Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Bioproses Komoditas Tropis

Vol. 1 No. 1, April 2013

PENGARUH KONSENTRASI Na-CMC (Natrium– Carboxymethyle


Cellulose) DAN LAMA SENTRIFUGASI TERHADAP SIFAT FISIK
KIMIA MINUMAN ASAM SARI TEBU (Saccharum officinarum L )

The Effect of Na-CMC (Sodium Cellulose Cabroxymethyle) Concentration and


Duration of centrifugation to the Chemistry and Physical Properties of Cane
(Saccharum officinarum L) Juice Acidic

Devi Dwi Siskawardani, Nur Komar, Moch. Bagus Hermanto


Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya
Jl. Veteran, Malang 65145
*Penulis Korespondensi, Email: mochamadbagushermanto@yahoo.com

ABSTRAK

Pengolahan tebu (Saccharum officinarum L) menjadi minuman ringan merupakan salah satu
alternatif pengolahan tebu. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh stabilisator
tambahan Na-CMC (Sodium Carboxymethyle Cellulose) dan lama sentrifugasi terhadap sifat
fisik Asam Sari Tebu (AST) Metode penelitian yang digunaka adalah dua cara desain faktorial
dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama menggunakan waktu sentrifugasi (15 menit dan
30 menit), sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi Na-CMC (0,02%, 0,04% dan 0,08%).
Adapun variabel yang diukur meliputi pH, viskositas, Solids terlarut total, warna, kadar air,
kekeruhan, dan organoleptik. Analisis data menggunakan Analisis Varian dan Saldo Mass.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh konsentrasi Na-CMC dan settling time dari sentrifugasi
pada sifat fisik dan kimia dari AST belum ada pengaruh yang signifikan. Di sisi lain, ada
perbaikan pada sifat fisik dan kimia dari AST, seperti pH, Na-CMC dan settling time dari
pengaruh sentrifugasi untuk menurunkan pH. Dan lagi kekeruhan efek Na-CMC dan settling
time dari sentrifugasi membuat nilai yang lebih rendah dari NTU, yang berarti minuman tebu
asam memiliki penampilan penampilan yang lebih jelas dan lebih menarik. Dan kombinasi
perlakuan terbaik adalah pada sampel lama sentrifugasi 15 menit dengan 0,04% Na-CMC.

Kata kunci: Asam Sari Tebu, Waktu Sentrifugasi, Na-CMC.

ABSTRACT

Aplication of sugar cane juice to be soft drink (AST) is one of the alternative processing of
sugar cane. Production of AST using additional stabilizers Na-CMC (Sodium Carboxymethyle
Cellulose) and duration of centrifugation in cane juice acidic beverages is expected to improve
the appearance of acidic cane juice to make it more attractive, Adding flavor enhancer (citric
acid) to provide a sense of wry, in collaboration with the sweetness of sugar cane juice, in order
to have a more atractive. The research method used in this experimental was two ways factorial
design with 2 factor i.e the duration of centrifugation (15 minutes and 30 minutes) and the
concentration of Na-CMC (0.02%, 0.04% and 0.08%). As for the variables measured include
pH, viscosity, Total Dissolved Solids, Colour, Moisture, Turbidity, and organoleptic. Obtained
the result data, analyzed using Analysis of Variant and Mass Balance. The results showed the
efects of the concentration of Na-CMC and duration of centrifugation on the physical and
chemistry properties of AST has been no significant effect. On the other hand, there is an
improvement on physical and chemistry properties of AST, such as pH, Na-CMC and duration
of centrifugation influences to lower the pH.More over turbidity the effect of Na-CMC and
duration of centrifugation make the lower value of NTU, which means the acid sugar cane
drinks has the appearance of a clearer and more attractive appearance. And the best
combination treatment is 15 minutes of duration of centrifugation with 0.04% Na-CMC.

