No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Pelayanan diluar jam dinas merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
pelayanan laboratorium diluar jam kerja
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pelayanan diluar jam
dinas.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang pelayanan diluar jam kerja.
4. Referensi Permenkes 75 tahun 2014.
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat
- Etiket
- Spidol
- Lem
Prosedur
1. Petugas diluar jam kerja dilakukan sesuai ketentuan peraturan internal puskesmas
Jereweh.
2. Ketetapan pelayanan laboratorium puskesmas Jereweh diluar jam kerja
dilakukan sore hari dengan waktu pelayanan sbb :
6. Diagram Alir
7. Unit terkait - Ruang Rawat Inap
- Poli Rawat Jalan
- KIA
- Loket
8. Dokumen terkait - Jadwal piket
- Absensi
- Buku register laboratorium
PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil adalah suatu kegiatan membandingkan
pelaksanaan penyerahan hasil pemeriksaan dengan standar yang telah ditentukan
berdasarkan ketetapan waktu penyerahan
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penilaian ketepatan waktu penyerahan
hasil laboratorium.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang penyampaian hasil laboratorium.
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat dan Bahan
Kalender
Prosedur
1. Tim mutu puskesmas melakukan perencanaan, membuat instrument,
merencanakan jadwal pelaksanaan Penilaian ketepatan penyerahan hasil,
2. Tim mutu puskesmas melakukan pembagian tugas antar anggota dalam
melakukan penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil,
3. Tim mutu puskesmas melaksanakan kegiata Penilaian ketepatan waktu
penyerahan hasil sesuai dengan rencana dan jadwal pelaksanaan,
4. Tim mutu puskesmas mengisi instrument penilaian berdasarkan hasil penilaian,
5. Tim mutu puskesmas menyimpulkan hasil Penilaian ketepatan waktu penyerahan
hasil,
6. Tim mutu puskesmas mendokumentasikan hasil penilaian,
7. Tim mutu puskesmas melaporkan hasil penilaian kepada pimpinan puskesmas,
8. Pimpinan puskesmas menerima laporan hasil Penilaian ketepatan waktu
penyerahan hasil dari tim mutu puskesmas,
9. Pimpinan puskesmas meminta untuk merencanakan tindak lanjut tentang hasil
penilaian,
10. Tim mutu puskesmas membuat rencana tindak lanjut terhadap hasil Penilaian
ketepatan waktu penyerahan hasil.
9. Diagram Alir
10. Unit terkait Tim mutu puskesmas
11. Dokumen terkait - Buku register laboratorium
- Buku pemantauan penyampaian hasil
PEMERIKSAAN LABORATORIUM BERESIKO TINGGI
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Pemeriksaan loboratorium resiko tinggi adalah pemeriksaan yang dilakukan pada
sampel yang mudah menularkan mikroorganisme apabila cara pemeriksaannya tidak
sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
beresiko tinggi.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang waktu penyapaian laporan hasil laboratorium untuk pasien urgen (cito).
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat dan bahan
- Masker
- Sarung tangan
- Jas laboratorium
Prosedur
3. Petugas mempersiapkan alat pelindung diri
4. Petugas memakai masker
5. Petugas memakai sarung tangan.
6. Petugas memakai jas laboratorium.
7. Petugas melakukan dessinfektan meja kerja, sebelum pemeriksaan sampel.
8. Petugas meletakkan sampel pemeriksaan pada tempat yang telah disiapkan.
9. Petugas melakukan pemeriksaan sesuai dengan instruksi kerja/prosedur kerja
yang telah ditetapkan.
10. Petugas memperlakukan semua sampel sebagai bahan infeksius.
11. Petugas cuci tangan dengan sabun yang mengandung desinfektan.
12. Diagram Alir
13. Unit terkait - Ruang laboratorium
14. Dokumen terkait - Buku identifikasi resiko
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Alat pelindung diri (APD) yaitu kelengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai
dengan bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan tenaga kerja itu sendiri
maupun orang lain ditempat kerja.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk alat pelindung diri.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang penanganan Kejadian Tidak Diinginkan (KTD), Kondisi Potensial Cidera
(KPC), Kejadian Nyaris Cidera (KNC)
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat dan Bahan
- Masker
- Sarung tangan
- Jas laboratorium
Prosedur
1. Petugas laboratorium memakai jas laoratorium yang terstandar.
2. Petugas laboratorium memakai sarung tangan.
3. Petugas laboratorium menggunakan masker saat pemeriksaan.
4. Petugas laboratorium menggunakan alas kaki/sepatu tertutup.
5. Petugas laboratorium melakukan cuci tangan dengan sabun sesuai ketentuan cuci
tangan yang benar.
6. Petugas laboratorium sebelum dan sesudah meakukan pemeriksaan, meja
spesimendibersihkan dengan disenfektan.
7. Petugas laboratorium menempatkan jaru, lancet pada safety box.
8. Petugas laboratorium tidak boleh makan, minum dan merokok didalam ruangan
laboratorium.
9. Petugas laboratorium tidak boleh menyimpan makanan dan minuman didalam
lemari es bersama reagen.
