Anda di halaman 1dari 11

Kajian Mandiri/ESAI/PIPA 19A

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP


PEDULI LINGKUNGAN

TUGAS RUTIN 2

Diajukan Sebagai Tugas Rutin 2 Kajian Mandiri

NAMA : JUITA TAMBA


NIM : 4193151018
Program Studi : PENDIDIKAN IPA

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MEDAN
FEBRUARI 2022
PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN
2

DAN IMPLEMENTASINYA

Desain Penelitian : Deskriptif


Pendekatan : Deskriptif Kualitatif
Populasi Target : Warga sekolah
Populasi Terjangkau : Siswa
Sampel : Setiap siswa memiliki kesempatan yang
sama Teknik Pengumpulan Data : Kegiatan Pengembang an Diri
Data Penelitian : 1. Variabel konsep diri
Sikap peduli lingkungan
2. Pengetahuan Lingkungan
Teknik Analisis Data :
I. Analisis data deskriptif
3

Hasil Pembahasan :
a. Paragraf I : Definisi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan
Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Pendidikan karakter sebagaimana kita
ketahui, adalah pendidikan yang menanamkan kebiasaan (habituation) kepada manusia
ataupun siswa tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham
(kognitif) mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik, dan
biasa melakukannya (psikomotor).

b. Paragraf II : Tujuan Pendidikan Karakter Pendidikan Lingkungan.


Tujuan pendidikan karakter antara lain:
a. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi peserta didik
pada khususnya dan seluruh warga sekolah pada umumnya dalam
menjalin interaksi edukasi yang sesuai dengan nilai-nilai kakater.
b. Membentuk peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual (emotional and spiritual quotient/ESQ).
c. Menguatkan berbagai perilaku positif yang ditampilkan oleh peserta
didik baik melalui kegiatan pembelajaran maupun pembiasaan di
kelas dan sekolah.
d. Mengoreksi berbagai perilaku negative yang ditampilkan oleh
peserta didik ketika berada di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan keluarga.
e. Memotivasi dan membiasaka peserta didik mewujudkan berbagai
pengetahuan tentang kebaikan (knowing the good) dan
kecintaannya akan kebaikan (loving the good) ke dalam berbagai
perilaku positif di lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga.
Akhir tujuannya adalah agar siswa menjadi duta lingkungan bagi
sekolah, rumah, dan lingkungan sekitarnya serta menjadikan sikap atau
karakter tersebut menjadi tabiatnya dalam kehidupan dimanapun dia
berada. Karakter peduli lingkungan tidak hanya bersifat teoritis saja
tetapi dituntut sebuah tindakan nyata yang membawa perubahan baik
bagi kehidupan semua orang,
c. Paragraf III : Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Pendidikan
karakter harus disampaikan kepada siswa, namun tidak
menjadi pelajaran tersendiri. Pengintegrasian ke dalam mata pelajaran,
pengembangan diri, dan budaya sekolah merupakan implementasi dari
pendidikan karakter termasuk karakter peduli lingkungan. Karakter peduli
lingkungan diintegrasikan ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP),Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada.
untuk mengimplementasikan nilai karakter peduli lingkungan
diiintegrasikan pada setiap mata pelajaran melalui standar kompetensi yang ada,
pembelajaran yang aktif dengan menanamkan karakter peduli lingkungan pada
kegiatan belajar mengajar pada setiap pokok bahasan, melalui kegiatan
pengembangan diri yang telah ditentukan oleh sekolah serta melalui budaya
sekolah yang diunggulkan oleh sekolah tersebut sehingga menjadi ciri khas.
4

ENVIRONMENTAL CARE ATTITUDE OF THE STUDENTS IN SENIOR HIGH


SCHOOL AT PATI REGENCY
Research design : quantitative descriptive
Approach : environmental
Target Population : 1 School
Affordable population: 3 class
Sample : selected as research
Data collection technique : Formulation
Research data : In determining the total number of sample, the present study uses
Slovin’s formulation

Data analysis technique


I. Descriptive statistical data analysis
II. Inferential statistical data analysis

Descriptive :
a. Tenth-grade students of Social Science class :
175 students
b. Eleventh-grade students of Social Science class : 175 students
c. Twelfth-grade students of Social Sciences class : 175 students

In determining the total number of sample, the present study uses Slovin’s
formulation (Sugiyono, 2013). It can be seen as follows:

n= Where:
d. n : Total sample
e. N : Total population
f. e : Error tolerance

b.Inferential : Conducting an assessment of environmental care attitude is based on


the Likert scale assessment system through five available answer choices
namely strongly agree (SS), agree (S), doubtful (R), disagree (TS) and strongly
disagree (STS).
5

