Anda di halaman 1dari 3

LATSAR GOLONGAN III ANGKATAN 106

TUGAS KELOMPOK AGENDA 1 HARI KE 2

Kelompok 1

Nama : 1. Dr. Almira Rizki Ayu Ryansandi

2. dr. Amalia Firdaus

3. Muslimatun Nur Rohimah, S.Kep.,Ns

4. Novitasari, S.Kep.,Ns
Materi : WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI NILAI BELA NEGARA
Pemateri : Drs. Arif Rofiq, M.Si
Hari/Tanggal : 01 OKTOBER 2022

RESUME WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI NILAI BELA NEGARA

Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya. Wawasan Kebangsaan adalah konsepsi cara pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Wawasan Kebangsaan identik dengan Wawasan
Nusantara yaitu cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang
mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya,
ekonomi dan pertahanan nasional.

Negara dalam konteks hukum adalah rakyat atau orang-orang yang ada di dalam
suatu masyarakat hukum yang teroganisir. Syarat terbentuknya suatu bangsa yaitu memiliki
sejarah hidup yang sama, memiliki karakter atau jati diri sebagai identitas nasional, dan
menempati suatu kesatuan wilayah.

Tujuan pengembangan Wawasan Kebangsaan yaitu membentuk warga negara yang:


1) sadar untuk taat UUD 1945 dan Pancasila; 2) sadar bahwa Indonesia bersifat pluralistik;
3) Sadar bahwa Indonesia memiliki keunggulan dan kekurangan; 4) sadar untuk
mempertahankan tanah air.

Patriotisme adalah suatu faham yang menjunjung tinggi semangat, sikap dan
perbuatan seseorang yang rela mengorbankan segalanya untuk kejayaan dan kesejahteraan
tanah airnya, negara-bangsanya.
Wawasan Nusantara terwujud dalam 8 gatra yang disebut dengan Astra Gatra yang
terdiri dari gatra demografi, gatra geografi, gatra sumber kekayaan alam, gatra ideologi,
gatra politik, gatra ekonomi, gatra sosial budaya, dan gatra pertahanan keamanan.
Tantangan implementasi Wawasan Nusantara yaitu globalisasi dan tribalisasi.

Konsensus dasar berbangsa dan bernegara dalam persatuan dan kesatuan Indonesia
yaitu: Pancasila, UUD NKRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Kedudukan
fungsi Pancasila yaitu: Pancasila sebagai dasar NKRI, Pancasila sebagai ideologi negara,
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, dan Pancasila sebagai pemersatu
bangsa.

Kedudukan dan fungsi UUD NKRI 1945 yaitu: 1) sebagai hukum dasar tertulis; 2)
sebagai sumber peraturan perundang-undangan dalam hierarki peraturan perundang-
undangan Indonesia; 3) sebagai alat kontrol terhadap penyelenggaraan negara.

Perubahan substansial dalam UUD NKRI Tahun 1945 yaitu: 1) penegasan sistem
demokrasi dan konsep negara hukum (rechstaat), 2) prinsip “checks and balances” antar
lembaga negara, 3) penegasan sistem presidensial, dan 4) pembatasan kekuasaan Presiden.

Terbentuknya NKRI tidak terlepas dari rangkaian peristiwa sejarah perjuangan


bangsa Indonesia, yakni; lahirnya organisasi Budi Utomo, Sumpah Pemuda, Kemerdekaan
Indonesia, disahkannya UUD NRI Tahun 1945, berlakunya Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Serikat, mosi integral, berlakunya Undang-Undang Dasar Sementara,
serta keluarnya Dekrit Presiden.

Indonesia sebagai negara yang beragam ditinjau dari karakteristik masyarakatnya,


memerlukan pengikat yang termanifestasi dalam suatu tata nilai kehidupan berbangsa dan
bernegara sehingga semboyan Bhinneka Tunggal Ika pada akhirnya menjadi titik kunci
pemersatu bangsa Indonesia yang multikultural.

Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Ruang lingkup nilai-nilai dasar bela negara meliputi: 1) cinta tanah air, 2) sadar
berbangsa dan bernegara,
3) setia kepada Pancasila sebagai ideologi negara, 4) rela berkorban untuk bangsa dan
negara, 5) mempunyai kemampuan awal bela negara, dan 6) mempunyai semangat untuk
mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur. Berdasarkan konsep Pentahelix,
elemen yang terlibat dalam implementasi nilai-nilai dasar bela negara yaitu: government,
academics, business, community, dan media (GABCM).

Ketentuan mengenai bendera diatur dalam UUD Tahun 1945 pasal 35, UU Nomor 24
Tahun 2009, dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1958. Ketentuan mengenai bahasa
negara tercantum pada pasal 36 UUD NKRI Tahun 1945. Lambang negara Indonesia
tertuang pada pasal 36A UUD NKRI Tahun 1945 dan penggunaannya diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1958. Lagu kebangsaan Indonesia berdasarkan
pasal 36B UUD NKRI Tahun 1945 adalah Indonesia Raya.

Hierarki peraturan peraturan perundang-undangan berdasarkan UU Nomor 12 Tahun


2011 yaitu: 1) UUD NKRI 1945; 2) Tap MPR; 3) UU/Perpu; 4) Peraturan Pemerintah; 5)
Peraturan Presiden; 6) Perda Provinsi; 7) Perda Kabupaten/Kota. Kebijakan Publik dalam
format keputusan dan/atau tindakan administrasi pemerintahan diatur dalam UU Nomor 30
Tahun 2014. Asas peraturan perundang-undangan tercantum dalam UU Nomor 12 Tahun
2011. Dasar keberlakuan peraturan perundang-undangan, yaitu dasar filosofis, dasar
sosiologis, dan dasar yuridis.

Hal-hal yang harus dihindari oleh seorang ASN dalam memupuk semangat
nasionalisme yaitu: sukuisme, chauvinisme, ekstrimisme, dan provinsialisme. Hal yang
harus dilakukan ASN untuk membina rasa nasionalisme yaitu mengembangkan persamaan,
toleransi, dan rasa senasib sepenanggungan antar sesama bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai