Anda di halaman 1dari 14
JURMAL BISNIS BAN AKUNTANST Vol 9, Mo. 2 Agustus 2001, datz TEORI STEWARDSHIP: TINJAUAN KONSEP DAN IMPLIKASINYA PADA AKUNTABILITAS GRGANISASI SEKTOR PUBLIK OKTAVIANUS PASOLORAN Universitas Auma Jaya Makassar FIRDAUS ABDUL RAHMAN Universitas Islam Riau PENDAHULUAN Pelaksanaan pembangunan nasional mumerlukan suasana yang kondusif termasuk kehidupean organisasi publik. Pancapaian tujtian pombungunan nasional aken lebih optimal apabila kinerja organisaai punlik aebagai salah satu elemen atau infrastuktur sistam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat cerus meningkat. Kincrja organanisas! acklor publik menjadi salah satu tolak ular akuntabilitas pemeriniah. Kinerja tersebut saugat dipengaruhi oleh berbage! parameter pantapaian misi dan fujuan organisasi, Pada gilivannya pencapaian terscbut dapat didukung oleh suasana koneusif dalam tubuh organisasi terashul Kondisi dunia usaha di Indonesia sejak tevjadinya keisis ekonomi Pertengahan tahun 1997 sangal memprihatinkan, khusunya jika dihnbungkan dengan standar kinerja ekonomi pasar, kinerja dumia usaha dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Berbapai upava (olah dilakukan oleh pemerintah seperti adanya kebijakan yang mengarch pada semangnt dereguilasi dalam arus pasar bebas, lulapi pada sisi lain lerdupal indikasi berkembangnya yraktek- prakek korupsi, kolusi, uepotisme, tidok wansparan, ote. jak ude skuntabilitas, dan sebagainya. Era reformasi telah membawwa agin segar perubahan. Tunlulan masyarakal tentang keharusan dilakukannya reformasi di segala bidang, mengharuskan sogenap komponon bangsa lurul di dalarnnyn. Reformani di lidany polilik dar ekonomi menjadi agenda utama untuk mengentaskan Indonesia dari cengkraman krisis. Usaha pamerintah untuk mondorong perusahaan- perusahaan di Indonesia termasuk BUMN)] untuk terjun di pasar modal adalah galah salu cara pemeriniah unluk mencoba uoluk mencipiakan akuntabilitas dan transparansi pengelolasn perueahaan. Dengan adanya kepemilikan publik diluar kepemilikan pemogang saham lama (biasanya kuluarpa atau pomerintah 419 Jurnal Bisnis dan Alumtansi Apustus untuk BUMN) maka diharapkan pengendalian, terhadan perusahaan akan menjedi lebih baik sehingga pada gilirannya kinorja pernsahaan moningkat, Olah karena itu dibutuhkan paradigma baru yang mengarah pada terciptanya lrangparausi dan akuntabilitas penyelenggara negara yang borcirlkan pada good governance dan good corporate governance. Masalah corporate gov- amence dapat ditelusuri dari perkambangan toori agensi yang mencoba menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang terlibet dalam porusahaan {mano|er, pemilik perusshaan, dan kreditor) akan berperileku, karena mereka pada dasarnya mempunyai kepentingan yang berbeda (Husnan, 2001). ‘Teorl agenst muncul Karena adanya hubungan antera dua pihak yaitu principal dan agen yang dituangkan dalam suatu kontrak kerja. Su atu hubunpan keagenan ada jika suatu pihak (prinsipal] menyewa pihak lain (agen) untuk menjalankan beberapa. jasa, jaca yang dimaksud membutuhkan prinsipal uniuk mendelegastkan beberapa oloritas pembuatan keputusan kepada agen. Asumsi yang mendasari keagenan ini adalah semua individu, baik pringipal maupun agunsi merupakan pihak yang memaksimalkan utilitas secara rasional dimana mereka tidak hanya peduli pada kompensasi keuangan dan Kkekayaan pribadinya, namun juga pada kondisi dan fleksibilitas pengaturan jam kerja, untuk itu agen boleh saja bortindak tidak sema deagan yang dinginkan prinsipal. Hal ini disobakan Karena masing-masing pihak mempunyai porhadaan kepentingan untuk memaksimalkan ulilitasnya, Dari asumsi yang dibangun oluh teori agensi ini, terlintas ada semangat munuduhgalah satu pihak untuk mangambil kesempalan memperoleh kuuntnngan demi dirinya sondiri pada hubungan kerjasoma, Hubungan kaagenan ini memerlukan suatu spesifikasi inaantif (reward), moni- loring dan pambatasan hubungan yang bermuara pada minimalisasi agency cowl. Sementare kontrak kerja yang dibual antera agen dan Prinsipal menimbelken beberapa permasalahan entara lain terjadinya asimetris informasi tidakscimbangen informasi) dan more! hazard (Scapen, 1987). Tieaen dan Waterhanss (1903) dalam Scapen (1987) éelah mengidentilikas adanya beborapa kotearhatasan Leori agemsi, yailu lerlaln terfokus pada perilaka satu période (single period behavior, kotorbatasen lainnva adalah maksimalisasi ulilitas yang diharapkan oleh prinaipal dan agen diperlanyakan, model hanya dibatasi dan burlakn untuk dua pihak, dan banyak perusahaan yang tidak dapat Mencrima kongep tersebut karena kurang cocok untuk kontrak