Anda di halaman 1dari 64

PELAYANAN DILUAR JAM KERJA

No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Pelayanan diluar jam dinas merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
pelayanan laboratorium diluar jam kerja
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pelayanan diluar jam
dinas.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang pelayanan diluar jam kerja.
4. Referensi Permenkes 75 tahun 2014.
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat
- Etiket
- Spidol
- Lem

 Prosedur
1. Petugas diluar jam kerja dilakukan sesuai ketentuan peraturan internal puskesmas
Jereweh.
2. Ketetapan pelayanan laboratorium puskesmas Jereweh diluar jam kerja
dilakukan sore hari dengan waktu pelayanan sbb :
6. Diagram Alir
7. Unit terkait - Ruang Rawat Inap
- Poli Rawat Jalan
- KIA
- Loket
8. Dokumen terkait - Jadwal piket
- Absensi
- Buku register laboratorium
PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil adalah suatu kegiatan membandingkan
pelaksanaan penyerahan hasil pemeriksaan dengan standar yang telah ditentukan
berdasarkan ketetapan waktu penyerahan
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penilaian ketepatan waktu penyerahan
hasil laboratorium.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang penyampaian hasil laboratorium.
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat dan Bahan
Kalender
 Prosedur
1. Tim mutu puskesmas melakukan perencanaan, membuat instrument,
merencanakan jadwal pelaksanaan Penilaian ketepatan penyerahan hasil,
2. Tim mutu puskesmas melakukan pembagian tugas antar anggota dalam
melakukan penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil,
3. Tim mutu puskesmas melaksanakan kegiata Penilaian ketepatan waktu
penyerahan hasil sesuai dengan rencana dan jadwal pelaksanaan,
4. Tim mutu puskesmas mengisi instrument penilaian berdasarkan hasil penilaian,
5. Tim mutu puskesmas menyimpulkan hasil Penilaian ketepatan waktu penyerahan
hasil,
6. Tim mutu puskesmas mendokumentasikan hasil penilaian,
7. Tim mutu puskesmas melaporkan hasil penilaian kepada pimpinan puskesmas,
8. Pimpinan puskesmas menerima laporan hasil Penilaian ketepatan waktu
penyerahan hasil dari tim mutu puskesmas,
9. Pimpinan puskesmas meminta untuk merencanakan tindak lanjut tentang hasil
penilaian,
10. Tim mutu puskesmas membuat rencana tindak lanjut terhadap hasil Penilaian
ketepatan waktu penyerahan hasil.
9. Diagram Alir
10. Unit terkait Tim mutu puskesmas
11. Dokumen terkait - Buku register laboratorium
- Buku pemantauan penyampaian hasil
PEMERIKSAAN LABORATORIUM BERESIKO TINGGI
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Pemeriksaan loboratorium resiko tinggi adalah pemeriksaan yang dilakukan pada
sampel yang mudah menularkan mikroorganisme apabila cara pemeriksaannya tidak
sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
beresiko tinggi.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang waktu penyapaian laporan hasil laboratorium untuk pasien urgen (cito).
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat dan bahan
- Masker
- Sarung tangan
- Jas laboratorium
 Prosedur
3. Petugas mempersiapkan alat pelindung diri
4. Petugas memakai masker
5. Petugas memakai sarung tangan.
6. Petugas memakai jas laboratorium.
7. Petugas melakukan dessinfektan meja kerja, sebelum pemeriksaan sampel.
8. Petugas meletakkan sampel pemeriksaan pada tempat yang telah disiapkan.
9. Petugas melakukan pemeriksaan sesuai dengan instruksi kerja/prosedur kerja
yang telah ditetapkan.
10. Petugas memperlakukan semua sampel sebagai bahan infeksius.
11. Petugas cuci tangan dengan sabun yang mengandung desinfektan.
12. Diagram Alir
13. Unit terkait - Ruang laboratorium
14. Dokumen terkait - Buku identifikasi resiko
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Alat pelindung diri (APD) yaitu kelengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai
dengan bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan tenaga kerja itu sendiri
maupun orang lain ditempat kerja.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk alat pelindung diri.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang penanganan Kejadian Tidak Diinginkan (KTD), Kondisi Potensial Cidera
(KPC), Kejadian Nyaris Cidera (KNC)
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat dan Bahan
- Masker
- Sarung tangan
- Jas laboratorium
 Prosedur
1. Petugas laboratorium memakai jas laoratorium yang terstandar.
2. Petugas laboratorium memakai sarung tangan.
3. Petugas laboratorium menggunakan masker saat pemeriksaan.
4. Petugas laboratorium menggunakan alas kaki/sepatu tertutup.
5. Petugas laboratorium melakukan cuci tangan dengan sabun sesuai ketentuan cuci
tangan yang benar.
6. Petugas laboratorium sebelum dan sesudah meakukan pemeriksaan, meja
spesimendibersihkan dengan disenfektan.
7. Petugas laboratorium menempatkan jaru, lancet pada safety box.
8. Petugas laboratorium tidak boleh makan, minum dan merokok didalam ruangan
laboratorium.
9. Petugas laboratorium tidak boleh menyimpan makanan dan minuman didalam
lemari es bersama reagen.
10. Petugas memperlakukan setiap specimen sebagai bahan infeksius.
15. Diagram Alir
16. Unit terkait Gudang obat
17. Dokumen terkait Buku amprahan barang
Buku identifikasi resiko
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam proses penanganan bahan-bahan yang berbahaya yang berpotensi
membahayakan bagi petugas laboratorium.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang penanganan dan pembuangan bahan berbahaya.
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat dan Bahan
- Masker
- Jas Laboratorium
- Sarung tangan
 Prosedur
1. Bahan kimia yang ada dilaboratotium diberikan label khusus pada bahan
kimia berbahaya dan mudah terbakar, dan penyimpanannya dalam ruangan
yang terpisah.
2. Petugas menyediakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan
tebal, dalam ruangan penyimpanan.
3. Petugas menjauhkan bahan berbahaya dan beracun dari sinar matahari
angsung.
4. Petugas menjauhkan bahan kimia yang berbahaya dan beracun dari sumber
api/panas.
18. Diagram Alir
19. Unit terkait - Sanitarian
20. Dokumen terkait - Buku stok reagen
PENGELOLAAN REAGEN DAN DISTRIBUSI
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Kegiatan dalam pengelolaan reagen dari stok pengamperahan, penyimpanan dan
pemakaian reagen.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengolahan reagen dan distribusi
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang jenis reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia
4. Referensi - Modul pelatihan tehnis tenaga laboratorium puskesmas tahun 2015
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat dan Bahan
Buku stok
Buku amperahan
 Prosedur
1. Melihat stok awal dan stok akhir
2. Melakukan pengamperahan terhadap reagen yang masih tersisa 25 % dari stok
awal.
3. Reagen yang diterima disimpan berdasarkan suhu penyimpanan reagen
4. Pemakaian reagen sesuai yang akan dibutuhkan, reagen yang diterima awal yang
dipakai terlebih dahulu.
21. Diagram Alir
22. Unit terkait - Gudang obat
23. Dokumen terkait - Buku stok
- Buku amperahan.
PEMANTAUAN WAKTU PENYAMPAIAN HASIL
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Pemantauan waktu penyampaian hasil laboratorium adalah kegiatan untuk memonitor
ketepatan waktu petugas labortorium dalam penyampaian hasil pemeriksaan
laboratorium.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemantauan waktu penyampaian hasil
laboratorium.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium.
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat dan Bahan
- Jam
- Semua peralatan laboratorium
- Spesimen
 Prosedur
1. Dokter memberikan advice untuk melakukan pemeriksaan laboratorium,
2. Perawat/Bidan menyampaikan advice dokter tentang pemeriksaan laboratorium
ke petugas laboratorium,
3. Petugas laboratorium mengambil sampel sesuai prosedur dan advice dokter dan
dicatat jam kedatangan pasien,
4. Petugas laboratorium melaksanakan pemeriksaan sampel sesuai prosedur
5. Petugas laboratorium menyampaikan hasil kepada pasien atau keluarga dan
mencatat waktu pengambilan hasil,
6. Perawat/bidan segera menyampaikan hasil laboratorium kepada dokter,
7. Dokter segera menindaklanjuti hasil laporan perawat/bidan.
24. Diagram Alir
25. Unit terkait - Poli rawat jalan
- Ruang rawat inap
- Poli MTBS
- Poli Lansia
- Loket pendaftaran
26. Dokumen terkait - Buku kegiatan Laboratorium
- Blanko hasil laboratorium
- Buku penerimaan hasil
- Buku permohonan pemeriksaan
- Buku pemantauan penyampaian hasil.
PELAPORAN HASIL YANG KRITIS
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Pelaporan hasil yang kritis adalah pelaporan hasil laboratorium yang menggambarkan
kondisi patofisiologi pasien yang nilainya diluar batas normal yang telah disepakati
bersama baik dibawah atau di atas nilai normal di mana pasien memerlukan intervensi
tindakan medis segera karena dapat membahayakan keselamatan pasien
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelaporan hasil yang kritis.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien
urgen (cito).
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat dan Bahan
- Semua peralatan laboratorium
- Spesimen : Darah, Urine, Sputum.
 Prosedur
8. Petugas mendapatkan hasil laboratorium yang kritis,
9. Petugas memeriksa kondisi specimen,
10. Petugas melaporkan hasil laboratorium yang kritis kepad dokter pengirim
specimen,
11. Petugas bersama dokter memeriksa kondisi klinis pasien,
12. Dokter meminta petugas laboratorium memeriksa ulang menggunakan specimen
baru jika kondisi klinis pasien tidak sesuai dengan hasil laboratorium yang kritis,
13. Petugas memeriksa ulang specimen,
14. Petugas mendapatkan hasil laboratorium yang kritis,
15. Petugas melaporkan segera kepada dokter pengirim specimen,
16. Dokter melakukan penanganan segera untuk mengatasi hasil laboratorium yang
kritis,
17. Petugas menuliskan hasil laboratorum di blanko hasil laboratorium,
18. Petugas menuliskan hasil laboratorium di register laboratorium
19. Petugas menyerahkan blanko hasil laboratorium kapada dokter.

