Anda di halaman 1dari 7

P- ISSN: 2527-5798, E-ISSN: 2580-7633 98

Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI) Vol. 6, No. 2, Desember 2021

EFEKTIVITAS HEALTH EDUCATION PADA PASIEN


DIABETES MELITUS TERHADAP PENCEGAHAN RISIKO
INFEKSI PASCA OPERASI KATARAK
Jenny Saherna*1, Dessy Hadrianti2, Misdayanti2
1,2,3
FKIK Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
e-mail : jenny@umbjm.ac.id

ABSTRACT

Patients after cataract surgery need to know how to properly care for postoperative wounds to minimize the
risk of infection. Wound care must be in accordance with aseptik techniques to reduce microorganisms as
a factor causing wound infection. Especially in patients with a history of diabetes mellitus, they need
knowledge and skills in treating wounds, because they have blood sugar that is prone to increasing over
time. This problem is one of the inhibiting factors for the wound healing process. This study used a
quantitative method with a pre-experimental design one group pretest - post test using non-probability
sampling techniques, purposive sampling method with a sample of 30 respondents. Wilcoxon statistical test
was used to analyse the data. The result appeared that it was significant (p), of 0.000 less than 0.05 (α),
namely (p < α). This result means that there is a significant effectiveness between health education in
patients with diabetes mellitus in preventing the risk of infection after cataract surgery. Based on these
results, nurses need to be aware of the need of health education after cataract surgery, especially to patients
with a history of diabetes mellitus. The hospital needs to include this action into the SOP for post-cataract
surgery, so that it can be used as an absolute intervention that must be done, so that cooperation is fostered
in minimizing the incidence of wound infection, disability and being able to improve the quality of life and
reduce patient costs for treatment at the hospital.

Keywords: Health education, Infection Risk Prevention, Diabetes Mellitus, Cataract Surgery Wound
Treatment.

ABSTRAK

Pasien pasca operasi katarak, perlu tahu bagaimana cara perawatan luka pasca operasi yang benar, agar
meminimalisir terjadinya resiko infeksi. Perawatan luka harus sesuai teknik aseptik untuk mengurangi
mikroorganisme sebagai salah satu faktor penyebab infeksi luka. Khususnya pada pasien dengan riwayat
penyakit diabetes mellitus, mereka membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dalam merawat luka,
dikarenakan memiliki gula darah yang rentan meningkat disetiap waktunya. Masalah ini menjadi salah satu
faktor penghambat proses penyembuhan luka. Penelitian ini mengunakan metode kuantitatif dengan desain
pre-eksperimen one group pretest–post test menggunakan nonprobablity sampling metode purposive
sampling jumlah sampel 30 responden. Hasil penelitian menggunakan uji statistik Wilcoxon yang
menunjukan bahwa signifikan (p), sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α), yaitu (p < α), artinya terdapat
efektivitas yang signifikan antara health education pada pasien diabetes melitus terhadap pencegahan risiko
infeksi pasca operasi katarak. Penelitian ini menunjukkan bahwa perlu adanya kesadaran perawat untuk
memberikan health education pasca operasi katarak pada pasien dan terlebih lagi, khususnya kepada pasien
dengan riwayat penyakit diabetes melitus. Pihak rumah sakit perlu memasukan tindakan ini kedalam SOP
pelayanan pasca operasi katarak agar bisa dijadikan tugas mutlak yang wajib dikerjakan, supaya terbina
saling kerjasama dalam meminimalisir kejadian infeksi luka, kecacatan dan mampu meningkatkan kualitas
hidup serta mengurangi biaya pasien untuk berobat ke rumah sakit.

Kata Kunci: Health education, Pencegahan Risiko Infeksi, Diabetes Melitus, Perawatan Luka
Operasi Katarak.
P- ISSN: 2527-5798, E-ISSN: 2580-7633 99
Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI) Vol. 6, No. 2, Desember 2021

