Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SPEKTROSKOPI MASSA

KELAS A

Disusun oleh :

1. Puput Krimayana (K3315043)


2. Rahmat Kurniawan (K3315045)
3. Rinu Larasati (K3315047)
4. Riskita Suryaningtias (K3315049)
5. Rizky Hapsari (K3315051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017
1. Pengertian
Spektroskopi massa adalah suatu metode analisis untuk mengetahui
massa molekul/Mr berdasarkan pada pengubahan komponen sampel menjadi
ion-ion gas dan memisahkannya berdasarkan perbandingan massa terhadap
muatan (m/e) melalui benturan dengan electron berenergi tinggi.
.
2. Prinsip kerja
- Cuplikan dimasukkan ke dalam sumber ion yang dijaga pada tekanan 10 -5
Torr
- Molekul-molekul cuplikan diionkan dan dipecahkan oleh benturan dengan
aliran electron, ion-ion, atom-atom cepat, foton, panas, atau potensial
listrik tinggi
- Ion-ion positif dipisahkan dari ion-ion negative oleh potensial negative
yang menarik ion positif ke celah penganalisis massa
- Dalam penganalisis, ion-ion bergerak cepat menghamburkan dan
kemudian difokuskan pada detector
- Dari penganalisis, ion-ion jatuh pada suatu eletroda pengumpul
- Arus ion yang dihasilkan diperkuat dan dicatat sebagai fungsi waktu.

3. Proses yang terjadi selama analisis

Sampel Ion Mass


Source Analyze

Data
Detector
analysis

Proses selama analisis dengan Spektrofotometer Massa, yaitu :

1. Ionisasi
Atom diionisasi dengan mengambil satu atau lebih elektron dari atom
tersebut supaya terbentuk ion positif. Pada tahap ionisasi ini setelah
bombardemen molekul dengan elektron yang berkekuatan 70 eV. Energi
elektron tersebut akan diserap oleh molekul dan terjadi pendorongan ionisasi
dengan cara pembebasan satu elektron serta orbital ikatan dan tidak ikatan.
2. Percepatan
Tahap dimana ion-ion dipercepat agar energi kinetiknya sama.

3. Pembelokkan
Ion-ion dibelokkan dengan menggunakan medan magnet, berdasarkan
massa dan besarnya muatan positif dari ion.

Di dalam medan magnet, ion-ion tersebut akan mengalami


pembelokan yang bergantung kepada:

a) Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion. Makin besar


potensial listrik yang digunakan, makin besar kecepatan ion dan
makin kecil pembelokan.
b) Kuat medan magnet. Makin kuat magnet, makin besar
pembelokan.
c) Massa partikel (ion). Makin besar massa partikel, makin kecil
pembelokan.
d) Muatan partikel. Makin besar muatan, makin besar pembelokan

4. Pendeteksian

Sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut dideteksi secara


elektrik. Hasil ionisasi dan fragmentasi yang terjadi di dalam ruang,
sumber ion akan masuk ke dalam analisator karena adanya pengaruh
elektroda penolak dan pemusatan ion, yang diatur supaya arus ion
mengalir dengan maksimun. Fungsi analisator adalah sebagai
penganalisis massa, sehingga perbandingan massa ion dengan muatan
yang sama akan sampai ke detektor secara teratur.

Sampel yang diuji dengan menggunakan spekstroskopi massa adalah


sampel dalam bentuk gas, namun jika sampel yang diuji masih berbentuk
cairan atau padatan maka sampel harus dibuat dalam bentuk gas terlebih
dahulu kemudian setelah itu baru dapat diidentofikasi. Pada analisis ini
sampel (gas) ditembak dengan berkas elektron berenergi tinggi 70 eV
sehingga menyebabkan atom atau molekul sampel berionisasi. Ion-ion positif
dipercepat oleh suatu beda potensial ke suatu medan magnet melalui celah
sempit. Kemudian di dalam medan magnet tersebut ion akan mengalami
pembelokkan. Pembelokkan tersebut tergantung pada :

- Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion


>> Potensial listrik , >> kecepatan ion , << pembelokkan
- Kuat medan magnet
>> Medan magnet, >> pembelokkan
- Muatan partikel
>> Muatan partikel, >> pembelokkan

Setelah ion dibelokkan maka akan melewati detektor dan akan dideteksi
secara elektrik.

