Anda di halaman 1dari 22

Manajemen Rekayasa Lingkungan

Tugas Pribadi Sub Bab 3.1

RISET TENTANG ISO 14001, ISO 14004, DAN EMAS

OLEH :

KADIR RAMADAN ( G2T123028 )

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN REKAYASA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2024

1
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Menurut Murni pengertian perusahaan merupakan bentuk organisasi yang melakukan

aktivitas dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan demi kelangsungan operasionalnya.

Menurut Burhany 2013 dijelaskan bahwa dengan adanya perusahaan yang dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu dengan menjamin ketersediaan barang untuk

dikonsumsi dan menyediakan lapangan pekerjaan serta menyumbang pendapatan nasional

dengan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun disamping itu, kegiatan

operasionalisasi perusahaan ternyata juga dapat menghasilkan dampak negatif terhadap

masyarakat yakni menimbulkan problematika lingkungan akibat dari limbah yang

dihasilkannya. Berbagai kasus kerusakan lingkungan dalam skala nasional merupakan

bukti konkrit bahwa perusahaan khususnya perusahaan pemanufakturan cenderung dapat

mengakibatkan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, diharapkan komitment dari para

pelaku bisnis menerapkan manajemen lingkungan dan menyadari pentingnya tanggung

jawab terhadap lingkungan ketika perusahaan memanfaatkan lingkungan untuk kegiatan

berbisnis

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini

adalah sebagai beriku: Bagaimana penerapan manajemen lingkungan ISO 14001, 14004,

dan EMAS.

2
III. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui

tentang penerapan manajemen lingkungan ISO 14001, 14004, dan EMAS.

3
BAB II

PEMBAHASAN

I. ISO 14001

Di era globalisasi saat ini kebutuhan akan suatu sistem standarisasi semakin

dirasakan urgensinya. Kondisi ini mendorong organisasi Internasional di bidang

standardisasi yaitu International Organization for Standardization (ISO) membentuk

Strategic Advisory Group on Environment (SAGE) yang ditugaskan untuk melakukan

penelitian terhadap adanya kemungkinan untuk mengembangkan sistem standar di bidang

lingkungan. SAGE merekomendasikan kepada ISO agar membentuk panitia teknik untuk

mengembangkan standar yang berhubungan dengan sistem manajemen lingkungan. Tahun

1993 oleh ISO dibentuk panitia teknik TC 207 untuk merumuskan sistem standardisasi di

bidang lingkungan. Yang menghasilkan hasil kerja panitia TC 207 yang kemudian dikenal

sebagai standar ISO seri 14000.

ISO 14001 merupakan standar yang digunakan dunia internasional untuk

menetapkan persyaratan sistem manajemen lingkungan. Dengan adanya ISO 14001 dap

membantu organisasi dalam meningkatkan kinerja lingkungannya melalui penggunaan

sumber daya yang lebih efisien agar mendapatkan manfaat yang kompetitif dan

kepercayaan dari para pemangku kepentingan dan stakeholders. Sistem manajemen

lingkungan berperan membantu semua organisasi dalam mengidentifikasi, mengelola,

mengawasi, dan mengendalikan isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan secara holistik.

Terdapat standar ISO yang fokus pada sistem manajemen yang berbeda yaitu ISO 9001

untuk manajemen mutu dan ISO 45001 untuk kesehatan dan keselamatan kerja keduanya

4
menggunakan struktur tingkat tinggi. Oleh karena itu, ISO 14001 dapat diintegrasikan

dengan mudah dengan sistem manajemen ISO manapun. ISO 14001 sesuai bagi

perusahaan atau organisasi dengan jenis dan ukuran apapun, baik itu perusahaan swasta,

non-profit ataupun pemerintahan. Standar ini mengharuskan suatu organisasi atau

perusahaan untuk mempertimbangkan semua isu lingkungan yang berhubungan dengan

operasional perusahaan seperti polusi udara, isu air dan salurannya, pengelolaan limbah,

kontaminasi tanah, mitigasi perubahan iklim, serta penggunaan dan efisiensi sumber daya.

