Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PERATURAN PANGAN

ISO 14000

Oleh :
Kelompok 9

M. Yogi Utsman (201410210311092)


Septiana Nur Untari (201410210311093)
Wilujeng Ayu N R (201410210311094)
Ibnatun Khasanah (201410210311095)

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatakan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah dengan
judul ISO 14000 mata kuliah Peraturan Pangan dengan tepat waktu. Penyusun
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan diterima bagi pembaca.

Dalam penyusunan ini penyusun memperoleh banyak bantuan dari berbagai


pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes selaku dosen mata kuliah Peraturan
Pangan.
2. Teman-teman kelas Agribisnis VI B, serta semua pihak yang telah
membantu terselesainya makalah ini.
Penyusun menyadari banyak sekali kesulitan dan kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya
agar menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat dan memperoleh hasil yang memuaskan.

Malang, Maret 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Gambaran Umum ISO 14000....................................................................3
2.2 ISO 14000 di Indonesia.............................................................................4
2.3 Isi dari ISO 14000.....................................................................................5
2.4 Standar Generik ISO 14000......................................................................7
2.5 Manfaat ISO 14000...................................................................................7
2.6 Kelembagaan dalam Penerapan ISO 14000 di Indonesia.........................8
2.7 Penerapan standar ISO 14000...................................................................9
2.8 Model EMS pada ISO-14000 dan Kaitan ISO-14000 Dengan Ecolabel 11
2.8.1 Model EMS Pada ISO-14000...........................................................11
2.8.2 Ecolabel............................................................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
8.1 Kesimpulan..............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri dewasa ini sangat pesat, hal ini didukung dengan
kemajuan teknologi di berbagai bidang industri. Dengan adanya perkembangan di
dunia industri, maka akan menimbulkan persaingan yang ketat di antara pihak
indusri baik industri yang besar maupun yang kecil. Akan tetapi perusahaan-
perusahaan tersebut tidak menyadari dampak yang akan timbulkan akibat
aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti polusi, keracunan, kebisingan, hingga
perusakan lingkungan. Sehingga perusahaan harus memperhatikan sistem
manajemen lingkungannya agar mengahsilakan produk yang nantinya aman dan
ramah lingkungan.
Sejalan dengan meningkatnya perhatian terhadap perbaikan mutu
lingkungan, Organisasi-organisasi dengan berbagai jenis dan ukuran makin
meningkatkan perhatian mereka pada dampak lingkungan dari kegiatan, produk
dan jasanya. Kinerja lingkungan dari suatu organisasi semakin penting bagi pihak
terkait di lingkungan internal maupun eksternal. Untuk mencapai kinerja
lingkungan yang baik diperlukan komitmen organisasi untuk melakukan
pendekatan yang sistematik dan penyempurnaan yang berkelanjutan dalam suatu
sistem manajemen lingkungan (EMS).
Sistem manajemen lingkungan merupakan bagian integral dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan yang terdiri satu set pengaturan-
pengaturan secara sistematis yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab,
prosedur, proses, serta sumberdaya dalam upaya mewujudkan kebijakan
lingkungan yang telah digariskan oleh perusahaan. Oleh karena itu perusahaan
yang akan didirikan harus melakukan analisis dampak lingkungan. Sehingga
dalam analisis tersebut dapat diketahui sejauh mana perusahaan akan berdampak
terhadap lingkungan. Dalam mengelola permasalahan lingkungan, perusahaan
harus mempunyai acuan yang bisa dijadikan standar untuk melakukan suatu
sistem manajemen lingkungan, dalam hal ini telah ada organisasi internasional di
bidang standarisasi dengan nama Internasional Organization for Standardizatian

1
(ISO) dan telah mengeluarkan standar dalam bidang pengelolaan lingkungan yang
disebut ISO 14000.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum mengenai ISO 14000 tersebut ?
2. Bagaimana penerapan ISO 14000 di Indonesia ?
3. Apa saja isi dari ISO 14000 ?
4. Bagaimana bentuk standar generik ISO 14000 ?
5. Apa saja manfaat dari ISO 14000 ?
6. Apa saja kelembagaan dalam penerapan ISO 14000 yang berada di
Indonesia ?
7. Bagaimana cara penerapan standar ISO 14000 ?

