Ilovepdf Merged

Bahasa Pemrograman
Mikrokontroler
Materi ini diambil dari Bapak Ir. Sudjadi, MT
MK Teknik Mikroprosesor
Software
Text file
Text file
.LST
Hi Level COMPILER Text file
Language
.HEX
ASSEMBLER
Software
And
Intermediate Level
Language HEX to BIN
LINKER
.BIN
Bin File
PROGRAMMER
Software & Hardware
Machine Code to Chip

Hi Level Language
●
Ditulis dengan text editor (Notepad, wordpad)
– Biasanya sudah diintegrasikan sebagai IDE (Integrated
Development Environment) berisi editor text dan kompiler
(dan tool-chain lainnya)
●
Bahasa lebih mudah dipahami user
●
Menghasilkan code yang relatif besar
●
Mengikuti sintaks standar atau tambahan macro dari
compilernya
●
Kode bisa digunakan untuk berbagai arsitektur mikro
→ Memerlukan directive arsitektur targetnya
●
Contoh; BASIC52, Keil C, Franklin C, Intel PLM
Intermediate Level (Assembly)
●
Ditulis dengan text editor (Notepad, wordpad)
– Juga telah terintegrasi dalam IDE
●
Bahasa lebih sulit dipahami user daripada High Level Language
●
Menghasilkan code yang relatif kecil dan cepat
– Bersama linker, menggabungkan beberapa kode object
menjadi satu file hex atau biner
●
Mengikuti sintak standar atau tambahan macro dari
compilernya
●
Kode hanya bisa digunakan oleh arsitektur tertentu sesuai
kodenya. Misalnya: bahasa rakitan 8051 hanya untuk
mikrokontroler 8051, tidak bisa untuk AVR
●
Contoh Compiler Assembly; AMS51 (Metalink), Ad2500, ALDS
C Language Assembly
LOW LEVEL LANGUAGE
(Machine Code)
●
Hanya dimengerti mesin, berupa kode-
kode 010101
●
Ditulis dalam sistem bilangan Biner
Assembly Listing File
Hex File
Pemrograman uV EPROM
Pemrograman Flash/EEPROM
Programmer & Emulator
In Circuit Programming
●
Misalnya untuk AT89S51
(8051 dengan ISP)
●
Menggunakan USB-ASP
Simulator 8051: MCU51 IDE
http://www.8052.com
/tut8051.php
http://mcu8051ide.so
urceforge.net
Memori Internal
Memori Internal dan Register
●
Onchip memori: IRAM
dan SFR
●
AT89C51: 128 x 8-bit
memori internal
●
4 register bank: R0 –
R7
●
Bit memori
●
General IRAM
●
SP (stack pointer)
●
PC (program counter)
●
Index register
Special Function Registers
Struktur dan Teknik
Pemrograman Assembler 8051
Materi ini diambil dari Bapak Ir. Sudjadi, MT
Diolah oleh Eko Didik Widianto
Referensi: http://plit.de/asem-51/contents.htm
Bahasa Pemrograman Rakitan
;program 7.2 pengisian memori
;namafile : isimem.asm
;------ assembler control
$MOD51 ;mutlak untuk kompiler asm51
$NOPAGING ;tidak mutlak diperlukan
$TITLE (ASSEMBLER TEST) ;tidak mutlak diperlukan
;------ assembler directive
dtawl equ 0
almawl equ 40h
jmldata equ 5
;------ program utama
org 0000H ;start awal di memori 0000h
clr c ;nol kan carry
mov R0,#almawl ;R0 akan diisi 40h
mov a,#dtawl ;a diisi 0
mov b,#jmldata ;b diisi 5
loop5x:
add a,#1 ;a=a+1
mov @R0,a ;lokasi di <R0> diisi a
inc R0 ;R0=R0+1
djnz b,loop5x ;b=b-1,jika belum 0 ke loop5x
sjmp $ ;berhenti disini
Best Practice Pemrograman
Gunakan tab atau spasi untuk meletakkan
simbol-simbol, label, mnemonic, operand dan
komentar secara rapi, dengan anjuran berikut
●
Kolom pertama digunakan untuk assembler
kontrol, label dan komentar.
●
Selanjutnya agak menjorok kedalam, bisa 2
spasi atau 1 tab adalah simbol variabel,
menemonic, assembler directive.
●
Selanjutnya operand.
●
Terakhir adalah komentar pada baris tersebut,
komentar untuk beberapa instruksi diletakkan
diawal kolom.
Struktur Bahasa Rakitan
;Atas sendiri adalah identitas program
;kegunaan, nama pembuat, versi, tahun, dsb.
;************************
;------ assembler control Interrupt Vector 8051
$MOD51
$..
;------ assembler directive
;inisialisasi variabel
..
org ...
;tabel interupt vector
..
;------ program utama
org .. ;start awal program
ACALL .. ;biasanya awal prg adalah inisialisasi
ACALL .. ;peripheral, seperti serial, timer, counter
;interupsi, I/O yang lain.
..
..
;------- akhir program utama
Struktur Bahasa Rakitan (2)
;------ subrutin
;subrutin a
..
..
ret
;subrutin b
..
..
ret
;Interupt Service Routine(ISR)
..
..
reti
;akhir seluruh program diberi End
End
Akhir Program Rakitan
Dalam keadaan normal sistem MCU, biasanya

prosesor tidak pernah selesai bekerja atau berhenti,
tetapi bisa sebagai salah satu di bawah ini;
●
Looping atau kembali label/alamat tertentu,
begitu seterusnya
●
Melakukan scanning di penggal program
tertentu
●
Menunggu masukan pemakai
●
Menunggu interupsi
MCU8051 IDE: Kompiler C dan Assembler
Assembler: ASEM-51
Kompiler: SDCC
Simbol
jumlah equ 5
mem1 equ 40h
ORG 0000h
Start:
Mov R0,#jumlah ;isi R0 dengan 5
Mov R1,#mem1 ;isi R1 dengan 40h
mov a,#0
LOOP:
inc A
Mov @R1,A
Inc R1 ;R1=R1+1
DJNZ R0,LOOP
Sjmp $ ;usai
Simbol (2)
●
Yang sudah diketahui Compiler → tidak
perlu didefinisikan, misal A, R0, R1, DPTR
●
Yang belum diketahui Compiler harus
didefinisikan
●
Yang sering digunakan/umum untuk satu
jenis uP tertentu diberikan dalam bentuk
Module file, yang harus disertakan dalam
program; $MOD51, atau INCLUDE
(‘nama_file’)
Simbol dalam Bahasa Rakitan (3)
●
Simbol-simbol merupakan respresentasi dari
konstanta numerik, alamat dan register
●
Simbol-simbol bisa dibentuk dengan adjad A
hingga Z dan bisa dikombinasikan dengan angka
(0-9),
●
Tidak boleh menggunakan spasi, untuk spasi
gunakan garis bawah '_' (underscore)
●
Untuk abjad, tidak dibedakan antara huruf besar
dan kecil (case insensitive). Misalnya: Alabel dan
alabel menujukkan simbol yang sama.
●
Tidak boleh mengawali simbol dengan angka
Simbol dalam Bahasa Rakitan (4)
$MOD51
DATA1 DATA 064h
PIN1 BIT 0E0h
ENAM EQU 6
PENGHITUNG EQU R3 ;Penghitung identik dengan R3
ENAM_JUGA EQU ENAM ;Simbol = simbol yang sudah
;didefini
;si
kan sebelumnya

TIGA EQU ENAM/2;Simbol=suatu ekpresi aritmatika
A_REG EQU A ;A_REG identik dengan A
ASCII_D EQU 'D' ;Simbol=ASCII literal 'D'
StartPrg equ 0030h ;start program
Org starprg
;----
;----
end
$TITLE(MCS51 Program Ver. 1.0)
Mnemonic $MOD51 ;see modulo 51
MEMORY1 equ R1
MEMORY2 equ R2
MOV a,#234 MOD 2

DB 'MCS-51'
Tetapan1:
DB 127,13,54,0,99
• Kelompok assembler directives (Compiler). Misalnya: EQU, ORG, DB
• Kelompok assembler controls (Compiler). Misalnya: $TITLE, $INCLUDE
• Operation Code (kode perintah Mikroprosesor)
• Kelompok operand implisit, yaitu simbol-simbol A, AB, C, DPTR, PC,
R0, R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7, PSW, DPH, DPL dst… nama-nama
Registers (Mikroprosesor)
• Operator asembler, yaitu; EQ,NE,GT,GE,LT,LE,HIGH,LOW, MOD,
SHR, SHL, NOT, AND, OR and XOR (Compiler)
Label
Label menunjukkan alamat lokasi memori fisik yang berkaitan
dengan pernyataan yang diberi label tersebut. Dalam
asembler, label adalah simbol, sedangkan setelah dikompile,
lokasi label akan menjadi lokasi memori di MCU. Dengan label,
programer tidak lagi bersusah payah menghitung jangkah
lompatan, menentukan atau mengubah lokasi instruksi, lokasi
data, dan lebih fleksibel dalam perubahan-perubahan program,
contoh label seperti diperlihatkan dibawah ini;
DATA_URUT: DB 0,1,2,3,4,5 ;Data storage

MCU_1: DB 'MCS-51' ;Data storage
VARIABEL: DS 20 ;Data reservation
BIT_VARIABEL: DBIT 16 ;Data reservation
MULAI: MOV A,#23 ;Assembly language
Simbol dan Label (2)
Ada baiknya gunakan bahasa indonesia saja untuk

simbol yang lain, misalnya; AWAL, MAJU, MUDUR,
LOKASI_MEMORI, PENAMPUNG dan sebagainya. Contoh
simbol yang salah adalah sebagai berikut;
1MEMOR_LUAR ;(Tidak boleh dimulai dengan angka)

KALANG# ;('#' tidak diperbolehkan)
ADD ;(tidak boleh, ini instruksi mnemonic)
LOW ;(tidak boleh, ini Assembler operator)
DATA ;(tidak boleh, ini Assembler directive)
Simbol Spesial 8051
Mendefinisikan nama
himpunan register x51
Lihat: http://plit.de/asem-51/append_c.htm
Assembler Directives
Assembler directives (pengarah program asembler)
digunakan untuk mendefinisikan simbol-simbol, konstanta,
atau variabel, melakukan reservasi tempat di memori,
menentukan lokasi penyimpanan program.
ORG (Set Origin)
ORG akan dibarengi dengan alamat secara eksplisit atau suatu ekpresi simbol
yang menunjukkan lokasi alamat di program memory untuk instruksi-instruksi atau
label dibawahnya. ORG akan meletakkan penggal-penggal program atau data
sesuai dengan keinginan pemrogram. Tidak mencantumkan ORG dalam program,
dianggap program dimulai dari alamat 0000h
END
END adalah akhir dari program, baris paling bawah dari program asembler
harus diberi assembler directive END.
USING
USING mengeset bank register ke <expr> antara 0..3. Hanya mempengaruhi
R0.. R7 di register bank saat ini
USING 1 ; set register bank ke 1

Assembler Directives (2)
EQU
EQU (Equate) adalah sama dengan atau identik, untuk menetapkan suatu nilai
numerik pada sebuah simbol, nilai numerik adalah data, alamat atau register.
SET
Seperti EQU, namun dapat didefinisikan kembali
MAXMONTH EQU 12
OCTOBER EQU MAXMONTH-2
COUNTREG EQU R5
CHAPTER SET 1
CHAPTER SET CHAPTER+1
CHAPTER SET A
Lihat: http://plit.de/asem-51/pseudo.htm
BIT
BIT Directive menetapkan suatu alamat memori yang
dapat dialamati bit pada suatu simbol, alamatnya antara
0 hingga 127 adalah memory internal dan 128 hingga 255
adalah alamat register dengan fungsi khusus.
Int_Enabled BIT 0AFH ;Global interupt enable

EX0 BIT 0A8H ;IE.0 - EXTERNAL INT.0 ENABLE
ET0 BIT EX0+1 ;IE.1 - TIMER 0 INT.ENABLE
EX1 BIT ET0+1 ;IE.2 - EXTERNAL INT.1 ENABLE
DB
DB (Define Byte) adalah menetapkan satu atau lebih
nilai konstanta byte di program memory.
JENIS_MCU: DB 'MCS-51'
Tetapan1: DB 127,13,54,0,99
DB 17,32,239,163,49
Tetapan2: DB 2*8,'MPG',2*16,'abc'
CODE, DATA, BIT, IDATA, XDATA
Directive ini menetapkan suatu alamat memori 8051.
DATA, IDATA, dan BIT nilainya tidak boleh melebihi 0FFH
EPROM CODE 08000H ; define ROM Address

STACK DATA 7 ; define direct RAM address
V24BUF IDATA 080H ; define indirect RAM address
REDLED BIT P1.5 ; define bit address
SAMPLER XDATA 0100H ; define external RAM address
CSEG, DSEG, ISEG, BSEG, XSEG

Directive ini mengalihkan satu dari lima ruang alamat
8051 (Code, DATA, IDATA, BIT, and XDATA segment [at
address]
DSEG ;switch to previous DATA segment

CSEG AT 8000h ;start a new CODE segment at address 8000H
XSEG at 0 ;start a new XDATA segment at address 0
Assembler Controls
Perintah yang mengatur kompiler bagaimana dan apa saja file
input (source code) dan bagaimana bentuk-bentuk file outputnya.
$TITLE(MCS51 Program Ver. 1.0)
$NOPAGING
$PAGEWIDTH(132)
$INCLUDE (TEST.ASM)
Lengkapnya: http://plit.de/asem-51/controls.htm
Komentar / Comment
Komentar atau comment digunakan untuk memberi
keterangan pada program asembler, komentar bisa
ditempatkan di baris mana saja dengan memberi tanda
semicolon (';') diawalnya.
MOV a,#22 ;komentar apa saja

;disini juga boleh komentar
MOV b,#45
Ekspresi Operand
Nilai Operand dapat dituliskan dengan tiga cara, yaitu;
• Eksplisit, contoh di bawah a langsung diisi dengan nilai 23h
• Simbol (yang sudah didefinisikan lebih dahulu dinilai)
• Dengan ekpresi, contoh di bawah, a diisi sisa dari pembagian
155/2, ekpresi digunakan untuk mempermudah penulisan atau
pembacaan maksud dari program
MOV a,#23h ;isi a dengan 23h

MOV mtest,#JANGKAH ;isi memori mtest dengan
;nilai JANGKAH
MOV a,#(155 MOD 2) ;isi a dengan 01
;(155/2 = 77 sisa 1)
Bilangan Dasar
Bilangan dapat dinyatakan dengan
• Desimal (default)
• Hexadesimal
• Oktal
• Digunakan dalam memberikan nilai seketika (immediate) ke
operand / simbol
MOV a,#22 ;isi a dengan 22 desimal

MOV a,#23d ;isi a dengan 23 desimal
MOV a,#0Feh ;isi a dengan 0FEH
MOV a,#17Q ;isi a dengan 17 octal
Character Strings
Strings dapat didefinisikan ke dalam operand atau alamat
tertentu
• Strings dengan 2 karakter → bisa menggunakan DPTR
• Character menggunakan simbol ASCII dan dapat dilakukan operasi
aritmetika maupun logikal
• DB digunakan untuk menginisialisasi memori dengan satu atau
lebih nilai byte dalam segmen kode atau konstanta. Lainnya: DW
MOV DPTR,#'BC' ;isi DPH dengan 42h (ASCII 'B')
;dan DPL ;dengan 43h (ASCII 'C')
SUBB a,#'A' ;a=a-41h
MXDATA:DB 'MCS-51';tempatkan kode ASCII data string

;tersebut ;dimulai pada alamat MXDATA
Lihat: https://www.keil.com/support/man/docs/a51/a51_controls.htm
Operator Aritmetika
+ tambah
- kurang
* perkalian
/ pembagian
MOD modulo, atau sisa pembagian
MOV a,#0FFh-10d ;a diisi dengan 245d

MOV a,#20 MOD 3 ;a diisi dengan 2 (sisa pembagian 20/3)
MOV a,#(20 MOD 3) ;sda, boleh pakai kurung
Lihat: https://www.keil.com/support/man/docs/a51/a51_wp_operators.htm
Operator Bitwise
0 0 0 0 0 1 0 0 4
OR bitwise OR (atau) → |
AND bitwise AND (dan) → & NOT
XOR bitwise Exclusive OR → ^
1 1 1 1 1 0 1 1 251
NOT bitwise NOT (invers)
+1
1 1 1 1 1 1 0 0 252
empat equ 4
minempat equ -4
A
START:
Mov a,#(NOT empat)+1 ;a=komplemen 4 + 1
Mov a,#minempat ;a=2's komplemen dari 4
Mov a,#0FCh ;a=FCh, -4 dlm 2's compl
;adalah FCh=252d
Mov a,#11111100b ;atau 11111100b
Operator Logika
< kurang dari → LT
<= kurang dari atau sama dengan → LTE
> lebih dari → GT
>= lebih dari atau sama dengan → GTE
== sama dengan → EQ
<> tidak sama dengan → NE
Argument: operand1 OPERATOR operand2
●
Membandingkan operand1 dan operand2
●
Menghasilkan nilai 1 (true) jika sesuai dan 0
(false) jika tidak sesuai
Operator Spesial
SHR Shift right (geser kekanan) → >> 0 0 0 0 0 0 1 0
SHL Shift left (geser kekiri) → << SHL
HIGH hi-byte 16 bit
LOW lo-byte 16 bit A 0 0 0 0 0 1 0 0
Mov a,#1 SHL 2 ;a=4