27. Diagram Alir


28. Unit terkait - Poli rawat jalan
- Ruang rawat inap
- Poli MTBS
- Poli Lansia
- KIA
- Loket pendaftaran
29. Dokumen terkait - Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium
- Formulir permohonan pemeriksaan laboratorium
- Buku register laboratorium
PELAPORAN PENETAPAN NILAI AMBANG KRITIS UNTUK
TIAP TES
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Pelaporan penetapan nilai kritis untuk tiap tes meliputi serangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam menilai hasil pemeriksaan laboratorium dengan berpedoman pada nilai
normal pemeriksaan laboratorium dan nilai ambang kritis yang ada.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelaporan penetapan nilai ambang
kritis untuk tiap tes.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium.
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat dan Bahan
- Semua peralatan laboratorium
- Spesimen : Darah, Urine, Sputum, Faeces, Secret
 Prosedur
20. Spesimen (darah, urine, sputum, faeces, secret) dilakukan pemeriksaan sesuai
SOP masing-masing test,
21. Hasil yang didapat dibandingkan dengan harga normal tiap masing-masing test
yang ada,
22. Apabila hasil yang didapat berada pada nilai ambang kritis dilaporkan kepada
dokter untuk dilakukan pemerisaan lebih lanjut,
23. Hasil pemeriksaan dicatat daam blank hasil
30. Diagram Alir
31. Unit terkait - Poli rawat jalan
- Ruang rawat inap
- Poli MTBS
- Poli Lansia
- KIA
- Loket pendaftaran
32. Dokumen terkait - Buku register laboratorium
- Blanko hasil laboratorium
- Blanko permohonan pemeriksaan
PENGENDALIAN MUTU
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Pemantapan mutu berguna untuk memantau atau mengontrol kwalitas mutu
laboratorium sesuai standar sehingga menunjang hasil pemeriksaan laboratorium yang
lebih akurat.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengendalian mutu
laboratorium.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang pengendalian mutu laboratorium.
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat dan Bahan
- Serum control
 Prosedur
24. Petugas menyiapkan control serum
25. Petugas melakukan setiap pemeriksaan laboratorium menggunakan serum
control untuk perbandingan,
26. Petugas melakukan kross cek Pengendalian mutu laboratorium dikross cek ke
labortorium rujukan,
27. Petugas melakukan duplo atau 2 kali pemeriksaan apabila hasilnya meragukan,
28. Petugas melakukan kalibrasi alat pada tehnisi yang telah ditentukan.

33. Diagram Alir


34. Unit terkait - Laborarorium rujukan
35. Dokumen terkait - Buku register laboratorium
- Blanco rujukan laboratorium
KALIBRASI
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Kalibrasi adalah kegiatan yang diselenggarakan secara berkala oleh petugas
laboratorium yang mempunyai kompetensi dan pernah dilatih atau tehnisi penjual alat
untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu sesuai instuksi
dipantau guna pemeliharaan alat.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan kalibrasi
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang jenis-jenis pemeriksaan laboratorium.
4. Referensi Modul pelatihan teknis tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat
- Mikroskop
- Mikropipet
- HB Sahli
- Centrifuge
 Prosedur
12. Petugas mengidentifikasi jenis peralatan laboratorium yang akan di kalibrasi.
13. Petugas mengidentifikasi nama alat, merk, type, nomor seri.
14. Petugas mengidentifikasi fungsi alat
15. Petugas mengidentifikasi akurasi yang diperlukan alat
16. Petugas mengidentifikasi petugas internal kalibrasi yang akan ditunjuk
17. Petugas berkoordinasi dengan penanggung jawab peralatan puskesmas tentang
alat yang akan dikalibrasi.
18. Petugas kalibrasi yang telah ditunjuk puskesmas mengambil dan membawa
peralatan yang akan dikalibrasi.
19. Petugas kalibrasi mengembalikan peralatan yang telah selesai dikalibrasi.
20. Petugas kalibrasi melaporkan hasil kegitan kalibrasi alat.
36. Diagram Alir
37. Unit terkait Bendahara material
38. Dokumen terkait Kartu inventaris ruangan.
KALIBRASI
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Kalibrasi adalah kegiatan yang diselenggarakan secara berkala oleh petugas
laboratorium yang mempunyai kompetensi dan pernah dilatih atau tehnisi penjual alat
untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu sesuai instuksi
dipantau guna pemeliharaan alat.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan kalibrasi
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang jenis-jenis pemeriksaan laboratorium.
4. Referensi Modul pelatihan teknis tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat
- Mikroskop
- Mikropipet
- HB Sahli
- Centrifuge
 Prosedur
21. Petugas mengidentifikasi jenis peralatan laboratorium yang akan di kalibrasi.
22. Petugas mengidentifikasi nama alat, merk, type, nomor seri.
23. Petugas mengidentifikasi fungsi alat
24. Petugas mengidentifikasi akurasi yang diperlukan alat
25. Petugas mengidentifikasi petugas internal kalibrasi yang akan ditunjuk
26. Petugas berkoordinasi dengan penanggung jawab peralatan puskesmas tentang
alat yang akan dikalibrasi.
27. Petugas kalibrasi yang telah ditunjuk puskesmas mengambil dan membawa
peralatan yang akan dikalibrasi.
28. Petugas kalibrasi mengembalikan peralatan yang telah selesai dikalibrasi.
29. Petugas kalibrasi melaporkan hasil kegitan kalibrasi alat.
39. Diagram Alir
40. Unit terkait Bendahara material
41. Dokumen terkait Kartu inventaris ruangan.
HASIL EVALUASI RENTAN NILAI
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Suatu kegiatan dalam rangka mendapatkan hasil akurat melalui peningkatan mutu
pemeriksaan laboratorium.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk hasil evaluasi rentan waktu.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium.
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat dan Bahan
- Semua peralatan laboratorium
- Serum kontrol
 Prosedur
29. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan laboratorium dengan konterol
serum.
30. Petugas laboratorium melakukan evaluasi internal setip hari sebelum
pelaksanaan melakukan pemeriksaan sampel pasien,
31. Petugas laboratorium melakukan evaluasi, jika hasil evaluasi dalam batas rentan
nilai yang telah maka rentan nilai dipertahankan.
32. Petugas laboratorium apabila menemukan hasil diluar rentan nilai maka rentan
nilai yang telah ada dilakukan evaluasi dan ditindaklanjuti.
33. Petugas laboratorium melakukan revisi secara berkala rentan nilai.
34. Petugas laboratorium melaporkan hasil revisi rentan nilai kepada pimpinan
puskesmas,
35. Pimpinan puskesmas menetapkan rentan nilai yang baru.
42. Diagram Alir
43. Unit terkait - Poli rawat jalan
- Ruang rawat inap
- Poli MTBS
- Poli Lansia
- Loket pendaftaran
44. Dokumen terkait - Buku kegiatan Laboratorium
- Blanko hasil laboratorium
PERBAIKAN ALAT
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Perbaikan alat merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki alat
yang mengalami kerusakan atau gangguan dimana alat tersebut masih bias dioperasikan.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan perbaikan alat.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang jenis-jenis pemeriksaan yang tersedia.
4. Referensi Buku petunjuk pengoperasian alat
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat
- Obeng
- Isolasi
- Lem
 Prosedur
30. Peralatan yang mengalami kerusakan diperiksa sejauh mana tingkat
kerusakannya.
31. Apabila masih bisa dilakukan perbaikan.
32. Apabila tidak alat tersebut dilaporkan kebendahara material untuk dilakukan
perbaikan lebih lanjut (tehnisi di Dinas Kesehatan)
45. Diagram Alir
46. Unit terkait Bendahara material
47. Dokumen terkait Kartu inventaris ruangan
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Pemantapan mutu internal (PMI) yaitu upaya pengendalian mutu yang dilakukan oleh
internal laboratorium secara terus menerus pada setiap tahap pemeriksaan (pra analisis,
analisis dan pasca analisis).
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pemantapan mutu internal.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang pengendalian mutu internal.
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat
- Peralatan laboratorium
- Specimen
- reagensia
 Prosedur
33. Petugas mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk mengambil specimen.
34. Petugas mempersiapkan pasien untuk diambil sampelnya.
35. Petugas melakukan pengambilan specimen sesuai dengan prosedur.
36. Petugas melakukan pengolahan specimen sesuai pemeriksaan yang diminta.
37. Petugas melakukan kalibrasi peralatan laboratorium
38. Petugas melakukan uji kualitas reagen.
39. Petugas melakukan uji kualitas antigen antisera
40. Petugas melakukan uji ketelitian dan ketepatan
41. Petugas mencatat hasil.
48. Diagram Alir
49. Unit terkait - BLK
- Petugas laboratorium
50. Dokumen terkait Buku pengujian reagen.
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara priodek oleh
pihak lain di luar laboratorium (BLK) guna memantau dan melihat penampilan suatu
laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pemantapan mutu
eksternal (PME)
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang pementapan mutu Eksternal dan hasil.
4. Referensi Modul pelatihan teknis tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat
- Formulir panduan pemeriksaan
- Spesimen (darah, urine, faeces)
- Slide malaria dan BTA TB
 Prosedur
42. Petugas menerima spesimen, slide BTA atau malaria dari BLK
43. Petugas mencatat tanggal penerimaan specimen, slide BTA atau malaria
44. Petugas menulis tanggal pelaksanaan pemeriksaan.
45. Petugas mencatat kondisi specimen dan slide saat menerima
46. Petugas melakukan pemeriksaan specimen dan slide BTA atau malaria sesuai
ketentuan pemantapan mutu eksternal
47. Petugas menuliskan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil yang disediakan dan
ditandatangani oleh kepala puskesmas.
48. Petugas mengirim hasil pemeriksaan PME
51. Diagram Alir
52. Unit terkait Balai Laboratorium Kesehatan
53. Dokumen terkait Buku kegiatan laboratorium
PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium adalah kegiatan


memonitor petugas dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium berdasarkan
prosedur yang telah ditetapkan.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemantapan pelaksanaan pemeriksaan
laboratorium.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang pengendalian mutu laboratorium
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Prosedur
36. Tim pemantau melakukan pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan
laboratorium.
37. Tim pemantau membuat instrument penilaian pemantauan pelaksanaan perosedur
pemeriksaan laboratorium.
38. Tim pemantau merencanakan jadwal pemantauan pelaksanaan prosedur
pemeriksaan laboratorium.
39. Tim pementau melakukan pembagian tugas antar anggota dalam melakukan
pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium.
40. Tim pemantau melaksanakan kegiatan pemantauan pelaksanaan prosedur
pemeriksaan laboratorium sesuai dengan rencana pelaksanaan.
41. Tim pemantau mengisi istrumen pemantauan berdasarkan hasil pengamatan.
42. Tim pemantau menyimpulkan hasil pemantauan pelaksanaan prosedur
pemeriksaan laboratorium.
43. Tim pemantau mendokumentasikan hasil pemantauan.
44. Tim pemantau melaporkan hasil pemantauan kepada Kepala Puskesmas.
45. Kepala Puskesmas menerima laporan hasil pemantauan.
46. Kepala Puskesmas meminta untuk mensosialisasikan hasil pemantauan kepada
petugas yang bersangkutan.
47. Tim pemantau mensosialisasikan hasil pementauan pada minilokakarya yang
dilaksanakan setiap bulan.
54. Diagram Alir
55. Unit terkait - Tim pemantau
56. Dokumen terkait - Buku kegiatan Laboratorium
- Buku pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium
PELABELAN
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Pelabelan merupakan serangkaian yang dilakukan dalam pemderian etiket atau label
pada semua reagensia dan larutan yang digunakan pada pemeriksaan laboratorium
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pelabelan pada reagensia
dan larutan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia.
4. Referensi Modul pelatihan tehnis tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat
- Etiket
- Spidol
- Lem

