Anda di halaman 1dari 108

AL

RI
Pemetaan Pariwisata
TO
geopark kaldera toba
TU

Sumber Gambar: asset.kompas.com

Sistem Informasi Geogras


Tim Penyusun
Masri Ridwan, S.Pd., M.Pd.
Liyushiana, S.ST.Par., M.M.
Muh. Zainuddin Badollahi, S.Sos., M.Si.
Fuad Guntara, S.Pd., M.Pd.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Tutorial Pemetaan Pariwisata
(Studi Kasus Kawasan Geopark Kaldera Toba)

Masri Ridwan, S.Pd., M.Pd.


Liyushiana, S. ST. Par., M.M.
Muh. Zainuddin Badollahi, S.Sos., M. Si.
Fuad Guntara, S.Pd., M.Pd.

i
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA
PASAL 113 KETENTUAN PIDANA SANKSI PELANGGARAN

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau
huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyakRp500.000.000,00(limaratus jutarupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau
huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling
banyakRp1.000.000.000,00(satumiliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empatmiliar rupiah).

ii
Masri Ridwan, S.Pd., M.Pd.
Liyushiana, S. ST. Par., M.M.
Muh. Zainuddin Badollahi, S.Sos., M. Si.
Fuad Guntara, S.Pd., M.Pd.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


Tutorial Pemetaan Pariwisata
(Studi Kasus Kawasan Geopark Kaldera Toba)

iii
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Tutorial Pemetaan Pariwisata
(Studi Kasus Kawasan Geopark Kaldera Toba)

Diterbitkan pertama kali dalam bahasa Indonesia oleh


Politeknik Pariwisata Makassar

ISBN: 978-623-99486-6-5

viiv+ 98 hal ; 15 x 21 cm (A5)


Cetakan Pertama, Agustus 2022
copyright © Agustus 2022 Politeknik Pariwisata Makassar

Penulis : 1. Masri Ridwan, S.Pd., M.Pd.


2. Liyushiana, S. ST. Par., M.M.
3. Muh. Zainuddin Badollahi, S.Sos., M. Si.
4. Fuad Guntara, S.Pd., M.Pd.
Penyunting : Masri Ridwan, S.Pd., M.Pd
Layouter : Iswandi Utama, ST

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dengan bentuk dan
Cara apapun tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit.
Dicetak oleh:
Politeknik Pariwisata Makassar
Jl. Gunung Rinjani, Metro Tanjung Bunga Kota Mandiri
KotaMakassar,Sulawesi Selatan90224
Telp/Fax+62411838456
Email: info@poltekpar-makassar.ac.id

iv
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya tim penyusun telah berhasil menyelesaikan Modul Pelatihan
ArcGIS Tingkat Dasar untuk mendukung pelaksanaan Pemetaan Kawasan
Geopark Danau Toba, Sumatera Utara.
Panduan ini merupakan buah karya dari dosen Politeknik Pariwisata
Makassar, Politeknik Pariwisata Medan dan IAIN Pare-Pare, Pengampuh mata
kuliah yang erat kaitannya dengan destinasi Pariwisata. Kolaborasi ini
memberikan konstribusi kepada Pemerintah dalam menjawab tantangan global
yaitu mewujudkan destinasi wisata yang berorientasi pada penggunaan
teknologi dalam hal ini system informasi pariwisata, secara khusus
menterjemahkan arahan Presiden yang termaktub dalam Peraturan Presiden nomor 9 tahun 2019 tentang
Pengembangan Taman Bumi (Geopark) bahwa dalam perencanaan Geopark (pasal 8 a dan d) diperlukan
adanya inventarisasi, identifikasi dan analisis keterkaitan antara sumber daya warisan geologi
(Geoheritage), Keragaman Geologi (geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) dan keragaman
budaya (Cultural diversity) ; (d) serta Penentuan batas atau . deliniasi Kawasan.
Terwujudnya Pengelola Geopark Danau Toba yang pro pada program rehabilitasi dan rekonstruksi
terutama untuk mempersiapkan system informasi berbasis spasial dalam Kawasan Geopark Toba. Lokasi
yang menjadi lokus deliniasi diantaranya Kawasan yang berada di Geopark Kaldera Toba mengusung Tema
Gunungapi (supervolcano); Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Dairi, Kabupaten
Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Simalungun, ibu kota
Sumatera Utara Kota Medan serta kota penyangga Kabupaten Deli Serdang.
Keterlibatan lembaga akademisi dalam proses digitalisasi Kawasan pariwisata diharapkan tidak
hanya memberikan kontribusi tersedianya data (spasial dan non spasial) serta prasarana pendukung GIS
akan tetapi modul ini akan digunakan untuk keperluan bahan ajar bagi mahasiswa dalam proses
pengembangan kemampuan dan keterampilan memanfaatkan teknologi dan informasi. Dengan demikian,
mahasiswa dibekali kemampuan untuk bersaing di dunia industry pada saatnya nanti.
Buku ini jelas turut memperkuat gugusan referensi di bidang pariwisata di Indoensia. Sebagai
sebuah karya publikasi oleh Masri Ridwan, Liyushiana, Muh. Zainuddin Badollahi dan Fuad Guntara buku
ini bagi saya mencerminkan sebuah endapan potensi akademis. Sembari menananti karya-karya
selanjutnya, saya ingin mengajak para pembaca mengucapkan selamat atas kehadiran karya ini di hadapan
kita semua
.
Wasssalam…

Makassar, 08 Agustus 2022

Drs. Muhammad Arifin, M.Pd


Direktur Politeknik Pariwisata Makassar

v
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


PRAKATA.................................................................................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii

BAB I PEMETAAN GEOPARK KADERA TOBA .............................. 1


1. Geopark ...................................................................................... 1
2. Geopark Kadera Danau Toba........................................... 6
3. Ruang Lingkup........................................................................ 10
a. Kawasan Geopark Kaldera Toba ............................ 10
b. Metode Kajian.................................................................. 12
4. Geografi dan Pariwisata ..................................................... 16
a. Geografu Pariwisata ..................................................... 16
b. Daerah Tujuan Wisata dan Aspek
Keruangan ......................................................................... 19

BAB II PENGANTAR ARCGIS .................................................................. 24


BAB III DATA ATRIBUT .............................................................................. 40
1. Data Spasial................................................................................. 40
2. Editing Tabel Data Attribute .............................................. 42
BAB IV LABEL DAN KLASIFIKASI ......................................................... 47
BAB V LAYOUT PETA ................................................................................ 52
BAB VI PENGAMBILAN DATA MENGGUNAKAN GPS .................. 66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 73


TENTANG PENULIS ............................................................................................. 76
TUTORIAL INSTALASI ARCGIS 10.8 ............................................................ 79

vi
Daftar Tabel
Daftar Kawasan Administrasi Geopark Kaldera Toba ........................ 12
Form Inventarisasi Sebaran Daya Tarik Wisata .................................... 23
Form Inventarisasi Sebaran Geosite ........................................................... 23

vii
Daftar Gambar
Konsep Pentahelix Pengembangan Geopark .......................................... 2

viii
1

BAB I PEMETAAN GEOPARK


KALDERA TOBA

1. Geopark
Global Geopark Network dan European Geopark Network,
mendeskripsikan geopark adalah area luas dimana pembangunan
lokal berkelanjutan dimungkinkan dari segi sosial, ekonomi,
budaya dan lingkungan (Hutabarat , Leonard Felix., Indah Pratiwi.,
Nuning. 2022). Sementara itu, UNESCO mendefinisikan geopark
sebagai wilayah lindung nasional dan memiliki berbagai situs
geological heritage yang penting dengan keindahan dan
kelangkaan tertentu serta dapat dikembangkan dengan konsep
terpadu dari konservasi, pendidikan dan pengembangan
ekonomi masyarakat setempat (Henriques & Brilha, 2017b;
Jones, 2008). Geopark kini merupakan bentuk pemanfaatan
ruang wilayah lindung guna mencapai pembangunan
berkelanjutan. Terdapat tiga perspektif dalam mengembangkan
geopark, yaitu : pelestarian / konservasi, pendidikan dan
pembangunan berkelanjutan (Farsani, N.T., 2011; Newsome et al.,
2012). Konsep geopark merujuk pada pengembangan kawasan
yang berdasarkan pada aktifitas konservasi, edukasi dan
pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui pengembangan
destinasi pariwisata berbasis tiga keragaman (diversity),yaitu
keragaman geologi, keragaman hayati dan keragaman budaya,
2

yang dapat berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan


masyarakat (community welfare) setempat. Keragaman geologi
(geodiversity) terdiri atas sejumlah fitur geologi yang memiliki
kepentingan ilmiah khusus, kelangkaan dan keindahan, yang
dikenal dengan warisan geologi, serta juga lokasi yang
mempunyai nilai-nilai arkeologi, ekologi, nilai sejarah atau
budaya. Sementara itu, keragaman biologi atau hayati, meliputi
kekayaan flora dan fauna, khususnya yang memiliki status
perlindungan secara nasional maupun internasional. Lebih
jauh, keragaman budaya terdiri atas budaya berupa benda dan tak
benda (Catana & Brilha, 2020a; Gray, 2019; UNESCO, 2016).

Gambar 1. Konsep Pentahelix Pengembangan Geopark


(Kementerian Luar Negeri, 2021a)
Geopark juga merupakan wilayah yang memiliki unsur-unsur
3

geologi terkemuka dan unik, termasuk terdapatnya berbagai nilai


arkeologi, ekologi dan budaya. Bagi masyarakat setempat, geopark
juga merupakan media atau wadah untuk berpartisipasi dalam
melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam (natural
heritage) yang berkelanjutan. Geopark menjadi konsep wisata baru
yang saat ini tengah dikembangkan Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Konsep
geopark sendiri mengacu pada pengembangan kawasan yang
memberikan pengaruh terhadap konservasi, edukasi dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat (Kementerian luar
Negeri, 2021a). Dalam pengembangan geopark, selain tiga pilar
keragaman geologi, biologi dan budaya, juga diperlukan adanya
kerjasama antar pemangku kepentingan melalui konsep Pentahelix
yang meliputi: Pemerintah (daerah, pusat), Akademisi/ Institusi
Riset, Komunitas (Masyarakat yang tinggal di dalam area geopark),
Badan Usaha/BUMN, dan Media Massa (Gambar 1). Dengan konsep
Pentahelix ini maka unsur-unsur pemerintah, akademisi, dunia
usaha dan masyarakat serta media akan saling bersinergi dalam
mengembangkan Geopark Nasional menuju UNESCO Global
Geopark. Dimana pemanfaatan kawasan geopark tersebut
diutamakan untuk kegiatan edukasi (education), konservasi
(conservation) dan pembangunan ekonomi berkelanjutan/ economic
sustainable development (Kementerian Luar Negeri, 2021b). Konsep
UNESCO Global Geoparl kini dikembangkan sejak the 38th Session
4

of UNESCO General Conference pada tahun 2015 (UNESCO, 2016).


