Anda di halaman 1dari 95

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1. Kondisi Umum Proyek


Kondisi dinding penahan tanah tersebut berada pada Jembatan di Sungai
Pabelan di Ruas Jalan Mendut-Tanjungjapuan. Tinjauan terhadap dinding
penahan tanah dilakukan pada Sta.+100 dimana jalan tersebut merupakan jalan
penghubung antara Jalan Mendut dan Tanjung Japuan.
Tinggi lereng pada Sta.+100 yaitu 7.94 m dari elevasi dasar. Dengan lebar
jalan selebar 7 m dan ruang marka jalan di sisi kanan dan kiri nya masing-masing
selebar 1.5 m. Pada sisi kanan dan kiri akan dilakukan perencanaan untuk
menahan keruntuhan tanah pada lereng tersebut. Penahan tanah tersebut akan
dianalisis menggunakan dinding penahan tanah yang terbuat dari beton mutu Fc’
25 Mpa dan steel sheet pile. Analisis yang akan dilakukan untuk mengetahui
faktor keamanan lereng yang diperkuat dengan Dinding penahan tanah beton
maupun steel sheet pile.

5.2. Data Parameter Tanah dan Beban


5.2.1. Data Geoteknik Tanah
Dalam perencanaan geoteknik perbaikan lereng mengacu pada data
geoteknik yang didapat dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten
Magelang yaitu denah lokasi sondir, Grafik dan data SPT serta Grafik Bor Log.
Pada Tinajaun Sta.+100 maka lokasi berada pada lokasi sondir S1 dan
mengambil kedalaman Sondir 6 m pada tanah keras. Untuk hasil lebih jelasnya
data-data geoteknik dapat dilihat pada Gambar 5.1,5.2, dan 5.3.

66
67

Gambar 5.1 Lokasi Sondir

(Sumber : Laporan Akhir Bina Marga Magelang,2015)


68

Gambar 5.2 Grafik CPT

(Sumber : Laporan Akhir Bina Marga Magelang,2015)


69

Gambar 5.3 Data Borlog

(Sumber : Laporan Akhir Bina Marga Magelang,2015)


70

5.2.2. Data Parameter Tanah


Berikut dibawah ini adalah data parameter tanah yang digunakan dalam
penelitian analisis Plaxis..
1. Tanah timbunan
a. Berat volume tanah () = 19.773 kN/m3

b. Kohesi (c) = 1.6 kN/m2

c. Sudut geser dalam () = 28

2. Tanah asli 1 (Tanah Liat Bercampur Pasir)

a. Berat volume tanah () = 19.002 kN/m3

b. Kohesi (c) = 5 kN/m2

c. Sudut geser dalam () = 35

3. Tanah asli 2 (Tanah Pasir Bercampur Kerikil)

a. Berat volume tanah () = 18.282 kN/m3

b. Kohesi (c) = 0.001 kN/m2

c. Sudut geser dalam () = 38

Rekap Data parameter tanah dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1 Rekap Data Parameter Tanah

Tanah
Parameter Notasi Satuan Tanah 1 Tanah 2
Timbunan
Mohr- Mohr- Mohr-
Model Material Model -
Coulomb Coulomb Coulomb

Jenis Perilaku
Jenis - UnDrained Drained Drained
Material
71

Lanjutan Tabel 5.1 Rekap Data Parameter Tanah

Berat Volume
 unsat kN/m3 19.773 19.002 8.282
Unsaturated

Berat Volume
 sat kN/m3 21.919 21.545 21.232
Saturated

Permeabilitas Kx/ Ky m/hari 5.00E-07 0.0475 8.64E-03

Modulus
E kN/m2 6619.5 35549 78453.2
Elastisitas

Angka Poisson  - 0.3 0.25 0.15

Kohesi C kN/m2 16 5 0

Sudut Gesek
  28 35 38
Dalam

5.2.3. Data Beban Gempa


Dalam analisis yang akan dilakukan, data beban gempa yang dipakai
adalah beban gempa statis. Karena pada wilayah Sungai Pabelan termasuk dalam
kategori gempa yang rendah sehingga ditentukan menggunakan data gempa statis.
Beban Gempa statis yang digunakan berdasarkan peta zonasi gempa tahun
2011, wilayah Magelang khususnya di Pabelan memiliki percepatan puncak
gempa (PGA) sebesar 0,3-0,4 g. Berdasarkan hasil perhitungan beban gempa yang
72

digunakan sebesar 0,365 g berdasarkan peta zonasi gempa yang didapatkan dari
web kementrian umum tahun (Puskim, 201). Data Nilai spektra percepatan gempa
untuk wilayah Sungai Pabelan dapat dilihat Pada Gambar 5.4 dan 5.5 dibawah ini.

Gambar 5.4 Peta Gempa Sungai Pabelan


(Sumber: Puskim,2011)

Gambar 5.5 Nilai Spektral Percepatan Gempa Sungai Pabelan


(Sumber: Puskim,2011)
73

5.2.4. Data Beban Lalu Lintas


Data Beban lalu lintas diambil berdasarkan panduan Geoteknik 4 No.pt
T-10-2002-B (2002) dengan klasifikasi Sistem jaringan yang digolongkan ke
dalam fungsi jalan dan lalu lintas harian rata-rata (LHR). Berdasarkan data
tersebut didapatkan beban lalu lintas sebesar 12 kN/m2.
Berdasarkan data dari Bina Marga, Lalu lintas pada wilayah Sungai
Pabelan termasuk pada Jalan Kabupaten. Maka Dalam Sistem jaringan, lalu
lintas nya termasuk dalam jaringan sekunder dengan fungsi jalan termasuk
dalam kolektor dengan lalu lintas harian rata-rata (LHR) > 6.000 kendaraan.
Maka beban lalu lintas yang digunakan sebagai beban perhitungan yaitu 12
kN/m2.
Berikut ini adalah data untuk data lalu lintas dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Data Beban Lalu Lintas
Sistem Fungsi Jalan LHR Beban Lalu
Jaringan Lintas KN/m2
Primer Arteri Semua 15
Kolektor >10.000 15
<10.000 12
Sekunder Arteri >20.000 15
<20.000 12
Kolektor >6.000 12
<6.000 10
Lokal >500 10
<500 10
(Sumber: Panduan Geoteknik 4 No.pt T-10-2002-B, 2018)

5.2.5 Data Dinding Penahan Tanah


74

1. Data parameter dan Spesifikasi dinding penahan tanah tersebut dapat dilihat
pada Tabel 5.3 berikut ini.

Tabel 5.3 Data Spesifikasi Dinding Penahan Tanah

Jenis DPT Kantilever

Mutu beton (f'c) 20 Mpa

Berat volume beton (γc) 24 kN/m³

2. Data Beban yang bekerja pada analisis mengacu pada peraturan pembebanan
tahun 1983 dengan data sebagai berikut.
a. desak ijin = 0.45 x fc’ = 0.45 x 20 Mpa = 9000 kN/m2
b. desakTarik = 0.15 x √fc’ = 0.15 x √20 Mpa = 670.820393kN/m2
c. geserijin = √fc’ =√20 Mpa = 4472.135955 kN/m2.

5.2.6 Data Steel Sheet Pile


Pada analisis ini digunakan Steel sheet pile Larssen 430 dengan spesifikasi
dapat dilihat pada Gambar 5.6 dan 5.7.
75

Gambar 5.6 Data Steel Sheet Pile Tipe Larssen


(Sumber : infocom-hmjts-uty.blogspot.com,2018)

Gambar 5.7 Profil Turap Baja Tipe Lassen


(Sumber : infocom-hmjts-uty.blogspot.com,2018)

5.3. Analisis Lereng Asli

Analisis yang dilakukan dalam penelitian meliputi analisis stabilitas


terhadap lereng asli pada Sta.+100 dengan tinggi lereng 8 m dan lebar lereng
19,5 m. Analisis tersebut untuk mengetahui angka keamanan lereng terhadap
beban gempa dan beban kendaraan yang melintas diatas jalan. Dengan muka
76

air setinggi 1,11 m diatas dasar sungai. Berikut ini adalah gambaran eksisiting
Lereng asli dengan muka air dapat dilihat pada Gambar 5.8.

Gambar 5.8 Lereng eksisiting

5.3.1 Pemodelan Lereng asli Pada Program Plaxis

Dalam tahap pemodelan, seluruh parameter data geoteknik dimasukan


ke program plaxis untuk mengetahui keruntuhan yang terjadi pada lereng
tersebut. Input pemodelan lereng dengan kondisi batas, beban kendaraan dapat
dilihat pada Gambar 5.9 berikut ini.

Tanah Timbunan

Tanah 1

Tanah 2
77

Gambar 5.9 Pemodelan Melintang Lereng Input Plaxis

5.3.2. Pembuatan Jaring elemen


Setelah kondisi batas diterapkan pada model, langkah selanjutnya
adalah model geometri dibagi menjadi elemen-elemen imanajiner (meshing).
Penyusunan jaring-jaring elemen pada program plaxis ini digunakan jenis fine.
Jaring-jaring elemen yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 5.10.

Gambar 5.10 Jaring-jaring elemen

5.3.3 Tahap Perhitungan


1. Perhitungan Tegangan Awal
Tegangan awal dihitung dengan plastis dimana faktor pengali tanah
adalah 1. Perhitungan ini disebut sebagai beban gravitasi (gravity load)
dan dalam fase perhitungan hanya melibatkan struktur tanah dan batuan
pembentuk lereng. Gambar tegangan dapat dilihat pada gambar 5.11
dibawah ini. Dari Gambar 5.11 didapat Active pore Pressure sebesar -
18,48 kN/m².
78

Gambar 5.11 Perhitungan Tegangan Awal

2. Tahap Calculation
Pada tahap ini setelah semua parameter dimasukan dan dilakukan
perhitungan seperti pada bab IV maka dilakukan tahap calculation.
Tahap Calculation ini digunakan sebagai langkah untuk melakukan
perhitungan selanjutnya. Tahap yang diinputkan dimulai dari berat
sendiri hingga tahap perhitungan untuk mendapatkan angka keamanan
dengan menggunakan gempa.

5.3.4. Hasil Output dengan Program Plaxis


Setelah semua perhitungan selesai dianalisis maka tahap selanjutnya dapat
diketahui besar displacement keruntuhan lereng dan angka keamanan lereng.
Hasil perhitungan analisis menggunakan program plaxis dapat dilihat pada
gambar-gambar berikut ini.
1. Hasil perhitungan lereng asli tanpa beban gempa
a. Deformed Mesh
Untuk hasil deformed mesh dengan beban kendaraan dapat dilihat pada
Gambar 5.8. Dari Gambar 5.8 didapatkan total displacement sebesar
12.06 x 10-3 m. Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa pergerakan
79

total tanah masih dalam kategori aman terhadap longsor seperti yang
disebutkan dalam Bab III.

Gambar 5.12 Deformed Mesh Lereng Asli Tanpa Beban Gempa

b. Effective Stress
Besarnya nilai effective stresses dengan beban merata kendaraan
adalah sebesar -148.18 kN/m2 seperti pada Gambar 5.13. Tekanan
efektif tersebut

Gambar 5.13 Effective Stress Lereng Asli Tanpa Beban Gempa

c. Arah Pergerakan dan Daerah Potensial Longsor


80

Untuk arah pergerakan dan daerah potensial longsor dapat dilihat


pada Gambar 5.14 dan Gambar 5.15. Dari Gambar 5.14 didapat
Nilai extreme total displacement sebesar 12.09 x 10-3 m.

