Anda di halaman 1dari 13

Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley, Martin. 2006.

Clay Swelling and Colloid


of Landslides, (ed. : Brunsden, D, & Prior, Stability. New York, London : CRC Press is an
D.B., 1984, Slope Instability, John Wiley & imprint of Taylor & Francis Group
Sons, p.1-25 Sosrodarsono, S., dan Takeda, K., 1980, Hidrologi
Hirnawan, R.F., 1993, Ketanggapan Stabilitas Untuk Pengairan, Pradnya Paramita, Jakarta.
Lereng Perbukitan Rawan Gerakantanah atas Suwarsa, Tjokorda Gde. 2010. ANALISIS
Tanaman Keras, Hujan & Gempa, Disertasi, STABILITAS LERENG PADA BADAN
UNPAD, 302pp. . JALAN DAN PERENCANAAN
http://muntohar.wordpress.com,2008 [online PERKUATAN DINDING PENAHAN
access 17 November 2012] TANAH (Studi Kasus Jalan Raya Selemadeg,
Karnawati, D., 2002, Bencana Alam Gerakan Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur,
Tanah di Indonesia Th. 2001, BPPT, Jakarta. Kabupaten Tabanan). Jurusan Teknik Sipil,
Karnawati, D., 2005. Bencana Alam Gerakan Fakultas Teknik Universitas Udayana,
Tanah di Indonesia dan Upaya Denpasar
Penanggulangannya, Jurusan Teknik Geologi Terzaghi, K. dan Peck, R.B. 1943. Soil Mechanics
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, in Engineering Practice. John Wiley and sons.
Yogyakarta. New York. 2nd.
Lancellotta,R. 1987. Geotecnica. Bologna: Thanden R.E, H.Sumadirdja, P.W. Richards, K.
Zanichelli Sutisna, dan T.C. Amin. 1996. Peta Geologi
Litbang Pekerjaan Umum. 2005. Pedoman Teknik Lembar Magelang dan Semarang Skala 1 :
Penanggulanngan Keruntuhan Lereng 100000. Bandung : Pusat Penelitian dan
http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/is Pengembangan Geologi
isni/SNI%2003-2436\ 1991 Varnes, D.J., 1958, Slope Movement Types and
Masrevaniah, Aniek. 2010. Konstruksi Bendungan Processes, Special Report, Washington, D.C.
Urugan Volume Satu. Malang: CV Asrori Varnes, D.J. 1978. Slope Movement Type and
Meyer, Patrick, 2008, Landslide Hazard Manual, Processes in Landslide Analysis and Control.
[online access 14 Oktober 2008], URL Transportation Research Board, National
http://www.engineering4theworld.org. Academy of Science, Wasington: pp. 11-13.
Mulyanto, HR. 2007. Pengembangan Sumber Widioko, G., 2007, Panduan Praktikum Geologi
Daya Air Terpadu-Edisi Pertama. Yogyakarta: Teknik, Laboratorium Geoteknik, Geothermal,
Graha Ilmu Geofisika. Program Studi Teknik Geologi
Noor, Djauhari, 2008, Geologi Untuk Fakultas Teknik Undip, Semarang.
Perencanaan, Jurusan Teknik Geologi Wesley, L. D. 1977. Mekanika Tanah. Jakarta
Universitas Pakuan, Bogor. Selatan: Penerbit Badan Pekerjaan Umum.
Pangesti, D. R., 2005, Pedoman Grouting Untuk Verhoef, P.N.W. 1994. Geologi Untuk Teknik
Bendungan, Departemen Pekerjaan Umum, Sipil, Jakarta: Erlangga
Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Zuidam, R.A., Van. 1983. Aspects of The Applied
Direktorat Sungai, Danau dan Waduk, Jakarta. Geomorphologic Map of Republic of
Pangular, D., 1985, Petunjuk Penyelidikan & Indonesia. Netherlands: ITC.
Penanggulangan Gerakan Tanah, Pusat Zakaria, Z., 2009, Analisis Kestabilan Lereng,
Penelitian dan Pengembangan Pengairan, Staff Laboratorium Geologi Teknik, FMIPA-
Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, 233 UNPAD
hal.
PT Selimut Bumi Adhi Cipta, 2004, Laporan
Penyelidikan Tanah Kali Semarang, Semarang:
PT Selimut Bumi Adhi Cipta.
Sugalang dan Yousana O.P., 1991, Peta Zona
Kerentanan Gerakantanah Lembar Magelang
dan Semarang Jawa, skala 1:100000,
Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung.
Suharyadi, 2004, Pengantar Geologi Teknik, Biro
Penerbit, Yogyakarta.
Sunggono, K.H., 1982, Mekanika Tanah,
Bandung: Nova
telah dipasang akan menempel dengan satuan sejajar aliran sungai, untuk mengatasi kemiringan
batuan yang disuntik semen sehingga membuat lereng yang dikepras. Dengan demikian,
sheetpile memiliki gaya penahan gerakan yang pembangunan tanggul yang telah direncanakan
lebih tinggi sehingga dapat stabil dan tidak mudah untuk kepentingan pengembangan penyehatan
bergeser atau terguling. lingkungan pemukiman dapat dilakukan dengan
efektif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penyelidikan geoteknik, UCAPAN TERIMAKASIH
didapatkan beberapa kesimpulan mengenai kajian Terimakasih yang mendalam penulis sampaikan
analisis kestabilan lereng terhadap perencanaan kepada Bapak Ir. Dwiyanto, J.S., M.T. dan Bapak
tanggul pada Kali Semarang, Kota Semarang, Ir. Prakosa Rachwibowo, MS. atas segala
diantaranya sebagai berikut: bimbingan, sarannya kepada penulis. Serta kepada
1. Dari data sifat mekanik tanah dan bentuk seluruh direksi dan karyawan PT. Selimut Bumi
lereng yang terdapat lokasi penelitian Adhi Cipta.
dilakukan analisis kestabilan lereng yang
diketahui nilai faktor keamanan (Fk) sebesar DAFTAR PUSTAKA
0.809, dengan kedalaman bidang gelincir Arief, Saifuddin, 2007, Dasar-dasar Analisis
maksimal 5 meter. Setelah simulasi dilakukan, Kestabilan Lereng. [online access 17
menunjukan bahwa perubahan dari parameter November 2012], URL
kohesi dapat mencapai nilai faktor keamanan http://www.geologi2000.com.
sebesar 1,786 dengan peningkatan nilai kohesi Budi, Gogot Setyo. 2011. PENGUJIAN TANAH
sebesar 10 kPa. Pada pasir kelempungan nilai DI LABORATORIUM Penjelasan dan
kohesi 5.890 kPa menjadi 15.890 kPa, dan Panduan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Lempung nilai kohesi 8,920 kPa menjadi BMKG Jateng. 2011. Peta Evaluasi Curah Hujan
18.920 kPa. Dengan demikian terlihat nilai dan Sifat Hujan. [online access 17 November
kohesi material penyusun lereng berbanding 2012]: URL http://www.bmgjateng.com
lurus dengan faktor keamanan lereng, setiap Bowles, J.E. dan Hainim, J.K. 1989. Sifat-Sifat
perubahan kohesi sebesar 0,5 kPa akan Fisis Dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah).
merubah nilai faktor keamanan sebesar 0,047- Jakarta: Penerbit Erlangga.
0.050 kPa. BPN Semarang, 2011, Gambaran Umum Kota
2. Peningkatan nilai kohesi dilakukan dengan cara Semarang, [online access 25 Agustus 2012],
metode grouting, seperti pada titik BH-31, URL http://www.bpn-semarang.net.
peningkatan nilai kohesi pada lempung setelah Budiyanto, K.Y., 2000, Pelaksanaan Grouting
grouting mencapai 20.59 kPa, dan dari analisis Bendungan Sangiran, Ngawi, Jawa Timur, Tim
kestabilan lereng menghasilkan nilai faktor Pelaksana Boring dan Grouting Bendungan
keamanan (Fk≥1.75) sebesar 1.860, dengan Sangiran, Jawa Timur.
begitu metode yang cocok digunakan adalah Cornforth, Derek H,. Landslide in Practice
metode grouting karena pada pembuatan Investigations, Analysis, and Remedial /
tanggul dibutuhkan nilai faktor keamanan (Fk) Preventative Options in Soils. New Jersey:
≥1.75. John Wiley and Sons,INC
3. Perencanaan pembuatan tanggul dilakukan De Blasio, Fabio Vittorio. 2011. Introduction to
dengan pemotongan lereng menjadi lebih terjal the Physics of Landslides Lecture Notes on the
(80o - 90o) dan pendalaman sungai ±4 meter Dynamics of Mass Wasting. New York, Lodon
sehingga metode yang paling baik untuk : Springer Dordrecht Heidelberg
perencanaan tanggul adalah dengan Dirjen Binateknik. 2011. Buku Petunjuk Teknis
menggunakan dua metode yaitu metode Perencanaan Dan Penanganan Longsoran.
grouting dan metode pemasangan sheet pile. [online access 17 November 2012]. URL
http://www.binamarga.pu.go.id/referensi/nspm/
SARAN (Rekomendasi) petunjuk134. pdf.
Untuk menanggulangi gerakan tanah yang Dwiyanto J.S.,2005. Makalah Seminar: Kestabilan
terdapat di daerah Kali Semarang, digunakan Lereng. Semarang : Jurusan Teknik Sipil
metode sementasi (Grouting) dengan kedalaman Fakultas Teknik Universitas Katolik
9,9 m dengan 1 jalur spasi yang masing-masing Soegijapranata
jarak antar titik 3 m, serta pemasangan sheet pile Fukue, M and Adachi, K. 2001. Clay Science for
panjang 8 meter yang dipasang pada pinggir lereng Engineering. Betherlands: A.A Balkema
sheetpile sendiri akan dapat bergerak karena terkena semen sendiri memiliki lebar 3m
kondisi satuan batuan yang terdapat pada lereng menyeluruh dari titik penyuntukan yang akan
telah menekan dengan massa beban yang tinggi dilakukan, Dari gambar penampang tanpa skala
yang mengakibatkan dinding penahan tanah diatas terlihat bahwa pensebaran yang efektif
tersebut akan bergerak menjauhi lereng dan pasti hingga dasar lereng sangat berpengaruh terhadap
akan menimbulkan terjadinya pergerakan tanah kestabilan lereng itu sendiri karena lereng yang
serta longsor yang membuat tanah tersebut tidak cenderung kritis akan terjadi gerakan tanah
stabil dan menjadi bencana. tersebut telah memiliki peningkatan nilai kohesi
yang dapat meningkatkan nilai kestabilan lereng
Perencanaan Pembangunan Tanggul dengan sehingga lereng pada derah lokasi penelitian tidak
Metode grouting mengalami pergerakan tanah.
Dalam perencanaan pemasangan atau
pembangunan tanggul harus sesuai dengan Perencanaan Pembangunan Tanggul dengan
perhitungan yang ada dan menyesuaikan dengan Metode Grouting dan Pemasangan Sheetpile
keadaan yang terdapat pada lokasi lereng beserta Pada perencanaan pembangunan tanggul
keadaan sekitar daerah lokasi penelitian itu sendiri. Satuan kerja PPLP, lereng akan dikepras tegak
Dengan diberikanya injeksi berupa semen atau lurus dengan permukaan yang dimana memiliki
grouting, maka kohesi batuan penyusun pada nilai derajat kemiringan ±90o, akan menimbulkan
daerah penelitian akan meningkat dan dengan nilai efek longsor yang besar, momen beban pemberat
kohesi yang meningkat tersebut akan membuat atau gaya beban yang terus bertambah dari waktu
batuan memiliki kekuatan untuk menahan beban ke waktu juga akan menjadi sumber utama
yang lebih, sehingga saat dilakukan pembangunan penyebab terjadi pergerakan tanah yang akan
tanggul akan menjadi lebih efektif dan dapat terjadi.
menahan tanah beserta lereng agar tetap pada Dengan adanya kegiatan pendalaman sungai
kondisi aman dimana nilai faktor keamanan ≥ dalam perencanaan pembuatan tanggul pada Kali
1.75. Semarang, maka hal yang harus dilakukan untuk
Metode grouting yang akan diaplikasikan pada menanggapai keadaan tersebut adalah dengan cara
lereng daerah penelitian dapat lebih diperjelas penggunaan dua metode yang di lakukan secara
melalui gambar berikut bersamaan, yaitu metode penguatan tanah dengan
cara penyuntikan injeksi semen (grouting) yang
kemudian diberikan pemasangan sheetpile yang
letaknya terdapat pada dinding lereng sungai Kali
Semarang yang telah di potong hingga membentuk
lereng yang terjal.

