Anda di halaman 1dari 9

Seminar Nasional Refleksi 30 Tahun Fakultas Teknik

Konsep dan Implementasi Infrastruktur - Bangunan - Konstruksi "HIJAU" Mewujudkan Kota Hijau
17 Oktober 2014, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA


(SKKNI) AHLI PENILAI BANGUNAN HIJAU
1
L. Edhi Prasetya

Abstrak

Konsep bangunan hijau menjadi arus utama dunia saat ini, karena kesadaran akan pemanasan global
dengan pembenahan iklim mikro, ketersediaan sumber daya yang makin terbatas, serta pemanfaatan
energi terbaharukan. Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup
keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Arsitektur hijau mengandung juga dimensi lain
seperti waktu, lingkungan alam, sosio-kultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa
arsitektur hijau bersifat kompleks, padat dan vital dibanding dengan arsitektur pada umumnya. Sejalan
dengan hal tersebut, kebutuhan tenaga kerja dibidang bangunan hijau, mencakup kemampuan melakukan
penilaian bangunan hijau, menjadi sebuah keniscayaan, karena audit terhadap konsumsi energi pada
bangunan merupakan bagian mutlak dari proses penilaian bangunan hijau, sebelum sebuah bangunan,
kemudian dinyatakan memiliki sertifikat tertentu. Standar Kompetensi adalah perumusan tentang
kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. SKKNI
merupakan suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan sebagai tolok ukur untuk menentukan
kompetensi tenaga kerja sesuai dengan jabatan kerja yang dimilikinya. Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga kerja jasa konstruksi disusun berdasarkan analisis kompetensi
setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku pelaksana langsung dilapangan dan para ahli dari
jabatan kerja yang bersangkutan. Tata urut penyusunan SKKNI Ahli Penilai Bangunan Hijau dilakukan
melalui tahapan: desk study, survei, wawancara dan workshop, berbagai tahapan workshop dilakukan,
termasuk memverifikasi hasil workshop kepada Kementerian Tenaga Kerja, setelah diverifikasi dan
direvisi sesuai usulan dari Kementerian Tenaga Kerja, selanjutnya RSKKNI (Rencana Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) untuk jabatan Ahli Penilai Bangunan Hijau akan disahkan dan
ditetapkan menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) oleh Menteri Tenaga Kerja.
Proses panjang penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk Ahli Penilai
Bangunan Hijau, diharapkan akan menghasilkan tenaga Ahli Penilai Bangunan Hijau yang kompeten dan
memiliki kualifikasi kerja yang handal.

Kata kunci: bangunan hijau, standar kompetensi kerja, ahli penilai bangunan hijau

PENDAHULUAN

Dalam rangka penyiapan tenaga profesional di bidang jasa konstruksi pada suatu jabatan kerja tertentu,
baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk kepentingan penempatan ke
luar negeri, diperlukan adanya perangkat standar yang dapat mengukur dan menyaring tenaga kerja yang
memenuhi persyaratan sesuai dengan kompetensinya.SKKNI merupakan suatu hal yang sangat penting
dan dibutuhkan sebagai tolok ukur untuk menentukan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan jabatan
kerja yang dimilikinya.

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga kerja jasa konstruksi disusun
berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku pelaksana langsung
dilapangan dan para ahli dari jabatan kerja yang bersangkutan. Kegiatan Penyusunan SKKNI ini diawali
dengan desk study, survei, wawancara dan workshop. Dari hasil tersebut, yang masih dalam format

1
L. Edhi Prasetya, Jurusan Arsitektur, Universitas Pancasila, Jl Srengseng sawah, Jakarta 12640 prastyan@yahoo.com
Seminar Nasional Refleksi 30 Tahun Fakultas Teknik
Konsep dan Implementasi Infrastruktur - Bangunan - Konstruksi "HIJAU" Mewujudkan Kota Hijau
17 Oktober 2014, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Development Curriculum (DACUM), yang kemudian ditransformasi ke dalam format Regional Model
Competency Standard (RMCS), yang selanjutnya dibahas dalam pra konvensi yang melibatkan Komite
Standar Kompetensi, Tim Teknis, BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), Lembaga Pengembangan
Jasa Konstruksi (LPJK), unsur perguruan tinggi, para pakar dan narasumber yang berkaitan dengan
jabatan kerja tersebut.