Gambar 5.14 Arah Pergerakan Tanah Lereng Asli Tanpa Beban


Gempa

Gambar 5.15 Daerah Potensial Keruntuhan Tanpa Beban Gempa

d. Angka Keamanan
Besarnya angka keamanan dapat dilihat pada Gambar 5.13 berikut
ini. Dari Gambar 5.16 didapatkan angka aman sebesar 1,1049.
81

SF = 1,1049

Gambar 5.16 Nilai SF Tanpa Gempa

e. Total Displacement
Besarnya nilai total displacement dengan beban kendaraan tanpa
beban gempa adalah sebesar 0.01206 m. Aangka ini termasuk aman
berdasarkan teori pada Bab III. Beban kendaraan diasumsikan
sebagai beban merata dengan panjang sesuai dengan lebar jalan
dilokasi penelitian sepanjang 7 m. Berikut gambar displacement
yang terjadi pada tanah asli yang dapat dilihat pada Gambar 5.17.
82

Gambar 5.17 Total Displacement Lereng Asli Tanpa Gempa

2. Hasil perhitungan lereng asli dengan beban gempa


a. Deformed Mesh
Untuk hasil deformed mesh dengan beban kendaraan dapat dilihat pada
Gambar 5.18. Dari Gambar 5.18 didapatkan total Displacement
sebesar 29.03 x 10 -3 m.

Gambar 5.18 Deformed Mesh Lereng Asli dengan Beban Gempa


83

b. Effective Stress
Besarnya nilai effective stresses dengan beban merata kendaraan
dan beban gempa adalah sebesar -135,91 kN/m2 seperti pada
Gambar 5.19.

Gambar 5.19 Effective Stress Lereng Asli dengan Beban Gempa

c. Arah Pergerakan dan Daerah Potensial


Untuk arah pergerakan dan daerah potensial longsor dapat dilihat
pada Gambar 5.20 dan Gambar 5.21.

Gambar 5.20 Arah Pergerakan Tanah dengan Beban Gempa


84

Gambar 5.21 Daerah Potensial Keruntuhan dengan Beban Gempa

d. Angka Keamanan
Besarnya angka keamanan dapat dilihat pada Gambar 5.18 berikut
ini. Dari Gambar 5.22 didapatkan angka aman sebesar 1,0932.

SF = 1.0932
85

Gambar 5.22 Nilai SF Dengan Gempa

e. Total Displacement
Besarnya nilai total displacement dengan beban kendaraan tanpa
beban gempa adalah sebesar 0.02903 m. Beban kendaraan
diasumsikan sebagai beban merata dengan panjang sesuai dengan
lebar jalan dilokasi penelitian sepanjang 7 m. Berikut gambar
displacement yang terjadi pada tanah asli yang dapat dilihat pada
Gambar 5.23.

Gambar 5.23 Displacemet dengan Beban Gempa


86

5.3.5. Analisis Hitungan Manual Fellenius


Analisis hitungan manual untuk stabilitas lereng asli digunakan metode
irisan fellenius. Dimana metode tersebut berdasarkan daerah potensial
keruntuhan. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada uraian dibawah ini
Gambar 5.24.

Gambar 5.24 Irisan Daerah Keruntuhan Tanah Lereng Asli

Berdasarkan gambar irisan tersebut dapat diketahui panjang, luas dan


sudut masing-masing irisan yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan angka
keamanan dengan metode fellenius. Untuk mengetahui cara mendapatkan
Panjang, Luas dan sudut tiap irisan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung Panjang Busur dengan Total 11.13 m


2. Membagi Panjang busur tersebut menjadi 10 bagian yaitu 11.13/10 = 1.113
m
3. Mencari Titik Tengah O dan menarik kedua sisi lingkaran untuk
mendapatkan jari-jari Lingkaran
4. Dalam sudut dan Panjang irisan dapat Dilihat seperti Gambar 5.20
sedangkan perhitungan luas irisan menggunakan area pada Auto cad.

Perhitungan manual dengan metode fellenius dapat dilihat seperti uraian


dibawah ini dengan contoh perhitungan irisan 8:
87

1. Perhitungan Radians
∏ ∏
Rad = α x 180 = 29˚ x 180 = 0.5061
2. Perhitungan Berat Irisan
W8 = ɤ x A8 = 19.7723 x 1.0673 = 21.1040 kN
3. Perhitungan sin α
Sinα8 = sin (Rad8) = Sin 0.5061 = 0.4848
4. Perhitungan Cos α
Cosα = Cos (Rad8) = Cos 0.5061 = 0.8746
5. Perhitungan Wt x sin α
Wt8 = Wt x Sin α = 21.1040 kN x 0.4848 = 23.1806
6. Perhitungan Wt x Cosα
Wt8 = Wt x Cos α = 21.1040 kN x 0. 8746= 41.8189
Untuk irisan 1-5 terdapat perhitungan air pori karena irisan tersebut terdapat
rembesan air. Perhitungan nya sebagai berikut diuraikan untuk contoh yaitu irisan
2.

1. Perhitungan uiai air pori


U2a2= hterendam x 9.81 x L irisan = 1.4501x9.81x1.1392 =16.2057 kN
2. Perhitungan WtCos-uiai
WtCos2-u2a2= 49.3790 – 16.2057 = 33.1723 kN

Panjang, luas dan susut masing masing irisan dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Data irisan

Sudut
Luas tiap
Panjang Irisan Irisan irisan
NO (m) (m²) (˚)
1 1.0237 0.8213 -16
2 1.1392 2.544 11
3 1.1337 3.9798 14
4 1.1349 4.5542 14
5 1.1684 4.1672 20
6 1.2049 3.4979 24
7 1.2309 2.9825 25
8 1.2677 2.4181 29
9 1.3555 1.5893 36
10 1.5294 0.5635 42
Total 12.1883
88

Dari Uraian Perhitungan diatas maka didapatkan perhitungan lainnya dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut ini.

Tabel 5.5 Hasil perhitungan irisan total

Sudut
tiap Berat volume
Panjang irisan irisan * Luas Wt *sin wt *cos wt*cos-uiai
NO Irisan (m) Luas Irisan (m²) (˚) Radian Sin Cos (kN) (kN) (kN) (kN)
1 1.0237 0.8213 -16 -0.2793 -0.2756 0.9613 16.2398 -4.4763 15.6107 15.6107
2 1.1392 2.544 11 0.192 0.1908 0.9816 50.3032 9.5983 49.3790 33.1733
3 1.1337 3.9798 14 0.2443 0.2419 0.9703 78.6937 19.0377 76.3562 62.4653
4 1.1349 4.5542 14 0.2443 0.2419 0.9703 90.0515 21.7854 87.3766 76.5405
5 1.1684 4.1672 20 0.3491 0.3420 0.9397 82.3992 28.1822 77.4299 69.4914
6 1.2049 3.4979 24 0.4189 0.4067 0.9135 69.1650 28.1319 63.1853 59.6724
7 1.2309 2.9825 25 0.4363 0.4226 0.9063 58.9738 24.9234 53.4484 53.4484
8 1.2677 2.4181 29 0.5061 0.4848 0.8746 47.8138 23.1806 41.8189 41.8189
9 1.3555 1.5893 36 0.6283 0.5878 0.8090 31.4257 18.4715 25.4239 25.4239
10 1.5294 0.5635 42 0.733 0.6691 0.7431 11.1422 7.4556 8.2803 8.2803
Total 12.1883 176.2904 498.3092 445.9250
Berdasarkan Rumus metode Fellenius maka :

(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛)


SF = (5.1)
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 𝐿𝑜𝑛𝑔𝑠𝑜𝑟)

(𝑐𝑥𝐿)+(𝑡𝑎𝑛𝜑𝑥𝑊𝑡𝑐𝑜𝑠−𝑢𝑖𝑎𝑖) (16𝑥12.1883)+(𝑡𝑎𝑛28𝑥445.9250)
SF = (𝑊𝑡∗𝑆𝑖𝑛)+(𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠)
= (176.2904)+(12𝑘𝑁/𝑚² 𝑥 27.1778) = 0.8613 (Tidak Aman)
89

Berdasarkan Perhitungan SF manual didapatkan nilai angka keamanan


sebesar 0.8613. Karena persyaratan untuk keamanan lereng yaitu antara >1.25.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa lereng dalam keadaan tidak aman dan
diperlukan perkuatan.

5.4. Analisis Dinding Penahan Tanah dari Beton

Analisis dinding penahan tanah diperlukan untuk melakukan perkuatan


tanah pada daerah tanah yang mengalami keruntuhan. Dinding penahan tanah
dipasang diatas tanah keras dengan tinggi sesuai daerah keruntuhan. Analsis nya
menggunakan dua metode yaitu dengan menggunakan plaxis dan hitungan
manual. Analisis menggunakan program plaxis pada dinding penahan tanah sama
halnya dengan analisis stabilitas lereng. Hal yang membedakan ialah data dinding
penahan tanahnya. Data dinding penahan tanah adalah sebagai berikut:

1. Dinding penahan tanah terbuat dari beton bertulang


2. Mutu beton bertulang yang digunakan adalah Fc’ = 20 Mpa (K-250).
3. Berat volume beton bertulang yang digunakan adalah 24 kN/m3.
4. Dinding penahan tanah memiliki jenis tipe dinding kantilever.
5. Dinding penahan tanah memiliki tinggi 6 meter dan lebar 3 meter.
6. Tulangan Pokok D16 dan Tulangan Sengkang P10.

Untuk memperjelas Dimensi dan Parameter Dinding Penahan Tanah dapat


dilihat pada Gambar 5.25.
90

Tanah Timbunan

Tanah 1

Tanah 2

Gambar 5.25 Dimensi dan Parameter Dinding Penahan Tanah

5.4.1 Pemodelan Dinding Penahan Tanah Pada Program Plaxis

Dalam tahap pemodelan, seluruh parameter data geoteknik dimasukan


ke program plaxis untuk mengetahui keruntuhan yang terjadi pada lereng
tersebut. Input pemodelan Dinding Penahan Tanah dengan kondisi batas, beban
kendaraan dapat dilihat pada Gambar 5.26 berikut ini.
91

Tanah Timbunan

Tanah 1

Tanah 2

Gambar 5.26 Pemodelan Melintang Dinding Penahan Tanah Input


Plaxis

5.4.2. Pembuatan Jaring elemen


Setelah kondisi batas diterapkan pada model, langkah selanjutnya
adalah model geometri dibagi menjadi elemen-elemen imanajiner (meshing).
Penyusunan jaring-jaring elemen pada program plaxis ini digunakan jenis fine.
Jaring-jaring elemen yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 27.

Gambar 5.27 Jaring-jaring elemen


92

5.4.3. Tahap Perhitungan


1. Perhitungan Tegangan Awal
Tegangan awal dihitung dengan plastis dimana faktor pengali tanah
adalah 1. Perhitungan ini disebut sebagai beban gravitasi (gravity load)
dan dalam fase perhitungan hanya melibatkan struktur tanah dan batuan
pembentuk lereng. Diaman gambar tegangan dapat dilihat pada gambar
5.28 dibawah ini.