10. Petugas memperlakukan setiap specimen sebagai bahan infeksius.
15. Diagram Alir
16. Unit terkait Gudang obat
17. Dokumen terkait Buku amprahan barang
Buku identifikasi resiko
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam proses penanganan bahan-bahan yang berbahaya yang berpotensi
membahayakan bagi petugas laboratorium.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang penanganan dan pembuangan bahan berbahaya.
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat dan Bahan
- Masker
- Jas Laboratorium
- Sarung tangan
Prosedur
1. Bahan kimia yang ada dilaboratotium diberikan label khusus pada bahan
kimia berbahaya dan mudah terbakar, dan penyimpanannya dalam ruangan
yang terpisah.
2. Petugas menyediakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan
tebal, dalam ruangan penyimpanan.
3. Petugas menjauhkan bahan berbahaya dan beracun dari sinar matahari
angsung.
4. Petugas menjauhkan bahan kimia yang berbahaya dan beracun dari sumber
api/panas.
18. Diagram Alir
19. Unit terkait - Sanitarian
20. Dokumen terkait - Buku stok reagen
PENGELOLAAN REAGEN DAN DISTRIBUSI
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Kegiatan dalam pengelolaan reagen dari stok pengamperahan, penyimpanan dan
pemakaian reagen.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengolahan reagen dan distribusi
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang jenis reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia
4. Referensi - Modul pelatihan tehnis tenaga laboratorium puskesmas tahun 2015
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat dan Bahan
Buku stok
Buku amperahan
Prosedur
1. Melihat stok awal dan stok akhir
2. Melakukan pengamperahan terhadap reagen yang masih tersisa 25 % dari stok
awal.
3. Reagen yang diterima disimpan berdasarkan suhu penyimpanan reagen
4. Pemakaian reagen sesuai yang akan dibutuhkan, reagen yang diterima awal yang
dipakai terlebih dahulu.
21. Diagram Alir
22. Unit terkait - Gudang obat
23. Dokumen terkait - Buku stok
- Buku amperahan.
PEMANTAUAN WAKTU PENYAMPAIAN HASIL
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Pemantauan waktu penyampaian hasil laboratorium adalah kegiatan untuk memonitor
ketepatan waktu petugas labortorium dalam penyampaian hasil pemeriksaan
laboratorium.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemantauan waktu penyampaian hasil
laboratorium.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium.
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat dan Bahan
- Jam
- Semua peralatan laboratorium
- Spesimen
Prosedur
1. Dokter memberikan advice untuk melakukan pemeriksaan laboratorium,
2. Perawat/Bidan menyampaikan advice dokter tentang pemeriksaan laboratorium
ke petugas laboratorium,
3. Petugas laboratorium mengambil sampel sesuai prosedur dan advice dokter dan
dicatat jam kedatangan pasien,
4. Petugas laboratorium melaksanakan pemeriksaan sampel sesuai prosedur
5. Petugas laboratorium menyampaikan hasil kepada pasien atau keluarga dan
mencatat waktu pengambilan hasil,
6. Perawat/bidan segera menyampaikan hasil laboratorium kepada dokter,
7. Dokter segera menindaklanjuti hasil laporan perawat/bidan.
24. Diagram Alir
25. Unit terkait - Poli rawat jalan
- Ruang rawat inap
- Poli MTBS
- Poli Lansia
- Loket pendaftaran
26. Dokumen terkait - Buku kegiatan Laboratorium
- Blanko hasil laboratorium
- Buku penerimaan hasil
- Buku permohonan pemeriksaan
- Buku pemantauan penyampaian hasil.
PELAPORAN HASIL YANG KRITIS
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Pelaporan hasil yang kritis adalah pelaporan hasil laboratorium yang menggambarkan
kondisi patofisiologi pasien yang nilainya diluar batas normal yang telah disepakati
bersama baik dibawah atau di atas nilai normal di mana pasien memerlukan intervensi
tindakan medis segera karena dapat membahayakan keselamatan pasien
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelaporan hasil yang kritis.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien
urgen (cito).
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat dan Bahan
- Semua peralatan laboratorium
- Spesimen : Darah, Urine, Sputum.
Prosedur
8. Petugas mendapatkan hasil laboratorium yang kritis,
9. Petugas memeriksa kondisi specimen,
10. Petugas melaporkan hasil laboratorium yang kritis kepad dokter pengirim
specimen,
11. Petugas bersama dokter memeriksa kondisi klinis pasien,
12. Dokter meminta petugas laboratorium memeriksa ulang menggunakan specimen
baru jika kondisi klinis pasien tidak sesuai dengan hasil laboratorium yang kritis,
13. Petugas memeriksa ulang specimen,
14. Petugas mendapatkan hasil laboratorium yang kritis,
15. Petugas melaporkan segera kepada dokter pengirim specimen,
16. Dokter melakukan penanganan segera untuk mengatasi hasil laboratorium yang
kritis,
17. Petugas menuliskan hasil laboratorum di blanko hasil laboratorium,
18. Petugas menuliskan hasil laboratorium di register laboratorium
19. Petugas menyerahkan blanko hasil laboratorium kapada dokter.
1.Pengertian Pelaporan penetapan nilai kritis untuk tiap tes meliputi serangkaian kegiatan yang
dilakukan dalam menilai hasil pemeriksaan laboratorium dengan berpedoman pada nilai
normal pemeriksaan laboratorium dan nilai ambang kritis yang ada.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelaporan penetapan nilai ambang
kritis untuk tiap tes.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium.