Pendahuluan prosedur operasi baru bisa diatasi dan mampu


Penyakit katarak merupakan faktor penyebab dari memulihkan ketajaman penglihatan seperti semula.
patalogis proses penyakit yang diderita yaitu individu Operasi katarak dengan implant lensa intraocular
yang memiliki riwayat penyakit diabetes melitus dan (IOL) yaitu salah satu yang paling umum dan
hipertensi, penyebab lainnya disebabkan dari dianggap sebagai prosedur bedah paling efektif
kebiasaan merokok, rata-rata usia penderita yang dibidang kedokteran. Walaupun faktor penuaan
berisiko mengalami penyakit katarak ≥ 40 tahun paling umum penyebab terjadi katarak, tapi ada
(Harun et al., 2020). Penderita penyakit diabetes beberapa faktor lain juga yang bisa menyebabkan
melitus tipe 2, beresiko 40% mengalami katarak katarak seperti patalogis proses penyakit itu sendiri,
dengan lama menderita diabetes melitus >10 tahun trauma pada mata, pengaruh efek obat-obatan dan
dan yang menderita diabetes melitus ≤10 tahun kecenderungan dari penyakit genetik. Memiliki
bersiko 60% mengalami katarak, (Febri Nadyati, pengetahuan tentang gejala katarak, cara mereka
Rani Himayani, Giska Tri Putri, 2019). evaluasi dan pemahaman dasar tentang operasi
katarak, merupakan bagian integral dalam perawatan
Jeong & Lee, (2021) meneliti untuk mengevaluasi primer dari perawatan penyebab utama kebutaan
tingkat Annual Eye Examination (AEE) dan yang harus dicegah secara dini, (Thompson &
mengidentifikasi faktor-faktor terkait masalah yang Lakhani, 2015).
menimpa penderita diabetes melitus. Penelitian ini
menunjukkan 12% laki-laki memiliki potensi untuk Tingkat pengetahuan rendah sekitar 53,3% tentang
mengalami katarak, dengan kriteria inklusi pada perawatan pasca operasi katarak dan memiliki sikap
mereka yang bukan perokok, memiliki durasi lama negatif 51,1% tentang perawatan pasca operasi
menderita diabetes melitus selama 10 tahun, katarak, sebagian besar pasien 51,1% tidak sesuai
penggunaan insulin dan indeks masa tubuh normal. melakukan perawatan pasca operasi katarak, menurut
Sedangkan, pada perempuan secara signifikan (Qurrat & Silvia, 2018), terdapat hubungan bermakna
sebesar 24,1% mengalami katarak, khususnya pada antara pengetahuan keluarga dengan perawatan pasca
mereka yang berusia antara 40–64 tahun dan operasi katarak dan ada hubungan antara sikap
memiliki durasi lama menderita diabetes melitus keluarga dengan perawatan pasca operasi katarak.
selama 10 tahun.
Health education tentang perawatan luka pasca
Kebiasaan mengkonsumsi alkohol memiliki tingkat operasi katarak pada pasien dengan diabetes melitus,
rasio bahaya sebesar 95% sebagai salah satu perlu diberikan sebelum pasien pulang ke rumah,
penyebab terjadinya katarak dan cenderung operasi karena selama mengalami luka, gula darah rentan
katarak, dibandingkan dengan individu yang tidak meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya
peminum alkohol akan menjadi lebih rendah 14% proses penyembuhan luka, mereka tahu bagaimana
resiko mengalami katarak, (Chua et al., 2021). cara merawat luka matanya setelah operasi, untuk
Seseorang yang melakukan diet vegetarian, lebih mencegah terjadinya infeksi luka pasca operasi,
banyak mengkonsumsi sayuran yang memiliki membantu mempercepat proses penyembuhan luka,
asupan seperti kedelai, kacang-kacangan, biji-bijian selain itu mampu membantu mengurangi biaya
yang kaya akan vitamin-C, asam folat dan vitamin-A, perawatan selama masa pemulihan, berdasarkan dari
sehingga akan mendapatkan manfaat yang baik bagi permasalahan tersebut maka peneliti tertarik meneliti
kesehatan tubuh terlebih lagi pada kesehatan mata, tentang “efektivitas health educatin pada pasien
menurut (Chiu et al., 2021), dalam penelitiannya diabetes melitus terhadap pencegahan risiko infeksi”.
yang meneliti kelompok orang dengan kelebihan
berat badan, setelah disesuaikan dengan jenis Metode
kelamin, pendidikan, kebiasaan merokok, kebiasaan Penelitian ini, menggunakan metode kuantitatif
minum alkohol, aktivitas fisik, riwayat hipertensi, dengan desain pre-eksperimen one group pretest-post
diabetes melitus, kortikosteroid dan indeks massa test menggunakan nonprobablity sampling metode
tubuh, didapatkan hasil bahwa seseorang yang diet purposive sampling dengan jumlah sampel 30
vegetarian lebih rendah 20% risiko menderita katarak responden. Teknik pengumpulan data selama 5 hari,
dibandingkan dengan orang yang memiliki kelebihan dengan memberikan kuesioner pretest dan posttest,
berat badan lebih tinggi 95% mengalami katarak. yaitu kuesioner dengan 10 pertanyaan tentang
pengetahuan katarak dan 10 pertanyaan tentang
Katarak merupakan keadaan ketika lensa mata pengetahuan perawatan luka pasca operasi katarak.
mengalami kekeruhan, yang menyebabkan Kuesioner sudah dilakukan uji validitas dan uji
penurunan ketajaman penglihatan bahkan kebutaan, reabilitas, menggunakan teknik korelasi pearson
apabila seseorang mengalami masalah ini, moment dimana nilai korelasi pada kuesioner ini
pengobatannya tidak akan bisa sembuh dengan dinyatakan valid jika r hitung > r tabel. Dengan
diberikan obat tetes mata saja, hanya melalui contoh nilai r tabel dengan 30 responden yaitu. 0.361.
P- ISSN: 2527-5798, E-ISSN: 2580-7633 100
Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI) Vol. 6, No. 2, Desember 2021