Gambar Pengaplikasian grouting pada lokasi


penelitian

Grouting yang dilakukan pada lokasi penelitian Gambar Penggunaan metode grouting dan Sheetpile
berjumlah 97 titik yang diletakan pada lereng pada lereng perencanaan tanggul
sepanjang 291 meter, banyaknya jumlah titik
tersebut berdasarkan dari kalkulasi yang dilakukan Dengan penggunaan dua metode ini, metode
agar hasil maksimal dan efektif dimana dalam grouting dan sheetpile akan menghasilkan tanah
perhitungan yang sudah dilakukan terlihat apabila yang memiliki nilai kohesi tinggi dan tidak mudah
meter kedalaman grouting yang dilakukan sedalam longsor dan juga terdapat penahan sheetpile yang
9.9 m akan dapat mengkover seluruh lereng yang dipasang untuk menahan lereng yang memiliki
terdapat ada lokasi penelitian serta lebar area yang derajat kelerengan tinggi, ditambah sheetpile yang
sedalam 3 meter, dan akan di lakukan pemasangan Perencanaan Pembangunan Tanggul dengan
sheetpile, dengan panjang 16 meter dan dilakukan Tiang Jangkar
pemasangan instalasi tersebut pada dinding sungai Proses pembuatan tanggul dengan sheetpile
baik bagian barat maupun bagian timur Kali dengan penambahan tiang jangkar merupakan
Semarang dan sepanjang Kali Asin. kegiatan pembuatan dinding penahan tanah atau
tanggul yang memiliki nilai pengeluaran biaya
Penggunaan Sheetpile pada Perencanaan yang sangat mahal, karena proses pekerjaan
Pembangunan Tanggul merupakan gabungan dari teori rekayasa geoteknik
Kegiatan pemasangan sheetpile yang telah yang dimana dalam standar pembuatan tanggul
direncanakan oleh Satuan Kerja PPLP metode ini memerlukan bahan – bahan serta alat
(Pengembangan Penyehatan Lingkungan berat yang sangat mahal dalam proses pekerjaanya
Pemukiman), Kementrian P.U, Jawa tengah, dan juga dibutuhkan jasa perawatan dengan jangka
merupakan salah satu usaha pengembangan waktu yang lama beserta adanya gejala negatif
kesejahteraan penduduk sekitar Kali Semarang yang akan terjadi dengan tingkat kerusakan yang
guna mengatasi banjir karena pengaruh musim terjadi cepat atau sering terjadi kendala setelah
hujan yang memiliki tingkat curah hujan tinggi pemasangan dan luas penyebaran kerusakan akan
serta naiknya air permukaan saat pasang surut laut besar dikarenakan instalasi pemasangan dari tiang
terjadi. Pemasangan instalasi sheetpile pada daerah jangkar dan sheetpile yang dipasang secara
lokasi penelitian akan sangat mahal dimana interlocking (mengunci).
pemasangan akan dilakukan pada seluruh tebing
sungai dengan tipe sheetpile W350-1000 yang
memiliki panjang 16 meter dengan luasan lereng
yang memiliki panjang 291 meter (Kementrian
Pekerjaan Umum Jateng, 2012).

Gambar Penampang sungai dengan pemasangan


Sheetpile

Sheetpile yang digunakan memiliki panjang


tiap lembarnya ± 8 meter, pada perencanaan dari
dinas pemerintah mengatkan bahwa kedalaman
yang diinginkan adalah 16 meter ini berarti bahwa
sheetpile yang digunakan disusun rangkap menjadi
dua bagian, bagian atas dan bagian bawah. Hal Potensi negatif pemasangan Sheetpile dengan
tersebut sangat membuat pembekakan dana yang penambahan jangkar
sangat tinggi serta nilai keefektifan pada
penindihan lembar sheetpile sangat rawan terhadap Terlihat pada gambar dimana apabila terdapat
gerakan tanah karena apabila lembar bagian bawah pembebanan yang tinggi pada permukaan akan
sheetpile mengalami gerakan atau disposisi dari mempengaruhi jumlah nilai momentum penggerak
titik yang sudah di tempatkan, maka lembar bagian massa batuan yang terdapat pada lereng daerah
atas juga akan turut bergerak tidak terarah dimana lokasi penelitian. Tekanan dan pembebanan yang
mengingat bahwa bagian bawah sheetpile terjadi akan mengarah pada daerah yang lebih
merupakan tumpuan beban yang terdapat pada rendah elevasinya, yaitu daerah lereng yang
bagian atas. mengarah ke sungai Kali Semarang itu sendiri,
dengan demikian penahan dinding yang berupa
 Perhitungan volume Grouting secara
keseluruhan dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
V grouting = Panjang daerah (m) x jumlah jalur x kedalaman (m)

Jarak antar titik (m)

