Anda di halaman 1dari 4

JURNALJurnal

ILMU Ilmu Kesehatan Masyarakat


KESEHATAN MASYARAKAT

VOLUME 1 Nomor 02 Juli 2010 Tinjauan Pustaka

KEBIASAAN JAJAN PADA ANAK


A CONSUMPTION HABIT OF STREET FOODS AMONG CHILDREN

Fatmalina Febry
Bagian Gizi Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
E-mail: fatmalina_FKMunsri@yahoo.com

ABSTRACT
A consumption habit of street foods among children have become a general habit in all level of socio-
economic level in society. Street foods generally do not fulfill a health standard and have more risk to contain
chemical or biological substances. On the other hand, street food also benefits for children’ nutritions if they
choose healthy and proper foods. Therefore, roles of parents and teachers in school is necessary to deliver
correct knowledge about healthy and nutritious street food to their children and students. As a result,
children could reduce their habit to consume unhealty street foods and could choose healthy and nutritious
street foods.
Keywords: a consumption habit, nutritious, children

ABSTRAK
Kebiasaan jajan pada anak sudah menjadi kebiasaan yang umum dan dapat ditemui di berbagai tingkat sosial
ekonomi masyarakat. Makanan jajanan kebanyakan tidak memenuhi syarat kesehatan dan sangat beresiko
terhadap cemaran biologis atau kimiawi. Tetapi ternyata makanan jajanan juga dapat menyumbangkan zat gizi
apabila pemilihan makanan jajanan tepat. Oleh karena itu perlu peran serta orang tua dan pihak sekolah untuk
memberikan pengetahuan kepada anak agar anak dapat mengurangi kebiasaan jajan dan dapat memilih makanan
jajanan yang memenuhi syarat kesehatan dan mempunyai nilai gizi yang baik.
Kata kunci: kebiasaan jajan, nutrisi, anak

PENDAHULUAN mengandung bakteri E.Coli, enterobacter, zat


Makanan dan jajanan sekolah pewarna, pengawet atau sakarin. Hasil
merupakan masalah yang perlu menjadi penelitian Badan Pengawas Obat dan
perhatian masyarakat, khususnya orang tua, Makanan (BPOM) selama tahun 2003
pendidik dan pengelola sekolah, karena makanan terhadap 163 sampel makanan jajanan anak di
dan jajanan sekolah sangat beresiko terhadap 10 provinsi yang melibatkan 80 jenis sampel
cemaran biologis atau kimiawi yang banyak menunjukkan 50% mengandung pengawet dan
mengganggu kesehatan, baik jangka pendek pewarna 2.
maupun jangka panjang. Hal menarik yang perlu diperhatikan
Penelitian Husaini (1993) menyebutkan adalah kenyataan bahwa makanan jajanan ini
bahwa 88% makanan dan minuman yang dijual memberikan kontribusi yang nyata terhadap
di sekitar sekolah mempergunakan zat pewarna konsumsi energi dan zat-zat gizi, berkisar
sintesis dan sebagian diantaranya mengandung antara 10% sampai 25%3. Makanan jajanan
zat pewarna yang dilarang yaitu rhodamin B kaki lima menyumbang asupan energi
yang memberi warna merah dan metanil yellow sebanyak 36%, protein 29%, dan zat besi 52%
yang memberi warna kuning1. bagi anak sekolah4.
Hasil penelitian yang dilakukan IPB Masalah jajan anak sekolah merupakan
(2001/2002) menyebutkan bahwa sebagian tantangan besar bagi pemerintah, pengelola
jajanan anak sekolah berupa makanan dan sekolah dan orang tua untuk memperhatikan
minuman tidak memenuhi syarat kesehatan. bagaimana asupan gizi siswa sekolah tercukupi
Sebanyak 34 sampel makanan dan 13 sampel tanpa harus mengkonsumsi jajanan di
minuman, 58,8% makanan dan 73,3% minuman lingkungan sekolah.

81
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

PEMBAHASAN kurang pada makanan utama dan lauk-pauknya.


