Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK VOLUME 7 No.

1 JANUARI 2022 ISSN PRINT : 2502-0900


ISSN ONLINE : 2502-2032

PERBERHENTIAN IMPOR KELAPA SAWIT


INDONESIA OLEH UNI EROPA DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI POLITIK
( NATIONAL INTEREST)

Yuni Permatasari
Hubungan Internasional Program Magister, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jl Lingkar Barat Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta, Kode Pos 55183
yunipsari3697@gmail.com

Abstrack

The current era of globalization does not rule out the rate of cooperation between countries
which is increasingly widespread and dynamic, supported by technological sophistication, not
initially allowing everyone to communicate smoothlyand without obstacles, this also has an impact
on the smooth running of the international world economy, namely exports and imports. The
unilateral stopping of trade, especially in the case of EU (European Union) Palm Oil Imports from
Indonesia,is a form of inequality. So there is a need for an assessment from a political economy
perspective in this case. The results of the study show the implications of the nationalization process
(national interest) carried out by the EU to Indonesia to safeguard the national economic interests
of EU member states.

Keywords: Imports, Palm Oil, EU, Political Economy, National Interest.

Intisari
Era globalisasi sekarang ini tidak menutup kemungkinan laju kerjasama antar negara
semakin meluas dan dinamis, didukung oleh kecanggihan teknologi tak mulanya membuat semua
orang dapat berkomunikasi secara lancar dan tanpa hambatan, hal tersebut pula berdampak pada
lancarnya laju perekonomian dunia internasional, yaitu ekspor dan impor. Pemberhentian sepihak
dalam perdagangan khususnya dalam kasus Import Minyak Kelapa Sawit UE ( Uni Eropa) dari
Indonesia merupakan salah satu bentuk ketimpangan. Sehingga perlunya pengkajian dalam
perspektif ekonomi politik dalam kasus ini. Hasil penelitian ini menunjukan bentuk pengimplikasian
dari proses nasionalisasi (national interest) yang dilakukan UE terhadap Indonesia untuk menjaga
kepentingan ekonomi nasional negara-negara anggota UE.
Kata Kunci : Impor, Kelapa Sawit, EU, Ekonomi Politik, Kepentingan Nasional.

1. Pendahuluan ke UniEropa (UE). Pada tahun 2006 areal


Kelapa sawit ialah tanaman penghasil tanaman sawit meningkat luas dari 5.9 juta
minyak sawit dan inti sawit merupakan Ha menjadi 9.5 juta Ha pada tahun 2009.
salah satu tanaman perkebunan yang cukup Dalam kurun waktu yang sama,
banyak di Indonesia terlebih dari hal itu produksinya berupa minyak kelapa sawit
menjadikannya salah satu penyokong mentah (Crude Palm Oil: CPO) dan minyak
utama import dari salah satu hasil inti sawit mentah (Crude Palm Kernel Oil:
perkebunan Indonesia. Sebagai tanaman CPKO), hasilnya pun meningkat secara
penghasil devisa non-migas (agricultural) signifikan dari mulanya 17 juta ton menjadi
terbesar kedua bagi Indonesia. Prospek 26 juta ton(Direktorat Jendral Perkebunan,
komoditi minyak kelapa sawit dalam 2014).
perdagangan minyak nabati Indonesia telah Industri Crude Palm Oil (CPO)
mendorong pemerintahan Indonesia untuk merupakan salah satu kontributor penting
memperluas lagi areaperkebunan jenis ini. dalam perekonomian di Indonesia.
Dimana pengembangan luas area Dimana telah berkontribusi untuk
perkebunan ini menyebabkan pula laju memajukan petani kecil untuk penentasan
ekspor hasilsawit ke negara sekitar, termauk kemiskinan di Indonesia. Hal tersebut

