“ PENGOLAHAN TEPUNG”
OLEH :
KELOMPOK 4
ANGGI KRISTIN NAOMI PURBA (4191151007)
WANDA NAPISAH HAMIDAH (4191151021)
SHERLY TRI OKTORA (4193151001)
JUITA TAMBA (4193151018)
NANDA RIKA PUTRI (4193351005)
LAURENSIA ROMARIA SINAGA (4193351020)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah pada mata kuliah
Kimia Terapan. Dan saya juga berterima kasih kepada Ibu Lisnawaty Simatupang, S.Si.,
M.Si. yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu ,
kami meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan kami berharap semoga tulisan ini dapat
bermanfaaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................10
3.2. Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tepung merupakan partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus
tergantung proses penggilingannya. Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian, rumah
tangga, dan bahan baku industri (Apriiawan, 2015).
Di Indonesia bahan-bahan baku untuk membuat tepung mudah untuk ditemui. Tepung
bisa berasal dari bahan nabati, misalnya tepung terigu dari gandum, tepung tapioka dari
singkong, maizena dari jagung, atau tepung yang berasal dari hewani misalnya tepung tulang
dan tepung ikan. Pemanfaatan bahan-bahan yang tersedia dapat digunakan masyarakat dalam
pembuatan tepung, dimana tepung tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk di
perjualbelikan atau untuk memproduksi aneka olahan pangan yang memiliki nilai ekonomis.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, adapun rumusan masalah yang
diangkat adalah sebagai berikut.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penulisan makalah ini sebagai berikut
1. Mengetahui pengertian tepung.
2. Mengetahui bahan-bahan yang dapat dijadikan tepung.
3. Mengetahui pengolahan bahan tersebut hingga menjadi tepung.
4. Mengetahui pemanfaatan tepung dalam kehidupan sehari-hari.
5. Mengetahui peran kimia dalam proses pembuatan tepung tersebut.
1
1.3 Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis makalah ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai riset
terkait pembuatan tepung dari bahan yang ada di lingkungan kita serta kaitannya
dengan proses kimia.
2. Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan memberikan manfaat yang positif bagi guru dan mahasiswa
yang akan menjadi calon guru.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berswasembada beras, namun prestasi itu hanya bertahan selama lima tahun. Setelah itu
kita menjadi pengimpor beras terbesar di dunia. Melihat kondisi ini, sangat ironis apabila
beras sebagai bahan makanan pokok di konversi menjadi tepung beras. Selain itu, melalui
strategi harga murah (dilakukan pada tahun 1980’an) 50% lebih rendah dari harga
internasional, pemerintah mendorong pangan terigu dari impor. Tidak heran jika dalam
sepuluh tahun terakhir, konsumsi bahan pangan dari terigu meningkat pesat. Jika pada
tahun 1987 konsumsi terigu per kapita masih 1,05 kg/tahun, sepuluh tahun berikutnya
mencapai 2,64 kg/tahun. Peningkatan komsumsi terigu meningkatkan impor bijih gandum,
bahan baku tepung terigu.(Wiwik Suhartiningsih, 2005).
a. tepung tulang
b. tepung ikan.
1. Tepung Terigu
1. Cleaning (pembersihan)
4
Selanjutnya bahan baku yang telah bersih masuk ke dalam proses tempering. Pada
tahap ini gandum akan disemprot dengan air agar bahan baku gandum tersebut bisa
mencapai kadar air tertentu, kemudian didiamkan dalam jangka waktu tertentu pula. Kata
yang lebih menggambarkan mungkin pemeraman ya? Lama tempering tergantung pada jenis
biji gandum yang digunakan. Biasanya berkisar antara 18 jam untuk biji gandum soft (kadar
protein rendah) dan 24-36 jam untuk biji gandum hard (kadar protein tinggi).
