Anda di halaman 1dari 29

 

Pertemuan minggu Ke-8 (2 x 50 menit)

Model Antrian

Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat membuat model antrian dan menggunakan
rumus-rumusnya untuk mendapatkan solusi optimal,
sehingga diharapkan dapat membuat program aplikasinya.

Tujuan Instruksional Khusus :


1. Mahasiswa dapat menentukan elemen dasar model antrian.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan proses pure birth dan pure death.
3. Mahasiswa dapat memahami distribusi Poisson dan Eksponensial.

Elemen Dasar Model Antrian.


Aktor utama customer dan server.

Elemen dasar :
1. distribusi kedatangan customer.
2. distribusi waktu pelayanan.
3. disain fasilitas pelayanan (seri, paralel atau jaringan).
4. disiplin antrian (pertama datang pertama dilayani, terakhir datang pertama dilayani,
 pelayanan secara acak) dan prioritas pelayanan.
5. ukuran antrian (terbatas atau tidak terbatas).
6. sumber pemanggilan (terbatas atau tidak terbatas).
7. perilaku manusia.

Distribusi Poisson dan eksponensial.


Proses Poisson memenuhi kondisi:
1. peluang suatu kejadian (kedatangan atau keberangkatan) terjadi antara waktu t dan
t+s tergantung hanya pada jangka waktu s.

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 34
 

2. peluang suatu kejadian terjadi selama jangka waktu sangat pendek h adalah positif 
tapi kurang dari 1.
3. paling banyak satu kejadian dapat terjadi selama jangka waktu sangat pendek h.

Eksponensial :   f  ( t ) =α  e − t  , t ≥ 0, dimana  E { t }


α  
= 1α 

Poisson :  pn ( t ) =


(α t ) n e −α t  , n = 0, 1, 2, …dimana  E {n t } =α t 
n!

Karakteristik Poisson:
1. proses acak sempurna forgetfulness.
2. rata-rata dan ragam sama.

Contoh :
Mesin pelayanan selalu mempunyai pengganti yang siap setiap saat menggantikan mesin
yang sedang beroperasi jika rusak. Selang waktu kerusakan mesin atau pengganti adalah
eksponensial dengan rata-rata 10 jam.

Maka distribusi eksponensial waktu kerusakan adalah sebagai berikut (α = 1/10 kerusakan
 per jam=0.1):
0.1t 
  f  (t ) 0.1e
=

,t>0

Distribusi Poisson untuk jumlah kerusakan selama periode T adalah :

( 0.1t ) n e −0.1t  ,
 pn ( t ) = n = 0, 1, 2, …
n!

Misalnya kita ingin mengetahui peluang bahwa satu kerusakan akan terjadi dalam 5 jam,
maka probabilitasnya adalah:

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 35
 

5 −0.5 = 0.393
 P {t  <5} = ∫   f  (t )dt  =1 −e
0

Kita juga dapat menghitung satu kerusakan akan terjadi 6 jam mendatang, diberikan
kerusakan terakhir 3 jam sebelumnya adalah:
{ } {
 P  t  >9 t  >3 = P  t  > 6 = e } −0.1x6
= 0.549

Proses Pure Birth and Pure Death.


Pure birth customer bertambah terus dalam sistem dan hampir tidak meninggalkan
sistem dalam suatu periode waktu tertentu.

Pure birth proses acak dan dapat dijelaskan dengan distribusi Poisson.

( λ t ) n e −λ t  , n = 0, 1, 2, …
 pn ( t ) = (pure birth)
n!

λ = laju kedatangan per satuan waktu


Ekspektasi jumlah kedatangan selama periode t = λ t.

Contoh:
Misalkan kelahiran dalam salah satu propinsi didata sepanjang waktu mengikuti distribusi
eksponensial dimana rata-rata satu kelahiran setiap 7 menit.

24 x60
Dari antar waktu kelahiran, laju kelahiran (λ ) dapat dihitung, yaitu λ = = 205 .7
7

kelahiran per hari.


Ekspektasi jumlah kelahiran dalam propinsi tersebut per tahun adalah
205.7 x 365 = 75080.

Probabilitas jumlah kelahiran dapat dihitung dengan rumus:

( 205 .7t ) n e − 205.7t  , n = 0, 1, 2, … dan t dalam satuan hari.


 pn ( t ) =
n!

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 36
 

Pure death sistem antrian dimana customer ditarik dari sistem dan hampir tidak ada
customer yang masuk ke dalam sistem dalam suatu periode waktu tertentu.

( µ t ) N − n e − µ t 
 pn ( t ) = , n = 1, 2, …, N
( N  − n )!
 N 
()
 p0 t  =1 − ∑ P 
n t  ()
n =1

Contoh :
Pada awal setiap bulan, 15 unit item distok untuk penggunaan selama minggu itu.
Penarikan dari stok terjadi hanya selama 6 hari pertama (karena took tutup pada hari
Minggu) dan mengikuti distribusi Poisson dengan rata-rata 3 unit/hari. Ketika level stok 
mencapai 5, order baru dengan jumlah 15 unit dibuat ke supplier untuk diantarkan pada
awal minggu berikutnya. Karena sifat produk yang mudah rusak, semua barang yang sisa
 pada akhir minggu harus dibuang.

Ada beberapa cara untuk menyelesaikan masalah ini:

1. µ = 3 unit/hari. Misalkan kita tertarik untuk menghitung peluang ada 5


unit dalam stok pada hari ke-t, maka :

( 5t )15−5 e −3t 
 p5 ( t ) = , t = 1, 2, …,6
(15 − 5)!

t (hari) 1 2 3 4 5 6
µ t 3 6 9 12 15 18
 p5(t) 0.0008 0.0413 0.1186 0.1048 0.0486 0.015

2. jika kita tertarik probabilitas membuat order pada hari ke-t, kita harus
menghitung probabilitas kumulatif memiliki 5 atau kurang dari 5 pada hari
ke-t, yaitu:
 pn≤ 5(t) = p0(t) + p1(t) + p2(t) + p3(t) + p4(t) + p5(t)

t (hari) 1 2 3 4 5
µ t 3 6 9 12 15
Pn≤ 5(t) 0.0011 0.0839 0.4126 0.7576 0.9301

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 37
 

Informasi lain yang bisa didapat adalah rata-rata unit yang dibuang pada akhir 
setiap minggu.

15
 E {n t  = 6} = ∑np n 6 ,( ) µ t = 18
n =0

n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
 pn(6) 0.792 0.0655 0.0509 0.0368 0.0245 0.015 0.0083 0.0042 0.0018 0.0007 0.0002 0.0001

Pertemuan minggu Ke-9 (2 x 50 menit)

 Antrian Dengan Kombinasi Kedatangan dan Keberangkatan

Server paralel 

sistem
server 
Garis antrian/
menunggu 1

2
Customer   keberangkatan
X X X X
tiba
c

Server tunggal

sistem
Garis antrian/
server 
menunggu
Customer 
X X X X keberangkatan
tiba

Server seri
sistem

Garis antrian/
server 
menunggu
Customer 
X X X X 1 2 3 keberangkatan
tiba
Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 38
 

  

Server jaringan

sistem
server 
Garis antrian/
  1 2 
i
menunggu
   
2 2 i
Customer     keberangkatan
X X X X
  tiba 
c i

Model Poisson Umum

Antrian Poisson dengan state-dependent arrival and departure rates.

λ n-1
λ n

n- n+
n
1 µ µ 1
n+
   
n 1

Diagram laju transisi

λ  λ   λ 0
 pn = n −1 n − 2  p0
 µ n µ n −1  µ 1

, n= 1, 2, ... dan ∑ pn =1
n =0

Contoh :

Perhatikan situasi antrian server tunggal dimana laju kedatangan konstan 3 per jam dan
keberangkatan konstan 8 perjam, untuk semua n ≥ 0.

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 39
 

 λ  n   n
3  
 p n =       p 0 =     p0 = ( 0.375 ) n  p0 , n = 0, 1, 2, ...
  µ    8  
 p0 + 0.375 p0 = 0.375 2 p0 +  =1 atau  p0 1 + 0.375 + 0.375 2 +  =1
  1  =1
Deret geometri :  p0    p0 = 0.625
 1 − 0.375  

n 0 1 2 3 4 5 6 7 ≥8
 pn 0.625 0.234 0.088 0.033 0.012 0.005 0.002 0.001 0.000

Ukuran Keseimbangan Kinerja


Kinerja antrian :
 Ls = jumlah ekspektasi customer dalam sistem.

 Lq = jumlah ekspektasi customer dalam antrian.

 Ws = ekspektasi waktu dalam sistem

 Wq = ekspektasi waktu menunggu dalam antrian.

≈  L 1
 s
Pn Ls = ∑np n   W  s = → W q = W  s − →  Lq = λ eff  W q → c =  L s − Lq
n =0
λ 
eff    µ 


λ eff   = ∑λ n pn
n =0

Kita gunakan contoh di atas untuk menghitung parameter sistem :


λ eff   = ∑λ n pn = 3 kedatangan per jam.
n =0


 L s = ∑np n = 0 ×0.625 +1 ×0.234 + 2 ×0.088 + 3 ×0.033 + 4 ×0.012 + 5 ×0.005
n =0
+ 6 ×0.002 + 7 ×0.001 = 0.6

 L s 0.6 1 1
W  s = = = 0.2 jam ; W q = W  s − = 0.2 − =0.075 jam;
λ eff   3  µ  8

 Lq = λ ef W q = 3 × 0.075 = 0.225 customer;

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 40
 

c  L s − Lq 0.6 − 0.225


 persentase utilisasi = ×100 = ×100 = ×100 = 37.5%
c 1 1

Pertemuan minggu Ke-10 (2 x 50 menit)

Review dan latihan

Soal-soal 
1. Tujuh kota akan dihubungkan dengan kabel untuk suatu jaringan televisi kabel.
Panjang kabel yang dibutuhkan jika satu kota dihubungkan dengan kota lainnya
ditunjukkan Tabel 1. prinsipnya, suatu kota hanya perlu dihubungkan sekali dengan
sembarang keenam kota lainnya. Tentukan total minimal kabel yang dibutuhkan!