Volume grouting = (291/3) x 1 x 9 m


= 873 m3.
Tipe grouting yang digunakan dalam
perencanaan tanggul kali semarang yaitu tipe
sementasi pemadatan (compaction grouting). Gambar Analisis Kestabilan lereng BH-31 (After
Grouting pemadatan dilakukan dengan cara grouting)
menginjeksi material grouting sangat kaku (stiff)
pada tekanan tinggi ke dalam tanah. Menurut Dari hasil analisis kestabilan lereng
Warner (2005), grouting pemadatan merupakan menggunakan parameter-parameter tersebut,
mekanisme perbaikan yang bertujuan untuk diperoleh nilai faktor keamanan (Fs) sebesar
meningkatkan daya dukung tanah, karena volume 1.860, angka tersebut memperlihatkan tingkat
struktur pori tanah berkurang, maka kestabilan lereng pada lokasi penelitian setelah
permeabilitasnya juga akan berkurang. Grouting dilaksanakan grouting. Dalam analisis yang
pemadatan mampu meningkatkan beban tanah dilakukan pada lereng BH-31, menunjukan bahwa
untuk mengompakkan atau memadatkannya. tingkat keberhasilan grouting juga dapat
Metode grouting dapat meningkatkan diaplikasikan pada lereng yang terdapat pada
kekuatan daya dukung tanah lunak sehingga lokasi penelitian.
mampu menahan tebing sedalam 6 meter yang Pengaruh grouting dalam penentuan nilai
terbentuk akibat penggalian, pendalaman dasar faktor keamanan adalah dengan diinjeksikanya
sungai, dan mampu menjaga kestabilan lereng cairan semen yang membuat nilai kohesi atau
dalam jangka waktu lama. Menurut Warner hubungan kuat antar batuan menjadi semakin
(2005), secara langsung metode grouting merubah meningkat, seperti yang trlah di simulasikan
sifat tanah, yaitu meningkatkan nilai kohesi. sebelumnya bahwa semakin tinggi nilai kohesi
yang terdapat material penyusun lereng tersebut
Peningkatan Kohesi Setelah Grouting maka akan semakin besar pula nilai faktor
Grouting yang dilakukan sebagai uji coba kemanan (Fs) lereng tersebut, seperti pada lereng
terdapat pada utara daerah lokasi penelitian dengan BH-31 nilai kohesi lempung yang sudah dilakukan
jarak ±500 meter. Dengan keadaan lereng, serta grouting, memiliki nilai kohesi sebesar 20,590
penyusun yang sama dengan lokasi daerah lokasi kPa, sedangkan pada lokasi penelitian satuan
penelitian maka titik uji grouting dengan kode BH- lempung penyusun lereng yang belum di lakukan
31 ini dapat menjadi acuan maupun sebagai bukti pekerjaan grouting memiliki nilai kohesi sebesar
peningkatan nilai kohesi dengan menggunakan 8,920 kPa. Dari nilai tersebut dapat diketahui
metode grouting atau suntik injeksi semen ini telah bahwa tingkat keberhasilan pekerjaan grouting
berhasil dalam mengatasi pergerakan lereng dan pada daerah lokasi penelitian sangat efektif yang
gerakan tanah pada dinding lokasi daerah dapat diketahui nilai kohesi pada satuan lempung
penelitian yaitu di sisi barat dinding Kali meningkat hingga ±12 kPa.
Semarang.
Lapisan Lempung (after grouting) Perencanaan Pembangunan Tanggul
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
 Sudut geser dalam (ϕ) : 12.50o
kantor PT. Selimut Bumi Adhi Cipta, dalam
 Kohesi (c) : 0.210 kg/cm2 = 20.590 kPa
menanggapi kondisi keadaan lereng yang tidak
 Berat isi (γ) : 1.901 gr/cm3 = 18.650 kN/m3 stabil pada Kali Semarang, pihak Dinas
pemerintah Kota Semarang melakukan
Analisis perhitungan kestabilan lereng dan perencanaan pembangunan tanggul sepanjang Kali
penentuan besar nilai Faktor keamanan (Fs) Semarang berupa tanggul dinding penahan tanah
dilakukan dengan menggunakan software (Retaining wall), proyek perencanaan tanggul Kali
Geostudio 2004, hasil dari software tersebut dapat Semarang di lakukan dengan cara lapisan tanah
dilihat sebagai berikut
yang berada di dasar sungai akan di gali ke bawah
berbagai metode dan cara seperti rekayasa Keterangan:
geoteknik maupun metode lain, diharapkan H = Kedalaman grouting (m)
berbagai tersebut dapat membentuk lereng yang h = Ketinggian lereng (m)
stabil atau tidak terjadi gerakan tanah dan K =Konstanta (antara 0,8 sampai dengan 1,2)
mempunyai nilai faktor keamanan sebesar nilai Tinggi lereng pada lokasi penelitian adalah 4.5 m,
yang dibutuhkan untuk perencanaan pembangunan sehingga kedalaman grouting yang dibutuhkan
tanggul yang aman dan lancer serta jauh dari adalah sebagai berikut:
adanya bencana gerkana tanah yang terjadi. H = h + kh
= 4.5 + (0,8 x 4.5) = 8.1 m
Metode Perkuatan Tanah untuk Perencanaan = 4.5 + (1,2 x 4.5) = 9.9 m
Tanggul Kali Semarang Dari hasil perhitungan tersebut, kedalaman
Berdasarkan dari analisis kestabilan lereng grouting yang dibutuhkan berkisar antara 8.1 m
dengan melakukan simulasi dari perubahan sampai 9.9 m, maka digunakan kedalaman yang
parameter kohesi (c), maka dapat diketahui paling efektif adalah sedalam 9.9 m. Sehingga
besaran perubahan dari nilai faktor keamanan (Fs) untuk penanggulangan gerakan tanah pada lokasi
yang dapat menjadikan lereng di kategorikan penelitian dibuat lubang grouting dengan
aman. Dari hasil simulasi yang dilakukan dapat kedalaman ±9 m.
diketahui perubahan parameter kohesi mencapai  Perhitungan untuk menentukan jarak lubang
faktor keamanan sebesar 10 kPa. grouting berdasarkan lebar area yang akan
Dalam mengatasi gerakan tanah yang akan terkena efek penginjeksian semen:
terjadi dan juga untuk membantu koreksi serta Lebar area yang terkena grouting :
perencanaan pembangunan tanggul yang terdapat
Kxh
pada lereng dinding Kali Semarang, maka dapat
disimpulkan metode yang paling efektif adalah Keterangan :
metode penguatan tanah dengan Sementasi h = Ketinggian lereng
Grouting, berikut merupakan pemaparan metode K = Konstanta (antara 0,6 sampai dengan 0,8)
tersebut: Tinggi lereng pada lokasi penelitian adalah 4.5 m,
sehingga lebar area yang terkena grouting adalah
Sementasi (Grouting) sebagai berikut:
Menurut Dwiyanto (2005), grouting Lebar area yang terkena grouting = K x h
merupakan metode untuk memperkuat tanah atau = 0,6 x 4.5 = 2.7 m
batuan penyusun dengan cara memperkecil = 0,8 x 4.5 = 3.6 m
permeabilitas tanah atau batuan penyusun pada Dari hasil perhitungan tersebut diketahui lebar
suatu daerah lokasi penelitian dengan cara area yang terkena grouting berkisar antara 2.7 –
menyuntikkan atau menginjeksikan pasta semen 3.6 m.
atau bahan kimia ke dalam lapisan tanah atau  Untuk pelaksanaan grouting pada lokasi ini
batuan. dibuat jarak antar lubang sebesar 3 m. Jarak ini
