Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN TABULASI HASIL PENDATAAN STATUS KESEHATAN

MASYARAKAT DUSUN LEE RT 03-RT 04

Dusun lee
Tabel 1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-
Umur Perempuan total
laki
0-5 8 10% 6 9% 14 9%
06-Dec 11 14% 8 12% 19 13%
13-18 9 11% 5 7% 14 9%
19-35 18 23% 18 26% 36 24%
36-54 15 19% 13 19% 28 19%
>55 18 23% 19 28% 37 25%
Jumlah 79 100% 69 100% 148 100%

Berdasarakan tabel 1 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan jenis kelamin di dusun 2 lee
RT03/RT04 laki-laki berjumlah 79 dan perempuan berjumlah 69.

Tabel 2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Frekuen Persentas
Pekerjaan
si e (%)
TK/PAUD 1 1%
SD 70 47%
SMP 24 16%
SMA 40 27%
PT 3 2%
Belum
10
sekolah 7%
Jumlah 148 100%

Berdasarakan tabel 2 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan pendidikan di dusun 2 lee


RT03/RT04 berjumlah 148
Tabel 3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Persentase
Pekerjaan Frekuensi
(%)
PNS/TNI/Polri/
2%
Honorer 3
Swasta/Wiraswasta 5 3%

Petani 99 67%
Nelayan 0 0%
Pensiunan 0 0%
IRT 19 13%
Belum bekerja 22 15%
Jumlah 148 100%

Berdasarakan tabel 3 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan pekerjaan di dusun 2 lee


RT03/RT04 berjumlah 148

Tabel 4 . Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama


Dusun Lee

Persentase
Agama Frekuensi
(%)
Islam 15 10%
Kristen 133 90%
Katolik 0 0%
Hindu 0 0%
Budha 0 0%
Jumlah 148 100%

Berdasarakan tabel 4 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan agama di dusun 2 lee


RT03/RT04 berjumlah 148

Tabel 5 . Distribusi Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan

Status Persentase
Frekuensi
Perkawinan (%)
Menikah 90 61%
Belum
35%
Menikah 52
Cerai 5 3%
Suami/Istri
2 1%
meninggal
Jumlah 148 100%

Berdasarakan tabel 5 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan status perkawinan di dusun 2


lee RT03/RT04 berjumlah 148

Tabel 6. Penyakit yang di derita penduduk 1 tahun terakhir

Persentase
Penyakit Frekuensi
(%)
Hipertensi 7 7%
Gout atritis 11 11%
Dyspepsia 5 5%
Ambeyen 1 1%
Diabetes 2 2%
Ispa 21 21%
hipertermia 15 15%
Tidak sakit 4 4%
Asma 1 1%
Pusing 2 2%
Anemia 2 2%
Kolestrol 1 1%
Malaria 1 1%
Tidak sakit 28 28%
Jumlah 101 100%

Berdasarakan tabel 6 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Penyakit yang di derita


penduduk 1 tahun terakhir di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 101

Tabel 8. Penyakit keturunan yang diderita penduduk

Persentase
Penyakit Frekuensi
(%)
Diabetes
1 1%
Mellitus
Kanker 0 0%
Hipertensi 4 5%
Tidak sakit 72 94%
Jumlah 77 100%
Berdasarakan tabel 8 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Penyakit keturunan yang
diderita penduduk di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 77

Tabel 9. Penyakit yang diderita Saat ini

Persentase
Penyakit Frekuensi
(%)
Asam
3 4%
lambung
demam 2 3%
hipertensi 4 5%
Asam urat 5 6%
Kolestrol 1 1%
Flu 3 4%
Batuk 3 4%
Asma 2 3%
Cacar air 1 1%
Pusing 2 3%
Tidak sakit 51 66%
Jumlah 77 100%

Berdasarakan tabel 9 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Penyakit yang diderita Saat
ini di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 77

Tabel 10. Anggota keluarga yang meninggal 1 tahun terakhir

Persentase
Penyebab Frekuensi
(%)
Sakit  0
Kecelakaan  0
Usia Lanjut 0
Jumlah  0  0

Berdasarakan tabel 10 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Anggota keluarga yang


meninggal 1 tahun terakhir di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 0

DATA KESEHATAN ANAK USIA BALITA

Tabel 11. Distribusi Balita Berdasarkan status Gizi

Persentase
Penyebab Frekuensi
(%)
Gizi Lebih
Gizi Baik 12 1
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Jumlah 12 100%

Berdasarakan tabel 11 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Distribusi Balita


Berdasarkan status Gizi di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 12

Tabel 12. Distribusi Balita Berdasarkan Posisi Berat Badan Dalam KMS
Penyebab Frekuensi Persentase (%)
Berada di garis hijau 12 1
Berada di garis kuning
Berada di garis merah
Berada di bawah garis
merah
Jumlah 12 100%

Berdasarakan tabel 12 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Distribusi Balita


Berdasarkan Posisi Berat Badan Dalam KMS di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 12

Tabel 14. Distribusi Status Imunisasi Balita

Status
Persentas
Imunisasi Frekuensi
e (%)
Dasar
Lengkap 9 75%
Belum
2 17%
lengkap
Tidak
0%
Lengkap
Belum
1 8%
saatnya
jumlah 12 100%

Berdasarakan tabel 14 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Status Imunisasi Balita di


dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 12

Tabel 16. Status perkembangan

Tabel 16. Status


perkembangan
Status perkembangan Frekuensi Persentase (%)
Normal 12 100%
Terlambat

12 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 16 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Status perkembangan di


dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 12

Tabel 17. Jenis Penyakit yang diderita Balita dalam 3 Bulan Terakhir

Jenis Persentase
Frekuensi
Penyakit (%)
Ispa/batuk
3 30%
pilek
Demam 1 10%
Muntah-
1 10%
muntah
Tidak Sakit 5 50%

10  100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 17 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Penyakit yang diderita
Balita dalam 3 Bulan Terakhir di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 10

Tabel 18. Frekuensi makan anak dalam satu hari

Frekuensi makan anak


Frekuensi Persentase (%)
dalam satu hari
3 kali 9 100%
2 kali
1 kali
Jumlah 9 100%

Berdasarakan tabel 18 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Frekuensi makan anak


dalam satu hari di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 9

Tabel 19. Rata-rata jumlah porsi makanan yang dikonsumsi anak


Rata-rata
jumlah porsi
Persentase
makanan yang Frekuensi
(%)
dikonsumsi
anak

Habis 1 porsi 2 22%


¾ porsi 0%
½ porsi 6 67%
¼ porsi 1 11%
9 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 19 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Rata-rata jumlah porsi


makanan yang dikonsumsi anak di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 9

Tabel 20. Komposisi Makanan Anak

Frekuen Persenta
Komposisi Makanan
si se (%)
Seimbang
(Nasi,lauk,sayur,buah,s 7 70%
usu)
Cukup Seimbang (Nasi,
20%
lauk, sayur, buah) 2
Kurang Seimbang
(Nasi-lauk/nasi-sayur/ta 1 10%
npa buah/susu)

10 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 20 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Komposisi Makanan Anak di


dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 10

Tabel 21. Pola minum

Pola Minum Frekuens Persentase


i (%)
Baik 12  100%
Cukup
Kurang

Jumlah 12  100%
Berdasarakan tabel 20 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan pola minum di dusun 2 lee
RT03/RT04 berjumlah 12

Tabel 21. ASI Eksklusif

Pola Minum Frekuensi Persentase


(%)
Ya, selama 6
7 58%
Bulan
Ya, kurang dari
5 42%
6 Bulan
Tidak ASI
0%
Eksklusif
12 100%

Berdasarakan tabel 21 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan ASI Eksklusif


di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 12

Tabel 22. Keluhan anak saat makan


Keluhan anak saat
Frekuensi Persentase (%)
makan
Kurang nafsu makan 9 100%
Sakit saat
mengunyah/menelan
Gigi karies/gigis

9 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 22 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Keluhan anak saat makan
di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 9

Tabel 23. Jumlah rata-rata jam tidur anak dalam sehari


Jam tidur anak dalam
Frekuensi Persentase (%)
sehari
Kurang dari 8 jam
8-15 Jam 12 100%
Lebih dari 15 jam

12 100%
Jumlah
Berdasarakan tabel 23 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah rata-rata jam tidur
anak dalam sehar di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 12

Tabel 24. Kebiasaan mencuci tangan anak


Kebiasaan cuci Persentase
Frekuensi
tangan (%)
Selalu 4 33%

Kadang-kadang 8 67%

Tidak pernah 0%

Jumlah 12 100%

Berdasarakan tabel 24 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Kebiasaan mencuci tangan


anak di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 12

Tabel 25. Kebiasaan gosok gigi

Kebiasaa
Frekuen Persentas
n gosok
si e (%)
gigi
Selalu 2 20%
Kadang-
7 70%
kadang
Tidak
1 10%
pernah
10 100%

Berdasarakan tabel 25 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Kebiasaan gosok gigi di


dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 10

Tabel 26. Kebiasaan potong kuku

Kebiasaan
Persentase
gosok Frekuensi
(%)
gigi
Selalu 5 50%
Kadang-
5 50%
kadang
Tidak
0%
pernah
10 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 26 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Kebiasaan potong kuku di


dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 10

Tabel 27. Keaktifan Posyandu

Keaktifan Posyandu Frekuensi Persentase (%)


Rutin Posyandu 12 100%
Jarang/Tidak pernah
Posyandu

12 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 27 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Keaktifan Posyandu kuku di


dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 12

Tabel 29. Pelayanan Kesehatan Balita

Pelayanan kesehatan
Frekuensi Persentase (%)
Balita
Pemberian makanan
7 29%
tambahan
Garam beryodium
Vitamin A 5 71%
Lai-lain (sebutkan)

12 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 29 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Pelayanan Kesehatan Balita


di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 12

Tabel 30. Faktor risiko injuri anak di lingkungan keluarga


Faktor Persentase
Frekuensi
Risiko (%)
Ada
6 67%
(sebutkan
)
Tidak ada 3 33%

9 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 30 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Faktor risiko injuri anak di
lingkungan keluarga di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 9

Tabel 31. Kebersihan rumah


Kebersiha Frekuens Persentas
n rumah i e (%)
Baik 44 96%

Tidak 1 2%
Kurang
1 2%
baik
jumlah 46 100%

Berdasarakan tabel 31 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan kebersihan rumah di dusun 2


lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 32. Ventilasi rumah

Ventilasi rumah Frekuensi Persentase (%)


Baik 46 100%
Tidak

46 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 32 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Ventilasi rumah di dusun 2


lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 33. Pencahayaan rumah


Pencahayaa Frekuens Persentas
n rumah i e (%)
Baik 44 96%
Tidak 1 2%

Kurang baik 1 2%

Jumlah 46 100%
Berdasarakan tabel 33 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Pencahayaan rumah di
dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH

Tabel 34. Status Gizi Anak Usia Sekolah

Status Gizi Anak Usia


Frekuensi Persentase (%)
Sekolah
Normal 27 100%
Kurus
Gemuk
Obeseitas
27 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 34 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Status Gizi Anak Usia
Sekolah di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 27