Adapun hasil uji validitas pengetahuan tentang pengambilan sampel berdasarkan data tertinggi
katarak r hitung berada antara 0.366-0.705 dan adalah dengan jenis kelamin laki-laki yaitu
kuesioner tentang pengetahuan perawatan luka pasca sebanyak 17 responden dengan nilai persentase
operasi katarak r hitung berada antara 0.705-0.366 sebesar 56.7%.
sehingga kuesioner keduanya dinyakatan valid.
Kemudian dilakukan reabilitas dengan uji statistik Tabel 3, karakteristik responden berdasarkan
Cronbach Alpa. Reliabilitas kuesioner dapat status pernikahan pasien pasca operasi katarak.
diketahui dengan membandingkan dengan r hasil dan No Status pernikahan Frekuensi Persentase %
nilai r tabel. Nilai r hasil adalah alpa. Pernyataan 1 Menikah 24 80.0
reliabel bila nilai r alpa > nilai r tabel. Nilai reliabilitas 2 Belum menikah 1 3.3
yang baik adalah > 0,6. Adapun hasil uji realibilitas 3 Duda 3 10.0
pengetahuan tentang katarak r Alpa berada antara 4 Janda 2 6.7
0.723 dan pengetahuan perawatan luka pasca operasi Jumlah 30 100.0
katarak r alpa berada antara 0.735. kedua kuesioner
lebih besar dari 0,6 sehingga dikatakan reabilitas. Tabel 3 menunjukkan bahwa karakteristik status
pernikahan responden pada saat melakukan
Adapun teknik sistematik pelaksanaan kepada pengambilan sampel berdasarkan data tertinggi
responden yaitu dengan cara memberikan persetujuan adalah dengan status menikah yaitu sebanyak 24
responden yang sedang menunggu giliran panggil responden dengan nilai persentase sebesar 80.0%.
untuk kontrol mata pasca operasi katarak diruang
tunggu di puskesmas, menghitung hasil jawaban Tabel 4, karekteristik responden berdasarkan
pengetahuan responden, kemudian memberikan tingkat pendidikan pasien pasca operasi katarak.
health education tentang bagaiamana cara perawatan No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase %
luka pasca operasi yang benar untuk mencegah 1 Tidak sekolah 8 26.7
terjadinya infeksi pada luka pasca operasi katarak, 2 SD 13 43.3
setelah itu, memberikan kembali kuesioner post test 3 SMP 5 16.7
kepada responden yang sudah diberikan penyuluhan 4 SMA 3 10.0
health education. 5 Perguruan tinggi 1 3.3
Jumlah 30 100.0

Hasil Penelitian
Tabel 4 menunjukkan bahwa karakteristik
A. Karakteristik Responden pendidikan responden pada saat melakukan
pengambilan sampel begbrdasarkan data tertinggi
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan adalah dengan pendidikan SD yaitu sebanyak 13
usia pada pasien pasca operasi katarak. responden dengan nilai persentase sebesar 43.3%.