Mov a,#4 SHR 2 ;a=1
Mov a,#11011011b SHL 1 ;a= 10110110b
Mov a,#HIGH 8765h ;a=87h
Angka equ 11001100b
Saringequ 11110000b
Mov a,#Angka ;a=11001100b

Mov b,#Angka OR Saring ;a=11111100b
Mov R0,#(Angka OR (Saring SHL 2))
;a=11001100b or 11000000b → a=11001100b
Level dan Urutan Operator
Kontrol Tandon Air: Sistem
Tandon air biasanya digunakan untuk mensuply air

ke rumah diletakkan di atas menara, sumur dan bak
PAM adalah penampungan air di tanah, merupakan
sumber air yang harus dipompa ke tandon terlebih TANDON
dahulu. Tiga buah sensor saklar mendeteksi
keadaan tandon air, sumur dan bak penampungan
air PAM. Kondisi kosong, switch akan kontak, atau P1.0
P1.3
memberikan logika ‘0’ ke P1.0, P1.1 dan P1.2 , atau P1.4 MK
logika '1' untuk keadaan isi. Port P1.0, P1.1 dan P1.2
ini disebut sebagai unit input, atau difungsikan
P1.2
P1.1
sebagai unit input. Selanjutnya, P1.3 dan P1.4
difungsikan sebagai unit output, dalam hal ini
mengendalikan rele, jika output port ini bernilai ‘1’,
maka rele bekerja, rele akan mengkontakkan pompa
ke catu daya (memperkerjakan pompa).
Kontrol Tandon Air: Algoritme
Algoritma yang lebih mengarah ke bahasa
pemrograman dibuat sebagai berikut;
●
Jika tandon isi, maka matikan kedua pompa air
●
Jika tandon kosong dan …
– Jika bak PAM kosong dan sumur kosong maka
matikan kedua pompa
– Jika bak PAM isi, maka jalankan pompa bak PAM,
matikan pompa sumur, sampai tandon isi
– Jika bak PAM kosong dan sumur isi, maka jalankan
pompa sumur dan matikan pompa bak PAM
Kontrol Tandon Air:
start
Diagram Alir
tandon isi? tidak
ya
tidak bak pam isi ?
ya
sumur isi ya
tidak
matikan kedua hidupkan pompa hidupkan pompa

pompa sumur PAM
;program 7.4, kontrol tandon air
;******************************
$MOD51
TANDON
BAKPAM
equ P1.0
equ P1.1
Kontrol Tandon Air: Kode
SUMUR equ P1.2
POMPA_SUMUR equ P1.3 Program (dari Diagram
POMPA_PAM
ORG 0000h
equ P1.4
Alir)
Start:
JB TANDON,MATIKANPOMPA ;jika Tandon isi matikan kedua pompa
JB BAKPAM,POMPAPAM_ON ;jika tandon kosong dan bak pam isi
;hidupkan pompa bak PAM
JB SUMUR,POMPASUMUR_ON ;jika tandon kosong, bak pam kosong
;dan sumur isi, hidupkan pompa sumur
AJMP MATIKANPOMPA ;jika tandon kosong, bak PAM kosong
;& sumur kosong, matikan kedua pompa
POMPASUMUR_ON:
SETB POMPA_SUMUR
AJMP Start
POMPAPAM_ON:
SETB POMPA_PAM
AJMP Start
MATIKANPOMPA: ;matikan semua pompa
CLR POMPA_SUMUR
CLR POMPA_PAM
AJMP Start
end
Kontrol Tandon Air:
FSM (Alternatif)
TANDON
RESET
~P1.0 && P1.1
P1.0
P1.3
P1.4 MK
POMPA_MATI POMPAPAM_ON
P1.3 = 0 P1.3 = 1
P1.2
P1.1
P1.4 = 0 P1.4 = 0
P1.0||(~P1.1&&~P1.2)
~P1.0 &&
~P1.0 && ~P1.1 P1.1
~P1.0 && ~P1.1 &&
P1.2 POMPASUMUR_ON
P1.3 = 0
P1.4 = 1
P1.0 || ~P1.2
Mode Pengalamatan dalam
Bahasa Rakitan 8051
Eko Didik Widianto
Sudjadi
Referensi:
●
http://plit.de/asem-51/contents.htm
●
https://courses.cs.washington.edu/courses/cse466
/01au/Lab/A251.pdf
Tipe Memori 8051
SRAM
Flash RAM
●
Memori Kode: 4K
●
Memori Data Internal: 128B
●
Memori Eksternal
●
SFR (Special Function
Register)
●
Memori Bit
EPROM/Flash
Model Memori 8051
Lihat: https://courses.cs.washington.edu/courses/cse466/01au/Lab/A251.pdf
Segmen Memori 8051
CODE, DATA, BIT, IDATA, XDATA
Directive ini menetapkan suatu alamat memori 8051.
DATA, IDATA, dan BIT nilainya tidak boleh melebihi 0FFH
EPROM CODE 08000H ; define ROM Address

STACK DATA 7 ; define direct RAM address
V24BUF IDATA 080H ; define indirect RAM address: 80H-FFH
REDLED BIT P1.5 ; define bit address
SAMPLER XDATA 0100H ; define external RAM address
CSEG, DSEG, ISEG, BSEG, XSEG

Directive ini mengalihkan satu dari lima ruang alamat
8051 (Code, DATA, IDATA, BIT, and XDATA segment [at
address]
DSEG ;switch to previous DATA segment

CSEG AT 8000h ;start a new CODE segment at address 8000H
XSEG at 0 ;start a new XDATA segment at address 0
Memori Kode
●
Menyimpan kode program
●
Dibatasi sampai 64K
– Alamat: 0000H - FFFFH
– Dapat on-chip di mikrokontroler (ROM/EPROM)
– Off-chip ROM
●
AT89C51: 4K on-chip flash
– Endurance: 1000 Write/Erase cycle
Memori Internal & Register
●
Onchip memori:
IRAM dan SFR
●
AT89C51: 128 x 8-
bit memori internal
●
4 register bank: R0 –
R7
●
Bit memori
●
General IRAM
●
SFR
Register Bank
●
Lihat perubahan nilai memori internal, PC, dan register R
Memori Internal dan Bit-addressable
Memori Bit
MOV 20h,#0FFh
●
Merupakan bagian dari Ekivalen dengan:
RAM internal
SETB 00h
– Alamat: 20H - 2FH SETB 01h
●
Perintah: SETB, CLR SETB 02h
●
SFR juga ada yang bit- SETB 03h
addressable SETB 04h
SETB 05h
MOV P0,#01h
Ekivalen dengan: SETB 06h
SETB 80h SETB 07h
Special Function Register
Akses Port I/O (P0 sampai P3)
●
Dilakukan lewat SFR
– Bit-addressable
– P0 (80H)
– P1 (90H) ●
Lihat perubahan nilai
– P2 (A0H) SFR, akumulator
– P3 (B0H) dan
devais/peripheral
keluarannya
Mode Pengalamatan
Mode Pengalamatan
●
Immediate Constants
– mov A, #64H
●
Direct Addressing (Internal RAM & SFR)
– mov A, 64H
●
Indirect Addressing (Internal & Eksternal)
– mov A,@R0
●
Register-based Addressing
– xor A, cmp A
●
Indexed Addressing (Program memory)
– movc A,@A+DPTR
Immediate Constants
Nilai sebuah konstanta dapat diberikan pada
opcode dan tersimpan di memori program.
mov A, #100 ; isi A dengan 100 desimal

mov A, #64h
mov A, #01000100b
mov P1,#01010101b ;isi P1 dengan 01010101 biner

add a,#0Feh ;a=a+0Feh
Immediate Constants (2)
64h
Operand
mov a,#100
Op code (operational code)

instruksi
A AA
64
92
10010010
add A,#00101110b A=A+2Eh 64h+2Eh=92h
PSW 0
1 1 1 1 1 1 1 1
0
C P Even
Direct Addressing
●
In direct addressing, the operand is specified by an 8-bit
address field in the instruction.
●
Only internal data RAM and SFRs can be directly
addressed, 00H - FFH
Operand Internal memory
mov a,72h 70h 4A

71h 1B
Opcode (operational code) 72h 34
instruksi
73h FE
74h AA
A AA
34
75h BB
Direct Addressing (Move Data)
;move data (copy data)
Inbyte equ 70h ;source byte
Port1 equ 90h ;port 1 sfr's
org 8000h ;set the origin

mov a,Inbyte ;copy contens on inByte to a
mov port1,a ;acc to port 1
;equivalent to mov P1,a
70h 4A
71h 1B
72h 34
73h FE
74h AA
PORT1 CD
4A A EF
4A
75h BB
Direct Addressing (Move Data)
Direct Addressing (Arithmatic)
70h 4A
ADD A,73h 71h 1B

72h 34
73h FE
A=A+73h FEh+EFh=1EDh 74h AA
75h BB
PSW 1
0 1 1 1 1 1 1 0
1
A ED
EF
Direct Addressing (Bit Oriented)
;bit oriented data transfer
mov P1.0,C
mov C,P1.1
C
PSW 0
1 1 1 1 1 1 1 0
1
P1 0 1 1 1 1 1 0 0
1
Indirect Addressing
●
Internal dan External RAM dapat diakses dalam mode
ini, dimana address ditempatkan dalam register,
misalnya R0 atau R1 atau dalam stack pointer
mov r0,#73h 70h 4A
71h 1B
mov a,@R0 72h 34
inc R0 73h 82
mov b,@R0 74h 86
A EF
82 75h BB
B EF
86
●
Pada pengalamatan 16 bit ke memori movx a,@DPTR
eksternal digunakan DPTR (indexed) movx @DPTR,a
Register Addressing
●
Proses-proses yang hanya
melibatkan operasi dalam
R0 EF
7B A 7B
register bank, termasuk
operasinya dengan carry
mov r0,a
R7 4B
34 B 34
mov r7,b
Register-specific Addressing
●
Beberapa instruksi adalah cmp A
spesifik untuk register tertentu xor A
●
Proses-proses yang hanya A 000 1 1 0 1 0 1 35h
melibatkan operasi dalam
register khusus, seperti Acc, B
CMP A
register, data pointer, dimana
disini hanya diperlukan satu
byte perintah. A 101 0 0 1 0 1 0 CAh
;Exchange
XOR A
xch a,b
xch a,r0
A 000 0 0 0 0 0 0
xch a,@r1
A AA
BB B BB
AA
Register-specific Addressing
34h 4A
;Stack oriented Data Transfer
org 8000h 33h 1B
mov SP,#2Fh 32h 34
mov a,#45 31h 82
push acc 30h 2D
86
mov b,#0 2Fh BB
SP
pop b
B BB
2D
00
Indexed Addressing
●
Memori program hanya dapat diakses dengan indexed
addressing. Mode ini ditujukan untuk membaca tabel
look-up dalam memori program
●
Sebuah 16-bit base register (baik DPTR atau Program
Counter) menunjuk basis dari tabel tersebut dan ACC
diset berdasarkan nomor entry dalam tabel
●
Alamat dalam entry tabel di memori program dibentuk
dengan menambahkan data akumulator ke pointer basis
●
Bentuk lain dari indexed addressing adalah penggunaan
instruksi case jump.
– Alamat tujuan dari instruksi jum dihitung sebagai
jumlah dari pointer basis dan data ACC
Indexed Addressing
mov DPTR,#8100h
mov A,#2 8100h 4A
movc a,@a+DPTR 8101h 1B
8102h 34
DPTR 81 00 8103h 82
8104h 86
A 02 8105h BB
movc a,@a+DPTR
A 02
34
movc a,@a+PC
Indexed Addressing
org 0h
mov DPTR,#LookupTable
main: acall GetData
sjmp main
GetData:
clr A
movc A,@A+DPTR ;Ambil isi Array KombinasiRuas
inc DPTR
ret
; abfgcdet
LookupTable:
DB 00010001b ; 0 abcdef
DB 10110111b ; 1 bc
DB 00101001b ; 2 abged
...
DB 01000001b ; 6 acdefg
DB 00110111b ; 7 abc
DB 00000001b ; 8 abcdefg
DB 00000111b ; 9 abcfg
Teknik Pemrograman Assembly
8051
MK Teknik Mikroprosesor dan Antarmuka
Eko Didik Widianto
Dania Eridani
Referensi:
●
MCS 51 Microcontroller Family User’s Manual
●
Materi Teknik Mikro pak Sudjadi (T.Elektro)
(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

Teknik Pemrograman Aplikasi
●
Interupsi
●
Timer dan Counter
●
Komunikasi Serial
●
Implementasi Delay

Interupsi

Mode Layanan I/O (Service Routine)
●
Polling
●
CPU aktif, I/O di’tanya’ satu persatu
●
Menggunakan perintah JB, JNB untuk melihat nilai bit register
●
Interrupt
●
CPU pasif, bisa mengerjakan program lain, I/O aktif
menginterupsi CPU
●
Mengaktifkan interupsi, menjalankan ISR di interrupt vector
I/O I/O
Data Ambil Data Ambil

siap? Data siap Data
8051 8051

Sistem Interupsi pada 8051
Interupt flag registers

TCON Timer 8F 8E 8D 8C 8B 8A 89 88 88H
Control TF1 TR1 TF0 TR0 IE1 IT1 IE0 IT0
IE flag IE event
1: occur 1: negedge, 0: low level
Kendali Interupsi
IE Interrupt AF AE AD AC AB AA A9 A8 A8H
Enable EA - - ES ET1 EX1 ET0 EX0
• EA (Enabled Interupt) adalah bit yang menentukan

global enable, artinya bila bit ini di clearkan ('0'), maka
seluruh interupt diabaikan oleh MCU (interupt blocking).
●
Individual interupt enables, artinya masing-masing
sumber interupsi dapat diabaikan atau tidak tergantung
dari masing-masing bit kendalinya, jika bit kendali '0',
maka interupt dari sumber yang bersangkutan,
diabaikan oleh MCU (blocking), masing-masing adalah;
ES untuk serial interupt , ET1 untuk Timer 1, EX1 untuk
eksternal 1, ET0 untuk timer 0, EX0 untuk eksternal 0.