Standar ini membantu semua organisasi dalam mengidentifikasi, mengelola,

mengawasi, dan mengendalikan isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan dengan cara

yang "holistik". ISO 14001:2015 dapat diintegrasikan dengan mudah dengan sistem

manajemen ISO lainnya karena sudah menggunakan high level structure (HLS). Standar

ini cocok untuk semua jenis organisasi dan ukuran, baik privat, nirlaba atau pun

pemerintah.

Tujuan ISO 14001 antara lain sebagai berikut:

1. Mendorong upaya dan pendekatan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam serta

kualitas pengelolaannya diseragamkan.

2. Memfasilitasi perdagangan dan menghilangkan hambatan perdagangan.

3. Meningkatkan reputasi perusahaan dan kepercayaan para pemangku kepentingan

melalui komunikasi strategis.

4. Mencapai sasaran bisnis strategis oleh memasukkan masalah lingkungan dalam

manajemen bisnis.

5. Memberikan daya saing dan finansial keuntungan melalui peningkatan efisiensi dan

pengurangan biaya.

5
6. Mendorong lingkungan yang lebih baik kinerja pemasok dengan mengintegrasikan

mereka ke dalam sistem bisnis organisasi.

Manfaat ISO 14001 bagi organisasi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Menunjukkan kepatuhan dengan peraturan dan perundangan yang berhubungan dengan

lingkungan.

2. Meningkatkan keterlibatan kepemimpinan dan keterlibatan karyawan.

3. Meningkatkan reputasi perusahaan dan kepercayaan para pemangku kepentingan.

4. Mencapai sasaran bisnis strategis oleh memasukkan masalah lingkungan dalam

manajemen bisnis.

5. Memberikan daya saing dan finansial keuntungan melalui peningkatan efisiensi dan

pengurangan biaya.

6. Mendorong lingkungan yang lebih baik kinerja pemasok dengan mengintegrasikan

mereka ke dalam sistem bisnis organisasi

ISO 14001 memiliki beberapa manfaat bagi perusahaan dan lingkungan yaitu sebagai

berikut:

1. Meningkatkan efisiensi dan pengurangan biaya: ISO 14001 membantu perusahaan

dalam mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi operasional melalui pengelolaan

lingkungan yang lebih terstruktur dan efisien.

2. Meningkatkan kinerja lingkungan: Standar ini membantu perusahaan dalam

mengurangi pengaruh negatif kegiatan operasional terhadap lingkungan, seperti

pencemaran udara, air, suara, atau tanah.

6
3. Memenuhi kebutuhan dan persyaratan pelanggan: ISO 14001 menjadi standar yang

diinginkan oleh pelanggan yang menginginkan perusahaan yang memiliki komitmen

terhadap lingkungkan.

II. ISO 14004

Ketika suatu perusahaan mulai beroperasi maka setiap proses bisnis yang dilakukan

oleh perusahaan tersebut memiliki potensi yang memberikan dampak terhadap lingkungan

baik itu merupakan dampak positif maupun dampak negatif. Secara umum dampak yang

timbul dapat dikelompokkan menjadi dua bagian sebagai berikut: dampak bio-kimia-fisik

dan dampak sosial. Contoh dari dampak bio-fisik-kimia misalnya pencemaran air,

pencemaran udara, kerusakan keanekaragaman hayati, atau pengurangan cadangan air

tanah. Semua jenis dampak ini akan memberikan resiko yang mempengaruhi bisnis yang

dijalankan oleh perusahaan. Misalnya pencemaran air yang ditimbulkan oleh aktivitas

perusahaan, akan memberikan resiko pertanggungjawaban dalam bentuk tuntutan pidana

dan tuntutan perdata, apakah tuntutan tersebut dari pemerintah, masyarakat, atau lembaga

swadaya masyarakat (LSM). Organisasi atau perusahaan, baik publik atau swasta, besar

atau kecil, di negara maju atau berkembang, memberikan dampak pada lingkungan dan

sebaliknya dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Terdapat pemahaman yang berkembang

bahwa pembangunan manusia dan kesejahteraan yang bergantung pada perlindungan dan

pelestarian sumber daya alam kita, dimana semua kegiatan dan produktivitas manusia

bergantung. Untuk mencapai kinerja ramah lingkungan organisasi membutuhkan

komitmen untuk melakukan pendekatan sistematis dan perbaikan berkelanjutan dari sistem

manajemen lingkungan.