UNESCO Global Geoparks (UGGps) dilakukan dalam konteks
International Geoscience and Geoparks Programme/ IGGP(UNESCO,
2016). Konsep geopark telah berkembang luas dalam tiga dekade
terakhir sejak dikenalkan pada akhir tahun 1980-an (Henriques &
Brilha, 2017b). UNESCO secara aktif memfasilitasi pengembangan
geopark di dunia dengan mengusulkan UNESCO Geoparks
Programme tahun 1997, melakukan kesepakatan kerjasama dengan
European Geoparks Network (EGN) tahun 2001, dan membantu
pembentukan Global Geoparks Network (GGN) tahun 2004 (Jones,
2008). Selanjutnya geopark berkembang sangat pesat dengan
perwujudan UNESCO Global Geoparks (UGGps).
Ekonomi, sosial dan lingkungan adalah tiga dimensi dalam
pembangunan berkelanjutan pada Agenda 2030 Sustainable
Development Goals (SDGs). Sebagai bagian dari upaya mencapai
target SDGs, partisipasi aktif masyarakat dan pemangku
kepengtingan terkait diperlukan, termasuk dari geoscience
community (Catana & Brilha, 2020a). Gill (Gill, 2017) menunjukkan
bahwa aspek-aspek geologi juga dapat mendukung SDGs, seperti
pada area geotourism dan geoeducation. Kedua aspek tersebut
bersama-sama dengan geoconservation, adalah tiga pilar dari
geoparks approach. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
pengembangan UNESCO Global Parks sangat penting dalam
pencapaian SDGs (Han et al., 2018; McKeever, 2018; UNESCO, 2017).
5

UGGps mempromosikan geoheritage dan geodiversity bagi


masyarakat untuk semua kalangan usia, termasuk masyarakat
setempat maupun pengunjung geopark (SDG 4). UGGps juga dapat
membuktikan kontribusinya bagi perubahan iklim yang menjadi
perhatian masyarakat internasional saat ini (SDG 13). UGGps juga
menciptakan kemitraan kerjasama antara masyarakat setempat,
berbagai pemangku kepentingan dan sekaligus membangun
jaringan global guna berbagi pengetahuan dan best practices
konservasi alam dan melindungi warisan geologi (SDG 17). Kemitraan
dan jaringan yang terbentuk juga mendorong berbagai kegiatan
ekonomi yang berkelanjutan di area UGGps (SDG 1 dan SDG 8).
Hal ini juga termasuk pengembangan koperasi dan mendorong
pemberdayaan wanita sebagai bagian dari kegiatan ekonomi (SDG 5).
Geotourism, salah satu dari tiga pilar dalam pendekatan geoparks,
menjadi faktor pengungkit dalam kerangka sustainable development
dalam UGGps. Aktivitas geotourism, seperti site visits, festivals,
workshops dan penjualan geoproducts menjadi bagian dari apresiasi
terhadap budaya masyarakat setempat yang hidup bersama
lingkungan alamnya (Torabi Farsani et al., 2012). Dengan demikian,
geotourism juga menciptakan lapangan kerja dan sekaligus
memberikan penghasilan di kawasan pedesaan (Farsani, N.T., 2011;
Farsani et al., 2011). Mendorong pariwisata berkelanjutan
(sustainable tourism) untuk menciptakan lapangan kerja dan
mempromosikan budaya setempat adalah salah satu tujuan dari
6

UNESCO Global Geoparks (McKeever, 2018).


Rancangan Peraturan Presiden Tentang Pengembangan
Taman Bumi (Geopark) Indonesia (2018) Perencanaan Geopark
dilakukan melalui kegiatan:
a. studi kelayakan lokasi, yang memuat keterangan mengenai status
lahan, kesesuaian lahan, kesesuaian lokasi dengan tata ruang, dan
aksesibilitas lokasi;
b. inventarisasi, identifikasi dan analisis sumber daya Keragaman
Geologi (Geodiversity), Warisan Geologi (Geoheritage),
Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya
(Cultural Diversity);
c. penentuan batas atau deliniasi Kawasan;
d. inventarisasi kebutuhan amenitas dan infrastruktur pendukung; dan
e. penyusunan rencana induk (masterplan) Geopark dan tata ruang.
Geotourism adalah pengembangan geoscience yang memiliki
keterkaitan secara sosial dan dapat dipahami dengan metode ilmu
pengetahuan yang berbeda, atau penggunaan ilmu sosial dalam
memahami “natural sciences” yang ada dalam konteks geopark.
Pendekatan yang lebih holistik diperlukan tidak hanya pada area
pembahasan, namun juga dalam metode, termasuk adanya
pendekatan prosedur penelitian secara multidisiplin (Silva et al.,
2009; Tashakkori & Teddlie, 2021).
2. Geopark Kaldera Danau Toba
Program Pembangunan Kepariwisataan Nasional terdapat
7

pada PP Republik Indonesia No. 50 / 2011 yang mendasari kebijakan


pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata di Indonesia,
termasuk kawasan pariwisata Danau Toba. Pengembangan kawasan
ini akan lebih signifikan lagi dengan ditetapkannya Kaldera Toba
sebagai Unesco Global Geopark. Pada rapat sidang negara negara
anggota Unesco pada tanggal 4 Juli yang lalu di Paris. termasuk dengan
penetapan ini Danau Toba telah diakui dunia sebagai kawasan wisata
dan tempat penelitian tentang kearifan masyarakat lokal dan
keanekaragaman hayati. Namun di sisi lain status sebagai Unesco
Global Geopark tersebut tersebut menjadi tantangan tersendiri untuk
mempertahankannya karena akan divalidasi dan di evaluasi setiap
empat tahun sekali. Sebagai suatu Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional (KSPN) yang dicanangkan Presiden Jokowi melalui Peraturan
Presiden Nomor 3 Tahun 2016, dan dalam rangka koordinasi
pembangunan kepariwisataan telah di bentuk Badan Badan Otorita
Pengelola Kawasan Danau Toba yang dibentuk berdasarkan Perpres
No, 49 Thn 2016, di mana badan ini selain memiliki fungis Otoritatif
yang memiliki kewenangan pengelolaan pariwisata Danau Toba juga
memiliki fungsi Koordinatif dalam rangka mengkoordinasikan setiap
kepentingan stakehoder di kawasan tersebut.
(Matius Bangun, Matius. Junita, Dwirosa. 2020)
mengemukakan bahwa Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata
menjelaskan pengembangan kawasan Danau Toba akan didasarkan
pada tiga faktor utama. Ketiga faktor tersebut yaitu atraksi,
8

aksesibilitas, dan amenitas (3A):


1) Atraksi. Atraksi adalah istilah yang digunakan untuk
pertunjukan yang berkaitan dengan budaya daerah
seperti pentas musik, pageleran tarian, warisan
sejarah, dan kekayaan alam yang menjadi daya tarik
wisatawan di daerah. Kementerian Pariwisata dan
Kebudayaan mengembangkan atraksi ini dalam
kaitannya dengan pengembangan yang dilakukan
mengacu pada standar kualifikasi sertifikasi UNESCO
Global Geopark (UGG).
2) Aksesibilitas. Dalam Wikipedia Indonesia (2020)
Aksesibilitas adalah derajat kemudahan yang dicapai
terhadap suatu objek, atau ukuran kemudahan lokasi
untuk dijangkau dari lokasi lainnya melalui sistem
transportasi. Kementerian Pariwisata selain
aksesibilitas udara juga meningkatkan aksesibilitas di
perairan Danau Toba.
3) Amenitas. Amenitas adalah berbagai fasilitas di luar
akomodasi yang dapat dimanfaatkan wisatawan
selama berwisata di suatu destinasi. Amenitas bisa
berupa fasilitas pariwisata seperti rumah makan,
restoran, toko cenderamata, dan fasilitas umum
seperti sarana ibadah, kesehatan, taman, dan lain-lain.
Semenjak dicetuskannya Danau Toba sebagai global Geopark
9

kaldera UNESCO, maka ruang lingkup kawasan kaldera Toba yang


menjadi daerah tangkapan air (DTA) mampu menunjang sebagai
destinasi pariwisata Geopark kaldera Toba. Berdasarkan pedoman
GGN UNESCO, tujuan Geopark adalah menggali, mengembangkan,
menghargai, dan mengambil manfaat dari hubungan erat antara
warisan geologi dan segi lainnya dari warisan alam, berupa budaya,
dan nilai - nilai di area tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut,
sebuah Geopark harus memiliki batasbatas yang ditetapkan dengan
jelas dan memiliki kawasan yang cukup luas untuk pembangunan
ekonomi lokal. Sehingga, di dalam Geopark harus berlangsung
sedikitnya tiga kegiatan penting, yaitu: konservasi, pendidikan, dan
geowisata. Demikian juga dari keenam rekomendasi yang di
keluarkan oleh UNESCO dengan ditetapkannya Kaldera Toba
sebagai UNESCO Geopark Kaldera Toba, setidaknya dua
rekomendasi terkait dengan strategi pendidikan: mengembangkan
strategi pendidikan dengan bekerja dalam kemitraan dengan
UNESCO Global Geopark lainnya serta meningkatkan strategi juga
kegiatan pendidikan untuk memfasilitasi pengembangan program
pembelajaran dengan alat interaktif untuk siswa sekolah. Hal
tersebut sangat di perlukan untuk menjadi arah dan panduan
pengembangan pariwisata kawasan Danau Toba ditengah masifnya
pembangunan yang lebih berorientasi ekonomi semata. Arah dan
pengambangan harus sejalan dengan tjuan kerjasama sebagaimana
di maksud dalam UU tentang Pemerintahan daerah dan juga tujuan
10

di bentuknya BOPDT untuk pembangunan yang dilaksanakan lebih


hati-hati, sehingga atas nama pembangunan, keasrian budaya dan
berbagai situs kultural dan keanekaragaman hayati tetap
terpelihara secara berkesinambungan.Pengakuan Unesco terhadap
kaldera Toba sebagai Unesco Global Geopark adalah bukti awal dari
kesadaran kita bahwa Danau Toba perlu dibangun dengan
mengandalkan konsep geodiversity, biodiversity, dan
culturediversity. Dalam hal ini, membangun Danau Toba tak selalu
hanya karena alasan ekonomis.
3. Ruang Lingkup
a. Kawasan Geopark Kaldera Toba
• Geografi
Secara geografis lokasi Geopark Kaldera Toba
(GKT) terletak di wilayah Provinsi Sumatera Utara,
sekitar 176 km sebelah barat daya kota Medan
sebagai ibu kota Provinsi dan memiliki perbatasan
dengan koordinat 2 ° 52'22.8 "N 98 ° 35'21.4" E - 3
° 00'22.8 "N 98 °35'21.4" E dan 2 ° 10'18.7 "N 98 °
52'26.5 ”E - 2 ° 25'26.8” N 99 ° 23'04.0 ”E. Sebagai
hasil Super Volcano, kawasan ini merupakan
kawasan gunungapi raksasa (kaldera volkano-
tektonik) yang membentuk danau terluas di
Indonesia berukuran sekitar 90 x 30 km² berada
pada ketinggian berjarak 904 meter dpl dengan
11

kedalaman danau terdalam 505 meter.