56
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK VOLUME 7 No. 1 JANUARI 2022 ISSN PRINT : 2502-0900
ISSN ONLINE : 2502-2032

terbukti dari hasil yang diperoleh oleh kepentingan nasional dalam kasus
petani kecil dan menghasilkan peluang pemberhentian kerjasama ekonomi yang
kerja yang lebih banyak lagi bagi petani- dilakukanoleh UE terhadap Indonesia. Kasus
petani kecil lainnya. Lebih dari 6,6 juta ton ini juga dijelaskan indikasi penyebab
minyak sawit dihasilkan oleh petani kecil terjadinya pemutusan import minyak kelapa
yangmemiliki lebih dari 41 persen dari total sawit dari Indonesia dan juga upaya yang
perkebunan kelapa sawit di Indonesia dilakukan Indonesia selaku negara
(World Growth Report, 2017). pengimpor. Pada titik inilah penulis ingin
menjawab rumusan pertanyaan dalam paper
CPO sendiri telah menduduki posisi ini yakni “Mengapa UE Memberhentikan
tertinggi dalam vegetable oil dunia yaitu Impor Kelapa Sawit dari Indonesia?” 2.
mencapai sekitar 30 juta ton dengan Pembahasan :
pertumbuhan rata-rata 8% per tahun, hal
tersebut mengalahkan komoditi kedelai yang 2.1 Dinamika Pemutusan Impor oleh
dihasilkan oleh petani-petani lainnya sekitar UE dalam Perspektif Ekonmi
25 juta ton dengan pertumbuhan rata-rata Politik
3,8% pertahun pada tahun 2004. Salah satu
konsumen CPO terbesar dan pasar yang Pada kurun waktu belakangan ini Uni
potensial bagi Indonesia adalah Uni Eropa. Eropa mulai membuat berbagai peraturan
Kawasan ini menggunakan CPO sebagai tentang standar lingkungan dalam berbagai
bahan baku utama dalam bidang transportasi industri terutamadalam ekspor kelapa sawit
untuk dapat memproduksi biofuel yang ke Eropa. Uni Eropa mengesahkan tentang
merupakan bahan bakar nabati. Menyikapi Forest Law Enforcement Governance and
hal tersebut membu at UE untuk Trade (FLEGT), atau aturan yang berlaku
menggunakan jenis tumbuh-tumbuhan untuk tentang impor dalam bidang kehutanan,
energy terbarukan yang diperuntukkan untuk membuat regulasi terkait impor pulp dan
menjaga dan menghindari dari masalah kertas pada 2008, dan hukuman tarif anti-
lingkungan dengan mengimpor bahan- dari dumping terhadap ekspor biodiesel dan
berbagai jenis tumbuhan, salah satunya fatty alcohol dari Indonesia ke Uni Eropa
mengimpor CPO dari Indonesia untuk (European External Action Service, 2019).
memproduksi biofuel. (KEMENPERIN,
2019) Hal tersebut diperburuk dengan
tindakan oleh resolusi Parlemen UniEropa
Namun pada proses laju ekspor-impor untuk tidak membeli minyak sawit untuk
antara dua negara tidak selalu mengalami biodiesel pada 2020 dari Indonesia lagi
kesuksesan terus menerus dan tanpa karena dinilai tidak diproduksi secara
hambatan. Bermula pada tanggapan UE yang berkelanjutan dan memicu deforestasi.
menyatakan tidak mencapainya standarisasi Resolusi ini mendapat respons dari negara
minyak kelapa sawit Indonesia terhadap produsen sawit terbesar, seperti Indonesia
standar EU diajadikan alasan utama dan Malaysia. Respon berdatangan pada
pemberhentian impor minyak kelapa sawit aktor negara Indonesia, baik dari pejabat
oleh UE selain itu isu deforestasi yang yang berkepentingan dalam bidang kelapa
dilakukan Indonesia juga sebagai faktor yang sawit, bahkan sampai kePresiden dan Wakil
dapat merusak lingkungan. Hal tersebut Presiden. Hal tersebut merupakan politik
ditolak oleh Indonesia yang sudah diskriminatif yang dibuat oleh Uni Eropa
melakukan tahap-tahap dengan standarisasi dalam kurun 20th terakhir, kampanye hitam
yang telah dilakukan dan pernyataan dengan labelisasi “Palm Oil Free dan No
deforestasi dianggaplah hal tidak relevan Palm Oil” di negara-negara Eropa, dan
dikarenakan penanaman sawit ialah di lahan penetapan standarisasi oleh EU terhadap
yang jelas merupakan bekas wilayah negara yang mengimport telah merugikan
perkebunan dan sudah ada bahkan sejak pihak pengekspor kelapa sawit, yang
puluhan tahun lalu. notabennya sendiri ialah peani keecil
Indonesia (European External Action
Penelitian ini menggunakan metode Service, 2019).
penelitian kuantitatif,yaitu mengukur dengan RED (Renewable Energy Directive)
perspektif ekonomi politik dan kualifikasi

