ZENI
SURAT PERJANJIAN
KONTRAK GABUNGAN LUMSUM & HARGA SATUAN
Nomor SP/............................../I/2023
Nomor ………………………/I/2023
ANTARA
ZIDAM V/BRAWIJAYA
DAN
.........................................
UNTUK
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja Konstruksi
Gabungan Lumsum & Harga Satuan yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan
ditandatangani di Surabaya pada hari ……….., tanggal …………… bulan ……….. tahun
dua ribu dua puluh dua (…………..-2023), berdasarkan Surat Penetapan Pemenang
Nomor Kep/……………./2023 tanggal ………. 2023, Surat Penunjukan Barang/Jasa
(SPPBJ) Nomor Kep………./I/2023 tanggal ……….. 2023 antara:
yang bertindak untuk dan atas nama Zidam V/Brawijaya berdasarkan Surat Perintah
Kazidam V/Brawijaya Nomor Sprin/1153/XII/2022 tanggal 10 Desember 2022 tentang
penunjukkan sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Program Tahun Anggaran 2023
selanjutnya disebut “PIHAK KESATU”, dengan:
Nama : …………………….
Jabatan : …………………….
Berkedudukan di : ……………………
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
2
yang bertindak untuk dan atas nama ………… PT/CV……………….. selanjtutnya disebut
“PIHAK KEDUA”.
Atas dasar:
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
3
Maka oleh karena itu, PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA dengan ini telah sepakat
untuk membuat Surat Perjanjian pelaksanaan paket dengan syarat-syarat atau
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
1.1.1 ……………………….…..;
1.1.2 ……………………….…. ;
1.1.3 …………………………….;dan
1.1.4 Pekerjaan sasaran tambahan.
Pasal 2
2.1.3. Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
PIHAK KEDUA untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
2.1.4. Membayar biaya Pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
kontrak yang telah ditetapkan kepada PIHAK KEDUA; dan
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
4
2.2.10. Penyesuaian jangka waktu Pekerjaan dan/atau nilai Kontrak dalam hal
terjadinya kondisi atau hambatan yang diakibatkan selain dari kesalahan
PIHAK KEDUA, perubahan Pekerjaan dan/atau kondisi lainnya
sebagaimana diatur dalam Kontrak;
2.2.12. Semua temuan/atensi yang ditemukan oleh Pejabat yang terkait pada
saat kunjungan ke lokasi pekerjaan agar segera ditindak lanjuti oleh
PIHAK KEDUA dan selanjutnya dilaporkan kepada PIHAK KESATU
secara tertulis.
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
5
Pasal 3
3.3. PIHAK KEDUA berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada setiap
Personelnya (termasuk Personel Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai;
Pasal 4
4.2. Limbah yang berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan dan atau dapat
merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk
hidup lainnya agar dikelola dengan sebaik-baiknya; dan
Pasal 5
Pasal 6
JAMINAN
6.2.1 Jaminan uang muka diberikan kepada PIHAK KESATU dalam rangka
pengambilan uang muka dengan nilai 100% (seratus per seratus) dari
besarnya uang muka;
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
7
6.2.2 Nilai jaminan uang muka dapat dikurangi secara proporsional sesuai
dengan pencapaian prestasi pekerjaan;dan
6.2.3 Masa berlaku Jaminan Uang Muka paling kurang sejak tanggal
persetujuan pemberian uang muka sampai dengan tanggal penyerahan
pertama pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
6.3..3. Masa berlaku Jaminan Pemeliharaan paling kurang sejak tanggal serah
terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal penyerahan akhir
pekerjaan (Final Hand Over/FHO); dan
Pasal 7
MASA PELAKSANAAN
(JANGKA WAKTU PELAKSANAAN) PEKERJAAN
7.1. Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat Perjanjian oleh
Para Pihak dalam jangka waktu pelaksanaan selama ……….. (…………………..)