formal, karena indentitas prinsipal dan agen serta aturan konirak tidak jolas. Bebarapa peneliti pada feori agensi menduga adanya keterbatasan teori secara psikologis dan sosiologis (Hirsch, Michaels dan Friedman, 1987; Porrow, 1986 dalam Scapen (1987}] karana kompleksitas kehidupan organisasi diabaikan. Berangkat dari kelerbatasan inilah maka dibuluhkan swatu pendekatan baru yang dapal menjelaskan hobungan lain yang lebih luas, bukan hanya sckeder hubungan. anlara prinsipal dan agen Siewardship merupakan suatu pandangan baru tentang pengelolaan organisesi, Bogaimana nara membealuk suatu perilaku dimana orang bekerja tidak hanya untuk memaksilkan utilitas pribadinye, tetapi mereka dapat labih berlanggung jawah secara borsama-sama dalam. miencapai tujuan organisasi. 420 2001 Octarvlanis lorauwFindaus Abdul Rabon Adapun suatu pergeseran pendekatan pada konsep kapemimpinan dan Mmansjemen yang berlaku sekarang yaitu dari kousep mengendalikan dan mengarahkan, ke arah konscp pengaturan, kemilraan, dan kepamilikan bersama oleh angpolaflim dalam arganiaasi. ‘Teari organisasi dan kebijaken perusahaan dalam presfektif teorl agensi yailu; berorienlasi kontrol, jangka pendek, individuelisme, rentang kekuasaan yang tinggi, komitmen rendah dan sebagainya akan berpesar pada good corporate governace dalam presfaktif teori stewardship yang mengarah pada informasi, wansparansi, akunlabililas, dan aspek-aspek yang bersifat kolektivitas/kebersamaan, kemitraan. dan pemberdayaan, bersifat jangka panjaup, powlngkatan kinerja, kopercayaan, fentang kekuasaen rendah (Davis, Schoorman, dan Donaldson, 1997). Yang menjadi pertanyaan adolah bagaimana corposate governance menghadapi burbayai bal yang burhubungan dengan kelerlibatn publik?, dan bagaimana dewan komisaris dan direktur menyikapi hal ini?, Pertanyaan ini secara jelas menyatakan bahwa mereka mompunyal lanpgung jehah pada shore 4ofders untuk kinerja korporat, disamping itu mereka juga menghadapi tanggung: jawab yang luas untuk manunjukkan perilaku slike dan legal, Alasan pokok untuk membangun kepercayaan pada corporate governance adalah tekanan yang busar untuk meningkatkan tingkat akunishilitas dari organisasi sosial dan munculnya pasar global. Tulisan ini akan menguraikan konsep tari sivw- erdship dan implikasinya pada pengelolaan organinasi seaktor publik dalam menghadapi isu corperste governance dan good corporate geremence. ISU CORPORATE GOVERNANCE Pangertian corpuroia governanes secara sampit adalah suatn sistem pertangeungjawaban resmi dircksi Lopada pemogang salam. Dewun komisuris dan Hoard of Uirector merupaken lembaga paling berpengaruh karena berurusan: langsung dengan pemilihan strategi, momilih, mongangkal dan. manontukan ramunerasi pimpinan puncak, Pengertian luas melipnti semua jaringan hubungan formal-infermal sektor korporasi dan konsekuensinya (Hossada, 2000). Kensey, dick (1983) mandatiniaikan oorparnte governance aehagal atruktur, proses, budaya dan sistem untuk menciptakan kondisi operasional yang sukses bagi suatu organisasi. Secara umum kongep ini terkail pada peradigma baru civil seciety. Corperdte governarice ‘dapat juga dipahami melalui teori agensi. Teori agensi terfokus pada dua individu yaitu prinsipal dan agen. Prinsipal mendalagasikan tanggung jawab pangambilan kepulugan dalam pengelolaan perusahaan kepada agen. Pengertian prinsipal dalan agency theory adalah pihak- pihak yang meyersbken sébagian alau seluruhnya wealth-nya untuk dikembangkan oleh pihak lain. Hak dan kewajihan prinsipal dan apon dijelaskan dalam schuah perjanjian kerja yang saling menguntungkan, Dalam, penelitian akuntansi manajemen, teori agansi digunakan untuk mengidentifikasi kambinasi kontrak kerja dan sistem informasi yang akan 421 Jurnal Bisnis dan Akuntanst Agustms memeksimalkan fungsi manfaat prinsipal, dam kendala-kendala perilaku yang mouncul dari kepentingan agen. Pola pemikiran yang berlandaskan teori agensi yang diharapkan dapat membhantu pengelolaan perusahaan modern saal ini temyata tidak didulemg secara konsisten oleh penelitian-peneliltian dan kajian- kajian konseptnal. Untuk membuat comperate governance berfungsi sebagaimana mastinya, dibutubkan lime kelompek yang berinteraksi (Ariyanto, dkk, 2000) yaitu Pertama tersedianya landasan hukum/jaminan hukum yang dapet dibnat sendiri melalui kontrak atau mengikuti peraturan yang ada, undang-undang perusahaan, aturan dalam pengambilelihan parusahaan agar dapat ditegakkan akuniabilitas (melalai akuntan publik, komite audit, knmida yang menetukan remunarasi eksckutif porusahaen sncara lerbuka), Kedua ditegakkannya akuntabjlilas dapat memakaa pengelola/direksi