57
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK VOLUME 7 No. 1 JANUARI 2022 ISSN PRINT : 2502-0900
ISSN ONLINE : 2502-2032

yang merupakan kebijakan untuk 2.2 CPO Menurut EU Masuk dalam


mengontrol UE (Uni Eropa) dalam Daftar Produk Tak Ramah
mengurangi emisi gas rumah kaca Lingkungan
sekurang-kurangnya 20% dan
meningkatkan penggunaan energi Kementerian Perdagangan mencatat,
terbarukan sebesar 20% dalam konsumsi beberapa negara besar Eropa seperti
energi pada tahun 2020. UE juga Perancis dan Jerman, memasukkan CPO ke
berkomitmen untuk meningkatkan dalam daftar produk tak ramah lingkungan.
pengurangan emisi sampai dengan 30%pada Bahkan, sebagian negara mengenakan bea
tahun 2020 apabila suatu perjanjian tetang masuk tambahan karena CPO dianggap
perubahan iklimglobal telah tercapai. RED sama merusaknya seperti alkohol. Rusia
juga menyoroti masalah energi terbarukan sendiri telah mencekal CPO asalIndonesia
dalam sektor transportasi dengan dengan alasan kadar peroksida CPO sebesar
penggunaan bahan bakar biologis 0,9 persen (Tempo, 2019). Tidak hanya
(biofuel), di mana RED menetapkan target masalah emisi, Uni Eropa juga megangkat
yang mengikat sebesar 10% untuk tahun masalah subsidi biodiesel yang dilakukan
2020 (European External Action Service, Indonesia. Dalam sidang Pleno Parlemen
2019). Eropa, kalangan industri biofuel Eropa yang
tergabung dalam European Biodiesel Board
Kebijakan Renewable Energy Directive (EBB), melakukan protes keras terhadap
ini tenyata membatasi ekspor biofuel masuknya biodiesel Indonesiake Uni Eropa
berbasis kelapa sawit. Hal ini dikarenakan karena EBB beranggapan bahwa CPO
karbon dari biofuel berbasis CPO dianggap Indonesia memperoleh subsidi biodiesel
gagalmemenuhi target yang ditetapkan oleh (Tribunnews, 2013) Protes ini kemudian
Uni Eropa melalui EU Dirrective 2009 berakibat pada diberlakukannya tarif
sebesar 35%. Ketentuan ini tercantum terhadap ekspor biodiesel Indonesia sebesar
dalam kebijakan Renewable Energy 83,84euro/ton (Antaranews, 2019).
Dirrective (RED) artikel 17 ayat 2 yang
berbunyi; “The greenhouse gas emission Tuduhan yang diberikan oleh UE pun
saving from the use of biofuels and telah di tolak oleh pihak Indonesia. Pihak
bioliquids taken into account for the Indonesia telah menerapkan berbagai
purposes referred to in points (a),(b) and kebijakan sertifikasi terhadap produk-
(c) of paragraph 1 shall be at least 35 %” produk CPO untuk mendorong kelapa sawit
(Renewable Energy Directive, 2009) yang berkelanjutan. Mulai dari Roundtable
on Sustainable Palm Oil (RSPO),
Hal tersebut juga yang mempengaruhi International Standard for Carbon
ekspor sawit Indonesia ke Eropa, hukuman Certification (ISCC), dan Sustainable
tarif anti-dumping sebesar 178,85 euro per Agriculture Network(SAN). Bahkan untuk
ton untuk Indonesia, mengakibatkan pada memperkuat penegakan hukum dalam
penurunan drastis ekspor biodiesel kerangka peraturan CPO di Indonesia, pada
Indonesia ke UE, dari 1,2 juta ton pada 2011Kementerian Pertanian mengeluarkan
tahun 2012 menjadi 387 ribu ton pada tahun peraturan mengenai standar kelapa sawit
2013, turun 66 persen (Wisadhana & Indonesia dalam bentuk Indonesia
Bagus, 2015). Pada Agustus 2015, untuk Sustainable Palm Oil (ISPO)(ISPO, 2019).
pertama kalinya harga CPO global jatuh
pada level terendah sejak enam tahun ISPO merupakan kebijakan yang
terakhir, dibawah US$ 600 per metrik ton. bertujuan untuk meningkatkan daya saing
Rendahnya harga tersebut tidakberdampak minyak sawit Indonesia di pasar dunia dan
positif bagi ekspor sawit Indonesia, hal ikut berpartisipasi untuk mengurangi gas
tersebut terjadi pada saatharga CPO berada rumah kaca serta memberi perhatian
pada posisi harga terendah karena terhadap masalah lingkungan. ISPO diatur
lemahnya daya beli dari pasar ekspor utama dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor
Indonesia yaituUni Eropa. 19/Permentan/OT.140/3/2011, dan oleh
karenanya bersifat mandatori, dimana
kebijakan ini wajib bagi seluruhperusahaan