No Umur Frekuensi Persentase % Tabel 5, karekteristik responden berdasarkan


1 46 -55 8 26.7 riwayat penyakit pasien pasca operasi katarak.
2 56 -65 15 50.0
3 65-70 7 23.3 No Riwayat penyakit Frekuensi Persentase %
Jumlah 30 100.0 1 Diabetes Melitus 14 46.7
2 Jantung 2 6.7
3 Hipertensi 10 33.3
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa karakteristik 4 Hepatitis B 4 13.3
usia responden pada saat melakukan pengambilan Jumlah 30 100.0
sampel berdasarkan data tertinggi adalah berusia
56-65 tahun yaitu sebanyak 15 responden dengan Tabel 5 menunjukkan bahwa karakteristik riwayat
nilai persentase sebesar 50%. penyakit responden pada saat melakukan
pengambilan sampel berdasarkan data tertinggi
Tabel 2, karakteristik responden berdasarkan jenis adalah dengan penyakit diabetes melitus yaitu
kelamin pada pasien pasca operasi katarak sebanyak 14 responden dengan nilai persentase
sebesar 46.7%.
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %
1 Laki –laki 17 56.7
2 Perempuan 13 43.3
Jumlah 30 100.0
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa karakteristik
jenis kelamin responden pada saat melakukan
P- ISSN: 2527-5798, E-ISSN: 2580-7633 101
Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI) Vol. 6, No. 2, Desember 2021

Tabel 6. Karekteristik responden berdasarkan C. Analisis Bivariat


lama hari pasca operasi katarak pasien pasca Tabel 10. Tabulasi Silang Efektivitas health
operasi katarak. education Terhadap Pencegahan Resiko Infeksi
Pasca Operasi Katarak
Lama hari pasca
No Frekuensi Persentase %
operasi katarak Sesudah / Post Test
1 Hari Ke 5 14 46.7 Sebelum / Pre Jumlah
Kurang Sedang Baik
2 Hari ke 2 2 6.7 Test
N % N % N % N %
3 Hari Ke 4 10 33.3
4 Hari Ke 3 4 13.3 Kurang 3 33.3 5 55.6 1 11.1 9 100
Jumlah 30 100.0 Sedang 0 0.0 5 41.7 7 58.3 9 100
Baik 0 0.0 0 0.0 9 100 12 100
Tabel 6 menunjukkan bahwa karakteristik lama
Total 3 10.0 10 33.3 17 56.7 30 100
hari pasca operasi katarak responden pada saat
Uji Normalitas = 0.000
melakukan pengambilan sampel berdasarkan data
terbanyak adalah pada hari ke 5 pasca operasi Uji Wilcoxon = 0.000