Operasi Interupsi: Vektor dan ISR
●
Jika diaktifkan, terjadinya interupsi akan memaksa PC
mengarah ke vektor interupsi (alamat interupsi) dan
menjalankan subrutin interupsi (ISR, interrrupt service routine)
●
ISR diakhiri dengan RETI dan sebaiknya waktu eksekusinya
secepat mungkin (mis: hanya mengeset flag saja, dan
eksekusi dilakukan di main loop)
Interrupt Vector Priorita Flag Flag clearing
s
RESET 0000h 1 - otomatis
Eksternal 0 0003h 2 IE0 otomatis
Timer 0 000Bh 3 TF0 otomatis
Serial Port 0023h 6 TI/RI Oleh programmer
org 00h ; reset
sjmp awal ; awali kode dari alamat 30h
org 03h ; INT0 address
inc R7 ; ISR jika terjadi INT0
reti ; return interrupt Interupsi (2)
org 0Bh ; TF0 address
acall timer0ISR ; panggil subrutin ISR
reti ; return interrupt
org 23h ; RI and TI address in serial COM
; --- awal kode
org 30h
awal: mov A,#0 ; clear ACC
mov IE,#00111111B ; Aktifkan semua interrupt
setb IE.7 ; aktifkan global → bisa IE=10111111b
--- ; inisialisasi kode
ulang: add A,#04 ; tambah 4 ke akumulator
--- ;kode utama
sjmp loop ; loop
timer0ISR: --- ; ISR TF0. Pastikan eksekusi cepat
ret ; return

Sistem Deteksi Pulsa
●
Opsi: Polling atau Interupsi
●
Interupsi eksternal 0 (INT0) digunakan untuk deteksi pulsa
●
Pulsa terdeteksi (mengeset IE0 flag) saat transisi turun pulsa
VC C
VC C
U 29
VC C 2 12
3 P 3 . 0 / R XD P 1.0/A IN 0 13
6 P 3 . 1 / TXD P 1.1/A IN 1 14
7 P 3 . 2 / I N TO P1.2 15
8 P 3 . 3 / I N T1 P1.3 16
R ESET 9 P 3 . 4 / T0 P1.4 17
11 P 3 . 5 / T1 P1.5 18
P3.7 P1.6 19
5 P1.7
4 XTA L 1
XTA L 2
12 MH Z 1
R S T/ V P P
20
VC C
VC C
AT89C 2051

Sistem Deteksi Pulsa: Polling VC C
VC C
U 29
VC C 2 12
3 P 3 . 0 / R XD P1.0/A IN 0 13
6 P 3 . 1 / TXD P1.1/A IN 1 14
7 P 3 . 2 / I N TO P1.2 15
8 P 3 . 3 / I N T1 P1.3 16
R ESET 9 P 3 . 4 / T0 P1.4 17
11
;program
P 3 . 5 / T1 polling.asm
P1.5 18
P3.7
;test polling PPuntuk
1.6
1.7
1 9 deteksi pulsa
5
4;********************************
XTA L 1
XTA L 2
$MOD51
12 MH Z 1
input_pulsa
R S T/ V P P equ P3.2
20
output_port
VC C equ P1
VC C
AT89C 2051
ORG 0000h
mov output_port,#0ffh
Pulsa masukan
Start:
jnb input_pulsa,start;wait for hi
jb input_pulsa,$ ;wait for lo
inc output_port
sjmp start
end

Sistem Deteksi Pulsa: Interupsi
1 ;program 8.1, Pencacah pulsa masuk via INT0
2 ;****************************************
3
4 $MOD51
5
0000 6 Pstart equ 0000h ;start program
002F 7 stack equ 02fh ;di internal RAM
8
9 ;================== tabel interupt vectors
0000 10 org Pstart ; power up and reset vector
0000 802E 11 sjmp init
0003 12 org Pstart+03h ; interrupt 0 vector
0003 0590 13 inc P1
0005 32 14 reti
000B 15 org Pstart+0bh ; timer 0 interrupt vector
000B 020030 16 ljmp init
0013 17 org Pstart+13h ; interrupt 1 vector
0013 020030 18 ljmp init
001B 19 org Pstart+1bh ; timer 0 interrupt 1 vector
001B 020030 20 ljmp init
0023 21 org Pstart+23h ; serial port int. vector
0023 020030 22 ljmp init
002B 23 org Pstart+2bh ; 8052 extra interrupt vector
002B 020030 24 ljmp init

Sistem Deteksi Pulsa: Interupsi (2)
25
26 ;=================== main program
0030 27 org Pstart+30h
0030 28 init:
0030 759000 29 mov P1,#0 ;nolkan P1
0033 75812F 30 mov SP,#stack ;inisialisasi stack pointer
0036 D288 31 setb IT0 ;negative-edge activated int.
0038 D2AF 32 setb EA ;aktifkan global interupt
33
003A 34 start:
003A 901234 35 mov DPTR,#1234h ;contoh program utama
003D E0 36 movx A,@DPTR
003E F5F0 37 mov B,A
0040 A3 38 inc DPTR
0041 E0 39 movx A,@DPTR
0042 25F0 40 add A,B
0044 80F4 41 sjmp start ;looping
42 end
43

Sistem Deteksi Pulsa: Operasi Interupsi
0000 80 1 • Restart di 0000h -> Jump to 0030
0001 2E
• 0030h program init dan program utama.
0002
0003 05 • Int muncul dilokasi 003Bh;
0004 90 2 – Selesaikan 1 siklus mesin dahulu.
0005 32
– Penunjuk stack dinaikkan 1, menjadi 40h
0030 75 – PC low di push ke stack dalam hal ini data
0031 90 3Dh disimpan di lokasi 40h
4
0032 00
– Penunjuk stack dinaikkan 1, menjadi 41h
5
– PC hi di push ke stack dalam hal ini data 00
3
003A 90 disimpan ke lokasi 41h, 003D lokasi stl ISR.

003B 12 int • PC dimuati 0003h -> ISR (inc P1)
003C 34
003D E0
• Perintah RETI ;
003E F5 – POPing isi stack ke PC hi.
7
003F F0 – Penunjuk stack diturunkan 1, menjadi 40h
0040 A3
0041 E0
– POPing isi stack ke PC lo, selengkapnya PC
akan dimuati 003Dh, dan program kembali
6
0042 25
0043 F0 melanjutkan program utama
0044 80 – Penunjuk stack diturunkan 1, menjadi 3Fh.
0045 F4
Sistem Kontrol Tandon: Interupsi
;kontrol tandon air dilengkapi interupsi
;************************************************
$MOD51
; TANDON
;================== interupt vectors
org Pstart ; power up and reset vector
ljmp init
org Pstart+03h ; interrupt 0 vector
ljmp pompa_trouble
org Pstart+0bh ; timer 0 interrupt vector
ljmp init ; int yg tidak digunakan arahkan ke label
; init
org Pstart+13h ; interrupt 1 vector
ljmp pompa_trouble
org Pstart+1bh ; timer 0 interrupt 1 vector
ljmp init
org Pstart+23h ; serial port interrupt vector
ljmp init
org Pstart+2bh ; 8052 extra interrupt vector
ljmp init

Sistem Kontrol Tandon: Interupsi
;interupt service routine (ISR)
org 0200h
Pompa_trouble: ;matikan semua pompa & program seakan berhenti
clr Pompa_sumur
clr Pompa_pam
setb alarm ;hidupkan alarm
acall delay
reti

Timer dan Counter

Fungsi
●
Menghitung kejadian; mencacah pulsa masuk dari
luar, pencacah pulsa per detik -> Frequency Counter
●
Interval pewaktuan: pewaktu
– stopwatch/chronograph; mengukur interval waktu antara dua
kejadian
– sebagai timer, diset sekian detik, start dan setelah selesai
akan memberitahu bahwa waktunya sudah selesai.
●
Baud rate generator: untuk membangkitkan referensi
sinyal pada operasi serial port
●
Sumber sinyal:
– Counter → dari luar
– Timer → dari dalam (hasil pembagian sinyal clock)

Register Timer
TH1 Timer 1 Hi 8DH
TH0 Timer 0 Hi 8CH
TL1 Timer 1 Lo 8BH
TL0 Timer 0 Lo 8AH
TMOD Timer Mode 89H

Register Mode Timer (TMOD)
BIT NAMA DISKRIPSI
7 GATE Timer 1 Gate bit
6 C/T Counter/Timer 1 select bit
5 M1 Timer 1 Mode bit 1
3 GATE Timer 0 Gate bit
2 C/T Counter/Timer 0 select bit

Mode Timer (dari M0 dan M1)
M1 M0 MODE DISKRIPSI
0 0 0 13-bit timer mode: 8-bit THx dan 5-bit
TLx
0 1 1 16-bit timer mode
1 0 2 8-bit auto-reload mode
1 1 3 Split timer mode:
Timer 0; TL0 8 bit timer dikontrol
oleh bit mode timer 0, TH0 8 bit timer
dikontrol oleh bit mode timer 1
Timer 1; berhenti

Flag Control
1: overflow 1: aktif

Mode Timer 1 (M1=0, M0=1)
●
Timer clock = clock_osc dibagi 12
●
Konfigurasi: M1=0 dan M0=1
●
Tfx akan set jika THx dan TLx timeout
●
Waktu timeout bisa lebih lama daripada mode 0 (13-bit)
osilator :12 TLx THx
8 bit 8bit TFx
T1
C/T
Misal:
TRx
Jika fosc = 11,0592 MHz,
maka frekuensi timer =
GATE
fosc/12 = 921,6 kHz →
INT1
Periode = 1,085 us

Mode Timer
●
Mode 2: Autoreload
●
Mode 3: Split-mode, Timer 0 menggunakan TL0
dan Timer 1 menggunakan TH0. T1 tidak aktif.
Timer TLx THx Timer TL1 TH1

Clock 5 bit 8bit TFx Clock 8 bit 8bit
mode 0 overflow
flag
Timer TL0
Timer TLx THx
TFx Clock 8 bit
TF0
Clock 8 bit 8bit
mode 1
Timer TLx
Clock 8 bit
TFx
TH0
reload 1/12 frek clock
8bit TF1
THx
8bit
mode 3
mode 2

Contoh Timer
●
Bangkitkan sinyal pulsa dengan periode 4 ms.
Frekuensi osilator 11.0592 MHz
2 ms
●
T_siklus = 12 / f_osc
= 12 / 11,0592x10 = 1,085 us 4 ms
●
Jumlah cacahan untuk membangkitkan delay 2 ms
Cacahan = 2x10-3 / 1,085x10-6 = 1843
●
Timer mode 0 (13-bit). Jumlah cacahan maksimum 213
atau 0-8191. THx dan TLx diberikan selisih 1843 dari 8191
Nilai = 8191 – 1843 = 6348 atau 18CCH
●
Timer mode 1 (16-bit). Jumlah cacahan maksimum 216
atau 0-65535. THx dan TLx diberikan selisih 1843 dari 8191
Nilai = 65535 – 1843 = 63692 atau F8CCH

Contoh Timer
●
T_siklus = 12 / f_osc 100us
= 12 / 11,0592x10 = 1,085 us
200us
●
Jumlah cacahan untuk membangkitkan delay 100 us
Cacahan = 100x10-6 / 1,085x10-6 = 92
●
Timer mode 1 (auto-reload, 8-bit). Mode 0, 1, dan 3
memerlukan pengesetan nilai THx dan TLx kembali. Mode
ini tidak diperlukan. THx dan TLx diisi dengan nilai yang
sama. Jumlah cacahan maksimum 28 atau 0-255.
Nilai = 255 – 92 = 163 = A3H

Program Timer
; Pembangkit gelombang kotak dengan frekuensi sekitar 10 Khz
pada port P1.0 (dengan anggapan kristal 12 MHz.);
;Program 9.2 Generator gelompang kotak pada P1.0
$MOD51
org 0000h
sjmp start
start:
org 0030h
MOV TMOD,#02H ;8 bit auto-reload mode
MOV TH0,#-50 ;nilai reload pada TH0, 50 uS
SETB TR0 ;start timer
BALIK:
JNB TF0,BALIK ;tunggu overflow
CLR TF0
CPL P1.0
SJMP BALIK
End

Membaca RegisterTtimer 16 Bit
Untuk membaca nilai THx dan TLx dapat dilakukan setiap saat oleh
MCU, meskipun timer sedang berjalan. Tetapi perlu diperhatikan
kemungkinan adanya phase error, dimana saat dibaca sedang
terjadi overflow byte rendah (TLx) ke byte tinggi (THx), untuk
menghindari kejadian ini, disarankan untuk membaca THx lebih
dahulu, kemudian baru TLx, kemudian THx lagi, jika THx terakhir
tidak sama dengan terdahulu, program perlu diulang, listing
programnya;
BACA: ;R6 R7 akan berisi TL1 dan TH1

MOV A,TH1
MOV R6,TL1
CJNE A,TH1,BACA
MOV R7,A

Pencacah Frekuensi
;Program 9.3, Frequency Counter
;T0 sebagai referensi waktu
;T1 sebagai masukan pulsa yang diukur
;------------------------------------
Kali20 equ 010h
T50mdetik EQU -50000
Pstart equ 0000h
$mod51 ;8051 module
ORG Pstart
AJMP init
org Pstart+3
ajmp init
org Pstart+0Bh
AJMP TimerInterrupt
org Pstart+13h
ajmp init
org Pstart+1Bh
ajmp init
org Pstart+23h
ajmp init

Pencacah Frekuensi (2)
ORG Pstart+30h
INIT:
mov sp,#2fh ; reinitialize stack pointer
mov psw,#0
MOV Kali20,#20 ;Nilai awal pengali=20
MOV TMOD,#01010001b
;timer 0 : mode 1 (16bit) - Timer
;timer 1 : mode 1 (16bit) – Counter
MOV TH0,#3Ch
MOV TL0,#0B0h ;3CB0=-50000
;Interupsi setiap 50mS
MOV TH1,#0 ;nilai awal counter
MOV TL1,#0
SETB ET0 ;Aktipkan interupsi Timer 0
SETB EA ;Aktipkan Sistem interupsi
SETB TR0 ;Jalankan Timer 0
SETB TR1 ;Jalankan Counter 1

START: Pencacah Frekuensi (3)
;program utama tampilkan data
sjmp START ;looping disini
TimerInterrupt: ;ISR setiap 50 uS
MOV TH0,#3Ch ;isi ulang TH0 dan TL0
MOV TL0,#0B0h
DJNZ Kali20,SelesaiInterupsi ;belum 1 detik
;jika sudah 20 x 50000 = 1 detik

BACA: ;R6 R7 akan berisi nilai cacahan pulsa dalam 1
detik
MOV A,TH1
MOV R6,TL1
CJNE A,TH1,BACA
MOV R7,A
MOV TH1,#0 ;clearkan counter

MOV TL1,#0
MOV Kali20,#20 ;isi ulang Kali20
SelesaiInterupsi:
RETI
END (c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro
Komunikasi Serial UART

Fungsi Port Serial
●
Mengirim dan
menerima data
dari luar melalui
D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
TX RX
cara serial (1 bit
per satuan waktu)
●
Tipe transfer: sinkron
dan asinkron D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
TX RX
SINKRONISASI
START D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 PARITY STOP

Format Sinyal Serial 8051 (UART)
START D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 PARITY STOP

●
Kecepatan bit disebut sebagai baud rate atau laju bit disingkat bps (bit
per second), 1200, 4800, 9600 bps. Contoh: untuk laju bit 4800 bps
berarti lebar pulsa untuk 1 bit adalah 20.84 ms.
●
Makin besar pesat bit, makin cepat data ditransmisikan, tetapi
memerlukan bandwitdh jalur (‘jalan’) yang semakin lebar, penggunaan
kabel biasa atau kabel telpon kecepatan transmisi data dibatasi oleh
bandwidth kabel tersebut.
●
Saluran tanpa data bertegangan ‘1’, START bit selebar 1 pulsa, selalu ‘0’.
●
Setelah bit START, diikuti serial data, jumlah data dapat 7 atau 8.
●
Setelah data-data bit bisa diikuti (jika diperlukan) oleh PARITY BIT, jika
dipilih PARITY EVEN, maka bit parity akan menggenapkan jumlah bit ‘1’
nya, jika dipilih PARITY ODD, maka bit parity akan mengganjikan jumlah
bit ‘1’ nya, dalam contoh dipilih EVEN, jadi bit paritynya ‘0’
●
Akhir data adalah STOP bit, yang selalu ‘1’, dapat 1 atau 2 pulsa
lebarnya.
●
Setelah itu jalur kembali ‘1’ untuk siap dilalui oleh data yang lain.
Sistem Minimum
●
Menggunakan pin RxD (P3.0) dan TxD (P3.1)
●
RxD internal pull-up
VC C
VC C
U 29
VC C 2 12
3 P 3 . 0 / R XD P 1.0/A IN 0 13
6 P 3 . 1 / TXD P 1.1/A IN 1 14
7 P 3 . 2 / I N TO P1.2 15
8 P 3 . 3 / I N T1 P1.3 16
R ESET 9 P 3 . 4 / T0 P1.4 17
11 P 3 . 5 / T1 P1.5 18
P 3.7 P1.6 19
5 P1.7
4 XTA L 1
XTA L 2
12 MH Z 1
R S T/ V P P
20
VC C
VC C
AT89C 2051

Notasi, Mode, dan Register Serial
●
Notasi format : 4800,8,1,N
●
Laju bit 4800bps
●
START bit tidak ditulis karena lebar pulsa selalu 1 → Nilai ‘0’
●
8 bit data
●
1 Stop bit → Nilai ‘1’
●
dan tidak ada parity (Opsional, N=None, E=Even, O=Odd).
SM0 SM1 MODE Fungsi Baud Rate
0 0 0 Shift Register 1/12 Oscillator
0 1 1 8-bit UART Diset oleh Timer
1 0 2 9-bit UART 1/64 atau 1/32 Oscillator
SBUF SerialBuffer 99H
SCON Serial 9F 9E 9D 9C 9B 9A 99 98 98H
Control SM0 SM1 SM2 REN TB8 RB8 TI RI

Mode 0 – Shift Register
Mode tulis
ALE
Data (RXD)
D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
Shift Clock
(TXD)
ALE
Mode baca
Data (RXD)
D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
Shift Clock
(TXD)

Mode Serial 1
●
Mode 1 adalah 8-Bit UART dengan baud rate yang dapat
diatur
– Transmisi serial dengan format 1 bit start (‘0’), 8 bit data, 1 bit
stop (‘1’) dan tidak ada parity melalui port TXD
– Laju bit atau Baud rate variabel, ditentukan oleh overflow timer.
●
SMOD=0 → 1/32 dari timer overflow.
●
SMOD=1 → 1/16 dari timer overflow.
– Mode 1 sederhana dan sering digunakan untuk komunikasi
antara MCU dengan Komputer.
– Trasmisi dilakukan dengan menuliskan data ke SBUF. Akhir
transmisi dilakukan dengan mengeset nilai TI di register SCON
– Penerimaan data diinisiasi oleh bit START. Kondisi REN=1 dan
RI=0 harus dipenuhi. RI akan set jika penerimaan data selesai

Mode Serial 2, 3
●
Mode 2 adalah 9-Bit UART dengan baud rate tetap
– Baudrate 1/16 atau 1/32 frekuensi oscillator;
●
SMOD=0 → 1/64 frekuensi crystal.
●
SMOD=1 → 1/32 frekuensi crystal.
– Transmisi serial dengan format 8 bit plus bit ke-sembilan yang
ada pada TB8 dan 1 stop bit.
– Transmisi diinisiasi dengan menuliskan data ke SBUF. Akhir
transmisi diindikasikan dengan mengeset bit TI di register SCON
– Penerimaan data diinisiasi oleh bit START (‘0’). Kondisi REN=1
dan RI=0 harus dipenuhi. RI akan set jika penerimaan data
selesai
●
Mode 3 adalah 9-Bit UART seperti Mode 2 dengan baud rate
yang dapat diatur;
– Laju bit atau Baud rate variabel, ditentukan oleh overflow timer.

