Kelompok 2 Fajar, Made (PLTS On-Grid)
Kelompok 2 Fajar, Made (PLTS On-Grid)
Abstrak— Indonesia is one of the countries that has the fourth population density after China,
India, and the United States. Of course, with this density, it is undeniable that Indonesia also needs a lot
of resources, whether it's from food sources, raw materials, and energy. And now it is undeniable that
in this modern era, companies are competing to be at the forefront and advanced in the energy sector,
especially renewable energy or energy that can be used up if it runs out. There are so many renewable
energies that can be utilized, moreover, these energies are located and are often used by almost the
entire community, namely air, wind, geothermal, solar, and many more. Electrical energy consumption
at Hang Tuah University in September 2022 is 1100 KVA, covering the Rectorate, GSG, F1-F4, GC,
Pharmacy, FKG. Utilization of renewable energy by optimizing solar energy obtained by installing
PLTS on the roofs of every building is likely to have an effect on reducing electricity bills at Hang Tuah
University, which originally had to spend nearly 300 million every month. Because solar energy is a
potential energy to be developed in Indonesia considering that Indonesia is located in the equator. Solar
energy that can be generated throughout mainland Indonesia is 4.8 kWh/m2/day or equivalent to
112,000 GWp. This study aims to determine the potential energy generated from PLTS using
Helioscope software if it is built on the roofs of every building at Hang Tuah University. covering the
Rectorate building, Psychology, FISIP, GC (Growth Center) can be seen in the results and discussion
for the potential energy per day for the greatest value in the Psychology building as much as 505.440
Kwh per day.
Abstract— Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai kepadatan populasi penduduk
terbanyak ke-empat setelah China, India, Amerika Serikat. Tentunya dengan kepadatan tersebutlah tidak
bisa dipungkiri Indonesia juga membutuhkan sumber daya yang sangat banyak juga, entah itu dari sumber
bahan pangan, bahan mentah, dan energy. Dan saat ini tidak dapat dipungkiiri pula di zaman yang serba
modern ini banyak sekali perusahan- perusahaan berlomba untuk menjadi yang terdepan serta termaju di
sector energy, khususnya energy terbarukan atau energy yang dapat diperbarui jika habis. Banyak sekali
energy terbarukan yang bisa dimanfaatkan terlebih lagi energy-energy tersebut berada dan sering
digunakan oleh hampir seluruh masyarakat, yaitu energy air, angin, panas bumi (Geothermal), matahari,
dan masih banyak lagi. Konsumsi energi listrik di Universitas Hang Tuah pada bulan September 2022
sebesar 1100 KVA, meliputi Rektorat, GSG, F1-F4, GC, Farmasi, FKG. Pemanfaatan energi terbarukan
dengan mengoptimalkan energi surya yang didapat dengan cara memasang PLTS pada atap-atap setiap
gedung sepertinya akan berpengaruh untuk mengurangi tagihan listrik di Universitas Hang Tuah yang
semula setiap bulan mesti mengeluarkan uang sebesar hampir 300 juta. Mengingat energi surya
merupakan energi yang potensial dikembangkan di Indonesia mengingat Indonesia terletak di daerah
khatulistiwa. Energi surya yang mampu dibangkitkan di seluruh daratan Indonesia adalah 4,8 kWh/m²,
hari atau setara dengan 112.000 GWp Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi energi yang
dihasilkan dari PLTS menggunakan software Helioscope jika dibangun pada atap-atap setiap gedung di
Universitas Hang Tuah meliputi gedung Rektorat, Psikologi, FISIP, GC (Growth Center) dapat dilihat
pada hasil dan pembahasan untuk potensi energy per hari untuk nilai paling besar pada gedung Psikologi
sebesar 505.440 Kwh per hari.
Kata kunci : Energy Terbarukan, PLTS, Energi Surya, Panel Surya
I. PENDAHULUAN sepertinya akan berpengaruh untuk
Indonesia merupakan salah satu Negara mengurangi tagihan listrik di Universitas
yang mempunyai kepadatan populasi Hang Tuah yang semula setiap bulan mesti
penduduk terbanyak ke-empat setelah mengeluarkan uang sebesar hampir 300 juta.