Discussion result
This research was conducted at Senior High School 1 Kayen located on Jl.Kayen-Sukolilo,
Kayen Sub-District, Pati District, Central Java. It is astronomically situated between 6˚ 54’ 09”
SL dan 110˚ 58’ 32” EL. In this research design, there are 4 indicators that were used to measure
environmental care, namely: energy saving behavior, disposing of waste, utilizing water,
contributing to carbon emissions, and healthy living habits
Number Number of
Very
Very Low Low Moderate High of Percentages
No Class High
Frequency (%)
F (%) F (%) F % F % F (%)
X IPS
1 (Tenth 6 3,12% 15 7,81% 30 15,62% 13 6,77% 0 0% 64 33,33%

Grade)
XI IPS
2 (Eleventh 5 2,60% 16 8,33% 28 14,58% 15 7,81% 0 0% 64 33,33%
Grade)
XII IPS
3 (Twelfth 3 1,56% 22 11,45% 31 16,14% 8 4,16% 0 0% 64 33,33%
Grade)
Total 14 7,29 53 27,60% 89 46,35% 36 18,75% 0 0% 192 100%

After the data were obtained based on the questionnaire given to the respondent, the first step to
do was finding out the percentage number in the form of a table using the percentage formula.
The results of the obtained score analysis indicate that there were 6 tenth-grade students of social
science (IPS) class whose scores were in the range of 24-43,2 classified into very low category,
15 tenth-grade students of social science (IPS) class whose scores were in the range of 43,3-62,4
classified into the low category, 30 tenth-grade students of social science (IPS) class whose
scores were in the range of 62,5- 81,6 classified into the moderate category and 13 tenth-grade
students of social science (IPS) class whose scores were in the range of 81,7-100,8 classified into
the high category.
6

SOCIAL AND DEMOGRAPHIC INFLUENCES ON ENVIRONMENTAL ATTITUDES

Research design : cross-sectional


Approach : designed to determine

Target Population : counties in North Carolina

Affordable population : 116 counties

Sample : random

Data collection technique : The telephone interviews

Research data : selected at random

Data analysis technique

I. Descriptive statistical data analysis

II. Inferential statistical data analysis

Descriptive

c.

d. Inferential
Interviews
7

Discussion result

We chose to enter the independent variables into the regression models in three blocks. The first
included the respondents' age, gender, and race. The second included two indicators of socio-economic
status, education and income. Finally, ruraVurban residence was added by itself in the third block. This
arrangement should make it easier to determine the relative explanatory power of these variables. The
analyses were run in blocks, but the results are presented for the full model only in Table 2. The
coefficients for each block are presented in the text. We provide a fairly detailed discussion of the three
block models for the overall NEP scale and a shorter discussion for the three sub-scales. The adjusted R2
is offered as the amount of variation attributable to the model. The estimated regression coefficients for
the final regression model are presented in Table 2. Preliminary analyses suggested that income had a
nonlinear effect on environmental attitudes. Therefore, a quadratic term was added to the models. In
terms of the analyses using the overall NEP index, the demographic variables of age, gender, and race
account for about 5 percent of the variation in scores for the index. As hypothesized, age has a
statistically significant negative effect (-.06) on environmental attitudes. Also, as expected, gender and
race have statistically significant positive effects (1.02 and 2.32) on scores for the NEP index, so that
women and whites have higher scores when controlling for the other variables. Race appears to have a
stronger effect on environmental attitudes than gender since the standardized coefficient for race is
approximately 1.7 times the standardized value for gender. The independent variables account for
almost 10 percent of the variation in scores on the NEP index when the socioeconomic variables of
education and income are added to the model. An incremental F-test reveals that this model represents
a statistically significant improvement in predictive ability over the previous model. In this model, age
(-.04), gender (1.27), and race (2.03) continue to have statistically significant effects on environmental
attitudes. The coefficient for race decreases slightly from the previous model.
PERKEMBANGAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN
MELALUI MODEL EXPERIENTIAL LEARNING

Desain Penelitian : Korelational


Pendekatan : Deduktif
Populasi Target : XI MIA 1 dan XI MIA 2 di SMA Negeri 2 Cilacap
tahun ajaran
2014/2015 yang berjumlah 67 peserta didik
Populasi Terjangkau : 1 sekolah tahun ajaran 2016/2017
Sampel : Metode pengambilan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode angket dan tes tertulis
Teknik Pengumpulan Data : Tes dan Non Tes (Angket)
Data Penelitian : 1. Variabel konsep diri
Sikap peduli lingkungan
(angket)
2. post test

