Anda di halaman 1dari 8

JKA.

2022;9(1):47-54 ARTIKEL PENELITIAN

HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN KEJADIAN STROKE DI UNIT


GAWAT DARURAT
Ristonilassius1, Murtiningsih2, Iin Inayah3
1,2,3)
Fakultas Ilmu Teknologi Kesehatan, Universitas Jenderal Ahmad Yani
ristonilassiusdabalok@gmail.com

ABTRAK
Stroke merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah otak, yang menjadi penyebab
utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Kondisi tekanan darah yang meningkat
dalam waktu yang lama memicu terjadinya kerusakan lapisan pembuluh darah menjadi
tidak elastis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tekanan
darah systole dan diastole terhadap kejadian stroke pada pasien yang masuk di unit
gawat darurat Rumah Sakit A. Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional pada 65 responden yang berusia 17 hinga
65 tahun, dengan analisa data menggunakan uji korelasi spearman rho. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tekanan darah systole dengan
kejadian hipertensi dengan p-value 0,020, dan adanya hubungan yang signifikan antara
tekanan darah diastolee dengan kejadian stroke dengan p-value 0,015. Simpulan yang
dapat ditarik adalah tekanan darah tinggi berkontribusi sebagai penyebab kejadian stroke.
Peneliti menyarankan agar pasien hipertensi melakukan daya dan upaya mengkontrol
tekanan agar terhindar dari penyakit stroke.
Kata kunci: pasien hipertensi, stroke, tekanan darah

RELATIONSHIP OF BLOOD PRESSURE WITH STROKE IN THE EMERGENCY

Abstract

Stroke is a brain blood vessel disorder, the leading cause of death and disability worldwide.
Elevation of blood pressure for a long time leads to the blood vessel lining damage and
inelasticity. This study aimed to determine the relationship between the incidence of stroke
in patients admitted to the Rumah Sakit A. Bandung emergency and systolic and diastolic
blood pressure levels. The descriptive method was used with a cross-sectional approach.
There were 65 respondents aged 17 to 65 years old. Data analyzed by spearman rho
correlation test. The Research obtains a significant relationship between systolic blood
pressure and the incidence of hypertension with a p-value  of 0.020 and a significant
relationship between diastolic blood pressure and the incidence of stroke with a p-value of
0.015. The researcher concludes that hypertension contributes to a higher incidence of
stroke. Researchers advise hypertensive patients to use any resources to control their
blood pressure, so they are not attacked by stroke.

