Anda di halaman 1dari 18

1

PEMBERHENTIAN IMPOR KELAPA SAWIT INDONESIA OLEH UNI

EROPA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI POLITIK ( NATIONAL

INTEREST)

Yuni Permatasari

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(yunipsari3697@gmail.com)

Abstrak

Era globalisasi sekarang ini tidak menutup kemungkinan laju kerjasama antar

negara semakin meluas dan dinamis, didukung oleh teknologi yang semakin canggih

membuat semua orang dapat berkomunikasi secara lancar tidak terlebih juga dalam

bidang ekonomi, yaitu ekspor dan impor. Pemberhentian sepihak dalam perdagangan

khususnya dalam kasus Minyak Kelapa Sawit dari Indonesia ke UE ( Uni Eropa)

merupakan salah satu bentuk ketimpang. Sehingga perlunya pengkajian dalam

perspektif ekonomi politik dan juga kaitan global governance antar pemangku

kebijakan EU dan kelompok kepentingan MNC dalam kasus ini. Hasil penelitian ini

menunjukan bentuk pengimplikasian dari proses nasionalisasi (national interest) yang

dilakukan UE terhadap Indonesia untuk menjaga kepentingannya.

Kata Kunci : Impor, Kelapa Sawit, EU, Ekonomi Politik, Kepentingan Nasional.
2

Abstrack

In this globalization’s era does not rule out the possibility of coorperation

between every countries will be expand and dynamic, support by sophisticated

technology that makes everyone able to communicating, including economic field, are

export and import. Unilateral dismiss in trade, especially in the case of Palm Oil from

Indonesia to the EU is one form of imbalance. Need economic perspective for this

study case. The results of this study indicated the form of implications of the national

interest process carried out by the EU towards Indonesia to safing their national

interest.

Keywords: Imports, Palm Oil, EU, Political Economy, National Interest.


3

Pendahuluan 9.5 juta Ha pada tahun 2009. Dalam

kurun waktu yang sama, produksinya


Kelapa sawit sebagai tanaman
berupa minyak kelapa sawit mentah
penghasil minyak sawit dan inti sawit
(Crude Palm Oil: CPO) dan minyak inti
merupakan salah satu tanaman
sawit mentah (Crude Palm Kernel Oil:
perkebunan yang cukup banyak di
CPKO), meningkat 17 juta ton menjadi
Indonesia. Dimana tanaman ini juga
26 juta ton (Direktorat Jendral
merupakan tanaman penghasil devisa
Perkebunan, 2014).
non-migas (agricultural) terbesar

kedua bagi Indonesia. Prospek Industri crude palm oil (CPO)

komoditi minyak kelapa sawit dalam merupakan salah satu kontributor

perdagangan minyak nabati Indonesia penting dalam perekonomian di

telah mendorong pemerintah untuk Indonesia. Dimana telah berkontribusi

memacu pengembangan areal untuk memajukan petani kecil untuk

perkebunan kelapa sawit. penentasan kemiskinan di Indonesia.

Pengembangan areal perkebunan sawit Hal ini terbukti dengan lapangan

berpengaruh juga terhadap produksi pekerjaan yang disediakan oleh sektor

dan ekspor sawit yang pesat. Pada produksi kelapa sawit. Lebih dari 6,6

tahun 2006 areal tanaman sawit juta ton minyak sawit dihasilkan oleh

meningkat luas dari 5.9 juta Ha menjadi petani kecil yang memiliki lebih dari 41
4

persen dari total perkebunan kelapa memproduksi biofuel.


