178
180
antar aktor akibat diambilnya objek lain yang lebih luas alih-alih
extraordinary measures. menggunakan dirinya sendiri sebagai
Terdapat beberapa konsep kunci referent object.
dalam sekuritisasi yang bisa Ketiga, adalah speech act
diidentifikasi untuk menjelaskan (pernyataan) dan facilitating condition
bagaimana sekuritisasi berlangsung. (kondisi yang mendukung sekuritisasi).
Pertama adalah ancaman eksistensial, Speech act didefinisikan Balzacq
dan referent object (objek yang (2010) sebagai pernyataan, baik tertulis
dinarasikan terdampak ancaman maupun tidak tertulis, yang
eksistensial tersebut). Dalam dikeluarkan oleh securitizing actor
sekuritisasi, suatu isu dibentuk sebagai dalam securitizing move yang
masalah serius yang mengancam disampaikan kepada audience untuk
kelangsungan eksistensi dari referent membingkai ancaman eksistensial
object, objek yang dilihat sedang terhadap referent object dan
berada dalam ancaman eksistensial dan memperoleh legitimasi pengambilan
perlu dipertahankan kelangsungan segera tindakan tertentu dalam
eksistensinya (survival) (Buzan, 1988). menghadapi isu tersebut. Speech act
Kedua adalah securitizing actor, didukung oleh kondisi yang
yaitu pihak yang melakukan mendukung, atau disebut oleh Buzan
sekuritisasi. Securitizing actor (1988) sebagai facilitating condition.
didefinisikan oleh Buzan, sebagai aktor Kondisi tersebut di antaranya aspek
yang secara aktif melakukan internal, berupa: 1) tata bahasa dan
sekuritisasi terhadap suatu isu dengan pilihan kata yang menunjukkan
mendeklarasikan bahwa sesuatu pandangan keamanan dan urgensi;
(referent object) sedang berada dalam serta 2) plot narasi yang mencakup
ancaman eksistensial. Argumen ancaman eksistensial dan cara
securitizing actor, masih menurut menghadapinya yang dikonstruksi
Buzan, umumnya adalah terdapat dengan cara menggabungkan bahasa
kebutuhan mendesak untuk keamanan dengan dialek spesifik
mempertahankan kelangsungan hidup dalam sektor yang disekuritisasi,
negara, bangsa, peradaban, sistem, atau misalnya penggunaan kata
Indonesian Journal of International Relations
181
182
oleh European Commission pada akhir hidup baik dalam level regional
2019, dengan alasan sebagai dampak maupun internasional (European
gerakan iklim massal yang Comission, 2021).
memobilisasi jutaan warga di seluruh Dalam cakupan European Green
dunia. Kebijakan ini, diklaim Uni Deal yang pertama, EU Biodiversity
Eropa merupakan langkah besar bagi Strategy, Uni Eropa akan melindungi
kebijakan iklim di Eropa, karena secara ketat 30% luasan lahan daratan
diharapkan dapat memberikan contoh dan luatan. Kebijakan ini dalam
kuat kepada global guna mendukung dokumen resmi Uni Eropa, dilakukan
aksi iklim. dalam rangka restorasi, menjaga
European Green Deal, kemudian keanekaragaman hayati, dan memberi
menjadi kebijakan terbaru Uni Eropa potensi terhadap pertumbuhan dan
dalam isu lingkungan, menggantikan keberlangsungan ekonomi (Gunawan
Renewable Energy Directive (RED). et al., 2021). Isi dari regulasi tersebut
European Green Deal mencakup enam diantaranya: perlindungan hutan,
area kebijakan utama antara lain: 1) pemulihan hutan, reboisasi, serta
European Union biodiversity strategy; melarang produk yang berkontribusi
2) from farm to fork strategy; 3) clean pada deforestasi global dan degradasi
energy strategy; 4) building and hutan (European Comission, 2020).
renovating strategy; 5) sustainable Cakupan European Green Deal
mobility strategy; 6) sustainable yang kedua, from farm to fork strategy,
industrial strategy (Syuhada, 2021). mengatur pengurangan pestisida dan
European Green Deal dijustifikasi oleh emisi karbon dalam produksi makanan,
Komisi Eropa sejalan dengan dasar peternakan daratan, dan sektor
hukum organisasi regional tersebut perikanan dan kelautan. Justifikasi Uni
yang tertera pada pasal 191 hingga 193 Eropa terkait regulasi ini adalah upaya
(Syuhada, 2021). Treaty on the produksi makanan berkelanjutan dan
Functioning of the European Union memastikan ketahanan pangan.