WORKSHOP 1
DESK PRA
DACUM
STUDY KONVENSI
WORKSHOP 2
RMCS

VERIFIKASI
SKKNI KONVENSI
KEMENAKERTRANS

Gambar 1
Proses Penyusunan SKKNI

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk jabatan kerja Ahli Penilai Bangunan Hijau
disusun berdasarkan format Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 8 Tahun 2012
Tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Sistem Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional,
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Bakuan
Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dalam peningkatan
dan pengukuran tingkat kompetensi pada jabatan kerja Ahli Penilai Bangunan Hijau.

Tahapan Desk Study

Definisi kompetensi dipahami mencakup penguasaan terhadap 3 (tiga) jenis kemampuan, yaitu:
pengetahuan (knowledge, science), keterampilan teknis (skill, teknologi) dan sikap perilaku (attitude).
Oleh karenanya, kompetensi haruslah dimaknai kembali sebagai pengembangan integritas pribadi yang
dilandasi iman yang kuat sebagai fondasinya (Spiritual Quality), baru kemudian dapat membangun
hubungan yang tulus/ikhlas dengan sesama (Emotional Quality), dan akhirnya barulah penguasaan
IPTEK melalui IQ bias bermanfaat dalam rangka mencapai tujuan bersama, berkenaan dengan legitimasi
seseorang akan kompetensinya yang spesifik, maka Pemerintah mengeluarkan sertifikat tertentu sesuai
dengan bidang keahlian yang dimilikinya.

Kompetensi dipahami sebagai kemampuan menunjukkan kinerja pada level tertentu serta kemampuan
mengorganisasikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Manusia yang disebut kompeten juga
sepatutnya mampu bereaksi secara wajar/ positif apabila terjadi kesalahan serta berperan baik dalam
lingkungan kerja dan memiliki kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam
situasi baru. Secara umum, ranah kompetensi dapat dijelaskan dalam gambar berikut.
Seminar Nasional Refleksi 30 Tahun Fakultas Teknik
Konsep dan Implementasi Infrastruktur - Bangunan - Konstruksi "HIJAU" Mewujudkan Kota Hijau
17 Oktober 2014, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Gambar 2
Ranah Kompetensi

Tabel 1
Deskripsi tiap ranah kompetensi

Ranah kompetensi Deskripsi

Task Skills Kemampuan Untuk Melakukan/ Menyelesaikan Pekerjaan

Task Management Skills Kemampuan Mengelola Tugas/ Pekerjaan

Contingensi Management Skills Kemampuan Merespon Bentuk Pekerjaan Yang Tidak


Biasa Atau Berbeda Dengan Pekerjaan Rutin

Job Role/ Environment Skills Tanggung Jawab Di Tempat Kerja Dan Lingkungan Kerja
Termasuk Bekerja Dengan Orang Lain

Transfer Management Skills Kemampuan Untuk Bekerja Pada Situasi Yang Berbeda

Pengembangan profesionalisme bagi Sumber Daya Manusia (SDM) mensyaratkan peningkatan


pengetahuan, keterampilan dan tanggung jawab serta kewenangan bidang profesinya. Pelaksanaan tugas
teknis yang harus dikerjakan adalah melalui prosedur yang benar untuk menghasilkan perencanaan yang
baik. Oleh sebab itu, dalam rangka melakukan penilaian pengembangan profesidi perlukan adanya
pedoman umum tentang pengujian dan sertifikasi profesi.

Pengembangan di bidang profesi pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang dalam mengerjakan
sesuatu pekerjaan, di mana hasilnya merupakan proses pembelajaran yang bermuara pada sesuatu yang
direncanakan secara baik dengan melalui perkembangan yang tidak sengaja. Pengakuan keahlian di
bidang profesi harus memenuhi persyaratan yang digariskan.

Untuk menyatakan seseorang telah memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan dapat diberi sertifikasi
kompetensi. Sertifikasi merupakan jaminan tertulis yang diberikan oleh Lembaga sertifikasi kompetensi
Seminar Nasional Refleksi 30 Tahun Fakultas Teknik
Konsep dan Implementasi Infrastruktur - Bangunan - Konstruksi "HIJAU" Mewujudkan Kota Hijau
17 Oktober 2014, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

yang telah terakreditasi. Proses untuk memperoleh sertifikasi kompetensi harus melalui uji sertifikasi
kompetensi, di mana berbentuk kegiatan penertiban terhadap kompetensi yang diakreditasi.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
menjelaskan tentang sertifikasi kompetensi kerja sebagai suatu proses pemberian sertifikat kompetensi
yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar
kompetensi kerja nasional Indonesia dan atau Internasional.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi
yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang
pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai
dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. PeraturanPresiden (Perpres) Nomor 8 Tahun 2012
menjabarkan bahwa setiap jenjang kualifikasi pada KKNI memiliki kesetaraan dengan capaian
pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan, pelatihan kerja atau pengalaman kerja.

Capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kerja dinyatakan dalam bentuk
sertifikat, yang berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi. Ijazah merupakan bentuk pengakuan atas
capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan. Sementara sertifikat kompetensi merupakan
bentuk pengakuan atas capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kerja.
Capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pengalaman kerja dinyatakan dalam bentuk keterangan
yang dikeluarkan oleh tempat yang bersangkutan bekerja.

Pemerintah menetapkan 9 jenjang kualifikasi KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), sebagai
berikut:

1. Jenjang 1-3 dikelompokkan dalam jabatan operator.


2. Jenjang 4-6 dikelompokkan dalam jabatan teknis atau analis.
3. Jenjang 7–9 dikelompokkan dalam jabatan ahli.

Peraturan Presiden yang berlaku mulai 17 Januari 2012 menetapkan penyetaraan capaian pembelajaran
yang dihasilkan melalui pendidkan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI, sebagai berikut:

1. Lulusan pendidkan dasar setara dengan jenjang 1;


2. Lulusan pendidikan menengah paling rendah setara dengan jenjang 2;
3. Lulusan Diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3;
4. Lulusan Diploma 2 paling rendah setara dengan jenjang 4.
5. Lulusan Diploma 3 paling rendah setara dengan jenjang 5;
6. Lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara dengan jenjang
6;
7. Lulusan Magister Terapan dan Magister paling rendah setara dengan jenjang 8;
8. Lulusan Doktor Terapan dan Doktor setara dengan jenjang 9;
9. Lulusan pendidikan profesi setara dengan jenjang 7 atau 8; dan Lulusan pendidikan
spesialis setara dengan jenjang 8 atau 9.

Tahapan Workshop dan pra konvensi

Tahapan workshop, dilakukan dalam dua kali pelaksanaan workshop, melibatkan berbagai pihak terkait,
yaitu Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), unsur perguruan tinggi, para pakar dan
narasumber yang berkaitan dengan jabatan kerja tersebut. Tahapan workshop melibatkan tim dari GBCI
(Green Building Council Indonesia) yang sekaligus memperkenalkan sistem rating yang ada di GBCI.
Berdasarkan persyaratan unjuk kerja, jenis jabatan dan atau pekerjaan untuk Ahli Penilai Bangunan
Hijau, perlu ditetapkan dalam suatu pengaturan standar yakni Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI). Standar ini harus memiliki ekivalensi atau kesetaraan dengan standar yang berlaku
pada kemampuan melakukan penilaian bangunan hijau, atau standar penilaian berdasarkan Perangkat
Penilaian (Rating tools) menurut Green Building Council di Indonesia yang sudah mengadopsi LEED
dari Amerika, Green Building Index di Malaysia, dan sesuai dengan standar internasional yang sudah
berlaku selama ini. Ketentuan mengenai pengaturan standar kompetensi di Indonesia tertuang di dalam
Seminar Nasional Refleksi 30 Tahun Fakultas Teknik
Konsep dan Implementasi Infrastruktur - Bangunan - Konstruksi "HIJAU" Mewujudkan Kota Hijau
17 Oktober 2014, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik IndonesiaNomor 8 Tahun 2012 tentang Tata
Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.Berdasarkan hasil yang diolah dari
workshop, ditetapkan jenjang KKNI untuk Ahli Penilai Bangunan Hijau adalah pada jenjang/ level 5
dengan rincian, memiliki keahlian dan kemampuan pada level berikut:

a) Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam
pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.

b) Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu
memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

c) Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif.

d) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian
hasil kerja kelompok.

Beberapa istilah umum yang harus dipahami, dalam penyusunan RSKKNI antara lain:

Unit Kompetensi : adalah bentuk pernyataan terhadap tugas atau pekerjaan yang akan dilakukan.

Elemen Kompetensi : bagian kecil dari unit kompetensi yang mengidentifikasikan tugas-tugas yang
harus dikerjakan untuk mencapai unit kompetensi.

Jabatan kerja sebagai ahli Penilai Bangunan Hijau, memiliki uraian jabatan/ lingkup kerja sebagai berikut:
Ahli Penilai Bangunan Hijau merupakan jabatan kerja dengan kemampuan merencanakan, mengarahkan
dan mengevaluasi proposal, baik dalam tahapan perencanaan, konstruksi maupun pada tahapan paska
konstruksi secara teknis dan non teknis sesuai disiplin kompetensi inti berdasarkan kriteria (rating tools)
yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan peraturan yang diadopsi untuk Indonesia.