Gambar 5.28 Perhitungan Tegangan Awal

2. Tahap Calculation
Pada tahap ini setelah semua parameter dimasukan dan dilakukan
perhitungan seperti pada bab IV maka dilakukan tahap calculation
seperti Gambar 5.29 untuk mendapatkan output hitungan plaxis.
93

Gambar 5.29 Analisis Perhitungan DPT

3. Hasil Output dengan Program Plaxis


Setelah semua perhitungan selesai dianalisis maka tahap selanjutnya dapat
diketahui besar displacement keruntuhan lereng dan angka keamanan
lereng. Hasil perhitungan analisis menggunakan program plaxis dapat
dilihat pada gambar-gambar berikut ini.
a. Hasil perhitungan Dinding Penahan Tanah tanpa beban gempa
1). Deformed Mesh
Untuk hasil deformed mesh dengan beban kendaraan dapat dilihat
pada Gambar 5.30. Dari Gambar 5.26 didapatkan Extreme total
Displacement sebesar 8.48 x 10-3 m.

Gambar 5.30 Deformed Mesh DPT Tanpa Beban Gempa


94

2). Effective Stress

Besarnya nilai effective stresses dengan beban merata


kendaraanadalah sebesar -212,46 kN/m2 seperti pada Gambar
5.27.

Gambar 5.31 Effective Stress DPT Tanpa Beban Gempa

3). Arah Pergerakan dan Daerah Potensial Longsor

Untuk arah pergerakan dan daerah potensial longsor dapat


dilihat pada Gambar 5.32 dan Gambar 5.33.

Gambar 5.32 Arah Pergerakan Tanah DPT Tanpa Beban Gempa


95

Gambar 5.33 Daerah Potensial Keruntuhan Tanpa Beban Gempa

4). Angka Keamanan


Besarnya angka keamanan dapat dilihat pada Gambar 5.34
berikut ini. Dari Gambar 5.30 didapatkan angka keamanan sebesar
1,8716.

SF = 1,8716

Gambar 5.34 Nilai SF Tanpa Gempa


96

5). Total Displacement

Besarnya nilai total displacement dengan beban kendaraan


tanpa beban gempa adalah sebesar 0.0848 m. Aangka ini
termasuk aman berdasarkan teori pada Bab III. Beban
kendaraan diasumsikan sebagai beban merata dengan panjang
sesuai dengan lebar jalan dilokasi penelitian sepanjang 7 m.
Berikut gambar displacement yang terjadi pada tanah asli yang
dapat dilihat pada Gambar 5.35.

Gambar 5.35 Total Displacement DPT Tanpa Beban Gempa

b. Hasil perhitungan dinding penahan tanah dengan beban gempa


1) .Deformed Mesh
Untuk hasil deformed mesh dengan beban kendaraan dapat dilihat
pada Gambar 5.36. Dari Gambar 5.36 didapatkan Extreme total
displacement sebesar 26.13 x 10 -3 m.
97

Gambar 5.36 Deformed Mesh DPT Dengan Beban Gempa

2). Effective Stress


Besarnya nilai effective stresses dengan beban merata
kendaraan dan beban gempa adalah sebesar -236,85 kN/m2
seperti pada Gambar 5.37.

Gambar 5.37 Effective Stress DPT Dengan Beban Gempa


98

3). Arah Pergerakan dan Daerah Potensial


Untuk arah pergerakan dan daerah potensial longsor dapat
dilihat pada Gambar 5.38 dan Gambar 5.39.

Gambar 5.38 Arah Pergerakan Tanah dengan Beban Gempa

Gambar 5.39 Daerah Potensial Keruntuhan dengan Beban Gempa

4). Angka Keamanan


Besarnya angka keamanan dapat dilihat pada Gambar 5.40
berikut ini. Dari Gambar 5.36 didapatkan angkakeamanan sebesar
1,2730.
99

SF = 1.2730

Gambar 5.40 Nilai SF Dengan Gempa

5). Total Displacement


Besarnya nilai total displacement dengan beban kendaraan
tanpa beban gempa adalah sebesar 0.02613 m. Beban
kendaraan diasumsikan sebagai beban merata dengan panjang
sesuai dengan lebar jalan dilokasi penelitian sepanjang 7 m.
Berikut gambar displacement yang terjadi pada tanah asli yang
dapat dilihat pada Gambar 5.41.
100

Gambar 5.41 Displacemet Dengan Beban Gempa

5.4.4. Analisis Manual Dinding Penahan Tanah


Analisis manual dinding penahan tanah dilakukan untuk mengetahui
angka keamanan dengan tinjauan internal dan eksternal. Berikut adalah
perhitungan stabilitas dinding penahan tanah secara internal maupun eksternal.
1. Tinjauan Eksternal Dinding Penahan Tanah
Dalam perhitungan analisis stabilitas eksternal dinding penahan
tanah ini akan didapatkan nilai-nilai angka aman terhadap penggeseran,
penggulingan maupun angka aman terhadap keruntuhan kapasitas
dukung tanah. Perhitungan analisis manual perhitungan stabilitas
dinding penahan tanah pada Sungai Pabelan adalah sebagai berikut.
a. Hitungan Gaya Vertikal
Perhitungan gaya vertikal meliputi gaya akibat berat dinding
penahan tanah dan akibat tanah yang berada di belakang dinding
penahan tanah tersebut. Adapun Pembagian pias – pias pada
dinding penahan tanah untuk perhitungan gaya-gaya vertikal adalah
sebagai berikutdapat dilihat pada Gambar 5.42.
101

Tanah Timbunan

Tanah 1

Tanah 2

Gambar 5.42 Pembagian Pias-Pias pada Gaya Vertikal

Keterangan:

1. Tanah Timbunan Diatas muka air


= 19.773 kN/m3 , (c ) = 16 kN/m2, () =28
2. Tanah Timbunan Dibawah Muka Air
()
(’)= 12.109 kN/m3 , (c ) = 16 kN/m2, () =28
3. (Tanah 1 Dibawah Muka Air
(’)= 11.735 kN/m , (c ) = 5 kN/m , () =35
3 2

4.Tanah 2 Dibawah Muka Air


)
((’)= 11.422 kN/m , (c ) = 0 kN/m , () =38
3 2

(
’))

Hitungan Momen vertikal terhadap titik O pada dinding penahan tanah
)
dapat dilihat pada Tabel 5.6.
102

Tabel 5.6 Hitungan Momen Vertikal Terhadap Titik O Pada Dinding


Penahan Tanah.

Momen
Ke O
No Berat (kN) Jarak Dari O (m) ( kNm )
1 1.4 x 3.2x19.773 = 90.5207 1/2x1.4 + 1.6 = 2.3 208.1978
2 1.4 x 1.11 x 12.109 =18.8173 1/2x1.4 + 1.6 = 2.4 45.1617
3 1.4 x 0.62x 11.735 =10.1859 1/2x1.4 + 1.6 = 2.5 25.4649
4 1.4 x 0.4 x 11.422 = 6.3963 1/2x1.4 + 1.6 = 2.6 16.6304
5 0.3 x 5.4 x 24 = 38.88 1/2x0.3 + 1.3 = 1.45 56.376
6 0.5 x 0.3 x 5.4 x 24 = 19.44 2/3x0.3 + 1 = 1.2 23.328
7 0.6 x 3 x 24 = 43.2 1/2 x 3 = 1.5 64.8
8 1x1.11 x 9.81 = 10.8891 1/2 x 1 = 0.5 5.4445
9 1x0.62x11.735 = 7.2757 1/2 x 1 = 0.5 3.6378
10 1x0.4 x 11.422 = 4.5688 1/2 x 1 = 0.5 2.2844
Total 250.1740 451.3257

b. Hitungan Tekanan Tanah Lateral


Perhitungan Tekanan Tanah Laetral pada dinding penahan tanah
meliputi perhitungan tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif.
Dalam memperhitungkan tekanan tanah lateral aktif dan pasif, perlu
diperhitungkan nilai koefisien tanah. Diagram tekanan tanah Lateral
yang bekerja dapat dilihat pada Gambar 5.39.
103

Tanah Timbunan

Tanah 1

Tanah 2

Gambar 5.43 Diagram Tekanan Tanah Lateral

Keterangan:

1. Tanah Timbunan Diatas muka air


= 19.773 kN/m3 , (c ) = 16 kN/m2, () =28

2. Tanah Timbunan Dibawah Muka Air


()
(’)= 12.109 kN/m3 , (c ) = 16 kN/m2, () =28

3.( Tanah 1 Dibawah Muka Air


 (’)= 11.735 kN/m3 , (c ) = 5 kN/m2, () =35
)
4.Tanah 2 Dibawah Muka Air
((’)= 11.422 kN/m3 , (c ) = 0 kN/m2, () =38
’))(

)
104

Koefisien Tekanan Aktif dan Pasif (Ka) dan (Kp)

𝜑
Ka1 = Tan (45˚- 2 )²

28˚
= Tan (45˚- )²
2

= 0.361

𝜑
Ka2 = Tan (45˚- 2 )²

35˚
= Tan (45˚- )²
2

= 0.271

𝜑
Ka3 = Tan (45˚- 2 )²

38˚
= Tan (45˚- )²
2

= 0.237

28˚
Kp1 = Tan (45˚+ )²
2

= 2.7698

𝜑
Kp2 = Tan (45˚+ 2 )²

35˚
= Tan (45˚+ )²
2

= 3.6669

𝜑
Kp3 = Tan (45˚+ 2 )²

38˚
= Tan (45˚+ )²
2

= 4.20374
105

1). Perhitungan Tekanan Tanah Lateral Aktif pada dinding penahan


tanah adalah sebagai berikut.

Pada Lapisan Tanah 1

Pa1 = q x H1 x Ka1

= 12x3.27x0.361

= 14.1656400 kN

Pa2 = q x H2 x Ka1

= 12x1.11x0.361

= 4.80852 kN

Pa5 = 0.5 x unsat x H12 x Ka1

= 0.5x19.773x3.272x 0.361

= 38.16324 kN

Pa6 = ’ x H1 x Ka1 x H2

= 12.109x3.27x0.361x1.11

= 15.866685 kN

Pa7 = 0.5 x ’ x H22 x Ka1

= 0.5 x 12.109 x 1.11² x 0.361

= 2.692969 kN

Pa16 = -2 x c x √Ka x H

= -2x 16 x √0.361 x 4.38

= -84. 212719 kN
106

Pada Lapisan Tanah 2

Pa3 = q x H3 x Ka2

= 12 x 0.62 x 0.271

= 2.01624kN

Pa8 = (’ x H1 x Ka1)+ (’ x H2 x Ka2) x H3

= (15.866685 kN + 2.692969551 kN) x 0.62

= 16.730043 kN

Pa9 = ’ x Ka2 x h3 x h2

= 11.735 x 0.271 x 0.62 x 1.11

= 2.188603 kN

Pa10 = 0.5 x ’ x H32 x Ka2

= 0.5 x 11.735 x 1.11² x 0.271

= 0.611231 kN

Pa17 = -2 x c x √Ka x H

= -2x 5 x √0.271 x 0.62

= -13.863621 kN

Pada Lapisan Tanah 3

Pa4 = q x H4 x Ka3

= 12 x 0.237 x 1 = 2.844 kN

Pa11 = (’ x H1 x Ka1)+ (’ x H2 x Ka2)+ (’ x H3 x Ka2)x H3

= 14. 747150 kN

Pa12 = (’ x H2 x Ka1)+ (’ x H2 x Ka2)x H4


107

= 6.823912 kN

Pa13 = ’ x H3 x Ka3 x H4

= 1.724321 kN

Pa14 = 0.5 x ’3 x Ka3 x h4²

= 0.5x 11.422 x 0.237

= 1.353507 kN

Pa15 = ½ x w x h²

= 0.5x 9.81x 2.73²

= 36.5564745 kN

Rekap Tekanan tanah aktif dapat dilihat pada Tabel 5.7 dibawah ini.