(KEMENPERIN, 2019)
sawit di Indonesia (World Growth

Report, 2017). Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan


CPO sendiri telah menduduki
metode penelitian kuantitatif,yaitu
posisi tertinggi dalam vegetable oil
mengukur dengan perspektif ekonomi
dunia yaitu mencapai sekitar 30 juta ton
politik dan kualifikasi kepentingan
dengan pertumbuhan rata-rata 8% per
nasional dalam kasus pemberhentian
tahun, mengalahkan komoditi minyak
kerjasama ekonomi yang dilakukan
kedelai sekitar 25 juta ton dengan
oleh UE terhadap Indonesia. Kasus ini
pertumbuhan rata-rata 3,8% per tahun
juga dijelaskan indikasi penyebab
pada tahun 2004. Salah satu konsumen
terjadinya pemutusan import minyak
CPO terbesar dan pasar yang potensial
kelapa sawit dari Indonesia dan juga
bagi Indonesia adalah Uni Eropa.
upaya yang dilakukan Indonesia selaku
Kawasan ini menggunakan CPO
negara pengimpor.
sebagai bahan baku utama dalam
bidang transportasi untuk dapat
memproduksi biofuel yang merupakan Dinamika Pemutusan Impor oleh
bahan bakar nabati yang berupa dari UE dalam Perspektif Ekopol
berbagai jenis tumbuhan, suatu energi
Pada kurun waktu belakangan
terbarukan yang sedang dikembangkan
ini Uni Eropa mulai membuat berbagai
Uni Eropa sebagai bentuk
peraturan tentang standar lingkungan
kepeduliannya dalam mengatasi
dalam berbagai industri terutama
masalah lingkungan. Dimana teknologi
dalam ekspor kelapa sawit ke Eropa.
ini sebagai bentuk upaya untuk
Uni Eropa mengesahkan tentang
mengatasi kelangkaan energy melalui
Forest Law Enforcement Governance
sumber daya terbarukan, sehingga EU
and Trade (FLEGT), yang mengatur
mengimpor CPO dari Indonesia untuk
tentang impor dalam bidang
5

kehutanan, membuat regulasi terkait pihak pengekspor kelapa sawit, yang


impor pulp dan kertas pada 2008, dan notabennya sendiri ialah peani keecil
hukuman tarif anti-dumping terhadap Indonesia (European External Action
ekspor biodiesel dan fatty alcohol dari Service, 2019).
Indonesia ke Uni Eropa (European
External Action Service, 2019).
RED (Renewable Energy
Hal tersebut diperburuk dengan
Directive) yang merupakan kebijakan
tindakan oleh resolusi Parlemen Uni
untuk mengontrol UE (Uni Eropa)
Eropa untuk tidak membeli minyak
dalam mengurangi emisi gas rumah
sawit untuk biodiesel pada 2020 dari
kaca sekurang-kurangnya 20% dan
Indonesia lagi karena dinilai tidak
meningkatkan penggunaan energi
diproduksi secara berkelanjutan dan
terbarukan sebesar 20% dalam
memicu deforestasi. Resolusi ini
konsumsi energi pada tahun 2020. UE
mendapat respons dari negara produsen
juga berkomitmen untuk meningkatkan
sawit terbesar, seperti Indonesia dan
pengurangan emisi sampai dengan 30%
Malaysia. Respon berdatangan pada
pada tahun 2020 apabila suatu
aktor negara Indonesia, baik dari
perjanjian tetang perubahan iklim
pejabat yang berkepentingan dalam
global telah tercapai. RED juga
bidang kelapa sawit, bahkan sampai ke
menyoroti masalah energi terbarukan
Presiden dan Wakil Presiden. Hal
dalam sektor transportasi dengan
tersebut merupakan politik
penggunaan bahan bakar biologis
diskriminatif yang dibuat oleh Uni
(biofuel), di mana RED menetapkan
th
Eropa dalam kurun 20 terakhir,
target yang mengikat sebesar 10%
kampanye hitam dengan labelisasi
untuk tahun 2020 (European External
“Palm Oil Free dan No Palm Oil” di
Action Service, 2019).
negara-negara Eropa, dan penetapan
standarisasi oleh EU terhadap negara Kebijakan Renewable Energy

yang mengimport telah merugikan Directive ini tenyata membatasi ekspor


6

biofuel berbasis kelapa sawit. Hal ini Indonesia ke UE, dari 1,2 juta ton pada

dikarenakan karbon dari biofuel tahun 2012 menjadi 387 ribu ton pada

berbasis CPO dianggap gagal tahun 2013, turun 66 persen

memenuhi target yang ditetapkan oleh (Wisadhana & Bagus, 2015). Pada

Uni Eropa melalui EU Dirrective 2009 Agustus 2015, untuk pertama kalinya

sebesar 35%. Ketentuan ini tercantum harga CPO global jatuh pada level

dalam kebijakan Renewable Energy terendah sejak enam tahun terakhir,

Dirrective (RED) artikel 17 ayat 2 yang dibawah US$ 600 per metrik ton.

berbunyi; “The greenhouse gas Rendahnya harga tersebut tidak

emission saving from the use of biofuels berdampak positif bagi ekspor sawit

and bioliquids taken into account for Indonesia, hal tersebut terjadi pada saat

the purposes referred to in points (a), harga CPO berada pada posisi harga

(b) and (c) of paragraph 1 shall be at terendah karena lemahnya daya beli

least 35 %” (Renewable Energy dari pasar ekspor utama Indonesia yaitu

Directive, 2009) Uni Eropa.