beserta jajaran manajernya untuk berprilaku baik, Ketiga terdapatnya fungs! supervis! kinurja diroke! dangan menggunakan undang-undang yang mamadei, salain yang dilakukan pihak pemegang saham, pemberi pinjaman, dewan komisaris, dan lain-lain. Keempat direksi yang mengelolah perusahaan, dan Kelimea monojer beserta karyawan Ininnya yang ikut membantu dircksi. GOOD CORPORATE GOVERNANCE Kunci ulama dibutuhkannya good corporme governance adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui mekanisme supervist atau pamantauan kinerja manajemen dan juga sehagai-upaya untuk memperkuat dan mempertepas perlangsungjawaban dewan dircksi dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan pernsahaan [Waterhouse & Svensen, 1998]. Kedua upayah ini adalah galing barhubungan satu dengan yang lainnya, pertanggungjawaban dan pemaniauan, yang erat kailanoya dengan tujuam akhir sistem manajemon perusahadn yailu torcapainya stekehaldaers' satisfaction yang meliputi (1] kepuasan tugas ftosk satisfection) aniara lain; efistensi, efcktlf, profil, kepuasan pelanggan, pemasok, dan lingkungan gosial, dan (2] kepuesan kearyawan fempovee setisfaction) Munculnya isu goed corporate governance adalah jawaban atlas ketidakpuasan ilmuan finonce.atas kinerja teori agensi dalam tataran empink karana saal ind bukan hanya pemegang sahiam dan pambert pinjaman saja yang, harus diperhatikan, melainkan horbagai pihak torkalt (stakeholder, yaitu: pemerintah atas pajak; “Pemegang saham atas dividen atau hak suavanya; pemberi pinjaman alsa jaminan pengembalian pinjaman; keryawan ataa gajt yang cukup untuk hidup, keadilan dalam kenaikan gaji dan posisi; manajer atas bonus, den keadilan dalam penilaian kinerja; pimpinan puncak etar remaunerasi perusahaan; serta masyarakat atas lingkungan hidupiya, serta public goods yanp disediakan porerintah, Uewan komisaris dan direksi secara hersams-aama herus membina hubungan dengan stakeholder den berkesinambungan dalam rangka mencapal 423 2001 Ocluvianus Pasoloranirdaus Abdul Rah mar: tujnan akhir perusahaan vaitu stakeholder satisfaction (Syakhroza, 2000). Kenyalaan manunjukkan bahwa utik femah iclalt terjadi dalam mewujudkan corporate governance yaiha peran dan tanggung jawab para komisaris yang masih belum berfungsi. Oleh karena ita, terbentuknya good cerporate zover- nonce akan dapal dicepai apabila perusahaan merilikt “governance structural" yang jelas dengan manajemen yang trasparan dan “accountable” dalam mengelolah perusahasnnya, Acanya aluren main yang jeles den laporan-laporan yang dapat dipertangpungiawabkan akan mempermudah satkehelders imelaknkan pemantauan dan pengendalian terhadap para direkai dan jajaran, Berlumbahinya iskanan pada auvaiu fustilust, balk organisasi publlk maupun komersial dalam menghadapi tuntutan untuk Isbih transparan dan lebih responsif pada seliap akliviias mereka, mengakibalkan semakin dibutuhkannya tingkat standarakuntabilitas, parilaku dan kinerja. Akuniabilitas adalah salah satu kunci mtnk melegitimasi sistem korporat. Corporation dapat didasarkan pada power yang dimiliki, bagaimana power itu digunakan dan ‘bahwa power hanya suatu legitimasi yang digunakan dalam rerangka pengakuan. Padoman sacera umum adalah bahwa perlaiggungjawaban sesuai dengan hukum, regulasi, shereholder dan pendapat publik (public opinion). Aluntabilitas adalah iingkal lransparansi, lunanya disalasere, dan penjalasan kebijakan korporat dan tindakan kepada siapa pevtangungjawaban korporat. Dalam praktsk akuntabilitas dan efskiivitss adalah dua hal yang saling berhubungan, akuntabilitas dapat memacu kinerja (Smith, 1948). Kritik pubiik terhadap corpurcta system sevare umiun diarslikon pada ponparuh sharaholder vang lemah, kurangnya kepemimpinen, keberanian berusaha dan pengendalian dawan komisaria seria paran dan Langgung jawab dowan komisaris yang masih belum berlungsi, Kenyataan ini juga menunjukkan titik lemah dalam mewujudkan corpormte governance. AGENCY TEORY Hubungan antera prinsipal dau agen dikalakan berhasil apabila agency imal, ada keseimbangan dalam mamaksimalisasi ulililas autora agensi sipal, alau mnencapai parete optimum, dan ada pihak independen dalam halini auditor internal steu ektarnal yang mampu mcugendalikan harmonisasi hubungan prinsipal dan agen. Kondisi ideal tersebut satigal sulil dinupai, hal ini disebabkan karena yang memegang paranan peuling dalam pengolahan dan akses informasi di peruaahaan adalah pihak agen, Sementara pihak prinsipal memilikt keterbalssan lerhadap akses informasi perusahann karana dengan adanya pelimpahan otoritas dalam masalah usaha alu prinsipal ke agen. Hal ini berarli