ISO 14000
Oleh :
Kelompok 9
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatakan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah dengan
judul ISO 14000 mata kuliah Peraturan Pangan dengan tepat waktu. Penyusun
berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan diterima bagi pembaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Gambaran Umum ISO 14000....................................................................3
2.2 ISO 14000 di Indonesia.............................................................................4
2.3 Isi dari ISO 14000.....................................................................................5
2.4 Standar Generik ISO 14000......................................................................7
2.5 Manfaat ISO 14000...................................................................................7
2.6 Kelembagaan dalam Penerapan ISO 14000 di Indonesia.........................8
2.7 Penerapan standar ISO 14000...................................................................9
2.8 Model EMS pada ISO-14000 dan Kaitan ISO-14000 Dengan Ecolabel 11
2.8.1 Model EMS Pada ISO-14000...........................................................11
2.8.2 Ecolabel............................................................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
8.1 Kesimpulan..............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
(ISO) dan telah mengeluarkan standar dalam bidang pengelolaan lingkungan yang
disebut ISO 14000.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ISO 14000 ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dan gambaran umum mengenai ISO 14000
2. Mengetahui dan mempelajari penerapan ISO 14000 di Indonesia
3. Mengetahui isi dari ISO 14000
4. Mengetahui dan mempelajari bentuk standar generik ISO 14000
5. Mengetahui dan mempelajari manfaat dari ISO 14000
6. Mengetahui lembaga-lembaga dalam penerapan ISO 14000 di Indonesia
7. Mengetahui dan mempelajari penerapan standar ISO 14000
8. Mengetahui dan mempelajari hubungan ISO 14000 dengan Ecolabel dan
EMS (Environmental Management System)
9.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
yang sekarang diterapkan secara luas. ISO 14000 ada untuk membantu organisasi
meminimalkan bagaimana operasi mereka berdampak negatif pada lingkungan.
Struktur ini mirip dengan ISO 9000 manajemen mutu dan keduanya dapat
diimplementasikan berdampingan. Agar suatu organisasi dapat dianugerahi
sertifikat ISO 14001 mereka harus diaudit secara eksternal oleh badan audit yang
telah terakreditasi. Badan sertifikasi harus diakreditasi oleh ANSI-ASQ, Badan
Akreditasi Nasional di Amerika Serikat, atau Badan Akreditasi Nasional di
Irlandia.
4
menjembatani antara kebutuhan calon konsumen dengan para pemasok dalam
masalah kinerja lingkungan.
Berdasarkan diskusi dengan berbagai pihak berkepentingan di Indonesia,
kementrian lingkungan hidup menyadari potensi penerapan standar ISO 14000
bagi peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup Indonesia serta
peningkatan peran serta dunia usaha untuk secara pro-aktif mengelola lingkungan.
Oleh karena itu, kementrian lingkungan hidup mendorong dan memfasilitasi
penerapan standar ISO 14000 di Indonesia. Berbagai seminar, lokakarya,
pelatihan tentang ISO 14000 telah dilaksanakan sejak tahun 1995, yang
dimaksudkan menjadi motor penggerak penerapan standar ISO 14000 di
Indonesia.
Seiring dengan pertumbuhan populasi para praktisi dalam bidang tersebut
serta dengan pendekatan pemberdayaan pihak swasta yang kompeten, maka
kementrian lingkungan hidup mengharapkan agar peran motor penggerak
penerapan standar ISO 14000 tersebut dilanjutkan oleh pihak swasta. Hal ini
konsisten dengan latar belakang pengembangan standar ISO 14000 yang dimotori
oleh dunia usaha dan didukung oleh para praktisi berpengalaman. Terkait dengan
komitmen memfasilitasi penerapan standar ISO 14000 tersebut, kementrian
lingkungan hidup pada saat ini mempunyai unit kerja Asisten Deputi Urusan
Standarisasi dan Teknologi. Fokus perhatian yang diberikan adalah efektifitas
penerapan sistem manajemen lingkungan, baik yang dengan sertifikasi ISO 14001
maupun yang tidak.
