Anda di halaman 1dari 5

Bacaan Mukadimah Khutbah

،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬
ِ ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُر ْه َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬
َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬.ُ‫ي لَه‬
‫ك‬ َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِ ْلهُ فَالَ هَا ِد‬
ِ ‫َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬
َّ ‫ يَا َأيُّها َ الَّ ِذي َْن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬:‫ قَا َل تَ َعالَى‬.ُ‫لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َوال‬
‫ق ِم ْنهَا‬ ٍ ‫ يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذيْ َخلَقَ ُك ْم ِّم ْن نَ ْف‬.‫تَ ُم ْوتُ َّن ِإالَّ َوَأنتُ ْم ُّم ْسلِ ُم ْو َن‬
َ َ‫س َوا ِح َد ٍة َو َخل‬
َ ‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجاالً َكثِ ْيرًا َونِ َسآ ًء َواتَّقُوا هللاَ الَّ ِذيْ تَ َسآ َءلُ ْو َن بِ ِه َواَْألرْ َحا َم ِإ َّن هللاَ َك‬
‫ان‬ َّ َ‫َز ْو َجهَا َوب‬
‫ يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم‬.‫ يَا َأيُّهَا الَّ ِذي َْن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوالً َس ِد ْيدًا‬.‫َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬
َ َ‫ُذنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هللاَ َو َرس ُْولَهُ فَقَ ْد ف‬
.‫از فَ ْو ًزا َع ِظ ْي ًما‬

‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َّش َر‬ ُ ‫ي هَ ْد‬


َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫ َو َخي َْر ْالهَ ْد‬،َ‫ث ِكتَابُ هللا‬ ِ ‫ق ْال َح ِدي‬ َ ‫َأ َّما بَ ْع ُد؛ فَِإ َّن َأصْ َد‬
َ ‫ اَللَّهُ َّم‬.‫ار‬ َ ‫ضالَلَةٌ َو ُك َّل‬ َ ‫ور ُمحْ َدثَاتُهَا َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعةٌ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬ ‫ُأل‬
‫ص ِّل‬ ِ َّ‫ضالَلَ ٍة فِى الن‬ ِ ‫ا ُم‬
.‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ْالقِيَا َم ِة‬ َ ‫َو َسلِّ ْم َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬
ٍ ‫صحْ بِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬

Alhamdulillah kita masih diberikan kesempatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk
melaksanakan kewajiban kita yaitu melaksanakan sholat jum’ah di masjid yang mulia ini. Shalawat
serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah terakhir Muhammad shallallahu alaihi wassalam.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…………………..
Marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menolong agama-Nya dan selalu
berbuat taat kepada-Nya agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan pertolongan dan pahala-Nya
kepada kita.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…………………..
Allah berfirman :

‫َّه َاد ِة َفُينَبُِّئ ُك ْم‬ ِ ‫الْغَْي‬


َ ‫ب َوالش‬ ِ‫ت الَّ ِذي تَِفُّرو َن ِمْنهُ فَِإنَّهُ ُمالَقِي ُكم مُثَّ ُتر ُّد ْو َن ِإىَل َعامِل‬
َ ‫قُ ْل ِإ َّن الْ َم ْو‬
َ ْ
‫مِب َا ُكْنتُ ْم َت ْع َملُو َن‬
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu
akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib
dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al-Jumu’ah : 8)

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa dunia tidak abadi, ia berujung dan berakhir. Demikian pula
penghuninya. Kontrak hidup manusia terbatas. Selama-lamanya orang hidup , ia pasti berakhir dengan
kematian. Kematian adalah akhir dari yang hidup di dunia. Tidak ada tempat berlari dan bersembunyi dari
kematian. seseorang bisa saja berlari dari sesuatu tapi tidak dengan kematian, walaupun ia

1
bersembunyi di balik benteng yang kokoh, Mendaki langit dengan alat canggih tidak akan bisa
menghindarkan seseorang dari kematian.
Ajal setiap manusia telah ditulis oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala saat manusia masih berupa
janin di dalam rahim ibuya dalam umur 120 hari. Kematian itu ditulis bersamaan dengan rizki, amal,
kebahagiaan dan kesengsaraannya. Apabila ajal tersebut tiba maka ia tiba tepat waktu, tidak mungkin
ditunda atau disegerakan barang sesaatpun. Apabila ajal tiba, maka ia tiba di bumi manapun orang
tersebut berada tanpa diketahui. Bahkan mungkin yang bersangkutan sedang berada di udara, di laut.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