Definisi Makanan Jajanan Makanan jajanan juga berfungsi, antara lain:
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa a. Sebagai sarapan pagi
Indonesia (KBBI) jajanan berarti kudapan atau b. Sebagai makanan selingan yang dimakan
penganan yang dijajakan. Menurut FAO dalam diantara waktu makan makanan utama
Nuryati (2005) makanan jajanan (street food) c. Sebagai makan siang terutama bagi mereka
didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang tidak sempat makan di rumah
yang dipersiapkan dan atau dijual oleh pedagang d. Sebagai penyumbang zat gizi dalam menu
kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat sehari-hari terutama bagi mereka yang
keramaian umum lain yang langsung dimakan berada dalam masa pertumbuhan.
atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau e. Sebagai produk yang mempunyai nilai
persiapan lebih lanjut. Karena itu, jajanan kaki ekonomi bagi para pedagang.
lima terkesan merupakan makanan yang murah,
mudah, praktis, menarik dan bervariasi5. Dampak Makanan Jajanan
Makanan jajanan (makjan) didefinisikan a. Bagi anak-anak sekolah, makanan jajanan
sebagai makanan siap makan atau dipersiapkan adalah perkenalan dengan beragam jenis
untuk dikonsumsi langsung di lokasi jualan dan makanan jajanan dapat menumbuhkan
dijual di jalanan atau di tempat-tempat umum, kebiasaan penganekaragaman makanan
seperti area permukiman, pusat perbelanjaan, sejak kecil.
terminal-terminal, pasar-pasar, atau dijajakan b. Terhadap kesehatan anak, makanan jajanan
dengan cara berkeliling6. Menurut Keputusan yang kurang memenuhi syarat kesehatan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor (termasuk dalam hal ini: cara pengolahan
942/Menkes/SK/VII/2003, makanan jajanan makanan jajanan, penggunaan zat pewarna
adalah makanan dan minuman yang diolah oleh yang bukan pewarna makanan, cara
pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau penyajian, dll), sewaktu-waktu dapat
disajikan sebagai makanan siap santap untuk mengancam kesehatan anak
dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, c. Dapat mengakibatkan pengurangan nafsu
rumah makan/restoran dan hotel. makan di rumah.

Jenis Makanan Jajanan Potensi Nilai Gizi Makanan Jajanan


Jenis makanan jajanan menurut Mulyati Sebagian makanan jajanan mengandung dan
(2003) dalam Nuryati (2005) dibagi menjadi 4 memberikan kontribusi energi dan protein yang
(empat) kelompok, yaitu: cukup tinggi sebagai bagian dari makanan
a. Makanan utama, seperti rames, nasi pecel, sehari-hari. Makanan jajanan selain
bakso, mie ayam dan sebagainya menyumbang energi dan protein juga
b. Snack atau penganan seperti kue-kue, menyumbang zat-zat gizi lain seperti lemak,
onde-onde, pisang goreng dan sebagainya karbohidrat, kalsium, fosfor, iodin, zat besi dan
c. Golongan minuman seperti cendol, es krim, lain-lain3.
es teler, es buah, es teh, dawet dan sebagainya
d. Buah-buahan segar5. Kebiasaan Jajan pada Anak Sekolah
Menurut Samsudin (1995) terdapat aneka Makanan jajanan (street food) sudah
ragam makanan jajanan tradisional maupun yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
berasal dari berbagai kebudayaan dari luar kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun
negeri sebagai dampak globalisasi dalam bidang di pedesaan. Konsumsi makanan jajanan di
makanan7. masyarakat diperkirakan terus meningkat
mengingat terbatasnya waktu anggota keluarga
Fungsi Makanan Jajanan untuk mengolah makanan sendiri8.
Makanan jajanan selain berfungsi Hasil survei Sosial Ekonomi yang dilakukan
sebagai makanan selingan, juga berperan oleh Badan Pusat Statistik tahun 1999
sebagai sarana peningkatan gizi masyarakat. menunjukkan bahwa proporsi pengeluaran rata-
Makanan jajanan sering berfungsi untuk rata per kapita per bulan penduduk perkotaan untuk
menambah zat-zat makanan yang tidak atau makanan jajanan meningkat dari 9,19% pada tahun
1996 menjadi 11,37% pada tahun 19998.