3. Milling (penggilingan)
Tahap berikutnya adalah proses milling yaitu proses penggilingan mekanik yang
menjadikan gandum menjadi tepung, bran dan polard. Pada tahap ini, gandum akan melewati
beberapa proses yang berulang-ulang seperti proses pemecahan, penggilingan (rolling),
pengayakan (shifting) dan pemurnian (purifying). Proses ini memecah dan memisahkan
komponen-komponen utama dari gandum dan endosperm menjadi bagian-bagian yang
terpisah dan kemudian menggiling endosperm menjadi tepung terigu.
Untuk menghindari dan membersihkan telur-telur kutu yang mungkin ada pada biji
gandum, ditempatkan peralatan yang disebut entoleter atau detacher. Peralatan tersebut
menghancurkan berbagai macam jenis serangga, kutu, larva dan telur kutu. Di proses ini juga
bisa dilakukan fortifikasi (penambahan mineral dan vitamin) dan penambahan flour
additives sesuai produsen terigu masing-masing.
4. Packing
Tepung terigu yang telah siap dan oke kualitasnya kemudian dikemas dan disimpan di
gudang. Tepung terigu bisa juga dikirim secara curah (bulk loading) langsung ke industri
makanan berbasis terigu.
2. Tepung Tapioka
Proses pembuatan tepung tapioka yaitu dengan memanfaatkan ubi kayu dilakukan
dengan menggunakan metode yang dilakukan Damardjati et al. (1994) sebagai berikut :
1. Bahan Baku
Ubi kayu yang digunakan dalam pembuatan tepung ubikayu dapat berasal dari
berbagai varietas baik ubi kayu pahit maupun ubi kayu manis. Untuk pengolahan tepung
dalam waktu 24 jam setelah pemanenan, ubi kayu harus segera diproses menjadi sawut
5
kering, karena apabila terlambat memproses akan terjadi kepoyoan, yaitu umbi bewarna
kecoklatan, sehingga menurunkan mutu sawut/tepung ubi kayu. Untuk memperoleh tepung
yang bewarna putih harus digunakan ubikayu yang bewarna putih dan segar
2. Pengupasan
Pengupasan ubi kayu secara manual menghasilkan rendemen kupas yang tinggi, tetapi
memerlukan waktu yang relatif lama dan tenaga kerja yang banyak. Cara ini umumnya
menggunakan pisau dapur atau pisau khusus. Alat pengupas ubi kayu yang tersedia dapat
mempercepat waktu pengupasan, namun mutu kupasannya masih kurang bagus.
Ubi kayu yang dikupas secepatnya dicuci dengan air mengalir atau di dalam bak.
Tujuan pencucian yaitu untuk menghilangkan kotoran yang menempel selama pengupasan
dan lendir yang ada di lapisan permukaan umbi. Untuk menjaga agar umbi tetap bersih dan
putih sewaktu proses penyawutan, maka dilakukan perendaman dengan air yang cukup
(seluruh umbi tercelup). Perendaman untuk ubi kayu manis hanya dilakukan sambil
menunggu proses penyawutan, sedangkan untuk ubi kayu jenis pahit perendaman harus
dilakukan semalam untuk menurunkan kandungan HCN, sehingga tepung yang dihasilkan
maksimal mengandung HCN 40 ppm (BSN 1996).
4. Penyawutan
5. Pengepresan
Sawut basah dimasukkan dalam alat pengepres dan ditekan hingga airnya keluar.
Tujuan pengepresan yaitu agar pengeringan sawut lebih cepat, dan untuk mengurangi kadar
HCN, terutama pada ubikayu jenis pahit. Sawut pres memerlukan waktu penjemuran untuk
pengeringan sekitar 10–16 jam, sedangkan sawut yang tidak dipres harus dijemur selama 30–
40 jam (Suismono 2001).
6
6. Pengeringan
Sawut pres harus segera dijemur, apabila cuaca buruk dapat digunakan alat pengering.
Pengeringan sawut perlu mendapat perhatian khusus, karena akan menentukan mutu tepung
yang dihasilkan. Kadar air yang direkomendasikan maksimum 14%. Apabila kadar air sawut
masih tinggi, tidak tahan simpan dan menurunkan mutu tepung ubikayu. Penjemuran
dilakukan di atas rak, menggunakan alas dari bahan yang tidak korosif seperti anyaman
bambu, sasak atau nampan alumunium.
