Anda di halaman 1dari 42

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

NOMOR 651 TAHUN 2023

TENTANG
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMBANGUNAN ASRAMA PESANTREN
TAHUN ANGGARAN 2023

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan amanat Pasal 11 Ayat (3)


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2019 tentang Pesantren, perlu diberikan Bantuan
Pembangunan Asrama Pesantren Tahun Anggaran
2023 untuk memenuhi aspek daya tampung,
kenyamanan, kebersihan, kesehatan, dan keamanan;
b. bahwa untuk menjamin penyaluran Bantuan
Pembangunan Asrama Pesantren Tahun Anggaran
2023 yang tertib, efisien, efektif. transparan dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan, perlu ditetapkan Petunjuk
Teknis Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren
Tahun Anggaran 2023;
c bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, dan huruf b perlu
menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Islam tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pembangunan
Asrama Pesantren Tahun Anggaran 2023.

Mengmgat; 1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
Undang- 2. Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
Kasnbbag TU Direktur
Dit. PD Pesantren PD Peeantreji Sesciitjen Pencil's

/ V Y
- 2
-

Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang
Pesantren (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 191, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6406);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2022 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2023 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 Nomor 208, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6827);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5423) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 229,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6267);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6676)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6762);
8. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
9. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33)
- 3
-

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden


Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
10. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 32 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 106);
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian/Lembaga (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
132/PMK.05/2021 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian /Lembaga (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1080);
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015
tentang Bantuan Pemerintah pada Kementerian Agama
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1655) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun
2019 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri
Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Agama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1131);
13. Peraturan Menteri Agama Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Pejabat Perbendaharaan Negara Pada Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 172) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Agama Nomor 32 Tahun 2021
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama
Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pejabat Perbendaharaan
Negara Pada Kementerian Agama (Berita Negara

Kasubbag TU Direktur
Dit, PD Pes ant re PD Pesantren Sesditjen Pendis
n
/- \J /
- 4
-

Republik Tahun 2021 Nomor 1383);


14. Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2020
tentang Pendirian dan Penyelenggaraan Pesantren
{Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1432);
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 72 Tahun 2022
tentang Organisasi dan Tata Keija Kementerian Agama
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
955);
16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2022
Tentang Tata Cara Pembayaran Dalam rangka
Pelaksanaan Anggaran dan Belanja Negara (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1333);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan
: KEPUTUSAN D1REKTUR JENDERAL PENDIDIKAN
ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKN1S BANTUAN
PEMBANGUNAN AS RAMA PESANTREN TAHUN
KESATU ANGGARAN 2023.
: Menetapkan Petunjuk Teknis Bantuan Pembangunan
Asrama Pesantren Tahun Anggaran 2023 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU merupakan acuan dalam penyaluran Bantuan
Pembangunan Asrama Pesantren Tahun Anggaran 2023
KETIGA : Keputusan ini berlaku untuk Tahun Anggaran 2023.

Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal 01 Februari 2023

Kasubbag TU Direktur
Dit. PD Pesantren PD Pesantren Sesditjen Pendia

/- u ■/
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR gSl TAHUN 2023
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMBANGUNAN ASRAMA
PESANTREN TAHUN ANGGARAN 2023

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren
menyatakan bahwa dalam upaya meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia, Pesantren yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat dengan kekhasannya telah berkontribusi
pen ting dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil'alamin dengan
melahirkan insan beriman yang berkarakter, cinta tanah air dan
berkemajuan, serta terbukti memiliki peran nyata baik dalam
pergerakan dan perjuangan meraih kemerdekaan maupun
pembangunan nasional dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pesantren sebagai subkultur memiliki kekhasan yang telah
mengakar, hidup dan berkembang di tengah masyarakat dalam
menjalankan fungsi pendidikan, fungsi dakwah, dan fungsi
pemberdayaan masyarakat.
Mengingat peran dan kontribusi serta upaya untuk menjamin
penyelenggaraan Pesantren dalam menjalankan pendidikan, fungsi
dakwah, dan fungsi pemberdayaan masyarakat, diperlukan pemberian
rekognisi, afirmasi, dan fasilitasi terhadap Pesantren.
Dalam hal fasilitasi terhadap Pesantren, pemerintah melalui
Kementerian Agama memberikan dukungan dan fasilitasi yang
diwujudkan dalam Program Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren
Tahun Anggaran 2023.
Program bantuan ini diberikan, mengingat asrama Pesantren
merupakan salah satu unsur pen ting dari Arkanul Ma'had (yang wajib
dipenuhi dalam penyelenggaraan Pesantren). Ketersediaan asrama
yang memadai pada aspek daya tampung, kenyamanan, kebersihan,
kesehatan dan keamanan layak untuk diperhatikan, karena pada
kenyataannya masib banyak Pesantren yang belum memenuhi standar
kelayakan tersebut.

KasubbagTU t/irektur
Dit PD Pesantren PD Pesantren Sesdttjeri Pen die

/ J
/
Agar program Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren Tahun
Anggaran 2023 dapat disalurkan secara tertib, efisien, ekonomis,
efektif, transparan dan bertanggung jawab, dengan mem- perhatikan
rasa keadilan dan kepatutan, sehingga perlu diatur melalui Petunjuk
Teknis Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren Tahun Anggaran
2023.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Petunjuk Teknis ini dimaksudkan sebagai acuan da]am
penyaluran Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren Tahun
Anggaran 2023.

2. Tujuan
Petunjuk Teknis ini bertujuan agar penyaluran Bantuan
Pembangunan Asrama Pesantren Tahun Anggaran 2023
dilaksanakan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.