4. Instrumentasi (bagian-bagian) dan gambar

1. Sistem Penanganan Cuplikan


Dalam sistem ini meliputi alat untuk memasukkan cuplikan,
mikromanometer untuk menentukan jumlah cuplikan yang masuk, alat
(lubang molekul) pengukur ke ruang pengionan serta sistem pemompaan.
Pemasukan gas biasanya mudah, pemindahan dari tabung ke alat meter lalu ke
ruang pengionan. Cairan dimasukkan dengan menyentuhkan pipet-mikro ke
piringan gelas “sintered” atau lubang tertentu terbuat dari air raksa atau
galium atau dengan suntikan jarum hipodermis. Tabung berisi cuplikan
dipompa dengan es-kering (“dry es”), lalu dihangatkan untuk menguapkan
cuplikan ke sistem masukan (“inlet”). Sistem masukan yang dipanaskan
dipakai untuk cairan yang kurang atsir dan padatan. Pemasukan cuplikan
secara langsung ke ruang pengionan mengurangi batasan yang disebabkan
oleh keatsiran dan kemantapan termal.
2. Ruang Pengionan dan Pemercepat
Aliran gas dari lubang molekul masuk ke dalam ruang pengionan
(bekerja pada tekanan 10-6 hingga 10-5 Toor) dan disini ditembaki pada arah
tegak lurus oleh berkas elektron dari suatu filamen panas. Ion-ion positif yang
terbentuk karena antar aksi dengan berkas elektron itu terdorong lewat lubang
(“slit”) pemercepat oleh suatu medan elektrostatik lemah antara penolak
(“repeller”) dan lubang pemercepat pertama tadi. Kemudian suatu medan
elektrostatik kuat antara lubang pemercepat pertama dan kedua makin
mempercepat laju layangan ion-ion tersebut. Di antara lubang-lubang
pemercepat tadi juga dilakukan pumpun tambahan.
Untuk memperoleh spektrum, medan magnet pada tabung penganalisis
atau tegangan mempercepat antara lubang pemercepat pertama dan kedua
diubah-ubah. Dengan demikian ion-ion secara berurutan dipumpun ke lubang
pengumpul sebagai fungsi massa.
3. Tabung Penganalisis dan Magnet
Tabung logam yang dihampakan (10-7 hingga 10-8 Torr) berbentuk
lengkung, tempat melayangnya berkas ion dari sumber ion ke pengumpul.
Kutub-kutub magnet (untuk radas besar biasa memakai elektromagnet)
dipasang tegak lurus bidang bagan. Yang terpenting disini ialah terdapatnya
medan magnet yang amat seragam serta mantap.
4. Pengumpul Ion dan Penguat
Pengumpul ion terdiri atas satu atau lebih lubang pengumpul serta
suatu silinder Faraday; berkas ion menumbuk pengumpul dalam arah tegak
lurus, kemudian isyarat diperkuat oleh suatu pengganda elektron.
5. Pencatat
Pencatat yang digunakan secara luas memakai liam buah galvanometer
terpisah yang mencatat serentak.

5. Kegunaan
a) Mengetahui komposisi unsur dari bahan yang dianalisa sehingga
diketahui berat dan rumus molekulnya
b) Mengetahui unsure senyawa baik senyawa organic maupun anorganik
c) Untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif suatu kompleks
d) Untuk penentuan struktur dari komponen permukaan padatan
e) Untuk menentukan perbandingan isotop atom dalam suatu sampel
f) Untuk menentukan berat molekul dengan sangat teliti sampai 4 angka
dibelakang desimal.
g) Spektoskopi massa dapat digunakan untuk mengetahui rumus molekul
tanpa melalui analisis unsure
6. Syarat sampel
a) Sampel dapat berupa gas, padatan, dan larutan sesuai dengan wujud
sampel dan teknik ionisasi yang dipilih
b) Sampel mudah mengion sesuai dengan teknik ionisasi yang dipilih
c) Sampel dapat non volatil/volatile sesuai dengan teknik ionisasi yang
dipilih
d) Sampel biasanya berupa senyawa organic yang memiliki massa
molekul yang besar
e) Sampel memiliki massa yang besar dan disesuai dengan teknik ionisasi
yang dipilih
f) Sampel dapat berupa larutan berwarna dan tak berwarna

Karena penggunaan sampel berdasarkan teknik ionisasinya, berikut ini


berbagai jenis teknik ionisasi :