Key words: Cane Juice Acidic, duration of centrifugation, Na-CMC

54
Jurnal Bioproses Komoditas Tropis
Vol. 1 No. 1, April 2013

PENDAHULUAN
Tebu (Saccharum officinarum L) merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting
dalam pembangunan sub sektor perkebunan, antara lain untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun
sebagai komoditi ekspor penghasil devisa negara. Program akselerasi peningkatan produktivitas gula
Nasional sejak tahun 2001, merupakan salah satu langkah yang diambil oleh Dinas Perkebunan Jawa
Timur guna meningkatkan produktivitas tebu. Kegiatan yang dilaksanakan pada program ini, mengacu
pada kegiatan on farm misalnya kegiatan rehabilitas tanaman tebu.
Kegiatan rehabilitasi tanaman merupakan kegiatan penggantian bibit tebu varietas lama dengan bibit
tebu unggul. Pada tahun 2001, kegiatan rehabilitasi telah dapat mengganti pertanaman tebu varietas lama
dengan varietas unggul milik petani seluas 28.000 Ha, dan produktivitas tebu telah mengalami kenaikan
yang signifikan mulai tahun 2006 (Hui, 1992).
Produksi tebu terdiri dari produksi perkebunan rakyat, perkebunan negara, dan perkebunan swasta.
Pada tahun 2010 produksi perkebunan tebu yang terdiri dari produksi perkebunan rakyat sebesar 941.785
ton, produksi perkebunan negara sebesar 166.816 ton, dan produksi perkebunan swasta sebesar 1.254 ton
menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Namun, peningkatan produktivitas
tebu tersebut kurang diimbangi dengan peningkatan pemanfaatan dari nira tebu itu sendiri, misalnya
pemanfaatan tebu terbatas hanya sebagai bahan baku gula saja (Potter, 1996). Oleh karena itu, untuk
meningkatkan pemanfaatan nira tebu maka peneliti mencoba mengkaji pemanfaatan nira tebu untuk
dijadikan produk minuman ringan, dengan menambahkan bahan penstabil Na-CMC (Natrium
Carboxymethyle Cellulose ) dan lama sentrifugasi pada proses pembuatan (Fardiaz, 1986). Pemberian
kedua perlakuan tersebut bertujuan untuk mendapatkan sifat fisik kimia minuman asam sari tebu (AST)
yang optimum. Sifat fisik kimia yang lebih baik ditunjukkan dengan nilai optimum untuk pH, viskositas,
TPT, Turbiditas, Kadar air, Warna dan organoleptik.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan Na-CMC dan lama
sentrifugasi terhadap nilai ekstrim sifat fisik kimia AST, mengetahui kombinasi perlakuan yang optimum
antara Na-CMC dan lama sentrifugasi, dan mengetahui pengaruhi perlakuan kombinasi antara Na-CMC
dan lama sentrifugasi terhadap performansi AST

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan meliputi Mesin Giling 3 Roll, Pisau pengupas, Timbangan digital,
Timbangan Ohaus, Gelas Ukur, Kompor, Beaker glass Saringan, Botol dan tutup, Mesin Sentrifugasi,
Refraktometer, Turbidimeter, Viscometer Ostwald, Stopwatch, Colour reader, Oven, pH meter dan
Thermometer glas.
Bahan yang digunakan meliputi Tebu sebagai bahan baku, asam sitrat sebagai penguat rasa,
natrium benzoat sebagai pengawet, air sebagai bahan pelarut, Na-CMC sebagai penstabil dan solar
sebagai bahan bakar.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial (Earle, 1969).
Perlakuan yang diberikan meliputi lama sentrifusi yaitu 15 menit dan 30 menit, serta perlakuan
penambahan Na-CMC 0.02 %, 0.04 % dan 0.08 %.
Yijk = μ +αi + βj + ijk + (αβ)ij
Parameter pengamatan meliputi pH, viskositas, total padatan terlarut, kadar air, turbiditas, serta uji
organoleptic.

HASIL DAN PEMBAHASAN

pH
Hasil rata - rata analisa pH yang diperoleh dari produk minuman asam sari tebu adalah 5,08
dengan rentang nilai rata - rata pH antara 4,8 sampai 5,2. Berdasarkan Gambar 10 dapat diketahui bahwa
terjadi penurunan nilai pH seiring peningkatan lama sentrifugasi, sebaliknya dengan semakin naiknya
nilai konsentrasi Na-CMC maka nilai rata - rata pH semakin meningkat. Namun, jika dibandingkan
dengan pH kontrol sebesar 6,3, nilai rata - rata pH minuman asam sari tebu cenderung menurun.