Menghitung Baud rate
PCON Power SMOD1 SMOD - POF GF1 GF0 PD IDL 87H
0
Control
●
SMOD digunakan sebagai bit mode serial untuk menentukan
baudrate dengan Timer 1 dalam mode 8-bit auto reload
●
Baudrate pengirim dan penerima harus sama
●
F osc
Baudrate= Dengan Fosc = 16 MHz:
N ×(256−TH 1)
SMOD1=0: Nilai TH1 untuk baudrate
●
F osc
TH 1=256−( ) 9600 adalah
●
SMOD1=1: 384×baudrate TH1 = 256-(16x106) /
F osc (192x9600)
TH 1=256−( ) = 247 = F7H
192×baudrate

Koneksi Port RS-232
●
Koneksi null-modem → cross-cable
●
Handshaking secara hardware
nama DB25 DB9

RD 3 2
●
RD, Receive Data (RXD).
TD 2 3
●
TD, Transmit Data.
SG 7 5
●
SG, Signal Ground.
●
DTR, Data Terminal Ready DTR 20 4
●
DSR, Data Set Ready DSR 6 6
●
CD, Carrier Detect CD 8 1
●
RTS, Request To Send. RTS 4 7
●
CTS, Clear To Send CTS 5 8

Level RS-232
+15
●
Memerlukan
konverter level dari
TTL ke RS-232 5
0 RS232
TTL
-15
RS232 LEVEL
CONVERTER
RS232 TTL
MCU
Personal Computer

Level Converter
●
Misalnya: MAX232 C8
VC C
S1 R ESET
10uF
U1
VC C 1
R ST R1
4 10K
R5 R4 X2
Y1
12MH z
10K 10K
5 C7 C7
X1 30pf 30pf
12 2
13 +P 1 . 0 P 3 . 0 / R XD 3
14 -P 1 . 1 P 3 . 1 / TXD 6
15 P 1.2 P 3 . 2 / I N T0 7
16 P 1.3 P 3 . 3 / I N T1 8
17 P 1.4 P 3 . 4 / T0 9
18 P 1.5 P 3 . 5 / T1
19 P 1.6 11
P 1.7 P3.7
AT89C 2051
U2
D B9
13 1 2 TTL RX 1
RS232 8 R 1IN R 1OU T 9 6
R 2IN R 2OU T 2
11 14 7
TTL 10 T1 I N T1 O U T 7 3
T2 I N T2 O U T RS232 TX 8
C4 1 4
22uF 3 C 1+ 9
4 C 1- 5
5 C 2+
C3 C 2- P1
22uF 2
6 V+
VC C V-
VC C C5 16
22uF 15 VC C
GN D
TC 2 3 2
C6
22uF IC LEVEL
CONVERTER

Kode Serial Register
;Tunggu karakter dari serial port
;echokan kembali dan kirim ke P1
$MOD51
$NOPAGING
org 0000
ljmp start
org 30h
start:
clr ea ; disable all interrupts
acall initser ; initialize serial 4800,8,1,N
loop:
acall getchr
acall sndchr
mov P1,a
sjmp loop

Kode Serial Register (2)
;inisialisi serial port 4800,8,1,N.crystal oscillator 12 MHz
initUART:
mov PCON,#80h ;set SMOD=1
mov TMOD,#22h ;timer 1 sebagai baud rate generator
;mode 2 (8 bit auto reload)
mov TH1,#0f4h ;menggunakan 12 MHz Crystal
setb TCON.6 ;jalankan timer 1 atau SETB TR1
mov SCON,#050h;serial port mode 1. aktifkan REN
ret
;kirim data di akumulator ke serial port
sndchr:
clr SCON.1 ; clear kan TI
mov SBUF,a ; kirim data ke sbuf
txloop:
jnb SCON.1, txloop ; tunggu hingga TI ‘1’
ret
; terima data dari serial port ke akumulator
getchr:
jnb RI, getchr ; tunggu hingga ri ‘1’
mov A, sbuf ; pindahkan data dari sbuf ke a
clr RI ; clear ri
ret (c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro
Waktu Tunda / Delay

Delay / Waktu Tunda
●
Fungsi:
– Referensi waktu
– Menunggu IO stabil
– Sinkronisasi dengan IO
– Memperlambat jalan program
●
Teknik:
– Menggunakan perintah NOP (no operation) atau perulangan→
Blocking
– Menggunakan IO (Timer) untuk menunda. Perintahkan IO
Timer untuk menghitung waktu yang ditentukan, beritahu CPU
bila sudah selesai → Non Blocking

Waktu Eksekusi Instruksi
●
Byte-> jumlah
byte yang
diperlukan
●
Siklus mesin ->
waktu untuk
menyelesaikan
satu perintah

start: Perhitungan Waktu Tunda
-----
-----
Nop ;tunda 1 siklus mesin = 12 us untuk kristal 1 MHz
-----
-----

Perhitungan Waktu Tunda
mov p1,#00h mov p1,#0FFh sjmp start mov p1,#00h

P1.3
Sjmp loop
24 us 24 us 24 us
72 us
Loop:
mov p1,#00000000h ;hidupkan led (active low) 2 siklus
mov p1,#11111111h ;matikan led 2 siklus
sjmp loop ;2 siklus

Waktu Tunda Mikrodetik (Blocking)
Start:
mov P1,#00h ;hidupkan LED pada P1, 24uS
nop ;tunda 12 S
nop ;tunda 12 S
mov P1,#0FFh ;matikan LED pada P1, 24 uS
sjmp start ;kembali ke start, 24 uS
End
mov p1,#00h NOP NOP mov p1,#0FFh sjmp start mov p1,#00h
P1.3
96us

Waktu Tunda dalam Detik (Blocking)
;program 12.2a, Penundaan orde detik
;**************************************
$MOD51
Start:
mov P1,#00h ;hidupkan LED pada P1
acall tunda
mov P1,#0FFh ;matikan LED pada P1
acall tunda ; 24 us
sjmp start ;kembali ke start
Tunda: ;rutin tunda
; Total delay = (24 + 12 + 24x255 + 12x255x255 + 24x255x255+24x255+24) us
; = 2353200 us = 2,35 detik
mov a,#0FFh ; 12 us sebanyak 1
Loopa:
mov b,#0FFh ; 24 us sebanyak 255
Loopb:
nop ; 12 us sebanyak 255x255
djnz b,loopb ; 24 us sebanyak 255x255
djnz a,loopa ; 24 us sebanyak 255
ret ; 24 sebanyak 1
End
Tipe Instruksi Bahasa Rakitan
8051
Eko Didik Widianto
Sudjadi
Referensi:
●
http://plit.de/asem-51/contents.htm
●

Tipe Instruksi
●
Aritmatika
●
Bitwise
●
Transfer Data
●
Manipulasi dan Operasi Boolean
●
Program Flow
– Conditional Branching
– Direct Jump
– Direct Call --> Prosedur
– Interrupt

Memori 8051 dan Simbol Register
Rn Register serbaguna R0 sd R7 di register bank yang
diseleksi oleh PSW.
Direct 8 bit alamat internal RAM (0-127)atau SFR(128-255)
@Rn lokasi internal RAM yang alamatnya ditunjukkan oleh R0
atau R1, pengalamatan tak langsung dengan R0 dan R1),
Perhatian; tidak untuk R2, R3, R4, R5, R6 dan R7
#Data konstanta 8 bit.
#Data16 konstanta 16 bit.
Addr11 alamat 11 bit (untuk akses memori hingga 2K).
Addr16 alamat 16 bit (untuk akses memori hingga 64K).
Rel 8 bit offset relatif bertanda (2’s complement),
digunakan untuk SJMP, lompat dalam jangkauan -128
(mundur) hingga +127 (maju).
Bit lokasi bit yang dialamati secara langsung pada
internal RAM dan SFR.

Tabel Instruksi 8051
https://cuuduongthancong.com/pvf/857894/ky-thuat-so//8051-instruction-set-summary.pdf
Besar Instruksi dan Waktu Eksekusi
●
Byte → jumlah
byte yang
diperlukan (besar
instruksi)
●
Siklus mesin →
waktu untuk
menyelesaikan
satu perintah
●
Optimasi rancangan aplikasi dilakukan untuk membuat
besar kode sekecil mungkin dan waktu eksekusi secepat
mungkin

Instruksi Aritmatika
Mnemonic Diskripsi
ADD A,<source> A=A+<source>
ADDC A,<source> A=A+<source>+C
SUBB A,<source> A=A-<source>-C
INC A A=A+1
INC <source> <source>=<source>+1
DEC A A=A-1
DEC <source> <source>=<source>-1
INC DPTR DPTR=DPTR+1
MUL AB AB=A x B
DIV AB A=hasil A/B; B=sisa A/B
DA A Decimal Adjust dalam operasi BCD
Operasi Pengurangan
A EF 239
;SUBB A,<SOURCE> Atau
subb A,B - -17
;A=A-B-C B 7E 126
PSW 0
1 1 1 1 1 1 1 1
A 70 113??
OV=1. Hasil tidak valid untuk

signed char
P = 0 → Ganjil

Operasi A EF 239
Perkalian X
mul AB B 7E 126
; AB=A*B
=
B 75 A A2 30114

Operasi A EF 239
Pembagian :
div AB B 7E 126
; A=A/B, B=A mod B
=
A 01 B 71
Hasil bagi, 1 Sisa, 113

Instruksi Bitwise dan Khusus
Mnemonic ARTI
ANL <dest>,<source> <dest>=<dest> AND <source>
ORL <dest>,<source> <dest>=<dest> OR <source>
XRL <dest>,<source> <dest>=<dest> XOR <source>
CLR A '0' kan A
CPL A Komplemenkan A
RL A Geser/Putar byte A kekanan
RLC A Geser byte A kekanan via C
RR A Geser byte A kekiri
RRC A Geser byte A kekiri via C
SWAP A Tukar nibble dari a

Operasi Bitwise
A 0 1 0 1 0 1 0 1
1
ANL A,B ; A ← A & B
ORL A,B ; A ← A | B AND
XRL A,B ; A ← A ^ B
B 0 1 1 1 1 1 1 0
1
A 0 1 0 1 0 1 0 0
1

Operasi Pergesaran / Perputaran
RL
A.7 A.6 A.5 A.4 A.3 A.2 A.1 A.0

RR
A.7 A.6 A.5 A.4 A.3 A.2 A.1 A.0

RLC
C A.7 A.6 A.5 A.4 A.3 A.2 A.1 A.0
RRC
A.7 A.6 A.5 A.4 A.3 A.2 A.1 A.0 C
A 1 1 0 1 0 1 0 1 A 1 0 1 0 1 0 1 1
RL A

Operasi Swap
D 5
SWAP A ; A[3:0;7:4] ← A[7:0]
A 0 1 0 1 0 1 0 1
1
SWAP A
A 0 1 0 1 1 1 0 1
5 D

Instruksi Transfer Data
Mnemonic Arti
MOV <dest>,<source> <dest> = <source>, memori int
MOV DPTR,#data16 Dptr = data16
MOVC A,@A+<base-reg> A=isi dilokasi A+<base-reg>
MOVX <dest>,<source> <dest> = <source>, data mem
PUSH direct Simpan data ke memori stack
POP direct Ambil data dari memori stack
XCH A,<register> Tukar nilai A dengan nilai reg
XCHD A,@Rn Tukar bit 0-3 akumulator
dengan bit 0-3 alamat iRAM
yang ditunjuk R0 atau R1

Transfer Data di Memori Internal
●
Mode transfer: immediate, register, direct, dan indirect
addressing
1: mov
R0,#30h;R0 berisi 30h
2: mov
A,@R0 ;A berisi data alamat 30h=40h
3: mov
R1,A ;R1 berisi 40h
4: mov
B,@R1 ;B berisi data alamat 40h=10h
5: mov
@R1,P1 ;RAM lokasi 40h
;= 11001010b
6: mov P2,P1 ;P2=P1=11001010b
30h 40h ACC 40h 40h 10h P1 CAh

1 2 3 4 5
R0 30h ACC 40h R1 40h B 10h 40h CAh

Transfer Memori Data
;Indexed Addressing → memori program
movc A,@A+DPTR
;copy isi program memory lokasi <A+DPTR> ke A,
movc A,@A+PC
;copy isi program memory lokasi <A+PC> ke A
;Indirect Addressing → memori data

mov A,@R1
;copy isi data memory lokasi <R1> ke A
mov @R0,A
;copy A ke data memory lokasi <R0>
movx A,@DPTR
;copy isi data memory lokasi <DPTR> ke A
movx @DPTR,A
;copy A ke data memory lokasi <DPTR>

Operasi Stack
First In Last Out
●
Mekanisme: push pop
●
First-in Last-out (FILO) atau LIFO 031h 0BBh
●
Saat reset, SP → 07h 0AAh
030h
02Fh
mov SP,#2Fh ;isi SP dengan 2Fh,
;menunjukkan bahwa stack ;pointer pada posisi
;memori internal alamat 2F
mov a,#0Aah ;isi a dengan AAh
mov b,#0BBh ;isi b dengan BBh
push acc ;memori lokasi 30h berisi Aah, SP=30h
;perhatian: beberapa assembler tidak mengerti
;Push A, tetapi Push Acc
push b ;memori lokasi 31h berisi BBh, SP=31h
push b ;memori lokasi 32h berisi BBh, SP=32h
pop acc ;a=memori lokasi 32h=BBh, SP=31h
;perhatian: beberapa kompiler tidak mengerti
;Pop A, tetapi Pop Acc
pop b ;b=memori lokasi 31h=aah, SP=30h

XCH dan XCHD
●
XCH: Exchange Bytes. Sintaks: XCH A,register
●
XCHD: Exchange Digit. Sintaks: XCHD A,@R0/@R1
; Tukar isi register

xch A,@R0/@R1 ;Tukar isi A dan data di alamat R0
xch A,R[0-7] ;Tukar isi A dan isi R[0-7]
xch A,iram_addr ;Tukar isi A dan data di iram_addr
; Tukar low-order nibble ACC dengan low-order nibble di alamat

; internal RAM. High-order nibble tidak terpengaruh.
xchd A,@R0/@R1 ; A3-0 swap (Ri)3-0

Operasi Percabangan
Mnemonic ARTI
ACALL addr11 Jalankan subrutin di addr11
LCALL addr16 Jalankan subrutin di addr16
RET Kembali dari subrutin
RETI Kembali dari servis interupsi
AJMP addr11 Lompat ke alamat addr11 (absolut)
LJMP addr16 Lompat ke alamat addr16 (absolut)
SJMP rel Lompat maju atau mundur sejauh rel (relatif)
JMP @A+DPTR Lompat ke alamat a+DPTR
JZ rel Lompat ke rel bila A=0
JNZ rel Lompat ke rel bila A#0
CJNE <dest-byte>, Bila <dest>#<source> lompat sejauh rel
(src-byte>,rel
CJNE A,#data,rel Bila A#data lompat sejauh rel
DJNZ direct,rel Direct=direct-1, bila # 0 lompat sejauh rel
NOP NO Operation, tidak ada operasi
ACALL dan LCALL
●
Digunakan untuk memanggil subrutin. Setiap rubrutin harus
diakhiri dengan RET
●
ACALL memanggil dalam jangkauan 11 bit alamat atau 2K-byte
→ instruksi 2 Byte
●
Jika sistem hanya menggunakan ROM internal (8051: 4K) dan
besar kode kurang dari 2K, sebaiknya menggunakan perintah ini
ACALL page0
11 09