Tabel 35. Status Perkembangan Psikososial

Status Perkembangan
Frekuensi Persentase (%)
Psikososial
Normal 27 100%
Kurang
27 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 35 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Status Perkembangan


Psikosoial di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 27

Tabel 36. Penyakit Yang diderita Anak Usia Sekolah 3 Bulan Terakhir

Penyakit yang diderita Anak Persentase


Frekuensi
Usia Sekolah 3 Bulan Terakhir (%)
Ispa 14 52%
Nausea 2 7%

Hipertermia 5 19%

Tidak Sakit 6 22%


27 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 36 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Penyakit Yang diderita Anak
Usia Sekolah 3 Bulan Terakhir di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 27

Tabel 37. Gangguan Kesehatan pada Anak Usia Sekolah

Gangguan Kesehatan
pada Anak Usia Frekuensi Persentase (%)
Sekolah
Mata
Pendengaran
Pencernaan
Tidak ada gangguan 27 100%
Jumlah 27 100%

Berdasarakan tabel 37 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Gangguan Kesehatan pada


Anak Usia Sekolah di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 27

Tabel 38. Kebutuhan bermain anak usia sekolah

Kebutuhan bermain
Frekuensi Persentase (%)
anak usia sekolah

Baik 27 100%
Cukup
Tidak bermain/kurang
aktifitas

27 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 38 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Kebutuhan bermain anak


usia sekolah di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 27

Tabel 39. Kebiasaan Mencuci Tangan


RT03
Kebiasaan mencuci
Frekuensi Persentase (%)
tangan
Selalu 27 100%
Jarang
Tidak pernah
27 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 39 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Mencuci Tangan


di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 27

Tabel 39. Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan


Kebiasaan
Persentase
Mengkonsumsi Frekuensi
(%)
Jajanan
Jajanan buatan
1 4%
sendiri keluarga
Memebeli di
warung/jualan di 26 96%
sekolah
27 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 39 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi


Jajanan di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 27

Tabel 40. Pengetahuan tentang makanan yang berbahaya (zat pengawet, pewarna)

Pengetahuan tentang
makanan yang Persentase
Frekuensi
berbahaya (zat (%)
pengawet, pewarna)
Cukup mengetahui 10 37%
Kurang mengetahui 17 63%
27 100%
Jumlah

Berdasarakan tabel 40 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Pengetahuan tentang


makanan yang berbahaya (zat pengawet, pewarna) di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 27

KESEHATAN PEREMPUAN
IBU HAMIL

Tabel 41. Distribusi Ibu Hamil


Frekuens Persentase
Ibu Hamil
i (%)
Ibu Hamil  1 100%
Tidak hamil
Jumlah  1  100%

Berdasarakan tabel 40 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Distribusi Ibu Hamil di


dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 1

Tabel 42. Usia kehamilan


Persentase
Usia kehamilan Frekuensi
(%)
Trimester I
Trimester II
Trimester III 1 100%

Jumlah  1  100%

Berdasarakan tabel 42 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Usia kehamilan dusun 2 lee
RT03/RT04 berjumlah 1

Tabel 43. Pemeriksaan kehamilan

Frekuens Persentase
Pemeriksaan kehamilan
i (%)
Teratur  1  100%
Tidak teratur
Jumlah  1  100%

Berdasarakan tabel 43 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Pemeriksaan kehamilan di


dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 1

Tabel 44. Kelengkapan Imunisasi TT

Persentase
Kelengkapan Imunisasi TT Frekuensi
(%)
Lengkap  1  100%
Belum Lengkap
Tidak Lengkap
Jumlah  1  100%
Berdasarakan tabel 44 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Kelengkapan Imunisasi TT
di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 1

Tabel 46. Faktor Risiko kehamilan

Faktor Risiko kehamilan Frekuens Persentase


i (%)
Multipara
Primipara
Usia
Pre eklampsia
Kurang gizi
Kurang ANC
Penyakit jantung
DM
Kurangnya dukungan sosial
Tidak ada factor risiko 1 100%
Jumlah  1  100%

Berdasarakan tabel 46 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Faktor Risiko kehamilan di


dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 1

Tabel 47. Wanita Usia Subur

Persentase
Wanita Usia Subur Frekuensi
(%)
WUS  1  100%
Bukan Wus
Jumlah  1  100%

Berdasarakan tabel 47 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Wanita Usia Subur di dusun
2 lee RT03/RT04 berjumlah 1

Tabel 48. Keikutsertaan PUS dalam program KB

Keikutsertaan PUS dalam Persentase


Frekuensi
program KB (%)
KB  1
Tidak KB
Jumlah
Berdasarakan tabel 48 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Keikutsertaan PUS dalam
program KB di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 1

Tabel 49. Jenis Kontrasepsi yang diikuti

Jenis Kontrasepsi yang


Frekuensi Persentase (%)
diikuti
Suntik 5 57%
Pil 1 14%
Implan 3 29%
Jumlah 7 100%

Berdasarakan tabel 49 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kontrasepsi yang


diikuti di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 7

Tabel 50. Ibu Menyusui

Ibu Persentase
Frekuensi
Menyusui (%)
Menyusui 3 38%
Tidak
5
menyusui 63%
Jumlah 8 100%

Berdasarakan tabel 50 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Ibu Menyusui di dusun 2 lee
RT03/RT04 berjumlah 8

KESEHATAN LANJUT USIA

Tabel 51. Status Gizi Lansia

Status
Persentase
Gizi Frekuensi
(%)
Lansia
Lebih
Normal 13 72%
Kurang 5 28%
Jumlah 18 100%
Berdasarakan tabel 51 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Status Gizi Lansia di dusun 2
lee RT03/RT04 berjumlah 18

Tabel 52. Keluhan kesehatan atau gejala yang dirasakan dalam 3 bulan terakhir

Keluhan kesehatan
atau gejala yang Frekuensi Persentase
dirasakan dalam 3 (%)
bulan terakhir

Keluhan pada
14 25%
fungsi penglihatan

Keluhan pada
10 18%
fungsi pendengaran

Keluhan pada
6 11%
fungsi pernafasan

Keluhan pada
9 16%
fungsi jantung

Keluhan pada
6 11%
fungsi pencernaan

Keluhan pada
3 5%
fungsi persarafan

Keluhan pada
2 4%
fungsi perkemihan

Keluhan pada
6 11%
fungsi persendian

Jumlah 56 100%

Berdasarakan tabel 52 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Keluhan kesehatan atau


gejala yang dirasakan dalam 3 bulan terakhir di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 56

Tabel 53. Riwayat Penyakit saat Ini


Riwayat
Persentase
Penyakit Saat Frekuensi
(%)
ini
Hipertensi 11 31%
Demam 1 3%
Gout atritis 9 25%
Diabetes 1 3%
maag 2 6%
Sesak napas 1 3%
Tidak ada
11 31%
penyakit
Jumlah 36 100%

Berdasarakan tabel 53 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Riwayat Penyakit saat Ini
di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 36

Tabel 53. Pola Perilaku kesehatan

Pola perilaku Freku Persentas


kesehatan ensi e (%)
Kebiasaan makan
3 3%
ikan asin

Kebiasaan
14 16%
makan/minum manis

Kebiasaan makan
10 12%
berlemak/gorengan

Kebiasaan makan
6 7%
tinggi purin
Minum kopi 11 13%
Merokok 3 3%
Periksa ke
11 13%
Puskesmas/RS
Periksa ke Posyandu
14 16%
Lansia

Tidak ada penyakit 4 5%


Mengkonsumsi obat-
6 7%
obatan bebas

Kebiasaan olahraga 4 5%
Jumlah 86 100%

Berdasarakan tabel 54 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Pola Perilaku kesehatan


di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 86

Tabel 54. Pola Aktifitas Sehari-hari

Aktifitas Persentase
Frekuensi
sehari-hari (%)
Pola makan 0%
Baik 16 16%
Cukup 2 2%
Kurang 1 1%
Pola Minum 0%
Baik 19 19%
Cukup 0%
Kurang 0%
Pola
0%
BAB/BAK
Baik 20 20%
Cukup 1 1%
Kurang 1 1%
Pola tidur 0%
Baik 8 8%
Cukup 9 9%
Kurang 2 2%
Olahraga 0%
Baik 2 2%
Cukup 10 10%
Kurang 8 8%
Jumlah 99 100%

Berdasarakan tabel 54 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan . Pola Aktifitas Sehari-hari


di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 99

Tabel 55. Lingkunag Fisik sebagi Faktor Risiko Injuri Lansia


Persentase
Risiko injuri Frekuensi
(%)
Lantai rumah licin 4 9%

Tangga yang tidak


1 2%
ada pengaman

Kamar mandi licin 4 9%

Penerangan dalam
7 16%
rumah cukup
Lantai sekitar
6 14%
rumah licin
Lingkungan
sekitar rumah
10 23%
berbatu-batu dan
tidak rata
Selokan terbuka di
12 27%
sekitar rumah
Tidak ada faktor
0%
risiko injuri lansia
Jumlah 44 100%

Berdasarakan tabel 55 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Lingkunag Fisik sebagi


Faktor Risiko Injuri Lansia di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 44

Tabel 56. Fasilitas kesehatan yang digunakan Lansia

Fasilitas
kesehatan yang Persentase
Frekuensi
diguanakn (%)
lansia
RS 2 6%
Puskesmas 16 50%
Dokter praktik 3 9%
Klinik 8 25%
Perawat/bidan
3 9%
parktik
Jumlah 32

Berdasarakan tabel 56 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Fasilitas kesehatan yang


digunakan Lansia di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 32
Tabel 57. Pemeriksaan kesehatan lansia secara teratur

Pemeriksaan
kesehatan Persentase
Frekuensi
lansia secara (%)
teratur
Teratur 13 68%
Tidak teratur 6 32%
19 1%
Jumlah

Berdasarakan tabel 57 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Pemeriksaan kesehatan


lansia secara teratur di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 19

Tabel 58. Kepemilikan Jaminan Kesehatan

Kepemilika
Frekuen Persenta
n jaminan
si se (%)
kesehatan

Askes/BPJS 7 37%
KIS/
12 63%
Jamkesda
Lain-lain 0%

Tidak ada 0%

Jumlah 19 100%

Berdasarakan tabel 58 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Jaminan


Kesehatan di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 19
Tabel 59 Upaya lansia mengatasi masalah kesehatan

Upaya lansia
mengatasi Persentase
Frekuensi
masalah (%)
kesehatan
Beli obat di
4 21%
warung
Di bawa ke
sarana 15 79%
kesehatan
Di beri obat 0%
tradisional
Di bawa
0%
kedukun
Jumlah 19 100%

Berdasarakan tabel 59 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Upaya lansia mengatasi


masalah kesehatan di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 19

Tabel 60 kegiatan social lansia di lingkungan

kegiatan social
Frekuens Persentas
lansia di
i e (%)
lingkungan
Pengajian/
19 90%
Ibadah
Arisan 0%

