STATISTIK
STATISTIK
Disusun Oleh :
Nur Aida Salsabila (21862061029) / 21B
Pada zaman sekarang ini, menua sudah serba modern sehingga semua kegiatan dituntut untuk
serba cepat, seperti pengolahan data dan yang lain yang sulit dikerjkaan secara manual. Dan untuk
memudahkan itu semua maka diciptakan komputer. Komputer berasal dari bahasa yunani
“Computare” yang artinya menghitung. Komputer memang memudahkan kita untuk mengolah data
yang didasarkan pada operasi matematika seperti operasi logika. Meskipun komputer merupakan
buatan manusia, namun alat ini sangat membantu pekerjaan manusiadalam pengolahan data karena
mempunyai tiga keunggulan, yaitu pada bidang kecepatan, ketepatan, dan keandalan.
Ternyata komputer saja tidak cukup untuk membantu manusia dalam memasukka data (data
wntry), mengedit data, transformasi data, analisis data yang dibutuhkan dalam penelitian, dan
permasalahan dalam membuat dan mendistribusikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi, agar tetap eksis dan unggul dalam kompetisi yang ketat, yang
dialam oleh mahasiswa dalam mata kuliah Statistika. Maka dari itu dibuat suatu program aplikasi
SPSS. Software ini dibuat oleh tiga mahasiswa Stanford University yang dioperesikan pada komputer
mainframe pada tahun 1986. Dalam pengenalannya pada mahasiswa, diadakan praktik SPSS
(Statistical Product And Service Solution) yang nantinya dapat digunakam mahasiswa dalam
menghitung dan menganalisis suatu data yang telah diperoleh sebelumnya.
PEMBAHASAN
Descriptive Statistics
Hasil uji validitas dan reliabilitas alat ukur kepemimpinan transformasional dan
organizational silence dikatakan valid jika nilai R hitung > R tabel. Adapun nilai R tabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,2441 setelah dilakukannya try out pada skala
kepemimpinan transformasional, semua itemnya dikatakan valid dengan jumlah 20 item
dengan indeks validitas berkisar antara 0,479-0,831 dan indeks reliabilitas sebesar 0,957.
Adapun untuk skala organizational silence semua itemnya juga dikatakan valid dengan
jumlah item 15. Adapun untuk indeks validitasnya ialah berkisar antara 0,635-0,837 dengan
indeks reliabilitas sebesar 0,953
Prosedur dalam penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan analisa
data. Tahap pertama dimulai dari persiapan. Dimulai dari peneliti yang mengobservasi pada
lingkungan sekitar terkait isu maupun fenomena yang ada. Kemudian peneliti menentukan
variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya peneliti mencari literatur yang
memuat informasi dan digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian. Selanjutnya,
peneliti mulai menentukan subjek dan instrumen yang akan digunakan di dalam penelitian
lalu mengadaptasikannya. Terakhir, dilaksanakannya seminar proposal.
Tahap kedua ialah tahap pelaksanaan. Pada tahap ini peneliti menyebarkan instrumen try out
pada 65 karyawan yang disebar secara acak baik pada karyawan di Kota Malang maupun di
Kabupaten Malang. Setelah try out, peneliti menguji coba dengan tujuan mengetahui validitas
dan reliabilitas semua item pada skala dua variabel yaitu kepemimpinan transformasional dan
organizational silence. Setelah diketahui validitas maupun reliabilitas, maka item yang valid
digunakan sebagai skala penelitian. Setelah dilakukannya try out, kemudian dilakukan
pengambilan data penelitian pada 100 karyawan PG Krebet dengan menyebarkan skala
variabel x dan y.
Tahap ketiga ialah analisa data. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi
SPSS versi 21 menggunakan analisis uji korelasional.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, maka akan muncul tabel-tabel penelitian
sebagai berikut :
Presentase (%)
35%
30%
26%
9%
100%
62%
38%
100%
20%
12%
8%
11%
43%
6%
100%
Uji Normalitas
Sebelum peneliti menguji pengaruh variabel x terhadap variabel y, yaitu kepemimpinan
transformasional terhadap organizational silence, maka peneliti melakukan uji kenormalan
data dengan Kolmogorov-smirnov (Asymp. Sig. (2-tailed) dengan bantuan program SPSS
versi 21. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kenormalan data. Hasil uji
normalitas ialah sebagai berikut:
Berdasarkan tabel diatas, nilai Asymp. Sig (2-tailed) dalam uji kenormalan data ialah sebesar
0,035. Data termasuk dalam kategori normal jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari
0,05 (p>0,05). Berdasarkan tabel diatas maka data dalam penelitian ini masuk dalam kategori
normal.