katarak, sebanyak 14 responden dengan nilai


persentase sebesar 46.7%. Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 30 responden,
saat pemberian kuesioner di dapatkan bahwa hasil
B. Analisis Univariat analisis efektivitas Health education terhadap
Pencegahan Resiko Infeksi Pasca Operasi Katarak
Tabel 8. Pengetahuan responden terhadap mengalami peningkatan hasil nilai, dari kategori
pencegahan risiko infeksi pasca operasi katarak tingkat pengetahuan “kurang” meningkat menjadi
sebelum diberikan health education kategori pengetahuan “baik”, terhadap
Pengetahuan sebelum pengetahuan tentang pencegahan resiko infeksi
No Frekuensi Persentase % pasca operasi katarak, sebanyak 17 Responden.
pendidikan kesehatan
1 Kurang 12 40.0 Selanjutnya kategori tingkat pengetahuan
2 Sedang 9 30.0 “kurang” berubah mengalami peningkatan
3 Baik 9 30.0 menjadi kategori “sedang” terhadap pengetahuan
tentang pencegahan Resiko Infeksi Pasca Operasi
Jumlah 30 100.0
Katarak sebanyak 10 Responden.
Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
Hasil uji normalitas menunjukan bahwa distribusi
responden terhadap pencegahan resiko infeksi
jawaban adalah normal dikarenakan nilai sig <
pasca operasi katarak Sebelum diberikan Health
0.05 yang berfungsi sebagai syarat uji wilcoxon.
education (PreTest) pada saat melakukan
Hasil uji statistik Wilcoxon menunjukan
pengambilan sampel berdasarkan data terbanyak
signifikan yakni sebesar 0,000 yang lebih kecil
adalah memiliki tingkat pengetahuan yang kurang
dari 0,05 sebagai taraf yang telah ditentukan (p <
yaitu sebanyak 12 responden dengan nilai
α) dan dapat dinyatakan memiliki efektivitas yang
persentase sebesar 40.0%.
sangat signifikan antara Health education
terhadap pencegahan resiko infeksi pasca operasi
Tabel 9. pengetahuan responden terhadap
katarak.
pencegahan risiko infesksi pasca operasi katarak
sesudah diberikan health education
PEMBAHASAN
Pengetahuan sesudah Hasil penelitian ini didapatkan berdasarkan data
No Frekuensi Persentase %
pendidikan kesehatan terbanyak pasien yang menderita penyakit katarak
1 Kurang 3 10.0 rata-rata yaitu, berusia 56-65 tahun. Jenis kelamin
2 Sedang 10 33.3 terbanyak pada laki-laki, dengan rata-rata status
3 Baik 17 56.7 sudah menikah dan berpendidikan lulusan SD
Jumlah 30 100.0 (Sekolah Dasar), data tersebut sejalan dengan
Tabel 9 menunjukkan bahwa pengetahuan penelitian (Febri Nadyati, Rani Himayani, Giska Tri
responden terhadap pencegahan resiko infeksi Putri, 2019).
pasca operasi katarak sesudah (Post test)
diberikan health education, pada saat melakukan Manifestasi klinis dan tanda-tanda gejala keluhan
pengambilan sampel berdasarkan data terbanyak katarak, pada penderita diabetes melitus berisiko 2,32
adalah memiliki tingkat pengetahuan yang baik kali lebih besar rentan mengalami katarak, akibat
sebanyak 17 responden dengan nilai persentase terjadinya penurunan kemampuan pankreas
sebesar 56.7%. memproduksi insulin dan berkurangnya kerja insulin
memetabolisme makanan yang dikonsumsi, sehingga
meningkatkan glukosa dalam darah dan faktor proses
P- ISSN: 2527-5798, E-ISSN: 2580-7633 102
Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI) Vol. 6, No. 2, Desember 2021

penuaan (Maryati Tombokan, Sukma saini, Masdiana operasi serta lingkungan untuk mencegah komplikasi
AR, 2017). terjadinya endophtalmitis.