China, India, Amerika Serikat. Tentunya Mengingat energi surya merupakan energi
dengan kepadatan tersebutlah tidak bisa yang potensial dikembangkan di Indonesia
dipungkiri Indonesia juga membutuhkan mengingat Indonesia terletak di daerah
sumber daya yang sangat banyak juga, entah khatulistiwa. Energi surya yang mampu
itu dari sumber bahan pangan, bahan dibangkitkan di seluruh daratan Indonesia
mentah, dan energy. Dan saat ini tidak dapat adalah 4,8 kWh/m2 /hari atau setara dengan
dipungkiiri pula di zaman yang serba 112.000 GWp Penelitian ini bertujuan untuk
modern ini banyak sekali perusahan- mengetahui potensi energi yang dihasilkan
perusahaan berlomba untuk menjadi yang dari PLTS menggunakan software
terdepan serta termaju di sector energy, Helioscope jika dibangun pada atap-atap
khususnya energy terbarukan atau energy setiap gedung di Universitas Hang Tuah.
yang dapat diperbarui jika habis. Banyak
II. STUDI PUSTAKA
sekali energy terbarukan yang bisa
dimanfaatkan terlebih lagi energy-energy Pembangkit listrik tenaga surya adalah
tersebut berada dan sering digunakan oleh pembangkit listrik yang mengubah energy
hampir seluruh masyarakat, yaitu energy air, surya menjadi energy listrik. Pembangkit
angin, panas bumi (Geothermal), matahari, listrik dengan energy surya dapat dilakukan
3 Helioscope
Inverter off grid adalah komponen PLTS
HelioScope program yang bersifat open
yang berfungsi mengubah arus listrik searah
software baru yang berbasis website.
(DC) menjadi arus listrik bolak-balik (AC).
HelioScope merupakan produk dari Folsom
Inverter off grid juga dikenal dengan
Lab USA yang digunakan untuk mendesain
sebutan inverter mandiri dan inverter
sistem fotovoltaik seperti beberapa fitur
standalone. Sesuai dengan namanya, tipe
PVSyst serta menambahkan fungsionalitas
inverter ini khusus digunakan untuk
desain AutoCAD, yang memungkinkan
keperluan sistem PLTS off grid yang tidak
perancang untuk melakukan desain lengkap
terhubung jaringan PLN. Jika Anda hidup di
pada satu paket. Lokasi berupa alamat
jalan atau di daerah terpencil tanpa akses
lengkap, konfigurasi array, modul PV serta
jaringan listrik PLN, sistem off-grid bisa
spesifikasi inverter merupakan syarat input
menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan
utama yang dibutuhkan HelioScope.
energi Anda. Sistem off-grid kini makin
Perangkat lunak ini memungkinkan
banyak digunakan sebagai pilihan alternatif
pengguna untuk memprediksi produksi
masyarakat Indonesia ditengah upaya
energi yang menghitung berdasarkan
pengurangan tagihan bulanan dan mencapai
kerugian akibat cuaca serta iklim. Aspek–
energi baru ramah lingkungan.
aspek seperti shading, pengkabelan, efisiensi
Cara Kerja :
komponen, ketidakcocokan panel, serta
Panel surya menghasilkan listrik dan
penggunaan lama (penuaan) dapat pula
dialirkan ke solar changer controller
dianalisis guna memberikan rekomendasi
(SCC)
untuk peralatan serta tata letak susunan.
Arus listrik dari SCC dikirim ke baterai Program ini menampilkan produksi tahunan,
untuk disimpan kumpulan data cuaca, rasio kinerja, serta
parameter sistem lainnya untuk hasil Gedung Sekretariat BEM dikarenakan atap
simulasi. Fungsi tersebut memudahkan bangunannya menurut kami terlalu kecil
pengguna ketika menggunakan HelioScope. sehingga hanya sedikit pula potensi panel
Pengguna dapat memasukkan lokasi suryanya. Area kampus, luas permukaan
bangunan yang akan dipelajari secara dan atap dari bangunan yang tersedia sudah
lengkap serta menghubungkannya secara ditentukan berdasarkan dengan fitur
real-time ke Google Earth, sehingga hal Polygon yang ada pada Google Earth
tersebut pula mempermudah pengguna (Menghitung luas dari bentuk-bentuk
untuk merancang sistem PLTS pada gedung geometri dan juga menghitung jaraknya).
yang akan dianalisis. Kumpulan data dari Berikut merupakan jumlah luas
inverter dan panel surya juga disediakan permukaan atap gedung-gedung di yang
secara lengkap dan detail sehingga bisa menghambat kinerja pada panel surya,
pengguna dapat lebih selektif dalam sehingga pohon tersebut harus dipotong
menyusun rangkaian PLTS. pada saat panel surya dipasangkan.
Pencarian jalur matahari sepanjang hari
sebelum dipasangnya panel surya. Sehingga
tidak adanya benda yang dapat menghalangi
paparan sinar matahari terhadap panel surya
sepanjang siang hari saat matahari bersinar.