Hal tersebut juga yang Kementerian Perdagangan

mempengaruhi ekspor sawit Indonesia mencatat, beberapa negara besar Eropa

ke Eropa, hukuman tarif anti-dumping seperti Perancis dan Jerman,

sebesar 178,85 euro per ton untuk memasukkan CPO ke dalam daftar

Indonesia, mengakibatkan pada produk tak ramah lingkungan. Bahkan,

penurunan drastis ekspor biodiesel sebagian negara mengenakan bea


7

masuk tambahan karena CPO dianggap Tuduhan Uni Eropa yang

sama merusaknya seperti alkohol. menyatakan bahwa CPO Indonesia

Rusia sendiri telah mencekal CPO asal tidak ramah lingkungan ini telah

Indonesia dengan alasan kadar dibantah berkali-kali oleh pihak

peroksida CPO sebesar 0,9 persen Indonesia. Pihak Indonesia telah

(Tempo, 2019). Tidak hanya masalah menerapkan berbagai kebijakan

emisi, Uni Eropa juga megangkat sertifikasi terhadap produk-produk

masalah subsidi biodiesel yang CPO untuk mendorong kelapa sawit

dilakukan Indonesia. Dalam sidang yang berkelanjutan. Mulai dari

Pleno Parlemen Eropa, kalangan Roundtable on Sustainable Palm Oil

industri biofuel Eropa yang tergabung (RSPO), International Standard for

dalam European Biodiesel Board Carbon Certification (ISCC), dan

(EBB), melakukan protes keras Sustainable Agriculture Network

terhadap masuknya biodiesel Indonesia (SAN). Bahkan untuk memperkuat

ke Uni Eropa karena EBB beranggapan penegakan hukum dalam kerangka

bahwa CPO Indonesia memperoleh peraturan CPO di Indonesia, pada 2011

subsidi biodiesel (Tribunnews, 2013) Kementerian Pertanian mengeluarkan

Protes ini kemudian berakibat pada peraturan mengenai standar kelapa

diberlakukannya tarif terhadap ekspor sawit Indonesia dalam bentuk

biodiesel Indonesia sebesar 83,84 Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO)

euro/ton (Antaranews, 2019). (ISPO, 2019).


8

ISPO merupakan kebijakan Ekonomi Politik Internasional

yang bertujuan untuk meningkatkan diilustrasikan berupa “tindakan-

daya saing minyak sawit Indonesia di tindakan politik yang menggunakan

pasar dunia dan ikut berpartisipasi perangkat-perangkat ekonomi” atau

untuk mengurangi gas rumah kaca serta sebaliknya. Bukti-bukti diperlihatkan

memberi perhatian terhadap masalah melalui berbagai peristiwa atau

lingkungan. ISPO diatur dalam fenomena dari politik global negara-

Peraturan Menteri Pertanian Nomor negara adikuasa dalam hal penggunaan

19/Permentan/OT.140/3/2011, dan sarana ekonomi atau politik untuk

oleh karenanya bersifat mandatori, mencapai kepentingan politik atau

dimana kebijakan ini wajib bagi seluruh kepentingan ekonomi mereka. Dimana

perusahaan kelapa sawit di Indonesia. sama halnya yang dilakukan oleh EU

Penegakannya kuat (enforcement), terhadap Indonesia yang menggunakan

karena didasarkan atas peraturan dan kelapa sawit sebagai produk yang tidak

ketentuan Pemerintah. Jadi, seluruh ramah lingkungan hanya sebagai alibi

perusahaan perkebunan kelapa sawit di untuk mempertahankan kepentingan

Indonesia wajib menaati ketentuan nasionalnya. Dimana disinyalir

ISPO mulai dari hulu (kebun) hingga resolusi Uni Eropa yang bertajuk

hilir (pengolahan hasil) paling lambat Report on Palm Oil and Deforestation

sampai dengan tanggal 31 Desember on Rainforests murni karena persaingan

2014 (ISPO, 2019). dagang. Buktinya, kebijakan tersebut


9

bersifat diskriminatif, serta tidak besar dibandingkan kelapa sawit, hal

berdasar pada kenyataaan yang ada tersebut tidak menjadi masalah

(Ikbar, 2006, p. 121) dikarenakan kacang kedelai merupakan

Direktur Jenderal Perdagangan hasil produksi minyak nabati oleh UE.