Persyaratan jabatan untuk Ahli Penilai Bangunan Hijau berdasarkan hasil yang diolah dari workshop
adalah sebagai berikut:

Tabel 2
Persyaratan jabatan untuk Ahli Penilai Bangunan Hijau

Pendidikan - S1 (Sarjana Strata 1)

Pengalaman kerja - Pengalaman minimal 3 (tiga) tahun dalam bidang yang terkait
bangunan gedung.
Kesehatan - Berbadan sehat (rohani dan jasmani) yang dinyatakan dengan
keterangan surat dokter.
Sertifikat - Lulus Uji Kompetensi jabatan kerja Ahli PenilaiBangunan Hijau.

Persyaratan lain - MenguasaiBahasa Indonesia tulisan dan lisan dengan baik dan
benar.
- MenguasaiTeknologiInformasi.
- Memiliki kemampuan komunikasi dan presentasi.
- Dapat bekerja dalam kelompok.
- Lulus pelatihan bangunan hijau tingkat professional dari institusi
yang diakui keberadaannya oleh pemerintah.
Seminar Nasional Refleksi 30 Tahun Fakultas Teknik
Konsep dan Implementasi Infrastruktur - Bangunan - Konstruksi "HIJAU" Mewujudkan Kota Hijau
17 Oktober 2014, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Tahapan verifikasi dan konvensi

Tahapan verifikasi dan konvensi merupakan tahapan konsultasi dengan Tim Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi (Kemenakertrans) untuk melihat kesesuaian dari setiap unit kompetensi yang dibuat.
Berdasarkan hasil konvensi telah dirumuskan daftar unit kompetensi Ahli Penilai bangunan Hijau sebagai
berikut:

Tabel 3
Daftar Unit Kompetensi Kerja Ahli Penilai Bangunan Hijau

NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI


Menerapkan Peraturan Perundang-undangan, Sistem Manajemen
1. M.711001.001. 01 Mutu (SMM) dan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan (SMK3L)terkait bangunan hijau

2. M.711001.002. 01 Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait

3. M.711001.003. 01 Melaksanakan Persiapan Kerja

Memeriksa Kesesuaian Dokumen Proyek Sesuai dengan Tata Cara


4. M.711001.004. 01
Penilaian Bangunan Hijau yang telah Ditetapkan.
5. M.711001.005. 01 Melakukan Kegiatan Peninjauan Lapangan
Melakukan Perhitungan Kesesuaian lahan (Apropriate Site
6. M.711001.006. 01
Development).
Melakukan Perhitungan Efisiensi Energi (Energi Efficiency
7. M.711001.007. 01
Measure)
8. M.711001.008. 01 Melakukan Perhitungan Konservasi Air (Water Conservation )
Melakukan Perhitungan Material Ramah Lingkungan (Material
9. M.711001.009. 01
Resources and Cycle)
Melakukan Perhitungan Kenyamanan dan Kesehatan Ruangan
10. M.711001.010. 01
(Indoor Health Comfort)
Melakukan Perhitungan Manajemen Lingkungan Bangunan
11. M.711001.011. 01
Gedung (Building Environmental Management)

12. M.711001.012. 01 Membuat Analisis Data dan Hasil Perhitungan

13. M.711001.013. 01 Menyusun Laporan dan Rekomendasi Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 4
Kriteria Unjuk Kerja Ahli Penilai Bangunan Hijau

No. Unit kompetensi Elemen kompetensi


Menerapkan Peraturan Perundang- 1. Menginventarisasi peraturan Perundang-undang, SMK3L,
1 undangan, Sistem Manajemen Mutu dan SMM yang terkait
(SMM) dan Sistem Manajemen
2. Melaksanakan ketentuan Peraturan perundang-undangan,
Keselamatan Kesehatan Kerja dan
SMK3L dan SMM
Lingkungan (SMK3L) terkait
bangunan hijau 3. Mengevaluasi penerapan Peraturan perundang-undangan,
SMK3L dan SMM
Melaksanakan Komunikasi dengan 1. Menginterpretasikan informasi yang terkait dengan
Seminar Nasional Refleksi 30 Tahun Fakultas Teknik
Konsep dan Implementasi Infrastruktur - Bangunan - Konstruksi "HIJAU" Mewujudkan Kota Hijau
17 Oktober 2014, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