C. Asas
Asas pelaksanaan Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren
Tahun Anggaran 2023 yaitu kepastian bentuk, kepastian identitas
penerima, kejelasan tujuan, kejelasan penanggung jawab, dan
ketersediaan anggaran.
Adapun asas penggunaan wewenang bagi Pejabat Pemerintahan
dalam mengeluarkan Keputusan dan/atau Tindakan dalam
penyelenggaraan administrasi pemerintahan sebagaimana dalam
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, yaitu asas legalitas, asas perlindungan terhadap hak
asasi manusia, seita asas umum pemerintahan yang baik (good
governance) yang mencakup:
1. Asas kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang
mengutamakan landasan ketentuan peraturan perundang-
undangan, kepatutan, keajegan, dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggaraan pemerintahan.
2. Asas tertib penyelenggara negara adalah asas yang menjadi
landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam
pengendalian penyelenggaraan negara.
3. Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan
selektif.
Kasubbag TU Direktur
DiL PD Pesantren PD Pesantren Sesditjen Pendia

S /
4. Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan
tidak diskriminatif ten tang penvelenggaraan negara dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan,
dan rahasia negara.
5. Asas proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban Penvelenggara Negara.
6. asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian
yang beriandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
7. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penvelenggara Negara harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakvat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku
8. Asas efisiensi adalah asas yang dimana pekeijaan yang dilakukan
oleh pemerintah haruslah dilakukan dengan biayayang serendah-
rendahnya namun menghasilkan produktivitas yang setinggi-
tingginva, dan
9. Asas efektivitas merupakan asas yang dimana setiap pekeijaan
yang dilakukan oleh pemerintah haruslah mencapai target yang
dicapai.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis terdiri dari Pendahuluan,
Pelaksanaan Bantuan, Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi, serta
Layanan Pengaduan Masyarakat, dan Penutup.

E. Pengertian Umum
Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan:
1. Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren Tahun Anggaran 2023
yang selanjutnya disebut Bantuan adalah bantuan pemerintah
dalam bentuk uang untuk pembangunan asrama Pesantren yang
memenuhi aspek dava tampung, kenyamanan, kebersihan,
kesehatan dan keamanan.
2. Pondok Pesantren, Dayah, Surau, Meunasah, atau sebutan lain,
yang selanjutnya disebut Pesantren adalah lembaga yang berbasis
masyarakat dan didirikan oleh perseorangan, yayasan, organisasi
masyarakat Islam, dan/atau masyarakat yang menanamkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt., menyemaikan akhlak
mulia serta memegang teguh ajaran Islam rahmatan lil'alaminyang
tercermin dari sikap rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat,
dan nilai luhur bangsa Indonesia lainnya melalui pendidikan.
KasubbagTU Direktur
Dit, PD Pesantren PD Pesantren Sesditjen Pendia

s) y
- 8
-

dakwah Islam, keteladanan, dan pemberdayaan masyarakat dalam


kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Santri adalah peserta didik yang menempuh pendidikan dan
mendalami ilmu agama Islam di Pesantren.
4. Kiai, Tuan Guru, Anre Gurutta, Inyiak, Syekh, Ajengan, Buya, Nyai,
atau sebutan Iain yang selanjutnya disebut Kiai adalah seorang
pendidik yang memiliki kompetensi ilmu agama Islam yang
berperan sebagai figur, teladan, dan/atau pengasuh Pesantren.
5. Asrama, pondok, kobong, atau sebutan lainnva yang selanjutnya
disebut Asrama adalah tempat tinggal santri yang bermukim selama
masa proses Pendidikan di Pesantren, dapat berupa ruang atau
bangunan yang ada di lingkungan Pesantren yang harus
memperhatikan aspek daya tampung, kenvamanan, kebersihan,
kesehatan dan keamanan.
6. Piagam Statistik Pesantren yang selanjutnya disebut PSP adalah
tanda bukti daftar yang diterbitkan oleh Kementerian Agama yang
diberikan kepada Pesantren.
7. Kementerian Agama adalah kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang agama.
8. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam adalah unsur pelaksana
pada Kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan
Islam.
9. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren adalah unit
kerja pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang mempunyai
tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
standard! sasi, bimbingan teknis, evaluasi, dan pengawasan
pendidikan diniyah dan pondok pesantren.
10. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi yang selanjutnya
disebut Kantor Wilayah adalah instansi vertikal pada Kementerian
Agama di tingkat Provinsi.
11. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota yang selanjutnya
disebut Kantor Kementerian Agama adalah instansi vertikal pada
Kementerian Agama di tingkat Kabupaten/Kota.
12. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri
Agama yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada
Kementerian Agama.
13. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah
pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan
sebagian kewenangan dan tanggungjawab penggunaan anggaran
pada Kementerian Agama.
14. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
- 9
-
pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil
keputusan dan / atau tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran atas beban APBN.
15. Pejabat Penan da Tangan Surat Perintah Mem bay ar yang
selanjutnya disebut PP-SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan
oieh KPA untuk melakukan pengujian atas Surat Permintaan
Pembayaran dan menerbitkan Surat Perintah Membayar.
16. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk
menerirna, menyimpan, membayarkan, men atau sahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja Negara
dalam pelaksanaan APBN pada kantor/ Satker Kementerian
Negara/ Lembaga.
17. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau disebut juga AP1P adalah
Pihak Interna] Pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi
melakukan pengawasan.
18. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA
adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai
acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan peme-
rintahan sebagai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
19. Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS
adalah pembayaran yang dilakukan langsung kepada Bendahara
Pengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar peijanjian keija,
keputusan, surat tugas, atau surat perintah kerja lainnya melalui
penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung.
20. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP
adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan
pembayaran tagihan kepada negara.
21. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-
LS adalah dokumen yang diterbitkan untuk mencairkan dana yang
bersumber dari DIPA dalam rangka pembayaran tagihan kepada
penerima hak/Bendahara Pengeluaran.
22. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D
adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa
BUN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM.
23. Rekening Kas Umum Negara adalah rekening tempat penyimpanan
uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara atau pejabat yang ditunjuk untuk
menampung seluruh penerimaan negara dan atau membayar
seluruh pengeluaran negara pada Bank/Sen tral Giro yang
ditunjuk.
Kasubbag TU Direktur
Dit. PD Pesantren PD pesantren Seadttjen Pendia