Berdasarkan tabel diatas, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 subjek, 53 subjek
masuk dalam kategori memiliki kepemimpinan transformasional tinggi dan 47 subjek
memiliki kepemimpinan transformasional rendah. Dengan presentase 53% dan 47%.
Sedangkan untuk organizational silence, 40 subjek masuk dalam kategori tinggi dan 60
subjek masuk dalam kategori rendah. Dengan presentase 40% dan 60%.
Indeks Analisa
-,307
0,095
5% (0,05)
0,002
Berdasarkan hasil analisa dengan Uji Korelasi Product Moment Pearson diatas, diperoleh
nilai korelasi/hubungan (r) sebesar -0,307 dengan nilai signifikan sebesar 0,002 < 0,05 yang
berarti bahwa ada hubungan negatif signifikan antara kepemimpinan transformasional dengan
organizational silence. Hal itu menandakan bahwa semakin tinggi kepemimpinan
transformasional, maka semakin rendah organizational silence. Adapun nilai koefisien
determinasi (R kuadrat) sebesar 0,095 atau (9,5%). Hal ini berarti bahwa sumbangan
kepemimpinan transformasional terhadap organizational silence sebesar 9,5% dan sisanya
90,5% ditentukan oleh faktor lain.
DISKUSI
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat hubungan kepemimpinan transformasional
dengan organizational silence. Adapun hasilnya menunjukkan bahwa nilai korelasi sebesar -
0,307 dengan P = 0,002. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan
signifikan antara kepemimpinan transformasional dengan organizational silence. Jika
kepemimpinan transformasional seseorang tinggi, maka organizational silence semakin
rendah, kemudian sebaliknya, jika kepemimpinan transformasional semakin rendah, maka
tingkat organizational silence semakin tinggi. Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat
diterima, dimana terdapat hubungan negatif signifikan antara kepemimpinan transformasional
dengan organizational silence.
Sebuah penelitian dalam dunia pendidikan menyatakan bahwa tingkat organizational silence
dapat berubah tergantung pada kepemimpinan transformasional, keadilan organisasi, dan
kepercayaan pada atasan. Berdasarkan hasil tersebut sangat jelas bahwa kepemimpinan
transformasional memberikan pengaruh terhadap tingkat organizational silence. Jadi semakin
baik kepemimpinan transformasional maka tingkat organizational silence semakin menurun,
begitupun sebaliknya. (Akar, Huseyin, 2018)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara kepemimpinan
transformasional dengan organizational silence. Sehingga ketika kepemimpinan
transformasional tinggi, maka tingkat organizational silence rendah. Hal ini sesuai dengan
teori Leader Member Exchange (LMX) yang mana teori tersebut memfokuskan pada
hubungan antara pemimpin dengan pengikutnya. Terdapat empat alasan seseorang
menyuarakan pendapatnya berdasarkan Leader Member Exchange (LMX) yang tinggi.
Pertama, karyawan dengan LMX yang tinggi akan memiliki lebih banyak akses dan
komunikasi dengan supervisor atau pemimpin mereka, sehingga karyawan akan memiliki
banyak kesempatan berbicara. Kedua, LMX yang tinggi menjadikan karyawan akan memiliki
kepercayaan yang lebih besar terhadap atasan mereka, sehingga karyawan merasa bahwa
akan memiliki sedikit resiko pribadi ketika berbicara dan saran mereka mungkin dipahami.
Ketiga, ketika karyawan percaya bahwa mereka diperlakukan dengan baik, maka mereka
perlu membalas perlakukan tersebut dengan berusaha untuk membantu organisasi melalui
mengungkapkan ide, saran, atau informasi yang mendukung pencapaian organisai. Terakhir,
karyawan dengan LMX yang tinggi maka karyawan akan merasa bahwa mereka memiliki
tanggung jawab yang besar, memperkuat motivasi intrinsik untuk meningkatkan kinerja
melalui membagikan ide, saran ataupun informasi yang dimiliki. (wang, Gan & Wu, 2016).
Kelemahan dari penelitian ini ialah terdapat pada alat ukurnya. Dalam pengukuran
organizational silence diperlukan observasi lapangan karena ditakutkan akan terjadi bias
pada pengisian kuisionernya. Sehingga alat ukur untuk organizational silence dirasa kurang
memadai dalam penelitian ini.