‫ت‬ ِّ ِ‫س ب‬
ٍ ‫َأي َْأر‬
ُ ‫ض مَتُْو‬ ‫ف‬
ْ ‫ن‬
َ ‫ي‬ ِ ‫و َما تَ ْد ِر ْي َن ْفس َماذَا تَ ْك ِسب َغ ًدا و َما تَ ْد‬
‫ر‬
ٌ َ ُ ٌ َ
Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.
Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. (QS. Luqman : 34)

Apabila kematian tiba maka ia tiba apapun penyebabnya; sakit, kecelakaan, dibunuh, bencana alam dan
lain-lain. Semua itu hanya penyebab kematian.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…………………..
Seandainya kematian adalah akhir segalanya, maka perkaranya sangatlah mudah, ringan. Aka
tetapi tidaklah demikian, justru kematian merupakan awal babak kehidupan baru yang hanya memiliki
dua kemungkinan yang tidak mungkin dirubah; Kesengsaraan da tangisan abadi atau kebahagiaan dan
senyuman abadi, di mana kedua pilihan ini tergantung kepada apa yang diusahakannya ketika di dunia.
Oleh karena itu, ketika seseorang didatangi ajalya, ia merasa tidak mungkin selamat darinya, ia
mengetahui seberapa jauh amal yang dikerjakanya semasa hidup. Maka dalam kondisi tersebut ia pasti
berharap diberi peluang dan kesempatan kedua untuk memperbaiki amalnya yang kurang dan rusak.
Akan tetapi nasi sudah menjadi bubur. Waktu yang berlalu tidak mungkin diputar ulang dan penyesalan
selalu datang di belakang.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

‫َأخ ْرتَيِن ِإىَل‬


َّ ‫ب لَ ْوال‬
ِّ ‫ول َر‬
َ ‫ت َفَي ُق‬ ‫يِت‬‫ْأ‬ ‫َأ‬ ِ ِ ‫وَأنِْف ُقوا ِمن ما رز ْقنَا ُكم‬
ُ ‫َأح َد ُك ُم الْ َم ْو‬
َ َ َ ‫ي‬ ‫ن‬ْ ‫ل‬ ‫ب‬
ْ ‫ق‬
َ ‫ن‬ ‫م‬
ْ ْ ََ َ ْ َ
ِ‫الصاحِل‬ ِ ٍ ‫َأج ٍل قَ ِر‬
َ َّ ‫َّق َوَأ ُك ْن م َن‬
‫ني‬ َ ‫َأصد‬
َّ َ‫يب ف‬ َ
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan
aku termasuk orang-orang yang saleh?" (QS. Al-Munafiqun : 10)

‫َأجلُ َها َواللَّهُ َخبِريٌ مِب َا َت ْع َملُو َن‬ ‫ِإ‬


َ َ‫َولَ ْن يَُؤ ِّخَر اللَّهُ َن ْف ًسا َذا َجاء‬
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu
kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Munafiqun : 11)

2
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…………………..
Agar penyesalan seperti ini tidak terjadi pada kita, maka yang mesti kita lakukan adalah
memanfaatkan sisa umur dengan amal kebaikan, karena itulah satu-satunya bekal bagi kita di
perjalanan panjang, di mana awalnya adalah kematian. Dengan mengingat kematian, lebih-lebih
memperbanyak-nya, mendorong seorang Muslim untuk mempersiapkan bekal guna menyongsong
datangnya kematian, karena dia sadar, bahwa dirinya pasti akan mati.
Karena hikmah inilah, maka Rasulullah mengajak kita memperbanyak mengingat kematian.

ِ ِ ِ ِ
َ ‫َأ ْكثُر ْوا ذ ْكَر َهاذِم اللَّ َّذات َي ْعيِن الْ َم ْو‬
.‫ت‬
"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yakni kematian." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah
dalam Kitab Riyadh ash-Shalihin)

Imam ad-Daqqaq berkata, "Barangsiapa memperbanyak mengingat mati, dia dikaruniai tiga perkara:
Menyegerakan taubat, hati yang qana'ah, dan semangat beribadah." (At-Tadzkirah, al-Qurthubi
1/23).
Ada empat agar seorang Muslim tidak melupakan kematian?
Pertama : Ziarah kubur 
Ia merupakan faktor penting yang mengingatkan seseorang akan kematian, penziarah akan
menyadari bahwa dirinya akan menyusul dalam waktu yang tidak jauh, nasibnya akan sama dengan
orang-orang yang diziarahinya. Keadaan ini membuatnya bersiap diri sebaik mungkin untuk
menghadapinya.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, berkata :

