PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Kelompok kerja tersebut sampai saat ini masih aktif dalam melaksanakan diskusi-
diskusi membahas penerapan standar ISO 14000. Sekretariat Pokjanas ISO 14000
tersebut difasilitasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Asisten Deputi Urusan
Standarisasi dan Teknologi. Untuk menfasilitasi penerapan standar ISO 14000 di
Indonesia dan mempermudah penerapan dilapangan serta untuk menyamakan
persepsi mengenai pelaksanaannya, maka Kementerian Lingkungan Hidup
bekerjasama dengan BSN telah melakukan adopsi terhadap beberapa Standar
Internasional ISO 14000 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI). Standar yang
telah diadopsi tersebut diantaranya:
1. Sistem Manajemen Lingkungan-Spesifikasi dengan Panduan Penggunaan
(SNI 19-14001-1997)
2. Sistem Manajemen Lingkungan-Pedoman Umum Prinsip Sistem dan Teknik
Pendukung (SNI19-14004-1997)
3. Pedoman Audit Lingkungan-Prinsip Umum (SNI 19-1410-1997)
4. Pedoman Untuk Pengauditan Lingkungan – Prosedur Audit – Pengauditan
Sistem Manajemen Lingkungan (SNI 19-14011-1997)
5. Pedoman Audit untuk Lingkungan – Kriteria Kualifikasi untuk Auditor
Lingkungan (SNI 19-14012-1997)
3
1. ISO 14001 : Sistem Manajemen Lingkungan
2. ISO 14010 – 14015 : Audit Lingkungan
3. ISO 14020 – 14024 : Label Lingkungan
4. ISO 14031 : Evaluasi Kinerja Lingkungan
5. ISO 14040 – 14044 : Assessment/Analisa Berkelanjutan
6. ISO 14060 : Aspek Lingkungan dari Produk
4
kelestarian lingkungan, semakin ketatnya peraturan-peraturan lingkungan dan
tekanan dari pasar kepada perusahaan-perusahaan mengenai komitmen terhadap
lingkungan. Di dalam menguji keandalan sistem para pemasoknya, perusahaan-
perusahaan ini telah melakukan kajian atau audit lingkungan untuk menilai kinerja
lingkungannya (atau yang biasa disebut audit pihak kedua). Tetapi untuk
menyakinkan bahwa sistem perusahaan-perusahaan telah memenuhi dan secara terus
menerus dapat memenuhi persyaratan-persyaratan internasional ini maka banyak
perusahaan perlu melibatkan pihak independent sebagai penilai sistem mereka. Dari
perspektif ini maka muncullah badan-badan sertifikasi yang menjembatani antara
kebutuhan calon konsumen dengan para pemasok dalam masalah kinerja lingkungan.
Berdasarkan diskusi dengan berbagai pihak berkepentingan di Indonesia,
kementrian lingkungan hidup menyadari potensi penerapan standar ISO 14000 bagi
peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup Indonesia serta peningkatan
peran serta dunia usaha untuk secara pro-aktif mengelola lingkungan. Oleh karena itu,
kementrian lingkungan hidup mendorong dan memfasilitasi penerapan standar ISO
14000 di Indonesia. Berbagai seminar, lokakarya, pelatihan tentang ISO 14000 telah
dilaksanakan sejak tahun 1995, yang dimaksudkan menjadi motor penggerak
penerapan standar ISO 14000 di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan populasi
para praktisi dalam bidang tersebut serta dengan pendekatan pemberdayaan pihak
swasta yang kompeten, maka kementrian lingkungan hidup mengharapkan agar peran
motor penggerak penerapan standar ISO 14000 tersebut dilanjutkan oleh pihak
swasta. Hal ini konsisten dengan latar belakang pengembangan standar ISO 14000
yang dimotori oleh dunia usaha dan didukung oleh para praktisi berpengalaman.
Terkait dengan komitmen memfasilitasi penerapan standar ISO 14000
tersebut, kementrian lingkungan hidup pada saat ini mempunyai unit kerja Asisten
Deputi Urusan Standarisasi dan Teknologi. Fokus perhatian yang diberikan adalah
efektifitas penerapan sistem manajemen lingkungan, baik yang dengan sertifikasi ISO
14001 maupun yang tidak.
5
a. Pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam organisasi
b. Untuk menyediakan tools yang berguna dan bermanfaat dan fleksibel sehingga
mencerminkan organisasi yang baik.
c. Dapat mengidanfikasi, memperkirakan dan mengatasi resiko lingkungan yang
mungkin timbul.
d. Dapat menekan biaya produksi dapat mengurangi kecelakan kerja, dapat
memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihak – pihak
yang peduli terhadap lingkungan.
e. Memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak manajemen
puncak terhadap lingkungan.
f. Dapat meningkat citra perusahaan,meningkatkan kepercayaan konsumen dan
memperbesar pangsa pasar.
g. Menunjukan ketaatan perusahaan terhadap perundang – undangan yang berkaitan
dengan lingkungan.
h. Mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank.
i. Dapat meningkatakan motivasi para pekerja.