58
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK VOLUME 7 No. 1 JANUARI 2022 ISSN PRINT : 2502-0900
ISSN ONLINE : 2502-2032

kelapa sawit di Indonesia. Penegakannya (Kaplan, 2009). Sehingga kawasan Eropa sudah
kuat (enforcement), karena didasarkan atas lama kehilangan hutan aslinya sebelum
peraturan dan ketentuan Pemerintah. Jadi, memasuki abad ke 20, apabila terdapat hutan
seluruh perusahaan perkebunan kelapa (sebagaimana dipublikasikan oleh FAO)
sawit diIndonesia wajib menaati ketentuan dikawasan Eropa merupakan hutan buatan yakni
ISPO mulai dari hulu (kebun) hingga hilir bekas areal pertanian yang ditinggalkan akibat
(pengolahan hasil) paling lambat sampai urbanisasi dan dibiarkan kembali menjadi
dengan tanggal 31 Desember 2014 (ISPO, kawasan hutan berbeda juga dengan Indonesia
2019). yang disinyalir melakukan deforestasi atau
penggundulan lahan untuk mebuka lahan
perkebunan kelapa sawit, padahal hal tersebut
hanya menam ulang dari lahan yang sama sejak
2.3 Perspektif Ekonomi Politik Dalam 60 tahun yang lalu sudah menggunakan lahan
Pemberhentian Impor CPO Oleh EU tersebutuntuk kegiatan perkebunan jadituduhan
deforestasi tersebut tidaklah tepat (Soemarwoto,
Ekonomi Politik Internasionaldiilustrasikan 1992).
berupa “tindakan- tindakan politik yang
menggunakan perangkat-perangkat ekonomi” Komiditi impor EU terbesar yang terkait
atau sebaliknya. Bukti-bukti diperlihatkan dengan deforestasi ialah kacang kedelai dan
melalui berbagai peristiwa atau fenomena dari daging sapi. Dimana keduanya mencapai 54
politik global negara-negara adikuasa dalam hal persen embodied deforestation EU. Sedangkan
penggunaan sarana ekonomi atau politik untuk minyak kelapa sawit dari Indonesia dan
mencapai kepentingan politik atau kepentingan Malaysia sangat kecil yaitu hanyakurang dari
ekonomi mereka. Dimana sama halnya yang satu persen. Maka dari itu resolusi dari
dilakukan oleh EU terhadap Indonesia yang Parlemen Eropa terhadap deforestasi terhadap
menggunakankelapa sawit sebagai produk yang minyak sawit terlalu berlebihan. Kerugian
tidak ramah lingkungan hanya sebagai alibi ekonomi memperlihatkan bahwa sebuah
untuk mempertahankan kepentingan negara gagal memenuhi kepentingan
nasionalnya. Dimana disinyalir resolusi Uni nasionalnya (national interests), yaseharusny