Penyakit diabetes melitus pada penderita katarak, Risiko pencegahan infeksi pasca operasi katarak bisa
memiliki angka terbanyak sebesar 14 responden dilakukan dengan memberikan health education
dengan nilai persentase sebesar 46.7% dan hipertensi kepada pasien dan keluarganya. Hasil data pada
sebanyak 10 responden sebesar 33.3%, data tersebut penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30 responden,
menunjukkan bahwa riwayat penyakit penyebab saat pemberian kuesioner didapatkan bahwa hasil
terjadinya katarak berawal dari memiliki kedua analisis efektivitas health education terhadap
keluhan tersebut. Data hasil penelitian ini sejalan Pencegahan Resiko Infeksi Pasca Operasi Katarak
dengan penelitian menurut Chiu et al., (2021). Harun mengalami peningkatan hasil nilai, dari kategori
et al., (2020) selanjtunya menyampaikan bahwa tingkat pengetahuan “kurang” meningkat menjadi
hipertensi merupakan tanda gejala vital sign kategori pengetahuan “baik”, terhadap pengetahuan
terganggung/tidak stabil yaitu terjadi peningkatan tentang pencegahan resiko infeksi pasca operasi
tekanan darah diatas normal ≥140 mmhg tekanan katarak, sebanyak 17 Responden. Selanjutnya
siastole, tekanan pada saat jantung distraksi (menarik kategori tingkat pengetahuan “kurang” berubah
seluruh darah kedalam jantung) dan tekanan diastole mengalami peningkatan menjadi kategori “sedang”
≥100 mmhg, tekanan pada saat jantung relaksasi terhadap pengetahuan tentang pencegahan Resiko
(melepaskan darah dari jantung keseluruh tubuh). Infeksi Pasca Operasi Katarak sebanyak 10
Hal-hal demikian meningkatkan kekeruhan pada Responden, dapat dinyatakan memiliki efektivitas
lensa mata sedangkan diabetes melitus merupakan yang sangat signifikan antara health education
kelainan pankreas yang menyebabkan terganggunya terhadap Pencegahan Resiko Infeksi Pasca Operasi
produksi insulin, adanya peningkatan enzim aldose Katarak. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian
reduktase, sehingga lama-kelamaan mengalami menurut Rahani Ayu Amalia, Dwi Utari Widyastuti,
peningkatan enzim, hal ini akan menyebabkan (2019) yang menyatakan bahwa hampir setengah
terjadinya kekeruhan pada lensa mata. pasien dengan post operasi katarak memiliki
pengetahuan yang cukup dan memiliki kepatuhan
Hasil penelitian ini menunjukkanm berdasarkan hari sedang, jadi diharapkan kepada perawat untuk
lama pasca operasi katarak yang kontrol ke meningkatkan pemberian penyuluhan tentang
puskesmas, yaitu pada hari ke 5 pasca operasi perawatan post operasi katarak dan klien untuk
katarak, sebanyak 14 responden dengan nilai mencegah terjadinya infeksi luka post operasi
persentase sebesar 46.7%. Sitompul (2015) katarak.
mengatakan bahwa komplikasi dapat dicegah dengan
menjalankan prinsip aseptic. Dari sekian banyak Pasien yang memiliki penyakit diabetes melitus pasca
pasien yang menjalani operasi katarak, hanya 24% operasi katarak, diwajibkan untuk rutin
pasien saja yang menyadari pentingnya kontrol ulang memeriksakan kadar gula darah minimal 2 hari
kondisi mata pasca operasi untuk mencegah dini sekali, karena tubuh yang mengalami luka, sangat
terjadinya komplikasi. rentan memacu peningkatan glukosa darah, oleh
sebab itu perlu diberikan dukungan keluarga dengan
Beyene et al., (2021) dalam penelitiannya, rata-rata memberirkan motivasi dalam mengontrol kadar gula
kesembuhan luka mata pasca opersi katarak adalah 23 darah kepada pasien dengan diabetes melitus pasca
minggu dengan syarat usia pasien antara 16-30 tahun operasi katarak, untuk membantu perawtan luka,
dan 31-45 tahun dan pasein non-diabetes melitus. membantu proses penyembuhan luka dengan deteksi
Namun, pada pasien yang memiliki penyakit diabetes dini penyebab faktor penghambat luka karena
melitus waktu pemulihan menjadi lebih lama dari peningkatan glukosa darah (Maryati Tombokan,
normalnya. Pasien pasca operasi katarak yang sukma saini, Masdiana AR, 2017). Motivasi dari
memiliki penyakit diabetes melitus akan mengalami setiap individu berkaitan dengan pengetahuan yang
perubahan ketebalan koroid setelah operasi katarak dimiliki oleh setiap masing-masing individu itu
(Torabi et al., 2019). sendiri, sehingga tingkat motivasi pasien yang rendah
dipengaruhi oleh pengetahuan yang rendah, terutama
Komplikasi yang harus diwaspadai pada pasien pasca tidak didapatkannya health education yang baik,
operasi katarak ialah risiko terjadinya endophtalmitis, tentang cara pencegahan risiko infeksi pasca operasi
merupakan salah satu kegawatdaruratan mata, yang katarak. Dian Sukma Dewi Arimbi, Lita (2020)
dapat mengakibatkan kebutaan, kejadian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara health
didapatkan sekitar 0,04 - 4% dari seluruh tindakan education terhadap motivasi pasien diabetes melitus
operasi mata pada tahun 2020. Dewanti Widya Astari tipe 2 dalam mengontrol kadar gula darah.
(2021) menuliskan bahwa sangat dibutuhkan
kerjasama semua staf dan pemangku kepentingan, Qurrat & Silvia (2018) dalam hasil penelitiannya
mulai dari fase pre operasi, intra operasi dan post menunjukkan bahwa ada hubungan antara
P- ISSN: 2527-5798, E-ISSN: 2580-7633 103
Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI) Vol. 6, No. 2, Desember 2021

