Integral merupakan kebalikan dari proses deferensiasi.

Fungsi F disebut anti derivatif dari fungsi

f pada interval I jika F’(x)=f(x), untuk
setiap x di interval I

CONTOH
CONTOH

2 1 3
𝑥 𝑑𝑥 𝑥 +𝐶
3
𝑑𝑥 1
−𝑥+𝐶
𝑥2
INTEGRALKAN !!!
𝑥 5 𝑑𝑥
INTRGRAL SUBSTITUSI

𝑑𝑢
𝑑𝑥 =2𝑥+2
𝑑𝑢
=2(𝑥+1)
𝑑𝑥
𝑑𝑢
𝑑𝑥=
2(𝑥+1)
𝑑𝑢
(𝑥 + 1)𝑢1/2
2(𝑥 + 1)
INTEGRALKAN !!!
7
𝑑𝑥
2𝑥 − 5
(3 − 2𝑥)−5 dx

3 − 4𝑥𝑑𝑥

8𝑥 2
𝑑𝑥
(𝑥 3 + 2)3

3𝑥 1 − 2𝑥 2 𝑑𝑥

𝑥+3
𝑑𝑥
(𝑥 2 + 6𝑥)1/3
Integral Trigonometri
Integral Trigonometri
CONTOH
1
sin 𝑥 𝑑𝑥 -2 cos ½ x + c
2
1
cos 3𝑥 dx sin 3𝑥 + 𝑐
3

𝑠𝑖𝑛2 𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥 𝑠𝑖𝑛3 𝑥

+𝐶
3
𝑥 cot 𝑥 2 𝑑𝑥

𝑠𝑒𝑐 2 2𝑎𝑥 𝑑𝑥

sin 𝑥 + cos 𝑥
𝑑𝑥
cos 𝑥
INTEGRALKAN !!!
INTEGRAL PARSIAL

INTEGRAL
PARSIAL
 𝑥 2 sin 𝑥 𝑑𝑥
𝑥 1 + 𝑥𝑑𝑥

𝑠𝑖𝑛2 𝑥 𝑑𝑥 𝑠𝑒𝑐 3 𝑥 𝑑𝑥

 .ln x.dx
2
x
INTEGRAL FUNGSI PECAHAN RASIONAL
Suatu fungsi rasional adalah hasil bagi, dua fungsi suku banyak (polinom)

2 2x  2 x5  2 x3  x  1
f ( x)  g ( x)  h( x ) 
( x  1) 3 x  4x  8 x3  5 x
2

Fungsi rasional wajar

Fungsi rasional wajar

1 2 x  2  2x  1 3x
   2
x 1 x  2 x  1x  2 x  x  2
3x  1 2 
 x2  x  2 .dx    x  1 x  2 .dx
 

 ln x  1  2. ln x  2  c
 KASUS-KASUS YANG BIASA TERJADI
• FAKTOR LINEAR BERBEDA
untuk tiap faktor linear (ax+b) yang muncul sekali dalam penyebut suatu pecahan,
𝐴
terdapat sebuah pecahan parsial tunggal berbentuk 𝑎𝑥+𝑏 dengan A adalah
konstanta yang harus ditentukan
Contoh :
𝑑𝑥
𝑥2 − 4
Uraikan Penyebut 𝑥 2 − 4 = (𝑥 − 2)(𝑥 + 2) 𝐴 = −𝐵
1 𝐴 𝐵 1
= + 𝐴=− − = 14
(𝑥 2 − 4) (𝑥 − 2) (𝑥 + 2) 4
1 𝐴 𝐵
1 𝐴 𝑥 + 2 + 𝐵(𝑥 − 2) = +
= (𝑥 2 − 4) (𝑥 − 2) (𝑥 + 2)
(𝑥 2 − 4) (𝑥 − 2)(𝑥 + 2) 1 1 1
4 4
= −
1=𝐴 𝑥+2 +𝐵 𝑥−2 (𝑥 2 − 4) (𝑥 − 2) (𝑥 + 2)
= 𝐴𝑥 + 2𝐴 + 𝐵𝑥 − 2𝐵
1 = 𝐴 + 𝐵 𝑥 + 2𝐴 − 2𝐵 𝑑𝑥
2
= 14 ln 𝑥 − 2 − 14 ln 𝑥 + 2
A+B=0 A=-B 𝑥 −4
2A-2B=1 2(-B)-2B=1
1
-4B=1 B = −4
• FAKTOR LINEAR BERULANG
Untuk tiap faktor linear ax+b yang muncul n kali dalam penyebut, terdapat suatu
penjumlahan n buah pecahan parsial berbentuk
𝐴1 𝐴2 𝐴𝑛
+ + ⋯ +
𝑎𝑥 + 𝑏 (𝑎𝑥 + 𝑏)2 𝑎𝑥 + 𝑏 𝑛
Dengan A adalah semua konstanta yang harus dicari
Contoh:
3𝑥 + 5 𝑑𝑥
𝑥3 − 𝑥2 − 𝑥 + 1
𝑥 3 − 𝑥 2 − 𝑥 + 1 = (𝑥 + 1)(𝑥 − 1)2
3𝑥 + 5 𝑑𝑥 𝐴 𝐵 𝐶
= + +
𝑥 3 − 𝑥 2 − 𝑥 + 1 𝑥 + 1 𝑥 − 1 (𝑥 − 1)2
3𝑥 + 5 𝑑𝑥 𝐴(𝑥 − 1)2 𝐵(𝑥 + 1)(𝑥 − 1) 𝐶(𝑥 + 1)
= + +
𝑥 3 − 𝑥 2 − 𝑥 + 1 (𝑥 + 1)(𝑥 − 1)2 (𝑥 + 1)(𝑥 − 1)2 (𝑥 + 1)(𝑥 − 1)2
3𝑥 + 5 = 𝐴(𝑥 − 1)2 +𝐵 𝑥 + 1 𝑥 − 1 + 𝐶(𝑥 + 1)
A=1/2 B=-1/2 C=4

