Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat allah subhanahu wata’ala, karena atas berkat
rahmat dan inayah-nya, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan laporan praktikum
ini. Dalam penyusunan laporan praktikum ini tidak sedikit kami mengalami hambatan dan
kesulitan, namun berkat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak serta kerja keras,
alhamdulillah laporan praktikum ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Atas bantuan, bimbingan serta dukungannya, kami ucapkan terimakasih kepada dosen
mata kuliah KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN, kami juga menyadari penyusunan
laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna, baik dalam segi isi, maupun penulisan. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun demi
perbaikan dimasa yang akan datang. Dan kami juga berharap semoga laporan praktikum ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin..
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................................2
3.3.2 Pemupukan....................................................................................................................11
3.3.3Penanaman.....................................................................................................................11
3.3.4 Pemeliharaan.................................................................................................................12
4.1 Hasil.....................................................................................................................................13
4.2 Pembahasan.........................................................................................................................13
BAB V PENUTUP........................................................................................................................15
5.1 kesimpulan...........................................................................................................................15
5.2 saran.....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................16
LAMPIRAN..................................................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mengatasi kekurangan pasokan kedelai maka diperlukan suatu usaha untuk
meningkatkan produksi kedelai nasional dan khususnya produksi kedelai yang ada di Sumatera
Utara. Rendahnya produksi kedelai Indonesia salah satunya dikarenakan belum maksimalnya
pengetahuan petani dalam penggunaan teknologi produksi yang mendukung pertanian
berkelanjutan dan semakin berkurangnya sumber daya lahan yang subur karena penggunaan
pupuk anorganik secara terus menerus (Jumrawati, 2008).
Salah satu hal yang sangat mempengaruhi produksi kedelai adalah ketersediaan unsur
hara yang dibutuhkan tanaman. Banyak cara yang digunakan untuk memenuhi ketersediaan
unsur hara dalam tanah. Salah satunya adalah melalui pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk
meningkatkan bahan organik dalam tanah, memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah.
Pemupukan bisa diaplikasikan langsung kedalam tanah, dan bisa juga diaplikasikan melalui
daun.
Pupuk kandang adalah campuran antara kotoran hewan dengan sisa makanan dan alas
tidur hewan. Campuran ini mengalami pembusukan hingga tidak berbentuk seperti asalnya lagi
dan memiliki kandungan hara yang cukup untuk menunjangpertumbyhan tanaman. Selain itu
kandang kotoran sapi yang berasal dari air kencing hewan, tetapi biasanya hanya dikenal oleh
sekelompok masyarakat (Rodina, 2014).
1
Diantara jenis pupuk kandang, pupuk kandang sapilah yang mempunyai kadar serat yang
tinggi seperti selulosa, pupuk kandang sapi dapat memberikan beberapa mamfaat yaitu
menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki
tekstur tanah , meningkatkan porositas dan komposisi mikroorganisme dalam tanah,
memudahkan pertumbuhan akar tanaman(Melati dan Andriyani, 2005).
Selain pupuk kandang sapi, pada budidaya kedelai perlu diberikan pupuk organik. Pupuk
organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis
unsur hara yang terkandung secara alami. Pupuk organik merupakan salah satu bahan yang
sangat penting dalam upaya untuk memperbaiki kebutuhan tanah dan penggunaannya masih
sering dibarengi Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman (Sulaeman,
2005).
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk
organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun yang mengandung hara makro dan mikro
esensial (N, P, K, S Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair
mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan
klorofil daun (Taufika, 2011). Berdasarkan uraian diatas maka praktikum ini ditujukan untuk
mengetahui pengaruh pupuk kandang sapi dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman kedelai.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini yakni untuk mengetahui Pertumbuhan tanaman
kedelai dengan pemberian kombinasi pupuk yang berbeda.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.3 Syarat Tumbuh Kedelai
Di Indonesia kedelai dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Pada pH tanah 5,8 – 7
tanaman ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asalkan drainase dan aerasi tanah cukup
baik, disamping itu tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman yang peka terhadap pH
rendah. Kesesuaian pH pada tanah dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan akar
tanaman.