Keyword: blood pressure, hypertension, stroke

47
48 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

PENDAHULUAN mellitus, hiperlipidemia (kolesterol) dan gaya


hidup yang kurang beraktivitas (Manefo S.R.,
Stroke merupakan penyebab utama
Budiati ,E., & Maritasari ,D.Y., 2021).
kematian dan kecacatan nomor dua di seluruh
Hipertensi merupakan suatu keadaan
dunia dengan angka kejadian lebih dari 13 juta
dimana tekanan darah mengalami peningkatan
kasus baru setiap tahunnya (Lindsay et al.,
(Black & Hawks, 2014). Di Indonesia kejadian
2019). Berdasarkan penyebab kejadian stroke
hipertensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan
dibagi menjadi dua, yaitu stroke infark atau
pria, masyarakat diperkotaan memiliki risiko
non-hemoragik dan stroke hemoragik. Penyebab
lebih tinggi mengalami hipertensi dibandingkan
stroke infark diakibatkan adanya emboli pada
masyarakat di pedesaaan. Provinsi Jawa Barat
pembuluh darah otak, stroke hemoragik terjadi
menempati urutan kedua setelah Kalimantan
karena adanya pembuluh darah otak yang pecah
Selatan dengan penduduk dengan hipertensi
(Smeltzer, 2014).
(Kemenkes RI, 2018).
Kejadian stroke non-hemoragik sering
Hipertensi merupakan salah satu
terjadi pada individu lanjut usia, tetapi tidak
faktor yang dapat dimodifikasi, apabila tidak
menutup kemungkinan terjadi pada individu
mendapatkan perhatian yang serius akan memicu
usia di bawah 45 tahun, bahkan terdapat kurang
kejadian stroke 6 kali lebih tinggi daripada pasien
dari 5 % kasus stroke dialami oleh usia muda
dengan riwayat penyakit yang lain (Miftahul,
(Mahendrakrisna et al., 2019). Laporan Riset
2019). Tekanan darah yang tinggi juga dapat
Kesehatan Dasar (Riskesdas) menuliskan
memberikan dampak negatif pada pasien, salah
terdapat 0.6 per 1.000 penderita stroke dalam
satunya adalah meningkatkan risiko penyakit
rentang usia 15-24 tahun (Kemenkes RI, 2018).
pada sistem kardiovaskular. Peningkatan tekanan
Di Indonesia kasus stroke menempati
darah systole lebih dari 20 mmHg dan tekanan
urutan kedua penyebab kematian, data yang
darah diastole lebih dari 10 mmHg mampu
dihimpun Riskesdas (2018) menunjukan angka
memicu kejadian penyakit jantung iskemik dan
kejadian stroke semakin bertambah dari 7%
stroke (Miftahul, 2019).
menjadi 10.9 per 1.000 penduduk Indonesia.
Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan
Dengan provinsi paling banyak penderita stroke
pintu pertama yang menjadi rujukan pasien-
adalah Kalimantan Timur dengan 14.7 per 1.000
pasien yang mengalami gangguan neurologi
penduduk, disusul provinsi Daerah Istimewa
seperti stroke. Secara umum pasien yang
Yogyakarta dan Sulawesi Utara, sedangkan
mengalami serangan stroke akan segera di bawa
provinsi Jawa Barat menempati urutan ke dua
ke layanan kesehatan masuk melalui UGD.
belas kejadian stroke. Usia diatas 75 tahun
Pengkajian dan evaluasi yang akurat di
menempati urutan pertama prevelensi penderita
UGD akan membantu pemilahan kejadian stroke
stroke dengan 50.2 per 1.000 penderita. Angka-
infark ataupun hemoragik serta pemberian obat-
angka ini menunjukan peningkatan dari laporan
obatan emergency bagi pasien dengan diagnosis
tahun 2013 ke 2018 (Kemenkes RI, 2018).
stroke juga akan segera di berikan di UGD,
Penyebab kejadian stroke terbagi menjadi
setelah kondisi pasien stabil, pasien akan dirawat
dua, yang pertama adalah faktor-faktor yang
di ruangan rawat inap ataupun intensive care
tidak dapat diubah misalnya usia, genetik, jenis
(Muliawati et al., 2018).
kelamin. 90 % faktor resiko kejadian stroke dapat
Penelitian ini secara umum bertujuan
diubah, contohnya hipertensi, merokok, diabetes
untuk mengetauhi karakteristik pasien stroke

JKA | Volume 9 | Nomor 1 | Juni 2022


Hubungan Tekanan Darah dengan Kejadian Stroke di Unit Gawat Darurat 49

yang masuk ke UGD, dan menganalisa hubungan Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin
antara tekanan darah baik systole maupun
Jenis Kelamin f %
diastole dengan kejadian stroke.
Laki-laki 36 55,4
METODOLOGI Perempuan 29 44,6

Penelitian ini menggunakan metode Tabel 1 menunjukan distribusi frekuensi


deskripsi kuantitatif dengan pendekatan cross- dari jenis kelamin dari 65 responden yang
sectional. Dimana data diambil dalam suatu didominasi oleh laki-laki yaitu 55,4% dan
waktu bersamaan. Sampel dalam penelitian ini perempuan 44,6%.
adalah 65 pasien dengan diagnosis medis stroke
yang masuk ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Tabel 2. Distribusi Usia
Advent Bandung, sampel diambil secara total Usia f %
sampling pada periode Oktober – Desember 2021. Remaja Akhir 1 1,5
Pengumpulan data menggunakan data sekunder, (17-25 tahun)
yaitu dengan melihat hasil rekam medis pasien Dewasa Awal 1 1,5
stroke yang masuk di Unit Gawat Darurat pada (26-35 tahun)
periode Oktober – Desember 2021, yang menjadi Dewasa Akhir 3 4,6
kriteria inklusi pemilihan sampel pada penelitian (36-45 tahun)
ini adalah pasien dewasa dan pasien memiliki Lansia Awal 8 12,3
(46-55 tahun)
riwayat penyakit hipertensi.
Lansia Akhir 26 40,0
Data yang telah dikumpulkan dilakukan
(56-65 tahun)
pengolahan dan analisis data secara deskriptif
Manula 26 40,0
yaitu melihat distribusi frekuensi pada masing- (> 65 Tahun)
masing karakteristik meliputi usia, jenis kelamin, Total 65 100
pendidikan, pekerjaan, jenis stroke, kejadian
stroke, serta penyakit komorbid yang dimiliki Usia responden didominasi oleh lansia
oleh responden. Nilai rata-rata akan menunjukan akhir 56 – 65 tahun dan manula > 65 tahun
tekanan darah systole dan diastole. Analisis masing-masing 40,0%. Lansia awal 12,3%,
bivariat, dengan menggunakan uji korelasi dewasa akhir 4,6%, dewasa awal dan remaja
spearman rho dilakukan untuk mengetahui akhir masing-masing 1,5%.
adanya hubungan antara tekanan darah systole
Tabel 3. Distribusi Jenis Stroke
dan diastole dengan kejadian stroke.
Jenis Stroke f %
HASIL
Non-hemoragik 56 86,2
Data yang telah terkumpul akan disajikan Hemoragik 9 13,8
dalam bentuk distribusi frekuensi dan nilai rata- Total 65 100
rata. Tabel 1 akan menyajikan data mengenai
Tabel 3 menjelaskan distribusi jenis stroke
karakteristik pasien yang didiagnosa stroke pada
yang dialami 65 responden terdapat 86,2% (56
periode Oktober – Desember 2021 di Unit Gawat
responden) didiagnosa stroke infark dan 13,8 %
Darurat Rumah Sakit Advent Bandung.
(9 responden) terdiagnosa stroke hemoragik.