Dari pemilihan metode tersebut maka cukup efektif dengan penyebaran semen
berdasarkan hasil analisis kestabilan lereng dapat grouting yang dapat mencapai 2.7 – 3.6 m.
diketahui bidang gelincir dari gerakan tanah yang Untuk mencapai lebar area yang akan di
terjadi di daerah penelitian. Dari data penampang grouting sebesar ±3 m, cukup diperlukan 1
sayatan lereng diketahui bidang gelincir pada titik jalur grouting yang jarak antar titik grouting
terdalam berada pada kedalaman 3 m dengan masing - masing 3 m.
tinggi lereng 4.5 m sedangkan panjang lereng  Dengan lebar luas area peneyebaran grouting
keseluruhan 6 meter, dan lebar lereng sungai 291 yang dapat di kover tiap titik dengan jarak 3
m meter, maka untuk mengetahui jumlah titik
Dalam pelaksanaan sementasi (Grouting) yang akan dibuat dapat digunakan rumus
diperlukan perhitungan untuk mengetahui Panjang lereng pada lokasi penelitian adalah 291
kedalaman, lebar, jalur dan volume grouting. Pada m, sehingga lebar area yang terkena grouting
pekerjaan kali ini, dilakukan pemboran tanpa adalah sebagai berikut:
pengambilan inti atau non coring dengan diameter
60 mm. Jumlah titik grouting = panjang daerah : jarak antar titik
 Kedalaman grouting dapat diperkirakan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut: Jumlah titik grouting = 291 : 3
= 97 buah
H = h + kh
Berdasarkan hasil analisis laboratorium, kedua Simulasi Perkuatan Lereng
lapisan tersebut memiliki parameter-parameter Analisis kestabilan lereng yang dilakukan
yang dapat digunakan untuk analisis kestabilan ditujukan untuk mendapatkan angka faktor
lereng, diantaranya: keamanan (Fs) dari bentuk lereng pada dinding
1. Lapisan Pasir Kelempungan (Direct Shear) barat Kali Semarang. Dengan diketahuinya faktor
 Sudut geser dalam (ϕ) : 36.04o keamanan, memudahkan pekerjaan pembentukan
 Kohesi (c) 2
: 0.06 kg/cm = 5.89 kPa atau perkuatan lereng untuk memastikan resiko
 Berat isi (γ) : 2.052 gr/cm3 = 20.130 kN/m3 longsor dan tingkat kestabilan dari lereng tersebut.
2. Lapisan Lempung (Triaxial Test) Pada simulasi lereng penelitian yang dilakukan
 Sudut geser dalam (ϕ) : 1.629o pada Kali Semarang, Kota Semarang
 Kohesi (c) : 0.091 kg/cm2 = 8.920 kPa menggunakan batas aman nilai faktor keamanan
 Berat isi (γ) : 1.526 gr/cm3 = 14.970 kN/m3 (Fs) sebesar >1,75 yang merupakan batas nilai
aman dari perencanaan pembangunan tanggul yang
Analisis Kestabilan Lereng akan telah direncanakan.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, Hasil analisis yang telah didapatkan sebesar
deskripsi pemboran inti dan uji laboratorium, maka 0.809 yang masih merupakan kondisi dibawah
diperoleh parameter-parameter yang akan kesetimbangan batas, dengan kata lain kondisi
digunakan untuk melakukan analisis kestabilan lereng yang belum aman sehingga untuk mencapai
lereng, parameter tersebut adalah nilai kohesi (c), titik aman atau nilai faktor keamanan (Fs) yang
sudut geser dalam (o), berat isi (ϕ). Analisis lebih besar maka dilakukan simulasi perkuatan
dilakukan secara komputasi dengan menggunakan lereng dengan menggunakan software Geostudio
software GeoStudio 2007. 2007.
Dari hasil analisis kestabilan lereng Berdasarkan grafik (Lamp.1) dapat diketahui
menggunakan parameter-parameter berupa Sudut bahwa pada saat terjadi gerakan tanah yaitu titik
geser dalam (ϕ), Kohesi (c), dan Berat isi (γ) pada kritis dimana nilai faktor keamanan (Fs ≤ 1.75),
lapisan pasir kelempungan dan lempung, lereng di nilai kohesi pada lapisan pasir lempungan yang
sisi barat Kali Semarang, Kota Semarang memiliki dilakukan uji lab adalah sebesar 5.890 kPa dan
nilai faktor keamanan (factor of safety) sebesar pada lapisan lempung sebesar 8.920 kPa.
0.809 dengan menggunakan analisis metode Janbu Grafik tersebut telah menunjukkan bahwa nilai
yaitu metode yang hampir sama dengan metode kohesi berbanding lurus dengan faktor keamanan
bishop dimana nilai gaya yang bekerja pada sisi- lereng, dalam artian bahwa semakin tinggi nilai
sisi irisan mempunyai resultan nol pada arah kohesi pada batuan penyusun, akan berbanding
vertikal dan ada nilai momentum horisontal, lurus dengan nilai faktor keamanan, yaitu semakin
seperti terlihat pada Gambar 4.9 dibawah ini. meningkat pula nilai faktor keamanan (Fs).
Dari tabel simulasi dapat terlihat titik faktor
keamanan lereng stabil atau tidak terjadi gerakan
tanah (nilai Fs ≥ 1.75) terdapat pada tabel nomor
24, terlihat adanya nilai faktor keamanan (Fs)
sebesar 1.785 yang dimana nilai faktor keamanan
tersebut merupakan titik lereng aman sehingga
tidak terjadi gerakan tanah pada lereng tersebut
atau dapat dikatakan lereng tersebut stabil.
Besar nilai faktor keamanan pada titik aman
stabil lereng (Fs = 1.785) dipengaruhi oleh
besarnya nilai kohesi pada batuan penyusun daerah
lokasi penelitian, satuan Pasir kelempungan
memiliki nilai 15.890 kPa dan pada satuan
Gambar Bidang gelincir dan faktor keamanan lereng lempung memiliki nilai kohesi sebesar 18.920 kPa
Peningkatan nilai kohesi pada satuan pasir
Selain didapatkan nilai faktor keamanan (fs), kelempungan harus ditingkatkan ±10 kPa dan juga
hasil lain dari software GeoStudio 2007 juga dapat pada satuan lempung juga harus ditingkatkan nilai
diketahui bentuk dan posisi bidang gelincir kritis kohesi ±10kPa.
(critical circle) pada lereng, pada warna hijau Peningkatan nilai kohesi pada batuan
muda menunjukkan posisi bidang gelincir kritis dipengaruhi dari berbagai macam proses serta
kestabilan lereng itu sendiri, dengan menggunakan
Data Pemboran Inti (Bore Log) Dari hasil dari deskripsi data pengeboran inti
Data Pemboran inti merupakan data yang maka dapat diperoleh penampang pemboran
didapat dari hasil pengeboran yang dilakukan pada (gambar 4.2) yang terlihat bahwa lempung
lokasi peneltian dengan menggunakan metode dominan, maksimal hingga mencapai ±27 meter
pengeboran full coring yang memiliki keuntungan lebih ketebalanya. Seperti tampak pada titik
dapat mengambil hasil pengeboran atau sample pengeboran PS22-B3 yang memiliki susunan
secara maksimal sehingga mempermudah dalam litologi berupa lempung secara keseluruhan yang
pendeskripsian litologi yang terdapat pada lokasi berbeda dengan titik PS22-B1, PS22-B2, dan
tersebut. PS22-B4 yang pada kedalaman 0 – 10 meter
penyusun litologinya berupa pasir maupun pasir
kelempungan.