3𝑥 + 5 𝑑𝑥 1/2 −1/2 4
= + + 𝑑𝑥
𝑥3 − 𝑥2 − 𝑥 + 1 𝑥 + 1 𝑥 − 1 (𝑥 − 1)2
• FAKTOR KUADRATIK BERBEDA
Untuk tiap faktor kuadratil yang tak dapat direduksi 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 yang muncul sekali
𝐴𝑥+𝐵
dalam penyebut, terdapat parsial tunggal berbentuk 𝑎𝑥 2+𝑏𝑥+𝑐 dengan A dan B konstanta
yang harus dicari.
𝑥 3 +𝑥 2 +𝑥+2
Contoh 𝑑𝑥
𝑥 4 +3𝑥 2 +2
𝑥 4 + 3𝑥 2 + 2 = 𝑥 2 + 1 𝑥 2 + 2
𝑥 3 + 𝑥 2 + 𝑥 + 2 𝐴𝑥 + 𝐵 𝐶𝑥 + 𝐷 (𝐴𝑥 + 𝐵)(𝑥 2 + 2) (𝐶𝑥 + 𝐷)(𝑥 2 + 1)
= 2 + = + 2
𝑥 4 + 3𝑥 2 + 2 𝑥 + 1 𝑥2 + 2 (𝑥 2 +1)(𝑥 2 + 2) (𝑥 + 1)(𝑥 2 + 2)
𝑥 3 + 𝑥 2 + 𝑥 + 2 = 𝐴𝑥 + 𝐵 𝑥 2 + 2 + (𝐶𝑥 + 𝐷)(𝑥 2 + 1)
A
B
C
D
?
• FAKTOR KUADRATIK BERULANG

Untuk tiap faktor kuadratiK yang tak dapat direduksi 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 yang muncul n kali
dalam penyebut, terdapat parsial berbentuk
𝐴1 𝑥 + 𝐵1 𝐴2 𝑥 + 𝐵2 𝐴𝑛 + 𝐵𝑛
+ + ⋯ +
𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 (𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐)2 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 𝑛

dengan A dan B konstanta yang harus dicari.

Contoh
 Jika derjad P(x) derajad Q(x), maka diadakan pembagian
lebih dulu sedemikian sehingga :
P( x) T ( x)
 R( x) 
Q( x) Q( x)

Contoh : P( x) x5  2 x3  x  1 14 x  1
  ( x  3)  3
2

Q( x ) x  5x
3
x  5x

Latihan

x3  8 8 x.dx 3x 2  8 x  13 x  1
 x3  x 2  2 x .dx  x2  2x  1  x  3x  12 .dx x 3
 x  2x
2
dx

dx 2 x6 3 x  13 2 x  21
 x3  x  x2  2 x .dx  x2  2 x .dx  x 2  3x  10 .dx  2 x2  9 x  5 .dx