bahwa agen lebih tahu banyak di bandingken dengan pemilik (prinsipal) tentang lingkungan dan tinfakan apa yang diamlbil, Terjadilah apa yang dinamakan information asin Ketidakseimbangan informa: melriz informasi dapat menyebabkan, moro! hoard dan adverse selection. Moral hazard (polusi moral), lerjadi karena Jornal Bisnis dan Akuntansi Agustus prinsipal tidak dapal secara langsung mengamat! aktivitas agen dalam mengalola perusahaan dan mongelola informaai, sahingga ukurean output alas aktivitas-aklivitas yang Lelah ditetapkan dalam kontrak kerja monjad? kurang akural. Sedang advarse selection timind aktbal adanya ketidakpastian apakah informasi yang disajikan oleh agen dan digunakan olah prinsipal dalam mengambil suatu kepuiusan, merupaken informaei yang mencorminkan kinetja agan sebenarnya atau kinerja semu, i Aplikasi pendekatan agensi, tidek secara jelas mengunogkapkan dan membetikan jaminan bahwa semua keputusan Thanajer akan moningkatkan kosajahteraan prinsipal atau memaksimumkan utilitas prinsipal, Pendakatan tersebut hanya mengungkapkan bshwa manajer akan beruaaha keras untuk memperoleh hasil yang menguntungkan bagi Prinsipal, semenlara perilaku manusia yeng dapal menimbulkan motivas! untuk hekerja yang terbaik bagi perusahaan, Uidak diungkapken secara julas. Reberapa peneliti (Hirsch, Michaels dan Priedman, 1987; Farrow, 1986), menduga bahwa ada kolorbatasan feari socara psikolagia dan sosiologis pada pendokatan agensi, Oleh Karena ilu pendekatan ini tidak akan cocok diterapkan pada kondisi orgauisnai yang kompleks. Untuk itu perlu ada suatu teorl baru yang mamyu menjelaskau sist lain dari perilaku manusia yang dapal berpengaruh pada prespeklil ekonomi. KERANGKA KONSEP STEWARDSHIP. Fada aval masa perkembangan akunlanai sekitar 1997, pendekatan slave ardship lelah diapakai sshagai suatu pendekatan unluk menentukan litik herat utama dari sualu laporan keuangan (Djoko Susento, 1994), Hal ini didosarkan pada suatu konsep bahwa manajamen dari suale petusahaan diangpap bertangguugiawab kepada pemilik untuk songamankan kekayaan yaup Llah dipercayakan kepadanya. Pemilik bertindak sebagai principal dan manajemen (manajer) sebagai steward. Selanjutnya Iirin (1975) dalam Dickhaul dan McCabe, [1997] mmmperjelas kansep tersebul dangen mongidaniifikasi tiga Pertisipaa, dalam hubungannya deigan akumtahilitas (nertangeungiaweban finansial) suatw peresshaan, yallu keberadaan occountan!, cecountas dan accountorKeliga partisipan luresbut saling berinteraksi dalam suatn jaringan akuniabilitas, aecounient adalah pihak yang mengukur kinerja ekonomi, accountee (steward) yoitu pihak yang barlanggungjawal kapeda accountor (prinsipal) atas apa yang telah dikerjskan pada urganisasi, Pendekatan ini berakar pada tlmu pshikologi dan aosiqlogi, didesain oleh para penelitt untuk membentuk suaiu parilaky yang mengerah pada “sikap melayani" (stewendship), (Donaldacn dan Davis, 1989, 1991; Peter Block, 1999). Teorl slewordship sangal berhubungan dengan konsep-kansap yang mencakup tonteng made! of zen, hehavioral, makanisme psikoloeis (motivasi, idantifikast, dan kekuasaan}, dan mekanisme situasional yang mencakup floaofl manajemen dan pethedaan kultur. Oragnisas! yang mampraktekkan kepemimpinan sabagai aspek yang memainkan peranan penting bagi kemajnan bisnis, akan mencapai ana 2001 Octavianus FasoloranVirdans Abdul Rakman keberhasilan dengan memilth pelayanan di ates kepentingan priadi, menjurus koleklivilaw/kehersamaan, kemitraan dan pemberdayaan famporermneat). Sikap melayani adalah suatu sikap yang menggantikan kepentingan pribadi dungan pelayanan sebagai Jandasan bagi pemilikan dan pengeunaan kekuasaen (power), Pormasalahan akan timbul dengan munoulnya parlanyaan, hagaimana penggunasn kekuasaan yang benar? Block (1909) monyatakan bahwa dengan malihat model keagamaan orang akan dapat berpikir bagaimana cara menggunakan kekuasaan yang benar. Dengan mengintegrasikan kembali pengurusan pekerjaan dengan melakuken pekerjaan, ini herarli pemberdayaan, kemitraan, dan penggunaan kekuasaan yang benar akan diterapkan, Steward percaya bahwa kepeniingan mereka akan disejajarkan dengan kepentingan perusahaan dan pemilik (prinsipal). Maaing-masing pihak bersedia memperlaruhkan perbedaan kelas dan hak istimewa yang menjadi simbol bagi ckaistensi mereka dalam mengejar penghayalan rangkaian nilai- nilai dan menciptakan sikap pro-orgenisasi dan rasa memiliki [sease uf be- Jonging) yang tinge! unluk memperolch ulililas yang ditunjukkan langsung ke organisasi dan tidak untuk tujuan personalfindividu. Sehingga tercipta lingkungan kerja dimana seliap anggots crganisas! barpikir