Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL LEBAH MADU

KELOMPOK TANI LENGKAH PAKOK

1
KELOMPOK TANI HUTAN (KTH)
LENGKAH PAKOK
Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara
Todo, 7 April 2022
Kepada
Yth. Bupati Lombok Utara
Cq. Kepala Bagian Kesra
Setda Kab. Lombok Utara
di-
Tanjung

SURAT PENGANTAR
Nomor : 02/KTH-LP/IV/2022

No Jenis Surat yang Dikirim Banyaknya Keterangan

1. Proposal Pengadaan Alat Panen dan 1 Exemplar Dikirim dengan hormat, untuk
Pengemas Madu Kelompok Tani Hutan dapat direalisasikan.
(KTH) Lengkah Pakok Desa Bentek, Terima kasih.
Kecamatan Gangga, Kab. Lombok Utara.

Pengurus Kelompok Tani Hutan (KTH) Lengkah Pakok Desa Bentek


Ketua Sekretaris

PURNA IRSAH

Mengetahui ;

Kepala Desa Bentek Penyuluh Kec. Gangga,

WARNA WIJAYA, …………………………


NIP.
S.AP 2
KELOMPOK TANI HUTAN (KTH)
LENGKAH PAKOK
Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara

Nomor : 02 / KTH.LP /IV/ 2022 Todo, 7 April 2022


Lampiran : -
Perihal : Peromohonan Pengadaan Alat Panen
Dan Pengemas Madu

Kepada Yth.
Bupati Lombok Utara
Cq. Kepala Bagian Kesra Setda Kab. Lombok Utara
di-
Tanjung

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Salam sejahtera teriring do’a semoga segala aktivitas kita selalu berada dalam
lindungan Allah SWT.
Dalam rangka kegiatan pertanian diarahkan untuk tercapainya berbagai tujuan
diantaranya mencakup peningkatan produksi hasil pertanian bukan kayu dan demi
tercapainya program pemerintah, maka kami Kelompok Tani Hutan Lengkah Pakok
memberanikan diri untuk mengajukan permohonan yang sebagaimana tersebut pada
pokok surat di atas.
Demikian surat dari kami, atas Perhatian dan kerjasamanya kami haturkan banyak
terimakasih.
Assalamu’alaikum WR.WB.

Ketua Sekretaris

PURNA IRSAH

Mengetahui ;

Kepala Desa Bentek Penyuluh Kec. Gangga,

I. PENDAHULUAN
WARNA WIJAYA, …………………………
NIP. 3
S.AP
A. Latar Belakang

Perkembangan ternak lebah madu di Indonesia mulai dirintis dan dipelopori oleh

Rijkeuns, seorang warga negara Belanda pada tahun 1841. Peluang usaha untuk ternak lebah

madu di Indonesia sangat besar, karena Indonesia memiliki hutan alam yang sangat luas,

sekitar 133 juta hektar dengan beraneka ragam jenis tanaman yang berbunga secara

bergantian sepanjang tahun. Tanaman tersebut merupakan habitat ideal untuk usaha ternak

lebah madu.

Lebah madu merupakan salah satu sumber daya hutan yang potensial untuk

dikembangkan dalam pembudidayaannya. Hal ini disebabkan karena sumber pakan lebah

yang melimpah (hampir semua tumbuhan yang menghasilkan bunga dapat dijadikan sebagai

sumber pakan) baik yang berasal dari tanaman hutan, tanaman pertanian maupun tanaman

perkebunan. Usaha ternak lebah madu merupakan usaha pengembangan dan penjualan

produk hasil ternak lebah madu. Usaha tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

produk madu yang terus meningkat. Besarnya permintaan terhadap madu belum dapat

diimbangi oleh kemampuan industri perlebahan dalam meningkatkan produksi madu,

sehingga untuk mengatasi kondisi tersebut maka pengembangan usaha budidaya lebah madu

perlu dilakukan

Budidaya lebah madu dapat memberikan manfaat langsung dengan pemanfaatan

produk yang dihasilkan dari lebah madu seperti madu, royal jelly, tepung sari (bee

polen),lilin, perekat (propolis) dan racun madu. Selain itu juga budidaya lebah madu dapat

memberikan manfaat tidak langsung yaitu yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya

hutan, peningkatan produktifitas tanaman melalui simbiosis yang saling menguntungkan

antara tanaman dan lebah madu karena dalam mencari makanan lebah madu akan membantu proses

penyerbukan bunga tanaman.