• Topografi
Kawasan dinding Kaldera Toba memiliki
morfologi perbukitan bergelombang sampai terjal
dan lembah-lembah membentuk morfologi
dataran dengan batas caldera rim watershed
Danau Toba seluas daerah 3.658 km² dan luas
permukaan danau 1.103 km². Daerah tangkapan
air ini berbentuk perbukitan (43 %), pegunungan
(30 %) dengan puncak ketinggian 2.000 meter di
atas permukaan laut dan dataran (27 %) sebagai
tempat masyarakat beraktifitas.
• Demografi
Populasi penduduk di Kawasan Geopark
Kaldera Toba berjumlah 248.629 jiwa.
• Hidrologi
Fluktuasi debit antara puncak musim
hujan dan musim kemarau pada sungai-
sungai relatif lebar. Pada puncak musim
hujan debit sungai meningkat cepat
sebaliknya pada musim-musim kemarau
debit sungai-sungai ini sangat rendah.
• Geologi
Terbagi atas 4 Geoarea (Haranggaol,
12

Sibandang, Samosir, Porsea) dan terdiri


dari 44 titik geosite.

Tabel 1. Daftar Kawasan Administrasi


Geopark Kaldera Toba
No Kabupaten Kecamatan
1. Kabupaten Dairi Kecamatan Silahi Sabungan
2. Kabupaten Humbahas Kecamatan Peranginan
Kecamatan Bakti Raja
3. Kabupaten Toba Samosir Kecamatan Balige
Kecamatan Lumban Julu
4. Kabupaten Karo Kecamatan Merek
5. Kabupaten Tapanuli Utara Kecamatan Muara
6. Kabupaten Simalungun KecamatanParapat
KecamatanSibaganding,
Kecamatan Girsang Sipangan Bolon
Kecamatan Haranggaol Horison
Kecamatan Tiga Ras,
Kecamatan Dolok Pardamean
KecamatanParapat
7. Kabupaten Samosir Kecamatan Sianjur mula – mula
Kecamatan Harian Boho
Kecamatan Sitio-tio
Kecamatan Onan Runggu
Kecamatan Nainggolan
Kecamatan palifi
Kecamatan Ronggur Nihuta
Kecamatan Pangururan
Kecamatan Simaninjo
Sumber: Insights Discovery Report - Danau Toba, 2022
b. Metode Kajian
Geotourism adalah pengembangan geoscience
13

yang memiliki keterkaitan secara sosial dan dapat


dipahami dengan metode ilmu pengetahuan yang
berbeda, atau penggunaan ilmu sosial dalam
memahami “natural sciences” yang ada dalam
konteks geopark. Pendekatan yang lebih holistic
diperlukan tidak hanya pada area pembahasan,
namun juga dalam metode, termasuk adanya
pendekatan prosedur penelitian secara
multidisiplin (Silva et al., 2009; Tashakkori &
Teddlie, 2021). Dalam upaya mengembangkan
Geopark Kaldera Toba diperlukan observasi
lapangan di berbagai kawasan geosite yang ada di
di Kawasan Danau Toba. Hal ini merujuk pada
Peraturan Presiden Tentang Pengembangan
Taman Bumi (Geopark) Indonesia Nomor 9 tahun
2019 bahwa Perencanaan Geopark dilakukan
melalui kegiatan: studi kelayakan lokasi, yang
memuat keterangan mengenai status lahan,
kesesuaian lahan, kesesuaian lokasi dengan tata
ruang, dan aksesibilitas lokasi; inventarisasi,
identifikasi dan analisis sumber daya Keragaman
Geologi (Geodiversity), Warisan Geologi
(Geoheritage), Keanekaragaman Hayati
(Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural
14

Diversity); penentuan batas atau deliniasi


Kawasan; inventarisasi kebutuhan amenitas dan
infrastruktur pendukung; dan penyusunan
rencana induk (masterplan) Geopark dan tata
ruang.
Kegiatan perencanaan dapat dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan mekanisme penelitian ilmiah untuk
memahami masalah manusia dalam konteks
sosialnya dengan menciptakan deskripsi
menyeluruh dan kompleks dalam kondisi yang
alami. Dinamika permasalahan manusia tidak
terlepas dari konteks sosial dan budaya yang
melingkupinya (Cresswell, 2008; Tashakkori, A. , &
Teddlie, 2010; Tashakkori & Teddlie, 2021;
Teddlie, C. , & Tashakkori, 2009). Hal ini bertujuan
untuk memahami fenomena dalam konteks sosial
secara alami dengan mengedepanka proses
interaksi komunikasi yang mendalam terhadap
fenomena yang diteliti. Metode penelitian
kualitatif ini juga menjadi metode interpretatif
karena data hasil penelitian lebih terkait dengan
interpretasi data dan fakta.
Selain itu, metode ini ini juga disebut sebagai
15

metode konstruktif karena dengan metode


kualitatif dapat ditemukan data dan
dikonstruksikan dalam suatu tema yang lebih
bermakna untuk lebih mudah dipahami (Sugiyono,
2006; Tashakkori & Teddlie, 2021). Metode
kualitatif dengan pendekatan observatif
eksploratif dan deskriptif analitis menggunakan
jenis data yang bersifat primer maupun sekunder.
Untuk melakukan deliniasi Kawasan dapat
menggunakan persfektif spasial. Dalam konteks
keruangan berhubungan dengan isi (content) dan
dimensi (dimension) ruang. Dalam content inilah
unsur alam dan manusia berada, berinteraksi
secara dinamis menghasilkan berbagai
kenampakan (phenomena). Kenampakan tersebut
merupakan refleksi dari pengambilan keputusan
dalam memanfaatkan ruang dan hasil hubungan
antara masa lalu, sekarang, dan masa yang akan
dating. Dalam dimensi unsur lokasi dan jarak.
Dalam lokasi terikat pada karakteristik internal
(site) dan eksternal (situation). Dalam jarak sudah
menunjukan adanya distribusi keruangan. Dalam
distribusi tersebut terdapat dapat dilihat
keterjangkauan atau aksesibilitas antar objek
16

wisata atau Kawasan wisata.


Buku ini secara gambalang menyajikan
Langkah-langkah melakukan pemetaan Kawasan
geopark kaldera toba dengan analisis komplek
wilayah atau region. Region merupakan kesatuan
daerah dengan batas yang jelas menurut kriteria
tertentu (Blij dan Murphy, 1998).
4. Geografi dan Pariwisata
a. Geografi Pariwisata
Geografi sebagai ilmu mengkaji interaksi manusia dan lingkungan
sebagai suatu system. Sistem tersebut meliputi sistem rumah tangga
(ecosystem) dan sistem keruangan (Spatial system). Antara aspek fisik dan
aspek manusia selalu terkait dalam setiap pembahasannya. Geografi akan
menyimpang dari tujuannya, apabila tidak terjadi adanya konsep penyatuan
(unifying concept) antara aspek fisik dan manusia (Bintarto dan Surastopo,
1979). Dalam struktur garis besar, sain geografi terdiri dari geografi aspek
fisik dan geografi aspek manusia. Kajian antara aspek manusia dan aspek fisik
yang komprehensif pada suatu wilayah, adalah merupakan geografi regional.
Geografi tehnik merupakan cabang dari geografi yang mengkaji tentang alat,
cara, tehnik serta analisis yang dilakukan geografi dalam mengkaji fenomena
fisik, manusia dalam ruang. Istilah geografi manusia sering digunakan secara
bergantian dengan geografi soial (dalam arti luas), sedangkan arti lain ia
merupakan cabang dari geografi manusia. Geografi Pariwisata merupakan
salah satu bagian atau cabang dari geografi manusia. Geografi pariwisata
17

mengkaji unsur - unsur geografis suatu daerah untuk kepentingan


kepariwisataan. Unsur - unsur geografis suatu wilayah memiliki potensi dan
karakteristik yang berbeda-beda, baik aspek fisik maupun aspek manusia.
Bentang alam pegunungan yang beriklim sejuk, pantai landai yang berpasir
putih, hutan dengan beraneka ragam tumbuhan yang langka, danau dengan
air yang bersih, merupakan potensi suatu daerah yang dapat dikembangkan
untuk usaha industri pariwisata. Unsur geografis yang lain seperti
lokasi/letak, kondisi morfologi, penduduk, berpengaruh terhadap
kemungkinan pengembangan potensi obyek wisata. Pendekatan geografi
dalam menganalisis gejala dan permasalahan yang menyangkut aspek fisik
dan manusia, yaitu pendekatam keruangan, pendekatan ekologi dan pende-
katan wilayah (Nursid, 1981). Pendekatan geografi dipakai dalam mengkaji
permasalahan dengan tetap memegang prinsip geografi yaitu prinsip
penyebaran secara kerruangan, interrelasi, deskripsi dan prinsip kronologi.
Prinsip geografi yang mendasarai pembahasan permaasalahan geografi.
Kegiatan pariwisata merupakan suatu perwujudan geografis, yaitu hasil
adaptasi dan aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumberdaya bagi
kehidupannya. Konsep essensial geografi yang relevan dengan pembahasan
pariwisata yaitu konsep letak, jarak, persebaran, keterjangkauan, interaksi,
diferensiasi keruangan, nilai penting dan keterpaduan atau sintesis. Berbagai
konsep geografi dikemukakan dalam pembahasan pariwisata, agar
pembahasannya tetap pada "bingkai" geografi. Hal ini sekaligus untuk
menunjukkan jati diri geografi serta membedakan geografi dengan ilmu lain,
walaupun pada pembahasan materi yang sama. Walaupun demikian geografi
18