Tanaman kedelai juga berproduksi dengan baik pada dataran rendah sampai 900 m dpl,
dan mampu beradaftasi didataran tinggi sampai +- 1.200 m dpl. Kedelai tumbuh baik pada
daerah yang memiliki curah hujan 100-400 mm/bulan, dengn suhu yang cocok antara 23 C – 30
C, serta kelembababn antara 60 – 70 %.
Kedelai juga merupakan salah satu tanaman yang dapat dibudidayakan pada lahan pasang
surut dengan hasil yang cukup memadai, namun cara budidayanya berbeda dari lahan sawah
irigasi dan lahan kering.
Perakaran tanaman kedelai terdiri dari akar lembaga, akar tunggang dan akar cabang
berupa akar rambut yang dapat membentuk bintil akar dan merupakan koloni bakteri riozobium
japanicum.
Akar tunggangnya dapat menembus tanah yang gembur sedalam 150 cm sedangkan bintil
akar nya mulai terbentuk pada umur 15-20 hari setelah tanam. Antara bakteri rhyzobium sp. dan
tanaman kedelai terjadi kerja sama yang saling menguntungkan. Tanaman kedelai memberikan
kharbohidrat dan perlindungan pada bakteri, dan sebaliknya bakteri mengkonversi nitrogen
atmosfire menjadi bentuk yang komplek.
Kedelai memiliki dua tipe pertumbuhan batang, yaitu determinet dan indeterminet.
Pertumbuhan batang determinet ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbyh lagi pada saat
tanaman mulai berbunga, sedangkan pertumbuhan indeterminet dicirikan bila pucuk batang
tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tabnaman sudah mulai berbunga. Pada batang
terdapat buku tempat tumbuhnya bung, terdiri 15-30 buah dan biasanya jumlah buku batang
indeterminet lebih banyak dibandingkan detrminet.
Kedelai mempunyai empat tipe daun yang berbeda yaitu kotiledon atau daun biji, daun
primer sedehana, daun bertiga dan daun profila. Pada pada buku (nodus) pertaman tanaman
yang 6umbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal dan bentuk daun kedelai umunya
berbentuk bulat (oval) dan lancip serta berbulu. Daun kedelai merupakan tanaman majemuk
4
yang terdiri dari tiga helai anak daun dan umunya berwarna hijau muda atau hijau kekuning-
kuningan, pada saat sudah tua dau-daunnya akan rontok.
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna dimana setiap bunga mempunyai alat kelamin
jantan dan alat kelamin betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup
sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang,
berwarna ungu atau putih.
Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun terjadi penyerbukan secara
sempurna, sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong. Buah kedelai berbentuk
polong, setiap tanaman mampu menghasilkan 100-250 polong. Polong kedelai berbulu dan
berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematamgan bauah, polong yang
mula-mula berwarna hijaukan berubah menjadi coklat kehitaman .
Tanaman kedelai harus dipanen pada tingkat kematangan biji yang tepat. Panen yang
terlalu awal menyebabjkan banyak butir kedelai menjadi keriput sedangkan jadwal panen yang
terlambat akan mengakibatkan meningkatnya butir yang rusak dan kehilangan biji yang tinggi
yang disebabkan oleh biji yang mudah rontok.
Ciri-ciri kedelai siap untuk dipanen adalah daunnya telah menguning, dan mudah rontok,
polong biji mongering dan berwarna kecoklatan. Hasil produksi kedelai local optimal mencapai
2 ton per hektar dengan masa tanam sekitar 75 hari atau maksimal tiga bulan.
5
2.5 Penggunaan pupuk urea pada kedelai
Pemupukan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai.
Pemupukan merupakan usaha penyediaan unsure hara yang dibutuhkan tanaman pada tanah.