1. Tumbukan Elektron (Electron Impact/EI)


Ruang pengionan, uap sampel ditumbuk dengan elektron
berenergi tinggi (70 ev). Energi yang diserap molekul sampel akan
mendorong pelepasan/ pengionan elektron dari orbital ikatan dan
orbital anti-ikatan. Energi ditransfer kearah pembentukan ion
melalui proses tumbukan seperti terlihat pada persamaan reaksi
berikut :
A-B-C       +          e-          →        A-B-C+     +  2 e-
Metode ini banyak digunakan untuk sampel yang volatil
dan stabil pada temperatur tinggi. Sacara umum, spektroskopi
massa dengan metode tumbukan elektron yang menghasilkan ion
positif (kation) lebih disukai dibandingkan yang menghasilkan ion
negatif (anion). Selain itu, literatur dengan pola-pola fragmentasi
ion positif sebagai referensi telah banyak dipublikasikan.
2. Electrospray Ionisation (ESI)
Suatu larutan disemprotkan melalui pipa berdiameter
sangat kecil kedalam ruang vakum dengan medan listrik
bergradient beberapa ratus hingga ribuan volt per centimeter,
menghasilkan ion gas dari solut. ESI merupakan tehnik MS yang
mampu menghasilkan fraksi besar dari fragmen-fragmen molekul
organik atau analit biologis. Karena MS mengukur rasio massa
terhadap muatan ion, metode ini memberikan keuntungan dalam
menganalisa massa yang sangat tinggi tanpa perlu instrument
analisis massa yang khusus. Sebagai contoh, suatu ion dengan
massa 120.000 dalton membawa 60 muatan positif muncul pada
2000 massa per muatan. Metode ini telah digunakan untuk
mengukur massa ion dari molekul hingga 200.000 dalton, seperti
protein.
3. Chemical Ionization (CI)
Ion yang akan dianalisa diproduksi melalui transfer suatu
partikel (H+, H-, dan lebih berat) hasil pengionan suatu reaktan
berupa gas yang lebih berat ke dalam sampel. Umumnya reaktan
yang digunakan adalah gas metana pada tekanan 0,2-2,0 torr (27-
270 pascal). Mula-mula metana (CH4) diionkan melalui proses
tumbukan elektron menghasilkan ion CH4+ . Selanjutnya ion
tersebut bereaksi dengan molekul netral metana yang lain
menghasilkan asam Bronsted yang kuat untuk bereaksi dengan
molekul sampel melalui transfer proton.
CH4           +          e-          →        CH4+                +          2 e-
CH4+          +          CH4     →        CH5+                +          CH3
CH3+          +          CH4     →        C2H5+               +          H2
CH5+          +          A-B-C             →        HABC+            +         
CH4
C2H5+         +          A-B-C             →        HABC+            +         
C2H4
Gas lain yang juga sering digunakan adalah hidrogen (H2),
uap air (H2O), ammonia (NH3), dan isobutana (C4H10). Dalam gas-
gas ini, ion yang reaktif adalah H3+, H2O+, NH3+ dan C4H10+. Energi
yang ditransfer pada proses ionisasi dengan metode ini berkisar
10-50 kkal/mol atau 40-200 kJ/mol, jumlah energi yang cukup
kuat untuk proses fragmentasi, namun fragmentasi yang terjadi
lebih sedikit dari metode tumbukan elektron.
4. Fast Atom Bombardment (FAB)
FAB merupakan suatu tehnik ionisasi yang popular untuk
molekul non-volatil dan atau labil terhadap temperatur tinggi. Baik
digunakan untuk molekul polar dan molekul dengan berat molekul
tinggi. Umumnya FAB menggunakan uap atom netral
berkecepatan tinggi seperti Argon dan Xenon pada 8 kV. Sampel
yang dianalisa dapat berupa padatan atau sampel yang
dilarutkan dalam pelarut kental seperti gliserol. Biasanya ion
pseudo molekuler [M+H]+ terbentuk bersama sedikit ion fragmen
dengan massa yang lebih rendah.
5. Field Desorption (FD)
Untuk material atau sampel yang kurang volatil, ionisasi
biasanya dilakukan dekat permukaan elektroda melalui gradient
medan listrik yang sangat tinggi (beberapa volt per angstrom).
Awan elektron dalam molekul didistorsi dan bagian molekul yang
mengandung kelebihan elektron berperan sebagai anoda. Ion yang
terbentuk akan ditolak oleh anoda. Lifetime dari ion ini sangat
singkat dibandingkan dengan ion hasil tumbukan electron. Karena
sedikit energi yang ditransfer berupa energi dalam dan ion
bergerak sangat cepat, dan fragmentasinya sangat sedikit, maka
berat molekul sangat mudah dideteksi.
6. Matrix Assisted Laser Desorption Ionization (MALDI)
Metode ini baik digunakan untuk sampel dengan berat
molekul lebih besar dari 700.000, dan tehnik ini telah digunakan
untuk menentukan berat molekul dari molekul biologi besar
yang bersifat polar, seperti enzim, analisa interaksi antibodi.
Sampel berupa matriks organik atau dibuat dalam matrik organic
(asam sinapinat biasanya untuk sampel protein), dioleskan pada
permukaan suatu lempeng, selanjutnya diradiasi dengan sinar laser
(N2 l 337 nm). MALDI adalah metode ionisasi yang lemah dan
fragmentasi ion sampel jarang terjadi. Ion yang dihasilkan
biasanya berupa ion molekuler sehingga spektra yang dihasilkan
sangat sederhana.

