Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi
Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi
INSTALASI RADIOLOGI
RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013
RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO - BATU
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................. i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
BAB I. Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Tujuan Pedoman................................................................................... 1
1.3. Ruang Lingkup Pelayanan ................................................................... 1
1.4. Batasan Operasional............................................................................. 2
1.5. Landasan Hukum ................................................................................. 3
BAB II. Standar Ketenagaan....................................................................... 4
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ...................................................... 4
2.2. Distribusi Ketenagaan .......................................................................... 5
2.3. Pengaturan Jaga.................................................................................... 10
BAB III. Standar Fasilitas ........................................................................... 11
3.1. Denah Ruang ........................................................................................ 11
3.2. Sarana Dan Prasarana........................................................................... 11
3.3. Standar Fasilitas ................................................................................... 13
BAB IV. Tata Laksana Pelayanan .............................................................. 16
4.1. Tata Laksana Pelayanan Radiologi ...................................................... 16
4.2. Prosedur Kerja Dengan Pesawat Sinar X............................................. 17
4.3. Sasaran Pelayanan ................................................................................ 17
4.4. Jenis Pelayanan Radiologi ................................................................... 17
4.5. Tata Cara Pelayanan Radiologi Yang Berlaku..................................... 19
BAB V. Logistik ......................................................................................... 23
BAB VI. Keselamatan Pasien ..................................................................... 28
BAB VII. Keselamatan Kerja ..................................................................... 31
7.1. Latar Belakang ..................................................................................... 31
7.2. Tujuan .................................................................................................. 31
7.3. Ruang Lingkup..................................................................................... 31
7.4. Definisi ................................................................................................. 31
7.5. Struktur Organisasi .............................................................................. 32
ii
7.6. Tanggung Jawab Dan Kewajiban......................................................... 32
7.7. Pelatihan ............................................................................................... 34
7.8. Deskripsi Fasilitas ................................................................................ 34
7.9. Deskripsi Pesawat Sinar-X Dan Peralatan Penunjang ......................... 34
7.10. Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi........................................... 35
7.11. Prosedur Intervensi Dalam Keadaan Darurat..................................... 35
7.12. Asas Proteksi Radiasi Dan Keselamatan Radiasi Pada Pasien .......... 36
7.13. Keadaan Operasi Normal ................................................................... 37
BAB VIII. Pengendalian Mutu ................................................................... 38
8.1. Standar Pelayanan Minimal ................................................................. 38
8.2. Indikator ............................................................................................... 39
BAB IX. Penutup ........................................................................................ 40
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4. BATASAN OPERASIONAL
2
1.5. LANDASAN HUKUM
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
c. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/PER/III/2008
Tentang Radiologi.
e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
410/MENKES/SK/III/2010 Tentang Perubahan Atas Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1014/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Standar Pelayanan Radiologi
Diagnostik Di Sarana Pelayanan Kesehatan.
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1041/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Standar Pelayanan Radiologi
Diagnostik Di Sarana Pelayanan Kesehatan.
g. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
h. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia Nomor
047/YBI/VII/2011 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Baptis
Batu.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
4
2.2. DISTRIBUSI KETENAGAAN.
1. STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT
BAPTIS BATU
DIREKTUR
WADIR PELAYANAN
KEPALA INSTALASI
RADIOLOGI
2. URAIAN TUGAS
a. Dokter Spesialis Radiologi
1) Bertanggung jawab terhadap hasil pemeriksaan radiodiagnostik.
2) Melakukan pemeriksaan radiologi dengan media kontras baik
dengan fluoroskopi maupun tanpa fluoroskopi.
3) Melakukan pemeriksaan USG.
4) Memberikan hasil ekspertisi pemeriksaan
radiodiagnostik,pemeriksaan USG dan pemeriksaan CT-Scan.
5) Bekerjasama untuk mengkoordinir seluruh tugas-tugas yang
dilaksanakan di bagian radiologi untuk menjamin serta
meningkatkan mutu pelayanan.
6) Merencanakan peningkatan mutu pelayanan, pengembangan staf
dan sarana bagian radiologi.
7) Menyusun standar pelayanan medis di bagian radiologi bersama-
sama dengan komite medik yang akan diberlakukan di bagian
radiologi.
8) Mengontrol kualitas pelayanan agar sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit dan standar pelayanan medis.
5
9) Membuat laporan serta bertanggung jawab kepada Direktur
tentang pelaksanaan tugas.