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat dan Bahan
- Semua peralatan laboratorium
- Spesimen : Darah, Urine, Sputum, Faeces, Secret
Prosedur
20. Spesimen (darah, urine, sputum, faeces, secret) dilakukan pemeriksaan sesuai
SOP masing-masing test,
21. Hasil yang didapat dibandingkan dengan harga normal tiap masing-masing test
yang ada,
22. Apabila hasil yang didapat berada pada nilai ambang kritis dilaporkan kepada
dokter untuk dilakukan pemerisaan lebih lanjut,
23. Hasil pemeriksaan dicatat daam blank hasil
30. Diagram Alir
31. Unit terkait - Poli rawat jalan
- Ruang rawat inap
- Poli MTBS
- Poli Lansia
- KIA
- Loket pendaftaran
32. Dokumen terkait - Buku register laboratorium
- Blanko hasil laboratorium
- Blanko permohonan pemeriksaan
PENGENDALIAN MUTU
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Pemantapan mutu berguna untuk memantau atau mengontrol kwalitas mutu
laboratorium sesuai standar sehingga menunjang hasil pemeriksaan laboratorium yang
lebih akurat.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengendalian mutu
laboratorium.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang pengendalian mutu laboratorium.
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat dan Bahan
- Serum control
Prosedur
24. Petugas menyiapkan control serum
25. Petugas melakukan setiap pemeriksaan laboratorium menggunakan serum
control untuk perbandingan,
26. Petugas melakukan kross cek Pengendalian mutu laboratorium dikross cek ke
labortorium rujukan,
27. Petugas melakukan duplo atau 2 kali pemeriksaan apabila hasilnya meragukan,
28. Petugas melakukan kalibrasi alat pada tehnisi yang telah ditentukan.
1.Pengertian Kalibrasi adalah kegiatan yang diselenggarakan secara berkala oleh petugas
laboratorium yang mempunyai kompetensi dan pernah dilatih atau tehnisi penjual alat
untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu sesuai instuksi
dipantau guna pemeliharaan alat.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan kalibrasi
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang jenis-jenis pemeriksaan laboratorium.
4. Referensi Modul pelatihan teknis tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat
- Mikroskop
- Mikropipet
- HB Sahli
- Centrifuge
Prosedur
12. Petugas mengidentifikasi jenis peralatan laboratorium yang akan di kalibrasi.
13. Petugas mengidentifikasi nama alat, merk, type, nomor seri.
14. Petugas mengidentifikasi fungsi alat
15. Petugas mengidentifikasi akurasi yang diperlukan alat
16. Petugas mengidentifikasi petugas internal kalibrasi yang akan ditunjuk
17. Petugas berkoordinasi dengan penanggung jawab peralatan puskesmas tentang
alat yang akan dikalibrasi.
18. Petugas kalibrasi yang telah ditunjuk puskesmas mengambil dan membawa
peralatan yang akan dikalibrasi.
19. Petugas kalibrasi mengembalikan peralatan yang telah selesai dikalibrasi.
20. Petugas kalibrasi melaporkan hasil kegitan kalibrasi alat.
36. Diagram Alir
37. Unit terkait Bendahara material
38. Dokumen terkait Kartu inventaris ruangan.
KALIBRASI
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Kalibrasi adalah kegiatan yang diselenggarakan secara berkala oleh petugas
laboratorium yang mempunyai kompetensi dan pernah dilatih atau tehnisi penjual alat
untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu sesuai instuksi
dipantau guna pemeliharaan alat.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan kalibrasi
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang jenis-jenis pemeriksaan laboratorium.
4. Referensi Modul pelatihan teknis tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat
- Mikroskop
- Mikropipet
- HB Sahli
- Centrifuge
Prosedur
21. Petugas mengidentifikasi jenis peralatan laboratorium yang akan di kalibrasi.
22. Petugas mengidentifikasi nama alat, merk, type, nomor seri.
23. Petugas mengidentifikasi fungsi alat
24. Petugas mengidentifikasi akurasi yang diperlukan alat
25. Petugas mengidentifikasi petugas internal kalibrasi yang akan ditunjuk
26. Petugas berkoordinasi dengan penanggung jawab peralatan puskesmas tentang
alat yang akan dikalibrasi.
27. Petugas kalibrasi yang telah ditunjuk puskesmas mengambil dan membawa
peralatan yang akan dikalibrasi.
28. Petugas kalibrasi mengembalikan peralatan yang telah selesai dikalibrasi.
29. Petugas kalibrasi melaporkan hasil kegitan kalibrasi alat.
39. Diagram Alir
40. Unit terkait Bendahara material
41. Dokumen terkait Kartu inventaris ruangan.
HASIL EVALUASI RENTAN NILAI
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Suatu kegiatan dalam rangka mendapatkan hasil akurat melalui peningkatan mutu
pemeriksaan laboratorium.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk hasil evaluasi rentan waktu.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang waktu penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium.
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat dan Bahan
- Semua peralatan laboratorium
- Serum kontrol
Prosedur
29. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan laboratorium dengan konterol
serum.
30. Petugas laboratorium melakukan evaluasi internal setip hari sebelum
pelaksanaan melakukan pemeriksaan sampel pasien,
31. Petugas laboratorium melakukan evaluasi, jika hasil evaluasi dalam batas rentan
nilai yang telah maka rentan nilai dipertahankan.