5
lingkungan, jadi tidak memerlukan sertifikasi. Audit lingkungan mirip dengan
medical check up yaitu evaluasi secara rutin mengenai kondisi suatu
perusahaan. Audit lingkungan dapat dilakukan oleh intern perusahaan
(internal audit) maupun oleh pihak luar (eksternal audit). Untuk audit sistem
ini seorang auditor harus memenuhi kriteria auditor.
c. ISO seri 14020-14029 tentang Environmental Labelling (Ekolabel)
ISO seri ini dimaksudkan untuk sertifikasi, tetapi yang disertifikasi adalah
produknya. Jadi suatu perusahaan yang sudah mendapat sertifikat ISO 14000,
bila diperlukan maka dapat juga mengusulkan untuk memperoleh ekolabeling
yang perolehannya tergantung dari permintaan pasar.
d. ISO seri 14030-14039 tentang Environmental Performance Evaluation (EPE)
atau Evaluasi Kinerja Lingkungan
Seri ini diukur dengan mengkuantifikasi dampak kegiatan terhadap
lingkungan. Hal tersebut dapat diidentifikasi secara dini dengan
menginventarisasi dampak seperti emisi udara, effluen limbah cair, dan
sebagainya.
e. ISO seri 154040-14049 tentang Life Cycle Assessment (LCA) atau Analisis
Daur Hidup Produk
LCA juga merupakan suatu alat, jadi standar ini tidak dimaksudkan untuk
sertifikasi. Setiap produk mempunyai siklus hidup yaitu : lahir (fabrikasi),
hidup (dioperasikan) dan mati (dibuang).
f. ISO 14050 tentang Term and Definitio
Dalam dokumen ini terdapat definisi-definisi yang digunakan dalam ISO seri
14000. Standar ISO seri 14000 yang telah ditetapkan menjadi standar
Internasional adalah ISO 14001, 14004, 14010, 14011, 14012 dan ISO 14040.
Indonesia pada saat ini telah mengadopsi Standar ISO 14001, 14002, 14010,
14011 dan 14012 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI).
6
2.4 Standar Generik ISO 14000
Bagan ini merupakan Standar Generik dari ISO 14000 yang tertera dalam
gambar-gambar berikut :
ISO 14000
STANDAR PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
7
d) Dapat menekan biaya produksi dapat mengurangi kecelakan kerja, dapat
memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihak
pihak yang peduli terhadap lingkungan.
e) Memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak
manajemen puncak terhadap lingkungan.
f) Dapat meningkat citra perusahaan,meningkatkan kepercayaan konsumen
dan memperbesar pangsa pasar.
g) Menunjukan ketaatan perusahaan terhadap perundang undangan yang
berkaitan dengan lingkungan.
h) Mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank. i. Dapat
meningkatakan motivasi para pekerja.
8
e. Lembaga Pelatihan adalah lembaga yang memberikan pelatihan bidang
ISO 14000. Lembaga pelatihan ini perlu mengikuti standar pelatihan ynag
disahkan oleh BSN.
f. Lembaga Sertifikasi Personal adalah lembaga yang memberikan sertifikasi
kepada personal yang melakukan audit sebagai auditor system managemen
lingkungan. Untuk menentukan kelayakan sertifikasi ynag dikeluarkan
maka lembaga ini perlu disertifikasi. Aturan main Lembaga Sertifikasi
Personal ini juga disahkan oleh BSN dan dalam operasinya selalu diawasi
oleh BSN melalui KAN.
9
penerapan standar ISO 14000 tersebut dilanjutkan oleh pihak swasta. Hal ini
konsisten dengan latar belakang pengembangan standar ISO 14000 yang dimotori
oleh dunia usaha dan didukung oleh para praktisi berpengalaman.
Terkait dengan komitmen memfasilitasi penerapan standar ISO 14000
tersebut, Kementrian Lingkungan Hidup pada saat ini mempunyai unit kerja
Asisten Deputi Urusan Standarisasi dan Teknologi. Fokus perhatian yang
diberikan adalah efektifitas penerapan Sistem Manajemen Lingkungan, baik yang
dengan sertifikasi ISO 14001 maupun yang tidak.
Sejak ditetapkannya ISO 14000 menjadi standar internasional dan diadopsi
menjadi SNI 19-14001-1997 sampai saat ini tercatat lebih dari 248 (dua ratus
empat puluh delapan) sertifikat ISO 14001 untuk berbagai unit organisasi
perusahaan di Indonesia yang dengan sukarela menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001. Kecenderungan peningkatan penerapan Standar ISO
14001 dapat menjadi salah satu indikator peningkatan kesadaran industri terhadap
pengelolaan lingkungan. Faktor pendorong yang lain adalah antisipasi industri
terhadap potensi adanya persyaratan dagang dan industri yang diwajibkan oleh
buyer untuk menerapkan ISO 14001. Selain kedua hal di atas, penerapan ISO
14001 juga di pacu oleh adanya program internal dari beberapa holding
company untuk menerapkan ISO 14001 pada anak perusahaannya.