8. Bagaimana Hubungan ISO 14000 dengan Ecolabel dan EMS


(Environmental Management System) ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ISO 14000 ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dan gambaran umum mengenai ISO 14000
2. Mengetahui dan mempelajari penerapan ISO 14000 di Indonesia
3. Mengetahui isi dari ISO 14000
4. Mengetahui dan mempelajari bentuk standar generik ISO 14000
5. Mengetahui dan mempelajari manfaat dari ISO 14000
6. Mengetahui lembaga-lembaga dalam penerapan ISO 14000 di Indonesia
7. Mengetahui dan mempelajari penerapan standar ISO 14000
8. Mengetahui dan mempelajari hubungan ISO 14000 dengan Ecolabel dan
EMS (Environmental Management System)
9.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum ISO 14000


ISO atau International Organization For Standartization yang
berkedudukan di Jenewa Swiss adalah badan federasi internasional dari badan-
badan standarisasi yang ada di 90 negara. Persetujuan internasional yang telah
disepakati bersama merupakan hasil utama dari badan internasional ini. ISO
(International Standarisation Organisation) adalah organisasi non-pemerintah dan
bukan merupakan bagian dari PBB atau WTO (World Trade Organization)
walaupun Standar-standar yang dihasilkan merupakan rujukan bagi kedua
organisasi tersebut. Anggota ISO, terdiri dari 110 negara, tidak terdiri dari
delegasi pemerintah tetapi tersusun dari institusi standarisasi nasional sebanyak
satu wakil organisasi untuk setiap negara.
ISO 14000 adalah standar sistem pengelolaan lingkungan yang dapat
diterapkan pada bisnis apa pun, terlepas dari ukuran, lokasi atau pendapatan.
Tujuan dari standar adalah untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh bisnis dan untuk mengurangi polusi dan limbah yang dihasilkan
oleh bisnis. Versi terbaru ISO 14000 dirilis pada tahun 2004 oleh Organisasi
Internasional untuk Standarisasi (ISO) yang memiliki komite perwakilan dari
seluruh dunia. ISO-14000 memiliki beberapa seri, yaitu :
1) ISO 14001 : Sistem Manajemen Lingkungan
2) ISO 14010 14015 : Audit Lingkungan
3) ISO 14020 14024 : Label Lingkungan
4) ISO 14031 : Evaluasi Kinerja Lingkungan
5) ISO 14040 14044 : Assessment/Analisa Berkelanjutan
6) ISO 14060 : Aspek Lingkungan dari Produk
Tujuan utama dari serangkaian norma-norma ISO 14000 adalah untuk
mempromosikan pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam
organisasi dan untuk menyediakan tools yang berguna dan bermanfaat misalnya
penggunaan biaya yang efektif, system-based, fleksibel dan sehingga
mencerminkan organisasi yang baik. ISO 14000 menawarkan guidance untuk
memperkenalkan dan mengadopsi sistem manajemen lingkungan berdasar pada
praktek-praktek terbaik, hampir sama di ISO 9000 pada sistem manajemen mutu

3
yang sekarang diterapkan secara luas. ISO 14000 ada untuk membantu organisasi
meminimalkan bagaimana operasi mereka berdampak negatif pada lingkungan.
Struktur ini mirip dengan ISO 9000 manajemen mutu dan keduanya dapat
diimplementasikan berdampingan. Agar suatu organisasi dapat dianugerahi
sertifikat ISO 14001 mereka harus diaudit secara eksternal oleh badan audit yang
telah terakreditasi. Badan sertifikasi harus diakreditasi oleh ANSI-ASQ, Badan
Akreditasi Nasional di Amerika Serikat, atau Badan Akreditasi Nasional di
Irlandia.