 Prosedur
49. Petugas membuat kartu stock penggunaan reagen.
50. Petugas membuatkan label pada setiap reagen yang tidak ada labelnya atau
reagen yang dibuat sendiri.
51. Petugas menuliskan tanggal penerimaan reagen pada label.
52. Petugas menuliskan nama reagen pada label.
53. Petugas menuliskan tanggal pertama kali di buka pada label.
54. Petugas menuliskan Expired Data pada label
55. Petugas menuliskan konsentrasi reagen pada label.
56. Petugas menuliskan jumlah kandungan isi reagen pada label.
57. Petugas memastikan label terpasang benar dan tidak mudah lepas.
57. Diagram Alir
58. Unit terkait Gudang obat
59. Dokumen terkait - Buku amperahan alat dan reagen
- Buku stok
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI REAGENSIA
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Penyimpanan dan distribusi reagensia merupakan rangkaian kegiatan dalam


penyimpananan dan pemakaian reagen.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penyimpanan dan distribusi reagen.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang jenis reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia.
4. Referensi Standar pelayanan laboratorium puskesmas
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat dan Bahan
- Buku stok
- Buku amprahan
- Rak/Lemari
- Lemari es/Kulkas
 Prosedur
5. Melihat sisa stok seluruh reagen
6. Membuat amprahan pada reagen yang sisa stoknya 25 % dari sisa reagen ke
gudang obat puskesmas,
7. Memasukkan reagen yang diamprah kebuku stok dan disimpan sesuai dengan
suhu penyimpanan masing-masing reagen,
8. Reagen yang awal diterima dipakai terlebih dahulu.
60. Diagram Alir
61. Unit terkait Gudang obat
62. Dokumen terkait - Buku Stok
- Buku amprahan
PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN DAN PELAPORAN
INSIDEN
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1.Pengertian Merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencegah kemungkinan


terjadinya kecalakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan
kerja di tempat bekerja
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelaporan program keselamatan dan
pelaporan insiden.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD) Kondisi Potensial Cidera (KPC)
Kejadian Nyaris Cidera(KNC).
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah  Alat dan Bahan
- ATK
 Prosedur
48. Mencatat setiap kejadian yang menyebabkan kecelakaan kerja
49. Melaporkan kepada koordinator UKP selanjutnya kepada pimpinan
50. Pelaporan program keselamatan dan pelaporan insiden harus dilakukan secara
cermat agar dapat dijadikan informasi kegiatan pelayanan laboratorium
puskesmas.
63. Diagram Alir
64. Unit terkait - Ruang laboratorium
65. Dokumen terkait - Buku kegiatan Laboratorium
- Buku identifikasi resiko
APOTIK

SPO PENILAIAN
PENGENDALIAN,
PENYEDIAAN DAN
PENGGUNAAN OBAT

No. Dokumen : UPTD Puskesmas Jereweh


No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Prosedur ini mengatur penyediaan dan penggunaan obat


2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan penyediaan dan penggunaan
obat untuk playanan
3. Kebijakan Penyediaan dan penggunaan obat untuk kebutuhan playanan
dilakukan secara efektif dan efisien
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. Penyediaan
Prosedur a. Penyediaan obat dilakukan oleh petugas farmasi
b. Obat disediakan diruang obat serta unit-unit playanan sesuai
kebutuhan
c. Tertip administrasi dalam penyediaan obat
2. Penggunaan
a. Penggunaan obat dilakukan sesuai pengeluaran obat atas
resep serta kebutuhan di unit pelayanan
b. Tertib administrasi dalam penggunaan obat

7. Distribusi Petugas farmasi


8. Dokumen Terkait LPLPO
Resep
SPO PENYEDIAAN DAN
PENGGUNAAN OBAT

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal UPTD Puskesmas Jereweh
:
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Prosedur ini mengatur penyediaan dan penggunaan obat


2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan penyediaan dan penggunaan
obat untuk playanan
3. Kebijakan Penyediaan dan penggunaan obat untuk kebutuhan playanan
dilakukan secara efektif dan efisien
4. Referensi
5. Alat danbahan
6. Langkah-langkah 1. Penyediaan
Prosedur d. Penyediaan obat dilakukan oleh petugas farmasi
e. Obat disediakan diruang obat serta unit-unit playanan sesuai
kebutuhan
f. Tertip administrasi dalam penyediaan obat
2. Penggunaan
c. Penggunaan obat dilakukan sesuai pengeluaran obat atas
resep serta kebutuhan di unit pelayanan
d. Tertib administrasi dalam penggunaan obat

7. Distribusi Petugas farmasi


8. Dokumen Terkait LPLPO
Resep
SPO TENTANG PENYEDIAAN
OBAT YANG MENJAMIN
KETERSEDIAAN OBAT

No. Dokumen :
No. Revisi : UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Prosedur ini mengatur penyediaan dan penggunaan obat


2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan penyediaan dan penggunaan
obat untuk playanan
3. Kebijakan Penyediaan dan penggunaan obat untuk kebutuhan playanan
dilakukan secara efektif dan efisien
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. Penyediaan
Prosedur a. Penyediaan obat dilakukan oleh petugas farmasi
b. Obat disediakan diruang obat serta unit-unit playanan sesuai
kebutuhan
c. Tertip administrasi dalam penyediaan obat
2. Penggunaan
a. Penggunaan obat dilakukan sesuai pengeluaran obat atas
resep serta kebutuhan di unit pelayanan
b. Tertib administrasi dalam penggunaan obat

7. Distribusi Petugas farmasi


8. Dokumen Terkait LPLPO
Resep
SOP EVALUASI
KETERSEDIAAN OBAT
TERHADAP FORMULARIUM

No. Dokumen :
No. Revisi : UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium adalah Suatu


proses yang sistematis untuk menentukan sampai sejauh mana
ketersediaan terhadap formularium yang telah terjadi.
2. Tujuan Untuk mengetahui kesesuaian ketersediaan obat dengan kebutuhan obat.
3. Kebijakan Setiap kegiatan pengelola obat dalam melakukan evaluasi
ketersediaan Obat.
4. Referensi Pedoman pelayanan kefarmasian dipuskesmas
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. Petugas Farmasi melakukan pengambilan data stock opname 6
Prosedur bulan sekali.
2. Petugas farmasi mengumpulkan data jenis obat yang tersedia
dari stock opname selama 1 tahun terakhir.
3. Petugas farmasi mencatat jumlah jenis obat yang tersedia di
puskesmas.
4. Petugas farmasi menghitung jumlah jenis obat yang tersedia
dipuskesmas (A).
5. Petugas farmasi mengumpulkan data jenis obat dipuskesmas
yang tercantum di Formularium (DOEN 2015)
6. Petugas farmasi mencatat total jenis obat di puskesmas yang
tercantum di formularium (DOEN 2015)
7. Petugas farmasi menghitung jumlah jenis obat di puskesmas
yang tercantum di Formularium (DOEN 2015), (B)
8. Petugas farmasi menghitung tingkat ketersediaan obat dengan
membandingkan jumlah obat yang tersedia di puskesmas
dengan jumlah jenis obat yang tercantum di Formularium
(DOEN 2015) x 100%
9. Petugas farmasi menyampaikan hasil evaluasi ketersediaan obat
terhadap formularium kepada kepala puskesmas.
10. Kepala puskesmas menindaklanjuti hasil evaluasi ketersediaan
obat terhadap formularium dengan melaporkan kepada team
perencana kebutuhan obat terpadu kabupaten melalui kepala
instansi farmasi kabupaten.

7. Distribusi
8. Dokumen Terkait LPLPO
SOP EVALUASI KESESUAIAN
PERESEPAN DENGAN
FORMULARIUM

No. Dokumen :
No. Revisi : UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Evaluasi kesesuaian peresepan dengan formularium adalah suatu


proses yang sistematis untuk mentukan sampai sejauh mana
kesesuaian peresepan dengan formularium telah tercapai
2. Tujuan Prosedur ini bertujuan untuk menerangkan system evaluasi kesesuaian
peresepan dengan formularium hasil evaluasi dan tindak lanjut.
3. Kebijakan Setiap kegiatan pengelola obat dalam melakukan evaluasi kesesuaian
peresepan dengan formularium di puskesmas harus mengikuti
langkah-langkah SOP
4. Referensi Pedoman pelayanan kefarmasian dipuskesmas
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. Petugas Farmasi menginformasikan kepada petugas medis
Prosedur tentang isi formularium
2. Petugas farmasi mengambil sampling 5 resep setiap hari
3. Petugas farmasi mengumpulkan data resep selama 3 bulan
terakhir.
4. Petugas farmasi merekap data resep setiap 3 bulan terakhir
5. Petugas farmasi mengumpulkan data tentang jenis obat yang
tertulis diresep tetapi tidak tersedia diformulariumpuskesmas.
6. Petugas farmasi mencatat total jenis obat yang tidak msuk
dalam formularium puskesmas
7. Petugas farmasi menghitung jumlah jenis obat yang tidak
masuk dalam formularium puskesmas (A)
8. Petugas farmasi mengumpulkan data jenis obat dipuskesmas
yang tercantum diformularium (DOEN 2011)
9. Petugas farmasi mencatat total jenis obat dipuskesmas yang
tercantum di formularium (DOEN 2011)
10. Petugas farmasi menghitung jumlah jenis obat di puskesmas
yang tercantum di formularium (DOEN 2011)
11. Petugas farmasi menghitung persentase antara obat yang tidak
sesuai formularium dengan jumlah jenis obat di puskesmas
yang tercantum di formularium (DOEN 2011), dengan Rumus :
Ax 100 % - C %
B