hari kalender terhitung sejak dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja pada tanggal
................ 2023 sampai dengan dilakukannya Serah Terima Pertama (BAST 1)
Pekerjaan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU;
7.2. Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam syarat-
syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);
terhitung sejak dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja pada tanggal .............. 2023
sampai dengan dilakukannya BAST 1 tanggal .................. 2023;
7.4. Apabila PIHAK KEDUA berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan PIHAK KEDUA telah
melaporkan kejadian tersebut kepada PIHAK KESATU, maka PIHAK KESATU
dapat melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas PIHAK KEDUA dengan
adendum kontrak;
7.6. Pekerjaan telah dinyatakan selesai 100% bila kemajuan fisik telah mencapai 100%
dan berfungsi sebagaimana mestinya dengan diikuti laporan kemajuan fisik yang
dibuat PIHAK KEDUA dan telah mendapat persetujuan dari pengawas lapangan
dan selanjutnya dilaksanakan pemeriksaan oleh Tim Direksi dan dituangkan dalam
Berita Acara Serah Terima Pertama (BAST 1)
Pasal 8
8.1. Masa pemeliharaan dilaksanakan dalam jangka waktu 180 hari kalender terhitung
setelah diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Pertama (BAST 1);
8.2.1. BAST I yaitu serah terima Pekerjaan dari PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA setelah Lingkup Pekerjaan sesuai dengan Kontrak
dinyatakan selesai oleh PARA PIHAK; dan
8.3.1. Berita Acara Serah Terima Parsial adalah dokumen tertulis yang dibuat
dan ditandatangani oleh PARA PIHAK yang menyatakan bahwa PIHAK
KEDUA telah menyerahkan sebagian dari keseluruhan lingkup Pekerjaan
sesuai dengan Pasal Lingkup Pekerjaan pada Kontrak ini;
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
9
8.3.2. BAST Parsial dapat dilakukan apabila PIHAK PERTAMA meminta serah
terima sebagian adalah salah satu Pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
sebelum BAST I diterbitkan;
8.3.3. Apabila PIHAK PERTAMA telah menggunakan sebagian atau salah satu
bagian Pekerjaan sebelum BAST I diterbitkan, maka bagian tersebut
dianggap telah diserah terimakan kepada PIHAK PERTAMA dan
dituangkan dalam BAST Parsial;
8.3.5. Pekerjaan yang masuk dalam BAST Parsial penggunaannya telah menjadi
tanggung jawab PIHAK PERTAMA
8.4.1. BAST II adalah berita acara yang ditandatangani oleh PARA PIHAK
setelah masa pemeliharaan.
8.4.3. BAST II wajib diterbitkan oleh PIHAK PERTAMA paling lambat dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak Masa Pemeliharaan berakhir;
8.4.4. Apabila dalam jangka waktu pelaksaan yang tercantum pada Kontrak
PIHAK PERTAMA tidak memberikan persetujuan atau penolakan dengan
alasan yang wajar atas pengajuan PIHAK KEDUA, maka BAST II
dianggap telah diterbitkan sejak tanggal pengajuan pelaksanaan BAST II
oleh PIHAK KEDUA.
8.5. Selama jangka waktu masa pemeliharaan, semua perbaikan dan penyempurnaan
yang disebabkan oleh kerusakan, kekurangan dan cacat dari cara pelaksanaan
pekerjaan yang kurang baik akibat kesalahan dari PIHAK KEDUA,
pemeliharaannya tetap menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA;dan
8.6. Apabila dalam tenggang waktu masa pemeliharaan PIHAK KEDUA tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan yang disebabkan
kerusakan tersebut, maka PIHAK KESATU berhak menunjuk PIHAK KETIGA
untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan tersebut atau
mengambil alih Pekerjaan tersebut, dan selanjutnya PIHAK KESATU
membebankan biaya perbaikan kepada PIHAK KEDUA, dengan semua beban
biaya dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
10
Pasal 9
HARGA BORONGAN
9.1 Jumlah harga borongan untuk pekerjaan tersebut dalam pasal 9 adalah sebesar
Rp. …………… (……………………. rupiah) terdiri dari :
Pasal 10
CARA PEMBAYARAN
10.1. Pembayaran total harga kontrak seperti tersebut dalam pasal 10 kontrak ini akan
dilaksanakan dalam mata uang rupiah oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK
KEDUA melalui pembayaran langsung sebesar Rp. …………….
(………………………… rupiah).
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
11
10.3.1.2. Uang muka yang akan diterima oleh PIHAK KEDUA sebesar
..........% x Rp. …………… = Rp. ................... (…………………..
rupiah);
10.5 Untuk keperluan administrasi dokumen tersebut 10.4. di atas dibuat tindasan
dalam rangkap 5 (lima).
