“INDUSTRI KECAP”
DOSEN PENGAMPU :
Ir. Suprihatin, MT
DISUSUN OLEH :
Kelompok 4
FAKULTAS TEKNIK
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami ucapkan puji syukur ke hadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
berkah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Mikrobiologi
“INDUSTRI KECAP”. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi
yang diberikan pada semester IV.
Makalah ini disusun dari berbagai sumber yang berkaitan dengan Industri Yogurt.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Suprihatin, MT selaku dosen
pengampu mata kuliah Mikrobiologi yang telah memberikan bimbingan dan saran sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, dengan senang hati kami menerima segala saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi untuk
pembaca khususnya bagi mahasiswa jurusan Teknik Kimia.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
I.1 Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ......................................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
II.1 Aspergillus dan Sifatnya ................................................................................................................ 3
II.2 Peran Positif Aspergillus dalam Industri Kecap............................................................................. 4
II.3 Peran Negatif Aspergillus sp. ........................................................................................................ 5
II.4 Proses Dalam Industri Kecap......................................................................................................... 6
BAB III .................................................................................................................................................... 11
III.1 Kesimpulan................................................................................................................................. 11
III.2 Saran .......................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kecap manis merupakan produk olahan kedelai secara fermentasi atau non fermentasi
yang mempunyai ciri-ciri, yaitu: berbentuk cair, berwarna coklat kehitaman dan memiliki
rasa manis. Kecap manis digunakan untuk meningkatkan cita rasa dan memberi warna pada
masakan.Kecap dapat dibuat dari kedelai dengan cara fermentasi yang memanfaatkan peran
mikrobia, seperti kapang dan khamir. Adapun cara pembuatan kecap dengan fermentasi
melalui beberapa proses seperti pencucian, perendaman, pengukusan, penirisan, fermentasi
koji, fermentasi garam, penyaringan pertama, pemasakan, dan penyaringan kedua. Secara
tradisional starter atau inokulum yang digunakan umumnya diperoleh secara alami berasal
dari lingkungan atau dari sisa produk sebelumnya. Oleh karena itu, dalam penerapannya
dalam industry perlunya diketahui bagaimana proses produksi kecap sehingga diperlukannya
pembahasan lebih dalam lagi mengenai proses produksi kecap dalam makalah ini.
1.3 Manfaat
1. Agar mahasiswa mengetahui jenis dan sifat-sifat kapang yang digunakan dalam dunia
industri
2. Agar mahasiswa mengetahui peran-peran positif dan negatif dari kapang Aspergillus
Sp dalam dunia industri
3. Agar mahasiswa mengetahui uraian proses pembuatan produk kecap dengan kapang
Aspergillus Sp dalam industri
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
dalam industri fermentasi bahan makanan, baik di Jepang maupun negara-negara
Asia. Beberapa proses fermentasi yang menggunakan jamur ini adalah pembuatan
sake, miso, hamonato, tanekoji sebagai sumber enzim untuk memproduksi susu
dan pembuatan kecap. Aspergillus oryzae tidak menghasilkan aflatoksin seperti
Aspergillus flavus (Widayat, 2005)
4
Pada dasarnya proses pembuatan kecap didominasi oleh aktivitas kapang
diantaranya jenis Aspergillus Oryzae. Fermentasi koji adalah salah satu tahapan
pembuatan kecap yang penting dalam pembentukan komponen fenolik yang
berperan pada cita rasa kecap. Tahap ini menunjukkan bahwa metabolisme
kapang koji berhubungan dengan aroma kecap. Pada dasarnya proses fermentasi
koji yaitu proses dimana akan ada pertumbuhan kapang untuk menghasilkan
enzim protease pada kedelai. Maka dari itu, koji merupakan sumber beragam
enzim yang mengkatalisasi degradasi bahan mentah padat ke produk yang larut
dan dapat menghasilkan ragi dalam tahapan fermentasi moromi. Perubahan cita
rasa, warna, tekstur, dan sifat lain dari kecap disebabkan oleh enzim yang
dihasilkan oleh ragi. Enzim-enzim yang dihasilkan oleh Aspergillus oryzae dalam
koji meliputi protease, amilase dan enzim-enzim lainnya.
5
2. Menyebabkan penyakit pada tumbuhan
Penyakit seperti karat putih pada cruciferaceae, kutu pada kentang dedak
brjamur, karat pada gandum, dan jamur api pada jagung,gandum dan
tumbuhan sereal lainnya disebabkan oleh jamur.