12. Petugas farmasi melaporkan hasil evaluasi kesesuaian


peresepan dengan formularium kepada kepala puskesmas
13. Kepala puskesmas menindaklanjuti dari hasil evaluasi
kesesuaian peresepan dengan formularium dengan
melaksanakan pertemuan dalam rangka pembinaan petugas
penulis resep

14. Distribusi 1. Tim mutu puskesmas


2. koordinator pelayanan klinis
3. koordinator administrasi administrasi dan manajemen
4. koordinator upaya puskesmas
5. kepala puskesmas
15. Dokumen Terkait Pedoman pelayanan kefarmasian di puskesmas
SOP PERESEPAN PEMESANAN
DAN PENGELOLAAN OBAT

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal UPTD Puskesmas Jereweh
:
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Peresepan pemesanan dan pengelolaan obat adalah Mengatur


pelaksanaan peresepan dan pengelolaan obat
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan peresepan, pemesanan, dan
pengelolaan obat
3. Kebijakan Peresepan pemesanan dan pengelolaan obat dilakukan secara efektif
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. Peresepan obat
Prosedur a. Obat diresepkan sesuai terapi atas diagnosis pasien
b. Pemberian resep dilakukan oleh petugas farmasi atau
petugas lain yang diberi kewenangan

2. Pemesanan obat
a. Pemesanan obat untuk kebutuhan puskesmas dilakukan
oleh petugas farmasi atau gudang obat puskesmas
b. Pemesanan obat untuk kebutuhan pelayanan dilakukan oleh
petugas unit pelayanan terkait kepada petugas farmasi
gudang obat puskesmas
3. Pengelolaan obat digudang obat dilakukan oleh petugas farmasi
meliputi kegiatan perencanaan , permintaan, penerimaan,
penyimpanan, distribusi, administrasi, dan pelaporan.
4. Distribusi Petugas farmasi
5. Dokumen Terkait LPLPO
Kartu stok
Resep
SOP MENJAGA TIDAK
TERJADINYA PEMBERIAN
OBAT KADALUARSA

No. Dokumen :
No. Revisi : UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Prosedur ini mengatur pelaksanaan peresepan agar menjaga tidak


terjadinya pemberian obat kadaluarsa
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan peresepan atau penyerahan obat
kadaluarsa kepada pasien
3. Kebijakan Peresepan pemesanan dan pengelolaan obat dilakukan secara efektif
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1 Pemeriksaan obat kadaluarsa dilakukan setiap bulan pada saat
Prosedur Stok Opname
2 Pemerikasaan dilakukan oleh tenaga farmasi
3 Bila ditemukan obat kadaluarsa, maka dilakukan pemisahan dari
obat yang memiliki batas kadaluarsa yang masi lama
4 Dilakukan pencatatan nama obat, jumlah, tanggal kadaluarsa, no
Batch dan distributor dari obat yang kadaluarsa tersebut.
5 Membuat berita acara pengembalian obat kadaluarsa kepada
Instalasi Farmasi Kabupaten.

7. Distribusi Petugas farmasi


8. Dokumen Terkait Laporan Obat kadaluarsa
SOP PELAKSANAAN FIFO dan
YEFO

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal UPTD Puskesmas Jereweh
:
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian 1. FIFO (First In, First Out) adalah metode penyusunan dan penyerahan
obat berdasarkan waktu datang dimana obat yang datang lebih awal
ke gudang harus di distribusikan terlebih dahulu ke sub unit
puskesmas dibandingkan dengan obat yang datangnya lebih lama /
belakangan
2. FEFO (First Expired, First Out) adalah metode penyusunan dan
penyerahan obat berdasarkan waktu kadaluarsa dimana obat dengan
waktu kadaluarsa yang sudah dekat di distribusikan terlebih dahulu ke
sub unit puskesmas dibandingkan dengan obat yang waktu
kadaluarsanya masih lama
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan peresepan atau pendistribusian obat
yang memenuhi standar yang baik kepada pasien dan sub unit puskesmas
3. Kebijakan Peresepan pemesanan dan pengelolaan obat dilakukan secara efektif
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. Pelaksanaan FIFO dan FEFO dimulai saat penerimaan obat oleh
Prosedur gudang obat puskesmas dari Gudang Farmasi Kabupaten
2. Pelaksanaan dilakukan oleh tenaga farmasi puskesmas
3. Penyusunan dan penyerahan dengan metode FIFO dan FEFO
a. Obat yang datang terlebih dahulu dan waktu kadaluarsa yang
dekat di tempatkan di depan obat yang waktu kadaluarsa
yang lebih lama untuk memudahkan pengambilan oleh
petugas gudang obat
b. Obat yang datang terlebih dahulu dan waktu kadaluarsa yang
dekat didistribusikan terlebih dahulu ke sub unit puskesmsa
untuk menjaga kualitas obat yangakan di serahkan ke pasien
7. Distribusi Petugas farmasi
8. Dokumen Terkait Kartu Stok Gudang Obat
SPO PENGGUNAAN OBAT
YANG DIBAWAH SENDIRI
OLEH PASIEN/ KELUARGA
No. Dokumen :
No. Revisi :
UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien adalah


pengelolaan/ pemakaian obat-obat yang dibawa pasien atau
keluarganya yang pengadaannya tidak melalui intalasi farmasi
puskesmas.
2. Tujuan Untuk menjamin keamanan penggunaan obat di lingkungan puskesmas
dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi biaya pengobatan
pasien di puskesmas.
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah
Prosedur
7. Distribusi
8. Dokumen Terkait
SPO PEMBERIAN INFORMASI
PENGGUNAAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
UPTD Puskesmas Jereweh
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Prosedur ini mengatur pelaksanaan pemberian informasi dan edukasi


kepada pasien dan keluarga pasien
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam pemberian informasi obat kepada pasien
dan keluarga pasien sehingga pasien paham kegunaan masing-
masing obat untuk menunjang penggunaan obat yang rasional
3. Kebijakan
4.Referensi Permenkes No 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. Pemberian informasi obat dilakukan oleh tenaga farmasi
Prosedur puskesmas
2. Pemberian informasi obat dilakukan berdasarkan resep yang
diterima dari dokter serta keluhan dan pertanyaan dari pasien /
keluarga pasien
3. Pemberian informasi obat dapat dilakukan secara tertulis
maupun lisan.
4. Membuat laporan pemberian informasi obat setiap bulan dan di
serahkan ke dinas kesehatan
7. Distribusi Petugas Farmasi
8. Dokumen Terkait Laporan bulanan pemberian informasi obat
SPO PENCATATAN,
PEMANTAUAN, PELAPORAN
EFEK SAMPING OBAT KTD
No. Dokumen :
No. Revisi :
UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Mencatat segala macam insiden terkait pasien yang termasuk ke


dalam kejadian tidak dihrapkan (KTD)
2. Tujuan 1. Agar terselenggarakan kegiatan pencatatan dan pelaporan insiden
KTD puskesmas
2. Sebagai salah salah satu upaya untuk menunjukkan peningkatan mutu
pelayanan melalui peningkatan keselamatan pasien di
Puskesmas.
3. Kebijakan 1. Bahwa setiap kejadian atau insiden yang melibatkan pasien dan
termasuk ke dalam kejadian tidak diharapkan (KTD) di laporkan
untuk kemudian dianalisis dan dibuat dan dibuat
rekomendasinya untuk peningkatan mutu pelayanan.
2. Bahwa setiap personil puskesmas yang melihat atau mengetahui
setiap ada insiden KTD wajib melaporkan kepada champion unit
yang ditunjukkan atau coordinator shift unit tersebut pada saat
kejadiaan, untuk melakukan pencatatan insiden di formulir yang
di tetapkan
3. Champion patient safety di tiap unit, atau coordinator shift
berkewajiban melakukan penvcatatan insiden KTDyang
diketahui sendiri, ataupun dilaporkan oleh personil lainnya.
4. Pencatatan insiden KTD di lakukan di furmulir yang telah
ditetapkan.
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. Personil, coordinator, atau champion unit mengetahui terjadinya
Prosedur KTD.
2. Personil melaporkan KTD yang terjadi ke personil yang
berwenang melakukan pencatatan, yaitu coordinator shift, atau
champion unit. Apabila unit tersebut tidak memiliki coordinator
shift, maka laporan langsung ditujukan kepada champion unit.
7. Distribusi
8. Dokumen Terkait
SPO PENYEDIAAN OBAT-
OBAT EMERGENSI DI UNIT
KERJA
No. Dokumen :
No. Revisi :
UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Merupakan kegiatan pemenuhan kebutuhan obat pelayanan gawat


darurat di ruang obat dan UGD
2. Tujuan Agar obat – obat emergensi bisa terpenuhi sesuai kebutuhan
3. Kebijakan Setiap kegiatan penyediaan obat emergensi di Puskesmas mengikuti
langkah – langkah dalam SPO.
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. Petugas farmasi membuat perencanaan obat – obatan untuk
dan Prosedur UGD
2. Petugas farmasi menyiapkan pengadaan obat untuk
pelayanan emergensi
3. Petugas farmasi mengajukan obat – obatan ke DKK apabila
belum ada di Puskesmas.
4. Petugas farmasi menyerahkan obat – obatan emergensi di
ruang IGD
5. Petugas kesehatan menerima obat – obat emergensi dari
petugas farmasi
6. Petugas farmasi Menyimpan obat dilemari obat khusus obat
IGD.
7. Petugas farmasi selalu memantau pemakaian obat – obatan
emergensi
8. Petugas farmasi mencatat obat – obatan di kartu stok
9. Petugas farmasi melengkapi obat – obatan yang telah
habis,ED atau rusak.
9. Distribusi
10. Dokumen Terkait
SPO PENYIMPANAN OBAT
EMERGENSI DI UNIT
PELAYANAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Kegiatan pengamanan terhadap obat emergensi yang


diterima agar aman(tidak hilang).terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya terjamin.
2. Tujuan Agar penyimpanan obat pelayanan gawat darurat terkendali
dengan baik
3. Kebijakan Setiap kegiatan penyimpanan obat emergensi di Puskesmas
mengikuti langkah – langkah dalam SPO
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. Petugas kesehatan menerima obat emergensi dari petugas
dan Prosedur farmasi
2. Petugas kesehatan menyusun obat emergensi di almari obat IGD
3. Petugas kesehatan menyusun obat emergensi berdasarkan
alfabetis
4. Petugas kesehatan menyusun obat emergensi berdasarkan jenis
obat
5. Petugas farmasi membuat daftar obat emergensi di IGD
6. Petugas farmasi mencatatan obat emergensi di kartu stok
7. Petugas farmasi memeriksa kartu stok obat pelayanan IGD
8. Petugas farmasi mengevaluasi kesesuaian stok obat dengan
kartu stok
9. Petugas farmasi melengkapi obat emergensi yang sudah
habis,rusak,atau kadaluarsa.