/ \J
/
-
10
-
24. Rekening penyaluran dana bantuan adalah rekening dalam bentuk
giro pemerintah yang dibuka oleh Satuan Kerja lingkup
Ke men ten an Negara/Lembaga untuk menyalurkan dana bantuan
kepada penerima bantuan melalui bank penyalur,
25. Bank penyalur adalah bank sebagai mitra kerja tempat dibukanya
rekening atas nama pemberi bantuan untuk menampung dana
belanja bantuan yang akan disalurkan kepada penerima bantuan.
26. Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan Bantuan yang selanjutnya
disebut UPK2B adalah unit keija yang harus dibentuk oleh
Pesantren untuk melaksanakan tugas menguji tagihan,
memerintahkan pembayaran, dan melaksanakan pembayaran
yang tidak boleh saling merangkap, yang dibuktikan dengan Surat
Keputusan Pimpinan Pesantren.
27. Rencana Anggaran Biaya yang selanjutnya disebut RAB adalah
perhitungan banvaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan
upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan bangunan dan dilampirkan saat pengajuan bantuan.
28. Peijanjian Kerjasama yang selanjutnya disebut Peijanjian adalah
perikatan yang paling sedikit memuat hak dan kewajiban kedua
belah pihak, jumlah bantuan yang diberikan, tata cara dan syarat
penyaluran, pernyataan kesanggupan penerima Bantuan untuk
menggunakan bantuan sesuai dengan rencana yang telah
disepakati, pernyataan kesanggupan penerima Bantuan untuk
menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara, dan
penyampaian laporan pertanggungjawaban bantuan kepada PPK
setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran.

Kasubbsg TU Direktur
Dit- PD PssanuiMi PD Pesantren Sesditjei: Peridis

/ v; A
-11
-
BAB II
PELAKSANAAN

A. Tujuan Bantuan
Bantu an bertujuan untuk meningkatkan kualitas asrama
Pesantren yang berfungsi sebagai tempat hunian bagi santri yang
memenuhi aspek daya tampung, kenyamanan, kebersihan, kesehatan
dan keamanan dengan pembiavaan seluruh atau sebagian kornponen
anggaran pembangunan serta menstimulasi dukungan dan partisipasi
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu Pesantren.

A. Pemberi Bantuan
Pemberi Bantuan adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

B. Persyaratan Penerima Bantuan


Persyaratan penerima Bantuan sebagai berikut:
L Pesantren terdaftar pad a Kementerian yang dibuktikan dengan
PSP;
2. Melampirkan Profil Singkat Pesantren;
3. Melampirkan Surat Permohonan Bantuan yang ditandatangani
Pimpinan Pesantren;
4. Pesantren memperoleb rekomendasi dari Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota tempat pesantren terdaftar yang
menyatakan keberadaan, keaktifan, dan kelayakan sebagai
lembaga penerima bantuan.
5. Pesantren memiliki UPK2B yang dibuktikan dengan Surat
Keputusan Pimpinan Pesantren, yang sekurang-kurangnya terdiri
dari 2 (dua) orang.
6. Pesantren sedangtidak menerima bantuan sejenisyangbersumber
dari dana APBN/APBD Tahun Anggaran 2023.
7. Mendaftar melalui aplikasi PUSAKA dan/atau SIMBA pada laman:
https://pusaka.kemenag.go.id
https://simba.kemenag.go.id
8. PPK tidak menerima usulan/proposal dalam bentuk hardcopy,
kecuali untuk pesantren yang telah mendapatkan legalitas
penetapan langsung dari PA, KPA, dan PPK.

C. Bentuk dan Rincian Bantuan


Bantuan merupakan bantuan pemerintah untuk pembangunan
asrama Pesantren yang disalurkan dalam bentuk uang dengan alokasi
per Penerima Bantuan sebesar Rp 150.000.000.00 (seratus lima puluh
-
12
-
-
13
Kasubbag TU
- Direktur
Dit. PD Pesantren PD Pesantren Sesditjen Pendia

S J /
-
14
-
persvaratan penenma bantuan di dalam Petunjuk Teknis ini
dengan meiakukan verifikasi untuk menilai kelengkapan
persvaratan administratif.
c. ) Dalam hal diperlukan, PPK dapat membentuk Tim
Verifikasi yang terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di
lingkungan Direktorat Jendral, Direktorat dan/atau
tenaga lainnya untuk meiakukan verifikasi terhadap
usulan/proposal Bantuan.
d. ) Dalam hal diperlukan, PPK dapat membentuk Tim
Verifikasi yang terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di
lingkungan, Direktorat Jenderal, Direktorat dan/atau
tenaga lainnya untuk meiakukan verifikasi terhadap
usulan/proposal Bantuan.
e. ) Dalam hal diperlukan verifikasi terhadap kelayakan sasaran
Bantuan, PPK dapat meiakukan validasi melalui:
(1) visitasi lapangan yang dilaksanakan dengan menugaskan
Aparatur Sipil Negara (ASN) di Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam dan/atau tenaga lainnya melalui
mekanisme Perjalanan Dinas Dalam Negeri sebagaimana
ketentuan peraturan perundang- undangan;
(2) tim verifikasi membuat laporan hasil verifikasi sebagai
dasar penetapan SK penerima bantuan baik yang melalui
aplikasi maupun yang dilakukan penetapan langsung, agar
PPK membuat laporan sebagai dasar penetapan SK
penerima bantuan yang dilakukan melalui mekanisme
penetapan langsung; dan/atau
(3) koordinasi dengan Kantor Wilayah, Kantor Kementerian
Agama, dan/atau APIP untuk mendapat kebenaran data
pengajuan dan kelayakan sebagai penerima bantuan.
e) PPK dapat menolak calon penerima bantuan yang:
(1) masih memiliki tanggung jawab penyampaian laporan
pertanggungjawaban penerima bantuan atas bantuan
pemerintah pada Satker Pemberi Bantuan yang
diterima pada tahun anggaran 2021 dan/atau tahun
anggaran 2022;
(2) meiakukan atau terlibat dalam kasus hukum dan/atau
tindakan kekerasan di satuan pendidikan;
(3) terlibat dalam kegiatan dan/atau organisasi yang
dilarang berdasarkan hukum dan peraturan
perundang-undangan;
(4) tidak menunjukkan pemahaman agama dan
keberagamaan yang moderat, sikap cinta tanah air, dan
KasubbagTU Direktur
Dit- PD Pesantren PD Pesantren Sesditjen Pendis