Bogor Jakarta Tangerang Bekasi Depok Karawang Bandung


Bogor - 1300 1000 1400 780
Jakarta - 200 300 200 1300 1400
Tangerang - 900 800 2000 2600
Bekasi - 1100 1100 1300
Depok - 2000 2600
Karawang - 1000
Bandung -

2. Sebuah truk harus mengantarkan konsentrat bahan bangunan dari pabrik 


 pencampuran ke lokasi pembangunan. Jaringan di bawah ini menunjukkan rute yang
ada dari pabrik menuju lokasi. Setiap rute dilengkapi dengan 2 informasi (d, t),
dimana d menunjukkan panjang rute dan t adalah waktu yang dibutuhkan oleh truk 
untuk melewati rute tersebut. Kecepatan truk pada setiap truk tergantung dari kondisi
 jalan dan jumlah serta lama lampu merah yang ada di rute yang dilalui. Tentukanlah
rute terbaik bagi truk tersebut!

(1,5)
(1,3) 2 4 (7,12)

1 (2,7) (3,20)
(3,4) (6,8) Lokasi
(4,10) 6
 pembangunan

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 41
 

 pabrik 
3
(1,2) (5,15)
5

3. Perhatikan perencanaan produksi sebuah pabrik yang memproduksi 200 unit suatu
  produk tertentu menggunakan 3 mesin setiap harinya. Biaya persiapan, biaya
 produksi per unit, dan kapasitas produksi maksimum setiap mesin ditunjukkan Tabel
2. tujuan yang ingin dicapai adalah meminimumkan biaya produksi per hari.

4. Dalam suatu permainan judi, pemain A memegang kartu As merah, 10 hitam dan
Jack hitam; sementara pemain B memegang Queen merah,  King  hitam dan 5 merah.
Secara bersamaan kedua pemain akan menunjukkan salah satu kartu yang
dipegangnya. Jika kedua kartu sesuai warnanya pemain A menang; jika tidak, pemain
B yang menang. Masing-masing kartu mempunyai nilai dalam dolar. Kartu As
mempunyai nilai $5, kartu jack hitam $5 dan kartu 10 hitam dengan nilai $2, kartu
Queen mempunyai nilai $3, kartu 5 mempunyai nilai $2 dan kartu King dengan nilai
$6. Payoff (perolehan) masing-masing pemain ditentukan secara berikut:

a. Jika pemain A menunjukkan kartu As, kedua pemain akan mempertukarkan selisih
nilai kartu yang mereka pegang.

 b. Jika pemain A menunjukkan kartu 10, kedua pemain akan mempertukarkan total nilai
kedua kartu yang ditunjukkan.

c. Jika pemain A menunjukkan kartu Jack, kedua pemain akan mempertukarkan nilai
yang terbesar dari kedua kartu yang ditunjukkan.
Tentukanlah strategi terbaik bagi A dan B!

5. Jim dan Ann adalah dua orang karyawan suatu restoran. Sebelum jam buka
restoran, kedua orang tersebut menyepakati suatu permainan. Jika dalam satu (1)
menit ada minimum satu pelanggan yang datang, Ann harus membayar Jim sebesar 
$0.5, jika tidak Jim harus membayar Ann dengan jumlah yang sama. Kedatangan

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 42
 

  pelanggan diidentifikasi mengikuti distribusi Poisson dengan laju rata-rata 1


 pelanggan per menit. Permainan berlangsung untuk satu hari kerja dengan jam kerja 8
 jam. Selesaikan untuk berbagai informasi yang dapat diperoleh dengan teori antrian!

6. Sebuah restoran yang melayani para pelanggannya di dalam mobil mengalami


sukses selama beberapa bulan terakhir ini. Agar pelanggan puas, salah satu servis yang
diberikan adalah memberikan pelayanan yang secepat mungkin, agar tidak terjadi
antrian yang panjang. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tingkat kedatangan rata-
rata pelanggan selama periode-periode jam makan siang dan malam adalah 20
mobil/jam. Tingkat kedatangan mengikuti suatu distribusi poisson dengan waktu
  pelayanan rata-rata sebesar 0.5 menit dengan distribusi eksponensial. Tentukanlah
 parameter sistem antriannya!!

Pertemuan minggu Ke-11 (2 x 50 menit)

Tujuan Instruksional Khusus :


Mahasiswa dapat menggunakan berbagai model dari model antrian khusus Poisson.

 Antrian Khusus Poisson.