7. Distribusi
8. Dokumen Terkait
SOP PELAKSANAAN FIFO dan
YEFO

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal UPTD Puskesmas Jereweh
:
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian 3. FIFO (First In, First Out) adalah metode penyusunan dan penyerahan
obat berdasarkan waktu datang dimana obat yang datang lebih awal
ke gudang harus di distribusikan terlebih dahulu ke sub unit
puskesmas dibandingkan dengan obat yang datangnya lebih lama /
belakangan
4. FEFO (First Expired, First Out) adalah metode penyusunan dan
penyerahan obat berdasarkan waktu kadaluarsa dimana obat dengan
waktu kadaluarsa yang sudah dekat di distribusikan terlebih dahulu ke
sub unit puskesmas dibandingkan dengan obat yang waktu
kadaluarsanya masih lama
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan peresepan atau pendistribusian obat
yang memenuhi standar yang baik kepada pasien dan sub unit puskesmas
3. Kebijakan Peresepan pemesanan dan pengelolaan obat dilakukan secara efektif
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 4. Pelaksanaan FIFO dan FEFO dimulai saat penerimaan obat oleh
Prosedur gudang obat puskesmas dari Gudang Farmasi Kabupaten
5. Pelaksanaan dilakukan oleh tenaga farmasi puskesmas
6. Penyusunan dan penyerahan dengan metode FIFO dan FEFO
c. Obat yang datang terlebih dahulu dan waktu kadaluarsa yang
dekat di tempatkan di depan obat yang waktu kadaluarsa
yang lebih lama untuk memudahkan pengambilan oleh
petugas gudang obat
d. Obat yang datang terlebih dahulu dan waktu kadaluarsa yang
dekat didistribusikan terlebih dahulu ke sub unit puskesmsa
untuk menjaga kualitas obat yangakan di serahkan ke pasien
7. Distribusi Petugas farmasi
8. Dokumen Terkait Kartu Stok Gudang Obat
SPO PENGGUNAAN OBAT
YANG DIBAWAH SENDIRI
OLEH PASIEN/ KELUARGA
No. Dokumen :
No. Revisi :
UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

9. Pengertian Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien adalah


pengelolaan/ pemakaian obat-obat yang dibawa pasien atau
keluarganya yang pengadaannya tidak melalui intalasi farmasi
puskesmas.
10. Tujuan Untuk menjamin keamanan penggunaan obat di lingkungan puskesmas
dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi biaya pengobatan
pasien di puskesmas.
11. Kebijakan
12. Referensi
13. Alat dan bahan
14. Langkah-langkah
Prosedur
15. Distribusi
16. Dokumen Terkait
SPO PEMBERIAN INFORMASI
PENGGUNAAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
UPTD Puskesmas Jereweh
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Prosedur ini mengatur pelaksanaan pemberian informasi dan edukasi


kepada pasien dan keluarga pasien
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam pemberian informasi obat kepada pasien
dan keluarga pasien sehingga pasien paham kegunaan masing-
masing obat untuk menunjang penggunaan obat yang rasional
3. Kebijakan
4.Referensi Permenkes No 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 5. Pemberian informasi obat dilakukan oleh tenaga farmasi
Prosedur puskesmas
6. Pemberian informasi obat dilakukan berdasarkan resep yang
diterima dari dokter serta keluhan dan pertanyaan dari pasien /
keluarga pasien
7. Pemberian informasi obat dapat dilakukan secara tertulis
maupun lisan.
8. Membuat laporan pemberian informasi obat setiap bulan dan di
serahkan ke dinas kesehatan
7. Distribusi Petugas Farmasi
8. Dokumen Terkait Laporan bulanan pemberian informasi obat
SPO PENCATATAN,
PEMANTAUAN, PELAPORAN
EFEK SAMPING OBAT KTD
No. Dokumen :
No. Revisi :
UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

11. Pengertian Mencatat segala macam insiden terkait pasien yang termasuk ke
dalam kejadian tidak dihrapkan (KTD)
12. Tujuan 3. Agar terselenggarakan kegiatan pencatatan dan pelaporan insiden
KTD puskesmas
4. Sebagai salah salah satu upaya untuk menunjukkan peningkatan mutu
pelayanan melalui peningkatan keselamatan pasien di
Puskesmas.
13. Kebijakan 5. Bahwa setiap kejadian atau insiden yang melibatkan pasien dan
termasuk ke dalam kejadian tidak diharapkan (KTD) di laporkan
untuk kemudian dianalisis dan dibuat dan dibuat
rekomendasinya untuk peningkatan mutu pelayanan.
6. Bahwa setiap personil puskesmas yang melihat atau mengetahui
setiap ada insiden KTD wajib melaporkan kepada champion unit
yang ditunjukkan atau coordinator shift unit tersebut pada saat
kejadiaan, untuk melakukan pencatatan insiden di formulir yang
di tetapkan
7. Champion patient safety di tiap unit, atau coordinator shift
berkewajiban melakukan penvcatatan insiden KTDyang
diketahui sendiri, ataupun dilaporkan oleh personil lainnya.
8. Pencatatan insiden KTD di lakukan di furmulir yang telah
ditetapkan.
14. Referensi
15. Alat dan bahan
16. Langkah-langkah 3. Personil, coordinator, atau champion unit mengetahui terjadinya
Prosedur KTD.
4. Personil melaporkan KTD yang terjadi ke personil yang
berwenang melakukan pencatatan, yaitu coordinator shift, atau
champion unit. Apabila unit tersebut tidak memiliki coordinator
shift, maka laporan langsung ditujukan kepada champion unit.
17. Distribusi
18. Dokumen Terkait
SPO PENYEDIAAN OBAT-
OBAT EMERGENSI DI UNIT
KERJA
No. Dokumen :
No. Revisi :
UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Merupakan kegiatan pemenuhan kebutuhan obat pelayanan gawat


darurat di ruang obat dan UGD
2. Tujuan Agar obat – obat emergensi bisa terpenuhi sesuai kebutuhan
3. Kebijakan Setiap kegiatan penyediaan obat emergensi di Puskesmas mengikuti
langkah – langkah dalam SPO.
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 10. Petugas farmasi membuat perencanaan obat – obatan untuk
dan Prosedur UGD
11. Petugas farmasi menyiapkan pengadaan obat untuk
pelayanan emergensi
12. Petugas farmasi mengajukan obat – obatan ke DKK apabila
belum ada di Puskesmas.
13. Petugas farmasi menyerahkan obat – obatan emergensi di
ruang IGD
14. Petugas kesehatan menerima obat – obat emergensi dari
petugas farmasi
15. Petugas farmasi Menyimpan obat dilemari obat khusus obat
IGD.
16. Petugas farmasi selalu memantau pemakaian obat – obatan
emergensi
17. Petugas farmasi mencatat obat – obatan di kartu stok
18. Petugas farmasi melengkapi obat – obatan yang telah
habis,ED atau rusak.
19. Distribusi
20. Dokumen Terkait
SPO PENYIMPANAN OBAT
EMERGENSI DI UNIT
PELAYANAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Kegiatan pengamanan terhadap obat emergensi yang


diterima agar aman(tidak hilang).terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya terjamin.
2. Tujuan Agar penyimpanan obat pelayanan gawat darurat terkendali
dengan baik
3. Kebijakan Setiap kegiatan penyimpanan obat emergensi di Puskesmas
mengikuti langkah – langkah dalam SPO
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. Petugas kesehatan menerima obat emergensi dari petugas
dan Prosedur farmasi
2. Petugas kesehatan menyusun obat emergensi di almari obat IGD
3. Petugas kesehatan menyusun obat emergensi berdasarkan
alfabetis
4. Petugas kesehatan menyusun obat emergensi berdasarkan jenis
obat
5. Petugas farmasi membuat daftar obat emergensi di IGD
6. Petugas farmasi mencatatan obat emergensi di kartu stok
7. Petugas farmasi memeriksa kartu stok obat pelayanan IGD
8. Petugas farmasi mengevaluasi kesesuaian stok obat dengan
kartu stok
9. Petugas farmasi melengkapi obat emergensi yang sudah
habis,rusak,atau kadaluarsa.