55
Jurnal Bioproses Komoditas Tropis
Vol. 1 No. 1, April 2013

Kecenderungan penurunan nilai pH, dikarenakan kinerja asam sitrat yang ditambahkan pada proses
pengolahan minuman asam sari tebu sebesar 0,12% volume. Asam sitrat adalah rajanya asam untuk
makanan dan minuman karena memberikan kombinasi yang unik dari sifat yang dimilikinya (Hui,1992).

Gambar 1. Rata - rata nilai pH akibat penambahan Na-CMC dan lama sentrifugasi.

Berdasarkan Gambar. 1 dapat diketahui bahwa rata - rata nilai pH minuman asam sari tebu sudah memenuhi
standart pH baku untuk minuman sari buah yaitu 4-7 (SNI 01-3719-1995), Sedangkan untuk analisa ragam, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata antara perlakuan penambahan Na-CMC dengan keragaman
nilai pH minuman asam sari tebu, dan tidak terdapat pengaruh yang nyata antara perlakuan lama sentrifugasi
dengan keragaman nilai pH minuman asam sari tebu. Sedangkan untuk perlakuan interaksi (Na-CMC dan lama
sentrifugasi) juga didapatkan nilai F hitung lebih kecil dibandingkan dengan nilai F kritis, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata antara perlakuan interaksi terhadap keragaman nilai pH
minuman asam sari tebu. Tidak terdapatnya pengaruh yang nyata terhadap nilai pH karena Na-CMC hanya
berfungsi sebagai stabilisator, dan pengemulsi, sedangkan lama sentrifugasi hanya berperan pada saat proses
penjernihan.

Viskositas

Hasil rata - rata analisa viskositas kinematis yang diperoleh dari produk minuman asam sari tebu adalah
0,0135 kg m/s dengan rentang nilai viskositas berkisar antara 0,009337 kg m/s sampai 0,023462 kg m/s. Nilai rata-
rata viskositas tersebut, jika dibandingkan dengan nilai viskositas nira tebu jernih yaitu 0,028559 kg/ms, cenderung
mengalami penurunan sebagaimana terdapat pada Gambar 2. Penurunan nilai tersebut dikarenakan pengaruh
perlakuan sentrifugasi yang mampu memisahkan padatan yang ukuranya cukup kecil dan tersebar merata dalam
cairan menggunakan gaya sentrifugal.

Gambar 2. Rata - rata nilai viskositas akibat penambahan Na-CMC dan lama sentrifugasi.

56
Jurnal Bioproses Komoditas Tropis
Vol. 1 No. 1, April 2013

Data menunjukkan bahwa semakin meningkatnya lama sentrifugasi akan membuat nilai rata - rata viskositas
meningkat, dan semakin naiknya nilai konsentrasi Na-CMC maka nilai rata - rata viskositas juga semakin
meningkat. Peningkatan nilai viskositas ini dikarenakan Na-CMC juga berfungsi sebagai zat pengental
(Fardiaz,1986).
Mekanisme kerja Na-CMC sebagai stabilisator emulsi berhubungan erat dengan kemampuannya yang sangat
tinggi dalam mengikat air, sehingga meningkatkan viskositas larutan, dimana butir – butir Na-CMC bersifat
hidrofilik sehingga akan menyerap air dan akhirnya membengkak. Air yang sebelumnya di luar granula dan bebas
akan bergerak lagi, sehingga keadaan larutan menjadi lebih mantap dan terjadi peningkatan viskositas
(Pomeranz,1985). Untuk mengetahui peningkatan nilai viskositas yang disebabkan oleh perlakuan penambahan
Na-CMC dan lama sentrifugasi, dapat dilihat pada Gambar 1. Sedangkan, hasil dari analisa ragam, menunjukkan
bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata antara perlakuan penambahan Na-CMC dengan nilai viskositas
minuman asam sari tebu, dan tidak terdapat pengaruh yang nyata antara perlakuan lama sentrifugasi dengan
keragaman data nilai viskositas minuman asam sari tebu. Sedangkan untuk perlakuan interaksi (Na-CMC dan lama
sentrifugasi) juga didapatkan nilai F hitung lebih kecil dibandingkan dengan nilai F kritis, sehingga dapat diketahui
pula bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata terhadap keragaman nilai viskositas.