JKA | Volume 9 | Nomor 1 | Juni 2022


50 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

Tabel 4. Kasus Stroke kategori hipertensi tingkat 2 yaitu 165 mmHg


dengan standar deviasi 3,56. Sedangkan rata-
Kejadian Stroke f %
rata nilai tekanan darah diastolee masuk dalam
Kasus Baru 53 81,5
kategori hipertensi tingkat 1 yaitu 92 mmHg
Berulang 12 18,5
dengan standart deviasi 2,29.
Total 65 100
Tabel 7 menunjukan hubungan antara
Distribusi frekuensi kejadian kasus tekanan darah dengan kejadian stroke. Terdapat
stroke dapat kita lihat pada tabel 4, dengan 81.5 hubungan yang signifikan antara tekanan darah
% kasus baru dan 18.5% kasus stroke berulang. systole dengan kejadian stroke dengan p-value
Pengontrolan tekanan darah dan pola hidup 0.020 < nilai α dengan keeratan hubungan lemah
yang kurang mampu memicu terjadinya stroke (0.287). hal yang sama pada tekanan darah
berulang (Sozener et al., 2020). diastole, terdapat hubungan yang signifikan
antara tekanan darah diastole dengan kejadia
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Komorbid stroke dengan p-value 0.015 < α dengan keeratan
hubungan lemah (0.299).
Penyakit Komorbid f %
Hipertensi 36 55,4 Tabel 7. Hubungan Antara Variabel
CHF 4 6,2
CKD 2 3,2 Keeratan
Variabel p-value
Diabetes Mellitus 12 18,5 Hubungan
Dislipidemia 11 16,9 Tekanan Darah
Systole
Total 65 100 0.020 0.287
Kejadian stroke
Penyakit penyerta atau komorbid yang
dimiliki oleh 55,4% adalah hipertensi, riwayat Tekanan Darah
diabetes mellitus adalah 18,5%, mempunyai Diastole
0.015 0.299
komorbid dislipidemia 16,9%, menderita Kejadian Stroke
Congestive Heart Failure (CHF) terdapat 6,2%
dan menederita Chronic kidney disease (CKD)
terdapat 3,1%. PEMBAHASAN

Tabel 6. Rata-rata Tekanan Darah Hasil penelitian ditemukan 55,4% dari


65 responden yang masuk dalam penelitian ini
Rata- Standart berjenis kelamin laki-laki, lebih banyak dari
Variabel Interpretasi
rata Deviasi
responden yang berjenis kelamin perempuan.
Tekanan 165,08 3,56 Hipertensi
Hasil penelitian ini sejlaan dengan penelitian yang
darah tingkat 2
Systole dilakukan oleh kristanti pada tahun 2020, dimana
Tekanan 92,72 2,29 Hipertensi terdapat 62,0% responden yang menderita stroke
Darah tingkat 1 adalah laki-laki (Kristanti et al., 2020).
Diastole Jenis kelamin merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kejadian stroke yang tidak
Tabel 6 menunjukan nilai rata-rata dari
dapat diubah (Miftahul, 2019). Penelitian yang
tekanan darah systole dan diastole. Nilai rata-rata
dilakukan (Handayani, 2018) juga menunjukan
tekanan darah systol dari reponden masuk dalam
bahwa prevalensi kejadi stroke lebih tinggi

JKA | Volume 9 | Nomor 1 | Juni 2022


Hubungan Tekanan Darah dengan Kejadian Stroke di Unit Gawat Darurat 51

pada laki-laki daripada perempuan, penelitian stroke infark (non-hemoragik). Terdapat 86,2%
yang dilakukan pada 90 orang didapati 62 orang penderita stroke infark dan 13,8% menderita
adalah laki-laki. stroke hemoragik (Perdarahan Intra Serebral).
Fenomena ini dapat dihubungkan dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
adanya hormon estrogen pada Wanita. Estrogen Mahendrakrisna yang mendapatkan hasil 78,6%
mempunyai peran untuk mencegah pembentukan responden dalam penelitianya adalah stroke non-
plak aterosklerosis pada seluruh pembuluh darah. hemoragik (Mahendrakrisna et al., 2019).
Pada usia produktif dimana kadar hormone Stroke non-hemoragik terjadi akibat
estrogen masih tinggi, pembuluh darah Wanita adanya emboli atau penyumbatan pada pembuluh
akan lebih terlindungi daripada pembuluh darah darah otak. Aterosklerosis terbentuk dalam waktu
laki-laki. Sejalan beriringnya waktu, saat Wanita yang lama, penumpukan lemak akan timbul
memasuki masa menopause akan kejadian pada dinding pembuluh darah arteri sampai
stroke juga meningkat pada Wanita (Lewis et al., terbentuk plak yang dapat menyumbat pembuluh
2017). darah yang mengakibatkan terhambatnya suplai
Hasil penelitian ini juga menunjukan oksigen ke jaringan otak (Kristanti et al., 2020).
usia dari 65 responden didominasi oleh lansia Terdapat 81,5% dari 65 responden
akhir 40,0% dan manula 40,0%. Hasil laporan mengalami kejadian stroke untuk pertama
Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 juga kalinya, dan 18,5% mengalami kejadian stroke
menunjukan angka kejadian stroke pada usia berulang. Kejadian stroke berulang merupakan
lanjut lebih tinggi dibandingkan usia dewasa hal yang sangat mengkhawatirkan bagi penderita
muda, stroke, hal ini dapat mengakibatkan kondisi
Usia merupakan salah satu faktor risiko pasien lebih buruk dan menambah biaya rawat
yang tidak dapat diubah, semakin bertambahnya bagi pasien stroke (Andriani et al., 2021).
usia, elastisitas pembuluh darah juga mengalami Untuk mencegah terjadinya stroke
penurunan fungsi. Hal ini sejalan dengan berulang diperlukan suatu pendekatan pada
penelitian yang dilakukan Suwaryo, seluruh pasien dan keluarga pasien untuk mengubah
responden dalam penelitianya berada pada faktor risiko yang dapat dimodifikasi, contohnya
rentang usia 50 tahun ke atas. Walau tidak dengan mengontrol tekanan darah, mengatur pola
menutup kemungkin kejadian stroke juga dapat makan, melakukan aktivitas dan lain sebagaianya
terjadi pada usia muda. Pada penelitian ini (Rahayu et al., 2019).
terdapat 1 responden (1,5%) dalam rentang usia Penelitian ini mendapatkan hasil 55,4%
17-25 tahun (Suwaryo et al., 2019). dari keseluruhan responden memiliki penyakit
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang komorbid hipertensi, diurutan kedua responden
dilakukan oleh Mahendrakrisna bahwa dari 420 memilkki komorbit diabetes mellitus dan urutan
penderita stroke terdapat 28 penderita stroke ketia dengan kondisi dislipidemia. Kondisi
berusia muda (Mahendrakrisna et al., 2019). tekanan darah yang tinggi akan mempengaruhi
Bahkan data yang dihimpun oleh Kemenkes RI sirkulasi keseluruh tubuh termasuk ke jaringan
menunjukan meningkatnya kasus stroke pada otak. Hasil penelitian dari Handayani menunjukan
usia muda, mulai pada usia remaja sampai pre bahwa hipertensi yang merupakan faktor risiko
lansia. terjadinya stroke mampu mempengaruhi luaran
Klasifikasi stroke yang dialami oleh klinis yang ditunjukan oleh pasien-pasien stroke
responden dlaam penelitian ini didominasi dengan (Handayani et al., 2018).