7. Distribusi
8. Dokumen Terkait
SPO MONITORING
PENYEDIAAN OBAT
EMERGENSI DI UNIT KERJA
No. Dokumen :
No. Revisi :
UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Merupakan kegiatan memonitoring atau memeriksa


persediaan obat pelayanan gawat darurat di ruang obat dan
UGD
2. Tujuan Agar persediaan obat pelayanan gawat darurat kendali dengan baik
3. Kebijakan Semua kegiatan memonitoring obat emergency di puskesmas harus
mengikuti langkah-langkah SPO
4. Referensi Kesepakatan Bersama
5. Alat dan bahan ;
6. Langkah-langkah 1. petugas farmasi menyiapkan obat yang dibutuhkan pelayanan
dan Prosedur UGD
2. petugas farmasi memeriksa persediaan obat pelayanan gawat
darurat di UGD
3. petugas farmasi memeriksa kartu stok obat pelayanan gawat
darurat
4. petugas farmasi mengevaluasi kesesuaian stok obat dengan
kartu stok
5. bila tidak sesuai petugas farmasi menanyakan kepada petugas
UGD
6. bila sesuai petugas farmasi melakukan penambahan kembali bila
ada yang kurang
7. petugas UGD mengadakan permintaan obat ke ruang obat
8. petugas farmasi menyerahkan obat yang diminta ke petugas
UGD
9. petugas UGD menyimpan obat tersebut ke dalam almari UGD
10. petugas UGD mencatat obat tersebut ke dalam kartu stok
masing-masing obat pelayanan gawat darurat
7. Distribusi UGD
8. Dokumen Terkait 1. kartu stok obat
2. buku bukti barang keluar
9. Diagram Alir

Petugas farmasi menyiapkan


Petugas farmasi
obat yang dibutuhkan Petugas farmasi Petugas farmasi memeriksa
memeriksa kartu, stok
pelayanan UGD memeriksa kartu stok obat pelayanan
obat pelayanan gawat
persediaan obat gawat darurat
darurat

tidak

bila sesuai
SPO PEMBERIAN INFORMASI
TENTANG EFEK SAMPING
OBAT ATAU EFEK YANG
TIDAK DIHARAPKAN
No. Dokumen :
UPTD Puskesmas Jereweh
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Kegiatan menyerahkan dan memberikan informasi tentang efek


samping suatu obat agar tidak terjadi efek samping obat yang tidak
diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis yang
dianjurkan
2. Tujuan Untuk memberikan informasi tentang efek samping obat kepada
pasien agar tidak terjadi efek obat yang tidak diinginkan
3. Kebijakan Setiap kegiatan pengelola obat dalam memberikan informasi tentang
ESO di Puskesmas mengikuti langkah – langkah dalam SPO.
4. Referensi Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
di Puskesmas, Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Depkes RI Jakarta, cetakan kedua 2004.
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. petugas farmasi memanggil nama pasien
dan Prosedur 2. petugas farmasi memastikan alamat pasien yang lengkap
3. petugas farmasi memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
4. petugas farmasi memastikan bahwa yang menerima obat adalah
pasien atau keluarga pasien
5. petugas farmasi meminta nomor telepon pasien yang bisa
dihubungi
6. petugas farmasi menyerahkan obat sesuai resep
7. petugas farmasi memberikan informasi efek samping obat yang
banyak tidak diketahui pasien ( tercantum dalam lampiran )
8. Petugas farmasi menginformasikan apabila ada alergi obat segera
kembali kembali ke pelayanan kesehatan atau ke dokter.
9. Petugas farmasi menyampaikan makanan dan minuman yang
harus dihindari.
10. Petugas farmasi memastikan pasien memahami informasi efek
samping obat yang disampaikan petugas farmasi.

7. Distribusi
8. Dokumen Terkait Resep
9. Diagram Alir

petugas farmasi memastikan alamat pasien yang lengkap

petugas farmasi memeriksa ulang identitas dan alamat pasien


petugas farmasi memastikan bahwa yang menerima obat
adalah pasien atau keluarga pasien

petugas farmasi meminta nomor telepon pasien yang bisa


dihubungi
petugas farmasi menyerahkan obat sesuai resep

petugas farmasi memberikan informasi efek samping obat


yang banyak tidak diketahui pasien ( tercantum dalam
lampiran )

Petugas farmasi menginformasikan apabila ada alergi obat segera


kembali kembali ke pelayanan kesehatan atau ke dokter.

Petugas farmasi menyampaikan makanan dan minuman


yang harus dihindari.
SPO IDENTIFIKASI DAN
PELAPORAN KESALAHAN
PEMBERIAN OBAT DAN KNC
No. Dokumen :
No. Revisi :
UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Identifikasi dan Pelaporan kesalahan pemberian obat dan KNC


adalah proses utk mengidentifikasi dan pelaporan obat suatu
tindakan yang diambil oleh Petugas Farmasi apabila petugas dalam
memberikan obat kepada pasien tidak sesuai dengan resep

2. Tujuan Untuk memperlancar penanganan apabila terjadi kesalahan


pemberian obat dan KNC ( Kejadian Nyaris Cidera ) kepada pasien
baik rawat inap maupun rawat jalan
3. Kebijakan Apabila terjadi kesalahan penyerahan obat dan KNC ( Kejadian Nyaris
Cidera ) kepada pasien rawat jalan maupun rawat inap untuk segera
dicari jalan penyelesaiannya sesuai langkah – langkah dalam SPO

4. Referensi Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan


di Puskesmas, Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Depkes RI Jakarta, cetakan kedua 2004.
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. Petugas Farmasi menemukan kesalahan dalam pemberian obat
dan Prosedur
dan KNC
2. Petugas Farmasi segera melakukan penelusuran identitas dan
penyakit dalam RM mencari alamat pasien melalui bagian
pendaftaran
3. Petugas Farmasi menyampaikan hal tersebut kepada
dokter/dokter gigi penulisan resep
4. Petugas Farmasi menanyakan kepada dokter/dokter gigi
penulisan resep, tindakan yang harus dilakukan apabila obat
sudah diminum pasien sebelum obat pengganti yang sesuai resep
diberikan
5. Petugas Farmasi menyiapkan pengganti obat yang sesuai dengan
resep
6. Petugas Farmasi mendatangi rumah pasien yang salah menerima
obat dengan membawa penggantinya
7. Petugas Farmasi meminta maaf dan menjelaskan kepada
keluarga pasien / pasien tentang kesalahan obat
8. Petugas Farmasi menyerahkan obat pengganti ( yang sesuai resep
) dengan kata-kata asertif kepada pasien/keluarganya
9. Petugas Farmasi mencatat Kejadian tersebut ditulis pada buku
yang tersedia
10. Petugas Farmasi membuat laporan kesalahan obat dan KNC
( Kejadian Nyaris Cidera )

7. Distribusi
8. Dokumen Terkait Resep

9. Diagram Alir
TENTANG AKSES RM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
UPTD Puskesmas Jereweh
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Rekam Medis adalah catatan kondisi kesehatan pasien, pengobatan,


rencana tindakan dan terapi pasien yang harus terjamin
kerahasiaanya.
2. Tujuan Mulai pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan
medic,dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medic yang
meliputi penyelenggaraan serta pengeluaran berkas dari tempat
penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari
pasien atau untuk keperluan lainnya.

3. Kebijakan Semua Rekam Medik tidak bisa di akses oleh sembarang orang atau
pihak tertentu.
4. Referensi PERMENKES NO 269 TAHUN 2008
5. Prosedur/Langkah 1. Pihak Internal
a. Peminjaman menghubungi petugas rekam medis untuk
meminjam status rekam medis
b. Petugas menulis pada buku peminjaman status rekam
medis
c. Petugas meletakan tracer pada tempat map RM yang
diambil
d. Waktu peminjaman 1 x 24 jam.
e. Berkas rekam medik tidak boleh dibawa keluar dari
puskesmas.
2. Pihak Eksternal
a. Pihak eksternal yang boleh mengakses rekam medis
dalam hal :
 Untuk kepentingan kesehatan pasien.
 Memenuhi permintaan aparatur penegak hokum
dalam rangka penegakan hokum atas perintah
peradilan.
 Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri.
 Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan
perundang-undangan.
 Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit
medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.
b. Petugas rekam medis menulis pada buku peminjaman
rekam medis
c. Peminjaman hanya pada lingkungan puskesmas tidak
boleh dibawa ke luar puskesmas
d. Peminjaman selama jam kerja
e. Berkas rekam medis tidak boleh dibawa kluar
puskesmas .
6. Distribusi Petugas pendaftaran.
Dokter.
Paramedic.
Tehaga kesehatan lainnya.
7. Dokumen Terkait

PENYIMPANAN RM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
UPTD Puskesmas Jereweh
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Penyimpanan (filling) di Unit Rekam Medis. Penyimpanan


dilakukan dengan system terminal digit filling.
2. Tujuan Meningkatkan kinerja tenaga petugas filling guna menunjang mutu
atau penyimpanan Dok.RM yang lebih baik
3. Kebijakan Sk Kepala Puskesmas No
TentangPenyimpanan Rekam Medis di uptd puskesmas Jereweh
4. Referensi
5. Alat dan Bahan 1. Map Plastik Transfaran
2. Rak Buku
3. Folder
6. Prosedur/Langkah 1. Menerima Dok. RM dari fungsi koding dan indeksing
2. Menyimpan Dok. RM yang telah lengkap denga system
terminal digit filling
3. Menerima tracer dari unit pengguna atau peminjam
4. Mencarikan Dok.RM berdasarkan nomor RM yang sudah
terkelompok dalam kelompok 2 angka akhir
5. Menyisipkan tracer di depan Dok.RM yang akan diambil
selanjutnya Dok.RM dapat diambil
6. Menyerahkan Dok. RM dengan menggunakan buku ekspedisi
7. Setiap bulan melakukan retensi dan penyortiran Dok.RM
menjadi aktif dan non aktif
8. Menyimpanan kembali Dok.RM yang aktif dan menyimpan
dokumen yang non aktif ditempat yang berbeda
9. Bila dijumpai dokumen yang diperlukan tidak di temukan di
rak penyimpanan. Melacaknya dengan menggunakan kartu
kendali yang berada di asembling
7. Unit terkait Bagian koding & indeksing, UGD,URJ, URI
8. Dokumen Terkait 1. Tracer
2. Buku catatan penggunaan dokumen RM
3. Buku catatan dokumen RM non aktif
4. Buku catatan dokumen RM yang dilestarikan
SOP PENILAIAN DAN
KETEPATAN ISI REKAM
MEDIS

No. Dokumen :
No. Revisi : UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Rekam Medis adalah catatan kondisi kesehatan pasien, pengobatan,


rencana tindakan dan terapi pasien yang harus terjamin
kerahasiaanya.