6
8) Membuat dan melaporkan kepada Direktur kegiatan serta jumlah
pemeriksaan radiologi secara berkala.
9) Merencanakan pemeriksaan kesehatan berkala (minimal setahun
sekali) bagi pekerja dalam bidang radiasi bila terdapat dosis sinar
x-ray yang lebih dari yang ditentukan (sesuai dengan hasil film
badge) maka petugas ini harus dikonsulkan kepada seorang ahli
penyakit dalam.
10) Menghadiri rapat rutin yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit.
11) Mengawasi segi-segi bahaya radiasi dan proteksi radiasi.
12) Mengawasi pemeliharaan semua peralatan dan merencanakan
pengecekan secara berkala serta pada keadaan darurat.
c. Radiografer
1) Melaksanakan kegiatan radiologi secara umum.
2) Bertanggung jawab terhadap proses pembuatan radiografi secara
keseluruhan dengan pencucian manual.
3) Bertanggung jawab terhadap pemakaian, pemeliharaan dan
kerusakan yang terjadi pada film rontgen dan chemical/ obat
pembangkit.
4) Bertanggung jawab mencarikan dokter spesialis radiologi pada
pemeriksaan yang memerlukan penanganan dokter ahli radiologi
maupun untuk pembacaan foto rontgen.
5) Bertanggung jawab terhadap pengadaan film rontgen, film USG,
obat pembangkit dan media kontras.
6) Mengusulkan alat-alat rontgen baru yang dibutuhkan di instalasi
radiologi.
7) Mengusulkan jadwal dinas di instalasi radiologi
8) Membantu dokter ahli radiologi/ non radiologi dalam
pemeriksaan radiologi.
9) Membuat radiografi di ruangan bila dibutuhkan.
10) Melapor kepada Kepala Bidang Pelayanan bila terjadi kerusakan
pesawat dan accessorinya.
7
11) Membantu pengumpulan data pemeriksaan secara berkala.
12) Melakukan perawatan semua peralatan radiologi dan accesorinya
sehingga selalu siap dipakai.
13) Membina petugas kamar gelap sehingga tercapai hasil akhir yang
optimal dari foto rontgen.
8
6) Menerima surat konsul dari dokter dan mencatatnya dalam buku
register.
7) Memberi nomor foto rontgen yang sesuai dengan nomor urut
pasien.
8) Menyerahkan surat konsul rontgen ke petugas dalam kamar
pemeriksaan rontgen.
9) Mengumpulkan semua foto rontgen yang sudah dibaca dan
memberi/ mengirimkan hasil pemeriksaan tersebut kepada dokter
pengirim/ bagian perawatan.
10) Menyusun dan menata serta menyimpan foto-foto rontgen dengan
rapi dan teratur supaya tidak rusak dan mudah mencarinya bila
diperlukan.
9
3) Bertanggung jawab mempersiapkan tabung oksigen supaya selalu
dalam keadaan penuh dan suction yang siap untuk dipergunakan.
4) Bertanggung jawab untuk menjaga tampilan interior dan eksterior
di bagian radiologi.
5) Bertanggung jawab untuk mengusulkan perbaikan ruangan bila
terjadi kerusakan.
10
BAB III
STANDAR FASILITAS
11
4. Ruang Arsip Radiologi
a. Tujuh buah lemari arsip susun lima.
b. Satu buah kursi.
5. Ruang Pembacaan Dokter Spesialis Radiologi.
a. Satu buah light-case.
b. Satu buah meja tulis
c. Dua buah kursi
d. Satu buah bufet tempat dokumen-dokumen Radiologi.
e. Satu buah pesawat telpon
f. Satu unit komputer dan printer.
6. Ruang Loket Pendafatran
a. Satu buah meja counter pendaftaran.
b. Dua buah kursi.
c. Satu buah pesawat telpon.
d. Satu buah white-board.
7. Kamar Mandi Pasien Dan Kamar Mandi Petugas Radiologi.
8. Ruang Tempat Alat/ Instrumen Radiologi
a. Satu buah Washtafel.
b. Satu buah lemari obat/instrumen Radiologi berisi alat-alat kesehatan,
obat-obat emergency dan peralatan emergency (Basic Live Support),
media kontras, barium sulfat, tensimeter, stetostop.