ِ َ‫ ف‬،‫ واستْأ َذ ْنته يِف َأ ْن َأزور َقبرها‬، ‫ َفلَم يْأ َذ ْن يِل‬،‫اِستْأ َذنْت ريِّب يِف َأ ْن َأست ْغ ِفر هَل ا‬
، ْ ‫َأذ َن يِل‬ َ َْ َ ْ ُ ُُ َْ َ ْ َ ْ َ َ َْ ْ َ ُ َْ
.‫ت‬َ ‫ فَِإنَّ َها تُ َذ ِّكُر الْ َم ْو‬،‫َفُز ْو ُروا الْ ُقُب ْو َر‬
 “Aku meminta izin kepada Rabbku untuk memohon ampun buat ibuku tetapi Dia tidak
mengizinkanku. Dan aku meminta izin untuk berziarah ke kuburnya dan Dia mengizinkanku. Maka
berziarah kuburlah, karena ia mengingatkan mati." (HR. Muslim no. 495).

Kedua : Mengingat sakaratul maut dan merenungkannya. 


Sakaratul maut adalah saat-saat yang berat bagi seorang Mukmin, karena inilah momen yang
menentukan baginya, apakah dia meraih husnul khatimah atau sebaliknya su`ul khatimah. Marilah
kita menyimak gambaran sakaratul maut yang dipaparkan oleh al-Qur`an. Firman Allah Subhanahu
Wata’ala :

ِ ‫الس‬
‫ ِإىَل‬. ‫اق‬ َّ ِ‫اق ب‬ ِ ‫ والَْت َّف‬. ‫اق‬ ِ ٍ ِ‫ وق‬. ‫ت التَّراقِي‬
ِ َ‫َكآل ِإ َذا بلَغ‬
ُ ‫الس‬
َّ ‫ت‬ َ ُ ‫ َوظَ َّن َأنَّهُ الْفَر‬. ‫يل َم ْن َراق‬
َ َ َ َ َ
ُ ‫ك َي ْو َمِئ ٍذ الْ َم َس‬
‫اق‬ َ ِّ‫َرب‬
"Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sam-pai ke kerongkongan, dan
dikatakan (kepadanya), 'Siapakah yang dapat menyembuhkan?' Dan dia yakin bahwa sesungguhnya

3
itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertautnya betis (kiri) dan betis (kanan), kepada
Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau." (Al-Qiyamah: 26-30).
Ketiga : Ta’ziah
Menengok orang yang meninggal dunia, mengantarkannya ke pekuburan menyadarkan
kepada kita akan kematian. Betapa hari ini dia menengoknya, mengantarkannya, menguburkannya,
mungkin setelahnya besok atau lusa bahkan beberapa waktu kemudian giliran dia yang diantar dan
dikuburkan.

Keempat : Memahami hakikat kehidupan dunia dan hakikat kehidupan Akhirat.


Untuk memahami hakikat kehidupan dunia kita perlu menyimak Firman Allah dan Hadist
Rosululloh yang shohih. Padanya terdapat keterangan yang lebih dari cukup. Kesimpulannya adalah
bahwa kehidupan dunia hanya sementara, kebahagiaan dan kesengsaraan tidak abadi, ia indah dan
menarik sehingga banyak orang yang tertipu dengan gemerlapnya kehidupan dunia. Simaklah Firman
Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

‫الد ْنيَا ِإال َمتَاعُ الْغُُرو ِر‬


ُّ ُ‫َو َما احْلَيَاة‬
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. Ali Imron : 185)

۱۷ ِ ‫و‬
‫اآلخَرةُ َخْيٌر َو َْأب َقى‬ ۱۶ ُّ ‫بَ ْل ُتْؤ ثُِرو َن احْلَيَا َة‬
‫الد ْنيَا‬
َ
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih
baik dan lebih kekal. (QS. Al-A’laa :16-17)

Simaklah perbandingan akhirat dengan dunia seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah di mana
beliau bersabda :

-‫السبَابَِة‬
َّ ِ‫َأش َار حَيْىَي ب‬
َ ‫و‬-َ ‫هذه‬ ‫ه‬
ُ ‫ع‬
َ ‫ب‬ ‫ص‬
ْ ‫الد ْنيا يِف اآْل ِخر ِة ِإاَّل ِمثْل ما جَيْ َعل َأح ُد ُكم ِإ‬
َ ْ َ ُ َُ َ َ ُّ ‫ َما‬، ‫َواهلل‬
.‫يِف الْيَ ِّم َف ْلَيْنظُْر مِبَ َي ْر ِج ُع‬
"Demi Allah, dunia dibandingkan dengan akhirat tidak lain seperti salah seorang darimu mencelupkan
jarinya ini dan Yahya memberi isyarat dengan telunjuknya ke laut. Lihatlah air yang menempel di
jarinya." (HR. Muslim dari al-Mustaurid bin Syaddad)