Tabel 5.7 Tekanan Tanah Aktif Terhadap Titik O

No Pa (kN) Jarak dari O (m) Momen ( kNm )


1 Pa 1 =14.165640 1/2x3.27 + 2.73 =4.365 61.8330186
2 Pa 2 =4.80852 1/2x1.11+ 1.62 =2.175 10.458531
3 Pa 3 =2.01624 1/2x0.62 + 1 =1.31 2.6412744
4 Pa 4 =2.844 1/2x1 =0.5 1.422
5 Pa 5 =38.163243 1/3x3.27 + 2.73 =3.82 145.78359
6 Pa 6 =15.866685 1/2x1.11 + 1.62 =2.175 34.51004089
7 Pa 7 =2.692969 1/3x1.11+1.62 =1.99 5.359009407
8 Pa 8 =16.730043 1/2x0.62 + 1 =1.31 21.91635737
9 Pa 9 =2.188603 1/2x0.62+1 =1.31 2.867070345
10 Pa 10 =0.611231 1/3x0.62 +1 =1.206667 0.737552745
11 Pa 11 =14.747150 1/2x1 =0.5 7.37357546
12 Pa 12 =6.823912 1/2x1 =0.5 3.411956045
13 Pa13 =1.724340 1/2x1 =0.5 0.86217045
14 Pa14 =1.353507 1/3x1 =0.3333333 0.451169
15 Pa 15 =36.55647 1/3x2.73 =0.91 33.2663918
16 Pa 16 =-84.212719 1/2x4.38 =2.19 -184.4258546
17 Pa 17 =-13.863621 1/2x0.62 =0.31 -4.297722653
Total 61.9976435 144.1701303
108

2) Perhitungan Tekanan Tanah Lateral Pasif pada dinding penahan


tanah adalah sebagai berikut.

Pada Lapisan Tanah 1

Pp1 = 0.5 x  w x H22

= 0.5 x 9.81x 2.73²

= 36.556475 kN

Pada Lapisan Tanah 2

Pp2 = ’2x H2 x H3 x Kp2

= 11.735 x 1.11 x 0.62² x 3.6669

= 18.360669 kN

Pp3 = 0.5 x ’2x H32 x Kp2

= 0.5 x 11.735 x 0.622 x 3.6669

= 8.270571 kN

Pp6 = 2 x Cx √ka x H

= 2 x16 x√3.6669 x0.62

= 11.872474 kN

Pada Lapisan Tanah 3

Pp4 = (Pp2 + Pp3) x H4

= 48.9458 kN

Pp5 = 0.5 x  sat3x H42 x Kp3

= 0.5 x 11.422 x1 x4.20374

= 24.008 kN
109

Rekap Tekanan tanah Pasif dapat dilihat pada Tabel 5.8 dibawah ini.

Tabel 5.8 Tekanan Tanah Pasif terhadap titik O

No Pp Jarak dari O (m) Momen ( kNm )


1 Pp 1 =36.5564745 1/3 x 1.11 =0.37 13.525896
2 Pp 2 =29.6139834 1/2x0.62+ 1 =1.31 38.794318
3 Pp 3 =8.270571 1/3x0.62 =0.207 1.709251
4 Pp 4 =37.884555 1/2 x 1 =0.5 18.942278
5 Pp5 =23.984439 1/3 x 1 =0.333 7.9948129
6 pp 6 =37.9919164 1/2 x0.62 =0.31 11.777494
174.301940 92.74405

c. Stabilistas Terhadap Geser

Rh = c x B +( w) × tan 

=  x 3 + (250.17408) x tan 38˚

= 195.4604128 kN
∑𝑅ℎ
Fgs = ∑𝑝𝑎

195.4604128
= 61.997644

d. Stabilitas Terhadap guling


∑ w Penahan = ∑ Mw + ∑ Mpasif

= 451.3257346 +92.74405

= 544.069785 kN

∑ w Pendorong = 144.1701303 kN
∑w Penahan
𝐹𝑔𝑙 = ∑w Pendorong

544.069785
= 144.1701303 = 3.773803 > 1.25 Aman
110

e. Daya Dukung Tanah Terhadap Runtuh


∑Ww−∑Mgl
Xe = ∑w

92.74405−144.1701303
= 250.17408

= - 0.205561 m
B
e = - Xe
2
3
= +( - 0.205561)
2

B
= 1.294438 m > 6

= 1.294438 m > 0.5 m


B’ = B-2 x e
= 3- 2 x 1.294438

= 0.411122 m ( Lebar efektif)

A’ = B’x1
= 0.411122 m x1
= 0.411122 m2

Gaya Horizontal = 61.997644 kN (∑Pa)

Gaya Vertikal = 250.17408 kN (∑w)

Perhitungan Faktor Kemiringan Beban adalah sebagai berikut.


0.5 x H
Iq = (1-𝑉+𝐴′ 𝑥 𝑐𝑥𝑐𝑡𝑔 𝜑 )5 ≥ 0
0.5 x 61.997644
= (1- )5
250.17408+ 0.591175 𝑥 0.001 𝑥𝑐𝑡𝑔 38˚

= 0.999997 ≥ 0 OK
0.7x H
iɣ = (1-𝑉+𝐴′ 𝑥 𝑐𝑥𝑐𝑡𝑔 𝜑 )5 ≥ 0
0.7 x 61.997644
= (1-250.17408+ 0.591175 𝑥 0.001 𝑥𝑐𝑡𝑔 38˚
)5

= 0.9998429 ≥ 0 OK
111

𝜑
Nq = e(∏ x 𝑡𝑎𝑛 𝜑) x tan2 (45+ 2 )
38˚
= e(∏ x 𝑡𝑎𝑛 38) x tan2 (45˚+ 2 )

= 32.242
Nc = (Nq-1) x 𝑐𝑡𝑔 𝜑
= 32.242 x 𝑐𝑡𝑔 38˚
= 39.988
Nɣ = 1.5 x (Nq-1) x 𝑡𝑎𝑛 𝜑
= 1.5 x (32.242-1) tan 38˚
= 36.613
1−𝑖𝑞
Ic = iq – ( )
𝑁𝑞−1
1−0.999997
= 0.999997 - ( )
32.242−1

= 0.999996

Faktor bentuk sc=sq=s ɣ = 1 dan faktor kedalaman menurut Hansen


sebagai berikut.
𝐷𝐹
dc = 1+ 0.4 x 𝐵
1.62
= 1 + 0.4 x 3

= 1.216
𝐷𝐹
dq =1+2 𝐵 x 𝑡𝑎𝑛 𝜑 x (1- 𝑠𝑖𝑛 𝜑)2
1.62
= 1+2 x 𝑡𝑎𝑛 38 x (1- 𝑠𝑖𝑛 38˚)2
3

= 1.324300

dɣ =1

Kapasitas dukung ultimit untuk fondasi dengan kedalaman tertentu


menurut Hansen sebagai berikut.

qu = dcicNc+dqiqDf ɣ3 Nq +d ɣ i ɣ 0.5B ɣ3N ɣ)


112

= 1.216 x 0.999996 x39.988+ 1.324300 x0.999997


x1.62x11.422x32.242 + 1x0.9998429 x0.5x3x11.422x36.613

=1660.386383kN/ m2
𝑉
q’ = 𝐵′

250.17408
= 0.411122

= 508.515428 kN

𝑞𝑢
SF = 𝑞

1660.386383 kN
= 508.515428 kN

= 3.265164
𝑞𝑢
qall =
𝑆𝐹
1660.386383
= 3.265164

= 508.515428 kN/m2

Karena e > B/6 maka q maks memakai rumus dibawah ini.


𝑉 6𝑒
qmaks = 𝐵(1+ 𝐵 )
250.17408 6𝑥1.294438
= (1+ )
3 3

= 299.281250 kN/m2 < qu (Aman)


𝑉 6𝑒
qmin = 𝐵(1- 𝐵 )
250.17408 6𝑥1.294438
= (1- )
3 3

= 132.498531 kN/m2 > 0 (Aman)


113

2. Tinjauan Stabilitas Internal Dinding Penahan Tanah


Tinjauan Internal dinding penahan tanah dibagi kedalam 4 tinjauan bidang.
Setiap tinjauan dihitung terhadap kekuatan tegangan tarik, geser dan tekan
yang dibandingkan dengan kuat tarik, kuat geser dan kuat tekan beton fc’ =
25 Mpa. Untuk Gambar Tekanan tanah lateral lengkap dapat dilihat pada
Gambar 5.43. Gambar 5.44 menunjukkan Pembagian pias untuk tinjauan
stabilitas internal dinding penahan tanah.

Gambar 5.44 Pembagian Pias Potongan Stabilitas Internal

a. Tinjauan Potongan I-I’


Pada Tinjauan I-I’ ini tinjauan berada 3.27 diatas muka air. Berikut ini
adalah potongan internal I-I’ dan tekanan tanah lateral dapat dilihat
pada Gambar 5.45.

Tanah Timbunan
114

Gambar 5.45 Potongan Internal I-I’ dan Tekanan Tanah Lateral

Keterangan:
Tanah Timbunan Diatas muka air
= 19.773 kN/m3 , (c ) = 16 kN/m2, () =28
(’
)
Hitungan Momen vertikal terhadap titik O pada dinding penahan tanah
potongan I-I’dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9 Hitungan Momen Vertikal Terhadap Titik O Pada Dinding


Penahan Tanah Potongan I-I’.
No Berat (kN) Jarak dari O (m) Momen (kN/m)
1 0.24x3.27x24 =1.88352 1/2 x 0.24 + 0.24 =0.36 0.678067
2 0.24x0.5x3.27x24 =9.4176 2/3 x 0.24 =0.16 1.506816
Total =11.30112 2.184883

Hitungan Tekanan Tanah aktif Pada Dinding Penahan Tanah Potongan


I-I’ sebagai berikut.
115

Pa1 = q x H1 x Ka1

= 12x3.27x0.361

= 16.1656400 kN

Pa2 = 0.5 x unsat x H12 x Ka1

= 0.5x19.773 3.272 0.361

= 58.1632435 kN

Pa3 = 2 x C x √ka x H

= 2 x 16 x √0.361 x 3.27

= -52.871 kN/m

Rekap perhitungan tekanan tanah aktif terhadap titik O dapat dilihat pada
Tabel 5.10.