7. Pengemasan
Sawut kering langsung dikemas dengan kantong plastik tebal kedap udara, lalu
dimasukkan dalam karung plastik. Gudang atau ruang penyimpanan harus bersih dan kering
serta diberi alas kayu agar karung tidak langsung bersentuhan dengan lantai.
8. Penepungan
3. Tepung Maizena
7
saringan. Jika semua telah selesai, tepung dari hasil penyaringan dijemur lagi dibawah
sinar matahari agar kadar air turun. Tepung dengan kadar air yang tinggi selain tidak
awet juga dapat mengundang jamur untuk berkembang biak, sehingga tepung akan
berbau dan tidak layak dikonsumsi.
3. Metode perendaman larutan kapur : Biji jagung direndam ke dalam larutan yang
memiliki kandungan kapur sebanyak 5% dengan tujuan melepaskan perikarp dalam
jumlah besar. Proses perendaman ini membutuhkan waktu selama 24 jam kemudian
dikeringkan sampai kadar airnya menjadi 14%. Biji jagung yang kering lalu digiling
dan diayak menjadi tepung.
Tepung tulang ikan merupakan salah satu produk pengawetan yang berasal dari
bagian tubuh ikan yang jarang dimanfaatkan yaitu tulang dalam bentuk kering yang digiling
menjadi tepung. Tepung tulang ikan memiliki nilai gizi yang tinggi, terutama kandungan
kalsium dan fosfor. Di bawah ini langkah-langkah proses pembuatan tepung tulang ikan,
yaitu :
1. Pertama, tulang ikan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan dibersihkan dari
kotoran yang menempel dengan menggunakan air yang mengalir.
2. Kedua, dilakukan perebusan sampai daging atau lemak yang menempel pada tulang
ikan terpisah.
3. Ketiga, bila lemak serta daging tulang ikan jumlahnya telah berkurang maka
dilakukan pelunakan tulang ikan. “Proses pelunakan bisa menggunakan alat presto
(pelunak tulang) atau autoclave hingga tulang ikan sudah terasa rapuh.Proses
pelunakan diperkiraan memakan waktu 45-60 menit pada suhu 121°C,”
4. Keempat, setelah tekstur tulang ikan terasa lunak maka tulang ikan dikeringkan.
Proses pengeringan bisa dilakukan menggunakan oven atau secara alami di bawah
sinar matahari.
8
5. Kelima, bila kandungan air tulang ikan berkurang lalu masuk tahapan pengecilan
ukuran dengan cara menggiling dengan blender atau mesin penepung (disk mill).
Keenam, tahap paling akhir adalah proses pengayakan supaya ukuran tepung seragam.
2. Tepung Tapioka
Manfaat tepung tapioka sendiri tidak lepas dari banyaknya kandungan karbohidrat,
protein, serat, serta beragam zat gizi lainnya. Bahkan, manfaat tepung tapioka bisa
dijadikan alternatif bahan pangan bagi yang sedang menjalankan diet bebas gluten.
Mengingat, gluten sangat banyak terkandung di dalam tepung yang berasal dari
gandum. Manfaatnya yaitu :
9
Manfaat tepung tapioka yang pertama yaitu mampu naikkan berat
badan. Hal ini tidak lepas dari kandungan karbohidrat di dalam tepung tapioka
sangat baik dalam membantu dalam menaikkan berat badan.
Maka dari itu, dengan konsumsi makanan dari olahan tepung tapioka
bisa jadi salah satu solusi terbaik jika ingin menaikkan berat badan. Namun
tetap perlu diawasi konsumsinya agar tidak berlebihan. Hal ini untuk
mencegah terlalu banyak asupan gula yang bisa meningkatkan risiko diabetes.
Menjaga Kesehatan Pencernaan
Dalam tepung tapioka dikenal dengan kandungan serat yang tinggi.