9. Ruang USG
a. Satu unit pesawat USG GE Rtfino.
b. Satu buah meja tulis kecil.
c. Satu buah standar infus.
d. Satu buah tempat tidur dan bantal.
e. Satu buah washtafel.
10. Ruang CT-Scan
a. Satu unit pesawat MSCT Eclos Hitachi.
b. Satu buah standar infuse.
c. Satu buah tabung oksigen kecil.
d. Satu buah meja control CT-Scan.
12
e. Satu unit computer pengoperasian CT-Scan.
f. Satu unit printer CT-Scan.
13
a. Dinding ruangan terbuat dari beton setebal 15 cm dengan plesteran
(bahan beton dari batu split dengan densitas 2,3 gr/cm kubik atau batu
koral dengan densitas 1,8 gr/cm kubik atau dilapisi timah hitam tebal
2 mm Pb.
b. Semua pintu kayu harus dilapisis timah hitam tebal 2 mm.
c. Tinggi jendela dari lantai minimal 2 meter.
d. Mempunyai lampu merah di atas pintu masuk ruang pemeriksaan.
2. Perlengkapan Ruangan :
a. Lemari instrumen.
b. Linen dan Pakaian pasien.
c. Kapas.
d. Kain chas.
e. Alkohol swabs
f. Plester.
g. Aquadest steril.
h. Emergency kit.
i. Irigator dan perlengkapan pemeriksaan Colon-inloop.
j. Media kontras : Iopamiro 370-50cc,Barium sulfat.
k. Alkes
14
4. Ruang USG
15
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Demi ketertiban serta lancarnya pelayanan bagi para pasien yang memerlukan
pemeriksaan Radiologi maka yang harus diperhatikan :
1. Instalasi Radiologi menerima konsultasi pemeriksaan Radiologi dari
dokter di dalam Rumah Sakit sendiri maupun dari dokter luar Rumah
Sakit.
2. Tempat pelayanan Radiologi pada Rumah Sakit harus mempunyai loket
pendaftaran tersendiri. Hal ini dikarenakan yang dapat menentukan
besarnya tarif secara tepat hanyalah petugas di Instalasi Radiologi.
3. Pelayanan Radiologi yang diselenggarakan disesuaikan dengan kualifikasi
tenaga dan peralatan yang dimiliki yaitu :
a. Semua x-foto tanpa kontras/polos dan dengan kontras
b. Selain pelayanan yang sifatnya rutin dan perjanjian juga melayani kasus
gawat darurat dan foto rontgen dari ruang perawatan/ruang rawat inap.
c. Bila diperlukan pemeriksaan yang lebih spesifik dapat transfer ke rumah
sakit yang mempunyai peralatan yang lebih canggih.
16
8. Kebijakan dan prosedur akan dikembangkan oleh staf instalasi radiologi
bekerjasama dengan profesi lain terkait.
17
Gigi geligi(dental).
b) Pelayanan USG
Mendeteksi kelainan-kelainan :
Hepar.
Vesica fellea (Gall bladder/kandung empedu).
Ginjal.
Pancreas.
Lien.
Vesica urinaria.
Organ genitalia interna.
Kelenjar tiroid.
Mammae.
c) Pelayanan CT-Scan :
18
4.5. TATA CARA PELAYANAN RADIOLOGI YANG BERLAKU.
1.Pasien rawat jalan :
a. Pasien :
Setelah diperiksa oleh dokter di poliklinik dengan membawa
formulir pemeriksaan radiologi,pasien ke bagian radiologi untuk
melakukan pemeriksaan Radiologi.
Khusus untuk rujukan dari dokter praktek swasta (luar) atau
untuk pasien yang minta foto rontgen sendiri,petugas radiologi
mengarahkan untuk ke bagian rekam medik untuk didaftar dan
minta nomor rekam mediknya.Setelah itu pasien ke ruangan
radiologi untuk melakukan pemeriksaan radiologi.
b.Petugas administrasi :
Memberitahukan kepada pasien besarnya biaya pemeriksaan foto
rontgen.
Mencatat identitas pasien di buku register.
Membuat ID printer.
c.Petugas radiologi :
Melakukan registrasi/pencatatan.
Melakukan pengambilan foto rontgen sesuai permintaan dokter.
Menjelaskan kepada pasien kapan hasil foto rontgen dapat diambil.
Untuk pasien dari poliklinik hasil foto rontgen diperlukan pada dokter
yang meminta untuk diperlihatkan (belum ada hasil ekspertise dokter).