LCALL
●
Digunakan untuk memanggil subrutin. Setiap rubrutin harus
diakhiri dengan RET
●
LCALL dapat memanggil subrutin yang terletak di sebarang
lokasi di ruang alamat program 64K-byte → instruksi 3 Byte
●
Digunakan jika lokasi subrutin > 2K (2048 ke atas atau 800H
ke atas)
ACALL 16-bit address
12 08 00

Percabangan Tak Bersyarat
●
Digunakan untuk memanggil instruksi di alamat tertentu,
yang ditandai dengan label
●
Alamat: relatif (sjmp) atau absolut (ajmp, ljmp)
●
sjmp: 2 Byte, ajmp: 11 bit alamat (2 Byte), ljmp: 16 bit alamat
(3 Byte)
sjmp dekat ;short jump relatif dengan
;jarak +127 dan -128
ajmp sedang ;absolute jump 11 bit alamat
ljmp jauh ;absolute long 16 bit alamat

Percabangan Tak Bersyarat
7A = 7E-4
ajmp page4
83 = 4-81

Percabangan Bersyarat
START:
cjne A,#040h,LABEL1
;bandingkan a dengan 40h, jika tak ;sama lompat ke LABEL1
cjne A,P1,LABEL1
;bandingkan a dengan P1, jika tak ;sama lompat ke LABEL1
cjne R1,#040h,LABEL1
;bandingkan R1 dengan 40h, jika tak ;sama lompat ke LABEL1
cjne @R1,#0CCh,LABEL1
;bandingkan indirect R1 dengan CCh,tak sama? lompat ke LABEL1
jz zero
;a bernilai 0? lompat ke ZERO (relatif address: +- 127)
jnz zero
;a bernilai <> 0? lompat ke ZERO (relatif address: +- 127)
LABEL1:
-----
ZERO:
-----
NOTZERO:
djnz A, NOTZERO ;A=A-1, A<>0?loop, jika =0, lompat ke zero
sjmp ZERO

Percabangan Bersyarat
T
A==2? start:
Y cjne a,#02,taksama
B=5 mov b,#10
B=10 sjmp Terus
taksama:
mov b,#5
Terus: ------
------
Perulangan
A=A+1
Ulang:
inc A
R0=R0-1 djnz R0,Ulang
mov @R1,A
T
R0<>0? ------
Y ------
mov @R1,A

Perulangan
Sebaiknya menggunakan djnz R[0-7] (2 Byte) daripada djnz
<direct> (3 Byte)
●
Menambahkan 4 ke akumulator 10 kali
mov A,#0 ; clear ACC
mov R2,#10 ; R2 sebagai counter
djnz R2,ulang ;ulang sampai R2=0 (10 kali)
mov R3,A ; simpan A ke R3
●
Menggeser ke kiri isi akumulator 300 kali → butuh nested
loop mov A,#0 ; clear ACC
mov R3,#10 ; R3 sebagai counter 2
; karena perulangan lebih dari 255
ulang2: mov R2,#30 ; R2 sebagai counter
ulang: rlc A ; geser isi ACC ke kiri termasuk C
djnz R2,ulang ;ulang sampai R2=0 (30 kali)
djnz R3,ulang2 ;ulang sampai R3=0 (10 kali)

Perulangan (2) R0=5
R1=40h
●
Mengisi memori dengan 0Aah mulai dari
alamat 040h sampai 044h
Start: @R1=AAh
mov R0,#5 ;isi R0 dengan 5
mov R1,#40h ;isi R1 dengan 40h
Loop: R1=R1+1
mov @R1,#0Aah
inc R1 ;R1=R1+1
djnz R0,LOOP R0=R0-1
sjmp $ ;usai
R0=0?

Perulangan (3)
start:
jb ssg,ssgsatu ; jika ssg=‘1’ ke satu
jnb ssg,$ ;tunggu disini hingga ssg ‘1’
setb btmp
sjmp int_on
satu:
jb ssg,satu ;wait for low
clr btmp
int_on:
setb led
setb ET0 ;Aktifkan interupsi Timer 0
setb EA ;Aktifkan Sistem interupsi
setb TR0 ;Jalankan Timer 0
------
------

Mnemonic ARTI
CLR C '0' kan carry Operasi Boolean
CLR bit '0' kan bit
SETB C '1' kan C
SETB bit '1' kan bit
CPL C Komplemenkan carry
CPL bit Komplemenkan bit
ANL C,bit C=C AND bit
ANL C,/bit C=C AND NOT bit
ORL C,bit C=C OR bit
ORL C,/bit C=C OR NOT bit
MOV C,bit C=bit
MOV bit,C Bit=C
JC rel Lompat sejauh rel bila C='1'
JNC rel Lompat sejauh rel bila C='0'
JB bit,rel Lompat sejauh rel bila bit='1'
JNB bit,rel Lompat sejauh rel bila bit='0'
JBC bit,rel Bila bit='1' maka lompat sejauh rel kemudian
ganti bit menjadi'0'

Operasi Boolean (2)
clr C ;carry='0'
setb P1.3 ;P1.3 menjadi '1'
clr P1.4 ;P1.4 menjadi '0'
mov a,#10101010b ;isi a menjadi AAh
clr Acc.3 ;a menjadi 10100010b
setb Acc,6 ;a menjadi 11100010b
cpl 0E0h ;lokasi bit 0E0h dikomplemenkan,
;karena lokasi 0E0h = Acc.0
;maka a menjadi 11100011b
set P1.1 ;P1.1 ='1'
set C ;C='1'
anl C,/P1.1 ;C='1' AND '0', jadi C='0'
set C
mov P3,#11000101b
mov P1,#00110101b
mov P1.3,C ;P1.3 set (=carry)
mov C,P3.3 ;Carry clear ('0')
mov P1.2,C ;P1.2 clear
;setelah seluruh instruksi dijalankan,
;Carry clear ('0') dan Port1 menjadi 00111001b

Operasi Boolean (3)
Loop:
jB P1.3,kebakaran
START
sjmp aman
Kebakaran:
setb P1.1
setb P1.2
---
---
ajmp loop
P1.1='0'
aman: P1.3='1'?
P1.2='0'
clr p1.1
clr p1.2
--- P1.1='1'
--- P1.2='1'
ajmp loop

Operasi Interupsi
●
Jika diaktifkan, terjadinya interupsi akan memaksa PC
mengarah ke vektor interupsi (alamat interupsi) dan
menjalankan subrutin interupsi (ISR, interrrupt service routine)
●
ISR diakhiri dengan RETI dan sebaiknya waktu eksekusinya
secepat mungkin (mis: hanya mengeset flag saja, dan
eksekusi dilakukan di main loop)
Interrupt Vector Prioritas Flag Flag clearing
RESET 0000h 1 - otomatis
Serial Port 0023h 6 TI/RI Oleh programmer

org 00h ; reset
sjmp awal ; awali kode dari alamat 30h
inc R7 ; ISR jika terjadi INT0
reti ; return interrupt Interupsi (2)
acall timer0ISR ; panggil subrutin ISR
org 23h ; RI and TI address in serial COM
; --- awal kode
org 30h
awal: mov A,#0 ; clear ACC
mov IE,#00111111B ; Aktifkan semua interrupt
setb IE.7 ; aktifkan global → bisa IE=10111111b
--- ; inisialisasi kode
--- ;kode utama
sjmp loop ; loop
timer0ISR: --- ; ISR TF0. Pastikan eksekusi cepat
ret ; return

Pemrograman I/O
@2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Pemrograman I/O Sederhana
Lisensi
Kuliah#12 TKC211 - Teknik Mikroprosesor dan Antarmuka
Eko Didik Widianto, Dania Eridani
Teknik Komputer - Universitas Diponegoro
http://didik.blog.undip.ac.id/ @2022,Eko Didik Widianto 1

Pemrograman I/O
Tentang Kuliah @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
I Sebelumnya: dasar-dasar mikroprosesor dan memori di Akses CPU - Memori
8051 Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
I Konfigurasi MPU: Pin kendali dan catu daya Sederhana
I Arsitektur Atmel AT89C dan AT89S Lisensi
I Struktur port 0, 1, 2, dan 3
I Teknologi memori
I Organisasi memori MCS51: memori program dan memori data,
register dan SFR (special function register)
I Register MCS51
I Arsitektur dan konfigurasi port I/O MCS51 dan AVR
I Referensi
I Atmel: Datasheet AT89C51/52 atau AT89S51/52
I doc4316: Atmel 8051 Microcontrollers Hardware Manual
I Link
I Email: didik@live.undip.ac.id

Pemrograman I/O
Bahasan @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Antarmuka Mikroprosesor Akses CPU - Memori
Antarmuka Mikrokontroler AT89C51/S51 Antarmuka I/O Dasar
Pin Antarmuka Peripheral I/O

Sederhana
Lisensi
Akses CPU - Memori

Parameter Pewaktuan dan Siklus
Antarmuka AVR ATmega32A
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O Sederhana
Lisensi

Pemrograman I/O
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Antarmuka Mikrokontroler
Antarmuka Mikroprosesor AT89C51/S51
Pin Antarmuka
Antarmuka Mikrokontroler AT89C51/S51
Akses CPU - Memori
Pin Antarmuka Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Akses CPU - Memori Lisensi
Antarmuka I/O Dasar
Lisensi

Pemrograman I/O
Mikrokontroler AT89S51 @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
AT89C51/S51
Pin Antarmuka
I Mikrokontroler 8-bit dari Atmel (kompatible dengan Akses CPU - Memori
keluarga MCS-51) Antarmuka I/O Dasar
I Tegangan supply 4 - 5.5V Peripheral I/O
Sederhana
I Operasi 0 - 33 MHz
Lisensi
I Memori flash In-System Programmable (ISP) 4KB
I RAM internal 128 x 8-bit
I Programmable I/O 32 jalur
I 2 Buah Timer/Counter 16-bit
I 6 Buah Sumber Interrupt
I UART full duplex

Pemrograman I/O
Arsitektur AT89C @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
AT89C51/S51
Pin Antarmuka
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

Pemrograman I/O
Arsitektur AT89S @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
AT89C51/S51
Pin Antarmuka
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

Pemrograman I/O
Pin Antarmuka @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
AT89C51/S51
Pin Antarmuka
Akses CPU - Memori

I Pin antarmuka yang tersedia
Antarmuka I/O Dasar
di AT89S51: Peripheral I/O
1. Power: VCC (4-5.5V), GND Sederhana
Lisensi
2. Data I/O: Port 0, 1, 2 dan 3
3. Pasif: clock (XTAL1, XTAL2)
4. Kontrol: RST (I),
ALE/nPROG(I/O), nPSEN
(O) dan nEA/VPP (I)

Pemrograman I/O
Sinyal Kontrol @2022,Eko Didik
Widianto
ALE/PROG(I/O), PSEN (O) dan EA/VPP (I)
Antarmuka
Mikroprosesor
AT89C51/S51
I ALE/PROG (Address Latch Enable), I/O Pin Antarmuka
Akses CPU - Memori

I Output: latch low-byte alamat saat akses ke memori Antarmuka I/O Dasar
eksternal Peripheral I/O
I Aktif hanya untuk perintah MOVX atau MOVC Sederhana
Lisensi
I Input: untuk memprogram flash
I PSEN (Program Store Enable), Output
I Read strobe untuk memori program eksternal
I EA/VPP (External Access Enable), Input
I EA dihubungkan ke GND, agar mikrokontroler dapat
mengambil kode (fetch) dari lokasi memori eksternal (0 -
0xFFFF)
I EA dihubungkan ke Vcc untuk eksekusi dari memori
program internal

Pemrograman I/O
Deskripsi Port I/O @2022,Eko Didik
Widianto
Port 0: I/O, Alamat low-byte, dan Program Flash
Antarmuka
Mikroprosesor
AT89C51/S51
Pin Antarmuka
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I Port I/O (P0.7-P0.0)

I Output: dapat mensuplai 8 masukan TTL
I Input: masukan high-impedance
I Alamat low-byte memori (A7-A0) / Data (D7-D0) termultipleks
I Untuk akses memori eksternal: program (fetch) dan data (R/W)
yang menggunakan 16-bit alamat (MOVX @DPTR)
I Data untuk flash program (D7-D0,paralel)
I Input: menerima byte kode saat memprogram flash
I Output: menuliskan byte kode saat verifikasi.
Pemrograman I/O
Widianto
Port 1: I/O, paralel flash program, Serial ISP
Antarmuka
Mikroprosesor
AT89C51/S51
Pin Antarmuka
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I Port I/O (P1.7-P1.0), bidi, internal pull-up

I Input: masukan, pulled high
I Alamat low-byte memori program (A7-A0)
I Untuk memprogram dan verifikasi flash
I Serial flash programming/ISP
I P1.5: MOSI (input, ISP)
I P1.6: MISO (output, ISP)
I P1.7: SCK (input, ISP)
Pemrograman I/O
Widianto
Port 2: I/O, Eksternal Memori, Paralel Flash
Antarmuka
Mikroprosesor
AT89C51/S51
Pin Antarmuka
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

I Alamat high-byte memori data dan program (A15-A8)
I Untuk akses memori program eksternal program (fetch)
I Akses memori data eksternal mode 16-bit, MOVX @DPTR
I Jalur data untuk menuliskan isi SFR (Special Function Register) P2,
MOVX @RI
Pemrograman I/O
Widianto
Port 3: I/O, Paralel Flash, Fungsi Khusus
Antarmuka
Mikroprosesor
AT89C51/S51
Pin Antarmuka
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

I Jalur kontrol untuk pemrograman dan verifikasi flash
I Kontrol WR dan RD (aktif-rendah)
I Fungsi-fungsi Spesial

Pemrograman I/O
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
AT89C51/S51
Pin Antarmuka
Akses CPU - Memori

I Pin antarmuka yang tersedia
Antarmuka I/O Dasar
di AT89S51: Peripheral I/O
1. Power: VCC (4-5.5V), GND Sederhana
Lisensi
4. Kontrol: RST (I),
ALE/nPROG(I/O), nPSEN
(O) dan nEA/VPP (I)

Pemrograman I/O
Sinyal Kontrol @2022,Eko Didik
Widianto
ALE/PROG(I/O), PSEN (O) dan EA/VPP (I)
Antarmuka
Mikroprosesor
AT89C51/S51
I ALE/PROG (Address Latch Enable), I/O Pin Antarmuka
Akses CPU - Memori

I Output: latch low-byte alamat saat akses ke memori Antarmuka I/O Dasar
eksternal Peripheral I/O
I Aktif hanya untuk perintah MOVX atau MOVC Sederhana
Lisensi
I Input: untuk memprogram flash
I PSEN (Program Store Enable), Output
I Read strobe untuk memori program eksternal
I EA/VPP (External Access Enable), Input
I EA dihubungkan ke GND, agar mikrokontroler dapat
mengambil kode (fetch) dari lokasi memori eksternal (0 -
0xFFFF)
I EA dihubungkan ke Vcc untuk eksekusi dari memori
program internal

Pemrograman I/O
Bus Mikrokomputer @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
AT89C51/S51
Pin Antarmuka
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I Tipe data transfer yang dikontrol CPU:

I CPU reads data/instruction from memory (memory read)
I CPU writes data to memory (memory write)
I CPU reads data from I/O (I/O read)
I CPU writes data to I/O (I/O write)

Pemrograman I/O
Siklus Memori @2022,Eko Didik
Widianto
Operasi Memori
Antarmuka
Mikroprosesor
AT89C51/S51
Pin Antarmuka
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I Memori Read
I Prosesor meletakkan alamat ke bus alamat dan
mengaktifkan sinyal read (active-low)
I Memori meletakkan data sesuai alamat ke bus data
I Memori Write
I Prosesor meletakkan alamat ke bus alamat dan meletakkan
data ke bus data dan mengaktifkan sinyal write (active-low)
I Memori menyimpan data ke alamat yang ditunjuk

Pemrograman I/O
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Antarmuka Mikroprosesor AT89C51/S51
Pin Antarmuka
Antarmuka Mikrokontroler AT89C51/S51
Akses CPU - Memori
Pin Antarmuka Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Akses CPU - Memori Lisensi
Antarmuka I/O Dasar
Lisensi

Pemrograman I/O
Pin yang Dibutuhkan @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
AT89C51/S51
I Memori data (16-bit address) Pin Antarmuka
I Alamat: A15-A8(P2), A7-A0 (P0) Akses CPU - Memori
I Data: D7-D0 (P0) multipleks dengan A7-A0 Antarmuka I/O Dasar
I Kontrol: Peripheral I/O

Sederhana
I nCE = Memori mapped, misalnya A15 Lisensi
I nOE = nRD and nPSEN
I nWE = nWE
I Memori program
I Alamat: A15-A8 (P2), A7-A0 (P0)
I Data: D7-D0 (P0) multipleks dengan A7-A0
I Kontrol:
I nCE = Memori mapped, misalnya nA15
I nOE = nPSEN

