Ifransiska,+18 105 1 PB
Ifransiska,+18 105 1 PB
Fatmalina Febry
Bagian Gizi Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
E-mail: fatmalina_FKMunsri@yahoo.com
ABSTRACT
A consumption habit of street foods among children have become a general habit in all level of socio-
economic level in society. Street foods generally do not fulfill a health standard and have more risk to contain
chemical or biological substances. On the other hand, street food also benefits for children’ nutritions if they
choose healthy and proper foods. Therefore, roles of parents and teachers in school is necessary to deliver
correct knowledge about healthy and nutritious street food to their children and students. As a result,
children could reduce their habit to consume unhealty street foods and could choose healthy and nutritious
street foods.
Keywords: a consumption habit, nutritious, children
ABSTRAK
Kebiasaan jajan pada anak sudah menjadi kebiasaan yang umum dan dapat ditemui di berbagai tingkat sosial
ekonomi masyarakat. Makanan jajanan kebanyakan tidak memenuhi syarat kesehatan dan sangat beresiko
terhadap cemaran biologis atau kimiawi. Tetapi ternyata makanan jajanan juga dapat menyumbangkan zat gizi
apabila pemilihan makanan jajanan tepat. Oleh karena itu perlu peran serta orang tua dan pihak sekolah untuk
memberikan pengetahuan kepada anak agar anak dapat mengurangi kebiasaan jajan dan dapat memilih makanan
jajanan yang memenuhi syarat kesehatan dan mempunyai nilai gizi yang baik.
Kata kunci: kebiasaan jajan, nutrisi, anak
81
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Saat ini beragam jenis jajanan untuk anak- d. Variasi makanan di rumah. Menu yang
anak usia sekolah dasar banyak dijual di berganti-ganti membuat kita tidak cepat
lingkungan sekolah terutama di kantin. bosan dan mencari pilihan lain di luar rumah,
Dagangan yang ditawarkan juga bermacam- yang belum tentu memenuhi syarat gizi. Ini
macam, seperti bakso tusuk, siomay, minuman, bisa diterapkan juga di kantin-kantin sekolah
gorengan. Tetapi makanan jajanan yang dibeli dengan menyediakan makanan yang sehat
di sekolah, hampir tidak mendapatkan perhatian yang variatif dan bergizi, sehingga murid
dari orang tua. Sementara guru-guru sibuk tidak membeli jajanan di luar sekolah.
dengan kegiatan belajar mengajar maupun e. Jangan biasakan mengganti makanan
kegiatan sekolah lainnya sehingga kurang dengan jajanan.
memperhatikan apa yang dimakan anak f. Jangan terlalu sering makan di restoran fast
didiknya5. food. Makanan yang ditawarkan umumnya
Anak-anak tertarik dengan jajanan mengandung garam yang tinggi dan
sekolah karena warnanya yang menarik, penyedap rasa berlebih. Kandungan
rasanya yang menimbulkan selera dan harga kalorinya juga lebih besar dibanding
yang terjangkau. Bahkan mereka tidak kandungan nutrisinya. Protein, mineral dan
memperhitungkan lagi berapa uang saku yang vitaminnya pun sangat rendah.
mereka gunakan untuk membeli makanan
jajanan yang kurang memenuhi standar gizi. Menurut Mayke (2009) mengatasi jajan pada
Selain hal tersebut, kenyataan bahwa banyak anak dapat dilakukan dengan cara:
makanan jajanan yang disediakan atau dijual di a. Di rumah: ubah pola makan keluarga,
kantin-kantin sekolah maupun pedagang mengurangi kebiasaan jajan seluruh anggota
makanan sekitar sekolah5. keluarga, membuat kudapan tandingan
Menurut Moehji (1992), kebiasaan jajan b. Lingkungan tetangga: membatasi
memiliki kelemahan-kelemahan antara lain permintaan anak untuk jajan
sebagai berikut: c. Di sekolah: batasi uang jajan, frekuensi,
1) Jajanan tersebut biasanya banyak jumlah dan waktu jajan10.
mengandung hidrat arang. Walaupun ada zat-
zat makanan lain, tentu jumlahnya sedikit. Upaya Perbaikan
2) Dengan terlalu sering jajan, anak akan Untuk mengurangi paparan anak
kenyang. Akibatnya anak tidak mau makan nasi, sekolah terhadap makanan jajanan yang tidak
atau jika mau, jumlah yang dihabiskan hanya sehat dan tidak aman, perlu dilakukan usaha
sedikit sekali. promosi keamanan pangan baik kepada pihak
3) Kebersihan dari jajanan itu sangat diragukan. sekolah, guru, orang tua, murid, serta pedagang.
4) Jika sering kali keinginan anak untuk jajan Sekolah dan pemerintah perlu menggiatkan
tidak dipenuhi, maka anak akan menangis dan kembali UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
akan menolak untuk makan Materi komunikasi tentang keamanan pangan
5) Dari segi pendidikan, kebiasaan jajan ini yang sudah pernah dilakukan oleh Badan POM
tidak dapat dianggap baik, lebih-lebih jika anak dan Departemen Kesehatan dapat ditingkatkan
hanya diberikan uang dan membeli sendiri penggunaannya sebagai alat bantu penyuluhan
makanan itu9. keamanan pangan di sekolah-sekolah.
Perlu diupayakan pemberian makanan
Cara Menghindari Jajan ringan atau makan siang yang dilakukan di
a. Biasakan makan pagi. Hal ini efektif untuk lingkungan sekolah. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi nafsu jajan pada anak dan mencegah agar anak tidak sembarang jajan.
remaja. Koordinasi oleh pihak sekolah, persatuan orang
b. Membawa bekal. Dengan membawa bekal, tua murid dibawah konsultasi dokter sekolah atau
selain kebersihan terjaga, nutrisi juga dijamin Pusat Kesehatan Masyarakat setempat untuk
seimbang. dapat menyajikan makanan ringan pada waktu
c. Sediakan kudapan/camilan sehat di rumah, keluar istirahat yang bisa diatur porsi dan nilai
bisa berupa buah, kue rendah kalori atau gizinya. Upaya ini tentunya akan lebih murah
yoghurt. dibanding anak jajan diluar disekolah yang tidak
ada jaminan gizi dan kebersihannya.