Anda di halaman 1dari 22

BAB V

USULAN PERANCANGAN

REVITALISASI TERMINAL DITILAMUTA

5.1. Acuan Perancangan

5.1.1. Penentuan Lokasi

Lokasi untuk revitalisasi Terminal di Kabupaten Boalemo, berada di

Kabupaten Boalemo, Kecamatan Tilamuta Desa Hungayona. Alasan mengapa

teriminal ini harus direvitalisasi karena tidak berfungsi sebagimana mestinya

terminal pada umumnya dan terminal ini merupakan kawasan strategis yang ada

di Ibukota Kabupaten Boalemo.

Gambar 5.1 Lokasi Terminal Tilamuta


Sumber : Google Earth, 2020
5.1.2. Penentuan Tapak

A. Analisa Sirkulasi Kendaraan

Potensi : Kawasan terminal ini berada pada jalan Trans Utama Kecamatan

Tilamuta dan rea pertokoan, sehingga sangat mudah di akses untuk

semua kendaraan

Masalah : Sirkulasi kendaraan yang masuk di Kawasan terminal ini sangat

bermasalah karena tidak ada penanda jalan masuk dan keluar.

Tanggapan : Untuk kawasan terminal di Kabupaten Boalemo ini kurang baik

karena tidak berfungsi selayaknya terminal pada umumnya.

Gambar 5.2 Sirkulasi Kendaraan


Sumber: Analisa Penulis, 2021
B. Analisa Batasan-Batasan Site

Sebelah Utara : Berbatasan dengan ruko

Sebelah Timur : Berbatsan dengan Pemukiman (perumahan)

Sebelah Barat : Jalan masuk area terminal

Sebelah Selata : Berbatasan dengan pasar tradisional

C. Analisa Orientasi Matahari

Potensi : Site sudah memiliki orientasi yang baik karena berorientasi timur-

barat, sehingga menyebabkan bagian banguan yang terkena sinar

matahari lebih banyak. Sehingga dari segi pencahayaan alaminya

pada pagi hari bisa maksimal sehingga dapat menhemat

penggunaan cahaya buatan.

Masalah : Untuk analisa matahari, karena bangunan berorientasi dari timur

ke barat maka perlu adaya analisis untuk mengatasi cahaa matahari

yang berlebih dan cahaya matahari pada waktu sore hari. Hhal ini

akan mempengaruhi pada kenyamanan pengguna di dalam

terminal.

Tanggapan : Untuk pencahayaan site diusahakan kontribusi dari pencahayaan

alami, mengingat terminal terdiri dari beberapa bangunan maka

diusahakan ruang-ruang yag membutuhkan pencahayaan alami oleh

cahaya matahari agar dapat menghemat penggunaan cahaya buatan.

Untuk bagian bagunan yang terkena cahaya matahari berlebih akan

diberikan vegetasi pelindung disekitarnya sehingga cahaya

matahari yang masuk tidak berlebihan.


Gambar 5.3 Orientasi Matahari Pada Site
Sumber : Analisa Penulis, 2021

D. Analisa Vegetasi

Potensi : Tata hijau pada kawasan ini cukup baik, hanya perlu sedikit

tambahan dan dirawat.

Masalah : Tidak ada masalah yang berarti tentang ruang terbuka dan tata

vegetasi, namun keindahan dari vegetasi belum dapat terlihat.

Tanggapan : Vegetasi pada kawasan ini perlu dirawat, serta ditata untuk

meningkatkan esteika.
E. Analisa View

Analisa view atau pandangan termasuk, salah satu faktor penting dalam

merevitalisasi terminal dan arah bangunan pada site.

1) View dari site kearah Utara : Kurang baik, karena berbatasan dengan

ruko.

2) Viewe dari site kearah Selatan : Sangat baik, karena berbatasan langsung

dengan jalan dan pertokoan.

3) View dari site kearah Timur : Cukup baik, karena berbatasan langsung

dengan area pemukiman.

4) View dari site kearah Barat : Sangat baik, karena berbatasan langsung

denga jalan Trans Sulawesi.