3. Pembusukan makanan
Penicillum, aspergillus, dan kapang seperti mucor dan rhizopus dapat
menyebabkan pembusukan pada makanan
4. Dapat menurunkan kualitas makanan dan bahan-bahan lainnya
Jika makanan sudah ada bagian yang menghitam, berwarna putih atau
biru, sebaiknya jangan dikonsumsi. Jika sudah terkena jamur, makanan
atau benda-benda lain, ada kemungkinan akan termakan, terkena kulit,
atau sporanya akan terhirup dan akibatnya bisa berbahaya.
(Fundrika,2022)
6
Kedelai
Pencucian, perebusan,
pengupasan, perendaman
Fermentasi I
Fermentasi II
Filtrasi
Pengemasan
7
saat perendaman. Kulit kedelai dikupas agar miselium dapat menembus biji
kedelai saat proses fermentasi.
2. Inokulasi
Tahap ini dilakukan dengan cara menambahkan inoculum, yaitu ragi tempe
atau laru atau starter koji. Kemudian bahan tersebutr diinkubasi pada suhu 30oC
sampai berwarna kekuning kuningan selama 5 hari.
3. Fermentasi
Fermentasi terbagi menjadi dua tahap yaitu, tahap I dan tahap II. Tahap I
adalah tahap fermentasi kering atau yang biasa disebut pengkojian. Sedangkan
tahap II merupakan tahap basah atau yang disebut moromi.
a. Pada Fermentasi I (koji) setelah perebusan, kedelai di fermentasi
menggunakan starter kapang. Ada dua spesies kapang yang
mendegradasi komponen gizi pada kedelai. Dalam proses fermentasi koji
yang digunakan adalah kapang Rhizopus oryzae dan Aspergillus soyae.
Kedelai yang telah diinokulasi jamur tersebut didiamkan pada suhu 25°C
selama 3 – 5 hari, di mana dalam 3 hari jamur tersebut menghasilkan
enzim proteinase dan amilase. Dalam proses pembuatan koji dihasilkan
pula glukosa dan asam-asam amino. Di antara beberapa jenis asam amino
yang terbentuk, salah satunya adalah asam glutamat yang akan
memberikan cita rasa kecap yang gurih. Total nitrogen pada koji dapat
meningkat setelah 20 – 70 jam inkubasi. Di sisi lain pada awal proses
fermentasi dapat terbentuk juga amonia bebas yang kemudian
kandungannya semakin meningkat setelah 40 – 50 jam. Proses proteolisis
pada kedelai menjadi asam amino terjadi pada proses fermentasi koji
dengan waktu 48 – 72 jam.
b. Pada Fermentasi II (moromi) berfungsi untuk menumbuhkan
mikroorganisme pathogen yang tidak tahan hidup pada salinitas tinggi,
erjadi fermentasi etanol dan asam laktat, dan terjadi hidrolisis protein
yang berperan penting dalam pembentukan monosodium glutamate.
Proses pembuatan moromi, kedelai yang telah tertutupi oleh jamur atau
8
koji, dimasukkan ke dalam larutan garam NaCl 18% – 20%, kemudian
diinokulasi pada suhu kamar (25 – 30°C) selama 3 sampai 12 bulan.
Enzim proteolitik yang dihasilkan oleh jamur pada koji yang terdapat
pada media tidak semuanya dapat dihambat oleh konsentrasi garam yang
tinggi, sehingga proses proteolisis sejak tahap koji terus berlangsung
hingga tahap moromi, karena hadirnya Lactobacillus dan ragi kedelai
atau Saccharomyces rouxii. Awalnya tahap fermentasi ini dapat
menghasilkan asam laktat, kemudian setelah pH medium turun menjadi
5, terjadilah proses fermentasi yang melibatkan Saccharomyces rouxii.
Ragi ini dapat tumbuh ketika pH asam pada tahap pembentukan moromi.
Saccharomyces rouxii yang diisolasi dari moromi adalah ragi utama yang
terlibat dalam pembentukan aroma kecap yang difermentasi. Asam laktat
yang dihasilkan pada tahap moromi dapat mencegah kebusukan dan
membuat bubur kedelai menjadi asam. Selama tahap moromi dihasilkan
cairan yang mana cairan tersebut adalah kecap. Karena proses fermentasi
ini, struktur protein didalam kedelai terpecah menjadi berbagai macam
asam amino. Berbagai macam asam amino ini bercampur dengan garam
yang ditambahkan, membentuk kandungan umami yang tinggi. Umami
merupakan sebutan untuk rasa gurih. Hal ini terbentuk karena
terbentuknya MSG alami dalam campuran. MSG adalah campuran
Natrium dari NaCl (Garam) dan Glutamat dari Asam Glutamat. Reaksi
antara asam glutamate dan natrium clorida menghasilkan senyawa baru
Mono sodium glutamat. Hasil dari proses penggaraman kemudian
dimasak pada tungku dengan air.
