Anda di halaman 1dari 3

Tugas Personal ke-2

Week 7/ Sesi 11

NICHOLAS GIOVANNI PRADIPTA - 2602296425

Terungkap, Ancaman Terbaru Eropa Terhadap Barang Made in


RI!
https://www.cnbcindonesia.com/news/20211008055404-4-282303/terungkap-ancaman-terbaru-eropa-terhadap-
barang-made-in-ri
diakses pada 05/08/2022

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa negara akan menerapkan aturan dagang yang lebih
ketat terkait importasi barang, terutama terkait dengan isu perubahan iklim. Barang-barang yang
berasal dari negara berkembang harus memiliki standar ramah lingkungan.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mencontohkan yang dilakukan oleh Uni Eropa
dengan penerapan Carbon Tax Adjustment.
"Jadi ini karena perusahaan di Eropa dianggapnya sangat environmentally friendly, tapi
barang di negara berkembang tidak environmental friendly," katanya dalam Indonesia
Knowledge Forum 2021, Kamis (7/10/2021).
Sehingga produk dari negara berkembang seperti baja, semen, dan produk hulu lainnya
diterapkan penyesuaian nilai pajak. Menurut Lutfi, hal ini adalah salah satu yang mengimpit atau
menghalangi perdagangan RI.
"Saya sudah tegaskan kepada duta besar Uni Eropa (jika) mengerjakan itu terhadap barang
Indonesia, saya akan tuntut ke WTO," ujarnya.
Lutfi mengatakan, ini harus dilihat sebagai tren perdagangan. Jika tidak dilakukan
pembenahan sejak awal, barang dari Indonesia akan mengalami cobaan yang berat di masa
depan.
Oleh karena itu, Lutfi bilang saat ini pemerintah aktif membuat barang dari Indonesia
menjadi yang lebih ramah lingkungan. Selain itu pemerintah juga mulai mengkaji program
voluntary carbon market.
"Kalau voluntary carbon market jalan, saya yakin Indonesia bisa menjadi sumber likuiditas
emisi carbon credit. Jadi memelihara hutan itu bisa mendapatkan penghasilan yang sama atau
bahkan lebih besar daripada memotong hutan. Ini sedang kita pelajari. Jadi tidak deforestasi
namun menjaga lingkungan," katanya.

Business Ethics & Sustainability – R0


Setelah membaca artikel di atas, silakan menjawab pertanyaan berikut.

1. Apakah dampak dari aturan dagang yang Eropa terapkan mengenai “barang-barang yang
berasal dari negara berkembang termasuk Indonesia harus memiliki standar ramah
lingkungan”, terhadap bisnis Indonesia yang akan ekspor ke Eropa? Jelaskan dengan
memberikan contoh kasus nyata di Indonesia.

JAWAB:

Aturan dagang yang mewajibkan barang-barang yang diimpor ke Eropa untuk


memenuhi standar lingkungan yang ketat akan memiliki dampak yang signifikan pada
bisnis Indonesia yang akan mengekspor ke Eropa. Ini akan mendorong perusahaan-
perusahaan Indonesia untuk meningkatkan praktik-praktik lingkungan mereka dan
memenuhi standar yang lebih tinggi, atau mereka akan kehilangan akses ke pasar Eropa.

Contoh nyata dari dampak aturan dagang ini dapat dilihat dalam sektor
perkebunan kelapa sawit Indonesia. Uni Eropa telah melarang penggunaan minyak
kelapa sawit yang dihasilkan dengan cara yang merusak lingkungan, seperti
penggundulan hutan dan pembakaran lahan gambut. Larangan ini dapat memiliki dampak
besar pada ekspor kelapa sawit Indonesia ke Eropa, yang merupakan salah satu pasar
terbesar untuk produk ini.

Untuk mengatasi dampak aturan dagang ini, perusahaan perkebunan kelapa sawit
Indonesia perlu meningkatkan praktik-praktik lingkungan mereka dan memenuhi standar
yang lebih tinggi untuk memastikan produk mereka dapat memenuhi persyaratan Uni
Eropa. Misalnya, perusahaan perkebunan kelapa sawit dapat mengadopsi praktik-praktik
keberlanjutan seperti menghindari penggundulan hutan dan membakar lahan gambut,
serta memperbaiki sistem pengelolaan limbah.

Peningkatan praktik-praktik lingkungan ini tidak hanya akan membantu bisnis


Indonesia memenuhi persyaratan Uni Eropa, tetapi juga dapat membantu meningkatkan
reputasi industri perkebunan kelapa sawit Indonesia secara keseluruhan dan membantu
memperkuat posisi mereka di pasar global yang semakin sadar lingkungan.

Business Ethics & Sustainability – R0


2. Identifikasi strategi perusahaan yang bertanggung jawab terhadap pemangku kepentingan
konsumen namun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan? Jelaskan dengan
memberikan contoh kasus nyata di Indonesia.

JAWAB:

Strategi perusahaan yang bertanggung jawab terhadap pemangku kepentingan


konsumen namun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan adalah dengan
mengadopsi praktik bisnis yang berkelanjutan. Praktik bisnis yang berkelanjutan adalah
praktik-praktik yang mengintegrasikan pertimbangan sosial, lingkungan, dan ekonomi
dalam seluruh aspek operasional perusahaan.

Salah satu contoh nyata dari perusahaan yang mengadopsi praktik bisnis yang
berkelanjutan adalah PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever Indonesia telah mengadopsi
sejumlah praktik bisnis yang berkelanjutan, seperti mengurangi penggunaan bahan baku
yang tidak berkelanjutan, memperhatikan hak asasi manusia dalam rantai pasokan
mereka, dan mengurangi dampak lingkungan dari proses produksi mereka.

Untuk mengurangi dampak lingkungan dari proses produksi mereka, Unilever


Indonesia telah memperkenalkan beberapa inovasi berkelanjutan, seperti penggunaan
energi terbarukan dan pengurangan limbah. Unilever Indonesia juga telah meluncurkan
program "Unilever Sustainable Living Plan" yang bertujuan untuk mengurangi dampak
lingkungan dari operasi mereka dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Di sisi konsumen, Unilever Indonesia telah memperkenalkan sejumlah produk


yang ramah lingkungan dan dihasilkan dari bahan baku yang berkelanjutan. Contohnya
adalah produk sabun mandi Lifebuoy yang menggunakan bahan baku alami dan dapat
didaur ulang.

Dengan mengadopsi praktik bisnis yang berkelanjutan, Unilever Indonesia dapat


memenuhi kebutuhan konsumen dan memperhatikan kelestarian lingkungan secara
seimbang. Strategi ini dapat membantu Unilever Indonesia membangun reputasi yang
baik di mata pemangku kepentingan dan memperkuat posisinya di pasar yang semakin
sadar lingkungan.

Business Ethics & Sustainability – R0

Anda mungkin juga menyukai