Olahraga/senam 2 10%

kesenian 0%
Lain-lain
0%
(sebutkan)
Tidaka da 0%
Jumlah 21 100%

Berdasarakan tabel 60 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan kegiatan social lansia di


lingkungan di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 21

Tabel 61 Pengetahuan tentang cara pencegahan dan perawatan penyakit

Pengetahuan
tentang cara
pencegahan Persentase
Frekuensi
dan (%)
perawatan
penyakit
Sudah tahu
6 32%
dan jelas
Tahu tapi
13 68%
belum jelas
Belum tahu 0%
Jumlah 19 100%
Berdasarakan tabel 61 menunjukan jumlah Penduduk Pengetahuan tentang cara pencegahan
dan perawatan penyakit di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 19

Tabel 62 Pengetahuan tentang pola hidup sehat

Pengetahuan
tentang cara
pencegahan Persentase
Frekuensi
dan (%)
perawatan
penyakit
Suah tahu
6 35%
dan jelas
Tahu tapi
11 65%
belum jelas
Belum tahu 0%
Jumlah 17 100%

Berdasarakan tabel 62 menunjukan jumlah Penduduk Pengetahuan tentang pola hidup sehat di
dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 17

KESEHATAN DEWASA PEKERJA


Tabel 63 Penyakit yang diderita orang dewasa dalam keluarga

Penyakit
yang diderita
Persentase
orang dewasa Frekuensi
(%)
dalam
keluarga
Gout atritis 6 33%
Nausea 3 17%
Ispa 2 11%
Hipertensi 4 22%
Belum tahu 1 6%
Sakit
1 6%
pinggang
pusing 1 6%
Jumlah 18 100%

Berdasarakan tabel 63 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Penyakit yang diderita orang
dewasa dalam keluarga di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 18

Tabel 64 Pola perilaku kesehatan orang dewasa


Penyakit yang
diderita orang Frekuen Persentas
dewasa dalam si e (%)
keluarga
Kebiasaan makan
17
asin 8%
Kebiasaan
makan/minum 26
manis 12%

Kebiasaan makan
berlemak/goreng 36 17%
an

Kebiasaan makan
11 5%
tinggi purin

Minum kopi > 1


24 11%
gelas /hari
Merokok >3
20 9%
batang /hari

Begadang setelah
13 6%
pulang kerja

Minum
15 7%
miras/alkohol
Sarapan pagi 9 4%
Tidak sarpan
26 12%
pagi

Tidak
menggunakan
20 9%
alat pelindung
diri saat bekerja

 Menggunakan 9 4%
Jumlah 217 100%

Berdasarakan tabel 64 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Pola perilaku kesehatan


orang dewasa di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 217

LINGKUNGAN FISIK
Tabel 65 Jumlah kamar tidur
Jumlah Persentase
Frekuensi
kamar tidur (%)
Tidak ada
0
kamar tidur
Satu kamar
5 11%
tidur
2-3 kamar
41 89%
tidur
Lebih dari 3
0
kaamr tidur
Jumlah 46 100%

Berdasarakan tabel 65 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah kamar tidur di dusun
2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 66 Kebiasaan membuka jendela

Kebiasaan membuka
Frekuensi Persentase (%)
jendela
ya 46 100%
tidak
Jumlah   46 100%

Berdasarakan tabel 66 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Kebiasaan membuka jendela


di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 67 Kebiasaan menjemur kasur

Kebiasaan
Persentase
menjemur Frekuensi
(%)
kasur
ya 43 93%
tidak 3 7%
Jumlah 46 100%

Berdasarakan tabel 67 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Kebiasaan menjemur kasur


di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 68 Jenis Lantai Rumah


Jenis Lantai Persentase
Frekuensi
Rumah (%)
Tanah 11 16%
Plester, ubin,
57 83%
keramik
Papan, kayu 1 1%
Jumlah 69 100%

Berdasarakan tabel 68 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Lantai Rumah


di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 69

Tabel 69 Tipe bangunan

Tipe
Persentase
bangunan Frekuensi
(%)
rumah
Permanen 28 61%
Non
14 30%
permanen
Semi
4 9%
permanen
Jumlah 46 100%

Berdasarakan tabel 69 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Lantai Rumah


di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 70 Kebersihan dalam rumah dan pekarangan

Kebersihan
dalam rumah Persentase
Frekuensi
dan (%)
pekarangan
Bersih 38 83%
Kurang
6
bersih 13%
Tidak bersih 2 4%
Jumlah 46 100%

Berdasarakan tabel 70 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Kebersihan dalam rumah


dan pekarangan di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 71 Pencahayaan dalam rumah


Pencahayaan Persentase
Frekuensi
dalam rumah (%)
Baik 38 83%
Kurang 8 17%
Jumlah 46 100%

Berdasarakan tabel 71 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Pencahayaan dalam rumah


di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 72 Sumber air untuk masak dan minum


Sumber air
Persentase
untuk masak Frekuensi
(%)
dan minum
Sumur
0%
pompa
Pam 1 2%
Mata air 42 91%
Air galon 3 7%
Jumlah 46 100%

Berdasarakan tabel 72 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Sumber air untuk masak dan
minum di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 73 Kebiasaan keluarga melakukan pembersihan/pengurasan penampungan air

Kebiasaan keluarga
melakukan Frekuen Persenta
pembersihan/pengura si se (%)
san penampungan

1 x seminggu 15 33%
2 x seminggu 22 48%
>2 x seminggu 2 4%
Lain-lain 7 15%
Jumlah 46 100%

Berdasarakan tabel 73 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Kebiasaan keluarga


melakukan pembersihan/pengurasan penampungan air di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 74 Jarak sumber air dengan penampungan kotoran


Jarak sumber
air dengan Persentase
Frekuensi
penampunga (%)
n kotoran
<5m 12 26%
5-10 m 11 24%
>10 m 23 50%
Jumlah 46 100%

Berdasarakan tabel 74 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Jarak sumber air dengan
penampungan kotorandi dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 75 Keadaan fisik air


Keadaan Persentase
Frekuensi
fisik air (%)
Berwarna 23 50%
Berbau 0%
Berasa 0%
Bersih 7 15%
Berkapur 16 35%
Jumlah 46 100%

Berdasarakan tabel 75 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Keadaan fisik air dusun 2 lee
RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 76 Penampungan air untuk masak dan minum

Penampungan air untuk


Frekuensi Persentase (%)
masak dan minum
Terbuka
Tertutup 46 100%
Jumlah 46 100%

Berdasarakan tabel 76 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Penampungan air untuk


masak dan minum dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 77 Tempat pembuangan sampah

Tempat pembuangan
Frekuensi Persentase (%)
sampah
Ada 46 100%

Tidak ada

Jumlah 46 100%

Berdasarakan tabel 77 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Tempat pembuangan


sampah dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 78 Pengolahan sampah

Tempat
Persentase
pembuangan Frekuensi
(%)
sampah
Di bakar 45 98%
Di timbun 1 2%
Di buang ke
sungai atau 0%
got
Jumlah 46 100%

Berdasarakan tabel 78 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Pengolahan sampah


dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 79 Tempat pembuangan tinja

Tempat pembuangan
Frekuensi Persentase (%)
tinja
Ada 45 98%

Tidak ada 1 2%
Jumlah 46 100%

Berdasarakan tabel 79 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Tempat pembuangan tinja di


dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 80 Kondisi jamban keluarga

Kondisi jamban
Frekuensi Persentase (%)
keluarga
Bersih 46 100%
Tidak bersih
Jumlah 46 100%

Berdasarakan table 80 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Kondisi jamban keluarga di


dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 81 Pembuangan air limbah

Pembuangan Persentase
Frekuensi
air limbah (%)
Ada saluran
42 91%
air limbah
Tidak Ada
saluran air
limbah 4 9%
Jumlah 46 100%

Berdasarakan table 81 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Pembuangan air limbah di


dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 82 Saluran air limbah


Frekuen Persenta
Saluran air limbah
si se (%)
Terbendung/
3 7%
mampet
Lancar 43 93%
Jumlah 46 100%

Berdasarakan table 82 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Saluran air limbah di dusun
2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 83 Sarana pelayanan kesehatan yang sering dimanfaatkan keluarga

Sarana
pelayanan
kesehatan yang Frekuens Persentas
sering i e (%)
dimanfaatkan
keluarga
Puskesmas/
45 98%
pustu
RS 0%
Dokter praktik 0%
Bidan praktik 0%
Perawat praktik 0%
Tidak di
1 2%
manfaatkan
Jumlah 46 100%

Berdasarakan table 83 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan Sarana pelayanan kesehatan


yang sering dimanfaatkan keluarga di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46

Tabel 84 Kepuasan keluarga terhadap pelayanan yang diberikan sarana kesehatan

Kepuasan
keluarga
terhadap
pelayanan Persentase
Frekuensi
yang (%)
diberikan
sarana
kesehatan
Sangat puas 14 30%
Puas 31 67%
Cukup puas 1 2%
Kurang
puas/tidak 0%
puas
Jumlah 46 100%

Berdasarakan table 84 menunjukan jumlah Penduduk Berdasarkan S Kepuasan keluarga


terhadap pelayanan yang diberikan sarana kesehatan di dusun 2 lee RT03/RT04 berjumlah 46
Format Analisa Data

Masalah Penyebab Data fokus


Peningkatan penyakit kurang pengetahuan tentang DS :
goutatrititis pemeliharaan kesehatan  warga mengatakan
jenis penyakut yang di
derita saat ini gout
atritis
DO :
 22 warga menderita
penyakit gout atritis
 1 warga tidak
mengetahui cara
mencegah penyakit

Peningkatan penyakit Kurangnya pengetahuan cara DS :


hipertensi mencegah penyakit  Warga mengatakan
nyeri di tengkuk
kepala
 Warga mengeluh
pusing

DO :
 11 warga tekanan
darah di atas normal
 Rata rata TD :150/90

Risiko tinggi timbulnya Kurang pengetahuan DS :


penyakit ispa masyarakat dalam memelihara  Warga mengatakan
lingkungan sehat jenis penyakit yang di
derita dalam tiga bulan
terakhir adalah ispa

DO :
 46 kk memiliki tempat
pembuangan sampah
terbuka
 Ada satu warga
menderita penyakit
malaria
 22 warga menderita
penyakit ispa
Risiko timbunya penyakit kurangnya pengetahuan lansia DS :
pada lansia tentang penyakit pada lansia  Sebagian lansia
mengatakan jarang
mengikuti posyandu
lansia
 Mengatakan tidak
melakukan olahraga
karna sibuk bekerja

DO :
 2 lansia memiliki
pengetahuan tentang
penyakit yang kurang
 2 lansia jarang
menggunakan fasilitas
kesehatan
Penurunan derajat kesehatan Kurangnya pengetahun DS :
masyarakat tentang PHBS  warga mengatakan
sudah menjadi
kebiasaan untuk
merokok
 warga mengatakan
jarang atau kadang
kadang mencuci
tangan
 warga mengatakan
anaknya jarang
menggosok gigi
 warga mengatakan
memotong kuku
kadang kadang