Total Padatan Terlarut

Hasil rata - rata analisa total padatan terlarut yang diperoleh dari produk minuman asam sari tebu adalah
9,833 brix, dengan rentang nilai TPT berkisar antara 9 sampai 10,5 brix. Jika dibandingkan dengan nilai Total
Padatan Terlarut nira tebu murni, dapat disimpulkan bahwa nilai TPT cenderung mengalami penurunan. Penurunan
nilai Total Padatan Terlarut dikarenakan perlakuan sentrifugasi mampu memisahkan padatan yang ukuranya cukup
kecil dan tersebar merata dalam cairan dengan gaya sentrifugal. Dari sebaran data dapat diketahui bahwa semakin
meningkatnya lama sentrifugasi akan membuat nilai rata - rata total padatan terlarut menurun. Penurunan nilai rata
- rata total padatan terlarut akibat perlakuan lama sentrifugasi, dikarenakan perlakuan sentrifugasi mempunyai
peran yang cukup penting dalam proses penjernihan suatu larutan, dengan perlakuan tersebut maka partikel –
partikel yang memiliki kerapatan yang rendah dapat dikumpulkan dengan gaya sentrifugal (Earle, 1969).
Sebaliknya dengan semakin naiknya nilai konsentrasi Na-CMC maka nilai rata - rata total padatan terlarut juga
semakin meningkat. Nilai total padatan terlarut menunjukkan nilai total gula secara keseluruhan dengan satuan brix
(Tarwiyati, 2007). Nilai rata - rata total padatan terlarut minuman asam sari tebu akibat perlakuan Na-CMC dan
lama sentrifugasi ditunjukkan pada gambar 3

Gambar 3. Rata - rata nilai Total Padatan Terlarut akibat penambahan Na-CMC dan lama sentrifugasi.

Tabel 1 menunjukkan adanya pengaruh yang sangat nyata antara perlakuan Na-CMC dengan nilai total
padatan terlarut minuman asam sari tebu, dan tidak terdapat pengaruh yang nyata antara perlakuan lama
sentrifugasi dengan nilai total padatan terlarut minuman asam sari tebu. Untuk perlakuan kombinasi (Na-CMC dan
lama sentrifugasi) juga didapatkan nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai F kritis (α = 1%), sehingga
dapat diketahui pula bahwa terdapat pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai total padatan terlarut.

57
Jurnal Bioproses Komoditas Tropis
Vol. 1 No. 1, April 2013

Tabel 1. Uji BNT nilai total padatan terlarut akibat perlakuan Na-CMC
Konsentrasi Na-CMC (%) Rata-rata TPT BNT 5 %
0.2 9.833 a 0.4193
0.4 9.333 b
0.8 10.333 c

Tabel 1 menunjukkan uji BNT untuk nilai total padatan terlarut akibat perlakuan Na-CMC, berdasarkan
tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan rataan nilai TPT pada setiap perlakuan yang signifikan, dengan
ditunjukkan pemberian label huruf yang berbeda pada setiap rata - rata perlakuan. Perbedaan rata - rata tersebut
dikarenakan Na-CMC berfungsi sebagai stabilisator dengan membentuk sistem dispersi koloid dan meningkatkan
viskositas produk, sehingga partikel – partikel yang tersuspensi akan terperangkap dalam sistem dan tidak
mengendap ataupun memisah karena pengaruh gaya gravitasi (Potter,1986).
Tabel 2 menunjukkan uji BNT nilai Total Padatan Terlarut akibat perlakuan interaksi, berdasarkan tabel
dapat diketahui bahwa semakin lama waktu sentrifugasi maka nilai TPT semakin meningkat, sama halnya dengan
semakin tinggi nilai konsentrasi Na-CMC maka nilai TPT juga semakin tinggi. Kecenderungan peningkatan nilai
TPT tersebut dikarenakan perlakuan sentrifugasi membantu kinerja Na-CMC dalam menjernihkan dan
menstabilkan minuman asam sari tebu.