pengetahuan dan sikap keluarga dengan perawatan pengetahuan tentang pencegahan resiko infeksi pasca
pasien post operasi katarak. Sehingga diharapkan operasi katarak sebanyak 10 responden.
kepada pasien dan keluarganya hendaknya mencari
tahu informasi tentang bagaimana perawatan yang Health education sangat efektif diberikan kepada
dilakukan pasca operasi katarak, agar dapat pasien pasca operasi katarak, ada berbagai metode
memberikan perawatan yang sesuai kepada pasien, yang bisa diberikan oleh perawat yaitu,
selain mendapatkan health education oleh perawat. menggunakan metode penyuluhan, metode
Pemberian health education selain dengan demonstrasi dan redemonstrasi dan mengevaluasi
penyuluhan bisa juga diberikan dengan metode lewat via telepon, untuk meningkatkan pengetahuan,
demonstrasi kepada pasien dan keluarga pasca sikap keterampilan, motivasi dan mampu mengontorl
operasi katarak, perawat memberikan health atau mengevaluasi pasien dari jarak jauh, perihal ini
education dengan menganjurkan kepada pasien dan penting dilakukan sebagai perawat demi terciptanya
keluarganya untuk mencoba mempraktikan atau trust saling percaya antara pasien-perawat untuk
redemonstrasi tentang cara perawatan luka pasca sama-sama bekerjasama dalam melakukan
operasi katarak yang benar, sesuai konsep aseptik, pencegahan risiko infeksi luka dan menghindari
sehingga diharapkan pasien dan keluarga mudah terjadinya komplikasi seperti endophtalmitis sebagai
mempraktikan di rumah bagaimana cara perawatan faktor terjadinya kegawatdaruratan mata pasca
yang harus dilakukan. Hal ini mampu meminimalisir operasi katarak bahkan mengakibatkan kebutaan
terjadinya komplikasi dan infeksi luka serta yang tidak diinginkan.
membantu mengurangi pengeluaran biaya perawatan
tambahan akibat kelalaian dan ketidaktahuan dari Aknowledgement
perawatan luka. Terima kasih kepada Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin yang sudah memfasilitasi kegiatan
Pada zaman sekarang ini, fasilitas pelayanan penelitian ini sampai akhir.
kesehatan serba mudah. Selain perawat memberikan
health education sebelum pasien pulang ke Daftar Rujukan
rumahnya, untuk bisa mengevaluasi atau kontrol Beyene, A. M., Eshetie, A., Tadesse, Y., & Getnet,
perawatan kepatuhan dan disipilin pasien dalam M. G. (2021). Time to recovery from cataract
menjalani perawatan luka mata post operasi katarak, and its predictors among eye cataract patients
bisa dilakukan dari jarak jauh, yaitu melalui via treated with cataract surgery: A retrospective
telepon kepada pasien. Perawat bisa memantau cohort study in Ethiopia. Annals of Medicine
apakah pasien sudah sesuai menerapkan obat tetes and Surgery, 65(102275), 1–5.
mata sesuai dosis yang ditetapkan, menggunakan https://doi.org/10.1016/j.amsu.2021.102275
kacamata hitam sebagai pelindung mata dari paparan
sinar matahari apabila bepergian keluar rumah, Chiu, T. H. T., Chang, C. C., Lin, C. L., & Lin, M. N.
menanyakan kondisi kesehatan pasien perlu tidaknya (2021). A Vegetarian Diet Is Associated with
panggilan dokter dan mengetahui apakah kondisi a Lower Risk of Cataract, Particularly Among
mata yang dioperasi masalah, keterlambatan Individuals with Overweight: A Prospective
penyembuhan luka, pasien sudah benarkah Study. Journal of the Academy of Nutrition
melakukan cara mobilisasi aktivitas selama masa and Dietetics, 121(4), 669-677.e1.
penyembuhan luka dan posisi tidur yang dianjurkan https://doi.org/10.1016/j.jand.2020.11.003
(Gülşen & Akansel, 2020).
Chua, S. Y. L., Luben, R. N., Hayat, S., Broadway,
Kesimpulan D. C., Khaw, K. T., Warwick, A., Britten, A.,
Hasil penelitian ini memiliki efektivitas yang sangat Day, A. C., Strouthidis, N., Patel, P. J., Khaw,
signifikan antara health education terhadap P. T., Foster, P. J., & Khawaja, A. P. (2021).
pencegahan resiko infeksi pasca operasi katarak. Alcohol Consumption and Incident Cataract
bahwa dari 30 responden, saat pemberian kuesioner Surgery in Two Large UK Cohorts.
di dapatkan, hasil analisis efektivitas health Ophthalmology, 128(6), 837–847.
education terhadap pencegahan resiko infeksi pasca https://doi.org/10.1016/j.ophtha.2021.02.007
operasi katarak mengalami peningkatan hasil nilai,
dari kategori tingkat pengetahuan “kurang” Dede Achmad Basofi, Wilson, M. A. (2016).
meningkat menjadi kategori pengetahuan “baik”, Hubungan Jenis Kelamin, Pekerjaan Dan
terhadap pengetahuan tentang pencegahan resiko Status Pernikahan Dengan Tingkat
infeksi pasca operasi katarak, sebanyak 17 Kecemasan Pada Pasien Operasi Katarak Di
Responden. Selanjutnya kategori tingkat Rumah Sakit Yarsi Pontianak.
pengetahuan “kurang” berubah mengalami
peningkatan menjadi kategori “sedang” terhadap Dewanti Widya Astari, S. R. (2021). STRATEGI
P- ISSN: 2527-5798, E-ISSN: 2580-7633 104
Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI) Vol. 6, No. 2, Desember 2021