tetap juga memerlukan analisis ilmu lainnya sebagai masukkan dalam


analisisnya. Wilayah memiliki keadaan fisiografis dan sosiografi yang berbeda
antara satu dengan lainnya. Hal ini yang menjadi daya tarik orang untuk
melakukan mobilitas untuk mencari keadaan yang berbeda dari wilayahnya.
Mobilitas ini didukung oleh keadaan ekonomi, politik, keamanan serta
prasarana dan sarana yang semakin membaik. Menurut Pearce (1987), ada
enam thema geografi yang terkait dengan kegiatan pariwisata.
a. Pola keruangan penawaran (spatial patterns of
supply). Pola keruangan dari suatu daerah tujuan
wisata. Daerah ini memiliki daya tarik berupa
keadaan alam maupun atraksi. Pola keruangan
dartah tujuan wisata ini memiliki daya tarik berupa
alam dan atraksi budaya.
b. Pola keruangan permintaan (spatial patterns of
demand). Merupakan pola keruangan dari asal para
wisatawan.
c. Geografi tempat-tempat wisata (the geography of
resort). Keadaan geografis masing-masing obyek
wisata.
d. Gerakan dan aliran wisatawan (tourist movement
and flows). Mobilitas atau gerakan wisatawan dari
daerah asal ke daerah tujuan wisata dalam berbagai
pola.
e. Dampak pariwisata (the impact of tourism). Dampak
19

kegiatan terhadap daerah tujuan wisata, khususnya


dampak negatif terhadap keadaan sosial, ekonomi
dan budaya penduduk setempat.
f. Model-model keruangan pariwisata (models of
tourism spae). Model keruangan dari daerarh tujuan
wisata, dengan melakukan kajian ilmiah. Hal ini agar
pembangunan pariwisata dapat meningkatkan
kehidupan social ekonomi dan budaya penduduk.
Pada sisi lain tetap terjaganya aspek lingkungan
untuk mendukung keberlanjutan kegiatan
pariwisata.
b. Daerah Tujuan Wisata dan Aspek Keruangan
Daerah tujuan wisata (tourist destination area) atau
sering disingkat dengan DTW adalah daerah atau tempat yang
memiliki atraksi, situasi dalam hubungan lalu lintas dan
fasilitas penunjangnya, menyebabkan wilayah tersebut
menjadi obyek kebutuhan wisatawan. Tiga syarat utama yang
harus dipenuhi bagi daerah tujuan wisata yaitu (1) daerah
tersebut memiliki atraksi atau obyek yang menarik, (2)
terdapat aksesibilitas untuk menapai daerah tersebut. Seperti
mudah dicapai dengan berbagai sasaran transportasi, dan (3)
menyediakan tempat untuk tinggal sementara. Persyaratan
yang 1 dan 2 harus terpenuhi, sedangkan yang ke tiga, bias
disediakan di tempat tersebut atau di tempat lain yang relative
20

tidak jauh. Wilayah pariwisata (WTW), suatu wilayah yang


terdiri dari beberapa daerah tujuan wisata (DTW) yang ralatif
berdekatan, serta daerah yang bukan daerah tujuan wisata.
Penggolongan daerah tujuan wisata (seperti yang berlaku di
negara maju, khususnya Eropa), didasarkan pada faktor- faktor
tertentu.
Ditinjau dari geografi, kegiatan pariwisata merupakan
interakai keruangan, baik tingkat lokal, regional, nasion¬al,
regional kawasan tertentu maupun internasional. Adanya
interakai keruangan didaaarkan pada (1) proses untuk saling
melengkapi antar wilayah (regional complementary), (2)
adanya kesempatan antara (interveining opportunity), dan (3)
kemudahan pemindahan secara keruangan (spatial
tranferability), yang diukur dengan satuan jarak, biaya dan
waktu (Abler, et.al, 1971).
Interaksi wilayah akan semakin berkembang karena
pada dasarnya wilayah berbeda kondisi fisiografis dan
sosiografisnya (areal differentiation). Tolok ukur adanya
interak¬si antar wilayah tersebut yaitu adanya aliran (flow),
barang, orang, ide serta disukung oleh prasarana dan
sarananya antar wilayah. Interaksi wilayah diawali dengan
proses penawaran (supply) sumberdaya dan permintaan
(demand). Faktor yang diperhatikan dalam analisis persediaan
(supply) dalam pengembangan kepariwisataan yaitu obyek
21

wisata sebagai daya tarik dan faktor pendukung obyek


pariwisata, yaitu transportasi, akomodasi, infrastruktur dan
fasilitas penunjang lainnya.
Adanya obyek yang menarik dan berbeda
menimbulkan minat orang untu mengunjunginya. Adanya
dukungan prasarana dan prasarana transportasi
mengakibatkan adanya aliran orang ke obyek tujuan tersebut.
Kehadiran wisatawan pada daerah tujuan wisata memerlukan
fasilitas penunjang akomodasi seperti hotel dan restoran.
Untuk dapat memiliki sesuatu kenangan di daerah tujuan
wisata bagi wisatawan, maka berkembang kegiatan
masyarakat pada daerah tujuan wisata yaitu industry cindera
mata. Industri yang kebanyakan dilakukan dalam rumah
tangga ini, memungkinkan adanya kesempatan kerja dan
berusaha, utamanya bagi penduduk setempat.
Untuk mengembangkan daerah tujuan wisata
dilakukan kegiatan inventarisasi obyek. Ha ini diawali dengan
menginventasisasi jenis obyek wisata wisata yaitu wisata
alam, flora-fauna, arsitektur, peninggalan sejarah, dan wisata
budaya. Dilanjutkan dengan inventarisasi pendukung obyek
wisata, seperti akomodasi, transportasi dan infrastuktur serta
sebaran keruangannya. Semua informasi obyek digunakan
untuk menyusun model kepariwisataan dan skala prioritas
obyek yang dikembangkan.
22

Informasi tentang obyek wisata dilengkapi dengan


informasi jaringan transportasi sebagai penghubung antar
obyek wisata, antara obyek dengan fasilitas penunjang.
Informasi meliputi: jenis dan keadaan sarana transportasi,
jarak, biaya, tempat transit (terminal, pelabuhan, stasiun
kereta api dan lainnya). Informasi transportasi dilengkapi juga
dengan informasi mengenai infrastruktur, seperti jenis dan
keadaan jalan, terminal, pelabuhan, stasiun kereta api,
bandara dan lainnya.
Informasi tentang akomodasi meliputi: berbagai jenis
penginapan (hotel, pondok wisata, dll), restoran, tempat
rekreasi dan olah raga, tempat minum dan lainnya. Data yang
dikumpulkan meliputi: lokasi, jarak, aksebilitas, jenis,
peringkat, dan berbagai fasilitas yang dimilikinya. Informasi
akomodasi dilengkapi pula dengan fasilitas pelayanan lainnya,
seperti bank, tempat penukaran uang, kantor pos, telepon,
apotik, pusat perbelanjaan, artshop, gallery, dan lainnya.
Penyajian informasi dalam bentuk peta dan atau
matrik sehingga dapat disusun peringkat obyek dan fasilitas
penunjangnya. Peringkat tersebut antara lain obyek wisata
untuk wisatawan domestik (lokal, regional dan nasional) dan
internasional (regional dan internasional), jenis obyek wisata
(alam, budaya, minat khusus, dan lainnya) dari peringkat ini
akan membantu dalam penyusunan akala prioritaa
23

pengembangannya. Prakiraan dampak yang akan ditimbulkan


dalam pengembangan pariwisata dapat dimasukkan dalam
matrik, sehingga dapat dilakukan metigasi dampak secara
bersamaan dengan perencanaan pengembangannya. Berikut
ini form untuk melakukan ancangan keruangan, dilakukan
pada saat melakukan pengambilan data lokasi sebaran wisata.

Tabel 2. Form Inventarisasi Sebaran Daya Tarik Wisata


Titik Koordinat
No Objek Wisata Desa/Kel Kec/Kab
BT LS

Tabel 3. Form Inventarisasi Sebaran Geosite


Titik
Geosite (taman bumi) Kaldera Danau Toba Koordinat
No
BT LS
Geodivirsity Biodiversity Cultural diversity
24

BAB II
PENGANTAR ARCGIS

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information


System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem
informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan
pengertian SIG sebagai berikut: ” Suatu komponen yang terdiri dari
perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya
manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan,
menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi,
mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu
informasi berbasis geografis ”. Dalam pembahasan selanjutnya, SIG akan
selalu diasosiasikan dengan sistem yang berbasis komputer, walaupun
pada dasarnya SIG dapat dikerjakan secara manual, SIG yang berbasis
komputer akan sangat membantu ketika data geografis merupakan data
yang besar (dalam jumlah dan ukuran) dan terdiri dari banyak tema yang
saling berkaitan.

ArcGIS adalah perangkat lunak yang dikeluarkan oleh


Environmental Systems Research Institute (ESRI), sebuah perusahaan yang
telah lama berkecimpung di dalam bidang geospasial. ArcGIS adalah
sebuah platform yang terdiri dari beberapa software yaitu Desktop GIS,
Server GIS, Online GIS, ESRI Data, dan Mobile GIS. ArcGIS Desktop hanya
dapat diinstal pada sistem operasi (OS) Windows. Khusus untuk ArcGIS
25

Desktop versi 10.3 hanya dapat diinstal pada OS Windows 7, Windows


8/8.1, Windows Server 2008/2012 dan Windows 10. Pengguna OS Linux
dan Mac masih belum dapat menginstal ArcGIS Desktop. Beberapa
pengguna mencoba menggunakan emulator windows agar dapat
menginstal ArcGIS Desktop pada Linux/Mac. Namun tentu saja masalah
kompatibilitas seringkali menjadi masalah. Penyusun menyarankan untuk
menginstal ArcGIS Desktop hanya pada OS Windows saja.
ArcGIS Desktop merupakan pengembangan dan gabungan dari
ArcView 3.x yang unggul dalam antarmuka visual dengan Arc/INFO versi
7 yang unggul dalam analisis. Oleh karena itu tidak mengherankan jika
ArcGIS Desktop disebut-sebut sebagai gabungan dari ArcView 3.x dan
Arc/INFO. ArcGIS versi pertama adalah ArcGIS 8.0 yang dirilis pada tahun
1999. ArcView dan Arc/INFO yang sebelumnya adalah software tersendiri
dijadikan sebagai tingkatan lisensi di dalam ArcGIS Desktop.
ArcGIS Desktop masih merupakan kumpulan software (suite)
yang terdiri dari beberapa software tersendiri yaitu:
1. ArcMap
ArcMap adalah software paling utama di dalam ArcGIS Desktop karena
hamper semua tahapan GIS seperti input, analisis dan output data
spasial dapat dilakukan pada ArcMap, sama halnya dengan
menggunakan software pemetaan lain seperti ArcView 3.x, QGIS,
AutoCAD Land Desktop, dan sebagainya. Terdapat Meskipun demikian,
banyak tugas-tugas GIS yang tidak dapat dilakukan menggunakan
ArcMap sehingga pengguna masih perlu untuk mempelajari dan
26

menggunakan software ArcGIS Desktop lain selain ArcMap.


