Anda di halaman 1dari 3

BERPIKIR ALGORITMA

Kelompok 1:

- Farelldeo Lionel Chalvary (8)


- Kaerinisa Rahmadani (11)
- Nabila Naila Amalia (20)
- Natania Gisella Putri Ayu M (21)
- Perdana Wahyu Prasetya (26)
- Rulya Zulfa Musthofa (28)

Pengertian Berpikir Algoritma


Berpikir algoritma merupakan metode untuk memecahkan masalah dengan membuat langkah-
langkah yang runtut dan tepat. Melalui langkah-langkah ini, masalah bisa terselesaikan dengan baik
dan mudah.
Algorithm design atau pemikiran algoritma merupakan metode khusus yang menggunakan
proses matematis dalam proses pemecahan masalah. Algorithm design diidentifikasi serta
dimasukkan ke dalam banyak teori solusi penelitian operasi, layaknya pemrograman dinamis.
Dalam ilmu komputer, algoritma merupakan salah satu hal yang mendasar dan penting untuk
dikuasai oleh setiap orang mulai dari peneliti, praktisi, hingga orang-orang awam terhadap ilmu
komputer pun perlu mempelajari proses algoritma. Penguasaan algoritma tidak cukup hanya dengan
tahap mengetahui serta menggunakan proses algoritma dalam menyelesaikan masalah saja, tetapi
juga harus mengerti dasar ilmu komputer, merancang serta mengembangkan proses algoritma
berdasarkan masalah yang ditemukan.
Pemikiran algoritma bukan hanya menjadi solusi dalam memecahkan masalah di bidang
komputer, tetapi untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Saat seseorang sudah mempunyai dasar
pemikiran algoritma, maka seseorang tidak perlu memikirkan atau risau tiap kali dihadapkan dengan
masalah baru.
Jika dalam software terdapat algoritma agar software bisa menyelesaikan masalah, maka
manusia juga bisa menerapkannya dengan kemampuan computational thinking. Disadari atau tidak,
otak kita secara otomatis melakukan proses algoritma untuk memecahkan masalah. Jika metode
berpikir ini terus dilatih dan dibiasakan, maka otak kita bisa menyelesaikan masalah kompleks
dengan mudah.

Asal-Usul Algoritma
Algoritma berasal dari nama penulis buku, yakni Abu Ja`far Muhammad Ibnu Musa Al-
Khwarizmi yang berasal dari Uzbekistan. Orang Barat menyebut Al-Khwarizmi dengan Algorism.
Pada saat itu, Al-Khwarizmi menulis buku dengan judul Al Jabar wal-Muqabala yang artinya
`Buku Pemugaran dan Pengurangan` (The book of Restoration and Reduction). Dari judul buku
tersebut, kita juga memperoleh kata “aljabar” atau biasa dikenal dengan algebra.
Abu Abdullah Ibnu Musa al-Khawarizmi (770M-840M) lahir di Khawarizm (Kheva), kota yang
berada di selatan Sungai Oxus (sekarang disebut Uzbekistan) pada 770 M. Al Khawarizmi merupakan
salah satu ilmuan terkenal di zamannya. Ada beberapa cabang ilmu matematika yang berhasil
ditemukannya, antara lain yang dikenal sebagai astronom dan geografer.
Awalnya, algoritma merupakan istilah yang merujuk kepada aturan-aturan aritmetis yang
berguna untuk menyelesaikan persoalan dengan menggunakan bilangan numeric Arab.

Manfaat belajar algoritma


1. Tidak tergantung pada bahasa pemrograman mana pun.
2. Notasi algoritma dapat diterjemahkan pada bahasa pemrograman mana pun.
3. Memperkuat cara berpikir kita untuk menyelesaikan suatu masalah.
4. Membantu otak agar berpikir panjang.
5. Memperkuat analisis ketika pembuatan program.
6. Memperluas space berpikir.

Ciri-Ciri Algoritma
Menurut Donald E. Knuth dalam Rinaldi Munir (2007), mengungkapkan bahwa algoritma harus
memiliki lima ciri penting yaitu sebagai berikut:

1. Algoritma harus berhenti setelah mengerjakan sejumlah langkah terbatas. Program yang tidak
pernah berhenti mengindikasikan bahwa program tersebut berisi algoritma yang salah.
2. Setiap langkah harus didefinisikan dengan tepat dan tidak berarti-dua (ambiguous).
3. Algoritma memiliki nol atau lebih masukan (input). Masukan ialah besaran yang diberikan kepada
algoritma untuk diproses.
4. Algoritma memiliki nilai nol atau lebih keluaran (output). Keluaran dapat berupa pesan atau
besaran yang memiliki hubungan dengan masukan.
5. Algoritma harus sangkil (effective). Setiap langkah harus sederhana sehingga dapat dikerjakan
dalam sejumlah waktu yang masuk akal.