‫ َأقُ ْو ُل‬.‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬


ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِم َن ْاآليَا‬،‫آن ْال َع ِظي ِْم‬ ِ ْ‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬ َ ‫بَا َر‬
 .‫قَ ْولِ ْي هَ َذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم‬

4
‫‪Bacaan Khutbah Kedua ‬‬

‫ت َأ ْع َمالِنَ‪jj‬ا‪،‬‬
‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُر ْه َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِس ‪j‬نَا َو ِم ْن َس ‪j‬يَِّئا ِ‬
‫ك لَ ‪j‬هُ‬ ‫ي لَهُ‪َ .‬أ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد َ‬
‫َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم ِ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلَّ َم تَ ْس‪jj‬لِ ْي ًما‬ ‫َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ َ‬
‫‪j‬وتُ َّن ِإالَّ َوَأنتُ ْم ُّم ْس‪j‬لِ ُم ْو َن‪ .‬ثُ َّم‬ ‫ال تَ َعالَى‪ :‬يَا َأيُّها َ الَّ ِذي َْن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‪َّ j‬‬
‫ق تُقَاتِ‪ِ j‬ه َوالَ تَ ُم‪ْ j‬‬ ‫َكثِ ْيرًا‪ .‬قَ َ‬
‫ُص‪j‬لُّ ْو َن َعلَى‬ ‫صالَ ِة َوال َّسالَ ِم َعلَى َر ُس‪ْ j‬ولِ ِه فَقَ‪jj‬ا َل‪ِ{ :‬إ َّن هللاَ َو َمالَِئ َكتَ‪j‬هُ ي َ‬ ‫ا ْعلَ ُم ْوا فَِإ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بِال َّ‬
‫النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا َأيُّها َ الَّ ِذي َْن َءا َمنُ ْوا َ‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما}‪.‬‬
‫آل ِإبْ‪َ jj‬را ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ك‬ ‫ْت َعلَى ِإبْ‪َ jj‬را ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫ص‪jj‬لَّي َ‬ ‫ص‪jj‬لِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َم‪jj‬ا َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ت َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪،‬‬‫ار ْك َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬ ‫َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬
‫ت اَْألحْ يَ‪jj‬ا ِء ِم ْنهُ ْم‬
‫ت‪َ j،‬و ْال ُم‪ْ j‬ؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَ‪jj‬ا ِ‬
‫ك َح ِم ْي‪ٌ j‬د َم ِج ْي‪ٌ j‬د‪ .‬اَللَّهُ َّم ا ْغفِ‪jj‬رْ لِ ْل ُم ْس‪j‬لِ ِمي َْن َو ْال ُم ْس‪j‬لِ َما ِ‬
‫ِإنَّ َ‬
‫ق َحقًّ‪j‬ا َوارْ ُز ْقنَ‪j‬ا اتِّبَا َع‪ j‬هُ‪َ ،‬وَأ ِرنَ‪jj‬ا ْالبَا ِط‪َ j‬ل ب‪j‬ا َ ِطالً‬ ‫‪j‬ريْبٌ ‪ .‬اَللَّهُ َّم َأ ِرنَ‪j‬ا ْال َح‪َّ j‬‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ‪ِ j‬‬ ‫ت‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫َواَْأل ْم َوا ِ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا هَبْ لَنَ‪jj‬ا‬ ‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬ ‫َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَهُ‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ِ‬
‫ك َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬
‫صفُ ْو َن‪،‬‬ ‫ان َربِّ َ‬ ‫اجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ َ‬
‫ين ِإ َما ًما‪ُ .‬سب َْح َ‬ ‫ِم ْن َأ ْز َو ِ‬
‫َو َسالَ ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِي َْن َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‪.‬‬
‫صحْ بِ ِه َو َسلَّ َم‬
‫صلَّى هللاُ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬ ‫‪.‬و َ‬ ‫َ‬
‫ان َوِإيتَآِئ ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ َشآ ِ‪j‬ء َو ْال ُمن َك ِر‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ِ ،‬إ َّن هللاَ يَْأ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ‬
‫َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن‪ .‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْسَألُ ْوهُ ِم ْن فَضْ لِ ِه يُع ِ‬
‫ْط ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر‬
‫هللاِ َأ ْكبَرُ‪َ .‬وَأقِ ِم ال َّ‬
‫صالَةَ‪.‬‬

‫‪5‬‬

Anda mungkin juga menyukai