/ yj
-
15
-
perilaku yang mendorong terciptanya kerukunan hid up
beragama; dan
(5) tidak menunjukkan komitmen untuk mengamalkan
nilai Islam rahmatan liValamin yang berdasarkan
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;
f) Seleksi dapat dilaksanakan sebelum tahun anggaran beijalan.

3. Penetapan dan Pengesahan Penerima Bantuan


a. ) Berdasarkan hasil seleksi, PPK menetapkan Surat Keputusan
Penerima Bantuan yang disahkan oleh KPA setelah memastikan
anggaran tersedia dalam DIPA, sebagai dasar pemberian
Bantuan yang paling sedikit memuat:
(1) identitas penerima bantuan;
(2) nilai bantuan; dan
(3) nomor rekening dan nama bank penerima bantuan.
b. ) Penetapan dan pengesahan penerima bantuan dapat dilakukan
secara bertahap pada tahun anggaran berjalan;
c. ) Penetapan penerima bantuan menjadi sepenuhnya keputusan
PPK didasarkan pada laporan tim verifikasi.
4. Pemberitahuan Penerima Bantuan
a. ) PPK memberitahukan kepada penerima bantuan mengenai
penetapan dan pengesahan sebagai penerima bantuan,
ketentuan bahwa penvaluran Bantuan dilakukan dalam 2 (dua)
tahap berikut persyaratan pada setiap tahapan, dan
kelengkapan administrasi pencairan Bantuan;
b. ) PPK menyampaikan penetapan dan pengesahan sebagai
penerima bantuan, ketentuan penvaluran Bantuan berikut
persyaratannya, dan kelengkapan administrasi pencairan
bantuan melalui:
(1) penerima bantuan;
(2) Kantor Wilayah dan/atau Kementerian Agama
Kabupaten/Kota yang diteruskan kepada penerima
bantuan;
(3) aplikasi PUSAKA dan/atau SIMBA pada laman
https://pusaka.kemenag.go.id
https://simba.kemenag.go.id
(4) website Direktorat pada laman
www.ditpdpontren.kemenag.go.id yang dapat diunduh
langsung oleh penerima bantuan.

KasubbagTU Direktur
DEL PD Pesantren PD Pesantran Sesditjen Pendis

J"
/
/■
-
16
E. Tata Kelola Pencairan Bantuan -
L Pencairan tahap I sebesar 70% dilakukan setelah adanya Suiat
Fbnetapan dan Ftengssahan Benerima bantuan, serta penerima bantuan
sudah menyampaikan kelengkapan administrasi pencairan
Bantuan berupa:
a. ) Perjanjian yang telah ditandatangani diatas materai 10.000 oleh
penerima bantuan;
b. ) kuitansi bukti penerimaan uang bantuan yang jumlah
nominalnva sesuai dengan nominal bantuan yang masuk dalam
rekening penerima bantuan, dan telah ditandatangani diatas
materai oleh penerima bantuan;
c. ) salinan buku rekening bank aktif atas nama Pesantren;
d. ) salinan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama
Pesantren atau Yayasan; dan
e. ) Surat Pernyataan Kesediaan Menerima Bantuan yang
ditandatangani diatas materai.
2. PPK melakukan pengujian terhadap kelengkapan administrasi
pencairan bantuan yang diajukan penerima bantuan, untuk
kemudian menandatangani Perjanjian dan mengesahkan kuitansi
bukti penerimaan Bantuan setelah hasil pengujian terhadap
kelengkapan administrasi pencairan Bantuan yang dinyatakan
lengkap dan sesuai.
3. Dalam hal dokumen pencairan bantuan yang diajukan penerima
bantuan dinyatakan lengkap dan sesuai, serta sudah dilakukan
pengujian oleh PPK, maka paling lambat 2 (dua) minggu setelah
PPK menandatangani pengesahan kuitansi, penerima bantuan
wajib melakukan pencairan bantuan tahap I;
4. Dalam hal kelengkapan administrasi pencairan Bantuan
dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak sesuai, PPK
menyampaikan kepada penerima bantuan untuk melengkapi
dan / atau memperbaiki kelengkapan administrasi pencairan
Bantuan.
5. Apabila penerima bantuan tidak dapat melengkapi kelengkapan
administrasi pencairan Bantuan, PPK dapat membatalkan
penetapan penerima bantuan dan mengganti dengan penerima
bantuan lainnya berdasarkan hasil seleksi dengan Keputusanyang
disahkan oleh KPA.
6. Perrnohonan Pencairan tahap II sebesar 30% dapat dilakukan
apabila prestasi pekerjaan mencapai 50% yang dihitung
berdasarkan penggunaan bantuan atas volume pekerjaan yang
telah diselesaikan, serta telah menyampaikan kelengkapan
administrasi pencairan bantuan berupa:
Kasubbag TU Direktur
Dit. PD Pesantren PD Pesantren Sesditjen Pendis