Hasil uji SPT (Standard Penetration Test)


Standart Penetration Test (SPT) dilakukan
untuk mengetahui nilai N (jumlah tumbukan pada
lapisan batuan yang diuji). Semakin besar nilai N
pada lapisan batuan diikuti pula dengan
peningkatan nilai sudut geser dalam (), semakin
besar nilai sudut geser dalam semakin besar pula
nilai daya dukung batuan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa semakin besar nilai SPT akan
diikuti pula dengan peningkatan nilai kuat
Gambar Peta lokasi pengeboran tekannya.
Dari data yang telah diolah dengan terlihat
Titik PS 22 di lakukan pada 4 titik pemboran bahwa nilai kekuatan tanah menurut klasifikasi
dengna kedalaman yang berbeda, pemboran Peck dan Terzaghi, nilai SPT pada keempat titik
sebanyak 3 titik dengan kedalaman masing – uji PS22-B1, PS22-B2, PS22-B3 dan PS22-B4
masing 20 m, yaitu pada titik bor: PS22-B1,PS22- menunjukan batuan yang terdapat pada lokasi
B2 dan PS22-B4, kemudian kedalaman 30 m pada penelitian cenderung dominan lempung dengan
1 titik bor PS22-B3. Dan untuk pengujian kuat tanah sangat lunak hingga agak lunak dengan
keefektifan grouting yang dilakukan pada utara nilai N-SPT /30cm sebesar 0-7 dan nilai kuat tanah
daerah penelitian, digunakan satu titik pengeboran tertinggi memiliki nilai sebesar 8, yaitu jumlah
untuk simulasi pengolahan faktor keamanan yaitu nilai yang masuk dalam klasifikasi sedang nilai
titik BH-31. kuat tanahnya.
Berdasarkan kegiatan pemboran yang telah Adanya perbedaan nilai kuat pada satu litologi
dilakukan di beberapa lokasi berbeda dengan yang sama merupakan pengaruh dari faktor
kedalaman yang bervariasi. Hasil pemboran untuk eksternal, seperti pada pasir kelempungan pada
masing-masing titik adalah sebagai berikut : PS22-B4, pada uji SPT kedalaman 7m, terlihat
peningkatan nilai SPT kemudian menurun secara
drastis, hal tersebut merupakan pengaruh dari
infiltrasi air yang masuk pada pori batuan yang
dimana membuat kuat tanah menjadi berkurang,
disamping itu perubahan nilai SPT juga
disebabkan oleh pembuatan urugan material yang
dilakukan oleh penduduk sekitar yang tersusun dan
bercampur dengan material dari hasil sedimen
sungai maupun sedimen dari laut.