6
BAB III
MIND MAP
7
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
4.2 Analisis
Berdasarkan dari contoh kasus diatas tentang penanganan limbah berbahaya,
PT ABC membuat standar-standar untuk menghindari kerusakan lingkungan yang
terjadi akibat dari penanganan limbah yang tidak benar. Setelah diperoleh data dari
seluruh sumber limbah yang berpotensi menghasilkan limbah, kemudian menentukan
jenis limbah sesuai kategorinya, yaitu limbah bahan berbahaya & beracun (B3) dan
Limbah Non B3, yang masing-masing bisa dalam bentuk padat maupun cairan,
sebelum dilakukan penanganan nantinya. Berikut ini adalah dari jenis-jenis limbah
kategori limbah B3 dan limbah non B3:
8
1. Limbah Cair Non B3, semua limbah cair domestik dari toilet dibuang langsung
ke dalam saluran khusus menuju ke septictank. Sedangkan air buangan dari
aktifitas lainnya (misal pencucian peralatan, kendaraan dan lain-lainnya) dapat
dialirkan ke saluran air umum. Air sisa pencucian alat-alat (laboratorium, klinik,
kuas cat, kemasan bahan kimia dll) jika diperlukan dialirkan ke bak
penampungan sementara untuk di netralisasi sebelum di buang ke saluran air
umum, pastikan sebelum dibuang, PH nya berkisar antara 6 – 9.
2. Limbah Padat Non B3, Limbah padat non B3 dibagi menurut kategorinya
menjadi :
a. Limbah padat organik (kardus, kertas, sarung, tangan, majun, APD bekas,
daun, kayu).
b. Non-organik (puing, plastik, karet, gelas/kaca) dibuang pada tempat
penampungan (tong sampah)
c. Limbah padat non B3, baik yang organic maupun non organik dibuang ke
tempat penampungan sementara atau bak sampah/limbah induk sesuai dengan
jenisnya masing-masing.
d. Pembuangan Limbah padat organik dan non-organik selanjutnya diserahkan
ke Dinas Kebersihan setempat.
e. Limbah padat logam berupa seng, besi, drum, kaleng, pelat, tali, dibuang
pada drum / bak sampah khusus untuk logam untuk selanjutnya dibuang ke
tempat pengumpul khusus sampah / limbah logam.
3. Limbah Cair B3
a. Limbah cair B3 dapat berupa cairan oli bekas, sisa tumpahan bahan kimia
dan limbah bahan kimia sisa analisa dari laboratorium (misal dari fasilitas
Asphalt Mixing Plan dan proyek lainnya) ditempatkan ke dalam drum khusus
yang telah diberi simbol dan label jenis limbah dan ditutup rapat.
b. Setiap Unit Usaha / Unit Kerja membuat catatan jumlah limbah B3 yang
dihasilkan dan membuat bukti serah terima dengan Petugas yang ditunjuk.
Limbah B3 akan diserahkan kepada pihak yang mendapat ijin dari
Pemerintah tetapi tidak terbatas pada satu instansi saja, jika diperlukan.
4. Limbah Padat B3
Limbah padat B3 berupa kemasan bekas bahan kimia, aki bekas, filter oli bekas,
pasir/majun/serbuk gergaji yang terkontaminasi bahan kimia/oli harus disimpan
ditempat kemasan/drum khusus dan dilengkapi dengan simbol dan label sebelum
di simpan sementara dan kemudian diserahkan ke pengumpul yang memiliki ijin
9
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas yaitu ISO
14000 adalah standar sistem pengelolaan lingkungan yang dapat diterapkan pada
bisnis apa pun, terlepas dari ukuran, lokasi atau pendapatan. Tujuan dari standar
adalah untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh bisnis dan
untuk mengurangi polusi dan limbah yang dihasilkan oleh bisnis. Versi terbaru ISO
14000 dirilis pada tahun 2004 oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO)
yang memiliki komite perwakilan dari seluruh dunia. Sementara Manfaat dari ISO
14000 diantaranya memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak
manajemen puncak terhadap lingkungan, Untuk menyediakan tools yang berguna
dan bermanfaat dan fleksibel sehingga mencerminkan organisasi yang baik, Dapat
mengidanfikasi, memperkirakan dan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin
timbul.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.menlh.go.id/ekolabel-sml/sml/index.php
http://www.blogster.com/ayyunie/sejarah-dan-definisi-iso-240908095226
http://www.menlh.go.id/tanya-jawab-iso-14000
http://birohukum.pu.go.id/uploads/DPU/2011/Lamp1A-SE-PU12-2011.pdfhttp://
weblogask.blogspot.com/2012/09/model-pembelajaran-mind-mapping.html
11