Febry, Kebiasaan Jajan pada Anak • 82


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Saat ini beragam jenis jajanan untuk anak- d. Variasi makanan di rumah. Menu yang
anak usia sekolah dasar banyak dijual di berganti-ganti membuat kita tidak cepat
lingkungan sekolah terutama di kantin. bosan dan mencari pilihan lain di luar rumah,
Dagangan yang ditawarkan juga bermacam- yang belum tentu memenuhi syarat gizi. Ini
macam, seperti bakso tusuk, siomay, minuman, bisa diterapkan juga di kantin-kantin sekolah
gorengan. Tetapi makanan jajanan yang dibeli dengan menyediakan makanan yang sehat
di sekolah, hampir tidak mendapatkan perhatian yang variatif dan bergizi, sehingga murid
dari orang tua. Sementara guru-guru sibuk tidak membeli jajanan di luar sekolah.
dengan kegiatan belajar mengajar maupun e. Jangan biasakan mengganti makanan
kegiatan sekolah lainnya sehingga kurang dengan jajanan.
memperhatikan apa yang dimakan anak f. Jangan terlalu sering makan di restoran fast
didiknya5. food. Makanan yang ditawarkan umumnya
Anak-anak tertarik dengan jajanan mengandung garam yang tinggi dan
sekolah karena warnanya yang menarik, penyedap rasa berlebih. Kandungan
rasanya yang menimbulkan selera dan harga kalorinya juga lebih besar dibanding
yang terjangkau. Bahkan mereka tidak kandungan nutrisinya. Protein, mineral dan
memperhitungkan lagi berapa uang saku yang vitaminnya pun sangat rendah.
mereka gunakan untuk membeli makanan
jajanan yang kurang memenuhi standar gizi. Menurut Mayke (2009) mengatasi jajan pada
Selain hal tersebut, kenyataan bahwa banyak anak dapat dilakukan dengan cara:
makanan jajanan yang disediakan atau dijual di a. Di rumah: ubah pola makan keluarga,
kantin-kantin sekolah maupun pedagang mengurangi kebiasaan jajan seluruh anggota
makanan sekitar sekolah5. keluarga, membuat kudapan tandingan
Menurut Moehji (1992), kebiasaan jajan b. Lingkungan tetangga: membatasi
memiliki kelemahan-kelemahan antara lain permintaan anak untuk jajan
sebagai berikut: c. Di sekolah: batasi uang jajan, frekuensi,
1) Jajanan tersebut biasanya banyak jumlah dan waktu jajan10.
mengandung hidrat arang. Walaupun ada zat-
zat makanan lain, tentu jumlahnya sedikit. Upaya Perbaikan
2) Dengan terlalu sering jajan, anak akan Untuk mengurangi paparan anak
kenyang. Akibatnya anak tidak mau makan nasi, sekolah terhadap makanan jajanan yang tidak
atau jika mau, jumlah yang dihabiskan hanya sehat dan tidak aman, perlu dilakukan usaha
sedikit sekali. promosi keamanan pangan baik kepada pihak
3) Kebersihan dari jajanan itu sangat diragukan. sekolah, guru, orang tua, murid, serta pedagang.
4) Jika sering kali keinginan anak untuk jajan Sekolah dan pemerintah perlu menggiatkan
tidak dipenuhi, maka anak akan menangis dan kembali UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
akan menolak untuk makan Materi komunikasi tentang keamanan pangan
5) Dari segi pendidikan, kebiasaan jajan ini yang sudah pernah dilakukan oleh Badan POM
tidak dapat dianggap baik, lebih-lebih jika anak dan Departemen Kesehatan dapat ditingkatkan
hanya diberikan uang dan membeli sendiri penggunaannya sebagai alat bantu penyuluhan
makanan itu9. keamanan pangan di sekolah-sekolah.
Perlu diupayakan pemberian makanan
Cara Menghindari Jajan ringan atau makan siang yang dilakukan di
a. Biasakan makan pagi. Hal ini efektif untuk lingkungan sekolah. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi nafsu jajan pada anak dan mencegah agar anak tidak sembarang jajan.
remaja. Koordinasi oleh pihak sekolah, persatuan orang
b. Membawa bekal. Dengan membawa bekal, tua murid dibawah konsultasi dokter sekolah atau
selain kebersihan terjaga, nutrisi juga dijamin Pusat Kesehatan Masyarakat setempat untuk
seimbang. dapat menyajikan makanan ringan pada waktu
c. Sediakan kudapan/camilan sehat di rumah, keluar istirahat yang bisa diatur porsi dan nilai
bisa berupa buah, kue rendah kalori atau gizinya. Upaya ini tentunya akan lebih murah
yoghurt. dibanding anak jajan diluar disekolah yang tidak
ada jaminan gizi dan kebersihannya.

83• Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 02 Juli 2010


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dengan menyelenggarakan kegiatan KESIMPULAN DAN SARAN


makanan tambahan tersebut, diharapkan Dari pembahasan di atas dapat
mendapat keuntungan, misalnya: anak sudah disimpulkan bahwa kebiasaan jajan pada anak
ada jaminan makanan disekolah, sehingga sekolah mempunyai dampak positif dan negatif.
orang tua tidak khawatir dengan makanan Dampak positifnya adalah ternyata makanan
yang dimakan anaknya disekolah. Ibu yang jajanan dapat menyumbangkan zat gizi apabila
selalu khawatir biasa memberi bekal pemilihan makanan jajanan yang baik.
makanan pada anaknya. Kalau makanan Sedangkan dampak negatifnya adalah makanan
yang baik dan bergizi tersedia disekolah, akan jajanan sangat beresiko terhadap cemaran
meringankan tugas ibu. Dalam kegiatan ini biologis atau kimiawi, makanan jajanan juga
bisa pula dikenalkan berbagai jenis bahan kebanyakan tidak memenuhi syarat kesehatan.
makanan yang mungkin tidak disukai anak Saran yang dapat diberikan adalah
ketika disajikan dirumah, tetapi akan perlunya peran serta orang tua dan pihak
menerima ketika disajikan disekolah. Dengan sekolah untuk memberikan pengetahuan
demikan anak dapat mengenal aneka bahan kepada anak agar anak dapat mengurangi
pangan. kebiasaan jajan dan dapat memilih makanan
jajanan yang memenuhi syarat kesehatan dan
mempunyai nilai gizi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan Usaha Bisnis yang


1. Fardiaz, Dedi. 2003, Keamanan Pangan dan Berkelanjutan’, in Widyakarya Nasional:
Pengawasannya, Majalah Pangan XII (40) Khasiat Makanan Tradisional. Jakarta,
2. Anak Sekolah Rentan Terkena Virus Kantor Menteri Negara Urusan Pangan
Hepatitis A. Semarang, 11 Juli 2003 http:// Republik Indonesia, Jakarta, pp.146-65
www.kompas.com 7. Samsudin. 1995. ’Peranan Makanan
3. Direktorat Bina Gizi Masyarakat Tradisional dalam Tumbuh Kembang
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Bayi dan Anak’, in Widyakarya Nasional:
1993, Info Pangan dan Gizi IV Khasiat Makanan Tradisional. Jakarta,
4. Anonim. Perilaku Makan Anak Sekolah. Kantor Menteri Negara Urusan Pangan
http://www.eepis-its. Republik Indonesia, Jakarta, pp.29-39
5. Nuryati, Wahyu. 2005, Hubungan Antara 8. Mudjajanto, Eddy Setyo. 2005, Keamanan
Frekuensi Jajan Di Sekolah dan Status Makanan Jajanan Tradisional [on line],
Gizi Siswa Kelas IV dan V SD Negeri dari http//:www.gizi.net [24 April 2009].
Wonotingal 01-02 Candisari Semarang 9. Moehji, Syahmin. 1992, Penyelenggaraan
Tahun Ajaran 2004/2005 [on line]. Makanan Institusi dan Jasa Boga,
Universitas Negeri Semarang, dari http:// Penerbit Bhratara, Jakarta.
google.co.id [24 April 2009]. 10. Mayke, 2009, Kebiasaan Jajan pada
6. Hubeis, Aida Vitayala Sjafri. 1995. ’Upaya Anak dan Menciptakan Kegiatan Makan
Meningkatkan Mutu dan Kebersihan yang Menyenangkan.
Makanan Jajanan Lewat Jalur
Pendidikan Orang Dewasa dan

Febry, Kebiasaan Jajan pada Anak • 84

Anda mungkin juga menyukai