(TFEU), yang pada intinya menyatakan Aturan-aturan yang diterapkan
bahwa Uni Eropa wajib berkontribusi diantaranya: standar proses pembuatan
dalam menjaga, melindungi, dan makanan hingga ke tangan konsumen,
mengembangkan kualitas lingkungan serta proses produksi serta konsumsi
Sekuritisasi Isu Lingkungan dalam Hambatan
Perdagangan Sawit di European Green Deal
184
makanan yang sehat dan juga sektor publik dan pribadi yang
berkelanjutan. (European Comission, memiliki bangunan hijau dan
2020). farm to fork menargetkan 25% berkelanjutan, kewajiban sertifikasi
pertanian organik pada tahun 2030 energi sesuai ketetapan Uni Eropa, dan
mendatang (Mowlds, 2020). penggunaan daur ulang dan material
Cakupan European Green Deal ramah lingkungan atas proyek
yang ketiga adalah clean energy pembangunan dan renovasi bangunan.
strategy, yang banyak diatur secara Uni Eropa juga memberikan investasi
teknis dan evaluasi atas RED dan di dunia konstruksi dan renovasi,
Offshore Renewable Energy dalam rangka menciptakan lapangan
(pemanfaatan energi terbarukan di pekerjaan akibat dari turunnya sektor
pesisir wilayah Eropa). (European ini sebesar 15,7% pada tahun 2020
Comission, 2020). Belum dapat akibat Pandemi Covid-19 (European
ditemukan dokumen resmi dari Eropa Comission, 2020).
yang terkait strategi ini, akan tetapi jika Cakupan European Green Deal
masih mengacu pada regulasi yang kelima adalah sustainable
sebelumnya yaitu RED II, sawit mobility strategy, yaitu Uni Eropa
berdasarkan RED II dilarang mewajibkan efisiensi energi dan
penggunaannya sebagai biodiesel. pengurangan emisi karbon, peralihan
Karena sawit menjadi satu-satunya bahan bakar minyak kepada kendaraan
komoditas nabati yang tidak memenuhi berbasis listrik, serta pengurangan
kriteria sebagai komoditas ramah bahan bakar fosil secara keseluruhan.
lingkungan berdasarkan kriteria yang (Gallo & Marinelli, 2020). Sedangkan
dibuat oleh Uni Eropa sendiri cakupan European Green Deal yang
(Athallah, 2019). keenam, sustainable industrial
Cakupan European Green Deal strategy, mengatur kewajiban industri
yang keempat adalah building and untuk mengurangi peredaran emisi
renovating strategy, yaitu renovasi dan karbon yang ada di Eropa (Syuhada,
pendirian bangunan yang ramah 2021)).
lingkungan diatur secara ketat oleh Uni Cakupan tersebut dalam
Eropa dalam bentuk: insentif pada penerapannya juga difasilitasi Uni
Indonesian Journal of International Relations
185
Eropa dalam mekanisme transisi yang secara sepihak tas komoditas tertentu
tercantum di European Green Deal. untuk dilarang karena menimbulkan
Mekanisme tersebut dijustifikasi dapat kerusakan lingkungan ini telah menjadi
mendukung persiapan Eropa yang sebuah proteksionisme tersendiri,
bebas emisi pada 2050 ketika kebijakan karena di luar sana masih banyak
tersebut telah diterapkan. Fasilitas komoditas yang merusak lingkungan.