Luar Negeri Kementerian Perdagangan Mengelik masalah deforestasi kawasan

Oke Nurwan mengatakan, pemerintah Eropa diperkirakan telah lebih awal

tidak terima apabila produk kelapa (bahkan sebelum zaman es) mengalami

sawit Indonesia disebut hasil deforestasi (Kaplan, 2009).

deforestasi yang berlebihan.


Sehingga kawasan Eropa sudah
Deforestasi untuk lahan kelapa sawit
lama kehilangan hutan aslinya sebelum
masih relatif lebih sedikit dibandingkan
memasuki abad ke 20, apabila terdapat
kacang kedelai, yang utamanya
hutan (sebagaimana dipublikasikan
ditanam di negara Eropa. Dengan luas
oleh FAO) dikawasan Eropa
lahan kelapa sawit sebanyak 16 juta
merupakan hutan buatan yakni bekas
hektare (ha) di seluruh dunia,
areal pertanian yang ditinggalkan
deforestasi akibat kelapa sawit hanya
akibat urbanisasi dan dibiarkan
menyumbang delapan persen terhadap
kembali menjadi kawasan hutan
deforestasi dunia. Dibandingkan
berbeda juga dengan Indonesia yang
deforestasi yang diakibatkan oleh
disinyalir melakukan deforestasi atau
kacang kedelai menyumbang 19 persen
penggundulan lahan untuk mebuka
diforestasi dunia hal tersebut lebih
lahan perkebunan kelapa sawit, padahal
10

hal tersebut hanya menam ulang dari mewujudkan kesejahteraan warga

lahan yang sama sejak 60 tahun yang negara. Konsep kepentingan nasional

lalu sudah menggunakan lahan tersebut merupakan konsep yang

untuk kegiatan perkebunan jadi mendeskripsikan prinsip dan tujuan

tuduhan deforestasi tersebut tidaklah negara untuk melakukan hubungan

tepat (Soemarwoto, 1992). internasional. Untuk

mengimplementasikan tujuan
Komiditi impor EU terbesar
kepentingan nasional ini, maka suatu
yang terkait dengan deforestasi ialah
negara harus lebih mengacu kepada
kacang kedelai dan daging sapi.
kebijakan yang lebih
Dimana keduanya mencapai 54 persen
mempertimbangkan beberapa
embodied deforestation EU. Sedangkan
persoalan dalam suatu negara. Dimana
minyak kelapa sawit dari Indonesia dan
seperti yang dilakukan oleh EU sendiri
Malaysia sangat kecil yaitu hanya
bahwa impor kelapa sawit merupakan
kurang dari satu persen. Maka dari itu
ancaman bagi produsen minyak nabati
resolusi dari Parlemen Eropa terhadap
serupa dari biji matahari dan kacang
deforestasi terhadap minyak sawit
kedelai akan berkurang apabila import
terlalu berlebihan. Kerugian ekonomi
dari Indonesia lebih besar hal itulah
memperlihatkan bahwa sebuah negara
yang menjadi salah satu bentuk
gagal memenuhi kepentingan
perlindungan national interest nya
nasionalnya (national interests), yang

seharusnya memajukan negara serta


11

negara –negara Uni Eropa (Burchill, yang memiliki sistem perekonomian

2005). yang matang dan siap khususnya

menyangkut kesiapan ekonomi mikro

Untuk mencapai kepentingan negara yang dapat mengambil

nasional, suatu negara harus melakukan keuntungan dari ini dan dapat

interaksi dengan negara lain. Oleh melindungi industri domestiknya agar

karena itu, setiap negara membutuhkan tetap stabil dalam persaingan berskala

serangkaian kebijakan politik luar internasional (Wijatno, 2014).

negeri. Setiap negara dalam Kiranya Indonesia sebagai


interaksinya dengan negara lain ialah negara berkembang disini mampu
untuk memenuhi kepentingan mengambil pelajaran dari salah sau
nasionalnya. Kepentingan nasional contoh kasus ekspor daging Amerika ke
menjadi alasan utama bagi tindakan EU, dan mampu memperbaiki standar
dilakukan oleh setiap negara (Burchill, sesuai EU inginkan dan mampu
2005). membela terhadap tuduhan EU yang

Hal ini penting dilakukan sebab kurang tepat dalam hal deforestasi dan

saat ini dunia sedang memasuki masa mampu membuktikan bahwa hasil

pemerintahan besar yang dominan (big sawit Indonesia sudah sesuai dengan

government). Dimana hal tersebut standar Internasional yang berlaku.