Pemupukan sebaiknya dilakukan berdasarkan asas keseimbangan. Pemberian pupuk yang
mengandung unsur hara tertentu secara berlebihan akan mengganggu penyerapan unsur hara
lainnya. Hasil maksimal dari suatu upaya pemupukan akan diperoleh jika dilakukan dengan tepat
meliputi dosis, jenis, waktu, dan cara pemberiannya.
6
Berdasarkan cara pembuatannya, pupuk dibedakan menjadi pupuk organic dan pupuk
anorganik. Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu
bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Selanjutnya pupuk anorganik ini dibedakan
lagi menjadi dua yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang
mengandung satu jenis unsure hara, sedangkan pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung
beberapa gabungan unsure hara. Salah satu jenis pupuk tunggal adalah pupuk urea. Pupuk urea
mengandung unsure nitrogen, unsure ini merupakan unsure makro yang berasal dari bahan
organic ataupun. Nitrogen yang terkandung dalam urea dilepas dalam bentuk ammonium.
Ammonium dalam keadaan oksidatif akan diubah menjadi nitrit (NO 3-) melalui proses nitrifikasi
sedangkan N yang dalam bentuk ammonium dapat dijerap oleh koloid tanah sehinnga tidak
mudah hilang tercuci dari daerah perakaran.
Keuntungan lain menggunakan pupuk urea adalah cepat tersedia bagi tanaman, dan
memiliki kandungan N tinggi yang dibutuhkan tanaman pada awal pertumbuhan, pemberian
pupuk nitrogen dalam bentuk urea lebih cepat tersedia dibanding dengan pupuk majemuk dan
reaksinya mudah dapat diamati pada hari ke 15 setelah aplikasi.
Pada tanah, disamping dari pemupukan unsur nitrogen berasal dari kegiatan jazad renik
yang mengikatnya dari udara. Unsure ini juga bertambah akibat loncatan listrik di udara.
Nitrogen dapat masuk melalui air hujan dalam bentuk nitrat. Besarnya pertambahan ini
tergantung kepada tempat dan iklim daerah tanah tersebut.
Nitrogen yang berada dalam tanah ini dapat berbentuk organic maupun anorganik.
Nitrogen yang ada didalam tanah berbentuk organic berupa protein , asam amino yang akan
diubah menjadi amonoium (NH4+) kemudian diubah lagi menjadi nitrit dan selanjutnya dalam
bentuk nitrat yang dapat diserap oleh akar tanaman, sedangkan nitrogen yang berbentuk
anorganik yang tersedia dapat diserap dalam bentuk ion ammonium dan nitrat .
Kegunaan pupuk urea pada tanaman adalah Merangsang pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan, Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri, berfungsi untuk sintesa
asam amino dan protein dalam tanaman, dan mempercepat pertumbuhan tanaman terutama organ
vegetatif dan perakaran serta menambah kandungan protein tanaman. Nitrogen juga berperan
penting sebagai bagian dari protoplasma dan klorofil oleh sebab itu nitrogen berperan penting
dalam penentuan produksi dan kualitas tanaman .
7
Inokulasi rhizobium dan pemupukan nitrogen berpengaruh terhadap tinggi dan berat
kering tanaman kedelai pada umur 45 HST, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah dan
bobot bintil akar. Interaksi pemberian urea dan lama penyimpanan benih kedelai terlihat pada
jumlah bunga pertanaman, uji muncul lapangan, jumlah polong bernas per tanaman dan berat
100 biji, dalam penyimpanan benih kedelai, urea memberikan pengaruh nyata terhadap uji
kecepatan berkecambah, uji hitung pertama, uji muncul tanah, dan kadar air benih.
8
Tanaman mengambil unsur P dari dalam tanah dalam bentuk ion H2PO4 -. Konsentrasi
unsure P dalam tanaman berkisar 0,1-0,5% lebih rendah daripada unsur N dan K (Rina, 2015).