Model (M/M/1) : (GD/~/~)

   p n = (1 − ρ ) ρ n , n = 0, 1, 2, …

= E { n} =
 ρ  λ   ρ 2
 L s ;  Lq = L s − = ;
1 − ρ   µ  1 − ρ 
 L 1  Lq  ρ 
W  s =  s = ; W q = =
λ   µ (1 −  ρ ) λ   µ (1 −  ρ )

Contoh :

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 43
 

Pada suatu fasilitas pencucian mobil, informasi yagn dikumpulkan menunjukkan


kedatangan mobil ke pelayanan mengikuti distribusi Poisson dengan rata-rata 4 per jam.
Waktu pencucian masing-masing mobil bervariasi dan mengikuti distribusi eksponensial
dengan rata-rata 10 menit per mobil. Fasilitas pelayanan tidak dapat menangani lebih dari
satu mobil dalam periode waktu tertentu.
Penyelesaian :
Kasus ini merupakan antrian dengan model (M/M/1) : (GD/~/~).
Dik : λ = 4 mobil per jam; µ = 60/10 mobil per jam = 6 mobil per jam.
Jawab :
ρ = λ /µ = 2/3 (< 1) antrian ada pada steady-state.

2
 ρ  3 λ 
 L s =  E { n} = = = 2;  Lq = L s −
 µ 
= 2 − 23 = 4 / 3;
1 −  ρ  1− 2
3
4
 Ls 2  Lq 3
W  = = = 0.5   1

Model (M/M/1) : (GD/N/~)


 1−  ρ    n , 
 ρ    ≠
1
 ρ   

1−  N   +
1
= , n = 0, 1,
 ρ   
  p n 1

 N +
, 1
 ρ   

 1

2, …, N



1−
 ρ    {
( N   +
1)
 N  
 ρ   +
  
 N  
 N   +
 N  +
 ρ   
1

1    
n
,
 ρ   
} 1
 ρ   
 ( 1− )
 ρ   1−
  
 ρ       
   
 L s =
 N
 ,   =1
 ρ   
2

λ eff   λ (1 −  p N  )


λ eff  = λ (1-p N);  Lq =  L s − =  L s −
 µ   µ 
 Lq  Lq 1  L s
W q = = ; Ws = W q + =
λ eff   λ (1 −  p N  )  µ  λ (1 −  p N  )

Contoh :

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 44
 

Gunakan contoh di atas dan dtambahkan dengan informasi bahwa fasilitas hanya
menyediakan ruangan menunggu yang dapat menampung 4 mobil. Mobil lain yang tidak 
dapat memasuki ruang menunggu akan mencari fasilitas pencucian lainnya.

Penyelesaian :
Model antrian (M/M/1) : (GD/5/~)
Dik. : sama dengan yang di atas.
Jawab :

1 −  ρ  1− 2
 p n = ρ  =
n 3
(23) 5
= 0 .0 1 6 0 4
1 −  ρ 
 N + 1
1− 2 ( 3) 5+ 1

2 1 − 6 × ( 2 ) 5 + 5 × ( 2 ) 6 
 L s =
{ − ( N  +
 ρ  1 1) ρ 
 N 
+  N  ρ 
 N + 1
} ρ  n = 3  3 3 
 ( 2 )5 =
(1 −  ρ ) (1 −  ρ  N + 1 ) (1 − 2 3 )  1 − ( 2 3 ) 6    3

   

λ eff  = λ (1-p N)= 4(1-0.0160401)= 3.9358396;


λ eff   λ (1 −  p N  )
 Lq =  L s − =  L s −
 µ   µ 
 Lq  Lq 1  L s
W q = = ; Ws = W q + =
λ eff   λ (1 −  p N  )  µ  λ (1 −  p N  )

Model (M/M/c) : (GD/~/~)

 ρ n
  p0 ,   0 ≤n ≤c
 pn =
 n! n
  ρ   p 0 ,   n >c

c n −c c!
c −1 n −1
  ρ  c 
=∑ +
 ρ 
 p0 
n =0 n! c! 
1 − ρ c  
 
    
c +1  c ρ  
 ρ 
 L q =  p0 =  pc
(c −1)!(c − ρ ) 2 2
( c − ρ ) 
 
Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 45
 

 Lq 1
 L s = Lq + ρ ;   W q = ;  W 
 s = W q +
λ   µ 

Model (M/M/c) : (GD/N/~), c ≤ N

 n
 ρ 
 ρ 
    p0 ,
   0≤ n≤ c

 ρ  ρ   ρ 
   pn =
 n!
n
  p 0 ,   c≤ n≤  N  

cn− c c!