Eropa yang bertajuk Report on Palm Oil and memajukan negara serta mewujudkan
Deforestation on Rainforests murni karena kesejahteraan warga negara. Konsep
persaingandagang. Buktinya, kebijakan tersebut kepentingan nasional merupakan konsep yang
bersifat diskriminatif, serta tidak berdasar pada mendeskripsikan prinsip dan tujuan negara
kenyataaan yang ada (Ikbar,2006,p.121).
Untuk mengimplementasikan tujuan
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri kepentingan nasional ini, maka suatu negara
Kementerian Perdagangan Oke Nurwan harus lebih mengacu kepada kebijakan
mengatakan, pemerintah tidak terima apabila yanglebih
produk kelapa sawit Indonesia disebut hasil mempertimbangkanndanmenguntungkannya
deforestasi yang berlebihan. Deforestasi untuk di beberapa persoalan. Dimana seperti yang
lahan kelapa sawit masih relatif lebih sedikit dilakukan oleh EU sendiri bahwa imporkelapa
dibandingkan kacang kedelai, yang utamanya sawit dianggap merupakan ancaman nyata bagi
ditanam di negara Eropa. Dengan luas lahan petani-petani produsen minyak nabati serupa
kelapa sawit sebanyak 16 juta hektare (ha) di dari biji matahari dan kacang kedelai di Uni
seluruh dunia, deforestasi akibat kelapa sawit Eropa. Hal tersebut akan menyebabkan
hanya menyumbang delapan persen terhadap kurangnya pembelian dari hasil produksi dari
deforestasi. Dibandingkan deforestasi yang petani-petani dala negeri dan akan berdampak
diakibatkan olehkacang kedelai menyumbang 19 pada berkurangnya akan pendapatan
persendiforestasi dunia hal tersebut lebih besar ekonominya pula. Import atau belanja dari
dibandingkan kelapa sawit, hal tersebut tidak Indonesia yang jauh lebih besar dari produksi
menjadi masalah dikarenakan kacang kedelai minyak nabati dalam negeri akan
merupakan hasil produksi minyak nabati oleh menyebabkan terancamnya kepentingan
UE. Mengelik masalah deforestasi kawasan nasional dari negara- negara anggota Uni
Eropa diperkirakan telah lebih awal (bahkan Eropa itu sendiri. Sehingga pemberhentian
sebelum zaman es) mengalami deforestasi import minyak kelapa sawit dari Indonesia

59
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK VOLUME 7 No. 1 JANUARI 2022 ISSN PRINT : 2502-0900
ISSN ONLINE : 2502-2032