2. ArcCatalog
ArcCatalog memiliki fungsi untuk pengelolaan data spasial meliputi
input, konversi, dan analisis data. ArcCatalog dapat dianalogikan
sebagai File Explorer (atau windows explorer) pada OS Windows.
Namun karena tugasnya spesifik untuk menangani data spasial, maka
fungsi pengelolaan file yang dimiliki oleh ArcCatalog lebih khusus dan
spesifik. ArcCatalog tidak saja digunakan untuk mengelola data spasial,
tetapi juga untuk melakukan analisis data. ArcCatalog biasa
disandingkan dengan ArcMap. Biasanya ArcCatalog digunakan untuk
menambahkan data ke dalam ArcMap dengan cara drag and drop dari
ArcCatalog.
27

1.1. Bekerja Dengan ArcMap


Pada ArcMap Anda bekerja dalam suatu map project dengan file
extension *.mxd. Sebelum lebih jauh kita bekerja menggunakan ArcMap
ada baiknya mengenal terlebih dahulu antarmuka ArcMap, kemudian
dilanjutkan dengan penambahan data spasial pada ArcMap, memeriksa
atribut datanya , bagaimana navigasi peta pada ArcMap, dan melakukan
pengelolaan pada layer.
1.1.1. Tampilan Antarmuka (User Interface) ArcMap
Graphical User Interface (GUI) atau Grafik Antarmuka Pengguna,
5
yaitu desain antarmuka yang digunakan untuk berinteraksi dengan
pengguna, contoh: desain menu dan icon dari software, desain ini memiliki
fungsi khsusus di masing – masing menu / icon. Berikut ini tampilan
antarmuka pada ArcMAP
1
2

Berikut ini merupakan keterangan fungsi dan kegunaan dari


user interface yang ada pada ArcMap:
28

Nomor User Interface Keterangan

1 Menu Merupakan sekumpulan perintah berbasis teks/


kata untuk melakukan tugas-tugas tertentu
pada ArcMap.
2 Toolbar Sekumpulan perintah berbasis ikon/ tombol
untuk melakukan tugas - tugas tertentu. Untuk
mengaktifkan /menonaktifkan tools toolbar klik
kanan pada toolbar lalu pilih Tools yang ingin
diaktifkan.
3 Table of Content Menampilkan daftar semua layer yang
digunakan pada project ArcMap yang sedang
dikerjakan.
4 Map Canvas Menampilkan layer atau peta pada project yang
sedang dikerjakan pada ArcMap.
5 Catalog Memiliki fungsi mirip ArcCatalog, namun
dengan kapabilitas lebih terbatas.
6 Toggle Mengganti dari Data View ke Layout View

7 Coordinate Bar Menampilkan koordinat kursor yang ditunjuk


pada Map Canvas

1.1.2 Setting Data Koordinat system

Gambar 2. Zona UTM Sumatera Utara masuk pada zona 47


29

1.1.3 Menambah Data Spasial


Langkah pertama yang harus dilakukan untuk memulai membuat peta
sederhana dengan ArcMap adalah menambah data ke dalam map project.
Adapun langkah- langkahnya sebagai berikut:

1. Klik tombol Connect to Folder pada Panel Catalog untuk


memasukan folder yang berisi data spasial
2. Kemudian akan muncul kotak dialog yang membolehkan Anda untuk
memilih folder yang akan ditambahkan ke dalam Panel Catalog. Klik
OK. Pada contoh ini kita akan memasukkan folder data spasial provinsi
Banten yaitu folder KAB_Medan
30

3. Kemudian akan muncul folder KAB_MEDAN pada Panel


Catalog.
4. Pada folder tersebut terdapat file KAB_MEDAN yang
merupakan file berisi geodata Kecamatan-Kabupaten.
5. Drag and drop file Kab_Medan ke dalam map canvas
sesuai dengan kebutuhan. Anda sekarang dapat melihat
layer baru pada map canvas dan di daftar layer.
31

6. Untuk merubah warna peta, klik kanan pada layer kemudian pilih
Properties > Symbology.

7. Pilih Single symbol untuk merubah warna peta secara keseluruhan.


32

8. Klik warna pada kolom Symbol, maka akan muncul kotak dialog Symbol
selector. Pilih warna yang diinginkan dengan merubah warna pada Fill
Color. Anda juga bisa merubah warna batas dengan merubah warna
pada Outline Color.
9. Klik OK untuk memproses perubahan warna pada peta.
33

Selanjutnya, klik Tools Geoprocessing-Dissolve-input databased


“ADMINISTRASI_MEDAN” lalu pilih NAMOBJK dan tekan ok hingga
proses selesai.
34

1.1.4 Memeriksa Atribut Data


Untuk melihat atribut dari data yang kita masukan bisa didapatkan
melalui Identify Features, adapun langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Klik kanan pada salah satu bagian peta dimana saja pada Map Canvas,
kemudian pilih Identify.
2. Muncul kotak dialog yang menampilkan Attribute Feature dari bagian
peta tersebut.
35

1.1.5 Navigasi Peta


Menavigasikan peta pada canvas ArcMap Anda dapat menggunakan
“Map Navigation Toolbar” yang terdiri dari beberapa tombol yang
masing-masing memiliki fungsi, yaitu:
Icon Nama Icon Fungsi

Zoom in Digunakan untuk melakukan perbesaran pada


peta, dengan cara
membuat membuat kotak di area yang ingin di
perbesar.
Zoom Out Digunakan untuk memperkecil tampilan pada
peta, klik pada peta
untuk memperkecil.
Icon Nama Icon Fungsi

Pan Digunakan untuk menggeser peta atau


menggerakannya pada ke tampilan yang kita
inginkan. ini dilakukan dengan cara menahan
tombol mouse sebelah kiri, lalu gerakkan mouse
36

anda maka seketika


peta anda juga akan bergerak.

Full Extent Digunakan untuk zoom ke semua tampilan


Layer, sehingga semua
layer nampak pada map canvas.
Fixed Zoom In Zoom in ke titik tengah data frame dengan
besaran zoom 125% dari
zoom semula
Fixed Zoom Out Zoom out ke titik tengah data frame dengan
besaran zoom 80% dari
zoom semula
Go Back to
Previous Digunakan untuk kembali ke navigasi yang
Extent dilakukan sebelumnya.
Go Back to Next Digunakan untuk menuju navigasi yang
Extent dilakukan sebelum menekan
Go Back to Previous Extent.
37

1.1.6 Mengelola Layer


Layer yang digunakan dalam proses pembuatan peta dapat kita kelola
agar sesuai dengan yang Anda inginkan dan dapat memberikan informasi
dari peta yang kita tampilkan. Pengelolaan layer yang dimaksudkan adalah
mengelola layer pada Table of Content. Table of Content merupakan
daftar layer, file atau apapun yang dimasukkan kedalam proyek ArcMap.
Table of Content tidak hanya menunjukkan semua file yang kita buka,
tetapi juga menjelaskan susunan urutan yang ditampilkan pada Map
Canvas. Terdapat beberapa fitur yang berfungsi untuk mengelola layer
pada project ArcMap, antara lain:
1. Membuat Grup Layer
• Berfungsi memudahkan dalam mengidentifikasi susunan layer pada
project ArcMap sesuai dengan kebutuhan klasifikasi sehingga
susunan layer terlihat lebih rapih pada Layer Panel.
• Tahan tombol “Ctrl” pada keyboard Anda dan meng-klik pada layer
yang berbeda, kemudian klik kanan pada salah satu layer, lalu pilih
Group. Muncul layer baru dengan nama “New Group Layer
38

• Untuk membatalkan Group, anda bisa lakukan klik kanan pada


grup lalu pilih Ungroup. Maka layer akan kembali seperti semula
2. Mematikan / Mengaktifkan Layer
• Untuk dapat mematikan dan mengaktifkan layer dengan cara klik
pada kotak di sebelah nama layer pada Table of Content. Layer
yang memiliki tanda menunjukkan layer tersebut sedang aktif.
Sebaliknya layer dengan tanda menunjukkan layer tersebut tidak
aktif.

• Peta yang ditampilkan pada Map Canvas adalah peta dari layer yang
sedang aktif.
3. Mengubah Susunan Layer
• Mengubah susunan layer digunakan untuk mengubah urutan
layer. Susunan layer sangat berpengaruh pada keterlihatan pada
peta. Pada saat data ditambahkan pada layer, data yang ditambah
lebih dulu posisinya secara default akan berada pada susunan
paling bawah pada “Table of Content”. Sedangkan layer paling
atas merupakan tampilan terluar dari peta yang ditampilkan pada
Map Canvas.
39

• Cara mengubah susunan layer dilakukan dengan Drag-and-Drop


layer yang bersangkutan.
4. Mengubah Nama Layer
• Untuk mengubah nama layer dapat dilakukan dengan klik kiri pada
layer yang ingin anda ubah Namanya, lalu tekan F2 pada keyboard.
• Ubah nama layer kemudian tekan enter
• Perubahan nama pada layer tidak akan berpengaruh pada file data
yang bersangkutan, karena proses ini hanya mengubah display
pada layer.
5. Menghapus Layer
Untuk mengubah nama layer dapat dilakukan dengan klik kanan
pada layer yang ingin anda hapus lalu pilih Remove.
40

BAB III
DATA ATRIBUT

1.1 Data Spasial

Data yang dapat ditampilkan pada SIG adalah data spasial dimana
data spasial adalah data yang berorientasi geografis, memiliki koordinat
sebagai dasar referensi dan memiliki informasi penting yaitu
1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik
koordinat geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ.
2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi
yang memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya,
contohnya : populasi, luasan, dan sebagainya.
Atribut data SIG dapat dikatakan sebagai data terstruktur atau
informasi mengenai setiap data spasial. Tutorial ini menunjukkan
bagaimana membuat, mengisi, menghapus, dan mengubah data attribute.
Selain itu dipelajari juga bagaimana cara memperlihatkan dan menambah
data attribute dengan melakukan Query standard di ArcMap. Terkait
dengan penambahan informasi pada attribute dapat dilakukan dengan
Tools join table.