2.2 ISO 14000 di Indonesia


Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan standar ISO 14000
dalam pengelolaan lingkungan di dunia industri. Seperti yang disebutkan di atas
bahwa negara Indonesia telah menerapkan standar ISO dari tahun 1993. Hal ini
terus dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan
Standardisasi Nasional (BSN) dan Kelompok Kerja Nasional ISO 14000.
Berbagai program seminar dan penelitian mengenai ISO 14000 terus
dikembangkan di Indonesia. Pada tahun 1996-1998, serangkaian seminar,
lokakarya, penelitian dan proyek percontohan Sistem Manajemen Lingkungan
telah diprakarsai oleh Kementerian Lingkungan Hidup, bekerjasama dengan BSN
dan berbagai pihak. Rangkaian kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menjadi
investasi awal bagi penerapan ISO 14001 di Indonesia dalam menumbuhkan sisi
demand maupun supply menuju mekanisme pasar yang wajar.
Perusahaan perlu memiliki sistem pengelolaan lingkungan yang efisien and
efektif. Hal ini dikarenakan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap
kelestarian lingkungan, semakin ketatnya peraturan-peraturan lingkungan dan
tekanan dari pasar kepada perusahaan-perusahaan mengenai komitmen terhadap
lingkungan. Di dalam menguji keandalan sistem para pemasoknya, perusahaan-
perusahaan ini telah melakukan kajian atau audit lingkungan untuk menilai kinerja
lingkungannya (atau yang biasa disebut audit pihak kedua). Tetapi untuk
menyakinkan bahwa sistem perusahaan-perusahaan telah memenuhi dan secara
terus menerus dapat memenuhi persyaratan-persyaratan internasional ini maka
banyak perusahaan perlu melibatkan pihak independent sebagai penilai sistem
mereka. Dari perspektif ini maka muncullah badan-badan sertifikasi yang

4
menjembatani antara kebutuhan calon konsumen dengan para pemasok dalam
masalah kinerja lingkungan.
Berdasarkan diskusi dengan berbagai pihak berkepentingan di Indonesia,
kementrian lingkungan hidup menyadari potensi penerapan standar ISO 14000
bagi peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup Indonesia serta
peningkatan peran serta dunia usaha untuk secara pro-aktif mengelola lingkungan.
Oleh karena itu, kementrian lingkungan hidup mendorong dan memfasilitasi
penerapan standar ISO 14000 di Indonesia. Berbagai seminar, lokakarya,
pelatihan tentang ISO 14000 telah dilaksanakan sejak tahun 1995, yang
dimaksudkan menjadi motor penggerak penerapan standar ISO 14000 di
Indonesia.
Seiring dengan pertumbuhan populasi para praktisi dalam bidang tersebut
serta dengan pendekatan pemberdayaan pihak swasta yang kompeten, maka
kementrian lingkungan hidup mengharapkan agar peran motor penggerak
penerapan standar ISO 14000 tersebut dilanjutkan oleh pihak swasta. Hal ini
konsisten dengan latar belakang pengembangan standar ISO 14000 yang dimotori
oleh dunia usaha dan didukung oleh para praktisi berpengalaman. Terkait dengan
komitmen memfasilitasi penerapan standar ISO 14000 tersebut, kementrian
lingkungan hidup pada saat ini mempunyai unit kerja Asisten Deputi Urusan
Standarisasi dan Teknologi. Fokus perhatian yang diberikan adalah efektifitas
penerapan sistem manajemen lingkungan, baik yang dengan sertifikasi ISO 14001
maupun yang tidak.

2.3 Isi dari ISO 14000


ISO seri 14000 terdiri dari beberapa seri yaitu :
a. ISO seri 14001-14009 tentang Environmental Manajemen Sistem (EMS) atau
Sistem Manajemen Lingkungan.
Dari seluruh seri ISO 14000, EMS merupakan seri yang paling banyak
dikenal karena sertifikasi ISO. Ada 3 komponen besar dalam ISO 14000 yaitu
program lingkungan tertulis; pendidikan dan pelatihan; dan pengetahuan
mengenai peraturan perundang-undangan lokal dan nasional.
b. ISO seri 14010-14019 tentang Environmental Auditing (Audit Lingkungan)
ISO seri ini merupakan suatu alat (tools) dalam penerapan sistem manajemen