Keberadaan unsur P berfungsi sebagai penyimpan dan transfer energi untuk seluruh aktivitas
metabolisme tanaman, sehingga dengan adanya unsur P maka tanaman akan:
1. memacu pertumbuhan akar dan membentuk sistem perakaran yang baik
2. menggiatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman
3. memacu pembentukan bunga dan pematangan buah/biji, sehingga mempercepat masa panen
4. memperbesar persentase terbentuknya bunga menjadi buah
5. memperbesar persentase terbentuknya bunga menjadi buah
6. menyusun dan menstabilkan dinding sel, sehingga menambah daya tahan tanaman terhadap
serangan hama penyakit
Kekurangan P akan menyebabkan daun tua berubah menjadi berwarna gelap dan berubah
menjadi kuning dan gugur sebelum waktunya. Batang berubah menjadi berwarna ungu, karena
adanya akumulasi antosianin. Selain itu, menghambat pembentukan bintil akar, perkembangan
akar, polong dan biji (Alfandi, 2011). Dalam proses pertumbuhan tanaman, unsur K merupakan
salah satu unsur hara makro primer yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak. Unsur K
diserap tanaman dari dalam tanah dalam bentuk ion K+. Kandungan unsur K pada jaringan
tanaman sekitar 0,5 - 6% dari berat kering.
Manfaat unsur K bagi tanaman adalah :
1. sebagai aktivator enzim dan sekitar 80 jenis enzim yang aktivasinya
memerlukan unsur K.
2. membantu penyerapan air dan unsur hara dari tanah oleh tanaman
3. membantu transportasi hasil asimilasi dari daun ke jaringan tanaman (Rina, 2015)
Tanaman yang kekurangan unsur hara Kalium akan menunjukkan gejala yang mirip
dengan kekurangan unsur N, yaitu pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, seluruh tanaman
berwarna pucat kekuningan (klorosis). Bedanya dengan kekurangan unsur N, gejala kekurangan
unsur K dimulai dari pinggir helai daun sehingga terlihat seperti huruf V terbalik (Taufik dan
Sundari, 2012).
9
2.7 Cara Pemberian Pupuk N, P, dan K
Pemberian pupuk nitrogen, fospor dan kalium merupakan kunci utama dalam usaha
budidaya tanaman kedelai. Untuk berhasilnya usaha pemupukan perlu diperhatikan mengenai
dosis, cara, dan waktu pemupukan sehingga usaha pemupukan tersebut menjadi efektif
(Permanasari, 2014). Pada umumnya, cara pemberian pupuk pada tanaman kedelai dilakukan
dengan cara ditebar secara merata pada lahan yang ditanami kedelai atau bisa menggunakan
sistem larik, ditugal dan sebagainya.
Menurut Suntoro (2014), hal yang paling penting dalam pemupukan adalah penggunaan
dosis dan waktu pemupukan yang tepat. Waktu pemupukan yang tepat pada tanaman kedelai
yaitu pada saat usia kedelai -3-5 hari setelah tanam, sebaiknya dilakukan dengan sistem tugal
atau meletakan pupuk di sekitar lubang tanam dengan jarak 7-10 cm dari tanaman. Dosis pupuk
yang diberikan adalah 2/3 dosis pupuk yang mengandung N dan K, sedangkan pupuk yang
mengandung unsur P diberikan seluruhnya pada waktu pemupukan dasar dan kapasitas jumlah
pupuk disesuaikan pada kesuburan tanah. Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanaman
berumur 20-30 hari pasca tanam atau tepatnya menjelang tanaman berbunga. Dosis pupuk yang
diberikan adalah 1/3 dosis pupuk yang mengandung unsur hara N dan K.
10
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.3.2 Pemupukan
Pemupukan dilakukan saat semingggu setelah pengisian polybag dilakukan.
Pupuk diberikan pada tanah secara merata. Pemberian pupuk untuk setiap kelompok
berbeda – beda.