Pasal 11
11.1.2. Ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada Pejabat
Penandatangan Kontrak karena terjadinya cidera janji/wanprestasi;
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
12
11.1.3.1. 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian kontrak yang belum
dikerjakan, apabila bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan
dapat berfungsi untuk setiap item pekerjaan, apabila kontrak terdiri
atas bagian pekerjaan yang dapat dinilai terpisah dan bukan
merupakan kesatuan sistem, serta hasil pekerjaan tersebut telah
diterima oleh PIHAK KESATU; dan
11.1.4 Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PIHAK KESATU atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada
saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan
kompensasi;
11.1.6 Ganti rugi dan kompensasi kepada PIHAK KEDUA dituangkan dalam
Pembayaran prestasi pekerjaan; dan
11.1.7 Pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh PIHAK KESATU,
apabila PIHAK KEDUA telah mengajukan tagihan disertai perhitungan
dan data-data.
Pasal 12
12.1 Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi di lapangan pada saat
pelaksanaan, dengan gambar dan/atau bestek yang ditentukan dalam dokumen
kontrak, PIHAK KEDUA memberitahukan tentang terjadinya Keadaan Kahar
kepada PIHAK KESATU dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi:
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
13
12.2 Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (12.1) dilaksanakan dengan
ketentuan:
12.2.1 Tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari harga yang tercantum
dalam perjanjian/kontrak awal; dan
12.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PIHAK KESATU secara tertulis kepada
PIHAK KEDUA ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap
mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam perjanjian/kontrak;
12.5 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar
penyusunan adendum Kontrak.
Pasal 13
13.1 Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak
dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan
dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
13.2 Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi namun tidak terbatas pada:
13.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka PIHAK KEDUA memberitahukan kepada
PIHAK KESATU paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari pejabat yang
berwenang, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
13.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak untuk pemenuhan kewajiban Pihak
yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang paling kurang sama dengan
jangka waktu terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar;
13.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Pekerjaan akan dihentikan sementara
hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan, PIHAK KEDUA berhak untuk
menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan
pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan Kahar PIHAK KESATU
memerintahkan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA untuk meneruskan
pekerjaan sedapat mungkin maka PIHAK KEDUA berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan mendapat penggantian
biaya yang wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk bekerja dalam
situasi demikian. Penggantian biaya ini harus diatur dalam suatu adendum
Kontrak.
Pasal 14
14.2 PIHAK KEDUA tidak dibenarkan atau tidak boleh menyerahkan kepada pihak lain
(PIHAK KETIGA) sebagian atau seluruh pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
Surat Perjanjian ini, kecuali setelah diketahui oleh PIHAK KESATU; dan
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
15
14.3 Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan adanya sub penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi, PIHAK KEDUA wajib menggunakan sub penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi sedapat mungkin dari usaha kecil dan Koperasi kecil.
Pasal 15
15.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi
Keadaan Kahar;
15.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PIHAK KESATU wajib membayar kepada
PIHAK KEDUA sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai beserta nilai
material atau alat yang telah dipesan serta biaya demobilisaasi pekerja dan alat;
15. 4 Dalam hal Pemutusan kontrak dilakukan PIHAK KESATU karena kesalahan
PIHAK KEDUA maka:
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
16
b. Sisa uang muka harus dilunasi oleh PIHAK KEDUA atau jaminan uang
muka dicairkan oleh PIHAK KESATU (apabila uang muka telah
diberikan);
15. 5 Bila Kontrak diakhiri maka PIHAK KEDUA harus segera menghentikan segala
Pekerjaan dan aktivitas di lapangan, mengamankan dan membersihkan
lapangan, dan sesegera mungkin meninggalkan lapangan.
15. 6 Pembayaran dalam hal Kontrak diakhiri oleh PIHAK KESATU dikarenakan ada
pelanggaran mendasar yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA:
15. 7 Dalam hal Kontrak diakhiri oleh PIHAK KEDUA dikarenakan ada pelanggaran
mendasar yang dilakukan oleh PIHAK KESATU:
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
17
Pasal 16
DIREKSI PEKERJAAN
16. 2 Atas permintaan PIHAK KESATU melalui pengawas teknis, PIHAK KEDUA wajib
memberi penjelasan-penjelasan tentang segala sesuatu mengenai jalannya
pelaksanaan pekerjaan yang telah dan atau sedang berlangsung;
16. 5 Direksi pekerjaan untuk pengawasan ditunjuk oleh PIHAK KESATU berdasarkan
surat perintah dan akan diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.