dalam mekanisme ini diantaranya: 1) Dalam strategi berikutnya yaitu
suntikan dana dari Uni Eropa ke clean energy strategy, European Green
seluruh negara anggota yang emisi Deal memuat hambatan bahwa minyak
karbonnya tinggi; 2) jaminan, fasilitas, nabati untuk biodiesel harus bukan dari
serta pembekalan keahlian para pekerja deforestasi. Sawit tidak memenuhi
yang bekerja di industri dengan emisi kriteria ini karena menurut Uni Eropa
tinggi; 3) bantuan pada masyarakat berdasarkan mekanisme pelacakan
yang ingin membangun rintisan (traceability) yang dilakukan Uni
maupun firma baru serta turut Eropa dalam regulasi turunannya yaitu
memberikan dukungan terhadap European Union Climate Law, sawit
bidang riset maupun pengembangan dikategorikan tidak memenuhi syarat
ilmu pengetahuan (Syuhada, 2021) tersebut (Lee-Makiyama, n.d.).
(Hagglund & Ulkopoliittinen Instituutti From farm to fork strategy juga
(Finland), n.d.). direncanakan oleh Komisi Uni Eropa
Proteksionisme terhadap sawit untuk mengatur tentang sawit. Di
secara lebih lanjut dapat diidentifikasi antaranya: 1) proposal kerangka kerja
dalam EU Biodiversity Strategy. legislatif Uni Eropa di akhir 2023, akan
Produk yang dinyatakan Uni Eropa memuat aturan terkait produksi sawit.
akan dipastikan tidak dibeli oleh Uni Eropa, disebut oleh Gunawan dkk.
konsumen Uni Eropa karena (2021), Uni Eropa akan mendefinisikan
berkontribusi pada kerusakan hutan, secara unilateral apa dan bagaimana
didefinisikan secara terperenci dalam sistem produksi makanan dan produk
rilis pers Komisi Eropa (2021), antara makanan yang universal dan yang
lain berupa komoditas: kedelai, daging, tidak; 2) inisiatif reformulasi makanan
sawit, kayu, kokoa, kopi, dan produk olahan, yang ditujukan untuk
turunannya. Definisi dan limitasi membatasi promosi makanan yang
Sekuritisasi Isu Lingkungan dalam Hambatan
Perdagangan Sawit di European Green Deal
186
tinggi lemak, gula, dan garam. Inisiatif sehingga akan mendapatkan hambatan
ini akan melingkupi sawit karena dalam perdagangan karena label
dikategorikan mengandung minyak tersebut membuat sawit tidak termasuk
jenuh yang tinggi dan biasa digunakan dalam komoditas hijau (green
untuk makanan olahan. (Gunawan et commodity) (Astra Agro Lestari, n.d.).
al., 2021); 3) Skema Label Nutrisi di Oleh karena itu hambatan non-tarif
Depan (Front-of-Pack Nutrition diterapkan sawit, dalam bentuk tidak
Labelling Scheme/ FoP) dengan mengakui minyak sawit sebagai energi
justifikasi untuk memudahkan terbarukan (renewable fuels). Sawit
konsumen mendapatkan informasi atas kemudian akan dilarang sepenuhnya
makanan sehat secara lebih mudah. dalam perdagangan internasional
Ada kemungkinan aturan FoP ini dengan Uni Eropa maupun
mengikuti labelisasi NutriScore yang penggunaannya pada tahun 2030.
sudah berlangsung di Prancis dan Narasi yang dibawakan Uni Eropa
Belgia, dengan melabeli makanan sebagai aktor internasional yang di
“baik” atau “buruk” berdasarkan kawasannya tidak memiliki kebun
jumlah lemak jenuhnya. Dari sawit, European Green Deal
pengalaman NutriScore, sawit dijustifikasi sebagai cara Uni Eropa
terdiskriminasi dan kerap mengatasi isu lingkungan layaknya
dikategorikan sebagai makanan buruk tercantum sebagai bagian dari regulasi
karena lemak jenuhnya relatif lebih European Union Climate Law (ECL),
tinggi, karena hanya lemak jenuh yang dengan Eropa menargetkan penurunan
diperhitungkan, sedangkan kandungan emisi hingga 55% di tahun 2030
buruk dalam makanan bisa saja berupa dan net zero emission pada 2050
tingginya gula, pengawet, dan lainnya. (InfoSAWIT, 2021).
(Gunawan et al., 2021).