Menghubungi dokter Spesialis Radiologi untuk membacakan hasil foto
rontgen.
19
b.Perawat
Mempersiapkan pasien sesuai dengan macam pemeriksaan
radiologi yang diminta dokter (foto non-kontras,foto kontras dan
lain-lain).
Menghubungi Instalasi Radiologi.
Mengantar pasien ke Instalasi Radiologi dengan membawa
formulir permintaan pemerikaaan radiologi dan cattatan medik
pasien rawat inap.
Menyerahkan formulir pemeriksaan foto rontgen dan catatan
medik rawat inap kepada radiografer.
Untuk pemeriksaan yang memerlukan media kontras,bagian
perawatan mendaftarkan pasien ke Instalasi Radiologi satu hari
sebelumnya.
c.Radiografer
20
cara pelayanan yang berlaku di Instalasi Radiologi adalah sebagai
berikut :
b.Pasien
21
Untuk pasien instalasi radiologi sistem pembayaran terlebih
dahulu pasien membayar ke kasir rawat jalan untuk pasien
rawat jalan dan ke kasir rawat inap untuk pasien rawat inap.
22
BAB V
LOGISTIK
b) Radiografer
23
c) Petugas instalasi farmasi
Mencatat dalam buku permintaan obat dan alat kesehatan instalasi
radiologi.
Memberikan obat dan alat kesehatan sesuai dengan permintaan radiologi
dan menginstruksikan ke instalasi radiologi untuk pengambilannya di
bagian logistik setelah melalu e-slip.
Sesuai dengan alur pengadaan alat Rumah Sakit Baptis Batu dengan nomor
dokumen 02.03.15 pada tanggal terbit 01 Desember 2011 pengadaan alat tidak
rutin di Instalasi Radiologi
d) Persediaan barang.
NO PERSEDIAAN JUMLAH
BARANG BARANG
A.X-RAY
1. Film x-ray 35x35
cm 24 box
2. Film x-ray 30x40
cm 16 box
3. Film x-ray 24x30
cm 10 box
24
NO PERSEDIAAN JUMLAH
BARANG BARANG
4. Film x-ray 18x24
cm 6 box
5. Developer liquid 10 set
6. Fixer liquid 10 set
7. Iopamiro 350-
50cc 100 vial
8. Barium sulfat 1 set
9. Film thermal CT-
Scan 7 box
10. Film Gigi
Hansim 50 box
11. Paper print USG 60 roll
12. Paper print USG
berwarna 1 roll
B. ALKES
1. Jarum Disp. No.
18 70 buah
2. Suit Disp. 50 cc
tepi 70 buah
3. Jelly USG 1 jerigen
4. Aquades 25 ml 10 buah
5. Alkohol 70% 4 liter
6. Masker 12 dos
7. Microshield
handrub 500 ml 5 buah
8. Microshield 4%
handwash 500 ml 5 buah
9. Oksigen kecil 7 tabung
10. Wing needle
19/20 50 buah
11. Kapas Gulung 1
kg 1 buah
12. Sarung tangan
7,5 10 dus
C. ALAT
TULIS
KANTOR
1. Spidol kecil 15 buah
2. Spidol marker 5 buah
3. Spidol board
marker 5 buah
4. Lem povinal 3 buah
5. Pensil 2B 3 buah
6. Buku kuarto 100 5 buku
7. Buku ekspedisi 5 buku
25
NO PERSEDIAAN JUMLAH
BARANG BARANG
8. Isi stapler kecil
Maxi 8 buah
9. Stipo 5 buah
10. Bolpoint 8 buah
11. Otner folio 5 buah
12. Stabillo 3 buah
13. Kertas fotocopy
70 gram 10 rim
14. Cetakan kuitansi 4 bendel
15. Klip besar 5 dos
16. Klip kecil 5 dos
17. Penghapus karet 2 buah
18. Isolasi nachi 3 buah
19. CD blank 25 buah
20. Tempat CD 100 buah
D. CETAKAN
1. Lembar
permintaan
Radiologi 10.000 lbr
2. Lembar
permintaan
lembur 10 buku
3. Lembar
perbaikan
bengkel 2 buku
4. Lembar non-
stock 2 buku
5. Lembar USG
hamil 5.000 lbr
6. Lembar USG
Abdomen/puasa 5.000 lbr
7. Lembar USG
Abdomen/tahan
kencing 5.000 lbr
8. Lembar CT-Scan 5.000 lbr
E. RUMAH
TANGGA
1. Bayfresh 2 buah
2. Soklin 1 kg 2 buah
3. Super pell 8 buah
4. Sabun cair
Sunlight 4 buah
5. Tissue toilet 50 gulung
6. Kresek hitam 5 bungkus
26
NO PERSEDIAAN JUMLAH
BARANG BARANG
besar
7. Kresek kuning
besar 5 bungkus
8. Baterai kecil 4 buah
9. Lampu dop kecil 5 buah
Sabun mandi
10. Medicare 8 buah
AC 2 PK untuk
11. ruang USG di
Inst.Radiologi 1 unit
Apron protective
12. (Pb/Timbal) 1 unit
TOTAL
27
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
28
seseorang yang terkena penyinaran radiasi atau bagi masyarakat,
dibandingkan dengan kerugian radiasi yang mungkin
diakibatkannya, dengan memperhatikan faktor sosial, faktor
ekonomi, dan faktor lainnya yang sesuai. Dalam melakukan
pengkajian perlu diperhitungkan pula estimasi kerugian yang
berasal dari penyinaran potensial, yaitu terjadinya penyinaran yang
tidak dapat diprediksikan sebelumnya.