7
Atas permasalahan tersebut, ISO mengeluarkan salah satu standar yang berkaitan

dengan lingkungan dan menjadi patokan dalam standar sistem manajemen lingkungan

yang disebut ISO 14000 series. ISO 14001 merupakan bagian dari sistem manajemen

organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan mengenai

lingkungan dan juga sebagai panduan bagi organisasi dalam mengelola aspek

lingkungannya. Standar Internasional ISO 14001 muncul sebagai akibat adanya beberapa

isu lingkungan yang sering dibicarakan. Isu tersebut adalah polusi udara, polusi air, polusi

tanah, limbah dan bahan-bahan berbahaya, bunyi/kebisingan dan getaran, radiasi,

perencanaan fisik, perencanaan fisik, penggunaan bahan/material, penggunaan energi serta

keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Namun baru-baru ini ISO merilis sebuah revisi

dari ISO 14001:2015 yaitu ISO 14004:2016 yang dipercaya dapat mendatangkan hasil

yang maksimal dalam bidang sistem manajemen lingkungan. Tujuan dari standar ini adalah

untuk memberikan organisasi sebuah panduan sebagai kerangka umum dalam

menetapkan, menerapkan, memelihara dan secara berkelanjutan memperbaiki sistem untuk

mendukung pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Kerangka pengelolaan lingkungan ini

akan memberikan kontribusi bagi keberhasilan jangka panjang bagi organisasi dan untuk

tujuan keseluruhan pembangunan berkelanjutan. Kerangka sistem manajemen lingkungan

yang kokoh, kredibel dan dapat diandalkan akan sangat berguna bagi kelangsungan sebuah

organisasi.

Ketika perusahaan berupaya untuk menerapkan ISO 14004, maka perusahaan

tersebut telah memiliki komitmen untuk memperbaiki secara menerus kinerja

lingkungannya. Namun, satu hal perlu dingat bahwa ISO 14004 merupakan standar yang

memadukan dan menyeimbangkan kepentingan bisnis dengan lingkungan hidup. Sehingga,

8
upaya perbaikan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan akan disesuaikan dengan

sumberdaya perusahaan, apakah itu sumberdaya manusia, teknis, atau finansial. Karena hal

itu, perbaikan kinerja lingkungan tidak dapat dicapai dalam waktu singkat karena

keterbatasan finansial. Misalnya, sebuah perusahaan yang proses bisnisnya menimbulkan

limbah cair yang mencemari lingkungan berupaya untuk menerapkan ISO 14004 di

perusahaannya. Setelah kajian dilakukan, ternyata keterbatasan finansial membuat

perusahaan tersebut sukar untuk mengelola limbahnya sehingga mencapai baku mutu

limbah cair yang disyaratkan oleh pemerintah. Berdasarkan analisis finansial, ternyata

perusahaan tersebut baru akan mampu membangun sistem pengolahan limbah yang

memadai kira-kira beberapa tahun ke depan. Sehingga sebelum masa tersebut terlampaui,

perusahaan tidak akan pernah memenuhi baku mutu lingkungan. Namun, bila perusahaan

tersebut mengembangkan sistem manajemen lingkungan yang memenuhi persyaratan ISO,

maka perusahaan tersbut bisa saja memperoleh sertifikat ISO 14004. Perusahaan lain, yang

kinerja lingkungannya telah memenuhi baku mutu namun EMS-nya tidak memenuhi

persyaratan tidak akan memperoleh sertifikat ISO 14004.

Membahas tentang ISO 14004 menimbulkan pertanyaan, apa saja keuntungan yang

didapatkan jika sebuah perusahaan menerapkan ISO 14004 dalam usahanya? Sebagai

perusahaan yang berlokasi di Indonesia tentunya adalah sebuah kebanggan jika

perusahaannya dapat menaati perundang-undangan yang berlaku karena itu dengan

menerapkan ISO 14004 perusahaan dapat memperagakan ketaatan terhadap persyatan

peraturan perundang-undangan saat ini maupun masa datang. Keuntungan dalam

organisasi pun dapat terlihat dimana keterlibatan kepemimpinan dan keterlibatan karyawan

dapat ditingkatkan dengan penerapan ISO 14004. Selain itu reputasi organisasi dan

9
kepercayaan pemangku kepentingan dapat ditingkatkan melalui komunikasi strategis.