5
lingkungan, jadi tidak memerlukan sertifikasi. Audit lingkungan mirip dengan
medical check up yaitu evaluasi secara rutin mengenai kondisi suatu
perusahaan. Audit lingkungan dapat dilakukan oleh intern perusahaan
(internal audit) maupun oleh pihak luar (eksternal audit). Untuk audit sistem
ini seorang auditor harus memenuhi kriteria auditor.
c. ISO seri 14020-14029 tentang Environmental Labelling (Ekolabel)
ISO seri ini dimaksudkan untuk sertifikasi, tetapi yang disertifikasi adalah
produknya. Jadi suatu perusahaan yang sudah mendapat sertifikat ISO 14000,
bila diperlukan maka dapat juga mengusulkan untuk memperoleh ekolabeling
yang perolehannya tergantung dari permintaan pasar.
d. ISO seri 14030-14039 tentang Environmental Performance Evaluation (EPE)
atau Evaluasi Kinerja Lingkungan
Seri ini diukur dengan mengkuantifikasi dampak kegiatan terhadap
lingkungan. Hal tersebut dapat diidentifikasi secara dini dengan
menginventarisasi dampak seperti emisi udara, effluen limbah cair, dan
sebagainya.
e. ISO seri 154040-14049 tentang Life Cycle Assessment (LCA) atau Analisis
Daur Hidup Produk
LCA juga merupakan suatu alat, jadi standar ini tidak dimaksudkan untuk
sertifikasi. Setiap produk mempunyai siklus hidup yaitu : lahir (fabrikasi),
hidup (dioperasikan) dan mati (dibuang).
f. ISO 14050 tentang Term and Definitio
Dalam dokumen ini terdapat definisi-definisi yang digunakan dalam ISO seri
14000. Standar ISO seri 14000 yang telah ditetapkan menjadi standar
Internasional adalah ISO 14001, 14004, 14010, 14011, 14012 dan ISO 14040.
Indonesia pada saat ini telah mengadopsi Standar ISO 14001, 14002, 14010,
14011 dan 14012 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI).

6
2.4 Standar Generik ISO 14000
Bagan ini merupakan Standar Generik dari ISO 14000 yang tertera dalam
gambar-gambar berikut :

ISO 14000

STANDAR PENGELOLAAN
LINGKUNGAN

SISTEM PENGELOLAAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM


LINGKUNGAN STANDAR PRODUK

AUDIT LINGKUNGAN LABEL LINGKUNGAN

EVALUASI KINERJA PENILAIAN DAUR HIDUP


LINGKUNGAN

EVALUASI ORGANISASI EVALUASI PRODUK

2.5 Manfaat ISO 14000


International Organization For Standartization atau ISO 14000 menawarkan
guidance untuk memperkenalkan dan mengadopsi sistem manajemen lingkungan
berdasarkan pada praktek praktek terbaik, hampir sama di ISO 9000 pada sistem
manajemen mutu yang sekarang diterapkan secara luas. ISO 14000 ada untuk
membantu organisasi meminimalkan bagaimana operasi mereka berdampak
negatif pada lingkungan. Sistem ini dapat diterapkan berdampingan dengan ISO
9000. Manfaat dari ISO 14000 adalah :

a) Pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam organisasi


b) Untuk menyediakan tools yang berguna dan bermanfaat dan fleksibel
sehingga mencerminkan organisasi yang baik.
c) Dapat mengidanfikasi, memperkirakan dan mengatasi resiko lingkungan
yang mungkin timbul.

7
d) Dapat menekan biaya produksi dapat mengurangi kecelakan kerja, dapat
memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihak
pihak yang peduli terhadap lingkungan.
e) Memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak
manajemen puncak terhadap lingkungan.
f) Dapat meningkat citra perusahaan,meningkatkan kepercayaan konsumen
dan memperbesar pangsa pasar.
g) Menunjukan ketaatan perusahaan terhadap perundang undangan yang
berkaitan dengan lingkungan.
h) Mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank. i. Dapat
meningkatakan motivasi para pekerja.