2. Tujuan 1. Rekam medis harus dinilai dan diisi dengan lengkap dan jelas
2. Menilai dan melengkapi isi rekam medis, membuat bukti
plaksanaan, hasil dan tindak lanjud penilaian
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. tentang rekam medis
4. Referensi PERMENKES NO 269 TAHUN 2008 tentang rekam medis
5. Alat dan
bahan
6. Langkah- 1. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan memuat :
langkah a. Identitas pasien
Prosedur b. Tanggal dan waktu
c. Hasil anamnesis (keluhan dan riwayat penyakit)
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobtan dan atau tindakan
h. Pelayanan lain yang tlah diberikan kepada pasien
i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapui dengan odontogram
klinik
j. Persetujuan tindakan bila diperlukan
.
2. Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat memuat :
a. Identitas pasien
b. Kondisi saat pasien tiba disarana peleyanan kesehatan
c. Identitas pengantar pasien
d. Tanggal dan waktu
e. Hasil anamnesisi (keluhan dan riwayat penyakit)
f. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic
g. Diagnosis
h. Pengobatan dan atau tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan
unit gawat darurat dan rencana tindak lanjud
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan playanan kesehatan
k. Sarana trasportyasi yang digunakan bagi pasien yang akan
dipindahkan ke sarana playanan kesehatan yang lain
l. Playanan lain yang tlah diberikan kepada pasien
3. Kelengkapan isi rekam medis dilakukan penilaian :
a. Berkas rekam medis yang dinilai 10% dari jumlah kunjungan
tiap harinya
b. Dinilai setiap hari
c. Penilaian dilakukan dengan ceklis
d. Dilakukan rekapan hasil penilaian
e. Dilakukan tindak lanjud setelah penilaian
7. Distribusi a. Ruangan UGD
b. Ruangan administrasi dan pendaftran
c. Ruangan pemeriksaan umum
d. Ruangan kesehatan gigi dan mulut
e. Ruangan kesehatan ibu dan anak
f. Ruangan laboratorium
g. Ruangan farmasi

8. Dokumen Terkait Rekam medis


SPO KERAHASIAAN REKAM
MEDIK

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal UPTD Puskesmas Jereweh
:
Terbit
Halaman :

KABUPATEN ROCHIMIN, SKM


SUMBAWA BARAT NIP: 197405251995031006

1. Pengertian Informasi tentang identitas, diagnose, riwayat penyakit, riwayat


pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga
kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu,
petugas pengelola, dan pimpinan sarana playanan rumah sakit
2. Tujuan Untuk menjaga kerahasiaan isi informasi medis pasien
3. Kebijakan Setiap isi berkas rekam medis wajib dijga :
a. Stiap informasi yang bersifat medis yang dimiliki rumah sakit
tidak boleh disebarkan
b. Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan di buka dalam hal :
1. Untuk kepentingan pasien
2. Untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hokum
dalam rangka penegakan hokum atau operintah pengadilan
3. Permintaan dan / atau persetujuan pasien sendiri
4. Permintaan institusi atau lembaga berdasarkan ketentuan
perundang-undangan
5. Untuk kepentian penelitian, pendidikan, dan audit medis
sepanjang tidak me nyebutkan identitas pasien. Dengan
syarat harus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan
sarana pelayanan kesehatan
6. Penjelasan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh
dokter atau dokter gigi yang merawat pasien dengabn izin
tertulis dari pasien atau berdasrkan praturan perundang-
undangan
7. Pimpinan sarana playanan kesehatan dapat menjelaskan isi
rekam medis secara tertulis atau langsung kepada pemohon
tanpa izin pasien berdasarkan praturan perundang-undangan.
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. Peminjaman berkas rekam medis harus dengan membuat nota
Prosedur atau surat permohonan peminjaman baik dari perorangan
maupun unit/ satuan kerja dengan persyartan sebagai berikut :
g. Peminjaman berkas rekam medis untuk keperluan pelayanan
kesehatan pasien ditandatangani oleh dokter atau kepala
rungan atau penanggung jawab puskesmas
h. Pemeinjaman berkas rekam medis untuk mpenelitian harus
menunjukkan surat izin penelitian
7. Distribusi
8. Dokumen Terkait
SOP PEMANTAUAN LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1 Pengertian
1. pemantauan lingkungan fisik puskesmas adalah aktifitas yang dilakukan
untuk memastikan lingkungan fisik dalam kondisi bersih pada ruangan /
gedung dan halaman dalam keadaan siap untuk digunakan ,higienis, dan
nyaman.
Untuk memastikan pemantauan Lingkungan secara fisik yaitu mengenai
2 Tujuan kebersihan lingkungan puskesmas selalu terjaga sehingga proses pelayanan
berlangsung dengan nyaman dan higienis.

1. Kebersihan Ruangan, Gedung, dan halaman dilakukan oleh tenaga pelaksana


3 kebijakan
2. Pemantauan Lingkungan Fisik tempat kerja dapat dilakukan secara
Harian,Mingguan, atau Bulanan.
4 referensi
5 alat dan bahan ATK
6 prosedur A. Mengidentifikasi Lingkungan Kerja
Sanitarian
1. Mengidentifikasi semua Ruangan,Gudang, dan Halaman untuk
membuat jadwal pemeliharaan Lingkungan kerja.
2. Membuat jadwal pemantauan sesuai identifikasi lingkungan kerja
yaitu jadwal pemeliharaan ruangan, gedung, dan halaman.
3. Mengkoordinasidengan bagian ruangan
4. Menginformasikan jadwal ke petugas yang terkait
B. Melaksanakan pemeliharaan sesuai jadwal
1. Menerima informasi jadwal pemantauan lingkungan fisik/
kebersihan ruangan /halaman setiap bulan dari sanitarian
2. Melaksanakan kebersihan sesuai jadwal
a. Jika pelaksanaan sesuai jadwal maka meminta sanitarian untuk
melakukan verifikasi
b. Jika pelaksanaan tidak sesuai jadwal maka meminta informasi ke
coordinator ruangan kapan bisa dilakukan kebersihan ruangan.
C. Sanitarian dan coordinator unit
1. menerima informasi telah dilaksanakan pemeliharaan lingkungan
2. memonitor atau melakukan pengawasanpelaksanaan pemantauan
lingkungan fisik tempat kerja
3. jika pemantauan lingkungan fisik telah sesuai maka menandatangani
checklist pemantauan lingkungan kerja
4. jika pemantauan lingkungan fisik tidak sesuai maka meminta untuk
dilaksanakan ulang.
7 Distribusi Petugas Sanitarian
8 dokumen terkait Checklist pemantauan lingkunga fisik
PEMELIHARAAN DAN
PEMANTAUAN INSTALASI LISTRIK,
AIR,VENTILASI, GAS DAN SISTEM
LAIN
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :

Rochimin, S.KM
NIP. 19740525 199503 1 006

Instalasi adalah penjaringan pipa/kabel untuk fasilitas listrik, air bersih, air
limbah, telepon dan
lain-lain yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pelayanan kesehatan.
Pemeliharaan instalasi terdiri dari perawatan rutin dan perbaikan/rehab.
1. Pengertian Perawatan rutin
dilakukan secara rutin dan berkala, sedangkan perbaikan/rehab dilakukan
hanyaterhadap instalasi
yang rusak

Sebagai pedoman pemeliharaan dan pemantauan instalasi listrik, air, ventilasi,


gas dan sistem
2. Tujuan
lain bagi seluruh pengelola unit kerja di lingkungan Puskesmas

1. pemantauandilakukan oleh tenaga pelaksanaan


3. Kebijakan 2. pemantauan penanganan limbah berbahaya dapat dilakukan secara harian,
mingguan atau bulanan
4. Referensi
5.Alat dan Bahan
6. Prosedur/Langkah – Tata cara pemeliharaan listrik
langkah 1. Diupayakan agar tidak terjadi hubungan silang dan aliran balik
2. Jaringan instalasi agar ditata sedemikian rupa agar memenuhi syarat estetika
3. Jaringan instalasi tidak menjadi tempat perindukan serangga dan tikus
4. Pengoperasian instalasi sesuai dengan prosedur tetap yang telah ditentukan
5. Konstruksi instalasi diupayakan agar sesuai dengan standar desain yang
berlaku
6. Pelaksanaan perbaikan/rehab dilakukan oleh pihak lain yang berkompeten
Tata cara pemeliharaan air
1. Air bersih dapat diperoleh dari Perusahaan Air Minum, sumber air tanah atau
sumber lain
yang telah diolah sehingga memenuhi persyaratan kesehatan
2. Tersedia air bersih untuk kebutuhan pasien dan tenaga kesehatan Puskesmas
sesuai
dengan persyaratan kesehatan
3. Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas dari pencemaran fisik,
kimia dan
bakteriologis
4. Dilakukan pengambilan sampel air bersih pada sumber, bak penampungan
dan kran
terjauh diperiksakan di laboratorium minimal 2 kali setahun
Tata cara pemeliharaan udara dan cahaya (ventilasi)

1. Menjaga suhu
dan kelembaban
udara setiap
ruangan di
Puskesmas dengan
menggunakan
ventilasi dan alat penata udara seperti AC, kipas angin, dll
2. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan
kesilauan dan
memiliki intensitas yang sesuai
3. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum
4. Bola lampu yang mulai atau berkurang fungsinya segera dilakukan
penggantian
Tata cara pemeliharaan gas
1. Agar kandungan gas pencemar dalam udara ruangan tidak melebihi
konsentrasi
maksimum perlu dilakukan :
a. Pertukaran udara diupayakan dapat berjalan dengan baik
b. Ruangan pelayanan tidak berhubungan langsung dengan dapur
c. Pemberlakuan larangan merokok di ruangan/gedung Puskesmas
d. Tidak menggunakan bahan bangunan yang mengeluarkan bau yang
menyengat

1. Unit terkait Semua program


2. Dokumen terkait Buku notulen

SPO JIKA TERJADI KEBAKARAN


No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1. Pengertian

Langkah-langkah yang harus ditempuh bila terjadi kebakaran di puskesmas

2. Tujuan
1. Menyelamatkan jiwa pasien dan petugas kesehatan serta menyelamatkan
sarana dan prasarana yang ada dipuskesmas.
2. Memikirkan Tindak Lanjut pelayanan Pasien di IGD

3. Kebijakan
1. Apabila terjadi kebakaran dipuskesmas,pertolongan harus memprioritaskan
jiwa pasien dan petugas kesehatan.
2. Pengamanan tempat kejadian untuk penyidikan darikepolisian

4. Prosedur 1. Petugas jaga menyelamatkan pasien dan ditempatkan padda tempat yang
aman
2. Menyelamatkan sarana dan prasaranayang bisa diselamatkan
3. Listrik dipadamkan serta dilakukan pemadaman dengan alat yang tersedia
4. Jika dirasa perlu agar menghubungi dianas pemadam kebakaran setempat
untuk mendapat pertolongan
5. Setelah kebakaran bisa diatasi, dibawah koordinasi pihak puskesmas, pasien
dan seluruh peralatan yang ada dipindahkan ke tempat penampungan
sementara
6. Mendata semua kerugian puskesmas
5. Distribusi IGD
6. Dokumen terkait