2. Asas limitasi, bahwa penerimaan dosis oleh seseorang tidak boleh
melampaui Nilai Batas Dosis yang ditetapkan oleh Badan
Pengawas. Yang dimaksud Nilai Batas Dosis yang ditetapkan oleh
Badan Pengawas. Yang dimaksud Nilai Batas Dosis disini adalah
dosis radiasi yang diterima dari penyinaran eksterna dan interna
selama 1 (satu) tahun dan tidak tergantung pada laju dosis.
Penetapan Nilai Batas Dosis ini tidak memperhitungkan
penerimaan dosis untuk tujuan medik dan yang berasal dari radiasi
alam.
3. Asas optimisasi, bahwa proteksi dan keselamatan terhadap
penyinaran yang berasal dari sumber radiasi yang dimanfaatkan,
harus diusahakan sedemikian rupa sehingga besarnya dosis yang
diterima seseorang dan jumlah orang yang tersinari sekecil
mungkin dengan memperhatikan faktor sosial dan ekonomi. Pada
dosis perorangan yang berasal dari sumber radiasi harus
diberlakukan pembatasan dosis yang besarnya dibawah Nilai Batas
Dosis.
Jadi asas proteksi radiasi berfokus pada keselamatan pasien yang
melakukan pemeriksaan di Instalasi Radiologi.
Untuk itu Instalasi Radiologi RS. Baptis Batu dalam pelayanan berfokus
pada keselamatan pasien yang berasas pada proteksi radiasi ” 3D” yaitu : Dose,
Diagnose, Dollars.
Adapun 3D ini mangandung arti:
1. Dose
29
Dalam radiodiagnostik setiap pasien yang melakukan pemeriksaan
Radiologi, kita sebagai pekerja radiasi memperhatikan dosis yang diterima
pasien baik untuk parameter kV, mA dan s (waktu) diperhatikan sungguh-
sungguh supaya tidak terjadi pengulangan pemeriksaan dan dosis radiasi
yang diterima pasien tidak berlebihan.
2. Diagnose
Pemeriksaan Radiologi bertujuan untuk menegakkan diagnosa dokter,
untuk itu hasil radiograf harus optimal sehingga ekspertise dokter
memberikan penilaian yang akurat pula dalam penegakan diagnosa dokter.
3. Dollars
Jika kita sebagai pekerja radiasi bekerja dengan memperhatikan budaya
keselamatan, efektif dan efisien seta memeperhatikan asas-asas proteksi
radiasi dan keselamatan radiasi maka ”Dollars” yang dihasilkan meningkat
(dalam hal ini income/ keuntungan yang dihasilkan cukup besar). Karena
budaya keselamatan yang dilakukan dengan komitmen dan konsisitensi
yang tinggi akan menghasilkan cost-benefit dan tentukan berfokus pada
keselamatan pasien.
30
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.2. TUJUAN.
Menjamin keselamatan, keamanan, ketentraman dan kesehatan pasien,
para pekerja dan masyarakat.
7.4. DEFINISI.
Keselamatan radiasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk
menciptakan kondisi yang sedemikian agar efek radiasi pengion terhadap
manusia dan lingkungan hidup tidak melampaui nilai batas yang ditentukan.