Adanya serat di dalam tepung tapioka tersebut tentu akan sangat bermanfaat
untuk menjaga kesehatan pencernaan. Dengan begitu bisa disimpulkan,
apabila manfaat tepung tapioka mampu mencegah sembelit, nyeri usus, perut
kembung, serta kanker usus.
Selain manfaat tepung tapioka tersebut, ternyata mengonsumsi tepung
tapioka dalam jumlah yang tepat juga ampuh dalam mencegah naiknya
tekanan darah. Padahal, tekanan darah tinggi daapt menyebabkan berbagai
risiko kesehatan yang sangat berbahaya bagi tubuh.
Dengan adanya kandungan kalium di dalam tepung tapioka, maka
sangat ampuh dalam menjaga tekanan darah agar tetap normal. Hal ini pada
akhirnya berdampak langsung pada kesehatan dari organ vital seperti jantung.
Mengatasi Flu, Sakit Kepala, hingga Demam
Berbagai penyakit seperti flu, sakit kepala, dan demam, menjadi jenis
penyakit yang umum ditemui. Mengambil manfaat tepung tapioka untuk
digunakan sebagai obat alami. Selain mudah mendapatkannya, cara
menggunakan tepung tapioka untuk mengatasi penyakit tersebut ternyata juga
cukup mudah.
Langkah pertama, yaitu mencampur 12 gram tepung tapioka dengan
sedikit gula serta air. Lalu aduk rata hingga seluruh tepung larut, dan langsung
meminumnya. Cara ini dipercaya ampuh untuk mengatasi masalah kesehatan
flu hingga demam tersebut.
10
beberapa penyebab dari terjadinya asam lambung antara lain pola makan yang
tidak teratur, stres maupun banyak pikiran, penggunaan obat-obat tertentu
dengan dosis tinggi dan jenisnya yang keras, konsumsi alkohol serta rokok
dalam jumlah berlebihan.
Maka dari itu, untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut, manfaat
tepung tapioka bisa menjadi solusi. Mengingat, tepung tapioka sendiri dibuat
dari bahan dasar singkong alami. Singkong sendiri punya sifat yang ampuh
untuk merekatkan bahan-bahan lain seperti halnya fungsi lem pada kehidupan
sehari-hari. Itulah mengapa, dengan konsumsi tepung tapioka yang tepat, akan
sangat membantu untuk menebalkan lapisan lambung secara alami, hingga
akhirnya masalah asam lambung dapat dengan segera diatasi.
3. Tepung Maizena
Tepung maizena kerap dijadikan salah satu bahan untuk olahan kue. Tepung maizena
juga memiliki manfaat lain untuk kehidupan sehari-hari yang bahkan jarang diketahui
banyak orang.
11
Mengatasi Lecet
Manfaat tepung maizena yang pertama dapat mengatasi kaki lecet karena
menggunakan sepatu baru. Cara menggunakanya sangat mudah, cukup taburi 2
sendok makan tepung maizena di sekitar sepatu bagian tumit, lalu pakailah sepatu
seperti biasa.
12
maizena. Caranya basahi baju yang terkena noda setrikaan, lalu taburi dengan
tepung maizena. Biarkan mengering dan bersihkan menggunakan sikat lembut.
13
2. Tepung Tapioka
Tepung tapioka merupakan suatu jenis tepung yang terbuat dari ubi kayu/ketela
pohon (Manihot utilisima) yang kaya akan kandungan karbohidrat. Tepung tapioka
berwarna putih, dan biasanya banyak digunakan oleh masyarakat, umumnya untuk
membuat makanan. Salah satu zat yang terdapat dalam tepung tapioka adalah linamarin
yaitu zat yang dapat menangkal pertumbuhan sel kanker. Tepung tapioka tidak
mengandung protein gluten sehingga aman apabila dikonsumsi oleh sebagian kecil
masyarakat yang memiliki alergi. Dilihat dari nilai gizinya, tepung tapioka merupakan
sumber karbohidrat dan energi yang sangat baik, meskipun kandungan lemak dan protein
pada tepung tapioka sangat sedikit (Cahyono, 2004). Kandungan gizi pada tepung tapioka
per 100 g dapat di lihat pada Tabel.