Gambar 5.4 Analisa View


Sumber : Analisa Penulis, 2021
5.2. Acuan Perancangan Mikro

5.2.1. Jumlah Pemakai

Dalam program pemakai ini ditentukan jumlah Mobil Penumpang Umum

(MPU), Pengunjung serta pegawai yang akan menjadi pengguna bangunan

Revitaslisasi Terminalini berdasarkan data Jumlah tingkat kemudahan pelayanan

MPU. Prediksi di khususkan diarahkan hingga asumsi laju pertumbuhan

kemudahan MPU di tahun 2032, Berikut ini adalah data Tingkat Kemudahan

MPU.

5.1 Data Tingkat Kemudahan Pelayanan MPU


Trayek Jarak (km) PT/LA Jenis Kendaraan
Tml. Tilamuta-
32.186 0.07% MICRO & ANGDES
dulupi-pp
Tml. Tilamuta-
43.728 0.11% MICRO & ANGDES
Paguyaman-PP
Tml. Tilamuta-
74.543 0.18% MICRO & ANGDES
Wonosari-PP
Tml. Tilamuta –
51.228 0.10% MICRO & ANGDES
Paguyaman Pantai-PP
Sumber : Dinas Perhubungan, 2021

Rumus :

Pn = Po(1 + e)n

Keterangan :

Pn = Jumlah MPU/Tahun Prediksi

Po = Jumlah MPU/Tahun Proyeksi

e = Angka laju Pertumbuhan MPU

n = Range Prediksi

dimana n = selisih tahun 2022-2032 = 10 tahun


Maka, Pn = 51.228 (1 + 0.3)10

= 51.228 (1.3)10

= 51.228 x 13.7

= 706.222 MPU

5.2.2. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Kebutuhan ruang atau penentuan fasilitas mempertimbangkan karakteristik

lokasi, tuntutan kebutuhan pengguna dan pengunjung lainnya. Hal ini mengacu

pada konsep Pola Sirkulasi yang digunakan dalam Revitaslisasi Terminal di

Kabupaten Boalemo. Dimana kebutuhan ruang dan besaran ruang harus

memperhatikan kegiatan dan luas pengguna dan perabot yang ada di dalamnya.

Tabel 5.2 Kebutuhan Ruang dalam Revitalisasi Terminal


No Kelompok Fasilitas Kebutuhan Ruang
 Ruang Tunggu
 Ruang Tunggu Area Keberangkatan
 Ruang Tiket
1 Pengelola  Peron Keberangkatan Bus
 Bengkel
 Mini Market
 Restoran
 Ruag Pelayanan
 Ruang Kesehatan
2 Semi Publik  Ruang Pusat Informasi
 Ruang Menara Pengawas
 Ruang Tata Usaha
 Ruang Kepala Terminal
 Ruang Pengolahan Keuangan
 Ruang pengelola lingkungan hidup
3 Privat  Ruang Meeting
 Ruang Kepala Keamanan
 Ruang Penglola SDM
 Lavatory
 Ruang Kebersihan
 Ruang Teknisi
4 Servis  Ruang Kontrol
 Dapur Umum
 Gudang
Sumber : Analisa Penulis, 2021
Tabel 5.3 Besaran Ruang Fasilitas Publik
Standar
Gerak Studi
Kebutuhan
No Kapasitas (m2/orang) Sumber Besaran Luas (m2)
Ruang
Standar Ruang
Gerak
50 Orang +
2,5 m2/ (50x2,5)
1 Ruang Tunggu Furniture AS 200 m2
Orang +75
75
Ruang Tunggu 50 Orang +
2,5 m2/ (50x2,5)
2 Area Furniture AS 440 m2
Orang +275
Keberangkatan 275
50 Orang +
2,5 m2/ (50x2,5)
3 Ruang Tiket Furniture AS 100 m2
Orang +25
25
Peron 8 Orang +
2,5 m2/
4 Keberangkatan Furniture AS (8x2,5) +35 50 m2
Orang
Bus 30
8 Orang +
Peron 2,5 m2/
5 Furniture AS (8x2,5) +35 50 m2
Kedatangan Bus Orang
30
15 Orang +
2,5 m2/ (15x2,5)
6 Bengkel Furniture AS 200 m2
Orang +162.5
162.5
10 Orang +
2,5 m2/ (10x2,5)
7 Mini Market Furniture AS 80 m2
Orang +55
55
20 Orang +
2,5 m2/ (20x2,5)
8 Restoran Furniture AS 96 m2
Orang +46
46
50 Orang +
2,5 m2/ (50x2,5)
9 Mesjid Furniture AS 185 m2
Orang +60
60
Total Luas Kebutuhan Ruang Fasilitas Publik 1.446 m2