2 Pihak Terkait pekerjaan penilaian kelaikan bangunan gedung

2. Mengomunikasikan informasi dan instruksi kerja yang


terkait dengan pekerjaan penilaian kelaikan bangunan
gedung kepada tim kerja

3. Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait


Melaksanakan Persiapan Kerja 1. Menyiapkan bahan presentasi kepada pengguna jasa
3 mengenai aspek-aspek penting dalam bangunan hijau.
2. Menyiapkan bahan proposal pekerjaan penilaian
3. Memaparkan prosedur sertifikasi dan rumusan kualifikasi
bangunan hijau beserta keterkaian dan konsekuensi
besaran investasi yang diperlukan.
4. Merencanakan alat bantu dan instrument kerja
Memeriksa Kesesuaian Dokumen 1. Menentukan metode pengumpulan dokumen-dokumen
4 Proyek Sesuai Dengan Tata Cara yang diperlukan berkaitan dengan Rencana Bangunan
Penilaian Bangunan Hijau Yang Telah Hijau
Ditetapkan (Dari Awal Hingga Akhir).
1. Melaksanakan kegiatan pengumpulan dokumen-dokumen
yang diperlukan.
2. Memeriksa kesesuaian dokumen yang akan digunakan
dalam penerapan bangunan hijau.
Melakukan kegiatan peninjauan 1. Melakukan persiapan peninjauan lapangan: rencana dan
5 lapangan atau bangunan
2. Melaksanakan peninjauan lapangan: rencana dan atau
bangunan
3. Mengkaji penerapan rencana bangunan hijau
Melakukan Perhitungan Kesesuaian 1. Menyiapkan data yang diperlukan untuk melakukan
6 lahan (Apropriate Site development). perhitungan tepat Guna tapak dan lingkungan (Apropriate
Site Development).
2. Menghitung Luas Dasar Area Hijau (basic green area) dan
Pemilihan Lahan (site selection)
3. Menghitung Aksesibilitas Komunitas (community
accessibility) , ketersediaan Transportasi Publik (Public
transportation) dan Parkir Sepeda (Bicycle)
4. Menghitung lansekap (landscape) dan iklim mikro (Micro
climate)
5. Menghitung aspek pengendalian air hujan (Storm Water
Management)
6. Melakukan evaluasi perhitungan
Melakukan Perhitungan Efisiensi 1. Menyiapkan data yang diperlukan untuk melakukan
7 Energi (Energi Efficiency Measure). perhitungan efisiensi energi (energy efficiency measure).
2. Menghitung persyaratan dasar (pre-requisite) dalam
efisiensi energi (energy efficiency measure).
3. Menghitung efisiensi energi (energy efficiency measure)
dan ketersediaan ventilasi (ventilation)
4. Menghitung ketersediaan pencahayaan alami (natural
lighting)
5. Menghitung Reduksi CO2 untuk mengurangi dampak
perubahan iklim (climate change impact)
6. Menghitung ketersediaan energy terbaharukan (on site
renewable energy)
7. Melakukan evaluasi perhitungan
8 Melakukan Perhitungan Konservasi 1. Menyiapkan data yang diperlukan untuk melakukan
Air (Water Conservation). perhitungan konservasi air (water conservation).
2. Menghitung persyaratan dasar (pre-requisite) dalam
Seminar Nasional Refleksi 30 Tahun Fakultas Teknik
Konsep dan Implementasi Infrastruktur - Bangunan - Konstruksi "HIJAU" Mewujudkan Kota Hijau
17 Oktober 2014, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

konservasi air (water conservation).