 ρ 
 − c+  − 1
        N   1    
c−
c 
1−
  c    
       

   
           
 1 n 

 ρ  ρ 
   

 ρ 


∑ n!
+
c!   
1−    


 
 n= 0  c    
         

=
 

   p0  −1
c− 1 n c 

 ∑ n!
+ (
c!
 N   −
c+ 
1)

 
c
n= 0 


  ρ c+ 1 
   ρ   N  −c −( N  −c )  ρ  
 N  −c
 1 − ρ  

  p 0  1 −        
( 1)!(c − )  = c ρ  
2   c     c     c  
 c−
= c
 ρ  
   ;    ρ  ≠
 Lq   p c
 ρ  ( N  −c )( N  − c + 1) ;   ρ  =1 
(c − )2 
υ   c
 2 c ! c

λ 
 L s = Lq +(c −c ) =L q + eff 
 
 µ 

Model (M/M/~) : (GD/N/~) Pelayanan Sendiri

e − ρ  ρ n
 p n = , n = 0, 1, 2, ...   Ls = E {n} =  ρ 
n!
1

 s = ;  Lq = W q = 0
 µ 

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 46
 

Model (M/M/R) : (GD/K/K) R < K, Perawatan Mesin


 
 K    
   n
 ρ     p 0   ,   0≤ n≤ R 
  p n =
 n   
n
 K    
n   
n ! ρ  
  p 0 ,   R ≤ n≤ K 

      R! R
n−  R


 R  K   K  n 
  p 0 =
∑

( n )  ρ   + ∑(n )
n  K  n! ρ  
n−

 R 

n= 0 n=  R +1  R! R 

 K  λ eff 
 Lq = ∑( n − R) pn  ;  L s = Lq + ( R − R ) = Lq +  µ 
 ⇒R >1
n = R +1
  1   1 − p0
 Lq = K − 1 +  
 (1 − p0 ) ;   L s = K − ⇒ R =1
   ρ    ρ 

Pertemuan minggu Ke-12 (2 x 50 menit)


Tujuan Instruksional Khusus :
1. Mahasiswa dapat menggunakan model antrian non-Poisson
2. Mahasiswa dapat menggunakan model antrian dengan prioritas.
3. Mahasiswa dapat menggunakan antrian seri

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 47
 

 Antrian Non-Poisson

λ 2  E 2 {t } + var { t }


 L s  E {t } +
= λ  ;   (M/G/1) : (GD/ ~ / ~)
2(1 − λ  E {t } )
 L s  Lq

 s = ;    Lq  E {t } ;  
= L − λ  W q = ; 
λ  λ 
 ρ 2
 L s =  ρ +  ;   (M/D/1) : (GD/ ~ / ~)
2(1 − ρ )
1 + m    ρ   
 L =  ρ +   ;   (M/E m / 1) : (GD / ~ / ~)
2m 1 − ρ  
 

 Antrian dengan Prioritas.

Model (M /G
i  /1)
i : (NPRP/~/~)

m
λ k  ( k )
W q =∑ W q
k =1
λ 

m
∑ λ i ( E i2 { t } + var i { t } )
W q
( k ) = i =1 ( k )
;   L q = λ k W q
( k ) ; W( k ) = W ( k ) +  E  { t } ;   L( k ) = L( k ) + ρ 
s q k  s q k 
2(1 − S k −1 )(1 − S k  )

Model (M /M/c)
i : (NPRP/~/~)

 E {ξ 0 }
W q( k ) = , k = 1, 2, ..., m
(1 − S k −1 )(1 − S k  )


λ i
S 0 = 0 ;  S k  = ∑ < 1, untuk  semua k 
i =1
c µ 
1 λ 
E{ξ 0 } = c −1
,   ρ  =
 n   µ 
 µ c  ρ − c ( c −  ρ )( c − 1)! ∑  ρ n! + 1
 n =0 

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 48
 

 Antrian seri.

Model 2 stasiun seri dengan kapasitas antrian nol


sistem

input Stasiun 1 Stasiun 2 output

2 2 ρ   ρ 2 + 2 ρ   ρ 2


 A = 3 ρ 2 + 4 ρ  + 2 ;    p 00 = ;   p 01 =   10 =
;  p   11 =  pb1 =
;  p
 A  A  A  A
2
5 ρ  + 4 ρ 
 L s = 0 p00 + 1(  p01 +  p10 ) + 2(  p11 +  pb1 ) =
 A

Model k stasiun seri dengan kapasitas antrian tidak terbatas


Masing-masing stasiun dapat diperlakukan sebagai (M/Mi/1) : (GD/~/~)

 p ni = (1 − ρ i ) ρ ini  ;   ni = 0,1,2,...

Jika bentuk seri diikuti dengan bentuk paralel (jaringan) setiap stasiun seri dapat
diperlakukan sebagai (M/Mi/ci) : (GD/~/~), jika λ < ciµ i, untuk i = 1, 2, ...,k 

Pertemuan minggu Ke-13 (2 x 50 menit)

Penjadwalan Proyek

Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat menggunakan algoritma yagn ada pada
metode pemrograman bulat untuk mendapatkan solusi
optimal permasalahan pemrograman linier, sehingga
diharapkan dapat membuat program aplikasinya.

Tujuan Instruksional Khusus :

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 49
 

Proyek 
Proyek  kombinasi aktifitas yang saling berkaitan yang harus dilaksanakan dalam urutan
tertentu sebelum keseluruhan tugas diselesaikan.

Aktivitas s uatu tugas yang membutuhkan waktu dan sumber daya untuk 
menyelesaikannya.

1. Diagram bar Gantt Metode perencanaan proyek tertua.

 Menunjukkan waktu awal dan akhir masing-masing aktivitas dalam skala


horizontal.