32. Petugas laboratorium apabila menemukan hasil diluar rentan nilai maka rentan
nilai yang telah ada dilakukan evaluasi dan ditindaklanjuti.
33. Petugas laboratorium melakukan revisi secara berkala rentan nilai.
34. Petugas laboratorium melaporkan hasil revisi rentan nilai kepada pimpinan
puskesmas,
35. Pimpinan puskesmas menetapkan rentan nilai yang baru.
42. Diagram Alir
43. Unit terkait - Poli rawat jalan
- Ruang rawat inap
- Poli MTBS
- Poli Lansia
- Loket pendaftaran
44. Dokumen terkait - Buku kegiatan Laboratorium
- Blanko hasil laboratorium
PERBAIKAN ALAT
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Perbaikan alat merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki alat
yang mengalami kerusakan atau gangguan dimana alat tersebut masih bias dioperasikan.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan perbaikan alat.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang jenis-jenis pemeriksaan yang tersedia.
4. Referensi Buku petunjuk pengoperasian alat
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat
- Obeng
- Isolasi
- Lem
Prosedur
30. Peralatan yang mengalami kerusakan diperiksa sejauh mana tingkat
kerusakannya.
31. Apabila masih bisa dilakukan perbaikan.
32. Apabila tidak alat tersebut dilaporkan kebendahara material untuk dilakukan
perbaikan lebih lanjut (tehnisi di Dinas Kesehatan)
45. Diagram Alir
46. Unit terkait Bendahara material
47. Dokumen terkait Kartu inventaris ruangan
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Pemantapan mutu internal (PMI) yaitu upaya pengendalian mutu yang dilakukan oleh
internal laboratorium secara terus menerus pada setiap tahap pemeriksaan (pra analisis,
analisis dan pasca analisis).
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pemantapan mutu internal.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang pengendalian mutu internal.
4. Referensi Modul pelatihan tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat
- Peralatan laboratorium
- Specimen
- reagensia
Prosedur
33. Petugas mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk mengambil specimen.
34. Petugas mempersiapkan pasien untuk diambil sampelnya.
35. Petugas melakukan pengambilan specimen sesuai dengan prosedur.
36. Petugas melakukan pengolahan specimen sesuai pemeriksaan yang diminta.
37. Petugas melakukan kalibrasi peralatan laboratorium
38. Petugas melakukan uji kualitas reagen.
39. Petugas melakukan uji kualitas antigen antisera
40. Petugas melakukan uji ketelitian dan ketepatan
41. Petugas mencatat hasil.
48. Diagram Alir
49. Unit terkait - BLK
- Petugas laboratorium
50. Dokumen terkait Buku pengujian reagen.
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara priodek oleh
pihak lain di luar laboratorium (BLK) guna memantau dan melihat penampilan suatu
laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pemantapan mutu
eksternal (PME)
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang pementapan mutu Eksternal dan hasil.
4. Referensi Modul pelatihan teknis tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat
- Formulir panduan pemeriksaan
- Spesimen (darah, urine, faeces)
- Slide malaria dan BTA TB
Prosedur
42. Petugas menerima spesimen, slide BTA atau malaria dari BLK
43. Petugas mencatat tanggal penerimaan specimen, slide BTA atau malaria
44. Petugas menulis tanggal pelaksanaan pemeriksaan.
45. Petugas mencatat kondisi specimen dan slide saat menerima
46. Petugas melakukan pemeriksaan specimen dan slide BTA atau malaria sesuai
ketentuan pemantapan mutu eksternal
47. Petugas menuliskan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil yang disediakan dan
ditandatangani oleh kepala puskesmas.
48. Petugas mengirim hasil pemeriksaan PME
51. Diagram Alir
52. Unit terkait Balai Laboratorium Kesehatan
53. Dokumen terkait Buku kegiatan laboratorium
PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
1.Pengertian Pelabelan merupakan serangkaian yang dilakukan dalam pemderian etiket atau label
pada semua reagensia dan larutan yang digunakan pada pemeriksaan laboratorium
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pelabelan pada reagensia
dan larutan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPTD Puskesmas Jereweh Nomor :
Tentang jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia.
4. Referensi Modul pelatihan tehnis tenaga laboratorium Puskesmas tahun…..
5. Prosedur/Langkah – langkah Alat
- Etiket
- Spidol
- Lem
Prosedur
49. Petugas membuat kartu stock penggunaan reagen.
50. Petugas membuatkan label pada setiap reagen yang tidak ada labelnya atau
reagen yang dibuat sendiri.