3.3.3Penanaman
Pembuatan lubang tanam kedelai yang digunakan adalah suatu alat yang
disebut tugal atau alu. Tugal atau alu ini terbuat dari kayu yang salah satu ujungnya
dibuat runcing. Tugal bermata tunggal.
11
benih kedelai pada lubang tanam. Selanjutnya, lubang yang telah ada benihnya ditutup
dengan sedikit tanah yang gembur
3.3.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan cara penyulaman, penyiangan. Penyulaman
tanaman kedelai apabila tanaman yang ditanam sebelumnya tidak tumbuh. Penyiangan
dilakuakn dengan mencabuti dan mencangkul gulma – gulma yang tumbuh disekitar tanaman
ataupun polybag.
12
BAB IV
4.1 Hasil
Tabel hasil pengamatan selama 7 minggu :
Kel Perlakuan Minggu ke-
I II III IV V VI VII
TT JD TT JD TT JD TT JD TT JD TT JD TT JD
1 NP(Urea + - - - - - - 18, 10 20 12 22, 16 28 16
SP-36) 5 5
2 NK(Urea+K - - 19 9 22 13 31 17 36 23 42 29 49 37
CL)
3 PK(SP-36 + - - 11 4 19 7 29 14 33 19 39 26 44 34
KC)
4 NPK - - - - - - 23 20 30 24 32, 27 38 34
5
5 NP+Kalsit - - - - - - 20 10 25 15 25, 20 28 20
5
6 NK+Kalsit - - 7 2 14 4 24 8 28 11 32 12 47 15
7 PK+Kalsit - - - - - - 25, 14 35 21 37 25 43 32
9
8 NPK+Kalsit 13 6 27, 12 31, 18 35, 18 52, 27 53, 45 54, 63
3 5 8 6 3 1
9 NP+Pupuk - - - - - - 30. 15 37 26 43 40 45 51
kandang 5
10 NK+Pupuk - - - - - - 17 10 22 12 28 15 34 15
kandang
11 PK+Pupuk - - - - - - 29 16 34 16 37 20 38, 26
kandang 5
12 NPK+Pupu - - 29 20 34 31 41 40 46 51 49 57 53 62
k kandang
4.2 Pembahasan
Pada tabel terlihat bahwa pemberian pupuk kandang memberikan pengaruh pada tiap
perlakuan karena pupuk kandang ayam dapat menambah unsur hara dalam tanah. Ketiga unsur
13
hara (N, P, dan K) dalam jumlah besar akan menyebabkan pembentukan sel secara tepat,
tentunya hasil fotosintesis yang juga semakin besar sehingga hasil fotosintesis yang
ditranslokasikan keseluruh bagian tanaman semakin banyak termasuk pada pembentukan buah
(Jumin, 2002).
Tanaman yang menghasilkan buah yang banyak, membutuhkan asimilat yang bayak pula
untuk dipartisikan ke seluruh bagian buah yang terbentuuk. Syarief (1986) menyatakan bahwa
tersedianya unsur hara yang cukup pada saat pertumbuhan menyebabkan metabolisme tanaman
lebih aktif sehingga perose pemanjangan, pembelahan dan diferensiasi sel akan lebih baik yang
akhirnya dapat mendorong peningkatan bobot buah.