Hasil Uji Laboratorium Tanah


Penyelidikan tanah dilakukan untuk
mengetahui sifat fisik dan mekanik tanah atau
batuan. Dari uji yang telah dilakukan, maka dapat
diketahui besar nilai parameter sifat mekanik tanah
yaitu sudut geser dalam (ϕ) dan kohesi (c), serta
Gambar Penampang Log bore sifat fisik tanah yaitu berat isi / unit weight (γ).
 stabilitas lereng secara keseluruhan harus termasuk kedalam aluvial. Alluvium merupakan
memenuhi syarat. hasil endapan dataran pantai, sungai dan danau
Adapun proses dalam perencanaan dinding yang menghasilkan litologi alluvial yang terdiri
penahan baik tipe kantilever maupun gravitasi dari batupasir, lanau dan lempung yang
adalah sebagai berikut : merupakan produk sedimentasi ulang dari batuan
 Menentukan dimensi dinding penahan tanah. yang terdapat pada selatan Kota Semarang
 Menghitung tekanan tanah. Satuan alluvial (Qa) merupakan satuan geologi
 Menghitung gaya vertikal dan gaya momen yang terdapat pada daerah utara Kota Semarang
terhadap kaki depan pondasi dimana satuan ini memiliki umur Kuarter, litologi
 Menghitung stabilitas terhadap penggulingan, yang terdapat pada lokasi penelitian terdiri dari
penggeseran dan kapasitas dukung tanah. batupasir, lanau dan lempung. Satuan Lempung
(clay) yang terdapat pada lokasi penelitian
METODOLOGI berwarna abu-abu kehitaman, bersifat lunak –
Pengamatan kondisi fisik tanah di lokasi kaku, mengandung kerikilan serta cangkang
penelitian dilakukan terhadap hasil pengambilan (carbonate clay). Lanau (silt) yang terdapat pada
inti sampel (coring) tanah. Selain itu untuk lokasi penelitian berwarna abu-abu, dan memiliki
mengetahui kekuatan tanah dilakukan Uji ukuran butir 1/16 - 1/256mm. Batupasir halus
Penetrasi Standar (SPT). Metode analisis yang hingga kasar (1/) yang terdapat pada lokasi
digunakan dalam analisis kestabilan lereng di Kali penelitian berwarna coklat – coklat kehitaman,
Semarang, Jawa Tengah adalah metode komputasi bersifat setengah padat serta mengandung kerakal
dengan menggunakan software Geostudio 2007. (2-4mm).
Data sifat fisik yang diperlukan adalah berat isi Pada lokasi penelitian terdapat gerakan tanah
(γ), sedangkan sifat mekanik yang diperlukan yaitu perpindahan massa tanah atau batuan pada
adalah sudut geser dalam (ϕ) dan kohesi (c). Selain arah tegak, datar, atau miring dari kedudukannya
itu, data primer juga didapatkan dari penelitian- semula, yang terbentuk akibat adanya gangguan
penelitian terdahulu yang dilakukan mahasiswa kesetimbangan litologi penyusun yang telah
Teknik Geologi Universitas Diponegoro berupa mengalami perubahan kekompakan, kuat batuan
cara penggunaan software Geostudio 2007 untuk serta kelapukan batuan yang memiliki tingkat
mensimulasikan faktor keamanan lereng sebagai intensitas lapuk yang tinggi. Jenis gerakan tanah
acuan untuk menentukan metode penanggulangan pada lokasi penelitian berupa jenis creep yaitu
gerakan tanah pada daerah penelitian.Setelah aliran massa tanah atau batuan yang bergerak
diketahui data sifat fisik dan mekanik tanah sangat lambat, yang cenderung tidak dapat dilihat,
kemudian dibuat desain lereng. Dalam hanya akibatnya akan tampak seperti tiang listrik,
pendesainan lereng dibutuhkan juga data geometri dan pohon yang miring.
lereng yaitu sudut kemiringan dan tinggi lereng Penyebab terjadinya gerakan tanah pada lokasi
yang diukur langsung di lapangan. penelitian adalah karena jenis batuan atau tanah
terdiri dari pasir, lempung, dan lanau, penggunaan
HASIL DAN PEMBAHASAN tanah dan pembebanan massa yang cukup besar
Geomorfologi Lokasi Penelitian seperti jalan raya maupun lalulintas lain yang
Satuan dataran denudasional memiliki beda menimbulkan getaran serta tekanan beban tinggi
tinggi antara 1 – 2 m dengan persentase lereng pada masa tanah yang memicu terjadinya gerakan
sebesar 1%. Proses eksogenik yang berpengaruh tanah pada lokasi penelitian.
terhadap daerah penyelidikan yaitu pelapukan,
erosi, transportasi dan sedimentasi. Pelapukan
yang terjadi pada lokasi penelitian berlangsung
secara sedang sampai tinggi, sehingga sulit
menemukan singkapan yang masih segar karena
pelapukan terjadi relatif cepat dengan produk
sedimentasi yang tinggi. Litologi yang terdapat
pada lokasi penelitian yaitu berupa batupasir
(sandstone), lanau (silt) dan lempung (clay).

Stratigrafi Lokasi Penelitian


Berdasarkan peta geologi regional, satuan
stratigrafi yang terdapat pada daerah penyelidikan Foto Indikasi Gerakan Tanah Tipe Creep Pada
Lokasi Penelitian
Perbandingan tersebut dapat dirumuskan dengan aslinya, seperti bantaran sungai di
sebagai berikut: pinggiran sungai secara memanjang mengikuti
paparan sungai. Tanggul timbunan adalah tnggul
Fs = yang sengaja dibuat dengan menimbun tanah atau
material lainya di pinggir wilayah sungai tersebut.
Tanggul beton merupakan tanggul yang sengaja
Cara analisis kestabilan lereng dengan metode dibangun dari campuran perkerasan beton agar
komputasi yaitu dengan melakukan hitungan berdiri dengn kokoh dan kuat. Contohnya tanggul
berdasarkan rumus (Fellenius, Bishop, Janbu, bendung, dinding penahan tanah (DPT). Tanggul
Sarma, Bishop modified dan lain-lain). Cara infrastruktur adalah sebuah struktur yang didesain
Fellenius dan Bishop menghitung Faktor dan dibangun secara kuat dalam periode waktu
Keamanan lereng dan dianalisis kekuatannya. yang lama dengan perbaikan dan pemeliharaan
Menurut Bowles (1989), pada dasarnya kunci secara terus menerus, sehingga seringkali dapat
utama gerakan tanah adalah kuat geser tanah yang difungsikan sebagai sebuah infrastruktur lain
dapat terjadi: seperti jalan raya.
a. tak terdrainase (undrained),
b. efektif untuk beberapa kasus pembebanan, Dinding Penahan Tanah (DPT)
c. meningkat sejalan peningkatan konsolidasi Dinding penahan tanah adalah suatu
(sejalan dengan waktu) atau dengan konstruksi yang dibangun untuk menahan tanah
kedalaman, yang mempunyai kemiringan/lereng dimana
d. berkurang dengan meningkatnya kejenuhan kemantapan tanah tersebut tidak dapat dijamin
air (sejalan dengan waktu) atau oleh tanah itu sendiri. Bangunan dinding penahan
terbentuknya tekanan pori yang berlebih tanah digunakan untuk menahan tekanan tanah
atau terjadi peningkatan air tanah. lateral yang ditimbulkan oleh tanah urugan atau
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan tanah asli yang labil akibat kondisi topografinya
studi oleh Dinas PU. melalui Satuan Kerja
Pengembangan Penyehatan Lingkungan
Pemukiman (PPLP) tentang keruntuhan lereng,
maka dibagi tiga kelompok rentang Faktor
Keamanan (Fs) , seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan nilai faktor keamanan lereng dan