DO :
 23 KK Kebiasaan
melakukan
pembersihan/penguras
an penampungan 1 kali
dalam 2 minggu.
 8 KK Kebersihan
dalam rumah dan
pekarangan kurang
bersih.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Hipertensi, gout athritis, dan ISPA berhubangan dengan pola hidup tidak sehat

2. Risiko mudah terinfeksi berhubungan dengan lingkungan kurang bersih

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya aktifitas olahraga pada lansia

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya kesadaran mencuci tangan

5. Perilaku tidak sehat berhubungan dengan jajan tidak sehat


FORMAT MENYUSUN SKALA PRIORITAS

Perhatian Poin Tingkat Kemungkina


Diagnosa n untuk Nilai
Keperawatan/Kriteria masyarakat prevalensi bahaya Total
dikelola

Keterangan :
1. Rentang skor : 1 - 4
2. Skor yang diperoleh dikalikan ke kanan : skor perhatian masyarakat x skor poin prevalensi x
skor
tingkat bahaya x store kemungkinan untuk di kelola = Nilai total
3. Prioritas masalah berdasarkan urutan perolehan skor
SATUAN ACARA PENYULUHAN

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)


GOUTATRITIS

Hari/tgl :
Pukul :
Durasi : 30 menit
Tempat : Dusun LEE RT 3 dan RT 4
Sasaran : Masyarakat Dusun LEE RT 3 dan RT 4
Topik : Goutatritis/asam urat
Sub Topik : Pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari penyakit asam urat,
bahaya, serta cara pengobatan dan tips bagi penderita asam urat

A. Latar Belakang

Asam urat adalah senyawa turunan purina. Kelebihan (hiperurisemia,


hyperuricemia) atau kekurangan (hipourisemia,  hyporuricemia) kadar asam urat dalam
plasma darah ini sering menjadi indikasi adanya penyakit atau gangguan pada tubuh
manusia. Pada manusia, asam urat adalah produk terakhir lintasan katabolisme
nukleotida purina, sebab tiadanya enzim urikase yang mengkonversi asam urat menjadi
alantoin. Kadar asam urat yang berlebih kemudian akan menimbulkan batu ginjal dan
atau pirai di persendian.

Penyakit asam urat merupakan akibat dari konsumsi zat purin secara berlebihan.
Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak
mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk dipersendian. Akibatnya
sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam
setiap bahan makanan yang berasal dari tibuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam
tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena makhluk tersebut  dimakan,
maka zat tersebut pindah ketubuh yang memakannya. Berbagai tumbuhan dan buahan
juga terdapat zat purin. Selain itu purin juga dapat berasal dari perusakan sel-sel tubuh
secara normal ataupun karena adanya penyakit.
Penyakit asam urat biasanya menyerang pada usia lanjut. Dewasa ini penyakit
asam urat sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat terutama masyarakat di
perkampungan atau pedesaan. Banyak masyarakat yang menderita penyakit asam urat
tidak mengetahui penyebab dari penyakit asam urat dan tidak mengetahui makanan atau
apa saja yang harus dihindari untuk dikonsumsi. Oleh karena itu penyuluhan ini
dilakukan untuk memberikan edukasi ke masyarakat agar masyarakat lebih mengerti dan
memahami apa itu penyakit asam urat serta apa yang harus dihindari atau
pencegahannya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum: Setelah diberikan penyuluhan, sasaran diharapkan mampu
memahami penyakit Asam Urat.
2. Tujuan Khusus:
Setelah diberikan penyuluhan selama 25 menit diharapkan sasaran
dapat:
1. Menjelaskan pengertian penyakit Asam Urat tanpa melihat leaflet
2. Menjelaskan faktor resiko dan penyebab penyakit Asam Urat tanpa melihat leaflet
3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit Asam Urat tanpa melihat leaflet
4. Menjelaskan akibat penyakit Asam Urat tanpa melihat leaflet
5. Menjelaskan kembali pencegahan penyakit Asam Urat tanpa melihat leaflet

C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian penyakit Asam Urat
2. Faktor resiko dan penyebab penyakit Asam Urat
3. Tanda dan gejala penyakit Asam Urat
4. Akibat penyakit Asam Urat
5. Pengobatan dan tips bagi penderita penyakit Asam Urat
D. Strategi Pelaksanaan
Metode: Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
TAHAP KEGIATAN WAKTU
Orientasi (pembukaan) 1. Memberikan salam dan 5 menit
memperkenalkan diri
2. Menyampaikan maksud dan tujuan dari
penyuluhan
3. Menjelaskan pokok pembahasan
4. Mengkaji tingkat pengetahuan sasaran
terhadap materi yang akan
disampaikan.
Working 1. Menjelaskan pada sasaran tentang: 15 menit
(penyampaian materi)  Menjelaskan pengertian penyakit
Asam Urat
 Menyebutkan penyebab penyakit
Asam Urat
 Menyebutkan tanda gejala
penyakit Asam Urat
 Menyebutkan faktor resiko terkena
penyakit Asam Urat
 Menyebutkan akibat penyakit
Asam Urat
 Menyebutkan pengobatan dan tips
bagi penderita penyakit Asam Urat
2. Melakukan tanya jawab tentang materi
penyuluhan
h.
Terminasi (penutup ) 1. Mengevaluasi materi yang telah 10 menit
disampaikan dengan pertanyaan terarah
2. Memberikan reinforcement positif
3. Menyimpulkan hasil penyuluhan
4. Salam penutup

E. Media
1. Leaflet
F. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan penkes dengan
memberikan pertanyaan secara lisan dan sasaran mampu menjawab pertanyaan di bawah
ini dengan benar:
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Asam Urat?
2. Apa saja yang dapat menyebabkan penyakit Asam Urat?
3. Apa tanda dan gejala yang sering muncul pada penderita penyakit Asam Urat?
4. Apa bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penyakit Asam Urat?
5. Bagaimana cara pengobatan dan tips bagi penderita penyakit Asam Urat?

G. Materi
Terlampir

MATERI ASAM URAT


A. Pengertian
Asam urat merupakan zat sisa dari pemecahan purin yang dibentuk oleh tubuh pada
saat regenerasi sel. Kadar asam urat normal adalah 2,4-5,7 mg/dl pada wanita dan 3,7-7
mg/dl pada pria. Normalnya, asam urat larut dalam darah dan dikeluarkan dari tubuh melalui
urin. Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan
yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan
yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup
terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin
tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat
purin. Purin jugadihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal
atau karena penyakit tertentu (Hidayat, 2007)
Penyakit asam urat atau dalam bahasa inggris gout atau penyakit pirai. Gout atau
pirai adalah peradangan yang banyak dirasakan pada persendian otot atau urat dalam tubuh.
Penyakit asam urat sangat erat kaitannya dengan meningakatnya kadar asam urat dalam
darah. Penyakit asam urat ini banyak dialami oleh pria dibandingkan wanita, karena dalam
hal ini wanita mempunyai hormon esterogen yang snagat tinggi yang berfungsi sebagai
salah satu hormon yang membantu pembuangan kadar usam urat yang terlampau tinggi
melalui pembuangan air seni.Penyakit asam urat mempunyai beberapa fase yaitu:
1. Fase asimtomatik

Merupakan fase awal.Bila dirasakan kadar asam urat meningkat namun tidak


menimbulkan gejala yang signifikan, hanya merasakn encok pada pinggang yang
menyebabkan tekanan darah tinggi atau sakit pada bagian punggung.

2. Fase akut

Dalam fase akut ini biasanya kadar asam urat naik secara tiba-tiba dan dirasakan  pada
malam hari menjelang pagi. Biasanya pada fase ini penderita asam urat akan merasakan
rasa nyeri yang begitu hebat pada bagian ibu jari kaki, namun akan hilang secara
perlahan dan dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu.
3. Fase interkritikal

Merupakan masa bebas dari gejala sakit diantara dua serangan gout akut. Banyak
penderita yang mengalami serangan kedua dalam 6 bulan sampai 2 tahun. Serangan yang
tertunda tersebut dapat terjadi karena tidak diobati secara terus-menerus.
4. Kronis

Jika gout tidak dirawat secara baik, akhirnya akan menjadi kronis. Pada kondisi ini, rasa
nyeri disendi berlangsung secara terus – menerus serta terdapat timbunan kristal asam
urat yang banyak didalam jaringan lunak, tulang rawan, selaput diantara tulang dan
rendo, timbunan asam urat tersebut membentuk tofus.adapun radang kronik dan endapan
asam urat, membuat persendian susah digerakan.

B. Penyebab Asam Urat


Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu :
1. Faktor dari luar
Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar. Asam urat
dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi dan konsumsi
makanan dengan kadar purin tinggi.
2. Faktor dari dalam
Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolisme yang
umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40 tahun atau manula
beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam urat bisa disebabkan oleh penyakit
darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat – obatan, alkohol,
obesitas, diabetes mellitus jugabisa menyebabkan asam urat.

Makanan penyebab asam urat dan pantangan bagi penderita asam urat:
1. Makanan jeroan: hati, otak, babat, ginjal, limpa, usus,dan paru.
2. Daging: daging sapi, daging kuda dan daging kambing.
3. Ekstrak daging: dendeng dan abon.
4. Seafood: kepiting, cumi-cumi, kerang, sotong, remis, ikan sarden, ikan teri,tiram, udang.
5. Bebek: kalkun dan angsa.
6. Makanan kaleng: sarden, kornet sapi dll.
7. Buah-buahan: nanas dan durian.
8. Sayuran: bayam, buncis, kembang kol, jamur kuping, daun pepaya, daun singkong,
kangkung dan asparagus.
9. Kacang-kacangan: kacang tanah, tauge, kacang hijau, melinjo, emping, kacang kedelai
termasuk kedelai olahan seperti tempe,susu kedelai, oncom dan tauco.
10. Makanan gorengan, makanan yang dimasak dengan mentega atau margarin, makanan
bersantan.
11. Makanan yang mengandung lemak dan protein tinggi.
12. Keju, kaldu, kuah daging yang kental, es krim, air kelapa dan telur

C. Gejala Asam Urat

Beberapa gejala asam urat yang biasa dialami oleh penderita penyakit asam urat:
1. Pada waktu pagi yaitu pada saat bangun tidur dan pada waktu malam hari biasanya
persendian terasa nyeri.
2. Rasa nyeri pada sendi biasanya terjadi berulang kali.
3. Tanda yang ditimbulkan seperti rasa nyeri di persendian, linu, ngilu, kesemutan,
membengkak dan meradang berwarna kemerahan.
4. Nyeri di persendian biasanya terjadi di bagian seperti jari tangan, jari kaki, pergelangan
tangan, siku, tumit dan dengkul.
5. Untuk kasus yang lebih parah persendian akan mengalami sakit saat mengalami
pergerakan.