ti
-
17
-
a. ) laporan prestasi pekeijaan yang ditandatarigani oleh
penerima bantuan;
b. ) kuitansi bukti penerimaan Bantuan yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan; dan
c. ) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB).
7. PPK melakukan pengujian terhadap kelengkapan administrasi
pencairan Bantuan yang diajukan penerima bantuan, untuk
kemudian mengesahkan kuitansi bukti penerimaan Bantuan
setelah hasil pengujian terhadap kelengkapan administrasi pen-
cairan Bantuan yang dinyatakan lengkap dan sesuai.
8. Dalam hal dokumen pencairan bantuan yang diajukan penerima
bantuan dinyatakan lengkap dan sesuai, serta sudah dilakukan
pengujian oleh PPK, maka paling lambat 2 (dua) minggu setelah
PPK menandatangani pengesahan kuitansi, penerima bantuan
wajib melakukan pencairan bantuan tahap II;
9. Dalam hal kelengkapan administrasi pencairan Bantuan
dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak sesuai, PPK
menyampaikan kepada penerima bantuan untuk melengkapi
dan/atau memperbaiki kelengkapan administrasi pencairan
Bantuan
10. Pencairan Bantuan dilakukan melalui pernbayaran langsung (LS)
dari rekening Kas Umum Negara ke rekening penvaluran dana
Bantuan untuk kemudian disalurkan ke rekening penerima
bantuan oleh bank penyalur maksimal 5 hari setelah SP2D terbit.
11. Tata cara pencairan Bantuan yang mencakup penerbitan SPP, SPM-
LS, dan SP2D berpedoman pada peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai tata cara pernbayaran dalam rangka
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan
ketentuan lain yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal.

F. Penggunaan Bantuan
1. Setelah Bantuan diterima, penerima bantuan langsung
menggunakan Bantuan sebagaimana ketentuan tujuan
penggunaan Bantuan dalam Petunjuk Teknis ini.
2. Penggunaan bantuan sesuai dengan RAB yang diajukan.
3. Bantuan diberikan agar Pesantren memiliki bangunan atau gedung
asrama yang berfungsi sebagai tempat tinggal santri dengan
memperhatikan aspek daya tampung, kenyamanan, kebersihan,
kesehatan, dan keamanan. dengan kriteria dasar:
a.) memiliki ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang akan
menghubungkan dengan ruang-ruang lainnya di dalam
bangunan Pesantren;
Kasubhag TU Direktur
Dit, PD Pesantren PD Pesantren Sesditjen Pendis

\J ■i
-
18-
b. ) memiliki bukaan yang memungkinkan teijadinya sirkulasi
udara dan pencahavaan alami, serta memberikan pandangan ke
luar ruang;
c. ) mampu melindungi santri dari gangguan, perubahan suhu dan
cuaca, seperti angin, hujan, dan pan as atau dingin yang
berlebih, serta gangguan keamanan lainnya seperti hewanliar;
d. ) mampu membentuk kondisi atau keadaan bebas dari kotoran,
termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau;
e. ) memiliki akses yang memadai untuk kebutuhan akses orang
atau barang dan mempermudah proses evakuasi apabilateijadi
bencana dan gangguan keamanan; dan
f. ) struktur bangunan harus didesain untuk dapat menahan beban
mati dan hidup, serta memiliki faktor keamanan terhadap
penambahan beban sementara dan bencana alam, dengan
pemilihan material, tipe konstruksi, metode konstruksi, serta
perencanaan yang efisien agar maksud tersebut dapat tercapai.
4. Bantuan dapat dipergunakan sebagai pembiayaan penggunaan
sebagaimana ketentuan tujuan penggunaan Bantuan dalam
Petunjuk Teknis ini yang telah dilaksanakan namun belum
sepenuhnya terbiayai sepanjang masih dalam Tahun Anggaran
2023.
5. Bunga bank/jasa giro akibat adanya dana di rekening yangberasal
dari Bantuan ini menjadi milik penerima bantuan untuk digunakan
sebagaimana tujuan penggunaan Bantuan dalam Petunjuk Teknis
ini.
6. Penerima bantuan mendokumentasikan dan menatausahakan
setiap penggunaan dana Bantuan, serta menyimpan bukti
penggunaan dana dimaksud untuk kelengkapan administrasi dan
keperluan pemeriksaan APIP.
7. Apabila terdapat pengeluaran yang tidak dapat diperoleh
bukti/kuitansi yang sah, maka bukti pengeluaran dapat berupa
kuitansi biasa yang disertai Surat Pernvataan pengeluaran rill, dan
Surat Pernyataan kesediaan untuk sewaktu-waktu diperiksa
untuk keperluan pemeriksaan/audit keuangan terkait dengan
pengeluaran tersebut.

G. Ketentuan Perpajakan
Kewajiban pembayaran pajak atas penggunaan Bantuan menjadi
tanggung jawab penerima bantuan sesuai ketentuan perundang-
undangan.
-
19
-
H. Pertanggungjawaban dan Pelaporan Bantuan
1. Pertanggungjawaban Bantuan dilaksanakan dengan tertib
administrasi, transparan, dan akuntabel
2. Pertanggungjawaban Bantuan terdiri dari laporan pertanggung-
jawaban penerima bantuan dan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran.
3. Laporan pertanggungjawaban penerima bantuan berupa lembar
laporan pertanggungjawaban.
4. Laporan pertanggungjawaban penerima bantuan disusun dan
disampaikan kepada PPK secepatnya setelah dana bantuan
dimanfaatkan dalam tahun anggaran 2023 secara daring melalui
aplikasi PUSAKA dan/atau SIMBA pada laman:
https: / / pusaka.kemenag.go.id
https: / /simba.kemenag.go.id
5. Laporan pertanggungjawaban penerima bantuan merupakan
dokumen yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai bukti
pembelian atau pembayaran yang sah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. PPK dan penerima bantuan menyimpan sekurangnya masing-
masing 1 (satu) rangkap salinan Laporan pertanggungjawaban
penerima bantuan dalam bentuk cetak dan/atau digital, sebagai
dokumen untuk kelengkapan administrasi dan keperluan
pemeriksaan Aparat Pengawas Fungsional.
7. Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran adalah
bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang berasal
dari APBN serta disusun dan dilaporkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