 Kelemahannya : tidak dapat menunjukkan saling ketergantungan antar 


aktivitas.
2. Critical Path Method (CPM) perusahaan Du Pont (1956 – 1958).
3. Project Evaluation and Review Technique (PERT) angkatan laut A.S. (1956-
1958).

Penjadwalan proyek pada CPM dan PERT terdiri dari 3 tahap : perencanaan,
penjadwalan dan pengawasan.

Pembentukan Diagram jaringan.


Presentasi diagram jaringan:
:aktivitas
:kejadian (awal atau akhir kejadian)
Aturan:
1. Setiap aktivitas direpresentasikan oleh satu dan hanya satu panah penghubung.
2. Tidak ada dua aktivitas yang diidentifikasikan oleh awal dan akhir suatu kejadian.
3. Untuk meyakinkan hubungan urutan dalam diagram, pertanyaan berikut harus
dijawab setiap penambahan aktivitas ke dalam jaringan:
a. Aktivitas apa yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum aktivitas itu dapat
dimulai  predecessor 

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 50
 

 b. Aktivitas apa yang harus mengikuti aktivitas tsb? successor 


c. Aktivitas apa yang harus terjadi secara bersamaan dengan aktivitas tersebut?

Contoh :
Tabel di bawah ini menunjukkan aktivitas pembangunan sebuah rumah baru. Buatlah
 jaringannya!
Aktivitas Deskripsi Predecessor Lama
 
langsung (hari
A Pembersihan lokasi - 1
B Mempersiapkan perlengakapan di lokasi - 2
C Pembentukan A 1
D Peletakan fondasi C 2
E Plumbing bagian luar B,C 6
F Pembuatan rangka rumah D 10
G Pemasangan kabel listrik F 3
H Peletakan lantai G 1
I Peletakan atap F 1
J Plumbing bagian dalam E,H 5
K Pelapisan tembok dan atap I 2
L Pelapisan bagian luar F,J 1
M Pemasangan jendela dan pintu luar F 2
N  Pekerjaan bata L,M 4
O Pelapisan dinding dan langit-langit G,J 2
P Penutupan dinding dan langit-langit O 2
Q Pelapisan atap I,P 1
R Penyelesaian interior P 7
S Penyelesaian eksterior I,N 7
T Pembentukan taman S 3

Dummy L 12
8 11
Diagram jaringan

J Dummy 15
P  N
O M
6 E 7 9 14
B
H Dummy Dummy 13
0
Dummy 5
A
G
1 C F S
2 D 3 4 Dummy

I
10
Dummy 17
Dummy 16 0
Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
Q
hal. 51
K  T
15

18
 

 Earliest Start (ES) waktu paling awal dapat memulai suatu aktivitas.
 Earliest Finish (EF) waktu paling cepat untuk mengakhiri suatu aktivitas.
 Latest Start (LS) waktu paling lama untuk memulai suatu aktivitas.
 Latest Finish (LF) waktu paling lambat untuk menyelesaikan suatu aktivitas.

Perhitungan jalur kritis forward pass atau backward pass.

Forward Pass
 ES   j = maks  ES i + Dij , untuk semua aktivitas (i,j)
i

ES Perhitungan
ES0 0
ES1  ES 0 + D01 = 0 + 1 = 1
ES2  ES 1 + D12 =1 +1 = 2
ES3  ES 2 + D23 = 2 + 2 = 4
ES4  ES 3 + D34 = 4 + 10 = 14
ES5  ES 4 + D45 = 14 + 3 = 17
ES6  ES 0 + D06 = 0 + 2 = 2
ES7 maks { ES 5 + D57 , ES 6 + D67 } = maks {17 +1, 2 + 6} =18
i =5,6 i =5,6
ES8  ES 7 + D78 = 18 + 5 = 23
ES9 maks { ES 5 + D59 , ES 8 + D89 } = maks {17 + 0,  23 + 0} =18
i =5,8 i =5,8
ES10  ES 4 + D410 = 14 + 1 = 15
ES11 maks { ES 4 +  D411 , ES 8 +  D811 } = maks {14 + 0, 23 + 0} = 23
i = 4,8 i = 4,8
ES12 maks { ES 4 +  D412 , ES 11 +  D1112 } = maks {14 + 2, 23 + 1} = 24
i = 4,11 i = 4,11
ES13 maks { ES 10 +  D1013 , ES 12 +  D1213 } = maks {15 + 0,  24 + 4} = 28
i =10,12 i =10,12
ES14  ES 9 + D914 = 23 + 2 = 25
ES15  ES 14 + D1415 = 2 5 + 2 = 2 7
ES16 maks { ES 10 +  D1016 , ES 15 +  D1516 } = maks {15 + 0, 27 + 0} = 27
i =10,15 i =10,15
ES17  ES 13 + D1317 = 28 + 7 = 35
ES18 maks { ES 10 +  D1018 ,  ES 15 +  D1518 ,  ES 16 +  D1618 ,  ES 17 +  D1718 } = maks {15 + 2, 27 + 7,
i =10,15,16,17 i =10,15,16,17