Tabel 5.10 Tekanan Tanah aktif Terhadap Titik O Potongan I-I’


Momen Ke O
No Pa (kN) Jarak dari O (m) ( kNm )
1 Pa 1 =16.166 1/2x3.27 =1.635 26.43141
2 Pa 2 =58.163 1/3 x 3.27 =1.09 63.39767
3 Pa 3 = - 52.87114 1/2x3.27 =1.635 -86.44431
Total =21.45786 3.384766

1). Tinjauan Terhadap Desak


V ∑Ma−∑Mp
desak = 𝐵𝑥1
+ 𝑤
11.30112 3384766.−(2.184883)
= + 1
0.48𝑥1 𝑥 0.48² 𝑥 1
6

= 54.790953 < 0.45 x fc’= 0.45 x 20 Mpa

= 54.790953 kN/m2 < 9000 kN/m2 (Aman)


116

3). Tinjauan Terhadap Tegangan Tarik


V ∑Ma−∑Mp
tarik = 𝐵𝑥1
- 𝑤
11.30112 102.79431−(64.758757+2.53098))
= - 1
0.48𝑥1 𝑥 0.48² 𝑥 1
6

= 7.702953 < 0.15 x √fc’ = 0.15 x √20 Mpa

= 7.702953 kN/m2 < 670.82039 kN/m2 (Aman)

4).Tinjauan Terhadap Geser

D-I I’ = 21.45786 kN
2 𝐷
geser = 3
x 𝐵𝑥ℎ
2 21.45786
= x
3 0.48 𝑥 1

= 29.802583 < √fc’= √20 Mpa

= 29.802583 kN/m2 < 4472.135955 kN/m2 (Aman)

b. Tinjauan Potongan II-II’

Pada Tinjauan II-II’ ini tinjauan berada pada bagian badan.. Berikut ini
adalah potongan internal II-II’ dan tekanan tanah lateral dapat dilihat
pada Gambar 5.46.
117

Tanah Timbunan

1
2
Tanah 1

Tanah 2

Gambar 5.46 Potongan Internal II-II’ dan Tekanan Tanah Lateral

Keterangan:

1. Tanah Timbunan Diatas muka air


= 19.773 kN/m3 , (c ) = 16 kN/m2, () =28

2. Tanah Timbunan Dibawah Muka Air


()
(’)= 12.109 kN/m3 , (c ) = 16 kN/m2, () =28

3.( Tanah 1 Dibawah Muka Air


 (’)= 11.735 kN/m3 , (c ) = 5 kN/m2, () =35
)
4.Tanah 2 Dibawah Muka Air
((’)= 11.422 kN/m3 , (c ) = 0 kN/m2, () =38
’))(
Hitungan Momen vertikal terhadap titik O pada dinding penahan tanah

potongan II-II’dapat dilihat pada Tabel 5.11.
)
118

Tabel 5.11 Hitungan Momen Vertikal Terhadap Titik O Pada Dinding


Penahan Tanah Potongan II-II’.
Momen
Ke O
No Berat (kN) Jarak dari O (kNm)
1 0.3x5.4x24 =38.88 1/2 x 0.3 + 0.3 =0.45 17.496
2 0.3x0.5x5.4x24 =19.44 2/3 x 0.3 =0.2 3.888
Total =58.32 21.384

Hitungan Tekanan Tanah aktif Pada Dinding Penahan Tanah Potongan


II-II’ sebagai berikut.

1). Perhitungan Tekanan Tanah Lateral Aktif pada dinding penahan


tanah adalah sebagai berikut.

Pada Lapisan Tanah 1

Pa1 = q x H1 x Ka1

= 12x3.27x0.361

= 14.1656400 kN

Pa2 = q x H2 x Ka1

= 12x1.11x0.361

= 4.80852 kN

Pa5 = 0.5 x unsat x H12 x Ka1

= 0.5x19.773x3.272x 0.361

= 38.16324 kN

Pa6 = ’ x H1 x Ka1 x H2

= 12.109x3.27x0.361x1.11

= 15.866685 kN
119

Pa7 = 0.5 x ’ x H22 x Ka1

= 0.5 x 12.109 x 1.11² x 0.361

= 2.692969 kN

Pa16 = -2 x c x √Ka x H

= -2x 16 x √0.361 x 4.38

= -84. 212719 kN

Pada Lapisan Tanah 2

Pa3 = q x H3 x Ka2

= 12 x 0.62 x 0.271

= 2.01624kN

Pa8 = (’ x H1 x Ka1)+ (’ x H2 x Ka2) x H3

= (15.866685 kN + 2.692969551 kN) x 0.62

= 16.730043 kN

Pa9 = ’ x Ka2 x h3 x h2

= 11.735 x 0.271 x 0.62 x 1.11

= 2.188603 kN

Pa10 = 0.5 x ’ x H32 x Ka2

= 0.5 x 11.735 x 1.11² x 0.271

= 0.611231 kN

Pa17 = -2 x c x √Ka x H

= -2x 5 x √0.271 x 0.62

= -13.863621 kN
120

Pada Lapisan Tanah 3

Pa4 = q x H4 x Ka3

= 12 x 0.237 x 0.4 = 1.1376 kN

Pa11 = (’ x H1 x Ka1)+ (’ x H2 x Ka2)+ (’ x H3 x Ka2)x H4

= 5.898860 kN

Pa12 = (’ x H2 x Ka1)+ (’ x H2 x Ka2)x H4

= 2.729564 kN

Pa13 = ’ x H3 x Ka3 x H4

= 0.689736 kN

Pa14 = 0.5 x ’3 x Ka3 x h4²

= 0.5x 11.422 x 0.237 x 0.42

= 0.541402 kN

Pa15 = ½ x w x h²

= 0.5x 9.81x 2.73²

= 36.5564745 kN
121

Rekap Tekanan tanah aktif dapat dilihat pada Tabel 5.12 dibawah ini.

Tabel 5.12 Tekanan Tanah Aktif Terhadap Titik O


No Pa (kN) Jarak dari O (m) Momen ( kNm )
1 Pa 1 =14.165640 1/2x3.27 + 2.73 =4.365 61.833018
2 Pa 2 =4.80852 1/2x1.11+ 1.62 =2.175 10.458531
3 Pa 3 =2.01624 1/2x0.62 + 1 =1.31 2.641274
4 Pa 4 =1.1376 1/2x0.4 =0.2 0.22752
5 Pa 5 =38.163243 1/3x3.27 + 2.73 =3.82 145.78359
6 Pa 6 =15.866685 1/2x1.11 + 1.62 =2.175 34.510040
7 Pa 7 =2.692969 1/3x1.11+1.62 =1.99 5.359009
8 Pa 8 =16.730043 1/2x0.62 + 1 =1.31 21.916357
9 Pa 9 =2.188603 1/2x0.62+1 =1.31 2.867070
10 Pa 10 =0.611231 1/3x0.62 +1 =1.206667 0.737552
11 Pa 11 =5.898860 1/2x0.4 =0.2 1.179772
12 Pa 12 =2.729564 1/2 x0.4 =0.2 0.545912
13 Pa13 =0.689736 1/2 x0.4 =0.2 0.137957
14 Pa14 =0.541402 1/3 x0.4 =0.133 0.072187
15 Pa 15 =36.55647 1/3x2.73 =0.91 33.266391
16 Pa 16 =-84.212719 1/2x4.38 =2.19 -184.425854
17 Pa 17 =-13.863621 1/2x0.62 =0.31 -4.297722
Total 46.720475 132.812599

3) Perhitungan Tekanan Tanah Lateral Pasif pada dinding


penahan tanah adalah sebagai berikut.

Pada Lapisan Tanah 1

Pp1 = 0.5 x  w x H22

= 0.5 x 9.81x 2.73²

= 36.556475 kN

Pada Lapisan Tanah 2

Pp2 = ’2x H2 x H3 x Kp2

= 11.735 x 1.11 x 0.62² x 3.6669


122

= 18.360669 kN

Pp3 = 0.5 x ’2x H32 x Kp2

= 0.5 x 11.735 x 0.622 x 3.6669

= 8.270571 kN

Pp6 = 2 x Cx √ka x H

= 2 x16 x√3.6669 x0.62

= 11.872474 kN

Pada Lapisan Tanah 3

Pp4 = (Pp2 + Pp3) x H4

= 15.153822 kN

Pp5 = 0.5 x  sat3x H42 x Kp3

= 0.5 x 11.422 x1 x4.20374 x 0.42

= 9.593775 kN

Rekap tekanan tanah pasif dapat dilihat pada Tabel 5.13 dibawah ini.

Tabel 5.13 Tekanan Tanah Pasif Terhadap Titik O


No Pp Jarak dari O (m) Momen ( Tm )
1 Pp 1 =36.5564745 1/3 x 1.11 =0.37 13.525896
2 Pp 2 =29.6139834 1/2x0.62+ 1 =1.31 38.794318
3 Pp 3 =30.5851511 1/3x0.62 =0.207 6.3209312
4 Pp 4 =60.199135 1/2 x 1 =0.5 30.099567
5 Pp5 =23.984439 1/3 x 1 =0.333 7.9948129
6 pp 6 =37.9919164 1/2 x0.62 =0.31 11.777494
137.180544 70.116894
123

1). Tinjauan Terhadap Desak


V ∑Ma−∑Mp
desak = 𝐵𝑥1
+ 𝑤
58.32 132.812599−(70.116894+21.384)
= + 1
0.6𝑥1 𝑥 0.6² 𝑥 1
6

= 785.728417 < 0.45 x fc’= 0.45 x 20 Mpa

= 785.728417 kN/m2 < 9000 kN/m2 (Aman)

2). Tinjauan Terhadap Tegangan Tarik


V ∑Ma−∑Mp
tarik = 𝐵𝑥1
- 𝑤
58.32 132.812599−(70.116894+21.384)
= + 1
0.6𝑥1 𝑥 0.6² 𝑥 1
6

= -591.328417 < 0.15 x √fc’= 0.15 x √25 Mpa

= -591.328417 < 670.820393 kN/m2 (Aman)

3). Tinjauan Terhadap Geser

D-II- II’= 46.720475 kN


2 𝐷
geser = 3
x 𝐵𝑥ℎ
2 46.720475
= x
3 0.6 𝑥 1

=51.911638 < √fc’ = √20 Mpa

= 51.911638 kN/m2 < 4472.135955 kN/m2 (Aman)

c. Tinjauan Potongan III-III’ dan Potongan IV-IV’


Pada Tinjauan Potongan III dan IV ini ditinjau pada potongan kaki
dinding penahan tanah untuk mengetahui keamanan pada bidang
telapak atau kaki. Gambar Potongan III dan IV dapat dilihat pada
Gambar 5.47.
124

Tanah Timbunan

Tanah 1

Tanah 2

Gambar 5.47 Potongan melintang III-III’ dan IV-IV’

Keterangan:

1. Tanah Timbunan Diatas muka air


= 19.773 kN/m3 , (c ) = 16 kN/m2, () =28

2. Tanah Timbunan Dibawah Muka Air


()
(’)= 12.109 kN/m3 , (c ) = 16 kN/m2, () =28

3.( Tanah 1 Dibawah Muka Air


 (’)= 11.735 kN/m3 , (c ) = 5 kN/m2, () =35
)
4.Tanah 2 Dibawah Muka Air
((’)= 11.422 kN/m3 , (c ) = 0 kN/m2, () =38
’))(
 Dalam Perhitungan Tinjauan III dan IV ini yang akan ditinjau adalah
)
kekuatan bagian kaki terhadap desak, tarik dan geser. Gambar detail
potongan melintang terhadap kaki dinding penahan tanah dpaat dilihat pada
Gambar 5.48 berikut ini.
125

Tanah Timbunan

Tanah 1

Tanah 2

Gambar 5.48 Detail Superposisi Tegangan pada Potongan III dan IV


Dari Perhitungan Sebelumnya didapatkan:

qmaks = 299.281250 kN/m2

qmin = 132.498531 kN/m2

H1 = maks – Hc. beton

= 299.281250 - 0.6x24

= 284.88125 m

H2 = 1 – Hc. 

= -0.6x24

= 195.930466 m

H3 = 3 – Hc. −t. 

= -0.6x24-3x11.422

= 139.42677 m

H4 = min – Hc. −t. 