I. Larangan dan Sanksi


1. Larangan
Bantuan tidak dibenarkan untuk:
a. ) Investasi langsung dan/atau tidak langsung; keperluan biaya
sewa; gaji/honor pengelola dan/atau pengurus pesantren
b. ) digunakan dalam segala aktivitas yang bertentangan dengan
hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
wilavah Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan/atau
c. ) digunakan selain untuk hal-hal yang diatur dalam Petunjuk
Teknis ini.
2. Sanksi
a.) Atas penggunaan Bantuan yang tidak sesuai dengan ketentuan
dalam Petunjuk Teknis ini akan diberikan sanksi sesuai dengan
jenis pelanggarannya.
-
20
-
b. ) Apabila di kemudian hari, atas penggunaan Bantuan
mengakibatkan kerugian Negara maka penerima bantuan
bersedia dituntut penggantian kerugian negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. ) Apabila Bantuan dipergunakan selain hal-hal yang diatur dalam
Petunjuk Teknis ini, dana tersebut dianggap sebagai sisa dana
bantuan dan wajib untuk disetorkan ke Kas Negara.
d. ) PA, KPA, dan PPK dibebaskan atas segala kemungkinan
tuntutan hukum dari penggunaan Bantuan oleh penerima
bantuan atas segaia akibat yang ditimbulkannya, kecuali
ditemukan adanya bukti penyimpangan.

KasubbagTU Direktur
Dit. PD Peaantren PD Pesantren Sesditjen Pendis

\J 7
-
21
-
BAB III
PENGENDALIAN, MONITORING DAN EVALUASI, SERTA LAYANAN
PENGADUAN MASYARAKAT

A. Pengendalian
Pengendalian Bantuan dapat dilaksanakan melalui bimbingan
teknis dan/atau pendampingan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah
dan Pondok Pesantren kepada Pesantren yang telah ditetapkan dan
disahkan sebagai penerima bantuan dengan tujuan:
1. agar Bantuan digunakan dengan tertib, efisien, efektif, transparan
dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan; dan
2. untuk memastikan seluruh kelengkapan administrasi Bantuan
terpenuhi, Bantuan dipergunakan sesuai dengan Petunjuk Teknis
dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban sesuai dengan
batas waktu yang ditentukan.

B. Monitoring dan Evaluasi


1. KPA bertanggung jawab atas:
a) pencapaian target kineija Bantuan;
b) transparansi pelaksanaan dan penyaluran Bantuan; dan
c) akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran Bantuan.
2. Dalam rangka pencapaian target kineija, transparansi, dan
akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran Bantuan, KPA
melaksanakan monitoring dan evaluasi.
3. Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk memastikan:
a) kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran Bantuan dengan
Petunjuk Teknis yang telah ditetapkan serta ketentuan
peraturan terkait lainnya;
b) kesesuaian antara target capaian dengan realisasi.

4. Monitoring dan evaluasi dilakukan melalui:


a) visitasi lapangan yang dilaksanakan dengan menugaskan
Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam dan/atau tenaga lainnya melalui mekanisme
Peijalanan Dinas Dalam Negeri sebagaimana ketentuan
peraturan perundang- undangan;
b) koordinasi dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
dan/atau Kantor Kementerian Agama Kabu paten/Kota;
dan/atau

Kasubha,g TU Direktur
Dit. PD Pesantren PD Pesantren Sesditjen Pencils

7 \J
/
-
22
c) koordinasi dengan API P. -
5. KPA mengambil langkah-langkah tindak lanjut berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi untuk perbaikan penvaluran Bantuan.

C. Layanan Pengaduan Masyarakat


1. Layanan pengaduan masyarakat dimaksudkan untuk:
a) membangun keterbukaan dan partisipasi publik dalam rangka
pelaksanaan public accountability dan mewujudkan good
governance di lingkungan Kementerian;
b) meningkatkan peran masyarakat sebagai bentuk pengawasan
melekat oleh masyarakat; dan
c) mengetahui deteksi dini terhadap penyimpangan dan mencari
sol u si terbaik.
2. Mekanisme pengaduan dilakukan dengan cara:
a) masyarakat dapat menyampaikan pengaduan secara langsung
ataupun tertulis ke:
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok
Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Gedung Kementerian Agama Lantai 8
Jalan Lapangan Banteng Barat
Nomor 3-4 Kota Jakarta 10710 - DKI
Jakarta
b) masyarakat dapat menyampaikan pengaduan melalui website
dan akun media sosial resmi;
(1) Website : www. d i tpd pon tren. kemenag. go. id
(2) Twitter : @PPesantren
(3) Fan Page Facebook : Pendidikan Pesantren
(4) Instagram : pendidikanpesantren
c) masyarakat dapat menyampaikan pengaduan melalui Sistem
Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Agama dengan
mengakses https://simwas.kemenag.go.id
d) masyarakat dapat menyampaikan pengaduan melalui Layanan
Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR) pada portal:
www. lapor. go. id
3. Masyarakat pelapor harus dapat menunjukkan bukti-bukti
pengaduan, seperti foto, dokumen, atau bukti lain yang sah dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
4. Pengaduan masyarakat dilampirkan sebagai pelengkap/
pendukung laporan pelaksanaan Bantuan.

Kasubbag TU Direktur
DiL PD Pesantren PD Pesantren SesditjerL Pendis

/ J
7
-
23
-
BAB IV
PENUTUP

Demikian Petunjuk Teknis ini disusun untuk dapat digunakan


sebagai acuan dalam penyaluran Bantuan. Hal-hal vang belum diatur
dalam Petunjuk Teknis ini akan diatur kemudian dalam pedoman/aturan
dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari Petunjuk Teknis ini.