2.6 Kelembagaan dalam Penerapan ISO 14000 di Indonesia


Lembaga-lembaga penenrapan ISO 14000 di Indonesia sangatlah banyak
dan berkompeten. Berikut ini adalah lembaga-lembaga yang terkait dalam
penerapan IS0 14000 di Indonesia.
a. Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang merupakan anggota ISO yang
mewakili Indonesia dalam siding pleno ISO. Semua masukan terhadap
standar ISO sebelum disahkan menjadi standar internasional harus
disampaikan melalui BSN. BSN memiliki hak suara untuk memberikan
persetujuan dan penolakan terhadap isi dan standar.
b. Intansi Teknis, adalah instansi pemerintah yang bertugas untuk membahas
substarsi teknis suatu standar sebelum disahkan menjadi standar
internasional. Instansi ini dibentuk untuk membantu BSN dalam
merumuskan dan memberikan masukan terhadap draft standar. Untuk ISO
seri 14000 yang berperan sebagai instansi teknis adalah Kementrian
Lingkungan Hidup.
c. Komite Akreditasi Nasional (KAN) betugas memberikan akreditasi
terhadap Lembaga Sertifikasi. KAN berkedudukan di BSN dengan
anggota dari beberapa sektor.
d. Lembaga Sertifikasi adalah Lembaga Independen yang bertugas
memberikan sertifikat ISO 14000. Aturan main lembaga ini juga disahkan
oleh BSN, sertifikasi perlu mendapat akreditasi dari KAN dan harus
mengikuti aturan main KAN.

8
e. Lembaga Pelatihan adalah lembaga yang memberikan pelatihan bidang
ISO 14000. Lembaga pelatihan ini perlu mengikuti standar pelatihan ynag
disahkan oleh BSN.
f. Lembaga Sertifikasi Personal adalah lembaga yang memberikan sertifikasi
kepada personal yang melakukan audit sebagai auditor system managemen
lingkungan. Untuk menentukan kelayakan sertifikasi ynag dikeluarkan
maka lembaga ini perlu disertifikasi. Aturan main Lembaga Sertifikasi
Personal ini juga disahkan oleh BSN dan dalam operasinya selalu diawasi
oleh BSN melalui KAN.

2.7 Penerapan standar ISO 14000


Penerapan standar ISO 14000 sangat penting dan sangat berpotensi. Berikut
ini adalah pentingnya penerapan standar ISO:
1) Meningkatkan citra organisasi
2) Meningkatkan kinerja lingkungan organisasi
3) Meningkatkan penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan pengelolaan lingkungan
4) Mengurangi resiko usaha
5) Meningkatkan efisiensi kegiatan
6) Meningkatkan daya saing
7) Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai
pihak berkepentingan
8) Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan,
pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act).
Berdasarkan diskusi dengan berbagai pihak berkepentingan di Indonesia,
Kementrian Lingkungan Hidup menyadari potensi penerapan standar ISO 14000
bagi peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup Indonesia serta
peningkatan peran serta dunia usaha untuk secara pro-aktif mengelola lingkungan.
Oleh karena itu, Kementrian Lingkungan Hidup mendorong dan memfasilitasi
penerapan standar ISO 14000 di Indonesia. Berbagai seminar, lokakarya,
pelatihan tentang ISO 14000 telah dilaksanakan sejak tahun 1995, yang
dimaksudkan menjadi motor penggerak penerapan standar ISO 14000 di
Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan populasi para praktisi dalam bidang
tersebut serta dengan pendekatan pemberdayaan pihak swasta yang kompeten,
maka Kementrian Lingkungan Hidup mengharapkan agar peran motor penggerak

9
penerapan standar ISO 14000 tersebut dilanjutkan oleh pihak swasta. Hal ini
konsisten dengan latar belakang pengembangan standar ISO 14000 yang dimotori
oleh dunia usaha dan didukung oleh para praktisi berpengalaman.
Terkait dengan komitmen memfasilitasi penerapan standar ISO 14000
tersebut, Kementrian Lingkungan Hidup pada saat ini mempunyai unit kerja
Asisten Deputi Urusan Standarisasi dan Teknologi. Fokus perhatian yang
diberikan adalah efektifitas penerapan Sistem Manajemen Lingkungan, baik yang
dengan sertifikasi ISO 14001 maupun yang tidak.
Sejak ditetapkannya ISO 14000 menjadi standar internasional dan diadopsi
menjadi SNI 19-14001-1997 sampai saat ini tercatat lebih dari 248 (dua ratus
empat puluh delapan) sertifikat ISO 14001 untuk berbagai unit organisasi
perusahaan di Indonesia yang dengan sukarela menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001. Kecenderungan peningkatan penerapan Standar ISO
14001 dapat menjadi salah satu indikator peningkatan kesadaran industri terhadap
pengelolaan lingkungan. Faktor pendorong yang lain adalah antisipasi industri
terhadap potensi adanya persyaratan dagang dan industri yang diwajibkan oleh
buyer untuk menerapkan ISO 14001. Selain kedua hal di atas, penerapan ISO
14001 juga di pacu oleh adanya program internal dari beberapa holding
company untuk menerapkan ISO 14001 pada anak perusahaannya.

10
2.8 Model EMS pada ISO-14000 dan Kaitan ISO-14000 Dengan Ecolabel
2.8.1 Model EMS Pada ISO-14000
a. Pengertian Model EMS
EMS mengikuti Siklus Plan-Do-Check-Act, atau PDCA. Diagram
menunjukkan proses pertama mengembangkan kebijakan lingkungan,
perencanaan EMS, dan kemudian mengimplementasikannya. Proses ini juga
termasuk memeriksa sistem dan bertindak di atasnya. Model ini terus menerus
karena EMS adalah suatu proses perbaikan berkelanjutan di mana sebuah
organisasi terus-menerus meninjau dan merevisi sistem. Ini adalah model yang
dapat digunakan oleh berbagai organisasi - dari fasilitas manufaktur ke industri
jasa dan lembaga pemerintah.
b. Elemen kunci dari EMS
1) Kebijakan Pernyataan - pernyataan komitmen organisasi terhadap
lingkungan
2) Identifikasi Dampak Lingkungan signifikan - atribut lingkungan dari
produk, kegiatan dan jasa dan pengaruhnya terhadap lingkungan
3) Pengembangan Tujuan dan Sasaran - sasaran lingkungan bagi or
4) Oganisasi Pelaksanaan - rencana untuk memenuhi tujuan dan sasaran
5) Pelatihan - memastikan bahwa karyawan menyadari dan mampu
tanggung jawab lingkungan mereka
6) Management Review
c. Intergrasi pengelolaan lingkungan dalam EMS
EMS adalah fleksibel dan tidak memerlukan organisasi untuk
memperlengkapi kegiatan yang ada. EMS menetapkan kerangka manajemen
dimana organisasi dampak terhadap lingkungan secara sistematis dapat
diidentifikasi dan dikurangi. Sebagai contoh, banyak organisasi, termasuk
kabupaten dan kota, memiliki aktivitas pencegahan polusi aktif dan efektif
berjalan. Ini dapat dimasukkan ke dalam EMS keseluruhan.

11
2.8.2 Ecolabel
a) Tujuan Ecolabel
Ekolabel diartikan sebagai kegiatan pemberian label yang berupa simbol,
atribut atau bentuk lain terhadap suatu produk dan jasa. Label ini akan
memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk/jasa yang dikonsumsi
tersebut sudahmelalui proses yang memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan
lingkungan. Secara umum, tujuan Sertifikasi Ekolabel dapat berupa :
1) Meningkatkan kepedulian konsumen terhadap hubungan industri dan
lingkungan hidup
2) Meningkatkan kualitas lingkungan global
3) Meningkatkan pangsa pasar/daya saing produk
4) Mempromosikan program pengelolaan lingkungan/pengelolaan hutan
lestari
5) Meningkatkan keyakinan penerimaan konsume
6) Menunjukkan bahwa manajemen hutan yang baik dapat melestarika

Produksi, ekologi dan sosial.ekolabel dalam dunia perdagangan dapat


dipersamakan juga dengan standart produk berdasarkan :
1) Harga produk yang tinggi wajar diberikan terhadap produk yang prosesnya
ramah lingkungan. Harga yang tinggi ini diharapkan dapat memberikan
dorongan atau insentif bagi produsen yang melakukan pengelolaan
lingkungan. Apabila kondisi tersebut terjadi, ekolabel sebagai standart
benarbenar dapat memberikan niali ekonomi bagi produsen, sehingga
pengelolaan hutan lestari dapat diwujudkan secara efektif

2) Standart produk berguna untuk dapat memasuki pasar. Dalam hal ini
standart produk akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan peran
produk terhadap pasar

b) Sifat penerapan Ecolabel


Sifat penerapan Ekolabel adalah sukarela, artinya produsen dapat memenuhi
ataupun dapat tidak memenuhi permintaan konsumen untuk menerapkan ekolabel.
Beberapa alasan penerapan yang sukarela ini adalah :