Untuk saat ini, European Union Narasi Sawit sebagai Existential
Council Parliamentary Resolution juga Threat oleh Industri Agrikultur dan
menyatakan bahwa industri sawit Petani sebagai Securitizing Actor
menyebabkan deforestasi, melanggar Secara historis, Kekuatan lobi
HAM, dan tidak berkelanjutan, politik dalam isu agrikultur telah
Indonesian Journal of International Relations
187
188
190
per ton ((Purba et al., 2018). Akibatnya, Eropa, digunakan untuk menarasikan
jika produk sawit masuk ke Eropa, dua sawit (speech act) sebagai isu
jenis minyak yang populer di benua itu lingkungan yang mengancam
akan lenyap, dikarenakan dominasi (existential threat).
pilihan konsumen. Statemen petani dan industri
Situasi ini membuat Uni Eropa spesifik menuntut proteksionisme
semakin dilematis seputar impor terhadap sawit melalui European
minyak sawit dari Indonesia, Green Deal, telah beberapa kali
kebutuhan akan minyak akan semankin diutarakan secara terbuka. Selain
meningkat dari hari ke hari di Eropa, contoh demonstrasi yang sebelumnya
sementara lahan yang tersedia sangat sudah dijabarkan, Copa dan Cocega
terbatas dan sulit mencari alternatif sebagai dua serikat petani terbesar di
selain minyak sawit. Keunggulan Uni Eropa, pada Januari 2021 lalu
komparatif (comparative advantage) berharap bahwa penerapan European
sawit yang lebih hemat lahan, hemat Green Deal yang sebagian sudah
air, dan memiliki harga yang lebih berlangsung saat ini dalam bentuk
murah, kemudian bertentangan dengan European Union Carbon Border
kepentingan domestik para petani dan Adjustment Mechanism, belum cukup
industri agrikultur di Uni Eropa karena karena hanya mengenakan bea impor
merupakan pesaing langsung (direct kepada pupuk dari luar negeri.
competition) di pasar konsumen. Harapannya, komoditas kompetitor
Kombinasi atas kemampuan langsung mereka di pasar Uni Eropa
finansial untuk melakukan lobi dengan seperti kentang dan kedelai di sektor
besarnya kuasa elektoral yang dimiliki bahan pangan, dan sawit di sektor
petani serta industri agrikultur, minyak nabati. (Global AG Media,
ditambah dengan kepentingan untuk 2021).
melawan sawit yang memiliki Securitizing actor ini juga
keunggulan komparatif (comparative berupaya menghadirkan konstruksi
advantage) dengan minyak nabati lain wacana di publik Uni Eropa bahwa
yang diproduksi dan menjadi pesaing kebijakan sebelumnya, seperti 2020
langsung (direct competition) di Uni Climate & Energy Package dan
Indonesian Journal of International Relations
191
kebijakan lainnya, tidak cukup untuk Challenges and Key Threats” bersama
menghadapi situasi krisis. Hasil dari dengan proliferasi senjata pemusnah
wacana tersebut terlihat dari masal, terorisme, kejahatan
meningkatnya persepsi publik di tahun terorganisasi, keamanan siber, dan
2020, yang melihat bahwa otoritas keamanan energi (European Union,
lokal (57%), nasional (72%), maupun n.d.). Strategi Global Uni Eropa 2016
Uni Eropa (68%) belum mengatasi isu (EU Global Strategy/EUGS) (Quille,
lingkungan dengan cukup baik 2004) yang merupakan doktrin
(gambar 1). kebijakan keamanan Uni Eropa
Gambar 1: Opini publik di Uni pengganti ESS turut memperkuat
Eropa terkait kinerja otoritas lokal,
pandangan ini dengan menempatkan
nasional, dan Uni Eropa dalam
melindungi lingkungan isu perubahan iklim sebagai prioritas
keamanan dalam negeri.
Sawit akhirnya masuk sebagai
bagian dari ancaman lingkungan
tersebut, yang diatur oleh Uni Eropa
lewat kebijakan proteksionis, seiring
dengan lobi dan narasi yang dibawakan
oleh kelompok industri agrikultur dan
petani. Regulasi proteksionisme
tersebut berbentuk terbitnya European
Source: European Union, n.d.