Jenderal,

ALI RAMDHANI^

KasubbagTU Direktur
Sesditjen Pendis
Dit. PD Pesaiitren PD
Pesantren
-
24
-
Format 1: Contoh Surat Permohonan Bantuan
KOP PESANTREN
(DENGAN ALAMAT LENGKAP)

... (diisi nomor suratf .......(diisi tgl, bin, thn)


... (diisi lampiran surat)
Nomor ... (diisi sifat surat)
Lam pi ran Pengajuan Permohonan Bantuan Pembangunan Asrama
Sifat Pesantren
Hal

Yth. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama


Cq. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
Di Jakarta

Sehubungan rencana pembangunan asrama Pesantren ......................................(diisi


nama Pesantren), yang bertandatangan di bawah ini saya:

Nama :.........[diisi nama pimpinan Pesantren)


Alamat : ........(diisi alamat lengkap)
Jabatan : ........ [diisi jabatan)
Nomor HP. : ........ [diisi nomorponsel yang aktij]

Dengan ini bermaksud Mengajukan Permohonan Bantuan


Pembangunan Pondok Pesantren dengan dokumen persyaratan
sebagaimana terlampir.
Demikian, atas perhatian dan keijasamanya kami sampaikan
terimakasih.

Pimpinan...................[diisi
nama Pesantren)

[Nama Jelas)
-
25
-
Format 2: Contoh Rencana Anggaran Biaya (RAB)

KOP PESANTREN
(DENGAN ALAMAT LENGKAP)

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)


PEMBANGUNAN AS RAMA PONDOK PESANTREN

N Uraian Pekeijaan Volume Satuan Jumlah (Rp)


o Harga
Satuan (Rp)
I PEKERJAAN PERSIAPAN/PEMBERSIHAN LOKASI
1.
2.
Dst...
Sub Total i --------------------------------------------------------------
i
i
1 PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
1
1.
2.
Dst...
Sub Total
I PEKERJAAN PONDASI DAN BETON
I
1. 1
!

2.
Dst... .

Sub Total i1
:i

I PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


V
1.
2.
Dst... i\

■ ■j

Sub Total I
\\
i

V PEKERJAAN ATAP DAN PLAFON


1.
2.
Dst...
Sub Total
V PEKERJAAN N PINTU, JENDELA & KUNCI
I KUSE
1.
2. i
i
l
-
26
-
Dst... iI

Sub Total i!
i ... i
V PEKERJAAN LANTAI
II
1.
2.
Dst...
Sub Total
r
V PEKERJAAN PENGECATAN
II
1.
2.
Dst...
Sub Total
I PEKERJAAN FINISHING
X
1.
2.
' "

Dst...
Sub Total i

GRAND TOTAL 1

...........(diisi tgl, bin, thn)


Pimpinan Pesantren Ketua UPK2B,
.......(diisi nama Pesantren),

(Nama Jelas) [Nama Jelas)


-
27
-
-
28
-

Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren Tahun


Anggaran 2023 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
ini.
Unit Pelaksana Keuangan dan Kegiatan mempunyai tugas
menatakelolakan keuangan, melaksanakan kegiatan
pembangunan, dan melaporkan Bantuan Pembangunan
Asrama Pesantren Tahun Anggaran 2023.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di.................(diisi nama kota)


Pada Tanggal...........(diisi tgl, bin, thn)

Pimpinan Pesantren...............(diisi nama


Pesantren)

(Nama Jelas)
-
29
-

LAM PI RAN
KEPUTUSAN PIMPINAN PESANTREN. ..(diisi nama Pesantren)
NOMOR..........(diisi nomorsurat) TAHUN 2023
TENTANG
UNIT PENGELOLA KEUANGAN DAN KEGIATAN BANTUAN
PEMBANGUNAN AS RAMA PESANTREN
TAHUN ANGGARAN 2023

Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan Bantuan Pembangunan Asrama


Pesantren Tahun Anggaran 2023
-
30
-
-
31
-

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pesantren


................... yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya disebut PARA PIHAK
sepakat mengikatkan diri dalam Peijanjian Kerjasama Bantuan
Pern ban gunan Asrama Pesantren Tahun Anggaran 2023, dengan
ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
PENDAHULUAN
1. Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren Tahun Anggaran 2023 yang
selanjutnya disebut Bantuan adalah bantuan pemerintah berupa uang
untuk pembangunan asrama Pesantren yang memenuhi aspek daya
tampung, kenyamanan, kebersihan, kesehatan dan keamanan.
2, Petunjuk Teknis Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren Tahun
Anggaran 2023 yang selanjutnya disebut Petunjuk Teknis merupakan
acuan dalam pelaksanaan Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren
Tahun Anggaran 2023 agar pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara
tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Pasal 2
HAK DAN KEWAJIBAN
1. PIHAK PERTAMA memberikan bantuan pembangunan gedung atau
bangunan asrama Pesantren yang diberikan berupa uang sebesar
Rp 150.000.000,00 ( seratus lima puluh juta rupiah), sesuai dengan
alokasi anggaran yang ditetapkan.
2. PI HAK PERTAMA mencairkan Bantuan melalui pembayaran langsung
(LS) dari Rekening Kas Umum Negara ke rekening PIHAK KEDUA dengan
mekanisme sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan
berdasarkan kelengkapan administrasi pencairan Bantuan
sebagaimana ketentuan dalam Petunjuk Teknis.
3. PIHAK KEDUA bersedia menerima Bantuan dan menggunakannya
sesuai Petunjuk Teknis.
4. PIHAK KEDUA mendokumentasikan dan menatausahakan setiap
penggunaan dana Bantuan, serta menyimpan bukti-bukti penggunaan
dana dimaksud untuk kelengkapan administrasi dan keperluan
pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
5. PIHAK KEDUA bersedia menyusun dan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban Bantuan kepada PIHAK PERTAMA dalam bentuk
cetak dan/atau salinan digital setelah selesai penggunaan Bantuan atau
-
32
-

pada akhir Tahun Anggaran 2023 berupa surat laporan


pertanggungjawaban bantuan dengan rekapitulasi penggunaan dana
Bantuan.
6. PIHAK KEDUA bersedia menerima Bantuan, menggunakan Bantuan,
dan mempertanggungjawabkan penggunaan Bantuan sesuai Petunjuk
Teknis.
-
33
-

7. PIHAK KEDUA bertanggungjawab atas kerugian negara yang


diakibatkan dari penggunaan Bantuan selain untuk tujuan penggunaan
Bantuan dalam Petunjuk Teknis, dan bersedia mengganti kerugian
negara dimaksud.
8. PIHAK KEDUA bertanggungjawab untuk menyetorkan ke Kas Negara
apabila terdapat sisa dana penggunaan Bantuan yang diterima dari
PIHAK PERTAMA.