JKA | Volume 9 | Nomor 1 | Juni 2022


52 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

Penelitian yang dilakukan Laily juga akan kejadian stroke pada penderita hipertensi
menunjukan 97,7% dari responden dalam adalah dengan mengontrol tekanan darah
penelitianya mengalami hipertensi (Laily, 2017). systole dibawah 140 mmHg dan tekanan darah
Penelitian yang dilakukan oleh Handayani et al. diastole maksimal 90 mmHg, serta menerapkan
(2018) mendapatkan hasil bahwa pasien stroke pola hidup sehat untuk mencegah faktor risiko
yang memiliki riwayat penyakit hipertensi, lainya seperti peningkatan gula darah dan kadar
diabetes mellitus dan dislipidemia cenderung kolesterol darah (Ringelstein et al., 2013)
menunjukan gejala klinis yang lebih buruk
SIMPULAN DAN SARAN
dibandingkan dengan pasien stroke yang tidak
memiliki penyakit komorbit. Berdasarkan data-data yang telah
Hasil penelitian ini juga menunjukan disampaikan pada bagian hasil dan pembahasan,
nilai rata-rata tekanan darah systole dan diastole. dapat ditarik kesimpulan bahwa responden paling
Tekanan darah systole responden masuk dalam banyak berjenis kelamin laki-laki, dengan usia
kategori Hipertensi tingkat 2 dan tekanan darah didominasi lansia akhir dan manula. Kejadian
distol masuk dalam kategori tingkat 1. Hipertensi stroke yang paling banyak adalah stroke infark
merupakan salah satu faktor risiko yang atau non-hemoragik, dengan kasus baru. Tiga
mempengaruhi angka kejadian stroke yang sering tertinggi riwayat penyakit yang dimiliki oleh
disebut dengan silent killer. Hipertensi mampu pasien mayoritas adalah hipertensi, diabetes
mengakibatkan rusaknya dinding pembuluh mellitus dan dislipidemia. Kesimpulan penelitian
darah yang memicu terjadinya penyumbatan adalah terdapat hubungan yang signifikan antara
bahkan pecahnya pembuluh darah (Laily, 2017). tekanan darah systole dan tekanan darah diastole
Plak di dalam pembuluh darah dapat terhadap kejadian stroke.
mengakibatkan menurunya aliran darah, dan juga Saran yang dapat diberikan antara
risiko terlepasnya plak sehingga mengakibatkan lain: 1) Pasien hipertensi: hendaknya berusaha
tersumbatnya pembuluh darah yang lebih kecil, memaksimalkan tindakan yang dapat bermanfaat
hal ini dapat terjadi pada pembuluh darah jantung untuk mengontrol tekanan darah agar tidak
dan otak (Razdiq & Imran, 2020). meningkat dan mencegah terjadinya kejadian
Kondisi tekanan darah systole dan stroke berulang.
diastole yang cenderung tinggi dalam waktu yang
lama mampu menyebabkan pembentukan hialin DAFTAR PUSTAKA
pada lapisan intima pembuluh darah serebral.
Andriani, S. N., Hamzah, A., Erlina, L.,
Hal ini menyebabkan diameter pembuluh darah
Rumahorbo, H., Keperawatan, J.,
menjadi statis, tidak memiliki kemampuan
Poltekkes, B., & Bandung, K. (2021).
untuk berdilatasi ataupun berkontriksi sesuai
GAMBARAN KEPATUHAN KONTROL
dengan tekanan darah sistemik. Dalam kondisi
PASIEN PASKA STROKE. 2(1), 324–336.
meningkatnya tekanan darah akan mempengaruhi
Black, J., & Hawks, J. (2014). Keperawatan
tekanan pada dinding kapiler akan menjadi lebih
Medikal Bedah - Manajemen Klinis
tinggi. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan
untuk Haisl yang Diharapkan (A. Suslia,
terjadinya hiperemia, edema serebral dan
F. Ganiajri, P. Lestari, & R. Sari (eds.)).
perdarahan pada otak (Puspitasari, 2020).
Handayani, F., Bintang, A., & Kaelan, C.
Menurut European Stroke Initiative
(2018). Hubungan Hipertensi, Diabetes
Guidelines, program pencegahan yang utama
Mellitus dan Dislipidemia dengan