4
Dari pemaparan diatas kami warga Desa Bentek Kecamatan Gangga Kabupaten

Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat saat ini telah terbentuk Kelompok Tani Hutan

pada tanggal….bulan Mei 2018 dengan nama Kelompok Tani Hutan “Lengkah Pakok”

sebagai bentuk upaya kami dalam menggiatkan usaha ternak budidaya lebah madu secara

berkelompok ditingkat pedesaan guna memperluas lapangan pekerjaan serta mengurangi

tekanan terahadap kawasan hutan.

Kelompok Tani Hutan Lengkah Pakok telah dikukukan menjadi kelompok tani sekala

besar oleh dinas pertanian Kabupaten Lombok Utara. Anggota KTH Lengkah Pakok

berjumlah 73 orang warga masyarakat Desa Bentek yang bermukim disekitar kawasan Hutan

Lengkah Pakok. Anggota KTH telah dibekali pengetahuan dan keterampilan budidaya lebah

madu melalui kegiatan pelatihan keterampilan bagi Kelompok masysrakat di sekretariat

Kelompok Tani Hutan Lengkah Pakok Desa Bentek.

Dasar pembentukan KTH ini berangkat dari kondisi sosial ekonomi di Desa Bentek

Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara yang masih banyak berada di bawah garis

kemiskinan. Disamping itu,sumber daya manusia dan sumberdaya alam yang sangat potensial

untuk dikembangkan namun belum dimanfaatkan secara maksimal membuat kami

membentuk KTH untuk melaksanakan usaha secara bersama dalam memaksimalkan

sumberdaya yang ada guna meningkatkan kesejateraan warga.

Berangkat dari pemikiran tersebut kami menyusun proposal ini sebagai upaya dalam

mendapatan peralatan panen dan pengemas madu untuk kegiatan usaha bersama budidaya

lebah madu yang terwadahi dalam Kelompok Tani hutan (KTH) Lengkah Pakok di desa

Bentek.

5
B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Menyukseskan program pemerintah dalam mewujudkan masyarakat sejatera dan

hutan lestari melalui pemberdayaan masyaraat sekitar kawasan hutan

2. Tujuan

a. Meningatkan kesejateraan para anggota KTH Lengkah Pakok melalaui usaha

Budidaya Lebah Madu

b. Melatih kemandirian anggota melalaui kegiatan usaha

c. Mendorong kegiatan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Desa Bentek

C. Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan Budidaya Lebah Madu ini adalah pengadaan peralatan (peralatan

utama, peralatan perlengkapan, peralatan petugas, peralatan panen dan peralatan

pengemasan), teknik budidaya, penanganan pascapanen dan pemasarannya serta analisa

usaha budidaya lebah madu.

6
II. RISALAH UMUM

A. Sejarah Perkembangan Lebah Madu

Lebah madu merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia.

Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon

dan tempat-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah juga menghasilkan produk yang

sangat dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu royal jelly, pollen, malam (lilin) dan

sebagainya. Selanjutnya manusia mulai membudidayakan dengan memakai gelodog

kayu dan pada saat ini dengan stup.

Perkembangan budidaya lebah madu di Indonesia mulai dikenal sejak dipelopori

oleh Rijkeuns, seorang bangsa belanda pada tahun 1841, namun perkembangannya

sangat jauh tertinggal apabila dibandingkan dengan kegiatan serupa yang ada di Negara

Australia, Jerman, Mexico, India, Jepang dan China.