Union Council Parliamentary
Persetujuan Audience atas Ancaman Resolution yang menuliskan bahwa
Isu Lingkungan sebagai Facilitating sawit beserta produk turunannya
Conditions sebagai penyebab atas deforestasi,
Isu lingkungan sebagai isu pelanggaran HAM di negara-negara
keamanan di Uni Eropa, telah hadir produsennya, dan tidak mendukung
sejak tahun 2008. Laporan Dewan sistem keberlanjutan yang dianut para
Eropa yang mencakup implementasi aktor pelaku bisnis di Eropa (Astra
Strategi Keamanan Eropa pada tahun Agro Lestari, n.d.).
2008 mencantumkan isu lingkungan Upaya sekuritisasi (securitizing
dan perubahan iklim sebagai “Global move) ini juga didukung dengan posisi
Sekuritisasi Isu Lingkungan dalam Hambatan
Perdagangan Sawit di European Green Deal
192
194
196
198
Mulai dari sawit, besi, hingga pupuk. perlindungan hutan serta perlawanan
EU-CBAM nantinya juga akan atas tindakan-tindakan yang
menggantikan skema allowances didefinisikan dalam European Green
dalam EU-ETS. Namun kali ini, karena Deal sebagai “bertentangan dengan
sifatnya adalah bea masuk, produk pelestarian hutan”. (European
domestik Uni Eropa tidak dipajaki Comission, n.d.-b). Dana ini
dalam rezim EU-CBAM. Hanya menginstitusionalisasikan hasil dari
produk impor yang terkena bea masuk. sekuritisasi dalam praktek di lapangan
Sedangkan dalam rezim EU-ETS, baik Dari yang awalnya European Green
komoditas yang diproduksi di Uni Deal dibangun dengan basis kesamaan
Eropa maupun produk impor, menjadi dan persetujuan atas ide, kini ketika
objek pajak dalam regulasi. Bea impor telah menjadi regulasi, dilaksanakan
secara otomatis akan menaikkan harga dan dipaksakan melalui mekanisme
komoditas yang diproduksi di negara anggaran. Aktor di dalam Uni Eropa
lain. Terlebih, bea impor dalam EU- kemudian menjadi memiliki insentif
CBAM telah diatur sebesar harga tersendiri dalam kerangka liberalisme
mingguan karbon per ton yang institusionalis, karena akan menikmati
diperdagangkan di Uni Eropa keuntungan finansial secara langsung
(European Comission, 2021), yang jika melaksanakan European Green
dengan bea impor tersebut menurut Deal.
(RaboResearch, n.d.) diprediksi lebih Penambahan wewenang ini
tinggi dari batas atas bea impor (agreed disetujui oleh Parlemen Eropa seiring
customs duty) yang telah disepakati disetujuinya European Green Deal di
dalam kesepakatan WTO. parlemen pada pemungutan suara oleh
Wewenang lebih besar yang anggota parlemen. Canfin, Ketua
ketiga, sebagai wujud dari Komite Lingkungan Parlemen Eropa,
extraordinary measures yang kini menyatakan bahwa parlemen
dimiliki Uni Eropa, adalah anggaran mendukung European Green Deal
yang lebih besar. Dalam EU untuk diterapkan di semua sektor, dan
Biodiversity Strategy, dianggarkan 20 menggarisbawahi bahwa penerapannya
miliar Euro per tahun untuk perlu konsisten dilaksanakan pada
Indonesian Journal of International Relations
199
200
202
Most Germans don′t want von der Purba, H. J., Sinaga, B. M., Novianti,
Leyen leading EU Commission | T., & Kustiari, R. (2018). Dampak
News | DW | 04.07.2019. (n.d.). Kebijakan Perdagangan terhadap
Retrieved February 17, 2022, from Pengembangan Industri Biodiesel
https://www.dw.com/en/most- Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi,
germans-dont-want-von-der- 36(1), 1.
leyen-leading-eu-commission/a- https://doi.org/10.21082/jae.v36n
49477985 1.2018.1-24
204