Tabel 5.4 Besaran Ruang Fasilitas Semi Publik


Standar
Gerak Studi
Kebutuhan
No Kapasitas (m2/orang) Sumber Besaran Luas (m2)
Ruang
Standar Ruang
Gerak
2 Orang +
Ruang Pelayanan 2,5 m2/ (2x2,5) +
1 Furniture AS 10.5 m2
Pengemudi Orang 5.5
5.5
20 Orang +
2,5 m2/ (20x2,5)
2 Ruang Kesehatan Furniture AS 200 m2
Orang +150
150
Ruang Pusat 2 Orang + 2,5 m2/ (50x2,5)
3 AS 12 m2
Informasi Furniture 7 Orang +25
Ruang Menara 2 Orang + 2,5 m2/
4 AS (1x2,5) +4 9 m2
Pengawas Furniture 4 Orang
Ruang Tata 1 Orang + 2,5 m2/
5 AS (2x2,5) +4 9 m2
Usaha Furniture 4 Orang
Total Luas Kebutuhan Ruang Fasilitas Semi Publik 240,5 m2

Tabel 5.5 Besaran Ruang Fasilitas Privat


Standar
Gerak Studi
Kebutuhan
No Kapasitas (m2/orang) Sumber Besaran Luas (m2)
Ruang
Standar Ruang
Gerak
Ruang Kepala 2 Orang + 2,5 m2/
1 AS (2x2,5) + 4 9 m2
Terminal Furniture 4 Orang
Ruang
2 Orang + 2,5 m2/
2 Pengolahan AS (2x2,5) + 4 9 m2
Furniture 4 Orang
Keuangan
Ruang Pengelola 2 Orang + 2,5 m2/
3 AS (2x2,5) + 4 9 m2
Lingkungn Hidup Furniture 4 Orang
8 Orang +
2,5 m2/
4 Ruang Meeting Furniture AS (8x2,5) +15 35 m2
Orang
15
Ruang Kepala 2 Orang + 2,5 m2/
5 AS (2x2,5) + 4 9 m2
Keamanan Furniture 4 Orang
Ruang Pengelola 2 Orang + 2,5 m2/
6 AS (2x2,5) + 4 9 m2
SDM Furniture 4 Orang
5 Orang +
1,5 m2/ (5x1,5) +
7 Lavatory Furniture AS 24 m2
Orang 19
19
Total Luas Kebutuhan Ruang Fasilitas Privat 104 m2

Tabel 5.6 Besaran Ruang Fasilitas Servis


Standar
Gerak Studi
Kebutuhan
No Kapasitas (m2/orang) Sumber Besaran Luas (m2)
Ruang
Standar Ruang
Gerak
Ruang 2 Orang + 1,5 m2/
1 AS (2x2,5) + 4 9 m2
Kebersihan Furniture 5 Orang
2 Orang + 2,5 m2/
2 Ruang Teknisi AS (2x2,5) + 4 9 m2
Furniture 4 Orang
2 Orang + 2,5 m2/
3 Ruang Kontrol AS (2x2,5) + 4 9 m2
Furniture 4 Orang
20 Orang +
4 Dapur Umum 2,5 m2/ (20x2,5)
Furniture AS 96 m2
Orang +46
46
2,5 m2/
5 Gudang - AS - 9 m2
Orang
Total Luas Kebutuhan Ruang Fasilitas Servis 132 m2