Kedelai sangat membutuhkan unsur hara N, P, dan K untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan, pembentukan bunga dan pengisian polong. Aplikasi pupuk susulan harus
dilakukan dengantepat cara, tepat dosis, tepat waktu, tepat jenis, dan tepat lokasi agar unsur hara
yang dibutuhkan tanamandapat diserap tanaman dengan efektif dan tanaman menyerap unsur
hara dengan optimum. Pupuk susulanbagi tanaman kedelai dapat diaplikasikan pada waktu
tanaman memasuki stadium awal berbunga emberian pupuk NPK majemuk mutiara (16:16:16)
susulan dilakukan pada saat stadium awal berbunga (R1) yaitu pada saat muncul bunga pertama
di buku manapun pada batang utama. Pada fase ini kondisi akar tanaman kedelai mencapai
pertumbuhan maksimum dan bakteri rhizobium kurang aktif untuk menambat Nsehingga sangat
membutuhkan unsur hara untuk memenuhi kebutuhan produksi tanaman. Menurut
Suryanti(2009) waktu terbaik saat aplikasi pemupukan N yaitu pada saat tiga minggu setelah
tanam dan awalberbunga adalah waktu terbaik untuk hasil kedelai varietas Kipas Putih.Menurut
Watanabe dan nakano (1982 dalam Suryanti 2009) pemberian pupuk N sampai dosis 100kg/ha
pada saat awal berbunga dapat meningkatkan hasil kedelai sebesar 10%. Hasil penelitian
Nurmanda(2010) menunjukkan bahwa pada taraf dosis pupuk 0 kg/ha, 20 kg/ha, 40 kg/ha, 60
kg/ha, dan 80 kg/ha NPKmajemuk susulan saat awal berbunga (R1) mampu meningkatkan bobot
kering berangkasan, umur berbunga,dan hasil benih per hektar secara linier pada kedelai Varietas
Grobogan. Pemberian dosis pupuk NPK majemuk susulan ditingkatkan sampai 100 kg/ha; dari
penambahan tersebut diharapkan dapat mencapai dosis optimum untuk meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dosis NPK
susulan yang optimum pada pemberian awal berbunga
14
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Dapat disimpukan bahwa pemberian perlakuan yang diamati mendapatkan hasil yang
relatif singnifikan dan pembrian perlakuan yang menunjukan tingkat tumbuh terbaik adalah
perlakuan NPK + puppuk kandang.
5.2 saran
Dalam setiap praktikum di wajibkan praktikan serius terhadap apa yang diamati agar
tidak terjadi galat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, M. Ghulamahdi, M. Melati, D. Guntoro, dan A. Sutandi. 2016. Kebutuhan Nitrogen
Tanaman Kedelai pada Tanah Mineral dan Mineral Bergambut dengan Budi Daya Jenuh
Air. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 35 (3): 217-228.
Departemen Pertanian. 2014. Kedelai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Medan.
Dikutip dari http://www.sumut.litbang.deptan.go.id.pada tanggal 19 Mei 2019.
Melati, M. dan W. Andriyani. 2005. Pengaruh Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk Hijau
Calopogonium mucunoides terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Panen Muda yang
Dibudidayakan Secara Organik. Bul. Agron. 33(2):8-15.
Melati, M., Ai Asiah dan Dewi R. 2008. Aplikasi Pupuk Organik dan Residunya untuk Produksi
Kedelai Panen Muda. Pusat Penelitian IPB. Bogor. Buletin Agronomi. 36(3): 204-213.
Mulyadi , A. 2012. Pengaruh Pemberian Legin, pupuk NPK (15:15:15) dan Urea pada tanah
gambut terhadap kandungan N, P Total pucuk dan bintil akar kedelai (Glycine max (L.)
Merr.). Jurnal Kaunia. 8 (1) : 21-29.
Rina, D. 2015. Manfaat unsur N, P, dan K pada tanaman. BPTP Kaltim. Badan Litbang
Pertanian.
Sari, D. K., 2013. Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max
(L.) Merril) dengan Pemberian Pupuk Cair.Skripsi. Universitas Sumatera Utara
Sulaeman, S. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor .
Widodo, R. 2010. Pengaruh konsentrasi pupuk organik cair dan jarak tanam terhadap
pertumbuhan dan hasil kedelai hitam (Glicine soya (L.) Sieb &Suc.). Skripsi. Universitas
Sebelas Maret.
16
LAMPIRAN
Kelompok Gambar Keterangan
1 NP
2 NK
3 PK
4 NPK
17
5 NP + Kalsit
6 NK + Kalsit
7 PK + Kalsit
8 Kalsit + NPK
18
9 NP + Pupuk Kandang
10 NK + Pupuk Kandang
11 PK + Pupuk Kandang
19