kondisi lereng (Kementrian PU, 2010)
Nilai Faktor Kondisi
Keamanan Lereng
FK = 1,75 Kritis
Gambar Jenis – jenis bentuk struktur dinding penahan
FK > 1,75 Mantap tanah : (a) gravity, (b) Cantilever, (c) Dinding dengan
jangkar.
FK < 1,75 Runtuh
Dalam memilih jenis atau tipe dinding yang
akan di gunakan di lapangan, hal-hal yang harus
Tanggul dipertimbangkan antara lain sifat-sifat tanah
Tanggul merupakan suatu batas yang pondasi, kondisi tempat/lokasi, jenis atau macam
mengelilingi suatu badan air atau daerah tertentu pondasi, kondisi pelaksanaan dan nilai ekonomis.
dengan elevasi yang lebih tinggi, agar dapat
terlindungi dari pengaruh luar atau sesuatu yang Perencanaan Dinding Penahan Tanah (DPT
dapat membahayakan daerah yang berada planning)
diluarmya, pabila melimpas keluar dari tempat Perencanaan dinding penahan tanah atau
semula. Dalam bidang perairan, laut dan badan air analisa dinding penahan tanah harus meninjau dari
merupakan daerah yang memerlukan tanggul hal – hal berikut :
sabagai pelindung disekitarnya. Jenis – jenis  faktor aman terhadap pengulingan dan
tanggul, antara lain : tanggul alami (natural levve), penggeseran harus memenuhi syarat,
tanggul timbunan, tanggul beton dan tanggul  tekanan yang terjadi pada tanah dasar pondasi
infrastruktur. harus tidak boleh melebihi kapasitas dukung
Tanggul alamiah yaitu tanggul yang sudah izin,
terbentuk secara alamiah dari bentukan tanah
Sementasi (Grouting)
Menurut Dwiyanto (2005), grouting adalah
penyuntikan bahan semi kental (slurry material)
ke dalam tanah atau batuan melalui lubang bor,
dengan tujuan menutup diskontruksi terbuka,
rongga-rongga dan lubang-lubang pada lapisan
yang dituju untuk meningkatkan kekuatan tanah.
Sedangkan Budiyanto (2000), menyebut grouting
sebagai penginjeksian material perekat ke dalam
tanah atau batuan yang lulus air dengan tujuan
Gambar Proses terjadinya gerakan tanah beserta untuk menutup pori dan rekahan.
penyebabnya (Karnawati, 2002)

Pemboran Inti (Full Core Drilling)


Pemboran inti adalah semua jenis pemboran
yang tenaga penggeraknya adalah mesin.
Pemboran inti dapat menjangkau kondisi bawah
permukaan tanah yang relatif dalam dibandingkan
dengan pemboran tangan. Berbagai parameter
yang diselidiki dalam penyelidikan pemboran inti
diantaranya adalah sifat dan kualitas batuan.
Berbagai parameter tersebut dapat diperoleh Gambar Fungsi sementasi pada tanah dan batuan
dengan menganalisa sample (core) hasil (Pangesti, 2005)
pengeboran (coring).
Analisis Kestabilan Lereng
Pengujian Standart Penetration Test (SPT). Menurut Lancellotta (1987), lereng adalah
Setelah pengambilan inti batuan, biasanya permukaan bumi yang membentuk sudut
diikuti dengan berbagai pengujian di lapangan, kemiringan tertentu terhadap bidang horisontal.
diantaranya pengujian nilai SPT (Standart Suatu tempat yang terdapat dua permukaan tanah
Penetration Test). dengan ketinggian berbeda, maka akan ada gaya-
Standar ini menetapkan cara uji penetrasi gaya yang bekerja mendorong (diving forces)
lapangan dengan SPT, untuk memperoleh sehingga tanah yang lebih tinggi kedudukannya
parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah di cenderung bergerak ke arah bawah. Selain itu,
lapangan dengan SPT. Parameter tersebut terdapat pula gaya-gaya dalam tanah yang bekerja
diperoleh dari jumlah pukulan terhadap penetrasi menahan atau melawan (resisting forces), sehingga
konus, yang dapat dipergunakan untuk kedudukan tanah tersebut tetap stabil (Sunggono,
mengidentifikasi perlapisan tanah yang merupakan 1982).
bagian dari desain pondasi. Untuk mendapatkan Gaya-gaya pendorong berupa gaya berat, gaya
nilai N dengan cara memukul rangkaian split muatan atau beban, tekanan air dalam pori dan
spoon dan stang bor tadi dengan menggunakan gangguan pada lereng yang menyebabkan
hummer seberat 140 pon (63kg) tinggi jatuh 30 terjadinya longsoran. Sedangkan gaya-gaya yang
inci (75cm). Harga N adalah jumlah pukulan yang menahan adalah kuat geser (shear strength).
dibutuhkan untuk split spoon masuk sedalam 30 Besarnya kuat geser dikontrol oleh kohesi dan
cm. sudut gesekan dalam antara partikel-partikel
Standart Penetration Test (SPT) dilakukan penyusun tanah atau batuan. Nilai kohesi (c)
untuk mengetahui nilai N (jumlah tumbukan pada tergantung pada kekuatan ikatan atau sementasi
lapisan batuan yang diuji). Semakin besar nilai N antara partikel-partikel tanah. Sudut gesekan
pada lapisan batuan diikuti pula dengan dalam (ϕ) merupakan nilai yang mengekspresikan
peningkatan nilai sudut geser dalam (), semakin kekuatan friksi antara partikel-pertikel penyusun
besar nilai sudut geser dalam semakin besar pula batuan (Karnawati, 2005).
nilai daya dukung batuan. Sehingga dapat Berdasarkan interaksi antara kedua momen
dikatakan bahwa semakin besar nilai SPT akan gaya tersebut, kestabilan suatu lereng dapat
diikuti pula dengan peningkatan nilai kuat diperhitungkan dengan cara membandingkan
tekannya. antara gaya yang menahan dan gaya yang
melongsorkan atau meluncurkan (Bowles, 1991).
Maksud dari penelitian ini adalah melakukan topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat
kajian studi mengenai analisis kestabilan lereng proses pelapukan dan erosi. Berdasarkan kondisi
pada Kali Semarang, dengan tujuan sebagai tersebut satuan bentuklahan ini merupakan hasil
berikut:
sedimentasi dari material yang diangkut dan
1. Mengetahui nilai Faktor keamanan (Fk) dari
analisis kestabilan lereng dengan diendapkan di sepanjang bantaran sungai utama
memperhitungkan lereng dan nilai Cohesi (C) yang mengalir melewati bagian tengah Kota
dari litologi yang menyusun daerah tersebut. Semarang, terutama di sepanjang bantaran Banjir
2. Mengetahui tingkat keberhasilan grouting Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur.
dalam meningkatkan daya dukung tanah seperti
pada titik grouting yang sudah dilaksanakan Stratigrafi Regional
pada sekitar daerah lokasi penelitian. Daerah penelitian digolongkan pada Satuan
3. Mengetahui metode yang efektif untuk Aluvium (Qa).
perencanaan pembangunan tanggul pada Kali
Semarang
Lokasi penelitian tugas akhir ini berada di Kali
Semarang, Kota Semarang, Jawa tengah pada
proyek Urban Drainage System and Retarding
Pond in Semarang City at Asin and Lower
Semarang River. Secara administratif lokasi
penelitian terletak di Jl. Kali Mas Raya Kawasan Bagia
Komplek Tanah Mas, Kecamatan Semarang Utara, n
Turun
Jawa Tengah. Jarak tempuh dari lokasi penelitian
ditempuh ± 45 menit dari kampus UNDIP.