Tabel 5.7 Desain Revitalisasi Terminal


No Kebutuhan Ruang Luas (m2)
1 Fasilitas Publik 1.446 m2
2 Fasilitas Semi Publik 240,5 m2
3 Fasilitas Privat 104 m2
4 Fasilitas Servis 132 m2
Total Luas 1.922,5 m2
Sumber : Analisa Penulis, 2021

Keterangan :

Luas Lahan : ± 3 Ha

Luas Lahan Terbangun : 40% dari Luas Lahan = ±2.88 Ha

Luas Lahan Tidak Terbangun : 60% dari Luas Lahan = ±1.2 Ha

Peruntukka Lahan : Revitalisasi Terminal Tilamuta

AS : Pendekatan berdasarkan Hasil Pengamatan

atau perhitungan

5.2.3. Pengelompokkan dan Penataan Ruang

Pengorganisasian ruang di klasifikasikan menurut sifat ruang yaitu publik,

privat, dan servis.

Tabel 5.8 Sifat Ruang


Sifat Ruang
NO Nama Ruang
Publik Semi Publik Privat Service
Fasilitas Publik
1 Ruang Tunggu 
Ruang Tunggu Area
2 
Keberangkatan
Ruang Tunggu Area
3 
Kedatangan
4 Ruang Tiket 
5 Peron Keberangkatan 
6 Bengkel 
7 Mini market 
8 Restoran 
9 Mesjid 
Fasilitas Semi Publik
Ruang Pelayanan
10 
Pengemudi
11 Ruang Kesehatan 
Ruang Pusat
12 
Informasi
Ruang Menara
13 
Pengawas
14 Ruang Tata Usaha 
Fasilitas Privat
Ruang Kepala
15 
Terminal
Ruang Pengolahan
16 
Keuangan
Ruang Pengelola
17 
Lingkungan Hidup
18 Ruang Meeting 
Ruang Kepala
19 
Keamanan
Ruang Pengelola
20 
SDM
21 Lavatory 
Fasilitas Servis
22 Ruang Kebersihan 
23 Ruang Teknisi 
24 Ruang Kontrol 
25 Dapur Umum 
26 Gudang 
5.2.4. Hubungan Ruang

Tabel 5.9 Hubungan Ruang

Sumber : Analisa Penulis, 2021

5.3. Acuan Tata Massa dan Penampilan Bangunan

5.3.1. Tata Massa

Pada massa bangunan atau fasilitas tertentu tidak semua bentuk atau pola

ruang akan digunakan, setiap bentuk dasar memiliki kelebihan dan kekurangan

masing-masing. Pada fasilitas publik, fasilitas semi privat, fasilitas privat serta

fasilitas service pada area indoor alternatif bentuk yang paling umum adalah

persegi, persegi panjang dan lingkaran sedangkan untuk area outdoor akan

berbentuk dengan menyesuaikan bentuk dan kebutuhan indoor.

5.3.2. Penampilan Bangunan


Bentuk dan tampilan bangunan yang berdasari pada bangunan Revitalisasi

Terminal ini berdasarkan dengan konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau

kwalitas-kwalitas khusus (individual, komunitas, tradisi dan budaya) yang ingin

diterapkan dalam bangnan secara abstrak. Dimana hal ini sifat dan karakterristik

yang ada dalam bangunan ini diterapkan dalam bentuk penampilan bangunan

nantinya, penentuan bentuk bangunan didasarkan pertimbangan:

1) Bentuk Dasar

- Bangunan Lebih dominan terhadap penataaan jalur sirkulasi

- Bentuk yang mampu menstransformasi karakter kegiatan dan fungsi

yang diwadahi

- Efisiensi penggunaan tapak pada bangunan

- Sesuai kebutuhan besaran fungsi ruang

- Komposisi bentuk secara keseluruhan merupakan perpaduan antara

bentuk dasar geometri sederhana.

- Pengaturan ruang dan pmakai ruangan secara maksimal.