yang terjadi merupakan salah satu bentuk 3. Kesimpulan


tindakan atau bentuk perlindungan dari
perspektif ekonomi politik national interest Kepentingan mendasar Uni Eropa yakni
nya negara – negara Uni Eropa (Burchill, adalah mendapatkan keuntungan dengan
2005). melakukan penetrasi pasar dan melindungi
industridomestiknya. Hal ini penting dilakukan
Untuk mencapai kepentingan nasional, sebab saat ini dunia sedang memasuki masa
suatu negara harus melakukaninteraksi dengan pemerintahan besar yang dominan (big
negara lain. Oleh karena itu, setiap negara government). Sehingga tindakan Indonesia
membutuhkan serangkaian kebijakan politik mampu melakukan kegiatan ekspor CPO
luar negeri. Setiap negara dalam interaksinya dalam jumlah besar yang menjadi salah satu
dengan negara lain ialah untuk memenuhi sumber pendapatan nasional untuk
kepentingan nasionalnya. Kepentingan mensejahtrakan masyarakat kecil di seluruh
nasional menjadi alasan utama bagi tindakan penjuru Indonesia, yang dianggap menjadi
dilakukan oleh setiap negara (Burchill, 2005). ancaman bagi kepentingan UE.
Hal ini penting dilakukan sebabsaat ini dunia
sedang memasuki masa pemerintahan besar Namun disini negara kiranya dapat
yang dominan (big government). Dimana hal menghindari agar masyarakatnya tidak terisolir
tersebut merupakan bagian dari sistem dari dunia internasional dan mampu
perdagangan bebas, dimana negara yang memberikan kesempatan bagi masyarakatnya
memiliki sistem perekonomian yang matang untuk berkompetisi di pasar internasional.
dan siap khususnya menyangkut kesiapan Seperti upaya-upaya yang dilakukan Indonesia
ekonomi mikro negara yang dapat mengambil dalam ketimpangan ekspor- impor yang
keuntungan dari ini dan dapat melindungi dilakukan oleh UE untuk memutuskan import
industri domestiknya agar tetap stabil dalam hanya secarasepihak terhadap Indonesia demi
persaingan berskala internasional (Wijatno, menjaga kepentingan nasionalnya dianggap
2014). sangatlah tidak relevan (BBCIndonesia, 2019).

Kiranya Indonesia sebagai negara


berkembang disini mampu mengambil Daftar Pustaka
pelajaran dari salah sau contoh kasus ekspor
Antaranews. (2019, March 29). Dampak
daging Amerika ke EU, dan mampu
Kebijakasanaan Baru Biofuel Uni Eropa
memperbaiki standar sesuai EU inginkan dan
Bagi Indonesia. Retrieved from
mampu membela terhadap tuduhan EU yang
http://www.antaranews.com:
kurang tepat dalam hal deforestasi dan mampu
http://www.antaranews.com/berita/395426/d
membuktikan bahwa hasil sawit Indonesia
ampak-kebijaksanaan-baru-biofuel-
sudah sesuai dengan standar Internasional
unieropa-bagi-indonesia
yang berlaku.Adapun kiranya usaha yang telah
dilakukan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit BBC Indonesia. (2019, April 5). Kelapa
Indonesia menemukan titik terang dengan EU sawit, Ancaman Perang Dagang RI-Uni
dan pengajuan ke WTO diterima agar dapat Eropa dan Enam Hal Lainnya. Retrieved
mengimpor kembali ke EU (BBCIndonesia, from https://www.bbc.com:
2019). https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
47663602
Burchill, S. (2005). The National Interest
in International Relations Theory. Palgrave.
Direktorat Jendral Perkebunan. (2014). Buku
Statistik Perkebunan Indonesia 2013-2015.
Jakarta: Direktorat Jendral Perkebunan.
European External Action Service. (2019,
March 13). Isu-Isu Kebijakan Perdagangan.
Retrieved from http://eeas.europa.eu:
Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia
Ikbar, Y. (2006). Ekonomi Politik
Internasional 1: Konsep dan Teori. Bandung:

60
JURNAL PEMERINTAHAN DAN POLITIK VOLUME 7 No. 1 JANUARI 2022 ISSN PRINT : 2502-0900
ISSN ONLINE : 2502-2032

Refika Adita. ISPO. (2019, April 5).


Indonesian Sustainable Palm Oil. Retrieved
from http://www.ispo- org.or.id:
http://www.ispo-org.or.id

61

Anda mungkin juga menyukai