TINJAUAN PUSTAKA Gambar Peta Geologi daerah Semarang dan Sekitarnya


Fisiografi Kota Semarang
Wilayah Kota Semarang, Propinsi Jawa Satuan ini merupakan endapan aluvium pantai,
Tengah, secara geografis terletak pada koordinat sungai, dan danau. Endapan pantai litologinya
110º16’20’’ - 110º30’29’’ Bujur Timur dan terdiri dari lempung, lanau serta pasir dengan
6º55’34’’ - 7º07’04’’ Lintang Selatan, dengan luas ketebalan 50 m atau lebih. Endapan sungai dan
daerah sekitar 391,2 Km2. Kota Semarang di danau terdiri dari kerikil, kerakal, pasir dan lanau
bagian Barat berbatasan dengan wilayah dengan tebal 1-3 m. Bongkah tersusun dari andesit,
Kabupaten Kendal, bagian Timur dengan batulempung dan sedikit batupasir.
Kabupaten Demak, bagian Selatan dengan
Kabupaten Semarang dan bagian Utara dibatasi Gerakan Tanah
oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai + 13,6 Karnawati (2005) mendefinisikan gerakan
Km. Secara umum, wilayah Kota Semarang dapat massa sebagai gerakan menuruni atau keluar
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Semarang bagian lereng oleh massa tanah atau batuan penyusun
Utara merupakan daerah pantai dan dataran rendah lereng, maupun percampuran antara keduanya
dengan kemiringan bervariasi antara 0 - 2 % dan sebagai bahan rombakan, akibat dari terganggunya
ketinggian antara 0 - 3,5 m dpl, serta Semarang kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng
bagian Selatan merupakan daerah perbukitan tersebut. Definisi tersebut diperkuat oleh
dengan kemiringan 2 - 40 % dan ketinggian antara Suharyadi (2004), yang menyebutkan gerakan
90 - 200 m dpl (BPN Semarang, 2009). massa sebagai perpindahan massa tanah atau
batuan pada arah tegak, datar atau miring dari
Geomorfologi Regional kedudukan semula, yang disebabkan oleh adanya
Morfologi daerah penelitian digolongkan pada gangguan kesetimbangan pada saat itu.
Satuan Bentuklahan Dataran Aluvial. Terbentuk Proses terjadinya gerakan tanah beserta faktor-
akibat aktivitas aliran sungai yang berupa faktor pengontrol dan pemicunya dapat dilihat
pengikisan, pengangkutan, dan pengendapan pada Gambar berikut ini.
(sedimentasi) dimana proses-proses yang
berlangsung dibantu juga oleh tenaga eksogen
antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan,
Analisis Kestabilan Lereng pada Perencanaan Pembangunan Tanggul Kali Semarang,
Jawa Tengah

Bayu Arga Pradana


bayuargapradana@gmail.com

ABSTRACT

Indonesia is a mostly country who have a mass movement disasters. These disasters are
common in many areas, especially during the rainy season. This study aims to determine the safety
factor of the slope value at the location so it can be seen from geotechnical reconstruction methods
necessary for planning the construction of the embankment will be done on one time, Semarang.
The research method used is descriptive and experimental methods. Slope stability analyzes
performed using computational methods using software GeoStudio 2007, which then conducted an
experimental method to simulate the value of cohesion on improving safety factor (Fs).
From field observations and analytical results, the type of ground motion that can occur in
the form of research creep, which is triggered by the huge burden of the activities of the local
community and the load of the Kali Semarang have a large discharge and high during the rainy
season.
Based on the analysis of slope stability, slope conditions has a value of 0.809 with a
safety factor of cohesion to the clayley sand layer 5.89 kPa and 8.92 kPa in clay layer. The
simulation results obtained are a great value for the safety factor (Fs) 1.786 where the results are
worth the value of cohesion at 15.89 kPa clayley sand and the clay has a cohesion value of 18.92
kPa, indicating that the slope is said to be secure and stable against mass movement must have
increased the value of ± 10 kPa cohesion. Grouting method is an effective method to increase the
value of cohesion in the rock form’s.
In planning the embankment to be performed on site execution of the research required
cutting slopes up to ± 90 °, the situation is then carried out two ground reinforcement methods that
do the grouting method to increase the value of cohesion so that the constituent rocks have a high
carrying capacity, and the execution of the sheetpile installation method will make retaining wall
at the edge of the Kali Semarang make it strong andout construction of safe and effective.

Keyword: mass movement, grouting, slope stability analyzing, embankment construction plan

PENDAHULUAN dinding Kali Semarang. Grouting adalah metode


Kali Semarang adalah daerah Kali utama Kota penyuntikan campuran semen ke dalam tanah
Semarang yang sangat relevan dalam terjadinya dengan tekanan tertentu melewati lubang bor
banjir, dalam penanganan tersebut maka akan untuk meningkatkan kekuatan tanah. Perhitungan
dibangun tanggul yang dapat menahan luapan, kestabilan lereng sendiri digunakan untuk
oleh sebab itu pada daerah Kali Semarang akan mengetahui nilai keamanan (factor of safety) dari
direncanakan pembuatan tanggul yang didasari lereng tersebut layak untuk pembangunan tanggul
pada perhitungan kestabilan lereng untuk yang akan direncanakan, yakni nilai tersebut
mengatasi pergerakan tanah pada saat proses dikatakan tidak aman bila nilai Fk tersebut ≤1,75.
pembangunan tanggul yang telah direncanakan Nilai Fk yang dibawah standar kurang aman
pada dinding lereng Kali Semarang. tersebut dapat dikesebandingkan dengan nilai Fk
Gerakan tanah pada lereng setempat sering setelah daerah penelitian tersebut dilakukan
terjadi pada dinding sungai dan sistem pengairan penanganan geoteknik dengan metode grouting,
lain, pergerakan tanah tersebut akan menimbulkan metode tersebut dapat meningkatkan nilai
dampak kerugian yang besar baik dari segi materi keamanan stabilitas lereng tersebut dimana metode
maupun sarana pada daerah pinggir lereng Kali grouting meningkatkan nilai kohesi dari batuan
Semarang dan sekitarnya. yang terdapat pada daerah tersebut, nilai yang
Grouting merupakan salah satu upaya diharapkan dari setelah grouting dilaksanakan
penanggulangan gerakan tanah yang terjadi pada adalah Fk ≥1,75.

Anda mungkin juga menyukai