= 132.498531 - 0.6x24-3x 11.422


126

= 83.832531 m

1). Tinjauan Terhadap III-III’

M = (H3x1.4 x 0.7) + (H3-H4) x 1.4x (2/3x1.4)

= (139.42677 x 1.4x 0.7) + (139.42677 -83.832531) x


1.4 x (2/3 x 1.4)

= 209.28137 kNm
M
desak = 𝑤
209.28137 kNm
= 1
𝑥 0.6² 𝑥 1
6

= 3488.0159 < 0.45 x fc’ = 0.45 x 20 Mpa

= 3488.0159 kN/m2 < 9000 kN/m2 (Aman)

DIII’ = 0.5x (H3-H4)x1.4


= 0.5x (139.42677 -83.832531) x 1.4

= 38.915967 kN
2xD
tarik = 3𝑥𝐵𝑥ℎ
2 x 38.915967
= 3𝑥1𝑥0.6

= 43.239964 < √fc’ = √20 Mpa

= 43.239964 kN/m2 < 4472.135955 kN/m2 (Aman)

2). Tinjauan Terhadap IV-IV’

M = H2x1 x (0.5x1 ) + (H2-H1) x 1x (2/3x1 )

= 195.930466 x 1 x (0.5x1) + (284.88125 -


195.930466) x 1 x (2/3 x 1)

= 157.26576 kNm
127

M
desak = 𝑤

157.26576
= 1
𝑥 0.6² 𝑥 1
6

= 2621.0907 < 0.45 x fc’= 0.45 x 20 Mpa

= 2621.0907 < 9000 kN/m2 (Aman)

DIV’ = 0.5x (H1-H2)x1

= 0.5x(284.88125 -=195.930466)) x 1

= 44.47539 kN
2xD
Tarik = 3𝑥𝐵𝑥ℎ

2 x 44.47539
= 3𝑥1𝑥0.6

= 49.4171 < √fc’ = √20 Mpa

= 49.4171 kN/m2 < 4472.135955 kN /m2 (Aman)

d. Perhitungan Tulangan
Dalam perhitungan tulangan dibagi menjadi empat bagian yaitu bagian
diatas muka air, dibawah muka air, bagian toe dan bagian heel. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.49 dibawah ini.
128

Gambar 5.49 Detail Pembagian Tulangan

Pada perhitungan ini tulangan yang dipakai untuk tulangan pokok adalah
D16 dan tulangan susut P10. Dan hasil perhitungan momen didapatkan dari hasil
perhitungan stabilitas internal. Untuk perhitungan tulangan dapat dilihat dibawah
ini.

1). Desain Tulangan Lentur


Desain tulangan lentur didasarkan pada desain tulangan untuk
bagian I dan bagian II sesuai Gambar 5.45. Berikut ini
perhitungan untuk desain tulangan Lentur.
a) Desain Tulangan Lentur Bagian I
129

Desain tulangan lentur yang terjadi dengan perhitungan


dibawah ini.
Tebal Dinding (b) = ( tebal dinding atas + bawah)/2
= (300+600)/2 mm
= 450 mm
Selimut beton = 75 mm
Tulangan = 16 mm
Lebar Efektif (d) = (Tebal dinding – selimut beton) +
(Tulangan/2)
= (450-75) + (16/2)
= 367 mm
Lebar Tinjauan(be) = 1000 mm
Mu = Didapat dari tinjauan stabilitas
internal I-I’
= 3.3847661 kNm

= 3384766.1 Nmm
𝑀𝑢
Rn = 0.9 𝑥 𝑏𝑒𝑥 (𝑏)²

3384766.1
= 0.9 𝑥 1000 𝑥 (367)²

= 0.014070
0.85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 1−2𝑥𝑅𝑛
ρ = x (1- 0.5 𝑥 √𝑓𝑐′ )
400

0.85 𝑥 20 1−2𝑥0.014070
= x (1- )
400 0.5 𝑥 √20

= 0.0000352

As Perlu = ρ x be x d

= 0.0000352 x 1000 x 367

= 18.193466 mm²

As min = 0.0015 x b x be
130

= 0.0015 x 450 x 1000

= 675 mm²
0.25 𝑥 ∏ 𝐷² 𝑥 𝑏𝑒
S pakai = 𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛

0.25 𝑥 ∏ 16² 𝑥 1000


= 675

= 297.87 mm ≈250
0.25 𝑥 ∏ 16² 𝑥 𝑏
As Pakai = s

0.25 𝑥 ∏ 16² 𝑥 1000


= 250

= 804.2477 mm²

Maka Bagian I dipakai Tulangan D16-250

b). Desain Tulangan Lentur Bagian II


Desain tulangan lentur yang terjadi dengan perhitungan
dibawah ini.
Tebal Dinding (b) = tebal dinding bawah
= 600mm
Selimut beton = 75 mm
Tulangan = 16 mm
Lebar Efektif (d) = (Tebal dinding – selimut beton)
+ (Tulangan/2)
= (600-75) + (16/2)
= 517 mm
Lebar Tinjauan(be) = 1000 mm
Mu = Dapat dari tinjauan stabilitas
internal II-II’

= 132.812598 kNm

= 13281259.8 Nmm
131

𝑀𝑢
Rn = 0.9 𝑥𝑏𝑒 𝑥 (𝑏)²

13281259.8
= 0.9 𝑥 1000 𝑥 (517)²

= 1.095631
0.85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 1−2𝑥𝑅𝑛
ρ = x (1- 0.5 𝑥 √𝑓𝑐′ )
400

0.85 𝑥 20 1−2𝑥1.095631
= x (1- )
400 0.5 𝑥 √20

= 0.002833

As Perlu = ρ x be x d

= 0.002833x 1000 x 517

= 1039.908303 mm²

As min = 0.0015 x b x be

= 0.0015 x 600 x 1000

= 900 mm²
0.25 𝑥 ∏ 𝐷² 𝑥 𝑏𝑒
S pakai = 𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛

0.25 𝑥 ∏ 16² 𝑥 1000


= 900

= 223.402 mm ≈200 mm
0.25 𝑥 ∏ 16² 𝑥 𝑏
As Pakai = s

0.25 𝑥 ∏ 16² 𝑥 1000


= 200

= 1005.3096 mm²

Maka bagian II dipakai tulangan D16-200


132

2). Tulangan Horizontal

Tulangan Horizontal adalah tulangan susut untuk bagian I dan


bagian II dengan perhitungan sebagai berikut berdasarkan SNI
2847-2013 pasal 14.3.3.

As min = 0.002 x lebar efektif x lebar bawah

= 0.002 x 1000mm x 600 mm

= 1200 mm²

As perlu = 0.5 x As min

= 0.5 x 1200 mm²

= 600 mm²
0.25 𝑥 ∏ 𝐷² 𝑥 𝑏𝑒
S pakai = 𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛

0.25 𝑥 ∏ 10² 𝑥 1000


= 1200

= 65.449 mm ≈50 mm
0.25 𝑥 ∏ 16² 𝑥 𝑏
As Pakai = s

0.25 𝑥 ∏ 10² 𝑥 1000


= 50

= 1570.796327 mm²

Maka bagian II dipakai tulangan P10 – 50

3). Desain Terhadap Geser

Desain Terhadap geser ada di penampang kritis bagian I dan II


dengan perhitungan dibawah ini.

Vu = Vu I + Vu II

= 47.733057 + 72.679005 kN

= 120.4120622 kN
133

0.75 𝑥 0.17 𝑥 1 𝑥√ 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑥 1000


Vc = 1000

0.75 𝑥 0.17 𝑥 1 𝑥√ 20𝑥 517 𝑥 1000


= 1000

= 294.7920218 kN > vu (OK)

4). Desain Heel

Desain Heel untuk momen menggunakan stabilitas internal


tinjauan III.

Mu = 209.2813736 kNm

= 209281373.6 Nmm

𝑀𝑢
Rn = 0.9 𝑥 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑡𝑖𝑛𝑗𝑎𝑢𝑎𝑛𝑥 (𝑡𝑖𝑛𝑗𝑎𝑢𝑎𝑛 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓)²

209281373.6
= 0.9 𝑥 1000 𝑥 (517)²

= 0.869975

0.85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 1−2𝑥𝑅𝑛
ρ = x (1- 0.5 𝑥 √𝑓𝑐′ )
400

0.85 𝑥 20 1−2𝑥0.869975
= x (1- )
400 0.5 𝑥 √20

= 0.002233

As Perlu = ρ x be x d

= 0.002233 x 1000 x 517

= 1154.788824 mm²
0.25
As min = x b x be
400

0.25
= x 1000 x 517
400

= 1809.5 mm²
134

0.25 𝑥 ∏ 𝐷² 𝑥 𝑏𝑒
S pakai = 𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛

0.25 𝑥 ∏ 16² 𝑥 1000


= 1809.5

= 111.1146 mm ≈100 mm
0.25 𝑥 ∏ 16² 𝑥 𝑏
As Pakai = s

0.25 𝑥 ∏ 16² 𝑥 1000


=
100

= 2010.619298 mm²

Maka bagian II dipakai tulangan D16-100

5). Desain Toe

Desain Toe untuk momen menggunakan stabilitas internal


tinjauan IV.

Mu = 157.2657557 kNm

= 157265755.7 Nmm

𝑀𝑢
Rn = 0.9 𝑥 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑡𝑖𝑛𝑗𝑎𝑢𝑎𝑛𝑥 (𝑡𝑖𝑛𝑗𝑎𝑢𝑎𝑛 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓)²

157265755.7
= 0.9 𝑥 1000 𝑥 (517)²

= 0.653748
0.85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 1−2𝑥𝑅𝑛
ρ = x (1- 0.5 𝑥 √𝑓𝑐′ )
400

0.85 𝑥 20 1−2𝑥0.653748
= x (1- )
400 0.5 𝑥 √20

= 0.00166706

As Perlu = ρ x be x d

= 0.00166706 x 1000 x 517

= 861.873198 mm²
0.25
As min = x b x be
400
135

0.25
= x 1000 x 517
400

= 1809.5 mm²
0.25 𝑥 ∏ 𝐷² 𝑥 𝑏𝑒
S pakai = 𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛

0.25 𝑥 ∏ 16² 𝑥 1000


= 1809.5

= 111.1146 mm ≈100 mm
0.25 𝑥 ∏ 16² 𝑥 𝑏
As Pakai = s

0.25 𝑥 ∏ 16² 𝑥 1000


= 100

= 2010.619298 mm²

Maka bagian II dipakai tulangan D16-100

6). Tulangan Horizontal Telapak

Tulangan ini dipakai untuk tulangan susut bagian kaki dengan


tulangan yang dipakai P10-100.

7) Rekap Tulangan

Rekap Tulangan Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5.14 berikut ini

Tabel 5.14 Rekap Tulangan Dinding Penahan Tanah

No Bagian Tulangan
1 Tulangan Lentur Bagian 1 D16-250
2 Tulangan Lentur Bagian 2 D16-200
3 Tulangan Horizontal Bagian 1 dan 2 P10-50
4 Tulangan Bagian Toe D16-100
5 Tulangan Bagian Heel D16-100
6 Tulangan Horizontal Toe dan Heel P10-100

Untuk lebih jelas mengenai Tulangan yang dipakai dapat dilihat pada detail
tulangan pada Gambar 5.50.
136

Gambar 5.50 Detail Tulangan Dinding Penahan Tanah

5.5. Analisis Menggunakan Sheet Pile


Analisis dengan sheet pile digunakan sebagai pembanding analisis
penahan tanah terhadap keruntuhan menggunakan dinding penahan tanah yang
terbuat dari beton bertulang. Analisis sheet pile mulanya digunakan perhitungan
manual terlebih dahulu untuk mendapatkan kedalaman tertancap nya dan profil
baja yang sesuai dengan kedalaman sheet pile. Perhitungan Sheet Pile dapat
dilihat pada perhitungan dibawah ini.
137

5.5.1. Analisis Menggunakan Program Plaxis


1. Perhitungan Kedalaman dan Profil Baja
Perhitungan kedalaman Sheet pile dapat dilihat pada Gambar 5.51 dibawah
ini. Perhitungan ini digunakan untuk menentukan jenis Sheet Pile.