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 53
 

Backward Pass

 LF i = min  LF  j − Dij


 j , untuk semua aktivitas (i,j) yang didefinisikan

LF Perhitungan
LF18 ES18 = 38
LF17  LF 18 − D1718 = 38 − 3 = 35
LF16  LF 18 − D1618 = 38 − 1 = 37
LF15 min { LF 16 − D1516 , LF 18 − D1518 } = min {37 − 0,38 − 7} = 31
 j =16 ,18 j =16 ,18

LF14  LF 15 − D1415 = 31 − 2 = 29


LF13  LF 17 − D1317 = 35 − 7 = 28
LF12  LF 13 − D1213 = 28 − 4 = 24
LF11  LF 12 − D1112 = 24 − 1 = 23
LF10 min { LF 13 − D1013 , LF 16 − D1016 , LF 18 − D1018 } = min { 28 − 0,37 − 0,38 − 2} = 28
 j =13 ,16 ,18 j =13 ,16,18

LF9  LF 14 − D914 = 29 − 2 = 27


LF8 min { LF 9 − D89 , LF 11 − D811 } = min { 27 − 0, 23 − 0} = 23
 j =9,11 j =9,11

LF7  LF 8 − D78 = 23 − 5 = 18


LF6  LF 7 − D67 = 18 − 6 = 12
LF5 min { LF 7 − D57 , LF 9 − D59 } = min {18 −1, 27 − 0} =17
 j =7,9 j =7,9

LF4 min { LF 5 − D45 , LF 10 − D410 , LF 11 − D411 , LF 12 − D412 } =
 j =5,10 ,11,12
min {17 − 3, 36 −1, 23 − 0, 24 − 2} =14
 j =5,10 ,11,12
LF3  LF  4 − D34 = 14 − 10 = 4
LF2 min { LF 3 − D23 , LF 6 − D26 } = min {12 − 0,4 − 2} = 2
 j =3,6 j =3,6

LF1  LF 2 − D12 = 2 − 1 = 1


LF0 min { LF 1 − D01 , LF 6 − D06 } = min {1 −1,12 − 2} = 0
 j =1,6 j =0,6

Aktivitas ada pada jalur kritis kalau memenuhi kondisi:


1. ESi = LFi
2. ES j = LF j
3. ES j – ESi = LF j – LFi = Dij

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 54
 

Penentuan Float 
Total Float (TF) : selisih antara waktu maksimum untuk melaksanakan aktifitas
dgn lama penyelesaian

Float

Kelebihan waktu yang tersedia


Free Float (FF) :

TFij = LF j – ESi – Dij = LF j – EFij = LSij - ESi


FFij = ES j – ESi – Dij
LSij = LF j - Dij
EFij = ESi - Dij

Aktivitas Lama Earliest Latest Total Free


Start Finish Start Finish
(i,j) (Dij, hari) Float Float
(0,1) = A 1 0 1 0 1 0 0
(0,6) = B 2 0 2 10 12 10 0
(1,2) = C 1 1 2 1 2 0 0
(2,3) = D 2 2 4 2 4 0 0
(6,7) = E 6 2 8 12 18 10 10
(3,4) = F 10 4 14 4 14 0 0
(4,5) = G 3 14 17 14 17 0 0
(5,7) = H 1 17 18 17 18 0 0
(4,10) = I 1 14 15 27 28 13 0
(7,8) = J 5 18 23 18 23 0 0
(10,18) = K 2 15 17 36 38 21 21
(11,12) = L 1 23 24 23 24 0 0
(4,12) = M 2 14 16 22 24 8 8
(12,13) = N 4 24 28 24 28 0 0
(9,14) = O 2 18 20 27 29 9 5
(14,15) = P 2 25 27 29 31 4 0
(16,18) = Q 1 27 28 37 38 10 10
(15,18) = R 7 27 34 31 38 4 4
(13,17) = S 7 28 35 28 35 0 0
(17,18) = T 3 35 38 35 38 0 0

Perhitungan :
Total Float A = LF1 – EF01 = LS01 – ES0 = 1 -1 = 0 - 0 = 0
Total Float B = LF6 – EF06 = LS06 – ES0 = 12 - 2 = 10 - 0 = 10