1. Jenis Lebah Madu

Dari kegiatan budidayanya, jenis lebah madu dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

a. Species yang telah dibudidayakan

1) Trigona

Trigona merupakan lebah madu yang banyak tersebar di wilayah asia antara

laintersebar di Negara Afganistan, Cina, Jepang dan Indonesia, Lebah madu

jenis Apiscerana dapat dibudidayakan secara tradisional dalam glodok maupun

secaramodern yang dibudidayakan di dalam kotak (stup) Apabila sumber

pakan dan air mencukupi lebah madu ini dapat dipanen tiga kali dalam 1

tahun dengan produksi madu bisa mencapai 2-5 kg per tahun.

7
2) Apis mellifera 

Apis mellifera merupakan lebah madu yang berasal dari Italia, tetapi lebah

madu jenis ini dapat beradaptasi dengan baik untuk dikembangkan di

Indonesia apabila sumber pakan dan air mencukup, lebah madu jenis ini

dapat memproduksi madu 35-40 kg per tahun per koloni.

b. Species lebah madu yang belum bisa dibudidayakan

Jenis lebah madu yang belum bisa dibudidayakan adalah  Apis dorsata dan

Apisflorea, jenis lebah madu ini sangat sulit untuk dibudidayakan karena masih

bersifat liar,bersifat sangat ganas dan belum ada teknologi yang bisa merekayasa

tempat hidupnya, sehingga apabila dibudidayakan jenis lebah madu ini tidak

betah menetap pada sarangnya.

2. Persyaratan budidaya lebah madu

Berhasil tidaknya budidaya lebah madu tergantung :

1) Ada sumber makanan ( madu / bunga, tepungsari / pollen / bunga) ada

tanaman berbunga

2) Bibit lebah madu yang baik, yaitu anggota koloni banyak, dalam satu stup /

sarang minimal 6 sisiran dan pejantan jumlahnya sedikit ( < 100 ekor )

3) Pembudidaya / peternak ( orang yang bersangkutan )

4) Pemberian tambahan makanan pada saat perubahan cuaca.

8
III. RENCANA USAHA KELOMPOK

A. Rencana Usaha Kegiatan

1. Jenis Usaha

Usaya yang kami jalankan bergerak di bidang Budidaya lebah madu.

2. Alasan Pemilihan Usaha

Sesuai dengan pertimbangan prinsip analisis SWOT yang telah banyak di terapkan

didalam dunia bisnis, kami memilih alasan dengan pertimbangan :

a. Pertimbangan Kemampuan ( Strength )

Dengan kondisi sumber daya manusia yang rata – rata adalah petani yang

bermukim disekitar kawasan hutan serta sumberdaya alam yang mendukung

ketersediaan pakan bagi ternak lebah, maka kami mempertimbangkan dan

kemudian menetapakan jenis usaha ternak budidaya lebah sebagai usaha bersama

kelompok Tani Hutan Lengkah Pakok.

b. Pertimbangan Kelemahan ( Weakness )

Secara umum, Kelompok Tani Hutan Lengkah Pakok khususnya anggota KTH

Lengkah Pakok memiliki kelemahan yaitu kurangnya pengatahuan mengenai

manajemen dan keorganisasian serta keterampilan teknis budidaya lebah madu.

Namun demikian hal ini dapat teratasi dengan bantuan dari Dinas Kehutanan

Provinsi NTB yang telah melatih teknik budidaya lebah madu serta bantuan dari

Penyuluhan Pertanian Kecamatan Gangga yang selalu mendampingi dan melatih

kemampuan berorganisasi dan mengelolah usaha bersama.

9
c. Pertimbangan Peluang ( Oportunities )

Melihat pangsa pasar yang masih terbuka lebar hal ini di tandai dengan permintaan

semakin meningkat dari masyarakat maupun pabrik-pabrik yang membutuhkan

suplay madu sebagai bahan baku produk makanan, obat-obatan maupun kosmetik.