2.1. Eksplorasi Data Attribute


Untuk melihat semua data yang tersedia, Anda dapat melakukan
langkah berikut,
41

1. Buka tabel atribut dengan cara klik kanan pada layer > Open Attribute
Table.

2. Kemudian akan muncul tabel atribut dari layer yang anda pilih. Di
bagian atas pada kolom atribut,

Tools Data
Attribute

Data
Attribute
42

Anda dapat melihat atribut dari fitur yang terkandung pada layer. Tools
yang terdapat didalam attribute table yang penting anda ketahui antara
lain,

Icon Nama Fungi


Icon
Table Tombol untuk memilih tools yang akan
options digunakan dalam mengedit table
Select by Membuka dialog untuk melakukan
Attribute seleksi data (query data)
Switch Melakukan blok kebalikan dari data
Selection yang sudah terpilih
Clear Menghilangkan blok data record yang
Selection terpilih
Zoom to Memperbesar peta pada fitur yang
Selected terpilih
Select all Melakukan blok seluruh record data

2.3 Editing Tabel Data Attribute


Dalam memasukkan atau rekonstruksi data atribut, baik dalam file
data vector baru ataupun memanfaatkan data vector yang sudah ada,
sering kali pengguna membutuhkan kolom (field) tambahan untuk
menambahkan informasi atribut. Selain menambahkan, untuk informasi
yang tidak diperlukan dalam data vector yang anda miliki, kolom dapat
dihapus.
2.1.1. Menambah Kolom Tabel Attribute
1. Aktifkan editing toolbar terlebih dahulu dengan klik kanan pada toolbar
area, pilih / centang Editor.
43

Editor toolbar akan muncul pada toolbar area.


2. Pada Editor Toolbar klik Editor > Start Editing untuk mengaktifkan
mode editing
3. Buka tabel atribut dengan cara klik kanan pada layer > Open Attribute
Table.

4. Klik tombol Table Options ( ) lalu pilih Add Field…


5. Muncul kotak dialog add field.
Isikan nama kolom, tipe kolom, dan
Panjang isian kolom (precision).
Nama kolom hanya diperbolehkan
terdiri dari huruf dan angka saja,
panjangnya pun dibatasi hanya 10
huruf. NOTE : Jenis (Type) field
dalam ARCGIS antara lain:

• Short Integer:
Jenis untuk seluruh angka dengan digit pendek. Biasanya untuk kode
dan lain sebagainya.

• Long Integer: Jenis untuk seluruh angka dengan digit panjang.


• Float: Angka dengan nilai pecahan decimal dengan digit pendek.
• Double: Angka dengan nilai pecahan decimal dengan digit panjang.
44

• Text: seluruh karakter termasuk alphanumeric. Biasanya untuk nama


dan lain sebagainya
• Date: untuk menyimpan waktu dalam hal ini
45

6. Klik OK untuk membuat field baru.


7. Isi data atribut dengan cara mengetik di kolom yang dituju, sama
seperti anda bekerja pada tabel spreadsheet (excel)

8. Setelah selesai, tutup jendela table attribute lalu klik Editor > Stop
Editing untuk mematikan mode editing.
9. Simpan perubahan
2.1.2. Menghapus Kolom Tabel Attribute
1. Buka tabel atribut dengan cara klik kanan pada layer > Open Attribute
Table.
2. Klik kanan pada header kolom atribut yang akan dihapus, pilih Delete
Field lalu OK. Delete Field tidak akan aktif apabila mode editing
sedang aktif. Pastikan matikan mode editing terlebih dahulu sebelum
menghapus kolom.

3. Jika ingin menghapus beberapa field dapat dengan menekan tombol


Ctrl pada keyboard kemudian klik kiri untuk memilih field mana saja
yang akan dihapus.
46
47

BAB IV
LABEL DAN KLASIFIKASI

Kelebihan dari SIG adalah bahwa seluruh objek yang tampak pada
peta juga memiliki data atribut. Peta dalam SIG bukan sekedar gambar.
Mereka tidak hanya merepresentasikan lokasi objek, tetapi juga
informasi tentang objek tersebut. Pada pelajaran ini kita akan
menelusuri data atribut dari suatu objek dan memahami kegunaan dari
berbagai data tersebut.
Data atribut yang berbeda akan berguna untuk tujuan yang berbeda
pula. Beberapa diantaranya dapat direpresentasikan langsung sebagai
teks, symbol, klasifikasi dan sebagainya agar dapat dilihat oleh pengguna
peta. Berikutnya kita akan melihat bagaimana mengolah data atribut
sehingga pengguna dapat merepresentasikan peta.
4.1 Labelling Attribute Data
Label dapat ditambahkan ke dalam peta untuk menunjukkan
informasi tentang objek. Suatu layer vektor dapat memiliki label yang
berkaitan dengan layer tersebut. Label bergantung pada data atribut dari
layer terkait. Cara untuk menambahkan label pada ArcMap adalah sebagai
berikut:
1. Klik ganda pada layer “Kab Medan”, maka akan muncul halaman Layer
Properties.
2. Pilih tab Labels, kemudian klik / centang Label features in this layer
3. Tentukan field mana yang ingin kita gunakan untuk pemberian label.
Pada contoh ini kita akan gunakan field “NAMOBJ”. Pastikan Label
48

features in this layer di klik,

4. Anda juga dapat melakukan pengaturan label dengan merubah jenis


dan ukuran font, warna font, dan sebagainya.
5. Klik OK, Sekarang layer “NAMOBJ” sudah muncul dengan label di
dalamnya seperti ini:
49

4.2 Klasifikasi Data


Pemberian label adalah cara yang baik untuk mengkomunikasikan
informasi seperti nama dari suatu tempat, namun label tidak dapat
digunakan untuk semua hal. Sebagai contoh, misalnya kita ingin
menunjukkan kabupaten mana yang memiliki performa cakupan
imunisasi DPT3. Dengan menggunakan label saja, peta tidak dapat
merepresentasikan daerah mana yang memiliki cakupan rendah, sedang,
atau tinggi. Pada modul ini, kita akan belajar inventarisasi sebaran lokasi
wisata.
4.2.1 Klasifikasi Data Nominal
1. Buka jendela Layer Properties dari layer yang akan diklasifikasikan,
dengan cara klik ganda pada layer “Kab Medan”
2. Pilih tab Symbology lalu pilih kolom Categories > Unique Value
3. Pilih pada Value Field dengan field yang akan diklasifikasikan. Pada
50

contoh klasifikasi data nominal ini yang akan diklasifikasikan adalah


Kecamatan di Kota Medan. Pilih NAMOBJ
51

4. Klik pada tombol Add All Value untuk menambahkan value yang akan
diklasifikasi secara nominal.

5. Hasil klasifikasi akan akan terlihat seperti dibawah ini.


6. Ubah warna untuk tiap kabupaten dengan melakukan klik ganda pada
kotak warna yang terletak di samping kiri sesuai dengan yang Anda
inginkan.
52

BAB V
LAYOUT PETA

Pembuatan layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input


data, editing data, analisis data, penambahan label, dan pengaturan
legenda telah dilakukan. Melalui fasilitas layout dapat membuat dan
mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai output dari proses
atau analisis GIS yang digunakan serta bagaimana data tersebut akan
ditampilkan.

Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan


memperindah secara tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting
mengenai layout peta adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu
menjelaskan isi peta, yang merupakan informasi-informasi penting. Tanpa
adanya layout, sebuah peta tidak akan berarti apa-apa, dan hanya
bermakna sebagai gambar biasa. Pentingnya layout ini pada sebuah peta,
sehingga perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam mendesain layout yang baik. Melalui praktikum ini
praktikan diharapkan akan mempunyai pengetahuan mengenai layout
dan dapat mengaplikasikannya untuk keperluan lain. Output yang
dikehendaki oleh sebagian besar user adalah layout peta yang menarik
dan mudah dimengerti serta mengandung presisi yang baik. Setidaknya
dalam suatu layout peta, seperti judul peta, skala peta, arah utara,
koordinat/grid, legenda peta, tahun pembuatan, penerbit peta, dan index
peta.
53

5.1. Pengaturan Layout Peta Pada ArcMap


Map Composer pada ArcMap memungkinkan Anda untuk
mempersiapkan peta hingga siap untuk dicetak. Selain menambahkan
peta, Anda juga dapat menambahkan berbagai informasi tambahan seperti
gambar, label, legenda, dan skala.
1. Pergi ke View > Layout View. Tampilan pada map canvas akan
berubah menjadi sebuah bidang gambar. ArcMap akan memunculkan
peta yang sudah kita buat secara otomatis kedalam bidang layout.
54

2. Ubah orientasi bidang layout dengan cara klik kanan pada bidang,
kemudian pilih Page and Print Setup
3. Kotak dialog Page and Print Setup akan muncul. Ubah orientasi pada
kolom Paper menjadi Potrait
55

Pada menu toolbar Insert terdapat beberapa fitur yang dapat kita
gunakan untuk melakukan layout peta:

Icon Nama Icon Fungsi


Data Frame Menambahkan elemen peta selain peta
dari proyek yang
sedang dibuat.
Title Menambahkan judul pada peta
Text Menambahkan tulisan / string pada peta
Picture Memungkinkan kita untuk
menambahkan gambar. Anda dapat
menambahkan logo perusahaan atau
organisasi, atau jika Anda hanya ingin
menampilkan gambar dari lokasi peta
tersebut.
Icon Nama Icon Fungsi

Add new label Menambahkan teks pada layout, seperti


judul atau informasi
lainnya.
Legend Menambahkan legenda, yang akan
dihubungkan dengan
layer aktif pada jendela ArcMap.
North arrow Menambah tanda panah utara pada
layout peta.
Scale Bar Menambahkan garis skala pada layout.

Scale Text Menambahkan angka skala pada layout.


56

Langkah – langkah dalam proses layout peta adalah sebagai berikut:


1. Sesuaikan peta dengan bidang layout
2. Klik Insert pada toolbar

pilih Title ( ) untuk


menambahkan judul peta.
Pada kotak dialog Title Map,
ketik judul yang Anda
inginkan.

3. Sesuaikan ukuran judul peta.


Ubah teks, dan pengaturan
teks dengan klik kanan pada
title > Properties.

4. Selanjutnya tambahkan garis skala pada peta dengan Klik I n s e r t


57

lalu memilih jenis skala.