2) Penampilan bangunan

Seperti pada judulya penampilan bangunan pada Revitalisasi

Terminal ini menggunakan gaya Pola Sikulasi yang mana penetapan

desain bersinggungan dengan tatanan sirklulasi.

a) Filosofi bangunan menggunakan konsep pola sirkulasi

b) Sudut pandang/view yang terbaik dan potensial

c) Penataan ruang secara horizontal dan vertikal.


d) Orientasi matahari dan arah angin, sebagai pedoman penetapan

orientasi bangunan, penetapan bentuk-bentuk bukaan, ketinggian

bangunan dan bentuk atap.

e) Luas tapak yang tersedia.

5.4. Acuan Persyaratan Ruang

5.4.1. Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan sistem pencahayaan yang digunakan paad bangunan ini

terbagi atas 2 yaitu :

a. Sistem Pencahayaan Alami

Sistem pencahayaan alami yang dipakai pada bangunan ini yaitu dengan

memanfaatkan sinar matahari semaksimal mungkin melalui void maupun bukaan

jendela. Untuk menghindari efek silau dan panas digunakan material kaca pada

bukaan ditiap massa bangunan.

b. Sistem Pencahayaan Buatan

Sistem pencahayaan buatan yang dipakai yaitu dengan memakai listrik dari Pln

dan genset (bila sumber listrik dari PLN terputus). Standar efektif untuk

pencahayaan buatan dengan jarak mata lampu kurang lebih 2,5 m.

5.4.2. Sistem Penghawaan

Ada dua jenis sistem penghawaan sebagai berikut:

a. Sistem Penghawaan Alami. Dalam desain Revitalisasi Terminal di

Kecamatan Tilamuta, dapat diperoleh dengan emanfaatan sirkulasi udaa

yang berasal dari bukaan seperti jendela.


b. Sistem penghawaan buatan dipergunakan dalam perencanaan bangunan ini

yaitu dengan menggunakan Air condintioner. Penggunaan AC Central

dimaksudkan agar :

- Temperatur ruangan yang dapat dikontrol

- Kelembapan udara dapat diartur

- Dapat mengatur sirkulasi udara dalam ruangan

- Memiliki kapasistas pelayanan yang luas

5.5. Acuan Tata Ruang luar

Elemen-elemen yang digunakan penataan tata ruang luar yaitu:

a. Vegetasi

Tanaman sebagai elemen penataan ruang luar mempunyai banyak fungsi yang

disesuaikan dedngan karakteristik tanaman tersebut, yaitu:

- Pengarah

Tanaman pengarah biasanya ditempatkan pada jalur masuk dan keluar kendaraan

dalam kawasan. Hal ini berfungsi sebagai pengarah bagi pengujung dalam

memauki kawasan bangunan sehingga memberikan kemudahan bagi pengujung

dalam memasuki kawasan. Contoh tanaman pengarah yaitu tanaman palm.

Gambar 5.5 Tanaman Pengarah


Sumber : Analisa Penulis, 2021
- Peneduh

Tanaman peneduh biasanya ditempatkan pada jalur tanaman, memiliki

percabangan 2 m diatas tanah, bermassa dan padat, ditanam secara berbaris, dan

tidak mudah tumbang. Misalnya Kiara Payung.

Gambar 5.6 Tanaman sebagai Barrier


Sumber : Analisa Penulis, 2021

Tanaman pemecah angin yaitu teriri dari tanaman tinggi, perdu dan semak.

Bermassa daun rapat, ditanam berbaris dan membentuk massa dan jarak tanam 3

m. Misalnya cemara, mahoni, dan pinus.

Pengelolaan vegetasi akan diperuntukkan pada bagian depan tapak, pada

bagian perkantoran dan parkir, namun pada daerah dalam Terminal akan

diperuntukkan pada penanaman vegaasi untuk fungsi estetika dan juga peneduh.

- Penyerap

Karakteristik tanaman peyerap polusi udara yaitu terdiri dari pohon, Pinus.

Memiliki fungsi untuk menyerap udara, jarak tanamnya rapat, dan bermassa

padat. Misalnya pinus.

- Peredam Kebisingan

Karakteristik tanaman peredam kebisingan yaitu terdiri dari pohon perdu, dan

semak. Membentuk massa, bermassa daun rapat, dan berbgai bentuk tajuk.

Misalnya tanjung, Kiara payung, Kembang Sepatu, dan Oleander.

b. Sirkulasi
 Peningkatan Kwalitas fisik jalan yang menuju ke lokasi perencanaan

 Meminimalkan titik-titik konflik pertemuan jalan dengan perencanaan

geometrik jalan

 Arus pergerakan diatur memperjelas fungsi kawasan

c. Parkir

Sistem perencanaan parkir pada kawasan perencanaan yaitu parkir yang lurus

dan tegak yang diberlakukan pada setiap segmen kegiatan. Penempatan area

parkir diarea tunggu kedatanggan dan peron kendaraan didesain secara terpisah

untuk pengembangan desain yang maksimal pada kawasan Revitalisasi Terminal

di Kecamatan Tilamuta.

d. Ruang Terbuka/ Pertamanan

Ruang Terbuka atau pertamanan secara konseptual harus dikaitkan dengan

rancangan sistem lansekap. Arahan pemilihan tanaman dan pola tanamnya harus

mencerminkan kebutuhan ruang tersebut. Rencana ruang terbuka pada kawasan

perencanaan terdiri dari:

 Taman. Perencanaan taman yang dialokasikan pada sumbu konsentrik

kawasan. Taman ini berfungsi sebagai tempat penyegaran dan sebagai

paru-paru kawasan. Untuk memberikan keindahan/artistik, maka taman

dilengkapi dengan lampu taman.

 Jalan Hijau. Perencanaan jalur hijau yaitu berupa penanaman pohon di

sepanjang jalur masuk kekawasan Terminal.

5.6. Sistem Utilitas Jaringan


Sistem jaringan utilitas pada Terminal menggunakan sistem sentralisasi, yaitu

memusatkan beberapa peralatan utama dengan menempatkan panel-panel kontrol

pada ruang kontrol.

5.6.1. Sistem Pemipaan (Plumbing)

a. Air Bersih

Sumber air bersih sebagai kebutuhan gedung dipasok dari pengolahan air laut,

kemudian dilakukan penyaringan pada bak penampungan air bersih. Kemudian,

dengan bantuan popa ke reservoir atas. Selanjutnya, didistribusikan ketiap unit

bangunan secara gravitasi.

Gambar 5.7 Sistem Jaringan Air Bersih


Sumber : Analisa Penulis, 2021

b. Air Kotor

Pembuangan air kotor yang berasal dari air buangan kamar mandi, wastafel,

dan air hujan dialirkan ke bak penampungan terlebih dahulu kemudian diolah

dengan Sewage Plan (STP) dan dapat digunakan kembali sebagai air penyiraman

tanaman atau dapat dibuang ke laut tanpa memberikan dampak yang merugikan

(tidak mencemari lingkungan), namun air kotor yang dihasilkan dari ruang makan
dan dapur, sebelum disalurkan ke STP, disaring terlebih dahulu melalui grease

trap. Pembuangan air kotor didasarkan atas pertimbangan tuntutan keamanan dan

kenyamanan penggunaan bangunan dari pembuangan disposal padat dan cair serta

pengaliran air hujan. Adapun sistem pengairan air hujan :

1) Disposal padat disalurkan dengan sistem saluran tertutup dari WC ke

septictank langsung peresapan.

2) Disposal cair dari lavatory, pantry dan ruang lainnya disalurkan terlebih

dahulu ke bak penangkap lemak (grease trap) dan melalui proses

treatment diubah menjadi air baru keperluan perawatan ruang luar, hydrant

dan air kloset.

3) Pengadaan bak sebagai jaminan klancaran pembuangan air hujan dengan

saluran yang disediakan kemudian dimanfaatkan untuk penyiraman

tanaman dan keperluan lainnya.