Selaian itu kurangnya peternak budidaya lebah madu di kabupaten Lombok Utara

menjadikan usaha budidaya lebah madu memiliki peluang yang besar untuk

mendapatkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan kesejateraan anggota

khususnya serta masyarakat Desa Bentek secara umum.

d. Pertimbangan ancaman ( Threatness )

Ancaman dan kendala yang akan dihadapi kedepan adalah kemungkinan

munculnya pengusaha budidaya lebah madu yang lain dikabupaten Lombok Utara

namun hal ini dapat diatasi dengan terus mengembangkan kapasitas anggota

melalui kegiatan magang/studibanding kelokasi budidaya lebah madu yang sudah

berhasil. Selain itu peningkatan kualitas dari produk lebah madu yang dihasilkan

mulai dari pemanenan sampai pada proses pengemasan produk.

3. Pengelolaan Usaha

Pengelolaan usaha akan kami  lakukan dengan cara usaha bersama yang kami bagi

kedalam beberapa tahap yaitu :

a. Tahap persiapan dan perencanaan

1) Pemilihan jenis usaha

Setelah melakukan analis SWOT maka jenis usaha yag dipilih adalah usaha

budidaya lebah madu

10
2) Pemilihan lokasi usaha

Setelah kami mempertimbangkan berbagai hal terkait pemilihan lokasi usaha

ternak lebah madu, kami memilih lokasi usaha pada lahan milik Bapak Purna

di Dususn Todo Desa Bentek yang mana lahan tersebut terdapat banyak

tanaman perkebunan dan kehutanan yang menghasilkan bunga sebagai

penyedia pakan lebah madu.

3) Penggalangan / Pencarian Modal

Penggalangan modal usaha dilakukan melalui swadaya anggota kelompok

maupun melalui usulan kepada berbagai sumber antara lain melalui instansi

pemerintah, swasta BUMN/BUMD melalui dana Hibah (desa, kecamatan,

kabupaten, propinsi dan pusat) dana swadaya kelompok yang terkumpul

masih sebatas digunakan untuk administrasi pendukung.

b. Tahap perintisan

Usaha budidaya lebah madu ini adalah usaha bersama maka pada tahap awal

kami bersepakat untuk setiap anggota wajib memburu satu koloni lebah madu

yang di ambil dari alam utuk dipidahkan dalam stup dan ditempakan pada lokasi

yang telah disepakati bersama.

c. Tahap Promosi

Setelah lebah madu mulai memproduksi Upaya promosi kami lakukan melalui

penyebaran brosur dan memanfaatkan media sosial yang ada saat ini.

d. Tahap Penjualan

Untuk mengatur penjualan kami telah menetapkan petugas atau unit usaha yang

telah kami tunjuk sesuai kesepakatan. Penjualan produk lebah berupa madu

dilakukan dengan berbagai ukuran kemasan dalam botol.

11
e. Perhitungan Analisa kelayakan Usaha

Analisa kelayakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

pada usaha budidaya lebah madu, adapun analisis kelayakan dapat diketahui

dengan mengetetahui tingat break event point (BEP), benefit cost ratio (BC Ratio)

dan return of investment (ROI)

1) Break Event Point (BEP).

BEP dipakai untuk mengatahui tingkatan volume produksi dan harga produk

rata-rata dimana para pelaku usaha budidaya lebah madu dapat menutup

semua biaya yang dikeluarkan tanpa mengalami kerugian dan

keuntungan/titik inpas. BEP tercapai apabila biaya produksi sama dengan

nilai jual produk yang dihasilkan oleh lebah madu (madu,lilin dan bee

pollen), BEP dirumuskan sebagai berikut :

Total Biaya Produksi


BEP Volume produsi rata−rata=
Rata−rataharga jual hasil produksi

2) Benefit cost ratio (B/C ratio)

B/C ratio di gunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan modal

dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu. B/C ratio pada kegiatan usaha

budidaya lebah madu adalah sebagai berikut :

Keuntungan
B/C=
Biaya Produksi

3) Return of investment (ROI)

Perhitungan ROI diperlukan untuk mengetahui tingkat pengembalian modal

yang dipergunakan dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu, adapun ROI

kegiatan usahabudidaya lebah madu adalah sebagai berikut :

Pendapatan
ROI = x 100 %
Biaya Produsi

B. Rencana Pengelolaan Hasil Usaha

12
1. Pengelolan Hasil Usaha

Dalam pengelolaannya, kami membagi hasil Usaha dengan cara bagi hasil dengan

menggunakan azaz keadilan distributive yakni membagi hasil usaha sesuai

dengan tugas dan tanggung jawab sehingga tidak di bagi rata. 90 % dari

keuntungan bersih akan dibagikan kepada seluruh anggota sesuai kesepakatan

sementara 10 % keuntungan akan digunakan untuk penambahan modal usaha.