Tabel Kandungan unsur gizi tepung tapioka per 100 g
Jenis zat gizi Kadar Jenis zat gizi Kadar
Energi (kkal) 358 Magnesium (mg) 1
Protein (g) 0,19 Fosfor (mg) 7
Lemak total (g) 0,02 Kalium (mg) 11
Karbohidrat (g) 88,69 Natrium(mg) 1
Serat pangan (g) 0,9 Seng (mg) 0,12
Kalsium (mg) 20 Tembaga (mg) 0,02
Besi (mg) 1,58 Mangan(mg) 0,11
14
Komponen utama jagung adalah pati, yaitu sekitar 70% dari bobot biji. Komponen
karbohidrat lain adalah gula sederhana, yaitu glukosa, sukrosa dan fruktosa, 1-3% dari bobot
biji. Pati terdiri atas dua jenis polimer glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin
(Anonymous,2014). Pati memegang peranan penting dalam industri pengolahan pangan
antara lain permen, glukosa, dekstrosa, sirup fruktosa, dan lain-lain. Kandungan gizi pada
jagung disajikan pada Tabel .
Tabel . Kandungan gizi Jagung per 100 g bahan (Prapnomo, Y., 2001)
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tepung adalah bentuk hasil pengolahan bahan dengan cara pengilingan atau
penepungan. Tepung memiliki kadar air yang rendah, hal tersebut berpengaruh terhadap
keawetan tepung. Jumlah air yang terkandung dalam tepung dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain sifat dan jenis atau asal bahan baku pembuatan tepung, perlakuan yang telah
dialami oleh tepung, kelembaban udara, tempat penyimpanan dan jenis pengemasan. Tepung
juga merupakan salah satu bentuk alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan, karena
akan lebih tahan disimpan, mudah dicampur, dibentuk dan lebih cepat dimasak sesuai
tuntutan kehidupan modern yang serba praktis. Cara yang paling umum dilakukan untuk
menurunkan kadar air adalah dengan pengeringan, baik dengan penjemuran atau dengan alat
pengering biasa.
Pembuatan tepung memiliki proses dan metode yang berbeda-beda tergantung dari
jenis bahan apa yang akan dijadikan sebagai bahan dasar tepung, bisa dari gandum, umbi,
bahkan sampai tulang hewan bisa dijadikan sebagai tepung. Tahapan proses pengolahan
tepung pada umumnya terdiri dari pemilihan bahan, pembersihan, pengcilan ukuran,
pengeringan, penggilingan/ penepungan, dan penyaringan . Pada proses pemilihan bahan
baku, pengeringan, hingga penepungan memiliki metode yang berbeda tergantung dari bahan
apa yang dijadikan tepung. Setiap Tepung juga memliki manfaat yang berbeda beda.
3.2 SARAN
16
Sebagai bahan bacaan serta referensi terkait materi yang kami bahas, dapat dikatakan
bahwa makalah ini sudah layak untuk dijadikan acuan referensi bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Amy. 2009. Proses Produksi Tepung Terigu. [diakses pada 27 April 2022]. [internet].
Tersedia pada : https://bakingnfood.wordpress.com/2009/12/09/proses-produksi-
tepung-terigu/
Rahayu, L. H., dkk. 2017. IbM KELOMPOK IBU RUMAH TANGGA DALAM
PRODUKSI TEPUNG MAIZENA DI DESA TANGGUNGHARJO,
GROBOGAN. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 8 (1) : 19-29.
Tangke, U., dkk. 2020. Teknik pembuatan tepung tulang ikan tuna pada Kegiatan Pengabdian
PPUPIK Rumah Ikan. Jurnal Dedikasi. Vol. 22 (1) : 90-93.
Yusran. 2019. Pembuatan Tepung Maizena. [diakses pada 27 April 2022]. [internet]. Tersedia
pada : http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/90122/PEMBUATAN-TEPUNG-
MAIZENA/
17
18