyai motivasi tinggi, berdedikasi tinggi, terampil
dalam membangkitkan minat peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
memiliki integritas kepribadian yang tangguh untuk berkompetisi di era global. Diharapkan pedoman
pelaksanaan PK GURU ini dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan PK
GURU.
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 3 SATU ATAP WEDUNG
Jln. Tambak Seklenting Wedung– Demak ✉
E-mail :
BAB II