dan bertindak seperti Scorang pemilik. Teor stewardship mengarah pada porilaku sasuai kepentingan bersama. Kelike kapentingan stevord dam prinsipal tidak sarna, steward akan beruanha hekerjasama dari pada menenlangaya, kerena steword imorasa kepentingan bersama dan berperilaku sesuai dengan perilsku pemilik merupakan periimbangan yeng rasional karena sleword lebih molihat pada suatu usaha untuk mencapal tujuan orgenisasi (Davis, Schaorman, dan Donaldaon, 1997). Monganu pada teori stewardship, porilaku steward adalal koleklif, sasuai dengan tujuan organisas! yang akan dicapai (misalnya, peningkatan penjualan atau prolitebilites). Perilaka ini akan menguntungkan prinsipal lormasuk out- side owner (melalui dampak positif yang ditimbulkan oleh labe dalam bentuk dividen dan share price). Para ahli stewromdship mengasumsikan bahwa ada bubungan yang sangat knat autara kesuksusan organsasi dengan kepuasan prinsipal. Steward melindunyi dan mamaksimumkan kemakmuran shareholder melalui kinerja peruashaan, oleh karena itu fungi utilitas steward dimaksimumken, Kesuksesan steword dalam meningkatkan kinerja peruaahaan akan mampu uemuaskan sebagian besar angeota organisasi yang loin, sebab scbagian hasar stakehalder memiliki kopentingan yang telah dilayani (service) dengan batk lewal peningketen kemakmuran yang diperoleh onganisasi. Oleh Karena itu, steward yang pro-organisasi termotivasi untuk momaksimumkan Kinerja perusahaan, dan kepuasan pada kepentingan shoreholdes. Pars ahli teori stewardship berpendapat bahwa kinerja steword dipengaruhi oleh adanya sttuasi sruktoral yang dapat menfasililasi sacara afektif soliap Lindaken yang dilakukan. Apablla molivasi nksnkutif rorok dengen konsep yang ada pada teori slawerdship, maka hal ini akan mampu memberikan kekualan pada atruktur dan mekanisme pengelolasn yang tepat 425 Jurnal Bisnis dan Akimtansi Agustus TEORL AGENSI VS STEWARDSHIP Ada beberapa hal yang membedakan amtara leori agensi dan teori stew- ardship bordasarkan faktor yang mengarsh pada mekanisme psikhologi eoperti motivasi, identifikasi, dan penggunaan kekuasaan (use of power) dan faktor situasional seperti! filosofi manajemen, budaya, den rentang kekuasaan monurut Davis, Schoorman, dan Donaldson (1997) adalah : Motivasi Moativasi adalah kemauan untuk melekukan sesuatu dengan tingkal upaye yang tloggi unluk mencapai tujuan organisas! (Sentanon, 1994). Dalam Pendekatan agensi motivasi dikembangkan untuk mendapalkun gesuali yang bersifat ckstrinsik yang mempunyai cinl sebagai sualu kemoditas yang berwujad, dapat dipertukarkan, dan dapat diukur dengan nilai pasar. Sebaliknya, patla pendekatan stewarship, motives! seorang ditujokan pad pencapaian suatu yang Dorsifat intrinsik, yaitn tidak mudah divkur, inisalnya kesempatan untak berkembang, prestasi, berafiliasi dan aktuelisasi diri, Untuk mencapai hasil dari aspek psikolagis dalam hubungan antara motlvasi dan karaktoristik kerja (Hackman dan Oldham, 1980), menganjurkan adanya desain ulang pekerjaan untuk meningkatkan keahlian, mengidentifiki tugas, planomi, dan umpan balik, Model ini konsisien dengan tenri steward- ship bahwa peningkatan motivas! kerja akan menghasilkan kinerja yang lebih ‘tluggi sejalan dengan kepuasan kerja, Identifikasi Idenlifikasi terjadi ketika manajer mengangeap dirinya menjadi bagian dari organisasi. Mercka manerima visi, misi, dan tujuan organisasi socara utuly. Manajer identik dengan atribut organisasi yang akein membawea tujuan organsasi (Staw, MeKenchine dan Putfer, 1983). Atribut ini memberikan konstribuei pada penciptaan sualu cilra diri (self image) dan konsep diri (self concept! yang secata konsisten akan melekat pada diri manajer (Sussman dan Vacchio, 1982), Konsep yang borkaltan nrat dengan identifikasi adalah komiten organisasi. Porter, Staers, Mowday dan Boulion (174) mendelinisikan kamitmen organisnsi sebagai kekuatan untuk mengidontilikeai individ ntas partisipasinya dalam organisasi. Menurut Mayer dan Schoorman (1992), komilmen organtsus! memiliki ciri sebagai suatu bentuk multidimensional yang mengandung natu komitmen yang menjunjung tinge nila konviunen secara lerus-menerus, serta selalu loyal pada organisasi. Yang dimaksud nilai komitmen adalah adanya suatu kepercayaan dan penerimaan sacara menyeluruh terhadap tujuan organisasi. Konsep ini merupakau komponen yang sungal ponting dalam menganali sosok psikologis staword. 