D. Bahaya Asam Urat


1. Bahaya Penyakit Asam Urat Pada Jantung
Hiperurikemia mempunyai hubungan yang jelas dengan angka kematian yang
disebabkan berbagai macam penyakit jantung dan pembuluh darah. Pada pasien dengan
hiperurikemia dan hipertensi terdapat meningkatnya risiko 3-5 kali timbulnya penyakit
jantung koroner dan strok dibandingkan dengan yang hanya menderita
hipertensi.Hiperurikemia juga berhubungan dengan sindroma metabolik (sindroma X)
atau resistensi insulin, yaitu kumpulan kelainan-kelainan dengan kadar insulin yang
meningkat di dalam darah, hipertensi, kadar trigliserida darah yang meningkat dan
kadar lemak ‘baik’ (HDL-cholesterol) yang rendah yang semuanya sering
menyebabkan penyakit jantung koroner.

2. Bahaya Penyakit Asam Urat Pada Ginjal


Penderita hiperurikemia mempunyai risiko menderita batu asam urat di dalam
perjalanan penyakitnya. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui air seni bukan saja
meningkatkan pembentukan batu asam urat di ginjal tetapi juga batu kalsium
oksalat.Pembentukan batu asam urat ini juga dipengaruhi oleh bertambahnya keasaman
air seni dan tingginya kadar asam urat di dalam air seni, sedangkan disisi lain bahwa
adanya zat sitrat dan glikosaminoglikan dapat menghambat pembentukan batu tersebut.
Selain daripada kadar asam urat yang tinggi di dalam urine, faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi pembentukan batu asam urat berupa volume air seni yang lebih
sedikit.Adanya batu asam urat menyebabkan peninggian tekanan di dalam ginjal dan
penekanan pembuluh-pembuluh darah yang menyebabkan bertambah tebalnya dinding
pembuluh darah dan berkurangnya aliran darah ke ginjal dengan akibat kerusakan pada
ginjal seperti ginjal mengecil, ginjal bengkak, ginjal bocor, gagal ginjal dll.
E. Pengobatan Pasien Asam Urat

Cara mengobati asam urat:


1. Segera kurangi atau kalau bisa hentikan mengkonsumsi makanan yang tinggi purin
Anda terkana penyakit asam urat atomatis dalam tubuh anda telah terjadi penumpukan
asam urat dan ginjal anda tidak bisa mengatasi untuk mengeluarkan zat asam urat.
Segera hentikan mengkonsumi makanan-makanan yang banyak mengandung purin.
2. Perbanyaklah minum air putih. Banyak minum air putih akan membantu untuk
mengencerkan dan melarutkan kadar asam urat. Dengan demikian ginjal akan lebih
ringan didalam mengeluarkan zat asam urat dari tubuh melalu urine. Banyak minum air
putih juga salah sata cara ringan untuk melakukan detoksifikasi atau pengeluaran racun
dalam tubuh termasuk asam urat.
3. Konsumsilah Obat Herbal Penurun Asam Urat Dan Penguat Ginjal
Sebenarnya kita tidak perlu lagi menengok obat-obatan kimia didalam mencegah,
mengatasi dan mengobati penyakit asam urat. Di alam sudah banyak sekali tersedia
bahan-bahan herbal berkualitas anti asam urat dan penurun asam urat. Namun perlu
Anda pahami bahwa penyakit asam urat muncul dikarenakan tingginya asam urat dan
ketidakmampuan organ ginjal untuk membuang zat hasil metabolisme purin tersebut.
Jadi dalam pengobatan penyakit asam urat harus juga mencari obat  herbal yang bisa
juga memperbaiki fungsi ginjal. Jadi penggunaan obat herbal penurun asam urat harus
dikombinasikan dengan herbal yang bisa memperbaiki fungsi ginjal sehingga proses
pengeluaran asam urat malalui urin berjalan lancar.

F. Tips Bagi Penderita Asam Urat

1. Banyak mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti jeruk,


strawberry, pepaya.
2. Buah-buahan dan sayuran yang dapat membantu mengobati asam urat seperti buah naga,
belimbing wuluh, sawi putih, sawi hijau, tomat, jahe dll.
3. Makanlah makanan yang banyak mengandung potasium seperti pisang, yughurt dan
kentang.
4. Banyaklah mengkonsumsi karbohidrat kompleks seperti roti, singkong, ubi dan nasi.
5. Mengurangi mengkonsumsi permen, gula, sirup, arum manis, gulali.
6. Untuk orang gemuk sebaiknya menurunkan berat badan
7. Hindari minum obat aspirin
8. Hindari bekerja terlalu keras
9. Olahraga secara cukup.
10. Minum air putih 8 gelas sehari

SATUAN ACARA PENYULUHAN


HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sasaran :Masyarakat Dusun Lee RT dan RT 4
Hari, Tanggal :
Tempat : Dusun Lee RT 3 dan RT 4
Pukul :
Penyuluh : Mahasiswa Poltekkes Poso

I. LATAR BELAKANG
Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan
berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner
(untuk pembuluh darah jantung) dan left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung).
Dengan target organ di otak yang berupa stroke, hipertensi adalah penyebab utama stroke
yang membawa kematian tinggi. Menurut Gunawan (2001) penyebab hipertensi
diantaranya karena faktor keturunan, ciri dari perseorangan serta kebiasaan hidup
seseorang. Seseorang memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi
jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. Oleh karenanya pengelolaan hipertensi
oleh keluarga sangat penting untuk mencegah terjadinya hipertensi dan menanggulangi
komplikasi akibat hipertensi.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena
dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun negara berkembang.
Menurut survey yang dilakukan oleh Word Health Organization (WHO) pada tahun
2000, jumlah penduduk dunia yang menderita hipertensi untuk pria sekitar 26,6% dan
wanita sekitar 26,1% dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan meningkat
menjadi 29,2% (Apriany, 2012). Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia terus terjadi
peningkatan. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000 sebesar
21% menjadi 26,4% dan 27,5% pada tahun 2001 dan 2004. Selanjutnya, diperkirakan
meningkat lagi menjadi 37% pada tahun 2015 dan menjadi 42% pada tahun 2025.
Menurut data Kementrian Kesehatan RI tahun 2009 menunjukkan bahwa prevalensi
hipertensi sebesar 29,6% dan meningkat menjadi 34,1% tahun 2010.
Prevalensi hipertensi pada umur ≥ 18 tahun menurut kabupaten/kota, Provinsi Bali,
Riskesdas 2013 prevalensi hipertensi di Kabupaten Klungkung sebesar 20,5%. Data
Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2014 menunjukkan, penyakit tidak menular
penyebab kematian terbesar di Bali disebabkan oleh penyakit Hipertensi. Jumlah
penderita hipertensi di tahun 2014 mencapai 8.886 kasus. "Data dihimpun dari 9 rumah
sakit pemerintah yang ada di Bali, penyakit hipertensi menjadi penyakit yang paling
banyak diderita masyarakat," terang Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Gede Wira Sunetra, 
Jumat (24/4/2015).

Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensinya yang terus


meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas
fisik dan stres psikososial. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005).
Hipertensi disebut “silent killer” karena sering tidak memiliki tanda-tanda peringatan
atau gejala, dan banyak orang tidak tahu mereka memilikinya. Selain dapat menyebabkan
serangan jantung, store dan masalah ginjal jika tidak segera diobati, penyakit hipertensi
ternyata juga mempengaruhi penglihatan mata atau dengan kata lain meningkatkan resiko
memiliki penyakit mata. Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada darah pembuluh
di retina, daerah di belakang mata yang disebut retinopati.
Penatalaksanaan hipertensi seperti kepatuhan diet, modifikasi lingkungan, dan
sebagainya merupakan hal penting yang dapat mengontrol hipertensi pada lansia. Dalam
melaksanakan pengobatan hipertensi ini, dukungan dan motivasi kepada lansia penting
dilakukan oleh keluarga, karena keluarga memberikan pengaruh yang penting dalam
mempercepat kesembuhan lansia. Dengan pemberian edukasi yang dilakukan oleh
perawat kepada keluarga mengenai hipertensi dan cara penanggulangannya diharapkan
tekanan darah lansia berada dalam kisaran normal serta mencegah terjadinya
kekambuhan stroke pada anggota keluarga yang menderita stroke sebelumnya akibat
hipertensi.

II. TUJUAN
A. Tujuan instruksional umum ( TIU )
Setelah diberikan penyuluhan mengenai Hipertensi selama 40 menit diharapkan
masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit hipertensi dan
penatalaksanaannya.
B. Tujuan instruksional khusus ( TIK )
Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit, diharapkan sasaran dapat:
a. Menjelaskan pengertian Hipertensi dengan tepat
b. Menyebutkan penyebab Hipertensi dengan benar
c. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi dengan benar
d. Menyebutkan komplikasi Hipertensi dengan benar
e. Menyebutkan cara pencegahan Hipertensi dengan benar

III.MATERI PENYULUHAN
Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah :
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
c. Tanda dan gejala Hipertensi
d. Komplikasi Hipertensi
e. Pencegahan Hipertensi
IV. KEGIATAN
No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta
1 Orientasi 2 Menit 1. Mengucapkan salam  Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri  Menyimak
3. Menyampaikan maksud dan  Mendengarkan
tujuan penyuluhan dan menjawab
4. Menanyakan ketersediaan pertanyaan
5. Melakukan kontrak waktu
penyuluhan
6. Menyebutkan materi yang
akan disampaikan
7. Menanyakan pertanyaan
persepsi
2 Kerja 35 Menit 1. Menyampaikan dan  Mendengarkan
menjelaskan materi tentang dengan penuh
hiperteni yang meliputi: perhatian
a. Pengertian hipertensi  Menanyakan hal-
b. Penyebab hipertensi hal yang belum
c. Tanda dan gejala jelas
hipertensi  Memperhatikan
d. Pencegahan hipertensi jawaban dari
 Memberi kesempatan pasien penceramah
dan keluarga untuk bertanya  Memperhatikan
 Menjawab pertanyaan dan mampu
 Demonstrasi mempraktekkan
3 Terminasi 3 Menit  Melakukan Evaluasi materi:  Sasaran dapat
a) Memberikan 5 pertanyaan menjawab tentang
yang berkaitan dengan pertanyaan yang
materi diajukan
b) Demonstrasi  Mendengar
 Mengakhiri pertemuan dan  Memperhatikan
penyampaian Terima Kasih  Menjawab salam
 Salam penutup

 Setting tempat
Bertempat di Dusun Lee RT 3 dan RT 4

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi

VI. MEDIA
1. Lefleat

VII. SUMBER
Effensy, Nasrul. 2012. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I . Jakarta:EGC
Mansjoer, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan Jilid I. Jakarta: EGC
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Sujana, Wayan. 2011. Hipertensi Untuk Dicegah Dan Dihindari. (online). Avaible :
http://idijembrana.or.id/index.php?module=artikel&kode=13 (10-09-2016)

Lampiran I
HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang peristen. Hipertensi atau
penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkan. Menurut WHO (World Health Organization), batas
tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-90
mmHg diastolik. Jadi, seseorang disebut mengidap hipertensi bila tekanan darahnya selalu
terbaca di atas 140/90 mmHg. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyararakat yang
serius, karena jika tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang
berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya stroke
(pendarahan otak), penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal.

