Anda di halaman 1dari 2

Nama: fourmaida manalu

Kelas: XII IPA 1

B.study: Bahasa Indonesia

Guru pembimbing: ibu tunty Simatupang

Puisi rumah kita


Tema

*>kesederhanaan

Prase

*>Orang tua yang ingin mengwariskan rumah yang sederhana sebagai kenangan bagi
anaknya dimana rumah itu bukan balok-balok merah yang berjajar dengan garis-garis
keabuan,melainkan mengikat merentang kekanan dan kekiri serta mengikat
membumbung vertikal. Sang orang tua berharap agar anaknya dapat merawat
rumahnya meskipun sederhana dengan bentuk kaki yang menghujan dan melebar
terancap kuat dengan tulang belulang besi yang kokoh menegakkan. Mungkin rumah
ini bukan seperti harapan mu , rumah ini memang belum memiliki lantai yang halus
tersentuh ketika kau injak saat belajar berjalan. Kuharap engkau mencintai rumah
sederhana yang bisa kami wariskan buat mu, kiranya kamu bisa mengayomi nya
meskipun hanya bilik bambu, beratap jerami di tata di atas bilah-bilah Kekuningan
yang di tebang dari kebun samping rumah di belah dengan pisau ketulusan. Kamu
memang merasakan gesekan geli kulit kaki mu dengan hamparan hitam yang
beberapa bagian kasar , bergelombang dan becek . Ku harap jikalaupun kau tumbuh
dewasa , kamu tetap gagah perkasa yang memiliki asupan cinta dan kekuatan kasih
yang bisa kamu jadikan sebagai imam yang di teladani banyak orang.

Amanat

*>kita harus mensyukuri pemberian orang tua dan menjaga pemberiannya

Gaya bahasa

*> Parelisme → gaya bahasa pengucapan yang khusus terdapat dalam puisi

* Anakku bukan balok-balok merah yang berjajar

* Anakku bukan bongkahan batu tertanam dalam

* Anakku bukan juga warna putih berkilau bentuk persegi

*> Personifikasi → gaya bahasa yang benda mati seolah-olah benda hidup

ditebang dari kebun samping rumah dibelah dengan pisau ketulusan.


*>Repetisi → gaya bahasa yang berulang-ulang

*melebar tertancap kuat dengan tulang belulang besi yang kokoh


menegakkan.

*> Hiperbola → gaya bahasa yang melebih-lebihkan

*bentuk kaki yang menghujan dan melebar terancap kuat

Anda mungkin juga menyukai