Tujuan strategis organisasi pun juga dapat tercapai dengan memasukkan isu lingkungan

kedalam manajemen bisnis perusahaan. Yang terakhir dapat menguntungkan dalam hal

materi karena ISO 14004 menyediakan keunggulan kompetitif dan finansial melalui

perbaikan efisiensi dan pengurangan biaya bagi perusahaan. Atas keuntungan tersebut

perusahaan tidak dapat serta merta langsung mengimplementasikan ISO 14004. Perlu ada

tahapan-tahapan khusus sebelum mereka dapat mengimplementasikan sistem manajemen

lingkungan ini. Hal pertama yang perlu diperhatikan yaitu perusahaan harus

mendefinisikan sasaran dan target terhadap perusahaan, Apa yang hendak di capai dengan

menerapkan standar ini, yang kedua yaitu perusahaan harus mendapatkan komitmen dari

manajemen puncak. Karena penting bagi pimpinan organisasi untuk mendukung sasaran

sistem manajemen lingkungan yang efektif dan berkomitmen terhadap prosesnya, yang

terakhir yaitu perusahaan harus mendapatkan gambaran yang baik mengenai proses dan

sistem yang ada dan relevan terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan perusahaan.

Hal ini akan memberikan dasar terhadap sistem manajemen lingkungan dan mempermudah

untuk mengidentifikasi kesenjangan yang ada.

Untuk memudahkan perusahaan dalam mengimplementasikan ISO 14004 alangkah

baiknya jika perusahaan harus mulai memikirkan perencanaan yang matang agar dapat

sesuai dengan sertifikasi ISO 14004. Beberapa perencanaan yang dapat membantu

perusahaan seperti: Memiliki rencana terhadap prosedur khusus yang berhubungan dengan

lingkungan selama proses produksi di perusahaan. Memiliki perencanaan terhadap

pertimbangan dampak baik dan buruk bagi lingkungan dalam proses produksi di

perusahaan. Memiliki prosedur untuk mendapatkan peraturan hukum yang berlaku baik itu

10
AMDAL ataupun hukum lain yang berlaku. Memiliki dokumentasi tentang tujuan dari

sasaran lingkungan serta memiliki prosedur untuk melakukan pemeliharaan dokumen

tersebut. Dan yang terakhir melakukan peninjauan ulang terhadap kegiatan baru yang ada

diluar rencana awal terutama yang mencakup rencana pengembangan kegiatan atau

pengembangan kegiatan ataupun produk baru dari perusahaan.

Selanjutnya yaitu perencanaan dalam prinsip mengenai kebijakan dan komitmen.

Beberapa perencaaan yang dapat membantu perusahaan seperti: Memiliki ketetapan

terhadap suatu kebijakan lingkungan secara tertulis dan tersedia untuk masyarakat umum.

Memiliki kebijakan lingkungan yang berpedoman kepada dampak lingkungan secara

umum dan luas serta mencerminkan kondisi alam setempat, skala kegiatan, dan dampak

lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan produksi perusahaan. Melakukan pengujian

untuk mengetahui kondisi alam dan skala dari kegiatan, produk, dan jasa. Membuat

perencanaan terhadap kebijakan lingkungan yang mencakup dua komitmen yaitu

komitmen untuk perbaikan berkelanjutan dan komitmen untuk pencegahan pencemaran.

Menyediakan panduan bagi karyawan dan pekerja tentang kebijakan lingkungan

perusahaan dan memastikan mereka memahaminya. Menyediakan salinan dari panduan

kebijakan lingkungan perusahaan bagi setiap karyawan dan pekerja sehingga mereka dapat

memahaminya secara maksimal.

Selanjutnya yaitu perencanaan dalam prinsip mengenai penerapan dan operasi.

Beberapa perencaaan yang dapat membantu perusahaan seperti: Membuat penetapan

seorang wakil manajemen khusus atau seorang Management Representative (MR) yang

harus bertanggung jawab untuk mengimplementasikan sistem manajemen lingkungan.

Mengidentifikasi sumberdaya-sumberdaya utama untuk mendukung manajemen

11
lingkungan di perusahaan. Sumberdaya-sumberdaya tersebut meliputi sumberdaya manusia

yang memiliki ketrampilan khusus, teknologi, peralatan dan sumberdaya keuangan/dana.

Menyediakan prosedur untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan tentang manajemen

lingkungan dan harus diikutin oleh seluruh pekerja dan karyawan. Menyediakan prosedur

bagi seluruh tingkatan karyawan tentang fungsi organisasi dan isu-isu lingkungan yang

memastikan bahwa mereka harus peduli akan dampak lingkungan yang dihasilkan dari

proses produksi perusahaan. Menyediakan prosedur untuk komunikasi internal dan

eksternal mengenai manajemen lingkungan yang dikaji secara periodik. Menyediakan

prosedur untuk mengkaji ulang secara periodik dokumen-dokumen yang disyaratkan oleh

ISO 14004. Mendokumentasikan kegiatan operasi yang teridentifikasi menyebabkan

dampak lingkungan penting. Menyediakan prosedur untuk mengidentifikasi potensi

terjadinya insiden dan kecelakaan lingkungan, serta situasi darurat. Melakukan pengujian

prosedur tindakan darurat dan dilaksanakan secara periodik.

Selanjutnya yaitu perencanaan dalam prinsip pemeriksaan dan tindakan koreksi.

Beberapa perencaaan yang dapat membantu perusahaan seperti: Memiliki prosedur untuk

memantau dan mengukur karakteristik kunci dari kegiatan dan operasi yang dapat

menimbulkan dampak penting. Misalnya jumlah dan karateristik buangan cair, emisi udara,

limbah padat B3, penggunaan energi dari kegiatan operasi yang dapat menimbulkan

dampak penting lingkungan. Memiliki prosedur untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap

peraturan lingkungan. Melakukan pembaharuan secara periodik terhadap prosedur untuk

menetapkan tanggung jawab dan kewenangan untuk menangani dan memeriksa

ketidaksesuaian (hal tersebut dapat dilakukan dengan adanya seorang MR dalam

12
perusahaan). Memiliki prosedur untuk memusnahkan dokumen yang sudah tidak dipakai.

Dan Meyediakan prosedur untuk melaksanakan audit manajemen lingkungan.

Dari keempat perencanaan itu semua dianggap penting karena jika perusahaan belum

dapat mempertimbangkan untuk memikirkan perencanaan tersebut untuk kedepannya

maka perusahaan tersebut tidak dapat mengimplementasikan ISO 14004 secara sempurna.

Perencanaan ini merupakan hal yang penting dalam melakukan sistem manajemen

lingkungan di perusahaan. Dengan adanya perencanaan yang baik di perusahaan bisa

dipastikan bahwa sistem manajemen lingkungan di perusahaan bisa berjalan dengan baik

sesuai dengan sertifikasi ISO 14004. Karena pada akhirnya inti keberhasilan dari

penerapan ISO 14004 adalah mendapatkan sertifikasi ISO 14004 yang merupakan bukti

bahwa perusahaan telah berhasil menerapkan standar tersebut.

Menerapkan ISO 14004 dalam perusahaan memiliki beberapa manfaat, seperti:

1. Perlindungan lingkungan: ISO 14004 membantu perusahaan dalam mengurangi

dampak negatif terhadap lingkungan. Perusahaan dapat membangun sistem

pengelolaan lingkungan yang memadai, yang akan membantu mengurangi pencemaran

lingkungan dan mencapai baku mutu lingkungan.

2. Pengelolaan lingkungan yang lebih baik: Standar ISO 14004 menyediakan kerangka

kerja perusahaan menuju pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Perusahaan dapat

menerapkan praktis yang efektif untuk mengurangi dampak negatif terhadap

lingkungan.

3. Meningkatkan daya saing: Penerapan ISO 14004 dapat membantu perusahaan

meningkatkan daya saing dalam pasar globalisasi. Konsumen lebih suka membeli

13
produk yang diterima dengan sertifikat ISO 14001, yang menunjukkan bahwa

perusahaan peduli terhadap lingkungan.

4. Meningkatkan kinerja lingkungan: ISO 14004 membantu perusahaan dalam

meningkatkan kinerja lingkungan. Dengan menerapkan praktis yang efektif,

perusahaan dapat mengurangi biaya dan mengurangi dampak negatif terhadap

lingkungan.

5. Meningkatkan efisiensi: Standar ISO 14004 membantu perusahaan dalam mengurangi

biaya dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan menerapkan

praktis yang efektif, perusahaan dapat mengurangi biaya dan mengurangi dampak

negatif terhadap lingkungan.

6. Meningkatkan kepuasan konsumen: Penerapan ISO 14004 dapat membantu perusahaan

dalam meningkatkan kepuasan konsumen. Konsumen lebih suka membeli produk yang

diterima dengan sertifikat ISO 14001, yang menunjukkan bahwa perusahaan peduli

terhadap lingkungan.

7. Meningkatkan moral kerja: Standar ISO 14004 membantu perusahaan dalam

meningkatkan moral kerja. Dengan menerapkan praktis yang efektif, perusahaan dapat

mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan mengurangi biaya

8. Meningkatkan pangsa pasar: Penerapan ISO 14004 dapat membantu perusahaan dalam

meningkatkan pangsa pasar. Konsumen lebih suka membeli produk yang diterima

dengan sertifikat ISO 14001, yang menunjukkan bahwa perusahaan peduli terhadap

lingkungan.

9. Meningkatkan reputasi: Penerapan ISO 14004 dapat membantu perusahaan dalam

meningkatkan reputasi. Dengan menerapkan praktis yang efektif, perusahaan dapat

14
meningkatkan daya saing dan memperjelas kepercayaan pemangku kepentingan

terhadap perusahaan.

III. EMAS

Manajemen lingkungan EMAS (Environmental Management and Audit Scheme)

adalah standar yang diatur untuk sektor industri yang harus menciptakan pernyataan

lingkungan hidup, melaksanakan manajemen lingkungan hidup, dan menangani dampak

lingkungan hidup yang terjadi. Standar EMAS berisi semua persyaratan yang ditetapkan

oleh standar ISO 14001 pada sistem manajemen lingkungan, ditambah persyaratan

tambahan seperti persiapan, penilaian risiko dan manajemen risiko lingkungan hidup, dan

penilaian keterampilan perusahaan dalam melakukan pelaporan terhadap pengelolaan

lingkungan yang dipersyaratkan dalam AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup) dan UKL/UPL (Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Kualitas Lingkungan).

Manajemen lingkungan EMAS dikembangkan dalam organisasi selama dekade

terakhir untuk mengatasi perubahan lingkungan hidup yang terjadi, dan organisasi

mengakui bahwa kepatuhan terhadap persyaratan regulasi sudah tidak memadai terhadap

daya saing dan upaya beralih kepencegahan dan pemantauan operasi polusi untuk eksekusi

yang tepat.

Pelaksanaan manajemen lingkungan hidup akan memberikan manfaat terhadap

pemrakarsa yang mencakup berbagai bidang, seperti peningkatan kinerja lingkungan

hidup, memaksimalkan penggunaan sumber daya yang efisien, mengurangi limbah,

menunjukkan citra perusahaan yang baik, membangun kesadaran kepedulian lingkungan

hidup di kalangan karyawan, memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai dampak

15
lingkungan hidup dari kegiatan usaha, dan meningkatkan keuntungan melalui operasi yang

lebih efisien.

Perusahaan dianggap memenuhi kriteria EMAS jika seluruh aktivitasnya sudah

dinaungi dalam dokumen pengelolaan lingkungan, seperti AMDAL, UKL/UPL, atau

dokumen pengelolaan lain yang relevan. Selanjutnya dilakukan penilaian terhadap ketaatan

perusahaan dalam melakukan pelaporan terhadap pengelolaan lingkungan yang

dipersyaratkan dalam AMDAL dan UKL/UPL.

Pada prinsipnya ketaatan terhadap pengendalian pencemaran air dinilai berdasarkan

ketentuan bahwa semua pembuangan air limbah kelingkungan harus memiliki izin, dan air

limbah yang dibuang setiap saat tidak melampaui baku mutu maka perusahaan

berkewajiban melakukan pemantauan dengan frekuensi dan parameteryang sesuai dengan

izin atau baku mutu yang telah ditetapkan.

Cara mengimplementasikan EMAS meliputi beberapa langkah yaitu sebagai berikut:

1. Pembuatan dan pengelolaan dokumen pengelolaan lingkungan, seperti AMDAL

(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup), UKL/UPL (Dokumen Pengelolaan

dan Pemantauan Kualitas Lingkungan), atau dokumen pengelolaan lain yang relevan.

2. Penilaian keterampilan perusahaan dalam melakukan pelaporan terhadap pengelolaan

lingkungan yang dipersyaratkan dalam AMDAL dan UKL/UPL.

3. Ketaatan terhadap pengendalian pencemaran air, yang dikendalikan melalui izin dan

baku mutu kualitas air limbah yang diizinkan untuk dibuang ke lingkungan.

4. Pemantauan pembuangan air limbah kelingkungan dengan frekuensi dan

parameteryang sesuai dengan izin atau baku mutu yang ditetapkan.

16
5. Peningkatan kinerja lingkungan hidup, memaksimalkan penggunaan sumber daya yang

efisien, mengurangi limbah, menunjukkan citra perusahaan yang baik, membangun

kesadaran kepedulian lingkungan hidup di kalangan karyawan, memperoleh

pemahaman yang lebih baik mengenai dampak lingkungan hidup dari kegiatan usaha,

dan meningkatkan keuntungan melalui operasi yang lebih efisien.

IV. Laporan Temuan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan.

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. merupakan perusahaan baja terpadu yang telah

memenuhi persyaratan standar ISO 14001. Perusahaan ini telah menerapkan sistem

manajemen lingkungan ISO 14001, yang menjadikan lingkungan sebagai fokus utama

dalam operasinya. Menurut laporan magang, PT Krakatau Steel telah mengusahakan

akreditasi ISO 14001 dengan tujuan untuk memperbaiki pengelolaan lingkungan dan

memenuhi persyaratan hukum, pasar global, dan efisiensi energy.

Sistem manajemen lingkungan ISO 14001 di PT Krakatau Steel dikembangkan dan

diimplementasikan dengan tujuan untuk melindungi lingkungan dan menanggapi

persyaratan hukum, pasar global, dan efisiensi energy. Namun, seperti yang ditemukan

dalam penelitian studi kasus, penerapan sistem manajemen lingkungan di PT Krakatau

Steel masih memerlukan perbaikan dan peningkatan, baik dalam pengembangan dan

implementasi sistem manajemen lingkungan maupun dalam pengelolaan lingkungan yang

efektif dan efisien.

Contoh kasus penerapan ISO 14004 adalah pada perusahaan PT. Indotirta Jaya

Abadi, dimana hasil evaluasi menunjukkan bahwa perusahaan masih kurang memenuhi

persyaratan ISO 14001. Salah satu prinsip yang belum diterapkan adalah kebijakan dan

komitmen lingkungan, yang merupakan prinsip utama dalam ISO 14001. Perusahaan juga

17
belum memenuhi persyaratan dokumentasi dan komunikasi kebijakan dan komitmen

manajemen lingkungan.

Penerapan ISO 14004 di industri tekstil berfokus pada pedoman dan prinsip dalam

menerapkan sistem manajemen lingkungan, yang merupakan grup pertama dalam ISO

14000. ISO 14004 ini bertujuan untuk membantu perusahaan menerapkan sistem

manajemen lingkungan secara efektif dan efisien. Di industri tekstil, penerapan ISO 14004

dapat membantu perusahaan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti

limbah cair yang berbahaya dan mencemari perairan. Perusahaan tekstil harus melakukan

inovasi dan pengembangan terkait proses pengelolaan limbah, mulai dari pengeluaran

limbah seminimal mungkin hingga proses pengelolaan limbah sehingga dapat diubah

menjadi zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan.

Contoh kasus penerapan manajemen lingkungan EMAS (Environmental

Management and Audit Scheme) dapat dilihat dalam studi kasus PT. Aneka Tambang Tbk.

unit bisnis pertambangan emas di Pongkor, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dalam

studi ini, manajemen lingkungan pada perusahaan pertambangan emas di Pongkor dikaji

untuk menjamin daya dukung lingkungan. PT. Aneka Tambang Tbk. telah menerapkan

sistem manajemen lingkungan ISO 14001, yang bertujuan untuk mencapai perbaikan

pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan.