merupakan bagian dari sistem Adapun kiranya usaha yang telah

perdagangan bebas, dimana negara dilakukan Gabungan Pengusaha


12

Kelapa Sawit Indonesia menemukan kegiatan ekspor CPO dalam jumlah

titik terang dengan EU dan pengajuan besar yang menjadi salah satu sumber

ke WTO diterima agar dapat pendapatan nasional dan

mengimpor kembali ke EU (BBC mensejahtrakan masyarakat kecil di

Indonesia, 2019). Indonesia menjadi ancaman bagi

kepentingan UE. Namun disini negara


Kesimpulan
dapat menghindari agar masyarakatnya
Kepentingan mendasar Uni
tidak terisolir dari dunia internasional
Eropa yakni adalah mendapatkan
dan memberikan kesempatan bagi
keuntungan dengan melakukan
masyarakatnya untuk berkompetisi di
penetrasi pasar dan melindungi industri
pasar internasional seperti upaya-upaya
domestiknya. Hal ini penting dilakukan
yang dilakukan Indonesia dalam
sebab saat ini dunia sedang memasuki
ketimpangan yang terjadi oleh UE yang
masa pemerintahan besar yang
memutuskan import hanya secara
dominan (big government). Sehingga
sepihak (BBC Indonesia, 2019).
tindakan Indonesia mampu melakukan
13

Bibliography
Antaranews. (2019, March 29). Dampak Kebijakasanaan Baru Biofuel Uni Eropa Bagi
Indonesia. Retrieved from http://www.antaranews.com:
http://www.antaranews.com/berita/395426/dampak-kebijaksanaan-baru-biofuel-
unieropa-bagi-indonesia

BBC Indonesia. (2019, April 5). Kelapa sawit, Ancaman Perang Dagang RI-Uni Eropa dan
Enam Hal Lainnya. Retrieved from https://www.bbc.com:
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-47663602

Burchill, S. (2005). The National Interest in International Relations Theory. Palgrave.

Direktorat Jendral Perkebunan. (2014). Buku Statistik Perkebunan Indonesia 2013-2015.


Jakarta: Direktorat Jendral Perkebunan.

European External Action Service. (2019, March 13). Isu-Isu Kebijakan Perdagangan.
Retrieved from http://eeas.europa.eu: Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia

Ikbar, Y. (2006). Ekonomi Politik Internasional 1: Konsep dan Teori. Bandung: Refika Adita.

ISPO. (2019, April 5). Indonesian Sustainable Palm Oil. Retrieved from http://www.ispo-
org.or.id: http://www.ispo-org.or.id

Kaplan, N. (2009). The DNA-encoded Nucleosome Organization of a Gukaryotic Genome.


Saccharomyces Genome Database, 362.

KEMENPERIN. (2019, April 01). Prospek dan Permasalahan Industri Sawit. Retrieved from
http://www.kemenperin.go.id: http://www.kemenperin.go.id/artikel/494/Prospek-
Dan-Permasalahan-Industri-Sawit

Renewable Energy Directive. (2009). 36.

Soemarwoto. (1992). Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Tempo. (2019, March 29). CPO dicekal Rusia, Indonesia Siap Banding. Retrieved from
http://bisnis.tempo.co:
http://bisnis.tempo.co/read/news/2014/09/08/090605305/cpo-dicekal-rusia-ri-
siap-banding, diakses 29 Maret 21.39 WIB.

Tribunnews. (2013, March 29). Ancam Boikot Produk CPO Biodiesel Uni Eropa. Retrieved
from http://www.tribunnews.com:
http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/04/24/ancam-boikot-produk-cpo-
biodiesel-uni-eropa
14

Wijatno, S. (2014). Perdagangan Bebas dalam Perspektif Hukum Perdagangan Internasional.


Jakarta: Grasindo.

Wisadhana, A. M., & Bagus, I. (2015). Analysis Of Green Protectionism Against The Barriers
Of Indonesia’s Crude Palm Oil (CPO) Export In The European Union. Bali: Udayana.

World Growth Report. (2017). The Economic Benefit of Palm Oil to Indonesia. Retrieved
from http://www.worldgrowth.org:
http://www.worldgrowth.org/assets/files/WG_Indonesian_Palm_Oil_Benefits_Bah
asa_Report- 2_11
15
2
1
2

Anda mungkin juga menyukai