7. Contoh analisis spektrofotometri massa


Contoh pada sampel garam dapur unutk mengetahui isotop dari
kandungan senyawa natrium dan klorida. Pertama-tama sampel garam dapur
(Natrium Klorida) dalam komponen sumber ion, diuapkan (membentuk gas)
dan diionkan (diubah kedalam partikel yang bermuatan listrik) menjadi ion
Natrium (Na) dan Klorida (Cl). Atom Natrium merupakan monoisotop,
dengan massa sekitar 23 amu. Atom Klorida dan ion terdiri dari 2 isotop
dengan kelimpahan 75% 35 amu dan 25% 27 amu. Bagian analizer terdiri dari
medan magnet dan medan listrik yang menggunakan sumber ion-ion yang
berpindah melalui medan, kecepatan partikel bermuatan dapat ditingkatkan
atau diturunkan ketika melalui medan listrik dan arah tersebut dapat diubah
oleh medan magnet. Tingkat pembelokan pada ion-ion yan bergerak
bergantung pada rasio massa atau muatan ion-ion tersebut. Ion-ion yang lebih
besar massa atau muatannya lebih sulit dibelokkan oleh sumber magnet dari
pada ion yang massa atau muatannya kecil. Sesuai dengan hukum II Newton
(F=m.a). Arus yang melewati analizer masuk ke detektor, detektor merekam
kelimpahan relatif masing-masing ion. Informasi ini digunakan untuk
menghitung kelimpahan relatif masing-masing tipe ion. Sehingga dapat
digunakan untuk menentukan komposisi sampel (Natrium dan Klorida) dan
komposisi isotop (perbandingan 35 C1 dan 37 C1).
Berikut ini beberapa cotoh hasil readout spektroskopi massa :
a. Teluena

 Puncak ion molekul toluena terjadi pada m/e = 92


Puncak ion molekul biasanya terdapat pada kumpulan puncak
paling kanan di dalam spektrum massa
 Untuk toluena, base peak terjadi pada massa 91
Base peak (puncak utama): puncak terbesar di dalam spektrum
Base peak merupakan pecahan molekul yang mempunyai massa
lebih kecil dari Mr senyawa aslinya.
 Disimpulkan berat molekul (massa molekul/Mr) toluene sebesar
92
b. Benzyl alcohol
 Puncak ion molekul toluena terjadi pada m/e = 108
 Untuk metilen klorida, base peak (puncak utama) terjadi pada
massa 79
 Disimpulkan berat molekul (massa molekul/Mr) benzil alcohol
sebersar 108 g/mol
c. Methanol (metil alcohol)

 Puncak ion molekul toluena terjadi pada m/e = 32


 Untuk metilen klorida, base peak (puncak utama) terjadi pada
massa 31
 Disimpulkan berat molekul (massa molekul/Mr) benzil alcohol
sebersar 32 g/mol
Daftar pustaka
Lolita, dkk. (2010). Metode Spektroskopi dalam Kimia Organik, Ed VI.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Mulja, Muhammad dan Suharman. (1995). Analisis Instrumental. Surabaya:
Airlangga University Press.
Williams, Dudley H. dan Fleming, Ian. (2008). Spectroscopic methods in
Organic Chemistry Edision VI. McGraw-Hill Internasional UK
Limited.

Anda mungkin juga menyukai