2. Waktu Pembagian

Waktu pembagian hasil usaha kami lakukan setiap satu tahun sekali.

C. Rencana Anggaran Biya

Rencana Anggaran dalam usaha Budidaya Lebah Madu adalah sebagai berikut :

Asumsi-asumsi :
1. Waktu analisa usaha  : 1 tahun
2.  Jenis lebah  : Trigona
3. Kekuatan peralatan produksi  : 3 tahun
4. Pendapatan yang berasal dari Penambahan jumlah koloni hasil penangkaran : tid
ak diperhitungkan
5. Lama penggembalaan lebah : 3 bulan per tahun
6. Jumlah periode panen dalam 1 tahun : 4 kali.
7. Penyusutan alat produksi : 30 % tahun

13
RENCANA ANGGRAN BELANJA PERALATAN BUDIDYA LEBAH MADU TRIGONA

Belanja Lokal

No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah (RP)


(RP)

1 Koloni Lebah 25 unit 950,000 23,750,000


2 Kotak Lebah/ Stup 25 unit 200,000 5,000,000
3 Frame/sisiran bingkai sarang 175 unit 25,000 4,375,000
4 Dudukan Stup/kaki kotak 25 unit 100,000 2,500,000
5 Kurungan Ratu 25 Buah 25,000 625,000
6 Bingkai Stimulasi/Freeder Frame 25 Buah 25,000 625,000
36,875,000

Belanja Toko
Peralatan Perlengkapan
1 Penyekat Ratu 20 Buah 28,000 560,000
2 Mangukan Ratu 20 Buah 35,000 700,000
3 Sarang Pondasi 100 Buah 14,000 1,400,000
Jumlah I 2,660,000
Peralatan Petugas
4 Wearpak 20 Buah 350,000 7,000,000
5 Topi 20 buah 56,000 1,120,000
6 Masker 20 buah 56,000 1,120,000
7 Sarung Tangan 20 pasan 84,000 1,680,000
8 Pengasap/smoker 5 Buah 294,000 1,470,000
9 Pengungkit/Hive tool 1 Buah 63,000 63,000
Jumlah II 12,453,000
Peralatan Panen dan Peralatan
Pascapanen
10 Sikat lebah 10 Buah 84,000 840,000
11 Pisau Panen Madu 20 Buah 56,000 1,120,000
12 Ektraktor Lokal 1 unit 2,052,000 2,052,000
13 Botol plastik ukuran 1000 ml 100 btl 11,000 1,100,000
14 Botol plastik ukuran 500 ml 250 btl 7,000 1,750,000
15 Botol plastik bening ukuran 250 ml 250 btl 4,200 1,050,000

Jumlah III 7,912,000


Jumlah Total 23,025,000

14
IV. PENUTUP

Lebah madu adalah salah satu kekayaan sumber daya alami Indonesia. Selain dapat
dimanfaatkan sebagai penghasil madu dan produk perlebahan lainnya bagi kepentingan
peningkatan pendapatan dan gizi masyarakat, keberadaan lebah madu juga penting bagi
kesehatan lingkungan. Peran lebah madu terhadap penyerbukan tumbuhan memberikan
sumbangan yang sangat besar bagi kelangsungan hidup banyak species tumbuhan mengingat
tidak sedikit tumbuhan yang proses polinasinya hanya dapat dilakukan oleh lebah madu.
Mengingat peran dan manfaat lebah madu yang sangat besar tersebut, maka keberadaannya
perlu dijaga dan pemanfaatannya perlu ditingkatkan. Kemampuan meningkatkan produksi
dan produktivitas koloni lebah madu akan sangat membantu upaya peningkatan pendapatan
masyarakat dan pengembangan perlebahan nasional.
Demikian proposal permohonan bantuan untuk kelompok Tani Lengkah Pakok ini
kami sampaikan, Besar harapan kami agar permohonan kami dapat dipertimbangkan untuk
kemudian direalisasikan agar kelompok Tani Lengkah Pakok dapat menigkatkan kegiatan
Usaha Budidaya lebah Madu, atas perkenaannya di ucapkan terima kasih.