PENANGANAN ASUHAN (2019). PENGETAHUAN DAN


KEPERAWATAN TERKAIT KEPATUHAN KLIEN TENTANG
ENDOFTALMITIS: A LITERATURE PERAWATAN POST OPERASI
REVIEW. Jurnal Ilmiah Permas, 11(4), 705– KATARAK. Jurnal Keperawatan, XII(2),
718. 115–120.

Dian Sukma Dewi Arimbi, Lita, R. L. I. (2020). Sitompul, R. (2015). Perawatan Lensa Kontak untuk
Pengaruh Health education terhadap Motivasi Mencegah Komplikasi Ratna Sitompul.
Mengontrol Kadar Gula Darah pada Pasien EJournal Kedokteran Indonesia, 3(1), 77–85.
DM Tipe II. Jurnal Keperawatan Abdurrab, https://doi.org/10.23886/ejki.3.4811.
4(1), 66–76.
Thompson, J., & Lakhani, N. (2015). Cataracts.
Febri Nadyati, Rani Himayani, Giska Tri Putri, M. Y. Primary Care - Clinics in Office Practice,
(2019). Hubungan Durasi Menderita Diabetes 42(3), 409–423.
Melitus Tipe 2 dengan Kejadaian Katarak di https://doi.org/10.1016/j.pop.2015.05.012
RSUD DR.H.Abdul Moeloek Provinsi
Lampung. ESSENTIAL:Essence of Scientific Torabi, H., Sadraei, M., Jadidi, K., & Alishiri, A. A.
Medical Journal, 17(1), 1–4. (2019). Choroidal thickness changes
following cataract surgery in patients with
Gülşen, M., & Akansel, N. (2020). Effects of type 2 diabetes mellitus. Journal of Current
Discharge Education and Telephone Follow- Ophthalmology, 31(1), 49–54.
up on Cataract Patients’ Activities According https://doi.org/10.1016/j.joco.2018.07.004
to the Model of Living. Journal of
Perianesthesia Nursing, 35(1), 67–74.
https://doi.org/10.1016/j.jopan.2019.04.010

Harun, H. M., Abdullah, Z., & Salmah, U. (2020).


Pengaruh Diabetes, Hipertensi, Merokok
dengan Kejadian Katarak di Balai Kesehatan
Mata Makassar. Jurnal Kesehatan Vokasional,
5(1), 45.
https://doi.org/10.22146/jkesvo.52528

Jeong, I. S., & Lee, E. J. (2021). Current Status and


Associated Factors of Annual Eye
Examination Among People with Type 2
Diabetes Mellitus: Using the 7th National
Health and Nutrition Examination Survey.
Asian Nursing Research, 15(4), 239–246.
https://doi.org/10.1016/j.anr.2021.07.003

Maryati Tombokan, sukma saini, Masdiana AR, M.


R. N. A. (2017). HUBUNGAN DUKUNGAN
KELUARGA DENGAN MOTIVASI
DALAM MENGONTROL KADAR GULA
DARAH PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PAMPANG KECAMATAN
PANAKKUKANG KOTA MAKASSAR.
Jurnal Media Keperawatan, 08(02), 39–45.

Qurrat, D., & Silvia, M. (2018). Hubungan


Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dengan
Perawatan Post Operasi Katarak Di Poli Mata
Rsud Pariaman. Jurnal Kesehatan Medika
Saintika, 09(2), 108–113.

Rahani Ayu Amalia, Dwi Utari Widyastuti, P.

Anda mungkin juga menyukai