51. Petugas menuliskan tanggal penerimaan reagen pada label.
52. Petugas menuliskan nama reagen pada label.
53. Petugas menuliskan tanggal pertama kali di buka pada label.
54. Petugas menuliskan Expired Data pada label
55. Petugas menuliskan konsentrasi reagen pada label.
56. Petugas menuliskan jumlah kandungan isi reagen pada label.
57. Petugas memastikan label terpasang benar dan tidak mudah lepas.
57. Diagram Alir
58. Unit terkait Gudang obat
59. Dokumen terkait - Buku amperahan alat dan reagen
- Buku stok
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI REAGENSIA
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1/1
SPO PENILAIAN
PENGENDALIAN,
PENYEDIAAN DAN
PENGGUNAAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal UPTD Puskesmas Jereweh
:
Terbit
Halaman :
No. Dokumen :
No. Revisi : UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
No. Dokumen :
No. Revisi : UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
7. Distribusi
8. Dokumen Terkait LPLPO
SOP EVALUASI KESESUAIAN
PERESEPAN DENGAN
FORMULARIUM
No. Dokumen :
No. Revisi : UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal UPTD Puskesmas Jereweh
:
Terbit
Halaman :
2. Pemesanan obat
a. Pemesanan obat untuk kebutuhan puskesmas dilakukan
oleh petugas farmasi atau gudang obat puskesmas
b. Pemesanan obat untuk kebutuhan pelayanan dilakukan oleh
petugas unit pelayanan terkait kepada petugas farmasi
gudang obat puskesmas
3. Pengelolaan obat digudang obat dilakukan oleh petugas farmasi
meliputi kegiatan perencanaan , permintaan, penerimaan,
penyimpanan, distribusi, administrasi, dan pelaporan.
4. Distribusi Petugas farmasi
5. Dokumen Terkait LPLPO
Kartu stok
Resep
SOP MENJAGA TIDAK
TERJADINYA PEMBERIAN
OBAT KADALUARSA
No. Dokumen :
No. Revisi : UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal UPTD Puskesmas Jereweh
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian 1. FIFO (First In, First Out) adalah metode penyusunan dan penyerahan
obat berdasarkan waktu datang dimana obat yang datang lebih awal
ke gudang harus di distribusikan terlebih dahulu ke sub unit
puskesmas dibandingkan dengan obat yang datangnya lebih lama /
belakangan
2. FEFO (First Expired, First Out) adalah metode penyusunan dan
penyerahan obat berdasarkan waktu kadaluarsa dimana obat dengan
waktu kadaluarsa yang sudah dekat di distribusikan terlebih dahulu ke
sub unit puskesmas dibandingkan dengan obat yang waktu
kadaluarsanya masih lama
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan peresepan atau pendistribusian obat
yang memenuhi standar yang baik kepada pasien dan sub unit puskesmas
3. Kebijakan Peresepan pemesanan dan pengelolaan obat dilakukan secara efektif
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 1. Pelaksanaan FIFO dan FEFO dimulai saat penerimaan obat oleh
Prosedur gudang obat puskesmas dari Gudang Farmasi Kabupaten
2. Pelaksanaan dilakukan oleh tenaga farmasi puskesmas
3. Penyusunan dan penyerahan dengan metode FIFO dan FEFO
a. Obat yang datang terlebih dahulu dan waktu kadaluarsa yang
dekat di tempatkan di depan obat yang waktu kadaluarsa
yang lebih lama untuk memudahkan pengambilan oleh
petugas gudang obat
b. Obat yang datang terlebih dahulu dan waktu kadaluarsa yang
dekat didistribusikan terlebih dahulu ke sub unit puskesmsa
untuk menjaga kualitas obat yangakan di serahkan ke pasien
7. Distribusi Petugas farmasi
8. Dokumen Terkait Kartu Stok Gudang Obat
SPO PENGGUNAAN OBAT
YANG DIBAWAH SENDIRI
OLEH PASIEN/ KELUARGA
No. Dokumen :
No. Revisi :
UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
7. Distribusi
8. Dokumen Terkait
SOP PELAKSANAAN FIFO dan
YEFO
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal UPTD Puskesmas Jereweh
:
Terbit
Halaman :
1. Pengertian 3. FIFO (First In, First Out) adalah metode penyusunan dan penyerahan
obat berdasarkan waktu datang dimana obat yang datang lebih awal
ke gudang harus di distribusikan terlebih dahulu ke sub unit
puskesmas dibandingkan dengan obat yang datangnya lebih lama /
belakangan
4. FEFO (First Expired, First Out) adalah metode penyusunan dan
penyerahan obat berdasarkan waktu kadaluarsa dimana obat dengan
waktu kadaluarsa yang sudah dekat di distribusikan terlebih dahulu ke
sub unit puskesmas dibandingkan dengan obat yang waktu
kadaluarsanya masih lama
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan peresepan atau pendistribusian obat
yang memenuhi standar yang baik kepada pasien dan sub unit puskesmas
3. Kebijakan Peresepan pemesanan dan pengelolaan obat dilakukan secara efektif
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah 4. Pelaksanaan FIFO dan FEFO dimulai saat penerimaan obat oleh
Prosedur gudang obat puskesmas dari Gudang Farmasi Kabupaten
5. Pelaksanaan dilakukan oleh tenaga farmasi puskesmas
6. Penyusunan dan penyerahan dengan metode FIFO dan FEFO
c. Obat yang datang terlebih dahulu dan waktu kadaluarsa yang
dekat di tempatkan di depan obat yang waktu kadaluarsa
yang lebih lama untuk memudahkan pengambilan oleh
petugas gudang obat
d. Obat yang datang terlebih dahulu dan waktu kadaluarsa yang
dekat didistribusikan terlebih dahulu ke sub unit puskesmsa
untuk menjaga kualitas obat yangakan di serahkan ke pasien
7. Distribusi Petugas farmasi
8. Dokumen Terkait Kartu Stok Gudang Obat
SPO PENGGUNAAN OBAT
YANG DIBAWAH SENDIRI
OLEH PASIEN/ KELUARGA
No. Dokumen :
No. Revisi :
UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
11. Pengertian Mencatat segala macam insiden terkait pasien yang termasuk ke
dalam kejadian tidak dihrapkan (KTD)
12. Tujuan 3. Agar terselenggarakan kegiatan pencatatan dan pelaporan insiden
KTD puskesmas
4. Sebagai salah salah satu upaya untuk menunjukkan peningkatan mutu
pelayanan melalui peningkatan keselamatan pasien di
Puskesmas.