Tabel 2. Uji BNT nilai total padatan terlarut akibat perlakuan interaksi
Sampel Rata-rata TPT Nilai BNT 5 %
A1B1 10.333a 0.2965
A1B2 9.167b
A1B3 10.167a
A2B1 9.333bc
A2B2 9.500d
A2B3 10.500ae

4. Kadar Air

Hasil rata - rata analisa kadar air yang diperoleh dari produk minuman asam sari tebu adalah 84.09 dengan
rentang nilai 81.19% sampai 87.08 %. Dari data dapat diketahui bahwa semakin meningkatnya lama sentrifugasi
akan membuat nilai rata - rata kadar air semakin meningkat, sebaliknya dengan semakin naiknya nilai konsentrasi
Na-CMC maka nilai rata - rata kadar air juga semakin menurun. Jika dibandingkan dengan nilai kadar air nira tebu
jernih sebesar 91.12% maka dapat diketahui bahwa nilai kadar air cenderung turun (Gambar 4.)

Gambar 4. Rata - rata kadar air akibat penambahan Na-CMC dan lama sentrifugasi.

Berdasarkan analisa ragam, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata antara
perlakuan penambahan Na-CMC dengan nilai kadar air minuman asam sari tebu, dan tidak terdapat
pengaruh yang nyata antara perlakuan lama sentrifugasi dengan nilai kadar air minuman asam sari tebu.
Untuk perlakuan interaksi (Na-CMC dan Lama Sentrifugasi) juga didapatkan nilai F hitung lebih kecil
dibandingkan dengan nilai F kritis, sehingga dapat diketahui pula bahwa tidak terdapat pengaruh yang
nyata terhadap nilai kadar air minuman asam sari tebu. Tidak adanya pengaruh yang dikarenakan selang
konsentrasi Na-CMC yang diberikan sangat kecil perbedaannya, sehingga perubahannya kurang bisa
signifikan.

58
Jurnal Bioproses Komoditas Tropis
Vol. 1 No. 1, April 2013

Turbiditas
Hasil rata - rata analisa turbiditas yang diperoleh dari produk minuman asam sari tebu adalah
167 dengan rentang nilai turbiditas antara 50 sampai 397.5 NTU . Dari data dapat diketahui bahwa
semakin meningkatnya lama sentrifugasi akan membuat nilai rata - rata turbiditas meningkat, sama halnya
dengan semakin tinggi konsentrasi Na-CMC maka nilai rata – rata turbiditas juga semakin meningkat.
Namun jika dibandingkan dengan kontrol nilai NTU menunjukkan penurunan yang sangat signifikan,
dikarenakan nilai turbiditas nira tebu murni adalah sebesar 655 NTU menunjukkan bahwa semakin
jernihnya minuman asam sari tebu.

Gambar 5. Rata - rata turbiditas akibat penambahan Na-CMC dan lama sentrifugasi.

Berdasarkan analisa ragam, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata antara
perlakuan penambahan Na-CMC dengan nilai turbiditas minuman asam sari tebu, dan tidak terdapat
pengaruh yang nyata antara perlakuan lama sentrifugasi dengan nilai turbiditas minuman asam sari tebu.
Untuk perlakuan interaksi (Na-CMC dan lama sentrifugasi) juga didapatkan nilai F hitung lebih kecil
dibandingkan dengan nilai F kritis, sehingga dapat diketahui pula bahwa tidak terdapat pengaruh yang
nyata terhadap nilai turbiditas minuman asam sari tebu. Tidak adanya pengaruh yang nyata dikarenakan
selang konsentrasi Na-CMC yang ditambahkan sangat kecil dan lama sentrifugasi yang diberikan kurang
lama, sehingga perubahannya kurang bisa diamati secara signifikan.

Sifat Organoleptik Minuman Asam Sari Tebu


Parameter organoleptik yang diujikan meliputi uji kesukaan panelis terhadap warna, rasa, dan
aroma dari minuman asam sari tebu.