Jika mungkin untuk dihilangkan, contohnya,
III. METODELOGI
seperti dinding rumah orang lain, maka
3.1 Luasan permukaan atap mengunakan panel surya dapat dihadapkan miring ke
Helioscope. sudut-sudut yang tidak terhalang.
Saat penelitian ini dilakukan, terdapat 5 Univeritas Hang Tuah yang kami
bangunan yang kami lakukan penelitian di gunakan untuk penelitian potensi panel
Universitas Hang Tuah Surabaya. Lokasi surya.
dan nama di masing-masing bangunan dari
Google Earth. Dalam penelitian ini terdapat
beberapa gedung atau bangunan yang tidak Tabel 1. Hasil Pengukuran Luasan Atap
kami ikutkan dalam penelitian, seperti pada Gedung Fakultas di Universitas Hang
Langkah-langkah :
digunakan
luasan atap yang sudah digunakan untuk hal 3.3 Langkah-langkah Desain Komponen
lain seperti antenna, penangkal petir dan Panel Surya
sebagainya yang bisa mengganggu sistem Selanjutnya pada penilitian ini bisa
PV. Berikut Desain panel surya diambil contoh untuk penggunaan software
menggunakan helioscope. HelioScope untuk mendesain panel surya
pada Gedung Growth Center dilihat pada
Gambar 9 dan Gambar 10.
Keterangan :
1. Default Orientation : Menu peletakan
Keterangan : panel surya bisa portrait atau
1. Description : Untuk memilih merk landscape
dari panel surya yang akan dipakai 2. Row spacing : Yaitu mengatur jarak
dari contoh yang diambil pada pemasangan panel surya
penelitian pada Gedung GC 3. Module Spacing : Mengatur jarak
menggunakan merk Longi (540 Wp). panel surya
2. Racking : Menu peletakan desain Selanjutnya setelah mendesain akan di
panel surya yang akan dipasang tampilkan jumlah komponen yang di
contohnya yang ada pada Gambar 8 butuhkan untuk gedung GC. Berikut
yaitu Flush Mount Racking dimana Gambar 11 Hasil jumlah komponen yang
peletakan secara vertical. dibutuhkan untuk pemasangan panel surya
3. Height : Ukuran ketinggian tempat pada Gedung GC.
dari tanah sampai atap
4. Azimuth : Menu mengatur tingkat
kemiringan pemasangan panel surya
Keterangan :
1. Inverter : Jenis Sunny Tripower
membutuhkan 4 unit masing-masing
(96,2kW)
2. Panel surya : Jenis Longi Solar
540M (540Wp) membutuhkan 200
unit
Satria, Habib, and Syafii Syafii. "Sistem Monitoring Online dan Analisa Performansi PLTS Rooftop
Terhubung ke Grid PLN." Jurnal Rekayasa Elektrika 14.2 (2018): 267513.
Boedoyo, Mohamad Sidik. "Potensi dan peranan plts sebagai energi alternatif masa depan di
indonesia." Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 14.2 (2013).
Ridho, Muhammad Alvin, Bambang Winardi, and Agung Nugroho. "Analisis Potensi Dan Unjuk Kerja
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Plts) Di Departemen Teknik Elektro Universitas
Diponegoro Menggunakan Software Pvsyst 6.43." Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro 7.4 (2019):
883-890.
Prian Gagani Chamdareno, Hamzah Hilal “Analisa Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid PLTD-PLTS di
Pulau Tunda Serang Banten” Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
Deni Almanda, Moh. Akhsin Zaenal Muttaqin. “Analisa dan Perbandingan PLTS on Grid yang Terpasang
di Atap Gedung Utama PT Subur Semesta dengan PLTS On Grid yang Bergerak Mengikuti Arah
Matahari” Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Jakarta.
P. Manikandan, S. Karthick, S. Saravanan, and T. Divya, “Role of Solar Powered Automatic Traffic Light
Controller for Energy Conservation,” International Research Journal of Engineering and Technology
(IRJET), vol. 5, no. 12, pp. 989–992, 2018.
D. A. Devi and A. Kumar, “Design and implementation of CPLD based solar power saving system for
street lights and automatic traffic controller,” International Journal of Scientific and Research
Publications, vol. 2, no. 11, pp. 1–4, 2012.
Budiyanto and Fadliondi, “The Improvement of Solar Cell Output Power Using Cooling and Reflection
from Mirror,” Int. J. Power Electron. Drive Syst., vol. 8, no. 3, pp. 1320– 1326, 2017.
M. Mustafa, V. Sunil, and U. Bhasker, “Hybrid Power Generation By Solar Tracking and Vertical Axis
Wind Turbine ( Design and Analysis ),” Int. Res. J. Eng. Technol., vol. 4, no. 8, 2017.