13. Kebijakan 5. Bahwa setiap kejadian atau insiden yang melibatkan pasien dan
termasuk ke dalam kejadian tidak diharapkan (KTD) di laporkan
untuk kemudian dianalisis dan dibuat dan dibuat
rekomendasinya untuk peningkatan mutu pelayanan.
6. Bahwa setiap personil puskesmas yang melihat atau mengetahui
setiap ada insiden KTD wajib melaporkan kepada champion unit
yang ditunjukkan atau coordinator shift unit tersebut pada saat
kejadiaan, untuk melakukan pencatatan insiden di formulir yang
di tetapkan
7. Champion patient safety di tiap unit, atau coordinator shift
berkewajiban melakukan penvcatatan insiden KTDyang
diketahui sendiri, ataupun dilaporkan oleh personil lainnya.
8. Pencatatan insiden KTD di lakukan di furmulir yang telah
ditetapkan.
14. Referensi
15. Alat dan bahan
16. Langkah-langkah 3. Personil, coordinator, atau champion unit mengetahui terjadinya
Prosedur KTD.
4. Personil melaporkan KTD yang terjadi ke personil yang
berwenang melakukan pencatatan, yaitu coordinator shift, atau
champion unit. Apabila unit tersebut tidak memiliki coordinator
shift, maka laporan langsung ditujukan kepada champion unit.
17. Distribusi
18. Dokumen Terkait
SPO PENYEDIAAN OBAT-
OBAT EMERGENSI DI UNIT
KERJA
No. Dokumen :
No. Revisi :
UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
7. Distribusi
8. Dokumen Terkait
SPO MONITORING
PENYEDIAAN OBAT
EMERGENSI DI UNIT KERJA
No. Dokumen :
No. Revisi :
UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
tidak
bila sesuai
SPO PEMBERIAN INFORMASI
TENTANG EFEK SAMPING
OBAT ATAU EFEK YANG
TIDAK DIHARAPKAN
No. Dokumen :
UPTD Puskesmas Jereweh
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
7. Distribusi
8. Dokumen Terkait Resep
9. Diagram Alir
7. Distribusi
8. Dokumen Terkait Resep
9. Diagram Alir
TENTANG AKSES RM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
UPTD Puskesmas Jereweh
Terbit
Halaman :
3. Kebijakan Semua Rekam Medik tidak bisa di akses oleh sembarang orang atau
pihak tertentu.
4. Referensi PERMENKES NO 269 TAHUN 2008
5. Prosedur/Langkah 1. Pihak Internal
a. Peminjaman menghubungi petugas rekam medis untuk
meminjam status rekam medis
b. Petugas menulis pada buku peminjaman status rekam
medis
c. Petugas meletakan tracer pada tempat map RM yang
diambil
d. Waktu peminjaman 1 x 24 jam.
e. Berkas rekam medik tidak boleh dibawa keluar dari
puskesmas.
2. Pihak Eksternal
a. Pihak eksternal yang boleh mengakses rekam medis
dalam hal :
Untuk kepentingan kesehatan pasien.
Memenuhi permintaan aparatur penegak hokum
dalam rangka penegakan hokum atas perintah
peradilan.
Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri.
Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan
perundang-undangan.
Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit
medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.
b. Petugas rekam medis menulis pada buku peminjaman
rekam medis
c. Peminjaman hanya pada lingkungan puskesmas tidak
boleh dibawa ke luar puskesmas
d. Peminjaman selama jam kerja
e. Berkas rekam medis tidak boleh dibawa kluar
puskesmas .
6. Distribusi Petugas pendaftaran.
Dokter.
Paramedic.
Tehaga kesehatan lainnya.
7. Dokumen Terkait
PENYIMPANAN RM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
UPTD Puskesmas Jereweh
Terbit
Halaman :
No. Dokumen :
No. Revisi : UPTD Puskesmas Jereweh
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
2. Tujuan 1. Rekam medis harus dinilai dan diisi dengan lengkap dan jelas
2. Menilai dan melengkapi isi rekam medis, membuat bukti
plaksanaan, hasil dan tindak lanjud penilaian
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. tentang rekam medis
4. Referensi PERMENKES NO 269 TAHUN 2008 tentang rekam medis
5. Alat dan
bahan
6. Langkah- 1. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan memuat :
langkah a. Identitas pasien
Prosedur b. Tanggal dan waktu
c. Hasil anamnesis (keluhan dan riwayat penyakit)
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobtan dan atau tindakan
h. Pelayanan lain yang tlah diberikan kepada pasien
i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapui dengan odontogram
klinik
j. Persetujuan tindakan bila diperlukan
.
2. Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat memuat :
a. Identitas pasien
b. Kondisi saat pasien tiba disarana peleyanan kesehatan
c. Identitas pengantar pasien
d. Tanggal dan waktu
e. Hasil anamnesisi (keluhan dan riwayat penyakit)
f. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic
g. Diagnosis
h. Pengobatan dan atau tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan
unit gawat darurat dan rencana tindak lanjud
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan playanan kesehatan
k. Sarana trasportyasi yang digunakan bagi pasien yang akan
dipindahkan ke sarana playanan kesehatan yang lain
l. Playanan lain yang tlah diberikan kepada pasien
3. Kelengkapan isi rekam medis dilakukan penilaian :
a. Berkas rekam medis yang dinilai 10% dari jumlah kunjungan
tiap harinya
b. Dinilai setiap hari
c. Penilaian dilakukan dengan ceklis
d. Dilakukan rekapan hasil penilaian
e. Dilakukan tindak lanjud setelah penilaian
7. Distribusi a. Ruangan UGD
b. Ruangan administrasi dan pendaftran
c. Ruangan pemeriksaan umum
d. Ruangan kesehatan gigi dan mulut
e. Ruangan kesehatan ibu dan anak
f. Ruangan laboratorium
g. Ruangan farmasi
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal UPTD Puskesmas Jereweh
:
Terbit
Halaman :
1 Pengertian
1. pemantauan lingkungan fisik puskesmas adalah aktifitas yang dilakukan
untuk memastikan lingkungan fisik dalam kondisi bersih pada ruangan /
gedung dan halaman dalam keadaan siap untuk digunakan ,higienis, dan
nyaman.
Untuk memastikan pemantauan Lingkungan secara fisik yaitu mengenai
2 Tujuan kebersihan lingkungan puskesmas selalu terjaga sehingga proses pelayanan
berlangsung dengan nyaman dan higienis.
Rochimin, S.KM
NIP. 19740525 199503 1 006
Instalasi adalah penjaringan pipa/kabel untuk fasilitas listrik, air bersih, air
limbah, telepon dan
lain-lain yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pelayanan kesehatan.
Pemeliharaan instalasi terdiri dari perawatan rutin dan perbaikan/rehab.
1. Pengertian Perawatan rutin
dilakukan secara rutin dan berkala, sedangkan perbaikan/rehab dilakukan
hanyaterhadap instalasi
yang rusak
1. Menjaga suhu
dan kelembaban
udara setiap
ruangan di
Puskesmas dengan
menggunakan
ventilasi dan alat penata udara seperti AC, kipas angin, dll
2. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan
kesilauan dan
memiliki intensitas yang sesuai
3. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum
4. Bola lampu yang mulai atau berkurang fungsinya segera dilakukan
penggantian
Tata cara pemeliharaan gas
1. Agar kandungan gas pencemar dalam udara ruangan tidak melebihi
konsentrasi
maksimum perlu dilakukan :
a. Pertukaran udara diupayakan dapat berjalan dengan baik
b. Ruangan pelayanan tidak berhubungan langsung dengan dapur
c. Pemberlakuan larangan merokok di ruangan/gedung Puskesmas
d. Tidak menggunakan bahan bangunan yang mengeluarkan bau yang
menyengat
1. Pengertian
2. Tujuan
1. Menyelamatkan jiwa pasien dan petugas kesehatan serta menyelamatkan
sarana dan prasarana yang ada dipuskesmas.
2. Memikirkan Tindak Lanjut pelayanan Pasien di IGD
3. Kebijakan
1. Apabila terjadi kebakaran dipuskesmas,pertolongan harus memprioritaskan
jiwa pasien dan petugas kesehatan.
2. Pengamanan tempat kejadian untuk penyidikan darikepolisian
4. Prosedur 1. Petugas jaga menyelamatkan pasien dan ditempatkan padda tempat yang
aman
2. Menyelamatkan sarana dan prasaranayang bisa diselamatkan
3. Listrik dipadamkan serta dilakukan pemadaman dengan alat yang tersedia
4. Jika dirasa perlu agar menghubungi dianas pemadam kebakaran setempat
untuk mendapat pertolongan
5. Setelah kebakaran bisa diatasi, dibawah koordinasi pihak puskesmas, pasien
dan seluruh peralatan yang ada dipindahkan ke tempat penampungan
sementara
6. Mendata semua kerugian puskesmas
5. Distribusi IGD
6. Dokumen terkait
PENGENDALIAN DAN
PEMBUANGAN LIMBAH
BERBAHAYA
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :
Rochimin, S.KM
NIP. 19740525 199503 1 006
1. Pengertian 1. Limbah Puskesmas adalah semua limbah yangdihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentukpadat, cair, dan gas.
2. Limbah Padat Rumah Sakit adalah semua limbahrumah sakit yang berbentuk
padat sebagai akibatkegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medispadat
dan non-medis.
3. Limbah Medis Padat adalah limbah padat yang terdiridari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah bendatajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,
limbahkimiawi, limbah radioaktif, limbah containerbertekanan, dan limbah
dengan kandungan logamberat yang tinggi.
4. Limbah Padat Non-medis adalah limbah padat yangdihasilkan dari kegiatan
dirumah sakit diluar medisyang berasal dari dapur, perkantoran, taman,
danhalaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabilaada teknologinya.