Tanah Timbunan

Tanah 1

Tanah 2

Gambar 5. 51 Diagram Tanah Lateral Sheet Pile

Keterangan:

1. Tanah Timbunan Diatas muka air


= 19.773 kN/m3 , (c ) = 16 kN/m2, () =28

2. Tanah Timbunan Dibawah Muka Air


()
(’)= 12.109 kN/m3 , (c ) = 16 kN/m2, () =28

3.( Tanah 1 Dibawah Muka Air


 (’)= 11.735 kN/m3 , (c ) = 5 kN/m2, () =35
)
4.Tanah 2 Dibawah Muka Air
((’)= 11.422 kN/m3 , (c ) = 0 kN/m2, () =38
’))(

)
138

Koefisien Tanah Aktif dan Pasif

𝜑
Ka1 = Tan (45˚- 2 )²

28˚
= Tan (45˚- )²
2

= 0.361

𝜑
Ka2 = Tan (45˚- 2 )²

35˚
= Tan (45˚- )²
2

= 0.271

𝜑
Ka3 = Tan (45˚- 2 )²

38˚
= Tan (45˚- )²
2

= 0.237

𝜑
Kp1 = Tan (45˚+ 2 )²

28˚
= Tan (45˚+ )²
2

= 2.7698

𝜑
Kp2 = Tan (45˚+ 2 )²

35˚
= Tan (45˚+ )²
2

= 3.6669

𝜑
Kp3 = Tan (45˚+ 2 )²

38˚
= Tan (45˚+ )²
2

= 4.20374
139

a. Perhitungan Tekanan Tanah Lateral Aktif pada Sheet Pile adalah


sebagai berikut.

Pada Lapisan Tanah 1

Pa1 = q x H1 x Ka1

= 12x3.27x0.361

= 14.1656400 kN

Pa2 = q x H2 x Ka1

= 12x1.11x0.361

= 4.80852 kN

Pa5 = 0.5 x unsat x H12 x Ka1

= 0.5x19.773x3.272x 0.361

= 38.16324 kN

Pa6 = ’ x H1 x Ka1 x H2

= 12.109x3.27x0.361x1.11

= 15.866685 kN

Pa7 = 0.5 x ’ x H22 x Ka1

= 0.5 x 12.109 x 1.11² x 0.361

= 2.692969 kN

Pa16 = -2 x c x √Ka x H

= -2x 16 x √0.361 x 4.38

= -84. 212719 kN
140

Pada Lapisan Tanah 2

Pa3 = q x H3 x Ka2

= 12 x 0.62 x 0.271

= 2.01624kN

Pa8 = (’ x H1 x Ka1)+ (’ x H2 x Ka2) x H3

= (15.866685 kN + 2.692969551 kN) x 0.62

= 16.730043 kN

Pa9 = ’ x Ka2 x h3 x h2

= 11.735 x 0.271 x 0.62 x 1.11

= 2.188603 kN

Pa10 = 0.5 x ’ x H32 x Ka2

= 0.5 x 11.735 x 1.11² x 0.271

= 0.611231 kN

Pa17 = -2 x c x √Ka x H

= -2x 5 x √0.271 x 0.62

= -13.863621 kN

Pada Lapisan Tanah 3

Pa4 = q x H4 x Ka3

= 12 x 0.237 x 1 = 2.844 kN

Pa11 = (’ x H1 x Ka1)+ (’ x H2 x Ka2)+ (’ x H3 x Ka2)x H3

= 14. 747150 kN

Pa12 = (’ x H2 x Ka1)+ (’ x H2 x Ka2)x H4


141

= 6.823912 kN

Pa13 = ’ x H3 x Ka3 x H4

= 1.724321 kN

Pa14 = 0.5 x ’3 x Ka3 x h4²

= 0.5x 11.422 x 0.237

= 1.353507 kN

Pa15 = ½ x w x h²

= 0.5x 9.81x 2.73²

= 36.5564745 kN

b. Perhitungan Tekanan Tanah Lateral Pasif pada dinding penahan tanah


adalah sebagai berikut.

Pada Lapisan 3

Pp1 = 0.5 x  wx H32

= 0.5 x 9.81 x 1.73²

= -14.680174 kN

Pp2 = ’ x H3 x Kp3 x H4

= 11.422 x 1.73 x 4.20374 x D

=- 83.066154 D kN

Pp3 = 0.5 x  sat3x H42 x Kp3

= 0.5 x 11.422 x D² x 4.20374

= -24.008 D2 kN
142

Tabel Gaya Pada Sheet pile dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut ini.
Tabel 5.15 Gaya pada Sheet pile

No Gaya Jarak Momen


1 Pa 1 =14.165640 D +3.365 14.165640 D + 47.66738
2 Pa 2 =4.80852 D +1.175 4.80852 D + 5.650011
3 Pa 3 =2.01624 D +0.31 2.01624 D + 0.625034
4 Pa 4 =2.844 D/2 1.422 D2
5 Pa 5 =38.163243 D +2.82 38.163243 D + 107.6203
6 Pa 6 =15.866685 D +1.175 15.866685 D + 18.64336
7 Pa 7 =2.692969 D +0.99 2.692969 D + 2.66604
8 Pa 8 =16.730043 D +0.31 16.730043 D + 5.186314
9 Pa 9 =2.188603 D +0.31 2.188603 D + 0.678467
10 Pa 10 =0.611231 D +0.2067 0.611231 D + 0.126342
11 Pa 11 =14.747150 D/2 7.373575 D2
12 Pa 12 =6.823912 D/2 3.411956 D2
13 Pa13 =1.724340 D/2 0.862170 D2
14 Pa14 =1.353507 D/3 0.451169 D3
15 Pa 15 =14.680174 D/3 +0.576667 1.635 D3 + 4.89339 D 8.46557 2.82855 D2
16 Pa 16 =-84.212719 D +2.81 -84.212719 D + -236.638
17 Pa 17 =-13.863621 D +0.31 -13.86362 D + -4.29772
18 Pp 1 =-14.680174 D +0.576667 -14.680174 D + -8.46557
19 Pp2 =-83.066154 D/2 -41.533077 D2
20 Pp3 =-24.008 D/3 -8.00266667 D3
143

a). Perhitungan Kedalaman

M = -5.9165 D³ + 25.6348208 D² + 10.619946D + -52.0722

Dengan menggunakan persamaan diatas maka didapatkan D


sebesar 1.46.

Untuk faktor keamanan maka

D = 1.46x SF

= 1.46 x 2 = 2.92 ≈ 3 m

L =3+5=8m

b). Mencari Profil Baja

M = -5.9165 D³ + 25.6348208 D² + 10.619946D + -52.0722

= -5.9165x1.46³ + 25.6348208x1.46² + 10.619946x1.46 +

-52.0722

= 185.060775 kNm

Digunakan Tipe baja:

Tipe = Larsen

Fy = 400 MPA = 210 MN

W ijin = Mmaks/fy

= 185.0607752 x103 / 210

= 881.241787 cm3

Dengan W ijin sebesar 881.241787 cm3 Maka digunakan


Larsen 430, Berdasarkan Tabel Steel Sheet Pile Bab III Larssen
144

430 memiliki h= 420 mm,b= 500 mm, wy=6450 cm3, t=12mm


dan W=225 kg/m3.

c). Perhitungan EA dan EI

EA = E.h.b

= 2E+11 x 0.42 x 0.5

= 42000000 kN
𝐸𝑥ℎ³𝑥𝑏
EI = 12

2𝐸+11𝑥0.42³𝑥0.5
= 12

= 740880 kN

2. Hasil Analisis Plaxis


a. Pemodelan Dinding Penahan Tanah Pada Program Plaxis

Dalam tahap pemodelan, seluruh parameter data geoteknik dimasukan


ke program plaxis untuk mengetahui keruntuhan yang terjadi pada lereng
tersebut. Input pemodelan Dinding Penahan Tanah dengan kondisi batas, beban
kendaraan dapat dilihat pada Gambar5.52 berikut ini.
145

Tanah Timbunan

Tanah 1

Tanah 2

Gambar 5.52 Pemodelan Melintang Sheet Pile Input Plaxis

b. Pembuatan Jaring elemen


Setelah kondisi batas diterapkan pada model, langkah selanjutnya
adalah model geometri dibagi menjadi elemen-elemen imanajiner (meshing).
Penyusunan jaring-jaring elemen pada program plaxis ini digunakan jenis fine.
Jaring-jaring elemen yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 5.53.

Gambar 5.53 Jaring-jaring elemen

c. Perhitungan Tegangan Awal


Tegangan awal dihitung dengan plastis dimana faktor pengali tanah
adalah 1. Perhitungan ini disebut sebagai beban gravitasi (gravity load)
146

dan dalam fase perhitungan hanya melibatkan struktur tanah dan batuan
5.54 dibawah ini.

Gambar 5.54 Perhitungan Tegangan Awal

d. Tahap Calculation
Pada tahap ini setelah semua parameter dimasukan dan dilakukan
perhitungan seperti pada bab IV maka dilakukan tahap calculation
seperti Gambar 5.55 untuk mendapatkan output hitungan plaxis.

Gambar 5.55 Analisis Perhitungan Sheet Pile


147

e. Hasil Output dengan Program Plaxis


Setelah semua perhitungan selesai dianalisis maka tahap selanjutnya dapat
diketahui besar displacement keruntuhan lereng dan angka keamanan lereng.
Hasil perhitungan analisis menggunakan program plaxis dapat dilihat pada
gambar-gambar berikut ini.
1). Hasil perhitungan Sheet Pile tanpa beban gempa

a). Deformed Mesh

Untuk hasil deformed mesh dengan beban kendaraan dapat dilihat pada
Gambar 5.56. Dari Gambar 5.56 didapatkan extreme total
displacement sebesar 11.05 x 10 -3 m.

Gambar 5.56 Deformed Mesh Sheet Pile dengan Beban Kendaraan

b). Effective Stress


Besarnya nilai effective stresses dengan beban merata
kendaraanadalah sebesar -104.26 kN/m2 seperti pada Gambar 5.57.
148

Gambar 5.57 Effective Stress Sheet Pile Dengan Beban Kendaraan

c). Arah Pergerakan dan Daerah Potensial Longsor


Untuk arah pergerakan dan daerah potensial longsor dapat dilihat
pada Gambar 5.58 dan Gambar 5.59.

Gambar 5.58 Arah Pergerakan Tanah Sheet Pile Terhadap Beban


Kendaraan
149

Gambar 5.59 Daerah Potensial Keruntuhan dengan Beban Kendaraan

d). Angka Keamanan

Besarnya angka Keamanan Dapat Dilihat Pada Gambar 5.60 berikut


ini. Dari Gambar 5.56 didapatkan angka keamanan sebesar 1,5734.