B. Penyebab Hipertensi
Secara umum hipertensi disebabkan oleh :
 Asupan garam yang tinggi
 Strees psikologis
 Faktor genetik (keturunan)
 Kurang olahraga
 Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alcohol
 Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
 Peningkatan usia
 Kegemukan
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
a. Hipertensi Primer (Esensial)
Hipertensi primer disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetic, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis
sistem rennin. Anglotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang
meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alcohol dan polisitemia.
b. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolic sama dengan atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan
pada:
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e. Meningkatnya resisten pembuluh darah perifer

C. Tanda dan Gejala Hipertensi


a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hali ini berari hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
1) Mengeluh sakit kepala, pusing
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Kesadaran menurun
8) Mimisan

D. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi dari penyakit hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik dapat berdampak pada :
1. Stroke
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak
(stroke). Stroke sendiri merupakan kematian jaringan otak yang terjadi karena
berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Biasanya kasus ini terjadi secara
mendadak dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (complete stroke).
2. Gagal jantung
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk
memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung kiri sehingga jantung
mengalami gagal fungsi. Pembesaran disebabkan kerja keras jantung memompa darah.

3. Gagal ginjal
Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan dan
akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak. Akibatnya fungsi ginjal menurun hingga
mengalami gagal ginjal. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi, yaitu
nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna. Nefrosklerosis benigna terjadi pada
hipertensi yang sudah berlangsung lama sehingga terjadi pengendapan pada pembuluh
darah akibat proses menua. Hal ini menyebabkan permeabilitas (kelenturan) dinding
pembuluh darah berkurang. Sementara itu, nefrosklerosis maligna meruapakan kelainan
ginjal yang ditandai dengan naiknya tekanan diastole diatas 130 mmHg yang
terganggunya fungsi ginjal.
4. Kerusakan pada mata
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebakan kerusakan pembuluh darah dan
saraf pada mata.

E. Pencegahan Hipertensi
Cara untuk mencegah hipertensi, yaitu :
a. Pencegahan dengan pola hidup sehat
Menerapkan pola hidup yang sehat dalam keseharian kita sangat penting dalam
pencegahan hipertensi. Sebaliknya pola hidup yang tidak sehat beresiko tinggi terkena
penyakit hipertensi.
Termasuk dalam pola hidup yang tidak sehat misalnya merokok, minum alkohol,
suka makan enak alias banyak mengandung kolesterol, makanan yang gurih dengan kadar
garam berlebih, minuman berkafein, dll. Sementara pada saat yang sama kurang
berolahraga atau kurang beraktifitas, sering stress, minim air putih, serta kurang makan
buah dan sayuran. Berikut ini adalah Daftar Buah yang dapat menurunkan tekanan darah
tinggi, antara lain:
1) Melon
Melon adalah sumber yang sangat baik dari vitamin A, vitamin C, thiamin dan
kalium. Satu cangkir melon (173 g) mengandung 484 mg kalium, ini setara dengan 14
persen dari nilai kebutuhan harian yang direkomendasikan. Melon juga merupakan
sumber yang baik dari magnesium, asam folat dan vitamin B6.
2) Semangka
Semangka adalah salah satu buah yang mudah sekali didapat karena memang banyak
di Indonesia, banyak juga yang mengonsumsinya terutama ketika tahu manfaatnya.
Tahukah Anda bahwa buah semangka dapat menurunkan tekanan darah tinggi karena
kandungan L-citrulline. Zat ini akan membantu memebuat rileks pembuluh darah,
sehingga buah semangka bisa menjadi penurun darah tinggi.
3) Alpukat
Setengah potong buah alpukat memberikan 1% kalsium, 5% magnesium, dan 10%
kalium yang kita butuhkan setiap hari. Selain mengandung mineral yang dapat
menurunkan darah tinggi, buah alpukat juga kaya lemak tak jenuh tunggal yang sehat
bagi jantung.

4) Buah kiwi
Satu buah kiwi berukuran sedang menyediakan 2% kalsium, 7% magnesium, dan 9%
kalium yang kita butuhkan setiap hari. Memang buah ini jarang tersedia di pasar
tradisional, tapi dapat dengan mudah kita temui di supermarket. Selain itu, buah kiwi
juga kaya akan vitamin C, bahkan dengan ukuran yang sama lebih banyak kandungan
vitamin C nya daripada jeruk.
5) Pisang
Satu buah pisang ukuran sedang menyediakan 1% kalsium, 8% magnesium, dan 12%
kalium yang kita butuhkan setiap hari. Kadar kalium yang tinggi inilah yang baik
untuk menurunkan tekanan darah. Makanlah 2 buah pisang setiap hari untuk hasil
terbaik. Tambahkan satu pisang (ketiga) untuk mencegah penyakit stroke, dan
membantu bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga stroke.
6) Jeruk
Aneka macam jeruk merupakan buah-buahan yang terkenal karena kandungan
vitamin C, artinya ini merupakan makanan tinggi nutrisi dan rendah kalori. Dengan
kandungan kalium sebanyak 326 mg dan tidak mengandung natrium, maka ini
merupakan salah satu buah penurun darah tinggi terbaik. Lemon juga merupakan
sumber potasium yang baik, kalsium, fosfor, vitamin A dan folat.
7) Buah Anggur
Pilihlah buah anggur yang matang untuk rasa dan kualitas terbaik. Bioflavonoid yang
ada dalam anggur tidak hanya membantu menurunkan tekanan darah tinggi tetapi
juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Anggur sebanyak 123 g
mengandung 166 mg kalium dan ini memenuhi 5 persen dari nilai harian kalium yang
direkomendasikan.
8) Aprikot
Aprikot merupakan sumber kalium dan vitamin A yang sangat baik. Dalam satu
cangkir aprikot kering (119 g) mengandung 2.202 mg kalium, mungkin ini
merupakan salah satu jenis makanan terbaik yang kaya akan kalium. Buah ini hanya
sedikit megandung natrium, lemak jenuh dan kolesterol.
9) Jambu Biji
Jika Anda ingin meniru hasil studi klinis yang dilakukan di India, maka Anda harus
makan jambu sebelum makan siang atau makan malam. Buah jambu ini memiliki
kadar kalium yang tinggi, kaya serat alami. Dengan demikian, buah jambu bisa
menurunkan darah tinggi dan membantu melancarkan pencernaan sehingga membatu
juga dalam upaya meurunkan berat badan.
10) Buah Tomat
Menurunkan tekanan darah adalah salah satu dari sekian banyak manfaat
mengonsumsi buah tomat. Tomat yang kaya akan lycopene, diketahuo membantui
dapat membantu dalam membantu mencegah diabetes, penuaan dini, dan termasuk
menurunkan hipertensi. Dalam penyajiannya, akan lebih baik dimakan tanpa banyak
pemrosesan, dan tidak dengan bahan-bahan lain seperti keju dan daging berlemak
seperti pada pizza.

11) Blueberry
Blueberry mengandung banyak antioksidan di dalamnya, seperti halnya raspberry,
dan ini memiliki dampak langsung pada tekanan darah, dengan cara mengalahkan
radikal bebas dalam tubuh. Pertibangkan untuk makan semangkuk blueberry segar
dicampur dengan buah-buahan lainnya sebagai sarapan yang menyegarkan. Hanya
lakukan yang terbaik dalam mengonsumsinya, yaitu tanpa menambahkan gula, atau
dengan pencampuran bahan-bahan lainnya.nsu
Selain mengonsumsi buah-buahn di atas, Anda juga harus menghindari makanan
pantangan darah tinggi sehingga hipertensi dapat terkontrol dan meminimalisir
komplikasi, seperti stroke, gagal jantung, gagal ginjal dan lain-lain.
b. Pencegahan dengan medical check up
Mengunjungi seorang dokter atau tenaga para medis, jangan selalu diartikan mau
berobat. Bisa juga dalam rangka pencegahan satu penyakit, misalnya pencegahan
hipertensi. Itulah yang disebut pencegahan / pemeriksaan secara medis (medical check
up).
Orang yang rentan terhadap hipertensi, baik karena faktor keturunan atau pun gaya
hidup, sebaiknya rajin memeriksakan diri tekanan darahnya ke dokter atau tenaga medis
lain. Sebab, darah tinggi atau hipertensi bila tidak segera diatasi adalah pra kondisi bagi
penyakit lain yang lebih serius. Dengan demikian, mencegah darah tinggi berarti pula
mencegah diri kita dari penyakit lain. Jika dalam pemeriksaan ditemukan tanda atau
gejala hipertensi, seorang dokter akan memberikan advise penanganannya. Sebaliknya
jika tidak berarti ditemukan gejala apapun.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


( SAP ) ISPA

Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)


Sasaran : Dusun Lee RT 3 dan RT 4
Hari/Tanggal : Jumat, 9 Desember 2022
Waktu : Pukul 08:00 - Selesai
Alokasi Waktu : 30 menit

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan tentang pengertian ISPA, penyebab, tanda dan gejala,
pencegahan, penanganan ISPA, masyarakat diharapkan dapat memahami tentang penyakit
ISPA dan cara penanganannya.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan 1x 30 menit, masyarakat mampu:
o Menjelaskan pengertian ISPA
o Menyebutkan penyebab ISPA
o Menyebutkan tanda dan gejala ISPA
o Menjelaskan pencegahan ISPA
o Menjelaskan penanganan ISPA

B. Sub-Pokok Bahasan Penyuluhan


o Pengertian ISPA
o Penyebab ISPA
o Tanda dan gejala ISPA
o Pencegahan ISPA
o Pengobatan ISPA

C. Media
o Lembar balik pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, dan penanganan
ISPA.
o Leaflet pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, dan penanganan ISPA.

D. Rancangan Tempat

Ket:
1
1: Penyuluh
2, 3, 4.

5
E. Kegiatan penyuluhan

No Tahap Estimasi
Kegiatan Penyuluh Respon Metode
Kegiatan Waktu

1 Pendahuluan 1. Mengucapkan salam 1.menjawab salam 5 menit ceramah

2. Memperkenalkan diri 2. memperhatikan

3. Menjelaskan tujuan 3. memperhatikan


umum 4. memperhatikan
4. Kontrak waktu

2 Penyampaian Penyampaian materi 1. Memperhatikan


materi 1. Materi penjelasan dan
mencermati materi
a. Menjelaskan
pengertian dan
klasifikasi ISPA

b. Menjelaskan
penyebab ISPA
Ceramah
c. Menjelaskan tanda
&
dan gejala ISPA
Tanya
d. Menjelaskan
jawab
pencegahan ISPA
15 menit
e. Menjelaskan
penanganan ISPA

2. Memberikan
kesempatan untuk 2. Bertanya

bertanya

3. Menjawab pertanyaan
peserta 3. Memperhatikan
jawaban

Penutup

a. Menyimpulkan hasil a. Memperhatikan

3 Penutup penyuluhan 10 menit Ceramah

b. Mengahiri dengan b. Menjawab salam


salam
F. Evaluasi

Aspek Waktu Metode Alat Evaluator

Kognitif Setelah materi Daftar


Wawancara Tim penyaji
Afektif selesai pertanyaan

G. Sumber
Meadow,Sir Roy dan Simen. 2002. LectusNotes: Pediatrika. Jakarta: PT.Gelora Aksara

Pratama.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. Jakarta: EGC.

Notoadmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta ;EGC.

Karel, Meila S. 2005. Menjadi Dokter Anak di rumah. Jakarta: Puspa Swara.

H. Materi (Lampiran)
1. Pengertian
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada anak-anak dengan
gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut muncul secara bersamaan (Meadow,
Sir Roy, 2002: 153).
ISPA (lnfeksi Saluran Pernafasan Akut) yang diadaptasi dari bahasa Inggris Acute
Respiratory Infection (ARl) mempunyai pengertian sebagai berikut:
 Infeksi adalah masuknya kuman atau mikoorganisme kedalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
 Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alfeoli beserta organ
adneksa seperti simrs-sinus, rongga tengah dan pleura ISPA secara anatomis
mencakup saluran pemafasan bagian atas.
 Infeksi akut adalah infeksi yang berlansung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil
untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang digolongkan
ISPA. Proses ini dapat berlangsung dari 14 hari (Suryana, 2005:57).
2. Klasifikasi
Klasifikasi ISPA berdasarkan hasil pemeriksaan dibedakan menjadi dua golongan
yaitu golongan umur dibawah 2 bulan, dan golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun.
a. Golongan umur dibawah 2 bulan
o Pneumonia
Yang dimaksud pneumonia jika dalam pemeriksaan fisik terdapat adanya
tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau frekuensi napas cepat (frekuensi
pernafasan 60 kali permenit atau lebih).
o Bukan Pneumonia
Yang dimaksud bukan pneumonia jika ditemukan penyakit batuk pilek biasa, dan
tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau tidak ditemukan
napas cepat (frekuensi pernafasan kurang dari 60 kali permenit).

b. Golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun


o Pneumonia
Yang dimaksud pneumonia jika dalam pemeriksaan fisik ditemukan nafas
cepat dengan frekuensi pernafasan  50 kali per menit atau lebih (usia 2 – 12 bulan),
atau frekuensi pernafasan 40 kali per menit atau lebih (untuk usia 1 – 5 tahun).
o Pneumonia Berat
Yang dimaksud pneumonia berat jika ditemukan sesak nafas dalam
pemeriksaan fisik dan saat inspirasi adanya tarikan dinding dada bagian bawah.
Namun saat dilakukan pemeriksaan anak harus dalam keadaan tenang, dan tidak
menangis.
o Bukan Pneumonia
Yang dimaksud bukan pneumonia adalah jika tidak ada napas cepat, dan tidak
ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah, jadi penderita hanya mengalami
batuk pilek biasa.

3. Etiologi
 Virus dan bakteri
Seperti virus influeuza sterptococcus, shapilococcus, haemopilus influenzae.
 Alergen spesifik
Alergi yang disebabkan oleh debu asap dan udara dingin atau panas .
 Perubahan cuaca dan lingkungan
Kondisi cuaca yang tidak baik seperti peralihan suhu panas ke hujan dan
lingkungan yang tidak bersih atau tercemar.
 Aktifitas
Kondisi dimana anak memiliki kegiatan yang banyak tanpa memperhatikan
kondisi tubuh atau daya tahan tubuh yang dapat menyebabkan anak-anak menderita
ISPA.
 Asupan gizi yang kurang.

4. Tanda dan Gejala


 Gejala dari ISPA Ringan
Seseorang  dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih
gejala-gejala sebagai berikut :
a. Batuk
b. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada
waktu berbicara atau menangis)
c. Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung
d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37oC

 Gejala dari ISPA Sedang


Seseorang dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA
ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
a. Pernafasan cepat (fast breating) sesuai umur yaitu: untuk kelompok umur kurang
dari 2 bulan frekuensi nafas 60 kali per menit atau lebih dan kelompok umur 2
bulan sampai kurang dari 5 tahun : frekuensi nafas 50 kali atau lebih untuk umur
2 sampai kurang dari 12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih pada umur 12
bulan sampai kurang dari 5 tahun.
b. Suhu lebih dari 39 O C (diukur dengan termometer)
c. Tenggorokan berwarna merah
d. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak
e. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
f. Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)

 Gejala dari ISPA Berat


Seseorang  dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejal-gejala ISPA
ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
a.       Bibir atau kulit membiru
b.      Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
c.       Pernafasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah
d.      Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernafas
e.       Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
f.       Tenggorokan berwarna mera

5. Penularan
Penularan ISPA terutama melalui droplet  (percikan air liur) yang keluar saat
penderita bersin, batuk, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh
orang sehat. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak atau kontaminasi tangan oleh
sekret saluran pernapasan, hidung, dan mulut penderita.

6. Pencegahan
Kegiatan atau jenis-jenis yang dapal dilakukan dalam mencegah terjadinya penyakit
ISPA pada anak antara lain :
a. Perbaikan peningkatan gizi
 Penyusunan atau pengaturan menu
 Cara pengolahan makanan
 Variasi menu
b. Perbaikan dan santasi lingkungan
c. Pemeliharaan Kesehatan perorangan
d. Tindakan pencegahan pada bayi:
 Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan terhadap penyakit tertentu.
 Perbanyak ASI eksklusif
 Jauhkan dari penderita ISPA

7. Penanganan
Perawatan ISPA di rumah
a. Memberi makan
Pemberian makanan yang cukup dan bergizi untuk menghindari penurunan berat
badan yang akan rnengakibatkan malnutrisi. Berikan makan sedikit-sedikit tapi sering
dari biasanya, lebih-lebih jika anak muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu
juga tetap diberikan.
b. Pemberian cairan atau minuman
Anak dengan infeksi saluran pernafasan dapat kehilangan cairan lebih banyak dari
biasanya terutama bila demam, menambah pemberian minum atau cairan untuk
menghindari dehidrasi. Dehidrasi akan melemahkan anak dan dapat memperberat
penyakitnya, pemberian cairan akan membantu mengencerkan dahak,
c. Menjaga kelancaran pernafasan
Menjaga kelancaran pernafasan dengan cara mengajarkan anak agar bila ia batuk
lendirnya dikeluarkan.
d. Bersihkan hidung
Membersihkan hidung dengan memakai kain bersih yang lunak untuk
membersihkan lubang hidung,jika hidung tersumbat karena ingus yang telah
mengering, tetesilah dengan air garam untuk membasahinya.
e. Mengatasi panas
Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun, demam diatasi dengan paracetamol dan
atau dengan kompres (bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk).
Pemberian kompres dengan cara: gunakan kain bersih celupkan pada air (air hangat
kuku) peras seperlunya, kemudian letakkan diatas dahi anak, lipat paha, lipat ketiak,
ulangi bila kan sudah dingin.
f. Istirahat
Berikan istirahat yang cukup karena dengan istirahat gejala bisa berkurang.
g. Berikan obat batuk herbal
Jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh ,
diminum tiga kali sehari.

Mengamati tanda-tanda bahaya yang mungkin timbul seperti sesak nafas, nafas cepat,
anak tidak mampu minum, suhu tubuh tinggi, bila terjadi segera bawa anak ke pelayanan
kesehatan agar komplikasi tidak terjadi.

SATUAN ACARA PENULUHAN


(SAP)
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Topik : PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


(materi & leaflet terlampir)
Penyuluh : Mahasiswa/i keperawatan poso
Hari/Tanggal : -
Waktu : 35 menit
Tempat : Ruang kelas sekolah dasar negeri (SDN)

1. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa-siswi
Sekolah negeri dasar (SDN)
1.2 Tujuan Khusus
Serelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan siswa-siswi dapat:
1. Mendefinisikan pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah secara
sederhana
2. Menjelaskan indikator apa saja yang termasuk dalam perilaku hidup bersih dan
sehat di sekolah
3. Mengetahui dan mengaplikasikan siapa saja yang harus menjalankan perilaku hidup
bersih dan sehat di sekolah
4. Mengetahui dan memprakitkan cara mencuci tangan yang baik
5. Mengetahui dampak buruk dari tidak dilakukannya perilaku hidup bersih dan sehat

II. Sasaran
Sasaran ditujukan kepada siswa dan siswi di sekolah dasar negeri (SDN)

III. Strategi Pelaksanaan


1. Metode : menyampaikan materi tentang PHBS
2. Media : Leaflet

IV. Setting
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan penyaji

Keterangan :
: Penyuluh
: Moderator (optional)
: Fasilitator
: Peserta penyuluhan

V. Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1 Pembukaan - Memberikan salam  Menjawab 5 menit
- Memperkenalkan diri
salam
- Menjelaskan
tentang penyuluhan  Mendengarkan
- Menjelaskan kontrak/strategi
menggunakan bahasa yang
mudah di mengerti
2 Pelaksanaan 1. Penyampaian Materi  Mendengarkan
Penyaji menjelaskan tentang: dengan penuh
a. Pengertian PHBS di sekolah perhatian
b. Menjelaskan point – point
PHBS
c. Menjelasakan manfaat & PHBS
di sekolah 15 menit
d. Menjelaskan akibat yang dapat
terjadi karena PHBS tidak baik
seperti timbulnya berbagai
penyakit
e. Memperagakan 10 langkah cara
cuci tangan yang baik dan benar
dengan menggunakan sabun dan
air yang mengalir
2. Tanya Jawab
Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
3. Evaluasi
Memberikan pertanyaan  Bertanya 5 menit
tentang:
a. Mengetahui tentang pengertian
PHBS
b. Mengetahui perilaku PHBS
c. Mengetahui manfaat PHBS
d. 10 langkah mencuci tangan yang  Menjawab 5 menit
baik dan benar pertanyaan

3 Penutup  Menyimpulkan  Mendengarkan 5 menit


 Salam Penutup  Menjawab
salam

VII. Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
 Kontrak waktu pertemuan dengan peserta jelas
 Kesiapan penyuluh dan media

b. Evaluasi Proses
 Peserta
- peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai.
- Peserta aktif berdiskusi (min. 2-3 orang mengajukan pertanyaan)
 Penyuluh
- Mampu memfasilitasi jalannya penyuluhan.
- Mampu menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.
c. Evaluasi Hasil
 Pada bagian akhir, peserta secara volunteer/ditunjuk mampu menyebutkan ulang
hal-hal berikut ini:
e. Mengetahui tentang pengertian PHBS
f. Mengetahui perilaku PHBS
a. Mengetahui manfaat PHBS
b. 10 langkah mencuci tangan dengan baik dan benar

lampiran materi

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A. Pengertian
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahkluk hidup yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung yang dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku kesehatan adalah
suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berhubungan dengan sakit, penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan. PHBS di institusi pendidikan adalah
upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di
tatanan institusi pendidikan.
B. Tujuan PHBS
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok,
dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi guna
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana
(social support), dan gerakan masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara
hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Aplikasi paradigma hidup sehat dapat dilihat dalam program perilaku hidup bersih dan sehat.12
Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan preventif agar orang
yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup sehat merupakan perwujudan
paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang berorientasi sehat dapat meningkatkan, memelihara, dan melindungi kualitas
kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun sosial.

C. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah yang bersih dan sehat
sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai ancaman
penyakit, meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar
siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik
minat orang tua dan dapat mengangkat citra dan kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta
menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

D. Indikator PHBS
a. Mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir
Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir sebelum
makan dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci tangan dengan air mengalir dan
menggunakan sabun mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus,
cacingan, penyakit kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung, dan lain sebagainya

b. Mengkonsumsi jajanan sehat di akntin sekolah


Di sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi makanan/jajanan yang bersih dan
tertutup di warung sekolah sehat. Makanan yang sehat mengandung karbohidrat, protein,
lemak, mineral dan vitamin. Makanan yang seimbang akan menjamin tubuh menjadi
sehat. Makanan yang ada di kantin sekolah harus makanan yang bersih, tidak
mengandung bahan berbahaya, serta penggunaan air matang untuk kebutuhan minum.

c. Membuang sampah pada tempatnya


Sampah adalah suatu bahan yang tebuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun alam. Sampah ditampung dan dibuang setiap hari ditempat
pembuangan yang memenuhi syarat karena membuang sampah tidak pada tempatnya
akan dapat mengakibatkan penyakit dan akan mencemari udara disekitarnya. Mendidik
anak untuk selalu membuang sampah pada tempatnya akan dapat menekan angka
penyakit yang dapat muncul di lingkungan sekolah.

d. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat


Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi syarat
kesehatan (leher angsa dengan septictank, cemplung tertutup) dan terjaga kebersihannya.
Jamban yang sehat adalah yang tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau
kotoran, tidak dijamah oleh hewan, tidak mencemari tanah disekitarnya, mudah
dibersihkan dan aman digunakan.

e. Olahraga yang teratur


Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat terkait dengan
pemeliharaan dan penigkatan kesehatan. Kegiatan olah raga disekolah bertujuan untuk
memelihara kesehatan fisik dan mental anak agar tidak mudah sakit. Dalam rangka
meningkatkan kesegaran jasmani, perlu dilakukan latihan fisik yang benar dan teratur
agar tubuh tetap sehat dan segar. Dengan melakukan olahraga secara teratur akan dapat
memberikan manfaat antara lain: meningkatkan kemampuan jantung dan paru,
memperkuat sendi dan otot, mengurangi lemak atau mengurangi kelebihan berat badan,
memperbaiki bentuk tubuh, mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner, serta
memperlancar peredaran darah.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

JAJANAN SEHAT

Topik/Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Sub Pokok Bahasan : Perilaku Jajan Anak Sekolah

Sasaran : Anak usia sekolah

Hari,Tanggal :

Penyuluh/Promotor : Mahasiswa Poltekkes Poso

---------------------------------------------------------------------------------------------------

 Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit diharapkan siswa siswi SD

memahami tentang jajanan sehat dan bergizi.

 Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit siswa kelas 3 SD mampu :

 Menjelaskan pengertian jajanan sehat

 Menyebutkan jenis jajanan


 Menyebutkan cara memilih jajanan sehat

 Menyebutkan akibat jajan sembarangan

 Menyebutkan jajanan yang tidak sehat

 Menyebutkan cara agar tidak jajan sembarangan

 Garis Besar Materi

o Pengertian jajanan sehat

o Jenis jajanan

o Cara memilih jajanan sehat

o Dampak jajan sembarangan

o Contoh jajanan yang tidak sehat

o Cara agar tidak jajan sembarangan

 Metode Penyuluhan

Ceramah dan tanya jawab

 Media dan Alat

I. Leaflet

 Alokasi Waktu :

Hari, tanggal :

Pukul :

N KEGIATAN URAIAN WAKTU

1. Pembukaan B. Salam pembuka 5 menit


C. Penjelasan tujuan

D. Kontrak waktu

2. Pemaparan materi  Ceramah 20 menit

B. Pengertian jajanan sehat

C. Jenis jajanan

D. Cara memilih jajanan sehat

E. Dampak jajan sembarangan

F. Contoh jajanan yang tidak

sehat

G. Cara agar tidak jajan

sembarangan

 Demonstrasi

 Diskusi

 Merangkum

 Evaluasi

3. Penutup a. Penyampaian rencana tindak 5 menit

lanjut

b. Salam penutup

 Setting Tempat

SDN 3 Toyado

 Evaluasi :
NO ASPEK WAKTU METODE ALAT EVALUATOR

1 Kognitif 3 menit Tanya jawab Daftar

pertanyaan

2 Afektif 2 menit Wawancara Daftar

wawancara

MATERI PENYULUHAN

PERILAKU JAJAN ANAK SEKOLAH

 Lampiran Materi Penyuluhan.

b. Pengertian makanan jajanan

Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang di olah oleh

pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau di sajikan sebagai makanan siap

santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah

makan/restoran, dan hotel.

Makanan jajanan adalah semua makanan yang dapat langsung

dimakan yang dibeli dari penjual makanan, baik yang diproduksi oleh

penjual tersebut atau diproduksi orang lain, tanpa diolah lagi (Heryana,2004)

c. Pengertian jajanan sehat

Jajanan sehat adalah jajanan yang bergizi dan tidak mengandung zat-zat

berbahaya.
d. Jenis jajanan

Jenis-jenis jajanan, yaitu :

8. Makanan berat, misal hamburger, mie goreng, mie bakso

9. Makanan cemilan, seperti berbagai jenis kue, kering

maupun basah

10. Mak anan semi basah, seperti berbagai jenis bubur

11. Minuman, seperti sirup

e. Cara memilih jajanan sehat

Cara memilih jajanan sehat, yaitu :

3. Bersih

4. Jauh dari tempat sampah, got, debu dan asap kendaraan bermotor

5. Tertutup

6. Tidak bekas dipegang-pegang orang

7. Tidak terlalu manis, gurih dan berwarna mencolok

8. Masih segar

9. Tidak digoreng dengan minyak goreng yang sudah keruh

10. Tidak mengandung zat pemanis, zat pengawet, zat penyedap, dan zat pewarna

buatan

11. Bau tidak apek atau tengik

12. Tidak dibungkus dengan kertas bekas atau Koran

13. Dikemas dengan plastik atau kemasan lain yang bersih dan aman

14. Lihat tanggal kadaluwarsa

f. Dampak sering memakan jajanan yang tidak sehat bagi tubuh


Dampak jajan sembarang :

a. Pemanis buatan : kanker kandung kemih

b. Pewarna tekstil : pertumbuhan lambat, gelisah

c. Bahan pengenyal : demam, kerusakan ginjal, diare, mual, muntah,

pingsan, kematian

d. Penambah rasa (MSG) : pusing, selera maka terganggu, mual, kematian

e. Bahan pengawet: formalin : sakit perut, kejang-kejang, muntah, kencing

darah, tidak bisa kencing, muntah darah, hingga akhirnya menyebabkan

kematian.

f. Timah : pikiran kacau, pingsan, lemah, tidak ingin bermain, sulit bicara, mual,

muntah

g. Makanan tidak bergizi : Gangguan berfikir

h. Makanan mengandung mikroba, basi atau beracun : sakit perut, diare

g. Contoh jajanan tidak sehat

Beberapa contoh jajanan tidak sehat :

a. Es mambo berwarna mencolok dan terlalu manis : pemanis buatan dan

pewarna pakaian

b. Permen : pemanis buatan dan pewarna pakaian

c. Bakso : bahan pengenyal

d. Chiki atau makanan ringan : menggunakan MSG sebagai penambah rasa, zat

pewarna dan pemanis buatan

e. Gorengan : pakai minyak goreng bekas dipakai berkali-kali sehingga minyak

sudah berwarna sangat keruh


f. Cakwe, cilok dan bakso goreng : pakai saus atau sambal berwarna merah

cerah dan terbuat dari bahan-bahan yang telah busuk

g. Kue berwarna mencolok : pewarna pakaian

h. Es sirup atau minuman berwarna mencolok : tidak higienis, memakai air

mentah, dan terdapat zat pewarna pakaian.

h. Cara agar tidak jajan sembarangan :

Cara agar tidak jajan sembarangan antara lain :

a. Sarapan di rumah

b. Kurangi jajan

c. Jajan di kantin sekolah

d. Membawa bekal dari rumah

DAFTAR PUSTAKA

klubpompi.pom.go.id

Saiders, Raini Rahmania. 2011. Laporan Penyuluhan Jajan. Diunduh tanggal 10

Oktober 2013. http://www.scribd.com/doc/58785127/Laporan-penyuluhan-

jajan

Permatasari, Vinda Astri. 2013. 89809847-jajan.pdf. Diunduh tanggal 10 Oktober

2013 ml.scribd.com/doc/173852207/89809847-jajan-pdf

Anonimus. Diunduh tanggal 10 Oktober 2013.


www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1keperawatan/207312087/BAB%20VI.pdf

Ervina. Yuk, Kurangi Jajan. Diunduh tanggal 10 Oktober 2013.

www.kidnesia.com/Kidnesia/Sekitar-Kita/Pengetahuan-Umum/Yuk-Kurangi-

Jajan
RENCANA KEGIATAN (POA)
N MASALA RENCANA PENANGGUN WAKTU TEMPAT DAN SUMBE
O H KEGIATA G KEGIATA KEGIATA A R
N JAWAB N N
1. Hipertensi, Sosialisasi Mahasiswa Kamis- Rumah
gout atritis tentang Jumat warga rt 3
dan ISPA, penyakit dan 8-9 dan rt 4
berhubungan cara desember dusun II lee
dengan pola pencegahan 2022
hidup tidak di rumah
sehat rumah
warga

2. Resiko Kerja bakti Mahasiswa sabtu ,10 Area


mudah di area desember pekuburan
terinfeksi pekuburan 2022 dan gereja
berhubungan umum dan
dengan tempat Pukul 07:00
lingkungan ibadah – 10:00
kurang
bersih

3. Kurang Senam Mahasiswa Senin,12 Baruga


pengetahuan lansia desember dusun II lee
berhubungan 2022
dengan 10:00-
kurangnya selesai
aktifitas
olahraga
pada lansia
4. Kurang Penyuluhan Mahasiswa Rabu, 14 SD N 3
pengentahua PHBS desember TOYADO
berhubungan 2022
dengan
Kurangnya
kesadaran
mencuci
tangan

5. Perilaku Penyuluhan Mahasiswa Jumat,16 SD N 3


tidak sehat tentang desember TOYADO
berhubungan jajanan sehat 2022
dengan jajan
tidak sehat

Anda mungkin juga menyukai