PENGENDALIAN DAN
PEMBUANGAN LIMBAH
BERBAHAYA
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :

Rochimin, S.KM
NIP. 19740525 199503 1 006

1. Pengertian 1. Limbah Puskesmas adalah semua limbah yangdihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentukpadat, cair, dan gas.
2. Limbah Padat Rumah Sakit adalah semua limbahrumah sakit yang berbentuk
padat sebagai akibatkegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medispadat
dan non-medis.
3. Limbah Medis Padat adalah limbah padat yang terdiridari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah bendatajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,
limbahkimiawi, limbah radioaktif, limbah containerbertekanan, dan limbah
dengan kandungan logamberat yang tinggi.
4. Limbah Padat Non-medis adalah limbah padat yangdihasilkan dari kegiatan
dirumah sakit diluar medisyang berasal dari dapur, perkantoran, taman,
danhalaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabilaada teknologinya.
5. Limbah Cair adalah semua air buangan termasuk tinjayang berasal dari
kegiatan rumah sakit yangkemungkinan mengandung mikriorganisme,
bahankimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagikesehatan.
6. Limbah Gas adalah semua limbah yang berbentuk gasyang berasal dari
kegiatan pembakaran di rumah sakitseperti insenerator, dapur, perlengkapan
generator,anastesi, dan pembuatan obat citotoksik.
7. Limbah Infeksius adalah limbah yang terkontaminasiorganisme pathogen
yang tidak secara rutin adadilingkungan dan organisme tersebut dalam
jumlahdan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakitpada manusia
rentan.
8. Limbah Sangat Infeksius adalah limbah berasal daripembiakan dan stock
bahan sangat infeksius, otopsi,organ binatang percobaan, dan bahan lain
yangdiinokulasi , terinfeksi atau kontak dengan bahan yang
memicu resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien
2. Tujuan
ke pasien yang lain maupun dari dan kepada masyarakat pengunjung rumah sakit
1. pemantauandilakukan oleh tenaga pelaksanaan
3. Kebijakan 2. pemantauan penanganan limbah berbahaya dapat dilakukan secara harian,
mingguan atau bulanan
4. Refe rensi
5. Alat dan Bahan

SPO PEMANTAUAN DAN


PELAKSANAAN KEBIJAKAN
PROSEDUR BAHAN BERBAHAYA
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

Setiap kegiatan yang berkaitandengan penanganan limbah berbahaya oleh semua


1. Pengertian
personil
Untuk memastikan pelaksanaan dan penangan limbah berbahaya tidak
2. Tujuan menimbulkan pencemaran dan membahayakan lingkungan sehingga terjadi
sesuatu yang tidak dingiinkan akan dapat ditelusuri penyebabnya
1. Pemantauan dilakukan oleh tenaga pelaksanaan
2. pemantauan penanganan limbah berbahaya dapat dilakukan secara harian
3. Kebijakan
mingguan atau bulanan.

3. Refe rensi
4. Alat dan Bahan
5. Prosedur/Langkah – 1. sanitarian dan petugas terkait
langkah a. masing-masing penghasil limbah berbahya mengidentifikasi jenis dan
jumlah limbah berbahaya yang secara periodic dihasilkan oleh unit tersebut
b. identifikasi tersebut ditulis dalam buku invetaris oleh masing-masing unit
penanggung jawab
2. petugas laboratorium
a. masing-masing penghasilan limbah berbahya mengidentifikasi jenis dan
jumlah limbah berbahya yang secara periodic dihasilkan oleh unit tersebut
b. masing-masing unit melaporkan hasil limbah berbahyakepada sanitarian
tentang jenis dan jumlah limbah yang akan diserahkan dengan mengisi laporan
bulanan limbah berbahya
c. penghasilan limbah berbahaya mengangkut limbah berbahaya, gudang
penyimpanan sementara limbahberbahaya
d. limbahdari masing-masing unit di tempatkan sampah dan jerigen berwarna
biru, apabila sudah penuh maka sanitarian mengkoordinir penanggkutannya.
e. petugas sanitarian memverfikasi jenis dan jumlah limbah berbahaya yang
dihasilkan
f. limbah berbahya lainnya disimpan didalam gudang penyimpanan sementara
limbah berbahya, dipisahkan menurut staf/karakteristik limbah berbahya (mudah
terbakar, mudah meledak, korosif dan reaktif, beracun)
g. petugas sanitarian bersama petugas terkait memberikan sombol dan label
h. masa simpan dalam gudang TPSlimbah berbahayamaksimal 90 hari sesuai
persyaratan yang ditetapkan atau apabila limbah berbahaya lebih dari 50kg/hari.
i. petugas terkait mengisi inventori limbah berbahaya yang ada di tempatkan
penampungan/penyimpanan serta penimbunana menggunakan ceklist inventory
limbah berbahaya
j. petugas terkait mengisi neraaca limbah berdasarkan inventori gudang limbah
berbahaya sementara.
3. pengelolaan limbah berbahaya oleh pihak ketiga
Seterlah limbah mengcukupi di tempatkan penampungan mencukupi, limbah
berbahaya tersebut selanjudnya diserahkan kepada pihak ketiga :
a. pihak ketiga sebagai pengumpulan/pengelola limbah berbahya harus
mempunyai ijin dari kementrian lingkungan hidup republic Indonesia
b. pihak transportasi harus mempunyai ijin dari dirjenperhubungan darat
kementerian perhubungan RI dan mendapat rekomendasi dan kementerian
LHRI. Ijin sesuai dengann jalur trasportasi yang akan dilalui limbah berbahaya.
6. Unit terkait
7. Dokumen terkait
PEMANTAUAN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
PENANGANAN LIMBAH
BERBAHAYA
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

1. Pengertian Setiap kegiatan yang berkaitan dengan limbah berbahaya oleh semua personil
Untuk memastikan pelaksanaan dan penanganan limbah berbahaya tidak
2. Tujuan menimbulkan pencemaran dan membahayakan lingkungan sehingga jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan akan dapat ditelelusuri penyebabnya.
1. pemantauandilakukan oleh tenaga pelaksanaan
8. Kebijakan 2. pemantauan penanganan limbah berbahaya dapat dilakukan secara harian,
mingguan atau bulanan
9. Refe rensi
10. Alat dan Bahan
11. Prosedur/Langkah – Mengidentifikasi limbah berbahaya
langkah 1. sanitaraian dan petugas terkait
a. masing-masing penghasilan limbah berbahya mengidentifikasi jenis dan
jumlah limbah berbahaya yang secara periodic dihasilkan oleh unit
tersebut
b. identifikasi tersebut ditulis dalam buku inventaris oleh masing-masing
unit penanggung jawab pengumpulan limbah berbahaya.
2. petugas labotarium

12. Unit terkait Semua program


13. Dokumen terkait Buku notulen
SPO PEMANTAUAN DAN
PELAKSANAAN KEBIJAKAN
PROSEDUR BAHAN BERBAHAYA
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :

PUSKESMAS Rochimin, S.KM


JEREWEH NIP. 19740525 199503 1 006

Setiap kegiatan yang berkaitandengan penanganan limbah berbahaya oleh semua


1. Pengertian
personil
Untuk memastikan pelaksanaan dan penangan limbah berbahaya tidak
2. Tujuan menimbulkan pencemaran dan membahayakan lingkungan sehingga terjadi
sesuatu yang tidak dingiinkan akan dapat ditelusuri penyebabnya
1. Pemantauan dilakukan oleh tenaga pelaksanaan
2. pemantauan penanganan limbah berbahaya dapat dilakukan secara harian
3. Kebijakan
mingguan atau bulanan.

14. Refe rensi


15. Alat dan Bahan
16. Prosedur/Langkah – 1. sanitarian dan petugas terkait
langkah a. masing-masing penghasil limbah berbahya mengidentifikasi jenis dan
jumlah limbah berbahaya yang secara periodic dihasilkan oleh unit tersebut
b. identifikasi tersebut ditulis dalam buku invetaris oleh masing-masing unit
penanggung jawab
2. petugas laboratorium
a. masing-masing penghasilan limbah berbahya mengidentifikasi jenis dan
jumlah limbah berbahya yang secara periodic dihasilkan oleh unit tersebut
b. masing-masing unit melaporkan hasil limbah berbahyakepada sanitarian
tentang jenis dan jumlah limbah yang akan diserahkan dengan mengisi laporan
bulanan limbah berbahya
c. penghasilan limbah berbahaya mengangkut limbah berbahaya, gudang
penyimpanan sementara limbahberbahaya
d. limbahdari masing-masing unit di tempatkan sampah dan jerigen berwarna
biru, apabila sudah penuh maka sanitarian mengkoordinir penanggkutannya.
e. petugas sanitarian memverfikasi jenis dan jumlah limbah berbahaya yang
dihasilkan
f. limbah berbahya lainnya disimpan didalam gudang penyimpanan sementara
limbah berbahya, dipisahkan menurut staf/karakteristik limbah berbahya (mudah
terbakar, mudah meledak, korosif dan reaktif, beracun)
g. petugas sanitarian bersama petugas terkait memberikan sombol dan label
h. masa simpan dalam gudang TPSlimbah berbahayamaksimal 90 hari sesuai
persyaratan yang ditetapkan atau apabila limbah berbahaya lebih dari 50kg/hari.
i. petugas terkait mengisi inventori limbah berbahaya yang ada di tempatkan
penampungan/penyimpanan serta penimbunana menggunakan ceklist inventory
limbah berbahaya
j. petugas terkait mengisi neraaca limbah berdasarkan inventori gudang limbah
berbahaya sementara.
3. pengelolaan limbah berbahaya oleh pihak ketiga
Seterlah limbah mengcukupi di tempatkan penampungan mencukupi, limbah
berbahaya tersebut selanjudnya diserahkan kepada pihak ketiga :
a. pihak ketiga sebagai pengumpulan/pengelola limbah berbahya harus
mempunyai ijin dari kementrian lingkungan hidup republic Indonesia
b. pihak transportasi harus mempunyai ijin dari dirjenperhubungan darat
kementerian perhubungan RI dan mendapat rekomendasi dan kementerian
LHRI. Ijin sesuai dengann jalur trasportasi yang akan dilalui limbah berbahaya.
17. Unit terkait
18. Dokumen terkait

Anda mungkin juga menyukai