SF = 1,5734
150

Gambar 5.60 Nilai SF Tanpa Gempa

e). Total Displacement

Besarnya nilai total displacement dengan beban kendaraan tanpa


beban gempa adalah sebesar 0.01105 m. Aangka ini termasuk aman
berdasarkan teori pada Bab III. Beban kendaraan diasumsikan
sebagai beban merata dengan panjang sesuai dengan lebar jalan
dilokasi penelitian sepanjang 7 m. Berikut gambar displacement
yang terjadi pada tanah asli yang dapat dilihat pada Gambar 5.61.

Gambar 5.61 Total Displacement Sheet Pile Tanpa Gempa


151

2). Hasil perhitungan Sheet Pile dengan beban gempa

a). Deformed Mesh


Untuk hasil deformed mesh dengan beban kendaraan dapat dilihat pada
Gambar 5.62. Dari Gambar 5.62 didapatkan extreme total
displacement sebesar 20.02 x 10-3 m.

Gambar 5.62 Deformed Mesh Sheet Pile dengan Beban Kendaraan


dan Beban Gempa

b). Effective Stress


Besarnya nilai effective stresses dengan beban merata kendaraan
dan beban gempa adalah sebesar -118.19 kN/m2 seperti pada
Gambar 5.63.
152

Gambar 5.63 Effective Stress Sheet Pile dengan Beban Kendaraan


dan Beban Gempa

c). Arah Pergerakan dan Daerah Potensial

Untuk arah pergerakan dan daerah potensial longsor dapat


dilihat pada Gambar 5.64 dan Gambar 5.65.

Gambar 5.64 Arah Pergerakan Tanah Terhadap Beban Kendaraan


dan Beban Gempa
153

Gambar 5.65 Daerah Potensial Keruntuhan dengan Beban


Kendaraan dan Beban Gempa

d). Angka Keamanan


Besarnya angka keamanan dapat dilihat pada Gambar 5.66 berikut
ini.

SF = 1.3067
154

Gambar 5.66 Nilai SF Dengan Gempa

e). Total Displacement


Besarnya nilai total displacement dengan beban kendaraan tanpa
beban gempa adalah sebesar 0.02002 m. Beban kendaraan
diasumsikan sebagai beban merata dengan panjang sesuai dengan
lebar jalan dilokasi penelitian sepanjang 7 m. Berikut gambar
displacement yang terjadi pada tanah asli yang dapat dilihat pada
Gambar 5.67.

Gambar 5.67 Displacemet Akibat Beban Kendaran dan Beban


Gempa
155

5.5.2. Analisis Manual Sheet Pile Menggunakan Metode Fellenius


Analisis hitungan manual untuk stabilitas Sheet Pile digunakan metode
irisan fellenius. Dimana metode tersebut berdasarkan daerah potensial
keruntuhan. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada uraian Gambar 5.64
dibawah ini.

Gambar 5.68 irisan daerah potensial keruntuhan tanah

Berdasarkan gambar irisan tersebut dapat diketahui panjang, luas dan


sudut masing-masing irisan yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan angka
keamanan dengan metode fellenius. Untuk mengetahui cara mendapatkan
Panjang, Luas dan sudut tiap irisan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung Panjang Busur dengan Total 8.5 m


2. Membagi Panjang busur tersebut menjadi 10 bagian yaitu 8.5/10 = 0.85 m
3. Mencari Titik Tengah O dan menarik kedua sisi lingkaran untuk
mendapatkan jari-jari Lingkaran
4. Dalam sudut dan Panjang irisan dapat Dilihat seperti Gambar 5.64
sedangkan perhitungan luas irisan menggunakan Area pada Auto cad.
156

Perhitungan Manual dengan Metode Fellenius dapat dilihat seperti uraian


dibawah ini dengan contoh perhitungan irisan 8:

1. Perhitungan Radians
∏ ∏
Rad = α x 180 = 37˚ x 180 = 0.6457
2. Perhitungan Berat Irisan
W8 = ɤ x A8 = 19.7723 x 1.4731 = 29.1280 kN
3. Perhitungan sin α
Sinα8 = sin (Rad8) = Sin 0.6457 = 0.6018
4. Perhitungan Cos α
Cosα = Cos (Rad8) = Cos 0.6457 = 0.7986
5. Perhitungan Wt x sinα
Wt 8 = Wt x Sinα = 21.1040 kN x 0.6018 = 17.5296
6. Perhitungan Wt x Cosα
Wt 8 = Wt x Cosα = 21.1040 kN x 0. 7986= 23.2626
Untuk irisan 1-5 terdapat perhitungan air pori karena irisan terdapat rembesan
air. Perhitungan nya sebagai berikut diuraikan untuk contoh yaitu irisan 2.

1. Perhitungan uiai air pori


U2a2 = hterendam x 9.81 x L irisan = 1.8144x9.81x4.1192 =15.1900
2. Perhitungan WtCos-uiai
WtCos2-u2a2= 71.8934 – 15.19 = 56.7034 kN
Panjang, luas dan susut masing maisng irisan dapat dilihat pada tabel 5.16.

Tabel 5.16 Data irisan

Panjang Luas Sudut


Irisan Irisan Irisan
NO (m) (m²) (˚)
1 0.8787 4.4256 9
2 0.9377 4.1179 28
3 0.9712 3.8173 29
4 1.0499 3.2635 31
5 0.9285 2.9225 32
6 0.9867 2.4516 32
7 1.0242 1.9823 34
8 1.0633 1.4731 37
9 1.1025 0.929 40
10 1.0963 0.3088 41
157

Berdasarkan Uraian perhitungan diatas maka hasil perhitungan irisan total dapat dilihat pada Tabel 5.17 berikut ini.

Tabel 5.17 perhitungan Irisan total

Sudut
Panjang Irisan Luas Irisan Irisan Wt *sin wt *cos wtcos-uiai
No (m) (m²) (˚) Radian Sin Cos (WT) *Luas (kN) (kN) (kN) (kN)
1 0.8787 4.4256 9 0.1571 0.1564 0.9877 87.5086 13.6894 86.4313 70.7910
2 0.9377 4.1179 28 0.4887 0.4695 0.8829 81.4244 38.2264 71.8935 56.7034
3 0.9712 3.8173 29 0.5061 0.4848 0.8746 75.4805 36.5937 66.0168 54.4047
4 1.0499 3.2635 31 0.5411 0.5150 0.8572 64.5301 33.2355 55.3131 47.6245
5 0.9285 2.9225 32 0.5585 0.5299 0.8480 57.7874 30.6227 49.0065 46.6100
6 0.9867 2.4516 32 0.5585 0.5299 0.8480 48.4762 25.6885 41.1101 41.1101
7 1.0242 1.9823 34 0.5934 0.5592 0.8290 39.1966 21.9184 32.4954 32.4954
8 1.0633 1.4731 37 0.6458 0.6018 0.7986 29.1280 17.5297 23.2627 23.2627
9 1.1025 0.929 40 0.6981 0.6428 0.7660 18.3694 11.8076 14.0718 14.0718
10 1.0963 0.3088 41 0.7156 0.6561 0.7547 6.1060 4.0059 4.6082 4.6082
Total 10.039 25.6916 233.3177 444.2093 391.6820
Berdasarkan Rumus metode Fellenius maka :

(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛)


SF = (5.1)
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 𝐿𝑜𝑛𝑔𝑠𝑜𝑟)

(𝑐𝑥𝐿)+(𝑡𝑎𝑛𝜑𝑥𝑊𝑡𝑐𝑜𝑠−𝑢𝑖𝑎𝑖) (16𝑥2.7876)+(𝑡𝑎𝑛28˚𝑥391.6820)
SF = (𝑊𝑡∗𝑆𝑖𝑛)+(𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠)
= (233.3177)+(12𝑘𝑁/𝑚² 𝑥 25.6916) = 1.6953 (Aman)
158

5.6. Analisis dan Pembahasan


Dari hasil perhitungan Plaxis lereng asli didapatkan (SF tanpa gempa =
1,1049) sedangkan (SF dengan gempa = 1.0932). Dengan metode fellenius (SF
= 0.835). Maka dari hasil tersebut angka keamanan lereng tidak memenuhi dari
persyaratan angka aman yaitu sebesar 1.25. Sehingga diperlukan perkuatan
lereng.

Perkuatan lereng saat menggunakan dinding penahan tanah menggunakan


program plaxis didapatkan (SF =1.8716) dan menggunakan beban gempa
didapatkan (SF = 1.2730). Stabilitas eksternal dinding penahan tanah terhadap
geser didapatkan (SF= 3.1527). Stabilitas terhadap guling didapatkan (SF =
3.773803). Daya Dukung Tanah terhadap keruntuhan didapatkan (qmaks=
299.281250 kN/m2) dan (qmin = 132.498531 kN/m2).. Sedangkan untuk stabilitas
internal, hasil untuk tinjauan I-I’ terhadap tegangan desak sebesar (54.790953
kN/m²< 9000 kN/m2), terhadap tegangan tarik sebesar (7.702953 kN/m² < 670.820
kN/m2) dan untuk tegangan geser sebesar (29.802583 kN/m² < 4472.135955/m2).
Untuk Tinjauan II-II’ terhadap tegangan desak sebesar (785.728417 kN/m² < 9000
kN/m2), untuk tegangan geser sebesar (-591.328417 kN/m²< 4472.135955 kN
/m2), terhadap tarik (51.911638 kN/m² < 670.820 kN/m2). Untuk Tinjauan III-III’
terhadap tegangan desak sebesar (3488.0159 kN/m² < 9000 kN/m2), untuk
tegangan tarik sebesar (43.23994 kN/m² < 670.820 kN/m2). Untuk Tinjauan IV-
IV’ terhadap tegangan desak sebesar (2621.0907 kN/m²< 9000 kN/m2), untuk
tegangan tarik sebesar (49.4171 kN/m² < 670.820 kN/m2 ).

Perkuatan lereng saat menggunakan steel sheet pile menggunakan profil


baja larsen 430 dan L sepanjang 8 m dan dianalisis menggunakan program plaxis
didapatkan (SF tanpa gempa 1.5734) dan (SF dengan gempa = 1.3067).
Sedangkan untuk hasil analisis manual menggunakan metode fellenius didapatkan
(SF= 1.3478)

Berdasarkan analisis menggunakan dinding penahan tanah dan sheet pile


masih masuk dalam syarat longsor yaitu 20-40 cm untuk dinding penahan.
159

Secara ringkas tabel perbandingan angka keamanan pada lereng asli, dinding penahan tanah dan sheet pile dapat dilihat
pada Tabel 5.18.
Tabel 5.18 Tabel Perbandingan Angka keamanan dan Total Displacement

Total Displacement
Plaxis Manual Dengan Metode dengan Plaxis
Parameter Fellenius Tanpa Beban Keterangan
Gempa
Tanpa Dengan Tanpa Dengan
Gempa Gempa Gempa Gempa
Lereng asli SF =1,1049 SF = 1.0932 SF = 0.8613 < 1.25 0.01206 m 0.02903 m Tidak Aman
SF Geser = 3.1527 > 1.25
SF Guling = 3.7738 > 1.25

Daya Dukung terhadap


DPT Tipe Runtuh Aman
SF = 1.8716 SF = 1.273 0.0848 m 0.02613 m
Kantilever SF = 3.2651 > 3
qmaks = 299.281250 kN/m2

qmin = 132.498531 kN/m2

Steel Sheet
Pile Larssen SF = 1.5734 SF = 1.3067 SF = 1.6953 > 1.25 0.011 m 0.020 m Aman
430
160

Anda mungkin juga menyukai