5. Limbah Cair adalah semua air buangan termasuk tinjayang berasal dari
kegiatan rumah sakit yangkemungkinan mengandung mikriorganisme,
bahankimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagikesehatan.
6. Limbah Gas adalah semua limbah yang berbentuk gasyang berasal dari
kegiatan pembakaran di rumah sakitseperti insenerator, dapur, perlengkapan
generator,anastesi, dan pembuatan obat citotoksik.
7. Limbah Infeksius adalah limbah yang terkontaminasiorganisme pathogen
yang tidak secara rutin adadilingkungan dan organisme tersebut dalam
jumlahdan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakitpada manusia
rentan.
8. Limbah Sangat Infeksius adalah limbah berasal daripembiakan dan stock
bahan sangat infeksius, otopsi,organ binatang percobaan, dan bahan lain
yangdiinokulasi , terinfeksi atau kontak dengan bahan yang
memicu resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien
2. Tujuan
ke pasien yang lain maupun dari dan kepada masyarakat pengunjung rumah sakit
1. pemantauandilakukan oleh tenaga pelaksanaan
3. Kebijakan 2. pemantauan penanganan limbah berbahaya dapat dilakukan secara harian,
mingguan atau bulanan
4. Refe rensi
5. Alat dan Bahan
3. Refe rensi
4. Alat dan Bahan
5. Prosedur/Langkah – 1. sanitarian dan petugas terkait
langkah a. masing-masing penghasil limbah berbahya mengidentifikasi jenis dan
jumlah limbah berbahaya yang secara periodic dihasilkan oleh unit tersebut
b. identifikasi tersebut ditulis dalam buku invetaris oleh masing-masing unit
penanggung jawab
2. petugas laboratorium
a. masing-masing penghasilan limbah berbahya mengidentifikasi jenis dan
jumlah limbah berbahya yang secara periodic dihasilkan oleh unit tersebut
b. masing-masing unit melaporkan hasil limbah berbahyakepada sanitarian
tentang jenis dan jumlah limbah yang akan diserahkan dengan mengisi laporan
bulanan limbah berbahya
c. penghasilan limbah berbahaya mengangkut limbah berbahaya, gudang
penyimpanan sementara limbahberbahaya
d. limbahdari masing-masing unit di tempatkan sampah dan jerigen berwarna
biru, apabila sudah penuh maka sanitarian mengkoordinir penanggkutannya.
e. petugas sanitarian memverfikasi jenis dan jumlah limbah berbahaya yang
dihasilkan
f. limbah berbahya lainnya disimpan didalam gudang penyimpanan sementara
limbah berbahya, dipisahkan menurut staf/karakteristik limbah berbahya (mudah
terbakar, mudah meledak, korosif dan reaktif, beracun)
g. petugas sanitarian bersama petugas terkait memberikan sombol dan label
h. masa simpan dalam gudang TPSlimbah berbahayamaksimal 90 hari sesuai
persyaratan yang ditetapkan atau apabila limbah berbahaya lebih dari 50kg/hari.
i. petugas terkait mengisi inventori limbah berbahaya yang ada di tempatkan
penampungan/penyimpanan serta penimbunana menggunakan ceklist inventory
limbah berbahaya
j. petugas terkait mengisi neraaca limbah berdasarkan inventori gudang limbah
berbahaya sementara.
3. pengelolaan limbah berbahaya oleh pihak ketiga
Seterlah limbah mengcukupi di tempatkan penampungan mencukupi, limbah
berbahaya tersebut selanjudnya diserahkan kepada pihak ketiga :
a. pihak ketiga sebagai pengumpulan/pengelola limbah berbahya harus
mempunyai ijin dari kementrian lingkungan hidup republic Indonesia
b. pihak transportasi harus mempunyai ijin dari dirjenperhubungan darat
kementerian perhubungan RI dan mendapat rekomendasi dan kementerian
LHRI. Ijin sesuai dengann jalur trasportasi yang akan dilalui limbah berbahaya.
6. Unit terkait
7. Dokumen terkait
PEMANTAUAN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
PENANGANAN LIMBAH
BERBAHAYA
No.Kode :
No.Revisi :
SOP Tgl Mulai Berlaku :
Halaman :
1. Pengertian Setiap kegiatan yang berkaitan dengan limbah berbahaya oleh semua personil
Untuk memastikan pelaksanaan dan penanganan limbah berbahaya tidak
2. Tujuan menimbulkan pencemaran dan membahayakan lingkungan sehingga jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan akan dapat ditelelusuri penyebabnya.
1. pemantauandilakukan oleh tenaga pelaksanaan
8. Kebijakan 2. pemantauan penanganan limbah berbahaya dapat dilakukan secara harian,
mingguan atau bulanan
9. Refe rensi
10. Alat dan Bahan
11. Prosedur/Langkah – Mengidentifikasi limbah berbahaya
langkah 1. sanitaraian dan petugas terkait
a. masing-masing penghasilan limbah berbahya mengidentifikasi jenis dan
jumlah limbah berbahaya yang secara periodic dihasilkan oleh unit
tersebut
b. identifikasi tersebut ditulis dalam buku inventaris oleh masing-masing
unit penanggung jawab pengumpulan limbah berbahaya.
2. petugas labotarium