Proteksi radiasi adalah semua tindakan untuk mengurangi pengaruh radiasi
terhadap manusia akibat pemanfaatan teknologi.
31
7.5. STRUKTUR ORGANISASI.
Pengusaha Instalasi
Dr. Arhwinda P.A.,Sp.KFR.
PPR
Sundari, AMR
Kus Endah Aryati, S.ST
Pekerja Radiasi
Sundari, AMR
Kus Endah Aryati, S.ST
32
h. Memberitahukan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan
instansi lain terkait (misalnya kepolisian, Dinas Pemadam Kebakaran)
bila terjadi bahaya radiasi atau keadaan darurat.
3. Pekerja Radiasi
Seorang pekerja radiasi ikut bertanggung jawab terhadap keselamatan
radiasi di daerah kerjanya, dengan demikian ia mempunyai kewajiban
sebagai berikut :
a. Mengetahui, memahami dan melaksanakan semua ketentuan keselamatan
kerja radiasi.
b. Memanfaatkan sebaik-baiknya semua peralatan keselamatan radiasi yang
tersedia, bertindak hati-hati serta bekerja dengan aman untuk melindungi
baik dirinya maupun pekerja lain.
33
c. Melaporkan setiap kejadian kecelakaan bagaimanapun kecilnya kepada
PPR (Petugas Proteksi Radiasi).
d. Melaporkan setiap gangguan kesehatan yang dirasakan, yang diduga
akibat penyinaran lebih.
7.7. PELATIHAN.
1. Pelatihan PPR (Petugas Proteksi Radiasi).
2. Pelatihan prosedur penggunaan alat yang benar.
3. Penjelasan tentang bahaya radiasi dan efeknya.
4. Penjelasan tentang arti tanda peringatan radiasi.
34
3. Kemungkinan adanya kegagalan peralatan karena kesalahan manusia sekecil
mungkin dan kegagalan dari komponen sistem dapat segera terdeteksi.
4. Pemantapan prosedur pengoperasian termasuk kalibrasi dan pelaksanaan
program jaminan kualitas. Pemilihan dan pelatihan personil yang memadai
serta pelatihan ulang mengenai prosedur, proteksi dan keselamatan.
5. Tersedia mekanisme kontrol berkas sinar radiasi sehingga penyinaran
dibatasi hanya pada daerah yang sedang diperiksa.
6. Penyinaran radiasi medik sekecil mungkin yang bisa dicapai dengan tetap
mendapatkan informasi diagnostik yang diperlukan.
7. Parameter seperti tegangan, arus, posisi titik fokus, dinyatakan secara jelas
dan akurat.
35
4. Meninjau kemungkinan yang terjadi dan mencatat semua kejadian untuk
dilaporkan ke BAPETEN.
36
orang yang tersinari sekecil mungkin dengan memperhatikan faktor sosial dan
ekonomi. Pada dosis perorangan yang berasal dari sumber radiasi harus
diberlakukan pembatasan dosis yang besarnya dibawah Nilai Batas Dosis.
Jadi asas proteksi radiasi berfokus pada keselamatan pasien yang
melakukan pemeriksaan di Instalasi Radiologi.
1. Pemantauan dosis para pekerja radiasi dengan film badge yang diproses
hasilnya oleh BPFK KENMENKES (BPFK Surabaya).
2. Pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi secara berkala.
3. Uji kalibrasi pesawat sinar X, uji fungsi dan perawatan peralatan serta
program jaminan kualitas.
37
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kriteria :
1.Evaluasi mutu pelayanan
Evaluasi mutu pelayanan dapat dilakukan secara intern di bagian
radiologi maupun secara ekstern bersama disiplin ilmu lainnya.
2.Evaluasi cakupan pelayanan
Evaluasi cakupan pelayanan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
rujukan yang diterima oleh bagian radiologi dan jumlah serta jenis
pemeriksaan yang dibutuhkan.
3.Evaluasi efektivitas dan efisiensi pelayanan.
Evaluasi ini dilakukan dalam upaya mencapai pelayanan radiologi
yang makin maju.
Semua hasil dari evaluasi yang dilakukan dapat dijadikan dasar bagi
perencanaan dan pengembangan di bagian radiologi,baik rencana jangka pendek
maupun jangka panjang.
38
8.2. INDIKATOR
39
BAB IX
PENUTUP
40