Pasal 3
SANKSI
1 PIHAK KEDUA akan diberikan sanksi atas penggunaan dana Bantuan
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
ketentuan dalam Petunjuk Teknis.
Z PIHAK PERTAMA dibebaskan atas segala kemungkinan tuntutan
hukum akibat dari penggunaan dana Bantuan oleh PIHAK KEDUA yang
tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan
dalam Petunjuk Teknis.

Pasal 4
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Apabila dalam pelaksanaan Peijanjian terjadi perselisihan, PARA PIHAK
bersedia menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat.

Pasal 5
PENUTUP
Peijanjian ini dibuat dan ditandatangani PARA PIHAK dalam keadaan
cakap menurut hukum, bermaterai cukup, dibuat rangkap 2 (dua)
yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk
dilaksanakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Materai
10.000

(nama pihak KEDUA} (nama pihak PERTAMA)


-
34
-

Format 5: Contoh Surat Pernyataan Kesediaan Menerima Bantuan

KOP PESANTREN
(DENGAN ALAMAT LENGKAP)

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENERIMA


BANTUAN

Nama Pesantren :...........................(diisi nama Pesantren)


Alamat Pesantren :..........................(diisi nama Pesantren)
Bentuk Bantuan : Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren
Tahun Anggaran 2023
Nilai Bantuan : Rp 150.000.000,- (seratus lima puluhjuta rupiah)

Yang bertandatangan di bawah iniPimpinan Pesantren.....................................(diisi


nama
Pesantren), Penerima Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren
Tahun Anggaran 2023, menyatakan bahwa saya bersedia menerima
Bantuan dan menggunakannya sesuai Petunjuk Teknis.

...........(diisi tgl, bin, thn)


Pimpinan Pesantren

(diisi nama Pesantren)

Materai
10.000

...........(Nama Jelas)
-
35
-

Format 6: Contoh Surat Pemyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB)

KOP PESANTREN
(DENGAN ALAMAT LENGKAP)

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA (SPTJB)

Nama Pesantren :.......................(diisi nama Pesantren)


Alamat Pesantren........................: (diisi alamat Pesantren)
Bentuk Bantuan : Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren
Tahun
Anggaran 2023
Nilai Bantuan : Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah)

Yang bertandatangan di bawah iniPimpinan Pesantren.....................................(diisi


nama
Pesantren) Penerima Bantuan Pembangunan Asrama Pesantren Tahun
Anggaran 2023, menyatakan bahwa sava:
1. Bertanggung jawab penuh atas pengeluaran yang telah kami
bayarkan kepada pihak yang berhak menerima;
2. bersedia menyimpan dengan baik seluruh bukti-bukti pengeluaran
belanja/ pembayaran yang telah dilaksanakan;
3. bersedia untuk dilakukan pemeriksaan terhadap bukti-
bukti pengeluaran oleh Aparat Pengawas Fungsional Pemerintah.

Demikian surat pemyataan ini dibuat dengan sebenamya.

...........(diisi tgl, bin, thn)


Ketua UPK2B
........... (diisi nama Pesantren),

Materai
10.000

...........(Nama Jelas)
-
36
-

LAPORAN PRESTASI PEKERJAAN


BANTUAN PEMBANGUNAN ASRAMA PESANTREN
TAHUN ANGGARAN 2023
Format 7: Contoh Laporart Prestasi Pekerjaan Bantuan
Pembangunan Asrama Pesantren

KOP PESANTREN
(DENGAN ALAMAT LENGKAP)

N Jenis Pekeijaan Nilai Pekerjaan Persentase


o
(Rp.) Prestasi Pekerjaan
1 Biaya bahan bangunan Rp. 50% atau lebih
2 Biaya tukang Rp. 50% atau lebih
3 Biaya lain-lain Rp. 50% atau lebih
50% atau lebih
-
37
-

Pimpinan Pesantren Ketua UPK2B,


........... (diisi nama Pesantren)
...........(diisi nama Pesantren)
...........(diisi tgl, bin, thn}

(Nama Jelas) (Nama Jelas)


-
38
-
-
39
-

a. Jumlah total dana yang telah diterima : RplSO.000.000,00


(seratus lima puluh juta rupiah).
b. Jumlah total dana yang dipergunakan : ........................................... (diisi total
dana yang dipergunakan)
c. Jumlah total sisa dana : ....................... (diisi total
sisa dana yang telah dipergunakan)
3. PIHAK PERTAMA menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dana
Bantuan Pembangunan Asrama Pondok Pesantren sebesar (diisi
total dana yang dipergunakan) telah disimpan sesuai dengan
ketentuan untuk kelengkapan administrasi dan keperluan
pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
-
40
-

4. P1HAK PERTAMA telah menyetorkan sisa dana bantuan ke kas


negara sebesar..................(diisi total sisa dana yang telah dipergunakan)
sebagaimana Bukti Penerimaan Negara (BPN) terlampir.

Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan
ditandatangani oleh para pihak pada hari ini dan tanggal tersebut di
atas, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Materai
10.000

(nama pihak (nama pihak KEDUA) PERTAMA)


-
41
-
-
42
-

(Nama Jelas)

Anda mungkin juga menyukai