10
2.8 Model EMS pada ISO-14000 dan Kaitan ISO-14000 Dengan Ecolabel
2.8.1 Model EMS Pada ISO-14000
a. Pengertian Model EMS
EMS mengikuti Siklus Plan-Do-Check-Act, atau PDCA. Diagram
menunjukkan proses pertama mengembangkan kebijakan lingkungan,
perencanaan EMS, dan kemudian mengimplementasikannya. Proses ini juga
termasuk memeriksa sistem dan bertindak di atasnya. Model ini terus menerus
karena EMS adalah suatu proses perbaikan berkelanjutan di mana sebuah
organisasi terus-menerus meninjau dan merevisi sistem. Ini adalah model yang
dapat digunakan oleh berbagai organisasi - dari fasilitas manufaktur ke industri
jasa dan lembaga pemerintah.
b. Elemen kunci dari EMS
1) Kebijakan Pernyataan - pernyataan komitmen organisasi terhadap
lingkungan
2) Identifikasi Dampak Lingkungan signifikan - atribut lingkungan dari
produk, kegiatan dan jasa dan pengaruhnya terhadap lingkungan
3) Pengembangan Tujuan dan Sasaran - sasaran lingkungan bagi or
4) Oganisasi Pelaksanaan - rencana untuk memenuhi tujuan dan sasaran
5) Pelatihan - memastikan bahwa karyawan menyadari dan mampu
tanggung jawab lingkungan mereka
6) Management Review
c. Intergrasi pengelolaan lingkungan dalam EMS
EMS adalah fleksibel dan tidak memerlukan organisasi untuk
memperlengkapi kegiatan yang ada. EMS menetapkan kerangka manajemen
dimana organisasi dampak terhadap lingkungan secara sistematis dapat
diidentifikasi dan dikurangi. Sebagai contoh, banyak organisasi, termasuk
kabupaten dan kota, memiliki aktivitas pencegahan polusi aktif dan efektif
berjalan. Ini dapat dimasukkan ke dalam EMS keseluruhan.
11
2.8.2 Ecolabel
a) Tujuan Ecolabel
Ekolabel diartikan sebagai kegiatan pemberian label yang berupa simbol,
atribut atau bentuk lain terhadap suatu produk dan jasa. Label ini akan
memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk/jasa yang dikonsumsi
tersebut sudahmelalui proses yang memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan
lingkungan. Secara umum, tujuan Sertifikasi Ekolabel dapat berupa :
1) Meningkatkan kepedulian konsumen terhadap hubungan industri dan
lingkungan hidup
2) Meningkatkan kualitas lingkungan global
3) Meningkatkan pangsa pasar/daya saing produk
4) Mempromosikan program pengelolaan lingkungan/pengelolaan hutan
lestari
5) Meningkatkan keyakinan penerimaan konsume
6) Menunjukkan bahwa manajemen hutan yang baik dapat melestarika
2) Standart produk berguna untuk dapat memasuki pasar. Dalam hal ini
standart produk akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan peran
produk terhadap pasar
12
konsumen lebih rendah, maka sepanjang ada segmen pasar lain yang
masih dapat menerima produk tersebut tanpa ekolabel, produsen dapat
tidak menerapkan ekolabel.
2) Pada kondisi point I, apabila produsen mendapatkan insentif nama baik
dalam bidang lingkungan di dunia bisnis nasional maupun internasional
atau perusahaan dapat memasuki segmen pasar lain yang menuntut
ekolabel, maka produsen dapat memenuhi permintaan ekolabel
3) Jika untuk memenuhi ekolabel memerlukan biaya lebih rendah dari pada
harga yang dikompensasikan, maka produsen akan berusaha
mendapatkan Sertifikat Ekolabel.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa tujuan utama bagi produsen
menerapkan ekolabel adalah dalam rangka meningkatkan Market
Share/mengendalikan pasar/peran pasar. Dalam hal ini produsen perlu
menentukan lembaga sertifikasiyang diakui oleh konsumen di luar negeri sesuai
dengan daerah tujuan ekspornya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15