3. Menghitung penghematan air (water use reduction),


penggunaan water fixtures dan penghematan air pada
lansekap (water landscaping)
4. Menghitung daur ulang air (water recycling), ketersediaan
sumber air alternative (alternative water) dan penggunaan
air hujan (rain water harvesting)
5. Melakukan evaluasi perhitungan
Melakukan Perhitungan Material 1. Menyiapkan data yang diperlukan untuk melakukan
9 Ramah Lingkungan (Material perhitungan material ramah lingkungan (Material
Resources and Cycle). Resources and Cycle).
2. Menghitung persyaratan dasar (pre-requisite) dalam
perhitungan material ramah lingkungan (Material
Resources and Cycle).
3. Menghitung penggunaan kembali material bekas (Building
and Material Reuse), material ramah lingkungan
(environmentaly friendly material), material kayu
bersertifikat (certified wood), material prefabrikasi dan
material local
4. Menghitung penggunaan material yang tidak merusak
ozon (non OSD usage).
5. Melakukan evaluasi perhitungan.
Melakukan Perhitungan Kenyamanan 1. Menyiapkan data yang diperlukan untuk melakukan
10 dan Kesehatan Ruangan (Indoor perhitungan Kenyamanan dan Kesehatan Ruangan (Indoor
Health Comfort). Health Comfort).
2. Menghitung persyaratan dasar (pre-requisite) dalam
perhitungan Kenyamanan dan Kesehatan Ruangan (Indoor
Health Comfort).
3. Menghitung penggunaan alat monitor gas karbondioksida
(CO2 Monitoring).
4. Menghitung pengendalian asap rokok pada bangunan
(Environmental Tobacco Smoke Control) dan
pengendalian polusi kimiawi pada bangunan (Chemical
Pollutants).
5. Menghitung pemanfaatan pandangan arah keluar (outside
view) pada bangunan.
6. Menghitung penggunaan kenyamanan visual (visual
comfort) pada pencahayaan buatan.
7. Menghitung penggunaan kenyamanan suhu (Thermal
Comfort) pada bangunan.
8. Menghitung tingkat kebisingan (accoustic level) pada
bangunan.
9. Melakukan evaluasi perhitungan.
Melakukan Perhitungan Manajemen 1. Menyiapkan data yang diperlukan untuk melakukan
11 Lingkungan Bangunan Gedung perhitungan Manajemen Lingkungan Bangunan Gedung
(Building Environmental (Building Environmental Management)
Management). 2. Menghitung persyaratan dasar (pre-requisite) dalam
perhitungan Manajemen Lingkungan Bangunan Gedung
(Building Environmental Management)
3. Menghitung pengendalian sampah dan polusi selama
proses konstruksi (Pollution of Construction Activity).
4. Melaksanakan Testing dan Commisioning pada bangunan
(proper commissioning).
5. Mengukur kepuasan pengguna bangunan (Occupant
Survey) .
Seminar Nasional Refleksi 30 Tahun Fakultas Teknik
Konsep dan Implementasi Infrastruktur - Bangunan - Konstruksi "HIJAU" Mewujudkan Kota Hijau
17 Oktober 2014, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

6. Melakukan evaluasi perhitungan.


Membuat Analisis Data dan Hasil 1. Melakukan analisis data dan informasi yang berkaitan
12 Perhitungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
2. Memverifikasi data hasil analisis.
3. Menyusun laporan gap analysis (perbedaan antara standar
dengan kondisi eksisting)
13 Menyusun Laporan dan Rekomendasi 1. Menyusun laporan akhir
Pelaksanaan Kegiatan
2. Menyusun rekomendasi
3. Menyusun laporan evaluasi akhir pekerjaan bangunan
hijau
4. Membuat pertanggung jawaban laporan hasil evaluasi

Dengan ditetapkannya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Sektor Jasa Konstruksi
Sub bidang Bangunan Gedung untuk Jabatan Kerja Ahli Penilai Bangunan Hijau, maka SKKNI ini akan
diberlakukan secara nasional dan selanjutnya akan menjadi acuan bagi penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan serta uji kompetensi dalam rangka sertifikasi kompetensi tenaga kerja di Indonesia.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih disampaikan kepada PusatPembinaanKompetensi Dan PelatihanKonstruksi(Pusbin


KPK)BadanPembinaanKonstruksiKementerian PekerjaanUmum, sebagai pemberi Tugas dalam
penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Ahli Penilai Bangunan Hijau, tim perumus, tim
verifikasi dan tim teknis serta segenap stakeholder dan tim dari Green Building Council Indonesia
(GBCI) yang terlibat secara penuhdalam penyusunan paket pekerjaan Rancangan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Ahli Penilai Bangunan Hijau (Green Building Profesional) untuk tahun anggaran 2012.

Daftar Pustaka

Departemen Rating Development, 2012, Greenship untuk Gedung Baru: Versi 1.1., Jakarta: Green
Building Council Indonesia.
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 38 Tahun 2012 Tentang Bangunan
Gedung Hijau;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Tata Laksana Registrasi
Kompetensi Bidang Lingkungan;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Kriteria dan Sertifikasi
Bangunan Ramah Lingkungan;
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP);
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Jenjang Kualifikasi KKNI;
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2002 Tentang Kurikulum Inti Perguruan
Tinggi;
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Anda mungkin juga menyukai