15
Lampiran

SUSUNAN PENGURUS

Pelindung        : Kepala Desa Bentek


Ketua              : Purna
Sekretaris        : Irsah
Bendahara       : Juliadi
Anggota          :

16
17
18
Pada dasarnya rencana pengembangan lebah madu ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan terus
menerus selama 5 tahun yang meliputi :
1. Tahun Pertama (Tahap Awal)

Pada tahun pertama ini direncanakan akan dilakukan peningkatan Sumber Daya Manusia, dengan
mengirim beberapa tenaga / personil baik dari dinas terkait maupundari beberapa
lembaga / kelompok Tani Hutan untuk secara khusus mempelajari teknik budidaya lebah
madu mulai dari pemeliharaan dan pengelolaan lebah madu, penangananpasca panen dan
pemasarannya, serta analisa usaha budidaya lebah madu
2. Tahun Kedua
Jika tenaga trampil yang ahli dalam budidaya lebah madu telah tersedia
makadirencanakan di tahun kedua ini akan diadakan pelatihan budidaya lebah madu
untukmasyarakat yang terdapat disekitar kawasan hutan dan pembuatan kebun
percontohanlebah madu
3. Tahun Ketiga
Diadakannya pelatihan pasca panen lebah madu, cara-cara pengolahan dan
pemasaranhasil budidaya lebah madu. Pendampingan tenaga ahli bagi masyarakat,
kelompok tanihutan maupun lembaga-lembaga masyarakat lainnya yang berniat
untukmengembangkan usaha budidaya lebah madu
4. Tahun keempat
Perluasan jaringan pemasaran dan penghitungan analisa kelayakan lebah madu. Analisa kelayakan
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada usaha budidaya
lebah madu, adapun analisis kelayakan dapat diketahui dengan mengetetahui tingat break
event point (BEP), benefit cost ratio (BC Ratio) dan return of investment (ROI)
4) Break event point (BEP).
BEP dipakai untuk mengatahui tingkatan volume produksi dan harga produk rata-
ratadimana para pelaku usaha budidaya lebah madu dapat menutup semua biaya
yangdikeluarkan tanpa mengalami kerugian dan keuntungan/titik inpas. BEP tercapai
apabilabiaya produksi sama dengan nilai jual produk yang dihasilkan oleh lebah madu
(madu,lilin dan bee pollen), BEP dirumuskan sebagai berikut :
Total Biaya Produsi
BEP Volume produsi rata−rata=
Rata−rataharga jual hasil produsi

19
5) Benefit cost ratio (B/C ratio)
B/C ratio di gunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan modal
dalamkegiatan usaha budidaya lebah madu. B/C ratio pada kegiatan usaha budidaya
lebahmadu adalah sebagai berikut :
Keuntungan
B/C=
Biaya Produksi

6) Return of investment (ROI)


Perhitungan ROI diperlukan untuk mengetahui tingkat pengembalian modal
yangdipergunakan dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu, adapun ROI kegiatan
usahabudidaya lebah madu adalah sebagai berikut :
Pendapatan
ROI = x 100 %
Biaya Produsi

5. Tahun kelimaPelepasan pendampingan kegiatan budidaya lebah madu secara


bertahap, danselanjutnya akan diteruskan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi
secara berkala.
Adapun keunggulan dan nilai lebih dari rancangan pengelolaan ini adalah
1. Pengiriman tenaga terampil untuk mengikuti pelatihan akan menjamin
berlangsungnya kegiatan budidaya lebah madu karena akan tersedia tenaga ahli
sebagai nara sumber untuk semua permasalahan yang mungkin akan terjadi
dalampelaksanaan budidaya lebah madu nantinya.
2. Budidaya lebah madu akan menjadi alternatif mata pencaharian bagi masyarakatutamanya
yang berada disekitar hutan.
3. Keberhasilan program kegiatan ini akan meningkatkan kesejahteraann
masyarakatdan secara tidak langsung akan mengurangi kerusakan hutan yang
diakibatkan olehperambahan dan ilegal logging.
4. Kegiatan ini akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pada umumnya
danmasyarakat disekitar hutan pada khususnya.