Pemrograman I/O
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor

Parameter Pewaktuan dan
Antarmuka Mikrokontroler AT89C51/S51 Siklus
Antarmuka AVR
Pin Antarmuka ATmega32A
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Akses CPU - Memori Sederhana
Lisensi
Antarmuka I/O Dasar
Lisensi

Pemrograman I/O
Parameter Pewaktuan @2022,Eko Didik
Widianto
Siklus Memory Read (Memori ke CPU)
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
Antarmuka AVR
ATmega32A
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I TAA (address access time): Valid Address to valid data delay

I TOE (output enable access time): Output Enable (OE) to valid
data delay
I TCE (chip enable access time): Chip Enable (CE) to valid data
delay

Pemrograman I/O
Parameter Pewaktuan @2022,Eko Didik
Widianto
Siklus Memory Write (CPU ke Memori)
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
Antarmuka AVR
ATmega32A
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I TWP : Write pulse width

I TAS : Address setup time
I TAH : Address hold time
I TDS : Data setup time
I TDH : Data hold time

Pemrograman I/O
Operasi R/W: Siklus Pembacaan Memori @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
I CPU membaca instruksi (opcode) dan data (operand) dari Antarmuka AVR
ATmega32A
memori Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

Pemrograman I/O
Operasi Siklus Pembacaan Memori @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

I The CPU selects the memory location by driving the address on Parameter Pewaktuan dan
Siklus
the address bus Antarmuka AVR
ATmega32A
I Control lines are driven by the CPU to indicate the address Antarmuka I/O Dasar
space to use Peripheral I/O
Sederhana
I such as program memory, data memory, I/O, or special
Lisensi
cycles such as interrupts
I Read is activated on the control bus by the CPU to indicate that
the memory can drive the data bus with the contents of the
selected location
I The memory drives the contents of the selected location on the
data bus
I The CPU deactivates the address and control lines, turning off
the memory drivers

Pemrograman I/O
Operasi R/W: Siklus Penulisan Memori @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
I CPU menulis instruksi (opcode) dan data (operand) ke Antarmuka AVR

ATmega32A
memori Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

Pemrograman I/O
Operasi Siklus Pembacaan Memori @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
Antarmuka AVR
I The CPU selects the memory location by driving the address on ATmega32A
the address bus Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
I Control lines are driven by the CPU to indicate the address Sederhana
space to use Lisensi
I The CPU drives the data to be written on the data bus

I Write is activated on the control bus by the CPU to indicate that
the data on the data bus should be written into the selected
location
I The CPU deactivates the address, data, and control lines

Pemrograman I/O
Kapasitas dan Bandwidth @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

I Bus alamat Parameter Pewaktuan dan
Siklus
I Lokasi memori untuk transfer data Antarmuka AVR
ATmega32A
I Lokasi I/O
Antarmuka I/O Dasar
I Lebar bus alamat: 8-bit, 16-bit, 32-bit Peripheral I/O

Sederhana
I Prosesor dengan N-bit alamat, bisa mengalamatkan 2N Lisensi
lokasi memori
I Misalnya: 16-bit alamat bisa mengalamatkan 216 lokasi atau
65.536 ( 64KB)
I Lebar bus data menentukan jumlah data yang dapat ditransfer di
bus (data throuhtput)
I Bus data 8-bit dan periode T=1µs (atau f=1MHz), maka
untuk satu byte percycle, diperoleh througput 1 MBps atau
8 Mbps

Pemrograman I/O
Siklus Bus Termultipleks @2022,Eko Didik
Widianto
Di Arsitektur Von Neuman (Princeton)
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
Antarmuka AVR
ATmega32A
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

Pemrograman I/O
Address Demux dengan Sebuah Latch @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
Antarmuka AVR
I Latch: 74xx373 (active high latch) ATmega32A
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

Contoh Aplikasi 8051
Pemrograman I/O
Memory-mapped I/O @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
Antarmuka AVR
ATmega32A
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

Pemrograman I/O
Konfigurasi Umum Sistem Mikroprosesor @2022,Eko Didik
Widianto
I MPU Antarmuka
Mikroprosesor
I Dekoder: Akses CPU - Memori
I ROM: program Parameter Pewaktuan dan
Siklus
I RAM: data Antarmuka AVR

ATmega32A
I I/O Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

Pemrograman I/O
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor

Antarmuka Mikrokontroler AT89C51/S51 Siklus
Antarmuka AVR
Pin Antarmuka ATmega32A
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Akses CPU - Memori Sederhana
Lisensi
Antarmuka I/O Dasar
Lisensi

Mikrokontroler AVR ATMega32A
I Mikrokontroler 8-bit dari Atmel keluarga

MegaAVR
I Tegangan supply 2.7 - 5.5V
I Operasi 0 - 33 MHz
I Memori flash In-System Programmable (ISP) 32
KB
I SRAM internal 2K x 8-bit
I Data EEPROM 1K x 8-bit
I Programmable I/O 32 jalur
I 21 Buah Sumber Interrupt
I USART full duplex
Diagram Block
Pemrograman I/O
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
Antarmuka AVR
ATmega32A
I Pin antarmuka yang tersedia Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
di ATMega32A: Sederhana
1. Power: VCC (4-5.5V), GND Lisensi

4. Fungsi alternatif: ADC, SPI,
USART, TWI, Timer

Pemrograman I/O
Arsitektur AVR @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
Antarmuka AVR
ATmega32A
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

Pemrograman I/O
Port A @2022,Eko Didik
Widianto
I/O 8-bit, ADC
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
Antarmuka AVR
ATmega32A
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I Port I/O (PA7-PA0), bidirektional

I Input: masukan high-impedance
I Masukan analag ADC (analog-to-digital converter)

Pemrograman I/O
Port B @2022,Eko Didik
Widianto
I/O 8-bit, SPI, Komparator, Timer, Interupsi, Clock USART
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
Antarmuka AVR
ATmega32A
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I Port I/O (PB7-PB0), bidireksional

I Fungsi alternatif

Pemrograman I/O
Port C @2022,Eko Didik
Widianto
I/O 8-bit, JTAG, Timer, TWI
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
Antarmuka AVR
ATmega32A
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I Port I/O (PC7-PC0), bidi, internal pull-up

I Alternatif fungsi Port C

Pemrograman I/O
Port D @2022,Eko Didik
Widianto
I/O 8-bit, Timer/Counter, Interupsi, USART
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
Antarmuka AVR
ATmega32A
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I Port I/O (PD7-PD0), bidi, internal pull-up

I Alternatif fungsi Port D

Pemrograman I/O
Contoh Aplikasi AVR @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

Siklus
Antarmuka AVR
ATmega32A
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

Pemrograman I/O
Direct I/O @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar

I Pin I/O prosesor dihubungkan langsung dengan
Peripheral I/O
peripheral, misalnya saklar, tombol, LED, sensor Sederhana
Lisensi
I Kadang perlu untuk mengkonversikan level tegangan dan
arus prosesor agar sesuai dengan peripheral
I Perlu menerjemahkan spesifikasi dan batasan kemampuan
rangkaian
I Misalnya spesifikasi DC dibandingkan dengan kebutuhan
untuk mendrive rangkaian LED sederhana
I Misalnya bounce (koneksi open dan close beberapa kali
dalam milidetik) yang terjadi untuk masukan tombol mekanik
perlu debouncer. Debouncer bisa diimplementasikan secara
software maupun hardware

Pemrograman I/O
Port I/O 8051 @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
I Port I/O 8051 dipetakan ke alamat SFR (Special Function Mikroprosesor
Register) Akses CPU - Memori
I Lokasi memori data internal di 80h - FFh Antarmuka I/O Dasar
I Menggunakan P1 sampai P4 Peripheral I/O

Sederhana
I Dapat memberikan arus 10-100 uA Lisensi
I Bersifat bit-addressable
I Misalnya Port 1 (P1) dipetakan ke alamat 90h. P1 juga
ada di lokasi bit addressable di lokasi 90h - 97h (P1.0
di alamat 90h, P1.7 ada di alamat 97h)

Pemrograman I/O
Reset dan Set Port I/O @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

I Perintah mereset port-port I/O mikrokontroler ke nilai 0 Antarmuka I/O Dasar
dan mengeset ke nilai 1 dapat dilakukan untuk semua jalur Peripheral I/O
Sederhana
dalam port tersebut atau setiap jalur/pin Lisensi
I Contoh untuk port P1 dengan alamat 90h:
I MOV 90h, #0 ; Reset semua jalur P1
I MOV P1, #0 ; P1 adalah nama simbol untuk port 1
I CLR 97h ; Clear jalur di alamat 97h (P1.7)
I CLR P1.7 ; Menggunakan simbol
I MOV 90h, #FFh ; Set semua jalur P1 dengan 1
I MOV P1, #0ffh ; P1 adalah nama simbol untuk port 1
I SETB 97h ; Set jalur di alamat 97h (P1.7)
I SETB P1.7 ; Menggunakan simbol
I JB P1.0,addr ; Jump ke <addr> jika bit P1.0 set

Pemrograman I/O
Transfer Data di Port I/O @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I Contoh:
I MOV 90h,A ; Data dari akumulator dikirimkan ke port 1
I MOV P1,A ; Menggunakan nama simbol
I MOV A,P1 ; ACC <= Port 1
I MOV C,P1.1 ; C <= P1.1

Pemrograman I/O
Rangkaian Port I/O @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I Operasi: masukan (I),

keluaran (O) atau
masukan/keluaran (I/O)
I Input: NMOSFET
dimatikan dengan
menulis 1
I Pull-up secara internal

Pemrograman I/O
Pin I/O Dua Arah @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
I Pull-up sebagai current source Lisensi
I Sekitar 50uA ke beban
eksternal
I Arus sink lebih besar,
beberapa mA

Pemrograman I/O
Batasan Arus Keluaran @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar

I Arus source? 50uA Peripheral I/O
Sederhana
I Arus output low: 15 mA (max),
Lisensi
absolute max
I Jika lebih akan merusak
chip
I Arus total sink untuk 8 port: 26
mA
I Jika semua LOW, maka
I LED butuh 10mA agar tiap port sekitar 3 mA
terang I Arus yang mengalir di LED
I Tegangan di kaki LED 1.5 - adalah 5−2
≈ 9mA
330
2 volt

Pemrograman I/O
Supply Lebih Banyak Arus @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
I Arus source= 50uA Akses CPU - Memori
I Arus yang mengalir di LED Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
adalah 50u × β Sederhana
I β merupakan gain Lisensi
transistor NPN
I Kebutuhan arus besar:
transistor Darlington
I LED butuh 10-20mA agar

terang penuh
I Tegangan di kaki LED 1.5 - 2
volt
Pemrograman I/O
Driver Luaran PNP @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
I Arus sink lebih besar daripada Sederhana
source Lisensi
I Untuk arus sink low 1.6mA

dan gain transistor 50, arus
LED 80mA

Pemrograman I/O
Saklar @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

I Mikrokontroler sudah mempunyai
Antarmuka I/O Dasar
resistor pullup Peripheral I/O
I Nilai masukan 1 saat saklar Sederhana
Lisensi
terbuka
I Nilai masukan 0 saat saklar
tertutup
I Problem: bouncing, osilasi antara 1
dan 0
I Berhenti setelah beberapa
mdetik
I Perlu debouncer
I Mengabaikan transisi 1 dan
0 untuk beberapa waktu

Pemrograman I/O
Debouncer @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
I Tipe: Lisensi
I Rangkaian
I IC
I MAX6816,
MC14490
I Digital swictch (PLD)
I Software
I I Menggunakan inverter
http://www.labbookpages.co.uk/electronics/debounce.html

Pemrograman I/O
Operasi Debouncer @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

Pemrograman I/O
Saklar Terisolasi dengan Opto-isolator @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

I Pertimbangan safety Antarmuka I/O Dasar
I menggunakan phototransistor Peripheral I/O

Sederhana
I MCT62: dual Lisensi
phototransistor
I Vin=0, maka masukan mikro
HIGH
I Arus sink: 500uA
I Vin maksimum: 61.5Volt =
1.5V + 60mA. 1k
I Vin minimum:
1+1.5V=2.5V, sehingga
arus yang mengalir
1/1k=1mA bisa membuat
LED aktif

Pemrograman I/O
Keyboard Matriks @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
I Termultipleks: 4 row, 4 Mikroprosesor
Akses CPU - Memori

column
Antarmuka I/O Dasar
I Menghemat pin: Peripheral I/O
I menggunakan Sederhana
Lisensi
4-ke-2 enkoder:
column
I menggunakan
2-ke-4 decoder:
row
I 64 kunci?
I 8-ke-3 enkoder
dan 3-ke-8
dekoder
I IC keypad: 74HC922
I Dapat dipetakan
di memori
eksternal
I Atau alamat I/O
Pemrograman I/O
Tampilan Matriks @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I Termultipleks: scanned/refreshed secara kolum dan baris

Pemrograman I/O
Driver dan Buffer @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I Operasi: masukan (I),

keluaran (O) atau
masukan/keluaran (I/O)
I Input: NMOSFET
dimatikan dengan
menulis 1
I Pull-up secara internal

Pemrograman I/O
Driver dan Buffer @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

Pemrograman I/O
PPI 8255 @2022,Eko Didik
Widianto
Programmable Peripheral Adapter
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi

Pemrograman I/O
PPI 8255: Register dan Kontrol @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Akses CPU - Memori
Antarmuka I/O Dasar
Peripheral I/O
Sederhana
Lisensi
I Mode: 0 (Basic I/O), 1

(Strobe) dan 2
(Bidirectional)

Pemrograman I/O
Lisensi @2022,Eko Didik
Widianto
Antarmuka
Mikroprosesor
Creative Common Attribution-ShareAlike 4.0 Unported (CC
Akses CPU - Memori
BY-SA 4.0)
Antarmuka I/O Dasar
I Anda bebas: Peripheral I/O
I untuk Membagikan — untuk menyalin, mendistribusikan, dan Sederhana
Lisensi
menyebarkan karya, dan
I untuk Remix — untuk mengadaptasikan karya
I Di bawah persyaratan berikut:
I Atribusi — Anda harus memberikan atribusi karya sesuai dengan
cara-cara yang diminta oleh pembuat karya tersebut atau pihak
yang mengeluarkan lisensi. Atribusi yang dimaksud adalah
mencantumkan alamat URL di bawah sebagai sumber.
I Pembagian Serupa — Jika Anda mengubah, menambah, atau
membuat karya lain menggunakan karya ini, Anda hanya boleh
menyebarkan karya tersebut hanya dengan lisensi yang sama,
serupa, atau kompatibel.
I Lihat: Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 Unported License
I Alamat URL: http://didik.blog.undip.ac.id/buku/sistem-digital/

Teknik Pemrograman ADC
Analog-to-Digital Converter
Eko Didik Widianto
Dania Eridani
Referensi:
●
●
ATMega32 8-bit AVR with 32 Kbytes ISP Flash

Aplikasi ADC
enterprise-europe.iwt.be
maximintegrated.com
cabonauts.com
Sistem
terkomputerisasi
Pokok Bahasan
●
Konversi analog ke digital
●
Arsitektur ADC di 8051 dan AVR ATMega
●
Register
●
Pemrograman
●
Aplikasi ADC dan DAC
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan mampu
●
[C2] memahami prinsip ADC dan DAC
●
[C5] mendesain mikrokomputer dengan antarmuka ADC untuk peripheral
sensor suhu dan kelembaban udara
●
[C5] mendesain mikrokomputer dengan antarmuka DAC untuk peripheral
speaker

Konversi Analog ke Digital

Pengolahan Sinyal

ADC dan DAC
ADC SAMPLED AND DAC RECONSTRUCTED

QUANTIZED WAVEFORM WAVEFORM

ADC: Konverter A/D
REFERENCE
INPUT RESOLUTION DIGITAL
N BITS OUTPUT
ANALOG
INPUT
Analog Input
DIGITAL OUTPUT CODE = x (2 N - 1)
Reference Input
●
Menghasilkan keluaran digital sesuai dengan nilai sinyal
analog masukan relatif terhadap tegangan referensi
●
Proses: sinyal analog --> digital
– Analog: amplitudo kontinyu, waktu kontinyu
– Digital: amplitudo diskrit, waktu diskrit
– Jumlah nilai diskrit terbatas: 2N , N=jumlah bit

Proses Konversi
●
Proses konversi
– Pencuplikan (sampling)
●
Mengubah sinyal waktu kontinyu menjadi sinyal waktu
diskrit
●
Parameter: frekuensi sampling
– Kuantisasi
●
Mengubah sinyal amplitudo kontinyu menjadi sinyal
amplitudo diskrit
●
Parameter: jumlah representasi bit
– Pengkodean
●
Mengkodekan sinyal diskrit dalam representasi
binernya (digital)