Teknik Analisis Data :

e. Analisis data statistik deskriptif


f. Analisis data statistik Inferensial

I. Deskriptif : Pada data perkembanga karakter peduli lingkungan, selain


dianalisismenggunakan uji gain juga dianalisis s = deviasi standar skor
kelompokKriteria untuk skor T yakni jika skor T >50, berarti peserta didik
bersikap positif dan jika skor T menggunakan skor T dalam skala likert.
Persamaan dalam menghitung skor T
Uji Validasi  konsep fisika
a. Reliabilitas  Metode Cronbach Alpha
Dianalisis menggunakan uji gain juga dianalisis s = deviasi standar skor
kelompok Kriteria untuk skor T yakni jika skor T >50, berarti peserta didik
bersikap positif dan jika skor T menggunakan skor T dalam skala likert.

8
b. Normalitas Kolmogorav- skala likert
Uji Linearitas : Test of Linearity
II. Inferensial : a. Uji Hipotesis

b. Uji Korelasi Ganda Mean

Hasil Pembahasan :

d. Paragraf I : Langkah-langkah dalam penelitian ini telah disesuaikan dengan


model experiential learning. Tahapan model experiential learning yakni terdiri
dari concrete experience, reflective observation, abstrac conceptualiz-ation,
dan active experimentation
Judul Tabel :
1. Peningkatan Setiap Indikator Sikap Peduli Lingkungan
2. Skor T Sikap Peduli Lingkungan Sebelum dan Sesudah Pembelajaran

Contoh Tabel 2

Keterangan Sebelum Pembelajaran Sesudah


Pembelajaran

Sikap positif 55,22% 64,18%

Sikap negatif 44,78% 35,82%

e. Paragraf II : Hasil analisis data pemahaman konsep peserta didi mengalami


peningkatan. Nilai gain Pemahaman konsep sebesar 0,46 dengan kategori
sedang. Hasil analisis nilai gain karakter peduli lingkungan dapat dilihat pada
Tabel 3

Tabel 3

9
Kategori Nilai Pretest Posttest Gain Kriteria
Tertinggi
terendah 60 95 20 35
Rata-rata 33,06 63,73 0,4 6

Hipotesis:

- Terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dengan sikap peduli
lingkungan peserta didik
rx1y X1 (Variabel Konsep Diri Siswa)
Y (Variabel Sikap Peduli Lingkungan)
Hasil analisis nilai gain karakter peduli lingkungan dapat dilihat pada Tabel
1,sedangkan skor T dapat dilihat pada Tabel 2.Berdasarkan Tabel 1 dapat
diketahui bahwa hampir keseluruhan nilai sikap peduli
lingkungan peserta didik tiap indikator mengalami peningkatan. Selain itu,
peningkatan ini diikuti hasil analisis skor T sikap peduli
lingkungan pada Tabel 2 yang juga menunjukkan bahwa sikap positif
peserta didik lebih banyak dari sebelumnya.
- Terdapat hubungan yang positif antara pengetahuan lingkungan dengan
sikap peduli lingkungan eningkatan sikap peduli lingkungan ini disebabkan
oleh pengaruh model experiential learning yang mampu menambah
keyakinan seseorang dari mulanya sedikit menjadi lebih banyak. Proses
pembelajaran menggunakan model experiential learning sesuai dalam
prosespembentukan sikap dan perilaku
rx2y X(ekxpreiental) (Variabel model expereientsk e-Learning)
Y (Variabel Sikap Peduli Lingkungan)

10
Pembahasan:

1. Sintaks pembelajaran dengan model experiential learning adalah sebagai


berikut:
- tahap concrete experience, peserta didik diajak untuk mengamati video
mengenai fenomena sehari-hari.
- tahap reflective observation, peserta didik diajak untuk merenungkan
permasalahan dari berbagai perspektif yang berbeda untuk memperoleh suatu
makna. Padatahap ini peserta didik akan merenungkan kesan-kesan yang telah
tertanam dalam pikirannya. Sebagai contoh perenungan dalam materi
pemanasan global. Peserta didik sebelumnya telah mengetahui bahwa
pemborosan listrik berkaitan dengan meningkatnya gas CO2.
2. Berdasarkan Uji Korelasi
Kriteria untuk skor T yakni jika skor T >50, berarti peserta didik bersikap positif
dan jika skor T 50, berarti peserta didik bersikap negatif.

Pembahasan: Multivariate analysis

1) Hubungan konsep diri dengan sikap perduli lingkungan


2) Hubungan pengetahuan lingkungan dengan sikap perduli lingkungan
3) Hubungan konsep diri dan sikap perduli lingkungan dengan sikap perduli
lingkungan

11

Anda mungkin juga menyukai