5. Pada kotak dialog Scalebar Selector pilih model scale bar yang
diinginkan. Klik Properties untuk melakukan pengaturan teks
Scalebar. Klik OK.
6. Elemen garis skala akan muncul pada peta. Letakkan scale bar di sebelah
pojok kiri dari layout peta
7. Berikutnya, kita perlu menambahkan keterangan skala pada peta. Klik
Insert > Scale Text ( ). Pada kotak dialog Scale Text Selector pilih
model scale text yang diinginkan. Klik Properties untuk melakukan
pengaturan teks pada skala. Klik OK.
8. Elemen teks skala akan muncul pada peta. Letakkan teks skala di
sebelah pojok kiri layout peta di atas scalebar.
58

9. Klik Insert > North Arrow ( ). Pilih logo arah utara pada North
Arrow Selector sesuai keinginan.
10. Logo arah utara akan muncul pada peta. Sesuaikan letak logo pada peta.
59

11. Tambahkan sebuah legenda sehingga pembaca peta Anda akan


mengetahui apa saja yang diwakili oleh simbol-simbol tersebut. Klik

Insert > Legend ( ).


12. Pada Legend Wizard terdapat kolom Map Layers yang berisi layer apa
saja yang digunakan dalam
membuat peta. Pada samping kolom Map Layers terdapat kolom
Legend Items yang memuat Legenda apa saja yang dapat
dimunculkan dari layer yang ada.
60

13. Pilih elemen yang penting untuk dimasukkan. Anda juga dapat
melakukan pengaturan susunan legend dengan memilih tombol panah
atas dan panah bawah pada Legend Wizard. Klik Next.
61

14. Terdapat kolom Legend Title yang mana Anda bisa merubah judul
legend dengan mengetik pada kolom Legend Title sesuai keinginan.
Jika Anda tidak ingin merubah judul legend, Anda bisa abaikan kolom
Legend Title untuk kemudian klik tombol Next.
62

15. Selanjutnya terdapat kolom Legend Frame berisi pengaturan frame


pada Legend. Jika Anda tidak ingin memberikan frame pada legend,
Anda bisa abaikan kolom Legend Frame untuk kemudian klik tombol
Next.

16. Selanjutnya terdapat kolom untuk merubah Panjang dan lebar legend
items. Abaikan langkah ini jika Anda tidak ingin merubahnya. Klik
Next.
17. Berikutnya terdapat kolom pengaturan jarak legend. Abaikan langkah
ini jika Anda tidak ingin merubahnya. Klik Finish.
18. Legend akan muncul pada peta. Sesuaikan letak legend pada peta.
63

19. Klik Insert pada toolbar pilih (Text ) (untuk menambahkan


keterangan pada peta. Tambahkan keterangan sumber data,
penyusun/pembuat peta, dan nama instansi/logo instansi.
20. Tata letak layout peta dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau
disesuaikan dengan infromasi yang akan ditampilkan
21. Ketika Anda sudah selesai, layout peta Anda akan tampak seperti ini:
64
65

22. Terakhir, Anda dapat mencetak peta tersebut. Klik pada tombol

Print/Cetak ( ) dan ikuti instruksi selanjutnya.


23. Anda juga dapat menyimpan petanya dengan format JPG, JPEG, PDF
PNG atau format lainnya dengan klik File > Export Map
24. Pilih tempat Anda menyimpan peta yang telah dibuat, ketik nama file
dan tipe file (JPEG, PDF, SVG, dsb). Klik Save.
66

BAB VI PENGAMBILAN DATA


MENGGUNAKAN GPS

GPS Essential sebenarnya sama dengan GPS lainnya, namun GPS


Essential ini bisa di download di HP Android via playstore. Apalagi
penggunaan GPS Essential ini tidak memerlukan pulsa, namun membutuhkan
koneksi internet saat membuka peta. Setelah membuka peta, dan gambar peta
sudah muncul, koneksi internet bisa dimatikan.
67

1. Waypoints

Menu waypoints ini berfungsi untuk menyimpan


koordinat dimana anda berada. Namun sebelum menyimpan
koordinat, GPS Essential harus terkoneksi dengan internet. Untuk
menyimpan lokasi dimana anda berada sekarang, klik Waypoints,
kemudian tekan tanda (+), kemudian pilih ikon yang akan dipaki
dan isi nama waypoint-nya, kemudian tekan tombol create.

2. Portable Maps dan Google Maps

Pada menu portable maps dan google maps anda bisa


langsung melihat koordinat yang anda simpan di waypoints.
68

3. Kamera

Fungsinya pada GPS Essential adalah foto yang kita ambil


memiliki nilai koordinat dan jika dihubungkan dengan peta,
maka bisa langsung terlihat.

4. Sebelum diokekan, kita harus melihat informasi jumlah


Satelis dan akurasi seperti gambar diatas selain itu juga kita
dapat memilih icon titik tersebut, untuk contoh diatas saya
pilih icon rumah karena informasi yang diambil adalah titik
koordinat Kantor Akar. Setelah itu akan muncul informasi
sebagai berikut
69

5. File yang tersimpan dengan format KMZ/KML selanjutnya


diolah dan dianalisis di Arcgis.
70

Setelah aplikasi Arcgis terbuka, selanjutnya klik


Geoprosessing-ArcTolbox-Convertions tools
6. Membutuhkan waktu 1-2 menit untuk sinkronisasi data,
selanjutnya, data survei lapangan siap untuk diolah.
71

Salah satu contoh tampilan sebaran daya tarik wisata yang


muncul di arcgis setelah dilakukan Convertions tools. Sebaran
Daya Tarik Wisata di kabupaten Karo. Langkah ini juga
berlaku untuk pembuatan sebaran komponen pariwisata
lainnya misalnya Akomodasi wisata yang terdiri dari hotel,
homestay dan fasilitas penginapan lainnya: Akomodasi dan
aksesbilitas.
Langkah-langkah pemetaan sebaran daya tarik wisata di
Kawasan Geopark Kaldera Toba yang tersebar di Kabupaten
Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Dairi,
Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan,
Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Simalungun
dilakukan dengan cara yang sama.
Hasil pemetaan disarankan untuk menyimpan dalam
format PDF untuk hasil yang maksimal. Format PDF dan JPEG
(sering ditulis pula JPG) merupakan jenis file yang populer
digunakan. JPEG adalah jenis file gambar grafis,
sedangkan PDF adalah jenis file dokumen. Keduanya dapat
saling dikonversi dari satu bentuk ke yang lain sehingga dapat
digunakan untuk aplikasi yang berbeda. Akan tetapi, untuk
72

resolusi yang maksimal format PDF disarankan penulis untuk


digunakan. Secara langsung, format PDF ditujukan untuk
membuat representasi file dua dimensi yang berisikan huruf,
teks, garis, hingga vektor. Kebutuhan data pada pemetaan
seperti garis, teks hingga vektor serta gambar objek wisata
sangat menunjang dengan format penyimpan menggunakan
PDF.
73

Daftar Pustaka

Bafdal, Nurpolihan. Amaru, Kharistya. Pareira P , Boy Macklin. 2011. Buku


Ajar Sistem Informasi Geografis, Edisi 1. Jurusan Teknik dan
Manajemen Industri Pertanian Fakultas Teknologi Industri
Pertanian Universitas Padjadjaran
Blij, Harm J. De dan Peter Muller. 1998. Geography, Region and Concept. Edisi
Kelima. New York: John Wiley and Sons.
Catana, M. M., & Brilha, J. B. 2020a. The Role of UNESCO Global Geoparks in
Promoting Geosciences Education for Sustainability. Geoheritage,
12(1), 1. https://doi.org/10.1007/s12371-020-00440-z
Daniel, Ridwan. 2020. Insights Discovery Report - Danau Toba.
Enok, Maryani. 2019. Geografi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Farsani, N.T., et al. 2011. Geotourism and geoparks as novel strategies for
socio-economic development in rural areas. INTERNATIONAL
JOURNAL OF TOURISM RESEARCH, 13, 68–81
Farsani, N. T., Coelho, C., & Costa, C. 2011. Geotourism and geoparks as novel
strategies for socio-economic development in rural areas.
International Journal of Tourism Research, 13(1), 68–81.
https://doi.org/10.1002/JTR.800
Gray, M. (2019). Geodiversity, geoheritage and geoconservation for society.
International Journal of Geoheritage and Parks, 7(4), 226–236.
https://doi.org/10.1016/J.IJGEOP.2019.11.001
Hadi Sumantri, Siswo. Supriyatno, Makmur. Sutisna, Sobar. Widana, I Dewa
Ketut Kerta. 2019. Sistem Informasi Geografis (Geographic
Information System) Kerentanan Bencana. Penerbit Cv. Makmur
Cahaya Ilmu Edisi I. 5433 (online).
Han, J., Wu, F., Tian, M., & Li, W. 2018. From Geopark to Sustainable
Development: Heritage Conservation and Geotourism Promotion in
the Huangshan UNESCO Global Geopark (China). Geoheritage, 10(1),
79–91. https://doi.org/10.1007/S12371-017-0227-2
Henriques, M. H., & Brilha, J. 2017a. UNESCO Global Geoparks: A strategy
towards global understanding and sustainability. Episodes, 40(4),
349–355. https://doi.org/10.18814/epiiugs/2017/v40i4/017036
Henriques, M. H., & Brilha, J. 2017b. UNESCO Global Geoparks: A strategy
74

towards global understanding and sustainability. Episodes, 40(4),


349–355. https://doi.org/10.18814/EPIIUGS/2017/V40I4/017036
Hutabarat , Leonard Felix., Indah Pratiwi., Nuning. 2022. Pengembangan
Pariwisata Natunamenuju Unesco Global Geopark. JURNAL ILMIAH
DINAMIKA SOSIAL: 6(1) 2022, 1VOLUME 6 NOMOR 12022 E-ISSN :
2581-2424 , P-ISSN : 2597-3657, Website: journal.undiknas.ac.id.
Kemlu. 2021. Laporan Akhir Keragaman Budaya Geopark Nasional Natuna
Kemenparekraf. (2020). Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif 2020-2024.
Komang, Astina. 2014. Geografi Pariwisata. Universitas Negeri Malang: Malang
Press.
Liyushiana. 2019. Pola Perjalanan Wisata di Kabupaten Nias Barat, Sumatera
Utara Liyushiana Politeknik Pariwisata Medan. Jurnal Khasanah Ilmu
Vol.10 No.2 September 2019, ISSN : 2087-2086 (print)
McKeever, P. 2018. UNESCO Global Geoparks and Agenda 2030. Proceedings
of the 8th International Conference on UGGps: Geoparks and
Sustainable Development. Adamello Brenta UNESCO Global Geopark,
Madonna Di Campiglio, 22.
Silva, E., Warde, A., & Wright, D. 2009. Using mixed methods for analysing
culture: The cultural capital and social exclusion project. Cultural
Sociology,3(2),299–316.
https://doi.org/10.1177/1749975509105536
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Penelitian &
Pengembangan. Alfabeta.
Peraturan Presiden Tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark)
Indonesia Nomor 9 tahun 2019
Tashakkori, A. , & Teddlie, C. 2010. Handbook of mixed methods in social and
behavioral research (3rd Editio). SAGE.
Torabi Farsani, N., Coelho, C., & Costa, C. 2012. Geotourism and geoparks as
gateways to socio-cultural sustainability in Qeshm rural areas, Iran.
Asia Pacific Journal of Tourism Research, 17(1), 30–48.
UNESCO. 2016. Records of the General Conference, 38th Session, Volume 1
UNESCO. 2017. UNESCO Global Geoparks contributing to the Sustainable
Development Goals: celebrating Earth heritage, sustaining local
communities.https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf00002477
41
75

https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web
https://www.indonesia-geospasial.com/
http://disdukcapil.sumutprov.go.id/
76

Tentang Penulis

Masri Ridwan, lahir di Kabupaten Enrekang 07 Maret 1990.