Pasal 17
17. 1 Di tempat pekerjaan harus selalu ada penanggung jawab pekerjaan sebagai wakil
PIHAK KEDUA (Site Manager) yang ditunjuk sebagai pelaksana dan mempunyai
wewenang atau kuasa penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA, yang dapat
menerima dan menyelesaikan segala perintah dan petunjuk dari direksi.
Penunjukan pelaksana ini sebelumnya harus ada persetujuan tertulis dari PIHAK
KESATU; dan
17. 2 Apabila wakil PIHAK KEDUA dinilai tidak mampu oleh PIHAK KESATU dalam
melaksanakan pekerjaan maka PIHAK KEDUA harus mengganti wakil PIHAK
KEDUA tersebut sesuai ketentuan/kemampuannya.
Pasal 18
BEA METERAI
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
18
18. 1 Bea meterai dalam Surat Perjanjian dan pengeluaran biaya yang berhubungan
dengan pembuatan Surat Perjanjian ini menjadi beban PIHAK KEDUA sesuai
peraturan yang berlaku.
Pasal 19
PENGAMANAN PELAKSANAAN
19. 1 PIHAK KEDUA diwajibkan menghindarkan segala bahaya yang dapat timbul atas
pekerja-pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya dan apabila terjadi
kecelakaan, maka segala akibatnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA;
19. 2 Untuk menyimpan bahan bangunan dan alat kerja yang dibutuhkan dalam
pekerjaan, maka PIHAK KEDUA harus membuat gudang yang baik/memenuhi
syarat; dan
19. 3 Untuk menghindari pencurian bahan bangunan perlu diadakan penjagaan yang
cukup.
Pasal 20
Pasal 21
KEGAGALAN KONSTRUKSI/BANGUNAN
21. 1 Kegagalan Konstruksi adalah suatu keadaan keruntuhan bangunan dan/atau tidak
berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil Pekerjaan;
21. 3 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada pelaksanaan pekerjaan dan masa
pemeliharaan, maka PIHAK KESATU dan/atau PIHAK KEDUA bertanggungjawab
atas kegagalan konstruksi sesuai dengan kesalahan masing-masing selama umur
konstruksi yang tercantum dalam kontrak tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun,
dan dalam kontrak pada umur konstruksi agar dicantumkan lama pertanggungan
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
19
21. 4 PIHAK KESATU maupun PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyimpan dan
memelihara semua dokumen yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan ini
selama umur konstruksi yang tercantum dalam kontrak tetapi tidak lebih dari 10
(sepuluh) tahun; dan
21. 5 Apabila terjadi kegagalan bangunan disebabkan oleh PIHAK KEDUA dan hal
tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka PIHAK KEDUA
wajib bertanggungjawab sesuai dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 22
TATA LINGKUNGAN
22. 1 PIHAK KEDUA harus membatasi daerah operasi sekitar tempat pekerjaan dan
harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan;
22. 2 PIHAK KEDUA harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan pemakai jalan
bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta
memelihara kelancaran lalu lintas baik kendaraan maupun pejalan kaki selama
Kontrak berlangsung;
22. 4 Pada penyerahan pertama, bangunan dan seluruh halaman harus bersih dan rapi.
Pasal 23
PENYELESAIAN PERSELISIHAN/SENGKETA
23. 2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam kontrak dapat
dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau pengadilan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyelesaian
perselisihan atau sengketa yang dipilih ditetapkan dalam kontrak.
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
20
Pasal 24
DOKUMEN KONTRAK
24. 2 Jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam
dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagai berikut:
a. adendum Kontrak (apabila ada);
b. Surat Perjanjian;
c. Surat Penawaran;
d. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. gambar-gambar
g. spesifikasi teknis;
h. Bill of Quantity (BoQ)
i. Daftar Keluaran dan Harga hasil negosiasi (Daftar Keluaran dan Harga
hasil negosiasi apabila ada negosiasi); dan
j. Daftar Keluaran dan Harga (Daftar Keluaran dan Harga Terkoreksi
apabila ada koreksi aritmetika).
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
21
Pasal 25
PENUTUP
Dibuat di ..........
pada tanggal ……………. 2023
Pihak Kesatu
Pihak Kedua Wakil Kepala Zidam V/Brawijaya
...................... Selaku
Pejabat Pembuat Komitmen,
………………………………
................. …………………………………
....................
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA
22
PIHAK PIHAK
KESATU KEDUA