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 56
 

Total Float C = LF2 – EF12 = LS12 – ES1 = 2 - 2 = 1 - 1 = 0


Total Float D = LF3 – EF23 = LS23 – ES2 = 4 - 4 = 2 - 2 = 0
Total Float E = LF7 – EF67 = LS67 – ES6 = 18 - 8 = 12 - 2 = 10
Total Float F = LF4 – EF34 = LS34 – ES3 = 14 - 14 = 4 - 4 = 0
Total Float G = LF5 – EF45 = LS45 – ES4 = 17 - 17 = 14 - 14 = 0
Total Float H = LF7 – EF57 = LS57 – ES5 = 18 - 18 = 17 - 17 = 0
Total Float I = LF10 – EF410 = LS410 – ES4 = 28 - 15 = 27 - 14 = 13
Total Float J = LF8 – EF78 = LS78 – ES7 = 23 - 23 = 18 - 18 = 0
Total Float K = LF18 – EF1018 = LS1018 – ES10 = 38 - 17 = 36 - 15 = 21
Total Float L = LF12 – EF1112 = LS1112 – ES11 = 24 - 24 = 23 - 23= 0
Total Float M = LF12 – EF412 = LS412 – ES4 = 24 -16 = 22 - 14 = 8
Total Float N = LF13 – EF1213 = LS1213 – ES12 = 28 - 28 = 24 - 24 = 0
Total Float O= LF14 – EF9 = LS914 – ES9 = 29 - 20 = 27 - 18 = 9
Total Float P = LF15 – EF1415 = LS1415 – ES14 = 31 -27 = 29 - 25 = 4
Total Float Q = LF18 – EF1618 = LS1618 – ES16 = 38 -28 = 37 - 27 = 10
Total Float R = LF18 – EF1518 = LS1518 – ES15 = 38 - 34 = 31 - 27 = 4
Total Float S = LF17 – EF1317 = LS1317 – ES3 = 35 - 35 = 28 - 28 = 0
Total Float T = LF18 – EF11718 = LS1718 – ES17 = 38 - 38 = 35 - 35 = 0

Free Float A = ES1 – ES0 - D01 = 1- 0 -1 = 0


Free Float B = ES6 – ES0 - D06 = 2-0 - 2 = 0
Free Float C = ES2 – ES1 – D12 = 2- 1 -1 = 0
Free Float D = ES3 – ES2 – D23 = 4-2 - 2 = 0
Free Float E = ES7 – ES6 – D67 = 18- 2 -6 = 10
Free Float F = ES4 – ES3 – D34 = 14 - 4 - 10 = 0
Free Float G = ES5 – ES4 – D45 = 17- 14 -3 = 0
Free Float H = ES7 – ES5 – D57 = 18 - 17 - 1 = 0
Free Float I = ES10 – ES4 – D410 = 15 - 14 -1 = 0
Free Float J = ES8 – ES7 – D78 = 23 -18 - 5 = 0
Free Float K = ES18 – ES10 – D1018 = 38 - 15 -2 = 21
Free Float L = ES12 – ES11 – D1112 = 24 -23 - 1 = 0

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 57
 

Free Float M = ES12 – ES4 – D412 = 24 - 14 -2 = 8


Free Float N = ES13 – ES12 – D1213 = 28 - 24 - 4 = 0
Free Float O = ES14 – ES9 – D914 = 25 - 18 - 2 = 5
Free Float P = ES15 – ES14 – D1415 = 27 - 25 - 2 = 0
Free Float Q = ES18 – ES16 – D1618 = 38 - 27 -1 = 10
Free Float R = ES18 – ES15 – D1518 = 38 - 27 - 7 = 4
Free Float S = ES17 – ES13 - D1317 = 35 - 28 -7 = 0
Free Float T = ES18 – ES17 – D1718 = 38 - 35 - 3 = 0

Konstruksi Bagan Waktu.

 Produk akhir perhitungan jaringan bagan waktu.


 Pembentukan bagan waktu harus mempertimbangkan keterbatasan sumber daya

yang tersedia.

Aktivitas Earliest start Rentang waktu Dapat dimulai


(hari ke-)  penundaan untuk   pada hari ke-
memulai (dalam hari)
A 0 0 0
B 0 10* 0-10
C 1 0 1
D 2 0 2
E 2 10* 2-12*
F 4 0 4
G 14 0 14
H 17 0 17
I 14 13* 14-27*
J 18 0 18
K 15 21* 15-36*
L 23 0 23
M 14 8 14-22
 N 24 0 24
O 18 9* 18-27*
P 25 4* 25-29*
Q 27 10 27-37
R 27 4* 27-31*
S 28 0 28
T 35 0 35

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 58
 

Tanda * menggunakan aturan 2, artinya jangka waktu penundaan aktivitas. Misal, jika
aktivitas B ditunda selama 10 hari, maka memulai aktivitas E tidak dapat ditunda lagi. Jika
aktivitas B ditunda 2 hari dalam memulainya, aktivitas E masih dapat ditunda sampai 8
hari.

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 59
 

1 2 3 4 5 7 8
0 17 18
12 13
11
0 6
6 7
4 10
18
4 12
9 14
14 15
16 18

15 18

0
1 6 10 12 15 20 30 35 38 waktu

Penggunaan total dan free float dalam menjadwalkan aktivitas tidak kritis :

1. jika total float sama dengan free float aktivitas, maka aktivitas dapat dijadwalkan sembarang diantara earliest start dengan latest finish.
2. jika free float kurang dari total float, maka waktu memulai aktivitas dapat
ditunda relatif terhadap earliest start tidak lebih dari free float.

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo, hal. 60
 

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo, hal. 61
 

Catatan Riset Operasional 2, jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika, oleh Hotniar Siringoringo,
hal. 62

Anda mungkin juga menyukai