426 2001 Uctavianus Pasoloran‘Findaus Abdul Rahman Penggunaan Power Power merupakan aspak penting dalam hubungen prinsipal-manajer, Dalam teorl manajamen, power lebth banyak memiliki keterkaitan dangan aspek leadership dihandingkan dengan aspek manajertal. Power didefinisikan sebagai kemampuan sesorang atau bagian dalam orgenisasi untuk mempengaruhi ar- ang atau bagian lein dalam organisasi (agar mereka bersedia menjalanken perintah atau mangerjakan sesuaty yang sebelummya tidak mereka inginkan) untuk mencapal tujuan sesuai dengan kainginan pemilik porer |Ahmad, 2000), French dan Raven (1959) mendeskripsikan taksonomi power dalam ea- ercive power, legitimate power, nwerd power, expert power, dan naferent powen Lima taksonomi power dikategorikan dalam dua type power: institugional power dan personal power (Gihson, Ivancovich & Donelly, 19911}. Institusional power didelfisisikan sebagai suatu kekuatan yang melekat pada diti suseorang dikarenakan posisinya dalam organisaai. Sedangkau pursanal power didofinisikan sebagai kekuatan/kekuasaan yang melckal pada individu dalam konteks hubungan interpersonal. Kekuasaan ini muncul bukan karena posisi Sésorang dalam organisasl, sehingga dengan kekuasaan Int berhubungan dengan interpersonal tidak didasarkan pada aluran-aturan formal. Personal power terbagi atas oxper! power dan referent power Personal power merupakan dasar Watuk mempengaruhi dalam hubungan prinsipal-steward. Filosofi Manajamen Filosofi menajemen merupakan seperangkat keyakinan dasar (basie be- Jigf), yang menjadi parameter bagi organisasi dan personal yang terlibat di dalamoye (Mulyadi, 1998), Filosofi manajemen membearikan petunjuk torlanye apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak dikerjaknn, Yang moerupakan aunty normative model organisasi. Lawler (1992), menjelaskan dua perbedaan peuting dalam filosofi manajemen, yallu manajemen yang berortentasi kontrol (control erented) ve manajemen yang berorientasi keterlibatan finvelvament orfented). Filosofi yong berorientasi keterlibatan lebih cocok ditetapkan pada pendekalan slewardahip karena konsep “sikap melayani" mengarah pada usaha untuk menumbuhkembangkan model of mon yang micigermhangkan diri, memiliki partisipas! dan karilmon tinggi pada argarisasi, mau herkommunikasi secara Lerbuka, melakukan pemberdayaan, dan saling percaya dan bertangeung jawab pada kualites pekerjaan (Walton, 1985), Budaya Budaya merupakan aspek yang mempengaruhi pilihan antara hubungan agensi den stewardship. Hofstede (1911), menpgambarkan sebagai dimensi psham individual-kolck.ifilas dan dimensi yang mencirikan perbedaan Jintas budaya yang relevan dengan perbedaan agensi-stowardship dalam konsep 427 Jurnal Bisnis dan Akuntansi sa cyag ee EE rentang kekuasaan (power distance). Porbedaan budaya kaum kolektif, diri pribadi (the self) ditdentifikasi sebagai bagian dari kelompok. Keum kolekiil lebih menyukai hubungan jangka panjang, tergantung pada kepercayaan dan seringkali akan membutuhkan waktu yang lama serta mengeluarkan usaha yang Iebih keras yang berhubungan dengan transakai bisnis Kaum individualis lebih berorientasi pada hubungan jangka pendak, memimpin bisnis lanpa lerganltung pada huobungan perseorangan, menggunaken analisa biaya dan manfaat untuk mangevaluasi bignis, dam mengurang! resiko dalam menjalankan bisnis dengan menandatangani kontrak- Dimensi lain yang dikembangken yaitu konsep rentang kekuasaan. Hofstede (1991), mendefinisikannya sebagai keleluasaan terhadap anggota istitusi dan organisasi yang kurang berkuasa dalam suatu negara yang mengharapkan dan menerima keknasaan yang didistribusikan secara Udak sejajar. Pada rentang kekuasaan yang thngel, organisasi berbentuk sentralisasi, termasuk perberdaar hesar dalam wewenang. Budaya ini sesual untuk perkembangan hubungan agensi, karena mendukung dan melegitimasi ketidakesjajaran yalig kuat antara prinsipal-ngen. Sedangkan rentang kekuasaan yang randah, orgenisesi berbeniuk desentralisasi, tardapet banyak konsullasi dalam pembuatan keputusan, hal ini kondusil' untuk berkembangnya stewardship, katona anggota menempatkan nilai yang lebih besar terhadap adanya kesojajaran prinsipal-manajer, Pilihan prinaipal dan manajer untuk memilih hubungan stewardship akan mengasilkan suatu hubungan perinsipal-ateward yang sosungguhnya, yane didesain untuk memaksimalkan kinerja potensial dari kelompok. Mamajer barprofil psikolopis scorang steward, memperoleh manfaat dari mamenuhi maksud dan tujuan perusahaan. Prinsipal memilih untuk menciptakan situasi stewardship yang berorientasi partisipasi dan pemberdaysan Langkah-Langkah Pembaharuan Dengan Stewardship Terhentuknya good corporate governance adalah auatu kobutuhan yang didambakan oleh pihak internal maupun ckstermal perusalaan, Akitivitas- aktivitas yeng harus dilakukan guna terbentuknya esbuah goed corporate gov- emence