1. Pencuplikan
●
Merepresentasikan sinyal waktu kontinyu ke
dalam waktu diskritnya
●
Menentukan bandwidth sinyal tercuplik
(kriteria Nyquist)
– Frekuensi sinyal Fs harus dari 1/2*Fsampling agar
tidak terjadi aliasing
y(t)
y(n)
y(n+1)
AMPLITUDE
QUANTIZATION
t
n-1 n n+1 n+3 ts
DISCRETE
TIME SAMPLING
Bandwidth Nyquist & Aliasing
fsignal fsampling - fsignal fsampling fsampling + fsignal
signal
(FSIGNAL < ½ FSAMPLING)
passband
1 MHz 3 MHz 4 MHz 5 MHz
fsignal fsampling - fsignal fsampling fsampling + fsignal
signal (FSIGNAL < ½ FSAMPLING)

passband
1 MHz 3 MHz 4 MHz 5 MHz

2. Kuantisasi
●
Merepresentasikan sebuah sinyal analog yang
mempunyai resolusi tak terbatas (kontinyu) ke
digital yang mempunyai resolusi terbatas
100 1LSB
11
Digital
10
01 Any Analog Input in this
Range Gives the Same
00 Digital Output Code
0 1/4 1/2 3/4 1 = FS
Analog

Relasi Ideal Konverter A/D
111
DIGITAL OUTPUT
110
101
100
011 1 LSB
010
001
1/8 2/8 3/8 4/8 5/8 6/8 7/8
ANALOG INPUT

Spesifikasi DC
A D C T ra nsfer Function
(Ideal)
●
Transisi kode ADC 111
ideal tepat 1 LSB 11 0
1 LS B
Untuk N-bit ADC,

10 1
Digital Output
●
10 0
terdapat 2N kode 011
●
1 LSB = FS/2N 01 0
00 1
●
Untuk ADC 3-bit, 00 0
FS=1Volt, 1 LSB=1V/8 0 1/8 1/4 3/8 1/2
A nalog Input
5 /8 3/4 7/8
●
Tiap langkah berpusat
di tiap 1/8 FS

Vmax = 7.5V 1111
3. Pengkodean Digital 7.0V 1110
6.5V 1101
6.0V 1100
●
Mentranslasikan nilai analog 5.5V
1011
terkuantisasi menjadi kode 5.0V 1010
digital 4.5V
4.0V
1001
1000
●
a/FS = d/M 3.5V 0111
3.0V 0110
a=nilai analog, FS=Vmax 2.5V 0101
M=jumlah langkah=2N 2.0V 0100

1.5V 0011
d=nilai digital 1.0V 0010
0.5V 0001
0V
0000

proportionality
Metode Konversi
Parallel converter
Successive-approximation

Resolusi ADC
●
Merupakan perubahan tegangan analog terkecil
yang menghasilkan perubahan 1 bit (=1 LSB)
– Jarak antara 2 level kuantisasi yang berdekatan
●
Resolusi ADC: r = FS / 2N
●
Sering dinyatakan langsung dalam bit

ADC dan Sistem Sensor
●
K dan B: rangkaian pengkondisi tranduser
– K = pengali tegangan skalar
– B = tegangan bias untuk menempatkan tegangan
di Vmin dan Vmax ADC
●
V2,max = (V1,max * K) + B
V2,min = (V1,min * K) + B
Contoh Rangkaian Pengkondisi
●
Sensor photodiode menyediakan tegangan 0V
untuk intensitas cahaya terbesar dan -2.50V
untuk intensitas cahaya terkecil. Hitung nilai K
dan B untuk tranduser ini sehingga dapat
mempunyai skala penuh di ADC dengan FS=5V
dengan referensi ke GND.

Antarmuka ADC di 8051

ADC0804
●
ADC 8-bit successive approximation
https://www.ti.com/lit/ds/symlink/adc0804-n.pdf
●
Lainnya ADC0808

Typical Application Schematic

Span Adjustment

Cara Melakukan Konversi
●
Make CS=0 and send a low
to high pulse to WR pin to
start the conversion.
●
Now keep checking the
INTR pin. INTR will be 1 if
conversion is not finished
and INTR will be 0 if
conversion is finished.
●
If conversion is not finished
(INTR=1) , poll until it is
finished.
●
If conversion is finished
(INTR=0), go to the next
step.
●
Make CS=0 and send a
high to low pulse to RD pin
to read the data from the
ADC.

Contoh Program
ORG 00H
MOV P1,#11111111B // initiates P1 as the input port
MAIN: CLR P3.7 // makes CS=0
SETB P3.6 // makes RD high
CLR P3.5 // makes WR low
SETB P3.5 // low to high pulse to WR for starting conversion
WAIT: JB P3.4,WAIT // polls until INTR=0
CLR P3.7 // ensures CS=0
CLR P3.6 // high to low pulse to RD for reading the data from ADC
MOV A,P1 // moves the digital data to accumulator
CPL A // complements the digital data (*see the notes)
MOV P0,A // outputs the data to P0 for the LEDs
SJMP MAIN // jumps back to the MAIN program
END

ADC di AVR ATMega

ADC di AVR ATMega16/32
●
8 Channel ADC
Multiplexed
– 8 Single-ended
– 2 Differential with
Programmable Gain at 1x,
10x, or 200x
●
8/10 bit resolution
●
Variable Clock Speed
●
Various Reference
Voltage
●
Polling/Interrupt EOC

Fitur ADC di AVR
●
10-bit Resolution
●
0.5 LSB Integral Non-linearity
●
±2 LSB Absolute Accuracy
●
13 - 260 µs Conversion Time
●
Up to 15 kSPS at Maximum Resolution
●
8 Multiplexed Single Ended Input Channels
●
7 Differential Input Channels
●
2 Differential Input Channels with Optional Gain of 10x and 200x(1)
●
Optional Left adjustment for ADC Result Readout
●
0 - VCC ADC Input Voltage Range
●
Selectable 2.56V ADC Reference Voltage
●
Free Running or Single Conversion Mode
●
ADC Start Conversion by Auto Triggering on Interrupt Sources
●
Interrupt on ADC Conversion Complete
●
Sleep Mode Noise Canceler

Arsitektur ADC di AVR

Distribusi Clock di AVR
●
ADC has a dedicated
clock domain (clkADC)
– reduce noise
generated by digital
circuitry
– gives more accurate
ADC conversion
results

Arsitektur
ADC

Masukan Analog
dan Power

ADMUX: Register Pemilihan MUX
●
REFS[1:0]: memilih tegangan referensi
●
ADLAR: ADC Left Adjust Result (1: left; 0:right)

MUX[4:0]: Pemilihan Kanal Input dan Gain
Lihat tabel 22-4 di datasheet AVR8/16/32 untuk daftar lengkap

Hasil Konversi
●
Setelah konversi selesai (ADIF=1), hasil
konversi disimpan dalam register hasil (ADCL,
dan ADCH)
Single-ended conversion
Differential conversion

ADCSRA: Register Kontrol dan Status

Register Kontrol dan Status

ADPS[2:0]: ADC Prescaler Select Bit

ADC Prescaler

SFIOR – Special FunctionIO Register
●
ADTS[2:0]: ADC Auto Trigger Source

ADC Auto Trigger Logic

Diagram Pewaktuan ADC
(Konversi Pertama, Mode Tunggal)
Waktu konversi: 25 cycle

Konversi Mode Tunggal
Waktu Konversi: 13 cycle (single-ended)

Konversi Auto-Triggered
Waktu konversi: 13.5 cycle

Free-Running Conversion

Pemrograman ADC
●
Hanya 1 kanal ADC yang bisa dikonversikan
dalam 1 waktu
– Memilih Prescaler ADC (pembagi frekuensi): set
ADPS[2:0] di register ADCSRA
– Memilih masukan analog MUX[4:0] di register
ADMUX
– Memilih sumber tegangan referensi REFS[1:0]
– Mengeset ADLAR
– Membaca hasil konversi dari ADCH dan ADCL

Inisialisasi ADC
//*************************************************************
//InitADC: initialize analog-to-digital converter
//*************************************************************
void InitADC( void)
{
ADMUX = 0; //Select channel 0
ADCSRA = 0xC3; //Enable ADC & start 1st dummy conversion
//Set ADC module prescalar to 8 critical for
//accurate ADC results
while (!(ADCSRA & 0x10)); //Check if conversation is ready
ADCSRA |= 0x10; //Clear conv rdy flag - set the bit
}

Pembacaan Data ADC
//*************************************************************
//ReadADC: read analog voltage
//*************************************************************
unsigned int ReadADC(unsigned char chan)
{
unsigned int result, hvoltage, lvoltage; //weighted binary voltage
ADMUX = chan; //Select channel
ADCSRA |= 0x43; // Start conversion, Set ADC module
// prescalar to 8 critical for accurate results
while (!(ADCSRA & 0x10)); //Check if converstion is ready
ADCSRA |= 0x10; //Clear Conv rdy flag – set the bit
hvoltage = ADCL;
lvoltage = (ADCH << 8);
result = hvoltage | lvoltage;

return result;
}

Digital Termometer
●
Sensor Temperatur LM35
http://
extremeelectronics.co.i
n/avr-tutorials/
interfacing-
temperature-sensor-
lm35/
Antarmuka Accelerometer 3 Sumbu
●
ATMega32 + Accelerometer mma7260 + LCD
http://extremeelectronics.co.in/avr-tutorials/interfacing-mma7260-triple-axis-accelerometer-with-
atmega32-avr-tutorial/

Antarmuka Accelerometer 3 Sumbu

ADC Graph
●
http://
extremeelectronics.co.in/
tools/visualize-adc-data-
on-pc-screen-using-usart-
avr-project/

ADC di Arduino Uno

ADC di AVR ATMega16/32
●
https://www.arduino.cc/en/Tutorial/BuiltInExamples/AnalogInput
fritzing.org Potensiometer
Photoresistor:
1M → gelap
10k → daylight (10lumen)
1k → terang (>100lumen)

Kode
●
Fungsi: analogRead(sensorPin)

Kode (Fungsi lebih Dalam)
●
https://github.com/arduino/ArduinoCore-avr/blob/master/cores/arduino/wirin
g_analog.c

Bacaan Lebih Lanjut
●
https://classes.engineering.wustl.edu/ese205/core/index.php?title=Multi-Input_Analog
_Reading_with_Arduino_Uno
●
https://www.allaboutcircuits.com/projects/reading-sensors-with-an-arduino/
●
Ragam Sensor Analog:
– Light sensor
– Motion sensor
– Temperature sensor
– Magnetic fields sensor
– Gravity sensor
– Humidity sensor
– Moisture sensor
– Vibration sensor
– Pressure sensor
– Electrical fields sensor
– Sound sensor
– Position sensor
Antarmuka Serial
Eko Didik Widianto
Dania Eridani
Referensi:
●
●
ATMega32 8-bit AVR with 32 Kbytes ISP Flash

Pokok Bahasan
●
Antarmuka Serial
●
Serial Asinkron RS-232
– Antarmuka dan interkoneksi
– Sinyal dan Protokol
●
Antarmuka Serial Sinkron: SPI, I2C/TWI

●
[C2] memahami antarmuka serial dan paralel
●
[C2] memahami serial asinkron dan asinkron
●
[C5] mendesain mikrokomputer dengan antarmukaserial asinkron dan
sinkron untuk beragam aplikasi dengan beragam peripheral

Antarmuka Serial

Bagaimana Menghubungkan Peripheral Berikut?
●
SD/MMC
●
Audio codec
●
Microkontroler lain
●
Sensor
●
RTC
●
Modem
●
Modul jaringan

Taksonomi Mode Antarmuka
●
Paralel: n-bit dikirim dalam satu waktu
●
Serial: 1 bit dikirim dalam satu waktu
– Asinkron: data dikirimkan sewaktu-waktu
– Sinkron: transmisi data terjadi secara kontinyu, tidak
ada gap antar data
– Isochronous: transmisi data terjadi dalam interval
waktu tertentu, ada gap tetap antar data

Mode Paralel
●
Data di semua jalur harus sinkron
– Kalau tidak sinkron? Tidak cocok untuk kecepatan data
tinggi
8 Jalur untuk mengirimkan data 8-bit

Mode Serial
●
Digunakan hampir semua komunikasi
– Lebih murah untuk jarak jauh
– Tidak ada masalah timing antar jalur (jitter antar jalur)
– Tidak ada cross-talk

Mode Serial di Jalur Pendek
●
Bus serial juga digunakan untuk komunikasi jalur
pendek
– Didukung oleh peningkatan kehandalan dan kecepatan
sinyal
– Mengurangi kepadatan interkoneksi
– Di kecepatan tinggi, lebih tahan terhadap clock-skew
dan cross-talk daripada paralel
– Migrasi dari paralel ke serial:
●
PCI ke PCI Express
●
PATA ke SATA

Clock Skew dan Cross
Talk di Paralel
NEXT dan FEXT
http://www.altera.com

UART dan USART
●
Sebuah hardware diperlukan untuk mengkonversi data
paralel ke serial dan sebaliknya
– UART (Universal Asynchronous Receiver and Transmitter):
asinkron
– USART (Universal Synchronous-Asynchronous Receiver and
Transmitter): sinkron dan asinkron
Serial sinkron

Urutan Data Serial
●
Diberikan data, mana yang akan dikirim terlebih
dahulu? MSB (most significant bit) atau LSB (least
significant bit)
– Little-endian: sistem mengirimkan LSB terlebih dahulu
– Big-endian: sistem mengirimkan MSB terlebih dahulu
●
Pengirim dan penerima harus mempunyai urutan
yang sama

Contoh Endianess
●
Ethernet mengirimkan serial data 32-bit
– Data dibagi dalam 4 byte, tiap byte terdiri atas 8 bit
– Data dikirimkan secara byte big-endian dan bit little
endian

Mode Isochronous
●
Digunakan untuk aplikasi multimedia
– Mengirimkan data dengan rate tertentu dan tetap
(bitrate terjamin)
– Misalnya: transmisi audio dengan kecepatan 64000 bps

Frame Data
●
Frame berisi satu
blok data byte
– Dimulai dengan deretan
bit khusus
– Atau sinyal khusus
sinkronisasi frame

Simpleks dan Dupleks

Antarmuka Serial Asinkron

Serial Asinkron
●
Contoh: RS-232
– Tambahan bit untuk start, stop dan parity
– Terdapat jeda pengiriman (bit '1')
Pengiriman 8-bit data secara asinkron

Standar RS-232
●
Standar komunikasi serial yang menghubungkan DTE (Data
Terminal Equipment) dan DCE (Data Circuit-terminationg
Equipment)
– DTE: komputer, sistem mikrokomputer
– DCE: modem, modul GSM
●
Di komputer: serial port
●
Standar: TIA-232-F (1997)
– Interface Between Data Terminal Equipment and Data Circuit-
Terminating Equipment Employing Serial Binary Data Interchange
– Kecepatan 512kbps di jarak 15 m
●
RS-485 mempunyai kecepatan lebih tinggi (sampai 10 Mbps) dan
jarak lebih jauh (1200 m pada kecepatan rendah)
– Mendefinisikan:
●
karakteristik elektrik
●
diagram pewaktuan sinyal
●
nama-nama sinyal
●
ukuran fisik dan pinout dari konektor
Bitrate dan Jarak Transmisi

Aplikasi Antarmuka Serial

Aplikasi Antarmuka Serial

Pinout RS-232
DTE

Interkoneksi
●
DTE-DCE atau DCE-DTE: straight cable
●
DTE-DTE: cross cable atau null modem

Loopback dan Spy/Monitor
Loopback
Spy/Monitor

Handshaking
●
Metode mengontrol pentransmisian stream data
– Disebut juga flow control
●
Metode handshaking:
– Software Handshake: Xon/Xoff
– Hardware Handshake: RTS/CTS
●
Sofware handshaking: menggunakan 2 karakter tambahan Xon
(ASCII 17) dan Xoff (ASCII 19)
– Saat buffer modem penuh, modem (DCE) akan mengirim Xoff sehingga
DTE menghentikan pengiriman
– Saat buffer tersedia, modem mengirim Xon untuk memulai transmisi
kembali
Loopback Full handshake

Frame Data
●
Frame data terdiri atas:
– Start bit: attention bit, logika 0
– Data Word
●
Jumlah bit : 5, 6, 7, 8
●
LSB dikirim dahulu
– Parity: dapat mendeteksi 1 bit error
●
even (genap) dan odd (ganjil)
– Stop bit
●
Jumlah bit: 1, 2 bit
●
memberikan periode jeda minimum untuk tiap word
8E1: 8 bit data, parity genap, dan 1 stop bit

Level Tegangan
●
Sinyal data: bipolar, referensi terhadap ground
– Logika 0 (space): +3 sampai +12V
– Logika 1 (mark): -12v sampai -3v

Konverter Level Tegangan
●
Dari level TTL ke RS-232 +15
●
TTL dari port UART Mikrokontroler
– Logika 0: 0v, Logika 1: +3.3v, 5V
5
MAX-232 0 RS232
TTL
-15
RS232 LEVEL
CONVERTER
RS232 TTL
MCU
Personal Computer

Skematik: Antarmuka RS-232
VC C
C8 S1 R ESET
10uF
U1
VC C 1
R ST R1
4 10K
R5 R4 X2
Y1
12MH z
10K 10K
5 C7 C7
X1 30pf 30pf
12 2
13 +P 1 . 0 P 3 . 0 / R XD 3
14 -P 1 . 1 P 3 . 1 / TXD 6
15 P 1.2 P 3 . 2 / I N T0 7
16 P 1.3 P 3 . 3 / I N T1 8
17 P 1.4 P 3 . 4 / T0 9
18 P 1.5 P 3 . 5 / T1
P 1.6
19
P 1.7 P 3.7
11
http://www.ecomponentsguru.com
AT8 9C 2051
U2
D B9
13 1 2 TTL RX 1
RS232 8 R 1IN R 1O U T 9 6
R 2IN R 2O U T 2
11 14 7
TTL 10 T1 I N T1 O U T 7 3
T2 I N T2 O U T RS232 TX 8
C4 1 4
22uF 3 C 1+ 9
4 C 1- 5
5 C 2+
C3 C 2- P1
22uF 2
6 V+
VC C V-
VC C C5 16
22uF 15 VC C
GND
TC 2 3 2
C6
22uF IC LEVEL
CONVERTER (c)2022, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro
8051: Mode Serial dan Register
SM0 SM1 MODE Fungsi Baud Rate
0 0 0 Shift Register 1/12 Oscillator

1 0 2 9-bit UART 1/64 atau 1/32
Oscillator
SBUF Serial 99H

Buffer
SCON Serial 9F 9E 9D 9C 9B 9A 99 98 98H
Control SM0 SM1 SM2 REN TB8 RB8 TI RI

Mode 0 – Shift Register
Mode tulis
ALE
Data (RXD)
D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
Shift Clock
(TXD)
Mode baca
ALE
Data (RXD)
D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
Shift Clock
(TXD)
Baud rate adalah 1/12 frekuensi crystal.