JKA | Volume 9 | Nomor 1 | Juni 2022


Hubungan Tekanan Darah dengan Kejadian Stroke di Unit Gawat Darurat 53

Luaran Klinis Pasien Iskemik Stroke Muliawati, R., Pemayun, T. G. D., & Hadisaputro,
dengan Hipersomnia. Jurnal Kesehatan S. (2018). Hubungan Tekanan Darah
Tadulako, 4(1), 1–6. Dengan Kejadian Stroke Iskemik Pada
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.
Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah
RI, 53(9), 1689–1699. STIKES Kendal, 8(1), 49–55.
Kristanti, E., Umasangadji, H., & Syahti, F. Puspitasari, P. N. (2020). Hubungan Hipertensi
(2020). Karakteritik pasien stroke iskemik Terhadap Kejadian Stroke. Jurnal
di rumah sakit umum daerah dr.h chasan Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 12(2),
boesoirie ternate. Ejournal Unkhoir, 1–8. 922–926. https://doi.org/10.35816/jiskh.
Laily, S. (2017). Hubungan Karakteristik v12i2.435
Penderita Dan Hipertensi Dengan Rahayu, L. P., Sudrajat, D. A., Nurdina, G.,
Kejadian Stroke Iskemik. Jurnal Berkala Agustina, E. N., & Kusuma Putri, T. A.
Epidemiologi, 5(1), 48–59. https://doi. R. (2019). The Risk Factor of Recurrence
org/10.20473/jbe.v5i1. Stroke among Stroke and Transient
Lewis, S. L., Bucher, L., Heitkemper, M. M., & Ischemic Attack Patients in Indonesia.
Harding, M. M. (2017). Medical-Surgical KnE Life Sciences, 2019, 87–97. https://
Nursing - Assessment and Management doi.org/10.18502/kls.v4i13.5229
of Clinical Problems. 264–265. Razdiq, Z. M., & Imran, Y. (2020). Hubungan
Lindsay, M. P., Norrving, B., Sacco, R. L., antara tekanan darah dengan keparahan
Brainin, M., Hacke, W., Martins, S., stroke menggunakan National Institute
Pandian, J., & Feigin, V. (2019). World Health Stroke Scale. Jurnal Biomedika
Stroke Organization (WSO): Global Dan Kesehatan, 3(1), 15–20. https://doi.
Stroke Fact Sheet 2019. International org/10.18051/jbiomedkes.2020.v3.15-20
Journal of Stroke, 14(8), 806–817. https:// Ringelstein, E. B., Chamorro, A., Kaste, M.,
doi.org/10.1177/1747493019881353 Langhorne, P., Leys, D., Lyrer, P.,
Mahendrakrisna, D., Windriya, D. P., & Gts, A. Thijs, V., Thomassen, L., & Toni, D.
C. (2019). Karakteristik Pasien Stroke (2013). European stroke organisation
Usia Muda di RSUD Kota Surakarta. recommendations to establish a stroke
Cdk-274, 46(3), 167–170. unit and stroke center. Stroke, 44(3),
Manefo S.R., Budiati ,E., & Maritasari ,D.Y. 828–840. https://doi.org/10.1161/
(2021). Karakteristik Pasien Berdasarkan STROKEAHA.112.670430
Indikasi Pembedahan Penderita Stroke Smeltzer, et al. (2014). Brunner & Sudrath’s
Hemoragik. Jurnal Ilmiah Permas: Textbook of Medical- Surgical Nursing,
Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 11(April), 11th ed. In Lippincott Williams & Wilkins.
5–6. Sozener, C. B., Lisabeth, L. D., Khorassani,
Miftahul, F. (2019). Hubungan Jenis Kelamin F., Kim, S., Zahuranec, D., Brown,
dengan Angka Kejadian Hipertensi Pada D., Skolarus, L., Burke, J., Kerber, K.,
Masyarakat Di Kelurahan Tamansari Meurer, W., Case, E., & Morgentern, L.
Kota Tasikmalaya. Jurnal Keperawatan (2020). Trends in Stroke Recurrence in
& Kebidanan STIKes Mitra Kencana Mexican Americans and Non Hispanis
Tasikmalaya, 3(1), 85–94. Whites. Physiology & Behavior, 176(3),

JKA | Volume 9 | Nomor 1 | Juni 2022


54 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

139–148. https://doi.org/10.1161/ Mempengaruhi Kejadian Stroke. Jurnal


STROKEAHA.120.029376.Trends Keperawatan, 11(4), 251–260. https://
Suwaryo, P. A., Widodo, W. T., & Setianingsih, doi.org/10.32583/keperawatan.v11i4.530
E. (2019). Faktor Risiko yang

JKA | Volume 9 | Nomor 1 | Juni 2022

Anda mungkin juga menyukai