adalah melalui tindakan pomoLivasian secara tepat terhadap tingkah Taku manajerial melalul pemantauan tingkah laku para manajer secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka pengembangan dan alau pomoantapan jalannya bisnis perusahaan serta kepuesan sinkeholders. Publik juga dapat malakukan kontrol langsung terhadap perusahaan melalui pusnt informasi yang harus disediakan oleh perusahaan baik informasi intornal maupun eksternal. Akses informasi dan pemakaion data harus di buka untuk publik sehinggs pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan kepada publik akan semakin tinggi. Sebogaimana yang telah dijelaskan dimuka aplikasi pendekatan agensi memiliki baberapa kelemahan sehubungan dengan perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agensi. Meskipun pendekatan ini, secara subtansial, telah 428 2001 Octavintius Pasoloran/Firdaus Abdul Rahman - ' GAMBAR 1 Perbandingan teori agensi dan stewardship (diadopsi dari Davis, Schoorman, dan Donaldson, 1997) iat Teory Agency Teory 51 ‘Modal of ian > Manusia yeng © Aktu bororinntasi ckonomi «© Melayani dirisendiri © Melayani bersama Perilaku Mekanisme Psikologis Motivasi © Kebutuhan tingkat ® Kebutuhan Ungkat lebih cendah yang lebih tinggi ipatkologis, [pertumbuhan Keamanan, ekonomi) preslasi, aktualizesi clini} a Ekstrlusik = otrinsik Perbandingan Sosial « Manajer lainuya * Prinsipal Identifikasi Power « Komitmen rendah * Komitman tinggi © Institution power «Personal pow: (epitimate, coercive, fexpert, reference} revicerd) Mekanisma Sitnasional Filosofi Manajemen. Orisntasi resiko * Berorientasi kontrol = + Baroriantasi keteriIhatan Kerangka Waktu ©) Mekanisme kontrol « Keper Sasaran @ Jangka pendek, = Jungka panjany ¢ Kontel biaya * Mompertingsi kinarja Perbedia Kultur ® Tndividualisme « Kolektivisme * Rontangkokuasian * Rantang bekuadaon tingsi vendah mengatur bagaimana reward dibagi secara optimal (optimal sharing rule). Lausie O'Brien dan Charles Jones (1995), mengalakan bahwa keboradaan :eward sangal penting. Bordasarkan hasil penelitiannya, terdapat hubungan reward dengan loyalitas konsumen terhadap suatu produk. Dalam pendekatan stewardship reward herhentuk tidak nyata [insirinaik), narnun samua orang mengakui bahwa. kesempatan untuk pengembangan dirl, penggumaan potensi diri merupakan. pemenuhan terhadap kebutuhan skan cktualisas? diri sasorang (self-cctunl- ization), Sistem reward difokuskan pada azas keadilan, dimana tambahan re- ward akan memberikan pada individu yang menonjol dan memelihara 429 Jornal Bisnis dan Akuntansi Agustus kredibilitas perusahaan dan bertanggung jawab ates tugas yang diberikan pedenys. Dengan adanya kesempatan tersebut, orang merasa mendapat “re- ward" yang tidak depat dinilai secara finansial. Peter Block (1999) dalam tulisannya telah mencoba memberikan suatu padoman dan konsep pembaharuan bagaimana menerapkan pendeketan stew- ardship ini. Pendekatan ini menpeantikan model kepemimpinan manajorial yang selama ini banyak diprakiakkan. “Kita perlu mengintograsikan kambeli pangaturan kerja dengan melakukan kerja". Langkah-langkah yang diusulkan oleh Block adalah sebagai berikut: Menalapkan komtrak sikap melayani. Membuat kesepakatan tentang penpendalian dan tanggung jawab. Mengadakan pertemuan untuk mengiformasikan bagaimana cara kerja, apa reneans bisnis, dan kearah mane anggaran dikembangkan. Mengiplakan masa dapan yang diinginkan. Melakukan pelatihan manajemen. Membontuk tim pengembangan Mengubah praktik manajemen, Merancang ulang struktur organiseai Merancang ulang sistem reward. PRE PRN Re Prinsipal sebagai bos, melepaskan pengendalian dengan menginginkan, adanya timbal balik dari steward untuk berkomitmen pada hasil yang dicapai dan manjunjung tinggi persyaratan organisasi, serta menjaga agar prinsipal tetap mendapatkan {nformasi dan hidup dengan konsekuensinya. Prinsipal meminte steward berlaku sebagai pemilik, Pertemuan antara scumua unsur yang berpengaruh pada organisasi dilakukan untuk merancang masa depan yene dinginkan hérsama. Ungur-unaur tersebul meneakup prlanggan, anggota dewan direksi, karyawan semua unit dan tingkat, pemasok, anggota masyarakat dan bahkan politikus, Monindaklanjuli visi dan misi yang diletapkan melalui pertemuan, manajemen melakukan latihan bersama dalam hal, monyusan keahlian tim, manajemen konflik, keahlian komunikasi dan peningkatan proses pekerjaan. Selanjutuya tim pengembangan berusaha untuk melakukan terobosan-terobosan delam hal paningkatan matu, efisiensi biaya, dan lebih memperhatikan kepuasan pelangean, pemasok, dan lingkungan soaial. Prinsip- prinsip pembaheruan dalam pengelalasn