1) Jika atribut ekolabel yang diminta konsumen memerlukan biaya


tambahan yang tinggi, sedang harga tambahan/konpensasi yang dibayar

12
konsumen lebih rendah, maka sepanjang ada segmen pasar lain yang
masih dapat menerima produk tersebut tanpa ekolabel, produsen dapat
tidak menerapkan ekolabel.
2) Pada kondisi point I, apabila produsen mendapatkan insentif nama baik
dalam bidang lingkungan di dunia bisnis nasional maupun internasional
atau perusahaan dapat memasuki segmen pasar lain yang menuntut
ekolabel, maka produsen dapat memenuhi permintaan ekolabel
3) Jika untuk memenuhi ekolabel memerlukan biaya lebih rendah dari pada
harga yang dikompensasikan, maka produsen akan berusaha
mendapatkan Sertifikat Ekolabel.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa tujuan utama bagi produsen
menerapkan ekolabel adalah dalam rangka meningkatkan Market
Share/mengendalikan pasar/peran pasar. Dalam hal ini produsen perlu
menentukan lembaga sertifikasiyang diakui oleh konsumen di luar negeri sesuai
dengan daerah tujuan ekspornya.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat diperoleh kesimpulan sebagai


berikut yaitu :
1. ISO 14000 adalah standar sistem pengelolaan lingkungan yang dapat
diterapkan pada bisnis apa pun, terlepas dari ukuran, lokasi atau
pendapatan. Tujuan dari standar adalah untuk mengurangi kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh bisnis dan untuk mengurangi polusi dan
limbah yang dihasilkan oleh bisnis.
2. Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan standar ISO 14000
dalam pengelolaan lingkungan di dunia industri. Seperti yang disebutkan
di atas bahwa negara Indonesia telah menerapkan standar ISO dari tahun
1993.
3. ISO seri 14001-14009 tentang Environmental Manajemen Sistem (EMS)
atau Sistem Manajemen Lingkungan. ISO seri 14010-14019 tentang
Environmental Auditing (Audit Lingkungan. ISO seri 14020-14029 tentang
Environmental Labelling (Ekolabel. ISO seri 14030-14039 tentang
Environmental Performance Evaluation (EPE) atau Evaluasi Kinerja
Lingkungan. ISO seri 154040-14049 tentang Life Cycle Assessment (LCA)
atau Analisis Daur Hidup Produk. ISO 14050 tentang Term and Definitio
4. EMS adalah suatu proses perbaikan berkelanjutan di mana sebuah
organisasi terus-menerus meninjau dan merevisi sistem. Ini adalah model
yang dapat digunakan oleh berbagai organisasi - dari fasilitas manufaktur
ke industri jasa dan lembaga pemerintah.
5. Ekolabel diartikan sebagai kegiatan pemberian label yang berupa simbol,
atribut atau bentuk lain terhadap suatu produk dan jasa. Label ini akan
memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk/jasa yang
dikonsumsi tersebut sudahmelalui proses yang memperhatikan kaidah-
kaidah pengelolaan lingkungan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Makalah ISO 14000. Online : (http://gulo-


loving.blogspot.co.id/2011/08/makalah-iso-14000.html). Di akses tanggal
06 Maret 2017.

Anonim. Ekolabel. Online (http://www.menlh.go.id/ekolabel-sml/sml/index.php).


Di akses pada tanggal 24 Maret 2013.

Habiburrohman. 2013. Makalah Pengetahuan Lingkungan "ISO 14000". Online :


(http://abby1807.blogspot.co.id/2013/06/makalah-pengetahuan-
lingkungan-iso-14000.html). Di akses tanggal 08 Maret 2017.

Nanda, Fairuzi. 2015. Tentang ISO 14001. Online :


(http://fairuzinanda.blogspot.co.id/2015/05/tentang-iso-14001.html). Di
akses tanggal 06 Maret 2017.

Purnama, Rieja. 2013. ISO 14000. Online : (http://bingz-


rieja.blogspot.co.id/2013/04/iso-14000.html). Diakses tanggal 08 Maret
2017

Rahmantika, Aufa. 2015. Makalah ISO 14000. Online.


(https://www.academia.edu/11163863/Makalah_ISO_14000_BAB_I_PEN
DAHULUAN_1.1._Sejarah_ISO_14000). Di akses tanggal 06 Maret
2017.

15

Anda mungkin juga menyukai