Struktur Dasar algoritma


1. Pengulangan (Repetition)
Kasus-kasus pemecahan masalah dalam algoritma maupun bahasa pemrograman biasanya tidak
akan lepas dari kasus-kasus yang membutuhkan pengulangan.
2. Pemilihan (Selection)
Pada umumnya instruksi algoritma setidaknya akan mengandung pemilihan atau selection,
instruksi ini akan muncul apabila ada kasus yang memiliki 2 atau lebih alternatif penyelesaian.
Misalkan untuk kasus menyalakan komputer. Langkah-langkah cara menyalakan komputer
sebenarnya sangat mudah, namun pada prosesnya bisa terjadi 2 atau lebih alternatif
penyelesaian.
3. Runtunan (Sequence)
Sequence atau runtunan dalam struktur algoritma adalah instruksi-instruksi dalam algoritma
yang diproses secara berurutan langkah demi langkah dari awal sampai akhir dimulai dari
langkah pertama hingga langkah terakhir.

Langkah-Langkah Proses Algoritma


Untuk menganalisis algoritma, setidaknya terdapat tiga hal utama yang harus didefinisikan dengan
jelas, yaitu:

1. Masalah, sebelum menggunakan proses algoritma, seseorang harus bisa mendefinisikan atau
menganalisis masalah yang ingin diselesaikan. Seorang harus bisa mencari tahu apa
masalahnya, penyebabnya dan mulai merancang solusi permasalahan yang tepat.
2. Masukan, merupakan contoh data maupun keadaan yang menjadi variabel untuk menemukan
jalan keluar dari suatu permasalahan.
3. Keluaran, merupakan bentuk akhir yang didapatkan dari data maupun keadaan setelah
mengimplementasikan algoritma. Keluaran menjadi hasil ideal yang diinginkan atau dianggap
sudah menyelesaikan masalah dan menjadi solusi yang tepat.

Contoh Penerapan Algoritma di Kehidupan Sehari-Hari


Berdasarkan informasi yang sudah disampaikan, bisa disimpulkan bahwa algoritma merupakan
pengembangan petunjuk pemecahan masalah secara step by step, langkah demi langkah, atau
tahapan. Dengan demikian seseorang dapat menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan
permasalahan yang sama.
Salah satu contoh penerapan algoritma di kehidupan sehari-hari adalah proses pengiriman surat
kepada orang lain. Saat ingin mengirimkan surat, kita akan memikirkan langkah step by step untuk
melakukannya. Mulai dari menulis surat, mengambil amplop, memasukkan surat ke dalam amplop,
menuliskan alamat pada amplop apabila kita mengingat alamat tujuan kita. Apabila kita tidak
mengingatnya, kita dapat melihat di buku alamat. Setelah menemukan alamat, kita menuliskannya
pada amplop. Surat itu kita kirimkan ke kantor pos hingga akhirnya sampai ke alamat yang dituju.
Pada kasus tersebut, dapat dianalisa bahwa apa yang kita lakukan sudah termasuk dalam
berpikir algoritma. Kita melakukan langkah demi langkah agar dapat menulis dan mengirimkan surat
tersebut. Pada proses tersebut juga terdapat struktur dasar algoritma yang terdiri dari pengulangan,
pemilihan, dan runtutan.
Struktur pengulangan terjadi saat proses pencantuman nama dan alamat pengirim yang selalu
sama. Agar lebih efisien, kita bisa menyediakan template berupa alamat dan nama yang sudah
dicetak terpisah, yang bisa langsung ditempel di amplop sehingga tidak perlu berulang-ulang menulis
nama dan alamat pengirim yang sama setiap hendak mengirim surat.
Struktur pemilihan terjadi saat proses menuliskan alamat tujuan. Apabila kita mengingatnya,
kita bisa langsung menuliskannya. Tetapi apabila kita lupa, maka kita memiliki pilihan untuk
melihatnya terlebih dahulu pada buku alamat.
Struktur runtunan terlihat pada tahap-tahap dalam pengiriman surat yang dilakuan step by step
secara runtun, yang meliputi menulis surat, mengambil amplop, memasukkan surat ke dalam
amplop, menuliskan alamat, dan mengirimkannya ke kantor pos.

Anda mungkin juga menyukai