organisasi sektor publik dalam presfektif teorl stewardslup mutlak diperlukan untuk mencapai good corpo- rote governance. Keberapa karakteristik steward yang dikemukakan oleh Davis, Schoorman, dan Donaldson (1987) yang mompreposisikan bahwa orang yang lebih cocok menjadi steward dalam mengembangkan hubungan prnstpale STEW ard adalah orang yang; _ 1, termotivasi oleh tingkat kebntuhan yang tinggi dan termotivasi oleh faktor intrinsik 2001 Octavianus Pasoloran‘Firdaus. Abdul Rahman 2. memiliki identifikasi yang tinggi dan kamitmen yang tinggi pada organisasi 3. menggunakan persona! power dalam mempengaruhi orang lain, 4, berada dalam situasi yang berovientasi partisipasifketarlibatan, 3, berada dalam budaya yang menganut paham koletivisme dan budaya féntang keakuaseaan yang rendah, Faktor-faktor psikologis dan pituasional tersebut perlu dildentifikasi labih jauh melalui pendekaten-pendekatan empiris untuk menjelaskan teori stew- ardship sebagal suatu paradigma baru dalam pengelolaan organisasi. Good corporate governace akan tercipla apabila terjadi keseimbangan kepentingan anlira semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) dalam rangka mencapai lujuan perusshaan, KESIMPULAN Dalam menphadapi permasalahen pemulihen perekonomian dan ancamen ‘kelangsungan hidup perusahaan-perusahaan dalam masa krisis ekonomi yang dislami oleh Indonesia, maka untuk sagera hangkit dari krisis, para pelaku bisnis harus mangubah cara mereka dalam mengelola bisnis. Disamping itu munculoya cra globalicasi dimana pasar akan semakin kompetitif, maka perubahan yang fundamental dalam penerapan cosporate governance mutlak dilakukan, Seperti yang sudah dikemukakan df moka bahia salah satu elemen. dari corporaie govarnance adalah meliputi struktar dan proses yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan kegialan perusahaan ke arah peningkatan pertumbuhan bianis dan akuntabilitas perusahaan, Adanya perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen, yang masing- masing ingin memaksimalkan wtilitas menjadi pemicu Uimbulnya pandekatan baru yang mampu mangurangi karngian-kerngian yang diakibatkan oleh perbedaan kepentingan terscbul. Teor! stewordsiip merupakan salah satu pandengan baru tentang cara mengelola organisasi dan personel-persanel yang terkait didalamnya. Konsep kebersamaan (collectivity), kemitraan, pemberdayaan (empowerment), saling percaya dan pelayanan adalah konsap- konsep yang dikembangkan dalam pendekatan ini. Membentuk sikap yang mengarah pada teori stewardship sebagai salah satu pendekatan dalam pengelolaan organisasi diharapkan dapat mengatasi isu-isu yang berhubungan dengan corporate governance dan good corporate govemanac. Good corporate governance akan tarcipta apahila tarjadi kessimbangan kepentingan antara semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder) dalam rangke mencepel tujnen perusahaan, 433 Jurnal Bisnis dan Akuntanal Agustus REFERENSI Antyanto, Kreanohadi did. 2000. Gaod Corporate Governance dan Kansan Penagskannya di DUMN dan Lingkungan Usahanys. Uerhowan, Novi Th XIX, bal. 3-17. Block, Peter, 1998, Stawarehip (Sikap Melaynni), A.B, Clara Suwondo, Jnterakeo Bota Cente, Bjoko Susanto, 1994, Kerangka Konsapival laporm Keuanyan, Jamal Akuntonal Manajemen, STIR YEPN Yogyaharia, Davis, H.James, Schoorman, E Davis, dun Donaldson Lex, 1997, Toward A Stewardship Theory of Management, Academy of Mnagement Raview. Val. 22. Nn.1. pp 20-47, Dickhaut John W, dan MeCabe Kevin A, 1907. The Behavioral Foundation of Stewardship Ar counting and « Propased Program oi Rosoash; What is Accounlabilily?. Brfevioral As~ search in Accounting. Vol.9, pa 62-87 ‘Herwidayntmo. 2000, Implemantes! Good Cosparate Covernanes untuk perusehean pubelik Mela. nesia, Usabowan, No.10 Th XXIX, hal. 25-42. Hoosada, Tan, 2000, State of Art Pengembengan Corpurute Govemance di Indonsaia. Meclie Akuntonsi, No,AfthL hal. B12, Scapen, R. 1987, Current and Future Develapments, Agony Thaoey and Munagemnnt Accounting, ‘pp.145-163 Smith, Peict, 1098. Discloaure and Accouutability. Symposium on Ths Role of THacleaire in Strengthening Gomporate Governance and Accouulabilily. Ongenination far Boanesic Co gperalion end Revolapmont. Paris, France. Sued, Huguan. 2001, Capumie Gommance dan Kapotusan Pendanaan: Pabaadingan Kinern Perusahaan deugan Pamagang gaham Pengendali Perusahann Multinasional daa Bukan Multinasional. fumal Riser Aanttans!, Masiwjemen, Bhan. STE Yi. Vol1,No.1. hal 1-12 Syakhroma, Akbmad, 2000, Bagaimana Mengukur Kinerja Tereiplarye “Gor! Gorporets Gaver nonce”, Usohowan, No.10 Th XXIX, hal. 18-24. 432

Anda mungkin juga menyukai