20
VI. PENUTUP
Lebah madu adalah salah satu kekayaan sumber daya alami Indonesia. Selain
dapatdimanfaatkan sebagai penghasil madu dan produk perlebahan lainnya bagi
kepentinganpeningkatan pendapatan dan gizi masyarakat, keberadaan lebah madu juga
penting bagikesehatan lingkungan. Peran lebah madu terhadap penyerbukan tumbuhan
memberikan sumbangan yang sangat besar bagi kelangsungan hidup banyak species
tumbuhan mengingattidak sedikit tumbuhan yang proses polinasinya hanya dapat dilakukan
oleh lebah madu.Mengingat peran dan manfaat lebah madu yang sangat besar tersebut, maka
keberadaannyaperlu dijaga dan pemanfaatannya perlu ditingkatkan. Kemampuan
meningkatkan produksidan produktivitas koloni lebah madu akan sangat membantu upaya
peningkatan pendapatanmasyarakat dan pengembangan perlebahan nasional. Demikian
usulan proposal kegiatan ini kami sampaikan dengan harapan mendapat tanggapan, dan atas
perkenaannya diucapkan terima kasih.

21
Lampiran : Adapun rincian biaya pembuatan kebun percontohan budidaya lebah madu,
dapatdilihat di bawah ini :
Asumsi-asumsi :
8. Waktu analisa usaha  : 1 tahun
9.  Jenis lebah  : Trigona
10. Kekuatan peralatan produksi  : 3 tahun
11. Pendapatan yang berasal dari Penambahan jumlah koloni hasil penangkaran : tidakdip
erhitungkan
12. Lama penggembalaan lebah : 3 bulan per tahun
13. Jumlah periode panen dalam 1 tahun : 4 kali7.
14. Penyusutan alat produksi : 30 % tahun

No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah (RP)


(RP)
1 Biaya Pelatihan Budidaya Lebah 6 Orang 10,000 60,000,000
Madu ,000
Jumlah I
1 Koloni Lebah 10 unit 750, 7,500,000
000
2 Kotak Lebah 10 unit 150, 1,500,000
000
3 Dudukan Stup 10 unit 75, 750,000
000
4 Alat Pengaman Ratu (Paralon, 4 Peket 150, 600,000
benang, lem) 000
5 Alat Pembuat mangkok 2 Peket 500, 1,000,000
Ratu(lilin,cetakan mangkok,lat 000
pemanas dan bingkai lebah)
6 Alat pemanen (smoker, pisau, sikat 2 Peket 300, 600,000
lebah, pengungkit) 000
Alat Pasca Panen
7 Ekstraktor madu 2 unit 1,500, 3,000,000
000
8 Jliken 5 buah 50, 250,000
000
9 Ember 5 buah 40, 200,000
000
10 Saringan Madu 5 unit 15, 75,000
000
11 Perlengkapan Petugas 2 unit 500, 1,000,000
(masker,topi,pengaman,baju 000

22
lapangan)
Jumlah II 16,475,000
Biaya Poperasional / 3 bulan
12 Biaya operasional pengembalaan 90 Hari 50,000 4,500,000
13 biaya Transportasi (sewa 2 Peket 1,500, 3,000,000
kendaraan, upah bongkar muat) 000
14 Sewa lahan 1 Peket 1,000,000 1,000,000
Jumlah III 8,500,000
Jumlah Total 84,975,000

23
PROPOSAL LEBAH MADU

KELOMPOK TANI LENGKAH PAKOK

24
25

Anda mungkin juga menyukai