Gambar 5.8 Sistem Air Kotor


Sumber : Analisa Penulis, 2021

5.6.2. Sistem Pembuangan Sampah

Sampah yang dihasilkan dari dapur umum, dan ruang lain yang menhasilkan

sampah dalam bangunan yaitu sampah basah/sampah organik dan sampah


kering/non organik. Proses pembuangannya dengan menggunakan sistem packing

dari tempat sampah maupun dari ruang-ruang pengelola serta area tunggu serta

peron kedatangan/keberangkatan yang di buang melalui tempat sampah yang ada

ditiap ruangan kemudian ke bak sampah sementara yang ada ditiap ruangan

kemudian ke bak sampah sementara yang ada di Terminal. Stelah itu sampah-

sampah tersebut langsung diangkut menuju TPA.

Gambar 5.9 Sistem Pembuangan Sampah


Sumber : Analisa Penulis, 2021

5.7. Acuan Sistem Struktur Bangunan

5.7.1. Sistem Struktur

Pada umumnya perancangan sistem struktur pada bangunan bentangan

panjang harus mampu mempertahankan dan memikul dengan aman atas sistem

envelope bangunan yang dikehendaki, termasuk komponen fisik lainnya.

Persyaraan yang harus dipenuhi dalam perancangan sistem struktur bangunan,

Antara lain:

1) Servisability, memenuhi fungsinya sebagai pemebentuk ruang dan

pemikul beban bangunan.

2) Stability, memiliki ketahanan untuk menahan gaya tarik, tekanan, geser

dan lentur. (deflexi lateral dan vertical)


3) Strangh, memiliki kekuatan untuk memikul beban rancangan bangunan.

4) Kekakuan, memiliki kemampuan untuk tetap pada bentuk dan tidak

berubah.

5) Keamanan, memiliki aspek fugsi bangunan dan efisiensi yang tidak

membahayakan dalam jangka waktu panjang.

Elemen-elemen struktur yang akan digunakan pendekatan pemilihan sistem

struktur yang akan dipakai diuraikan sebagai berikut:

a. Struktur Bawah

Sub struktur adalah struktur bawah bangunan pondasi jenis struktur tanah,

dimana bangunan tersebut berdiri. Berdasarkan hal ini. Maka kriteria yag

mempengaruhi pemeliharaan pondasi yaitu :

1) Pertimbangan beban keseluruhan dan daya dukung tanah

2) Pertimbangan kedalaman tanah dan jenis tanah

3) Perhitungan efisiensi pemelihara.

Sub struktur yang digunakan pada bangunan Terminal yaitu :

Pondasi garis pada bangunan yang digunakan adalah pondasi batu kali/batu

gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau sesuai keadaan lapangan.

b. Struktur Tengah (Midle Structur)

Midle Structure digunakan pada banguann Terminal yaitu :

a) Struktur dinding

Struktur dinding dapat berupa dinding masif atau dinding partisi. Dinding

masif (batu bara) memiliki sifat permanen dan cocok untuk ruangan yang

tidak memerlukan fleksibilitas. Adapun dinding partisi cocok untuk ruangan


yang membutuhkan fleksibilitas dan bahan yang digunakan bervariasi.

Dinding partisi dapat menggunakan aluminium, kayu, bambu, gypsum atau

bahan yang fleksibel.

b) Struktur Kolom dan Balok

Menggunaan kolom yang bersifat sebagai penopang beban atap yang

menerima gaya dari balok.

c) Struktur Atas (Upper Struktur)

Upper Struktur adalah struktur bagian atas bangunan. Sistem struktur yang

digunakan pada bagian bawah ini dapat berupa sistem konvensional untuk grid

bangunan dengan bentang kecil dan sistem struktur advance dengan bentang

lebar.

5.7.2. Material Bangunan

Material menjadi faktor yang penting dalam menentukan first impression

terhadap bangunan. Pada bangunan Terminal, pemilihan material merupakan

tanggapan dari konsep concect to focus. Material yang digunakan pada fasad

bangunan adalah bahan transparan (kaca) yang diterapkan pada area komersial

dan liesure centre karena sifatnya yang modern dan juga material kayu sebagai

bahan konstruksi pada bangunan.

Anda mungkin juga menyukai