4. Pemasakan I
Sebagai pelarut, serta gula tebu yang berfungsi sebagai pemanis dan
pembentuk terkstur kecap. Proses pemasakan ini dilakukan selama 2 jam pada
suhu sekitas 115oC agar bahan menjadi homogeni dan tidak menimbulkan kerak
gosong di dasar.
5. Filtrasi
9
Campuran kecap yang masih mengandung ampas kedelai fermentasi
kemudian difiltrasi menggunakan saringan dengan diameter poros 1 mm. pada
proses ini, campuran kecap akan terpisah dengan ampas kedelai dan benda asing
yang masih terkandung didalamnya.
6. Peracikan Bumbu Rempah
Proses pembuatan kecap di Indonesia, digunakan bahan tambahan berupa
bumbu rempah yang diracik bersamaan dengan proses filtrasi. Rempah – rempah
yang biasa digunakan yaitu, bawang putih, lengkuas, peka, adas, dan kayu manis
dengan takaran tertentu. Kemudian sari bumbu rempah dipisahkan dari ampasnya.
7. Pemasakan II
Proses pemasakan II, campuran kecap dimasak dengan menambahkan bumbu
rempah, isolate protein, MSG untuk menambah nilai mutu kecap. Hasil dari
proses ini berupa kecap siap kemas.
(Chui, 2013)
10
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Kecap adalah salah satu makanan hasil fermentasi tradisional kedelai yang
digunakan secara luas sebagai penyedap masakan di Indonesia. Kecap dapat
dibuat dari kedelai dengan cara fermentasi yang memanfaatkan peran mikrobia,
seperti kapang dan khamir. Adapun cara pembuatan kecap dengan fermentasi
melalui beberapa proses seperti pencucian, perendaman, pengukusan, penirisan,
fermentasi koji, fermentasi garam, penyaringan pertama, pemasakan, dan
penyaringan kedua. Salah satu kelebihan Kapang Aspergillus sp yakni
kemampuannya dalam memproduksi protease dan amilase ekstraseluler, serta
kemampuannya dalam memproduksi aflatoksin dan mikotoksin rendah, tingkat
pertumbuhan pertumbuhan optimum. Namun, Kapang Aspergilus memiliki
kekurangan yakni dapat menghasilkan racun yang berbahaya bagi makhluk hidup,
dapat menyebabkan pembusukan pada makanan serta dapat menurunkan kualitas
makanan dan bahan-bahan lainnya.
III.2 Saran
Penulisan makalah masi terdapat banyak kekurangan dalam menyajikan
materi yang lengkap tentang pembuatan kecap dan peran kapang aspergillus di
dalamnya. Kedepannya diharapkan penyusun dapat memperdalam dan
memperjelas materi yang tertera. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
pembaca dalam mengetahui peran kapang Jenis Aspergillus sp dalam indutri
pembuatan kecap.
11
DAFTAR PUSTAKA
Chui, Chun, dkk 2013, “Biochemical Changes of traditional Chinese-type Soy
Sauce Produced in Four Seasons During Processing”, Jurnal Food, Vol. 12,
No. 2, hh. 166-175.
Fundrika, B., A., Varwati, L., 2022, ‘Manfaat Serta Dampak Negatif Jamur Bagi
Manusia dan Lingkungan’, diakses pada 24 Februari 2022,
https://www.suara.com/health/2021/06/28/125000/manfaat-serta-dampak-
negatif-jamur-bagi-manusia-dan-lingkungan?page=2
Wibowo, Lidya Kristanti 2018, ‘Identifikasi Kapang Dan Khamir Pada Tahapan
Pembuatan Kecap’, S1 thesis, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Yogyakarta
Satriadi, H & Widayat 2005, ‘Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Kecap Dengan Kapang Aspergillus Oryzae’, Jurnal Reaktor,
Vol. 9, No. 2, hh. 94-99
Widayat & Satriadi H, 2005, 'Pemanfaatan Ampas Tahu sebagai Bahan Baku
Pembuatan Kecap dengan Kapang Aspergillus oryzae', Jurnal Reaktor,
vol.9, no.2, hh 96
12