Warna
Warna merupakan parameter utama yang dapat mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap
suatu komoditi. rata - rata kesukaan panelis terhadap tingkat warna produk minuman asam sari tebu
berkisar antara 2.45 sampai 3.55. Hal ini menunjukkan tingkat kesukaan panelis terhadap warna antara
agak tidak menyukai sampai menyukai. pengaruh perlakuan terhadap tingkat kesukaan panelis terhadap
warna, ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Tingkat kesukaan panelis terhadap warna minuman asam sari tebu

59
Jurnal Bioproses Komoditas Tropis
Vol. 1 No. 1, April 2013

Berdasarkan Gambar 6. dapat diketahui bahwa semakin lama perlakuan sentrifugasi dan semakin
tinggi tingkat penambahan Na-CMC, maka tingkat kesukaan panelis terhadap warna cenderung
meningkat. Peningkatan tingkat kesukaan warna, diduga karena kemampuan Na-CMC sebagai zat
pengemulsi yang hidrofilik mampu mengikat air, sehingga tidak terjadi endapan setelah selesai diberi
perlakuan, dan didukung pula oleh perlakuan sentrifugasi yang membantu kinerja Na-CMC dalam
penjernihan minuman asam sari tebu.

Rasa
Rasa merupakan parameter mutu yang dapat memepengaruhi penerimaan konsumen terhadap
suatu komoditi. Rata - rata kesukaan panelis terhadap tingkat rasa pada produk minuman asam sari tebu
adalah berkisar antara 2.35 sampai 3. Tingkat kesukaan ini menunjukkan tingkat kesukaan mulai agak
menyukai sampai biasa. Penilaian biasa dikarenakan menurut panelis, rasa minuman asam sari tebu masih
sangat terasa betul tebunya. Gambar7, merupakan Gambar yang menunjukkan pola data tingkat kesukaan
panelis terhadap rasa minuman asam sari tebu.

Gambar 7. Tingkat kesukaan panelis terhadap rasa minuman asam sari tebu

Berdasarkan Gambar 7 dapat diketahui bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa paling
tinggi adalah pada sampel ke 4 (A2B1). Sampel ke empat menunjukkan bahwa perlakuan lama
sentrifugasi 30 menit dan Na-CMC 0.06 % sangat diminati oleh panelis.

Aroma
Aroma merupakan parameter yang menunjukkan tingkat kelezatan makanan. Rata - rata tingkat
penerimaan aroma minuman asam sari tebu oleh panelis adalah berkisar antara 2.65 sampai 3.5. Hasil
penelitian pada pengamatan aroma ditunjukkan pada gambar 8.

Gambar 8. Tingkat kesukaan panelis terhadap aroma minuman asam sari tebu

Tingkat kesukaan aroma tertinggi yaitu pada sampel 6. Sampel 6 (A2B3) menunjukkan
perlakuan lama sentrifugasi 30 menit dan na-cmc sebesar 0.08 %. Gambar 20, menunjukkan pola data
tingkat kesukaan panelis terhadap aroma minuman asam sari tebu.

60
Jurnal Bioproses Komoditas Tropis
Vol. 1 No. 1, April 2013

DAFTAR PUSTAKA

Earle, R.L.1969. Unit Operation. Diterjemahkan oleh Zein Nasution. 1982. Sastra Budaya. Yogyakarta

Fardiaz, D. 1986. Bahan Tambahan Kimiawi. IPB. Bogor.

Hui, Y.H.1992. Encyclopedia of Food and Technology Volume 2. John Willey and Sons. New York.

Pomeranz,Y. 1985. Functional Properties Of Food Component. Academic Press. NewYork.

Potter, E.M.1986.Food Science. The AVI Pub.Co.NewYork. Prayitno.

Tarwiyati.2007.Desain dan Uji Kinerja Pasteurisasi non Thermal Menggunakan Sinar Ultraviolet
(Kajian pada Nira Kelapa dengan Pengujian Dosis Sinar Ultraviolet). Universitas Brawijaya.
Malang.

61

Anda mungkin juga menyukai