Mode 1, 2, 3
●
Mode 1 adalah 8-Bit UART dengan baud rate yang dapat diatur;
Transmisi serial dengan format 8 bit data, 1 bit stop dan tidak ada
parity. Pesat bit atau Baud rate variabel, ditentukan oleh timer.
Mode 1 sederhana dan sering digunakan untuk komunikasi antara
MCU dengan Komputer.
●
Mode 2 adalah 9-Bit UART dengan baud rate tetap; Transmisi serial
dengan format 8 bit plus bit kesembilan yang ada pada TB8 dan 1
stop bit.
●
Mode 3 adalah 9-Bit UART dengan baud rate yang dapat diatur;
Transmisi serial dengan format 8 bit plus bit kesembilan yang ada
pada TB8 dan 1 stop bit
●
Baud rate Mode 2: untuk SMOD=0 adalah 1/64 frekuensi crystal,
SMOD=1 adalah 1/32 frekuensi crystal
●
Baud rate Mode 1 dan 3: untuk SMOD=0 adalah 1/32 dari timer
overflow, SMOD=1 adalah 1/16 dari timer overflow

Nilai Timer TH1 (Mode 1,3)

Pemrograman Serial
;inisialisi serial port 4800,8,1,N
;crystal oscillator 12 MHz
initser:
mov pcon,#80h ;set SMOD=1
mov tmod,#22h ;timer 1 sebagai baud rate generator
;mode 2 (8 bit auto reload)
mov th1,#0f4h ;menggunakan 12 MHz Crystal
setb tcon.6 ;jalankan timer 1,
;juga dapat dg perintah SETB TR1
mov scon,#050h ;serial port mode 1
;aktifkan REN
ret
;kirim data di akumulator ke serial port
sndchr:
clr scon.1 ; clear kan TI
mov sbuf,a ; kirim data ke sbuf
txloop:
jnb scon.1, txloop ; tunggu hingga TI ‘1’
ret
; terima data dari serial port ke akumulator
getchr:
jnb ri, getchr ; tunggu hingga ri ‘1’
mov a, sbuf ; pindahkan data dari sbuf ke a
clr ri ; clear ri
ret (c)2022, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro
Antarmuka Serial Sinkron

SPI (Serial Peripheral Interface)
●
Dikembangkan Motorola tahun 1979
●
Mode master-slave
– Master menginisiasi frame data
●
Full duplex

Sinyal SPI
●
SCLK: serial clock (output dari master)
●
MOSI/SDO: master output, slave input (output dari
master)
●
MISO/SDI: master input, slave output (output dari
slave)
●
SS/CS: slave select (active low, output dari master)

Komunikasi SPI
●
Setiap satu siklus clock SPI: transmisi data full
dupleks terjadi:
– Master mengirim sebuah bit di jalur MOSI; Slave
menerimanya dari MOSI
– Slave mengirim sebuah bit di jalur MISO; Master
menerimanya dari MISO

Komunikasi SPI

Diagram Pewaktuan

SPI Multi-slave

Contoh Skematik

Contoh Skematik
https://www.javatpoint.com/lcd-interfacing-avr

Contoh Aplikasi (Arduino)
https://docs.arduino.cc/tutorials/communication/BarometricPressureSensor
→ Menggunakan pustaka SPI

Serial Sinkron Lainnya
●
I2C (Inter-integrated Circuit) dari Philips atau TWI (Two-
wire Interface) dari Atmel
●
Mode: Master Slave
●
Terdiri dua kabel: untuk data dan clock
●
Kecepatan: 100 sampai 400 Kbps
●
Untuk antarmuka dengan mikrokontroler slave,
EEPROM, RTC, LCD, ADC
https://en.wikipedia.org/

Contoh Project
https://mmdolze.users.sourceforge.net/use-a-lcd-
with-twi.html
http://www.atmel.com/Images/doc1981.pdf

c
USB (Universal Serial Bus)

Kuliah 14B (Tambahan)
Eko Didik Widianto
Dania Eridani
Original logo USB 2.0 (2000) USB 3.0 (2008) USB 4.0 (2019)
Max 12 Mbps Max 480 Mbps Max 5 Gbps Max 40 Gbps
(wikipedia.org)

Aplikasi USB
Serial, komunikasi berkecepatan tinggi

Pokok Bahasan: USB
●
Mengapa digunakan?
●
Dasar-dasar: kecepatan, topologi, endpoint,
tipe transfer, protokol
●
Antarmuka Host dan Driver (Software)
●
Aplikasi di sistem embedded
●
[C2] menjelaskan perkembangan antarmuka USB
●
[C2] menjelaskan topologi sistem USB
●
[C2] menjelaskan kelas USB terutama HID dan storage
●
[C5] mendesain sistem mikrokomputer dengan antarmuka USB sebagai
device Lane Hauck, “Embedding USB”, 2002

Mengapa digunakan? Menawarkan
keunggulan
●
Many standardized, low cost devices are
available
●
Connectors and cables are standard
●
USB devices are compliance-tested to insure
compatibility and uniform performance
●
Using hubs, multiple USB devices can share
one connector
●
USB devices can tell you about their
capabilities

Mengapa digunakan? Menawarkan
keunggulan
●
USB provides device power
●
USB devices can:
– Be put to sleep
– Be awakened
– Provide a system wakeup call
●
USB protocol takes care of low-level details
– Flow control
– Error checking
●
You decide how complex to make the firmware

Dasar-dasar USB
●
Kecepatan
●
Antarmuka
●
Topologi
●
Endpoint
●
Tipe transfer
●
Hub
●
Host dan driver
●
Protokol OWI-535 Robotic Arm Edge

Kecepatan Transfer
●
USB 1.0 (1996) and 1.1 (1998)
– Low speed is 1.5 Mbits/sec
●
Packet size is limited to 8 bytes
– Full speed is 12 Mbits/sec
– 12 Mb/s is great for embedded systems
●
USB 2.0 (2000)
– “Hi-speed” is 480 Mbits/sec
●
USB 3.0 (2008)
– Max speed is 5 Gbit/s
●
USB 4.0 (2019)
– Max speed is 40 Gbit/s

Antarmuka USB
●
Standar USB 1.x/2.0
●
USB Mini/Micro 1.x/2.0
Panjang kabel: 5m
Perlu hub agar lebih jauh

Pin USB (Standar)
●
Pin 1 : VCC (5V)
●
Pin 2 : Data -
●
Pin 3 : Data +
●
Pin 4 : Ground

Pin USB micro-B 3.0
No.1: power (VBUS) No.6: USB 3.0 signal transmission

line (−)
No.2: USB 2.0 differential pair No.7: USB 3.0 signal transmission
(D−) line (+)
No.3: USB 2.0 differential pair No.8: GND
(D+) No.9: USB 3.0 signal receiving line
(−)
No.4: USB OTG ID for identifying No.10: USB 3.0 signal receiving
lines line (+)
No.5: GND

Antarmuka Host
Wikipedia.org

Kabel USB

Sinyal USB
●
Jarak maksimal kabel 5 meter
●
Skema enkoding: NRZI (non return to zero invert)
Receiver
Driver
Kabel 1 kaki Kabel 5 meter

Sinyal USB: Kode NRZI
●
a 0 bit is transmitted by toggling the data lines from J to K or
vice-versa
●
a 1 bit is transmitted by leaving the data lines as-is

Topologi: Star
●
1 host dapat melayani PC
sampai 127 peripheral USB Host
Root Hub
Hub
P P
P
Hub
P P
P

Endpoints
Up to 32
endpoints
●
Endpoints are logical channels inside a
peripheral device
– Diidentifikasi dengan tuple (device_address,
endpoint_number)
●
In hardware they’re addressable buffers (FIFOS)
– Every host transfer includes a 4-bit endpoint number and
a direction bit
●
CONTROL endpoint 0 is mandatory
●
All others are up to the design
●
Endpoints are handy for separating data types
Kelas Device

Kelas Peripheral / Device

4 Tipe Transfer
●
Control
– Mission-critical, highest error protection
– Used to interrogate, configure and control devices
●
Bulk (easiest to use and the most flexible)
– Large, sporadic, use all remaining available bandwidth
– Ex: file transfer
●
Interrupt
– Guaranteed quick responses (bounded latency)
– Ex: pointing devices, keyboards
●
Isochronous
– Guaranteed data rate, but w/ possible data lost
– Ex: realtime audio or video

Frame Data USB (Cypress)
1 msec frame
...
SOF
SOF
Video Audio Mouse Control Printer Printer
Isochronous Interrupt Control Bulk
• 12MHz = 1.5MB/s or 1500 bytes/ms (full speed)

• Isochronous/Interrupt traffic have guaranteed bandwidth
• Control traffic is “best-effort”
• Bulk uses what is left

Hub USB
PC PC
USB USB USB USB
Hub
Device Device Device
USB USB USB USB
Device Device

Hub: Memberikan Arus ke Device
PC PC Wall Wart
USB USB
USB USB
500 500
500 500
Hub Hub
Device Device
USB USB USB USB
USB USB USB USB
500 500
100 100
Device Device Device Device

Hub: Device Lebih Banyak
PC Wall Wart
USB USB
500 500
Hub
Device
USB USB USB USB USB USB USB
500 500 500
Device Device Device
 Easy way to expand and power devices

Kontroler Host dan Driver
Application Application
Class Driver
IRP
USB Driver
Host Controller Driver
Transaction List
Host Controller Host Controller
PC Simple Embedded

Implementasi PC
 Apps or class drivers create IO
Application Request Packets (IRP)
 USB Driver
Class Driver
• Processes IRP’s
IRP
• Manages CONTROL pipe
• Division of duties between USBD and HCD
USB Driver is not defined
 Host Controller Driver (HCD)
Host Controller Driver • Provides abstraction
– Of host controller registers
Transaction List – Of data transfer specifics
• HCD creates a transaction list
– Schedule of transfers
Host Controller
 Host Controller turns transaction list
into packets

Implementasi PC: Kompleks
 App needs no knowledge of
Application
• Which host controller is installed
• USB signaling details
Class Driver
• Bus utilization details
IRP • Transaction lists
USB Driver
 App talks to buffers in your device
using “pipes”
Host Controller Driver  Most of the HCD/HC complexity is due
Transaction List
to the flexible nature of USB
• 127 devices
• Devices appear and disappear at random
Host Controller
• Bandwidth must be fairly shared between
devices

Implementasi Embedded
 Looks simple
Application
 The hardware is simple
 But software is “low-level”
• Detect USB device attachment
• Detect speed
• Enumerate devices
• Suspend and resume devices
• Manage error recovery
• Generate USB resets
Host Controller
• Conduct transfers
Simple Embedded

RTOS Menjembatasi Host - Driver
• Examples Application • Host Controller

– WinCE vendor may
– Linux provide a small
Class Driver driver to make
– VxWorks
the chip look like
something the
RTOS with a RTOS supports
USB
"Stack"
Host Controller

Implementasi USB

USB Host/Device

USB On The Go (OTG), 2006
●
Connect two peripherals together
– PC is not required (but still
supported)
●
Allow peripherals to awaken each
other
– Session Request Protocol
(SRP)
●
Allow devices to exchange the host role
– Host Negotiation Protocol (HNP)
●
New OTG devices can tap into the existing 900 million
USB devices

USB On The Go (OTG)
●
Defines a new connector and cable
– “Mini-AB” receptacle
– Mini-A to Mini-B cable
– Cable establishes the default host
●
A-Device is the default host
●
Host turns on VBUS
●
Dual-role USB devices:
– Sometimes a peripheral, sometimes a host
– Must use the new AB connector
– Provide limited host capability
– Supply 8 mA (min) on VBUS
– Operate at full speed (high speed optional)

USB Physical Hit Counter (AVRTiny)
http://www.bobhobby.com/2008/04/22/usb-physical-hit-counter-based-on-avr-attiny25/

Skematik

Kelas Peripheral / Device

USB Peripheral Dev Tools
Serial
Develop--Debug PC USB
Test USB
Full-speed USB
Development Board

Embedded Host
Serial
Develop--Debug PC USB
Test Host
Transfers
Add-on board
contains USB host
plus 4-port hub
Full-speed USB
Development Board

Ilovepdf Merged

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Ilovepdf Merged

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Bahasa Pemrograman

Machine Code to Chip

Dalam keadaan normal sistem MCU, biasanya

MOV a,#234 MOD 2

DATA_URUT: DB 0,1,2,3,4,5 ;Data storage

Ada baiknya gunakan bahasa indonesia saja untuk

1MEMOR_LUAR ;(Tidak boleh dimulai dengan angka)

USING 1 ; set register bank ke 1

Int_Enabled BIT 0AFH ;Global interupt enable

EPROM CODE 08000H ; define ROM Address

CSEG, DSEG, ISEG, BSEG, XSEG

DSEG ;switch to previous DATA segment

MOV a,#22 ;komentar apa saja

MOV a,#23h ;isi a dengan 23h

MOV a,#22 ;isi a dengan 22 desimal

SUBB a,#'A' ;a=a-41h

MXDATA:DB 'MCS-51';tempatkan kode ASCII data string

MOV a,#0FFh-10d ;a diisi dengan 245d

Argument: operand1 OPERATOR operand2

Mov a,#1 SHL 2 ;a=4

Mov a,#Angka ;a=11001100b

Tandon air biasanya digunakan untuk mensuply air

tidak bak pam isi ?

matikan kedua hidupkan pompa hidupkan pompa

EPROM CODE 08000H ; define ROM Address

CSEG, DSEG, ISEG, BSEG, XSEG

DSEG ;switch to previous DATA segment

mov A, #100 ; isi A dengan 100 desimal

mov P1,#01010101b ;isi P1 dengan 01010101 biner

Op code (operational code)

mov a,72h 70h 4A

org 8000h ;set the origin

ADD A,73h 71h 1B

mov b,@R0 74h 86

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

Data Ambil Data Ambil

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

Interupt flag registers

• EA (Enabled Interupt) adalah bit yang menentukan

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

003A 90 disimpan ke lokasi 41h, 003D lokasi stl ISR.

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

TH0 Timer 0 Hi 8CH

TL1 Timer 1 Lo 8BH

TL0 Timer 0 Lo 8AH

TMOD Timer Mode 89H

TCON Timer 8F 8E 8D 8C 8B 8A 89 88 88H

Control TF1 TR1 TF0 TR0 IE1 IT1 IE0 IT0

(c)2020, Eko Didik Widianto, Universitas Diponegoro

7 GATE Timer 1 Gate bit

6 C/T Counter/Timer 1 select bit

5 M1 Timer 1 Mode bit 1

4 M0 Timer 1 Mode bit 0