Manajemen lingkungan di pertambangan emas diterapkan dalam upaya

mempertahankan daya dukung lingkungan. Perusahaan pertambangan emas menerapkan

sistem manajemen lingkungan ISO 14001, yang bertujuan untuk mencapai perbaikan

pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan. Dalam praktiknya, pemegang Izin

18
Usaha Pertambangan (IUP) diwajibkan untuk menerapkan praktik pengelolaan lingkungan

yang baik serta mengawasi dampak operasi pertambangan terhadap lingkungan.

Selain itu, perlu diperhatikan pula bahwa beberapa regulasi di bidang pertambangan,

seperti Izin Usaha Pertambangan (IUP), seringkali diberikan dengan mudah tanpa

memperhatikan faktor-faktor lingkungan dan sosial. Hal ini menunjukkan kurangnya

pengawasan dan penegakan hukum yang memadai dalam industri pertambangan di

Indonesia.

19
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Penerapan ISO 14001 merupakan sistem manajemen lingkungan yang diterapkan oleh

perusahaan untuk memperbaiki dan melindungi lingkungan. Standar ISO 14001 muncul

sebagai akibat dari beberapa isu lingkungan yang sering dibicarakan, seperti polusi udara,

polusi air, polusi tanah, limbah dan bahan-bahan berbahaya, bunyi/kebisingan dan

getaran, radiasi, perencanaan fisik, penggunaan bahan/material, penggunaan energi, dan

keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

2. ISO 14004 adalah standar internasional yang memberikan panduan untuk implementasi

Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management System – EMS) dalam

organisasi. Penerapan ISO 14004 bertujuan untuk membantu organisasi meningkatkan

kinerja lingkungannya serta mengintegrasikan elemen sistem manajemen lingkungan ke

dalam proses bisnis intinya, yang kompatibel dengan ISO 14001. Standar ini dapat

membantu organisasi meningkatkan kinerja lingkungan, memenuhi kewajiban penaatan,

dan mencapai sasaran lingkungan. Penerapan ISO 14004 juga dapat membantu organisasi

mengelola limbah yang mencemari lingkungan, sehingga mencapai baku mutu

3. Penerapan Manajemen Lingkungan EMAS (Eko-Manajemen dan Audit) adalah sebuah

sistem manajemen yang dikembangkan oleh Uni Eropa dan menetapkan persyaratan

20
untuk sistem manajemen lingkungan yang efektif berdasarkan pernyataan lingkungan

yang disiapkan secara independen.

II. Saran

Pemerintah harus menetapkan kebijakan dan sanksi yang tepat agar perusahaan yang

mengikutsertakan manajemen lingkungan meningkat dan agar terciptanya lingkungan

industri yang ramah lingkungan serta tidak merugikan masyarakat maupun lingkungan

didaerah sekitar

21
DAFTAR PUSTAKA

Hardowiardjo, B. (1997). ISO 14001 Panduan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan.


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Imai, M. (1986). J. A., & Nadeem, S. P. (2018). Investigating the benefits and challenges of the
implementation of ISO 9001 and ISO 14001 in the aerospace industry. Proceedings of the
International Conference on Industrial Engineering and Operations Management, Bandung,
Indonesia, March 6-8, 2018, 2018-March, 1636–1647.

Ja’far S., Muhammad dan Dita Amalia Arifah. (2006). Pengaruh Dorongan manajemen
lingkungan, Manajemen Lingkungan Proaktif dan Kinerja Lingkungan Terhadap Public
Environmental Reporting . Simposium Nasional.

Purwanggono, B., Ruminta, R., & Irawati, S. (2014). Analisis Faktor - Faktor yang
Memengaruhi Motivasi Karyawan dalam Menerapkan Budaya Kerja 5S (Studi Kasus pada
Karyawan PT.PLN (Persero) P3JB APP Semarang). Posiding SNAFTIF, 57–68.

Rakhiemah, Aldilla Noor dan Dian Agustia. (2009). Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap
Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia . Simposium Nasional Akuntansi XII,
Palembang.

Rossje. (2006). Akuntansi Lingkungan: Suatu Perspektif . Universitas Trisakti , Jakarta .

22

Anda mungkin juga menyukai