Pendidikan formal dari SD sampai SMA diselesaikan di Enrekang.
Gelar sarjana Pendidikan Geografi diraih pada tahun 2013 dari
Kampus Universitas Negeri Makassar, sedangkan gelar magister
di Universitas Negeri Malang program studi Pendidikan Geografi
tahun 2016. Bergabung di Politeknik Pariwisata Makasssar pada
tahun 2017. Saat ini tercatat sebagai dosen tetap di Program studi
Destinasi Pariwisata. Penulis memiliki minat kajian pada Geografi
dan Pariwisata kosentrasi Sistem Informasi Geografi, Mitigasi
Bencana dan Geografi Manusia, telah terpublikasi di jurnal
nasional maupun internasional bereputasi serta buku. Domisili
berada di Kabupaten Gowa, Perumahan Griya Rumah Emas, Blok
J/19 Kecamatan pattalassang. Organisasi eksternal yang pernah
dan sementara diikuti di antaranya Ketua OSIS, Himpunan
Mahasiswa Geografi Indonesia, Mapala Kontur, Himpunan
Mahasiswa Islam, Badan Promosi Pariwisata Daerah Sulsel, Genpi
Sulsel, Pendiri Forum Mahasiswa Magister Sulselbar, IKA UNM
Makassar dan Hikma Sulsel. Aktif bersosialisasi di media sosial
dengan akun @masriridwan.

Liyushiana, lahir di Bengkulu pada 20 April 1998. Gelar sarjana


pariwisata diraih di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti,
Jakarta pada tahun 2008 , sedangkan gelar magister manejemen
diraih di Universitas Darma Agung, Medan-SUMUT tahun 2012.
Saat ini sementara menyelesaikan program doctoral (S3)
Perencanaan Wilayah (Regional Planning) di Universitas
Sumatera Utara, Medan-SUMUT. Beliau merupakan dosen dan
peneliti di Politeknik Pariwisata Medan, PTNP Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Medan. Mata kuliah yang di
ampuh konsisten pada kajian Destinasi Pariwisata. Karya beliau
telah terpublikasi di jurnal nasional maupun internasional
bereputasi diantaranya MICE: Prospective of Indonesia;
Development Strategy of Wellness Tourism NTF-2021 Internation
Conference: Pemasaran Pariwisata Digital oleh Pemerintah Kota
Sabang, serta masih banyak lagi yang bisa diakses di akun google
cendikia beliau. Aktif melalui kegiatan sosial internal maupun
eksternal kampus seperti Komite Relawan Nusantara (Rumah
Zakat), Volunteer and Inclusive Tourism Institute (VOLINT)
Foundation Provide the vision, direction, inspiration and
motivation necessary to ensure the foundation’s success dan
Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata 1 Akpar Medan. Domisili
77

berada di Jln. Metereologi IV, Kota Medan. Beliau memiliki hobby


traveling pada daya tarik wisata yang masih natural, membaca
buku fiksi serta update produk online-shopping. Kemampuan
dalam industry pariwisata ditunjang dengan keterampilan beliau
dalam berkomunikasi asing diantaranya bahasa inggris dan
spanyol.

Muh. Zainuddin Badollahi, Lahir 5 November 1990. Domisili di


BTN. Bukit Hijau Permai Blok B 10/09, Maros, Sulawesi Selatan.
Educational Background: Universitas Hasanuddin, Sarjana
Antropologi, Tahun 2014, kemudian Universitas Hasanuddin,
Magister Antropologi, Tahun 2017. Saat ini bekerja di Politeknik
Pariwisata Makassar pada bagian Pusat Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat. Ia juga sebagai Pengelola HKI Poltekpar
Makassar, Editor Jurnal PUSAKA, dan juga Editor buku Poltekpar
Makassar. Kosentrasi kajian beliau adalah antropologi pariwisata,
telah terpublikasi melalui buku, jurnal nasional dan internasional
bereputasi seperti Ekominawisata: Strategi Pengelolaan Wisata
Bahari Sulawesi-Selatan: Mengenal Budaya Suku Bugis;
Pengelolaan Delta Lakkang Berbasis Ekowisata Dengan
Pendekatan Holistik: Studi Etnografi; Tradisi Sayyang Pattu’du di
Mandar (Study Kasus Desa Lapeo, Kec. Campalagian, Kab. Polewali
Mandar) Tradition Sayyang Pattu'du in Mandar (Case Study Lapeo
village, subdistrict dan sebagainya. Selain aktif mengajar di
Politeknik Pariwisata Makassar, beliau juga aktif menjadi
konsultan pengembangan pariwisata di Kawasan Indonesia Timur
melalui kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pembangunan
Kepariwista Daerah, Desa Wisata hingga tata kelolah destinasi
sejak tahun 2018 hingga saat ini. Beliau memiliki ketertarikan
pada aktivitas sport tourism seperti motor cross, paralayang,
diving serta memotret panorama bahari.
78

Fuad Guntara, Lahir PALOPO, 27 MEI 1990. Domisili di JL. Bitti,


Kel. Balandai, Kec. Bara, Kota Palopo, Prov. Sulawesi Selatan.
Gelar sarjana Pendidikan Geografi diraih pada tahun 2013 dari
Kampus Universitas Negeri Makassar, sedangkan gelar magister
di Universitas Negeri Malang program studi Pendidikan Geografi
tahun 2016. Saat ini tercatat sebagai Dosen di IAIN Pare-Pare.
Sebelumnya beliau pernah berkarier sebagai konsultan di PT.
SAINS INDONESIA Survey & Research, PT. Parameter Survey
Indonesia serta dosen LB di Jurusan Geografi UNM. Ia sangat
tertarik pada minat kajian Pendidikan Geografi, Geopolitik
hingga budaya. Publikasi penelitian diantaranya Kajian Sosial-
Budaya Rambu Solo’ Dalam Pembentukan Karakter Peserta
Didik, Pendidkan Berkarakter Melalui Pengintegrasian Budaya
Lokal Toraja Dalam Pembelajaran Geografi (Proseding Seminar
Nasional Dan PIT IGI XVII, Buku Antologi Opini DIFTONG,
Geografi Budaya Materi: Budaya Lokal Upacara Rambu Solo’. Di
sela aktivitas sebagai dosen, beliau aktif pada kegiatan sosial
melalui Palang Merah Indonesia dan berolahraga di waktu
senggang.
79

Tutorial
Instalasi
ARCGIS 10.8
80

Klik Link dan


Download
https://drive.google.com/file/d/17Wa
Xar5_RZzsmawTJy60nayr5NZ_an
O-/view

Download winRar
untuk konversi
data download
81

2. Ekstak file (klik


Kanan)
82

Sebelum instal,
Pastikan Antivirus di
nonaktifkan
83

cara non aktifkan


Antivirus
Menu-Windows Security

Noted: Dalam beberapa kasus, aplikasi yang di download melalui


google drive akan dibaca virus sehingga jangka waktunya sangat terbatas
atau muncul pemberitahuan perpanjangan lisensi. Oleh karena itu,
Langkah alternatif dengan mematikan antivirus bawaan leptop/ komputer.
84
85

Klik Kanan
Run Administration
86

Klik Next
87

Klik Next
88

Klik Next
89

Klik Next hingga


tampilan seperti ini
90

Klik Finish
91

Klik Cancel
92

Aktifkan CRACK

Klik Activasi
Klik Crack
93

Copy Crack

CNTR+P
94

masuk ke komputer (PC)-


Program File (86)
95
96

Bin lalu paste


97

Klik “Replace
thr file in the
destination”
98

Klik “CONTINUE”

Silahkan di Cek Aplikasi Arcgis


pada menu Start atau menulis
“ARCMAP 10.8”
*
Tim Penyusun

Masri Ridwan, S.Pd., M.Pd. Liyushiana, S.ST.Par., M.M. Muh. Zainuddin Badollahi, S.Sos., M.Si. Fuad Guntara, S.Pd., M.Pd.

Buku Panduan ini merupakan buah karya dari dosen Politeknik Pariwisata Makassar,
Politeknik Pariwisata Medan dan IAIN Pare-Pare, Pengampuh mata kuliah yang erat kaitannya dengan
destinasi Pariwisata. Kolaborasi ini memberikan konstribusi kepada Pemerintah dalam menjawab
tantangan global yaitu mewujudkan destinasi wisata yang berorientasi pada penggunaan teknologi
dalam hal ini system informasi pariwisata, secara khusus menterjemahkan arahan Presiden yang
termaktub dalam Peraturan Presiden nomor 9 tahun 2019 tentang Pengembangan Taman Bumi
(Geopark) bahwa dalam perencanaan Geopark (pasal 8 a dan d) diperlukan adanya inventarisasi,
identi ikasi dan analisis keterkaitan antara sumber daya warisan geologi (Geoheritage), Keragaman
Geologi (geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) dan keragaman budaya (Cultural
diversity) ; (d) serta Penentuan batas atau deliniasi Kawasan.
Terwujudnya Pengelola Geopark Danau Toba yang pro pada program rehabilitasi dan
rekonstruksi terutama untuk mempersiapkan system informasi berbasis spasial dalam Kawasan
Geopark Toba. Lokasi yang menjadi lokus deliniasi diantaranya Kawasan yang berada di Geopark
Kaldera Toba mengusung Tema Gunungapi (supervolcano); Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba
Samosir, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli
Utara, dan Kabupaten Simalungun, ibu kota Sumatera Utara Kota Medan serta kota penyangga
Kabupaten Deli Serdang. Keterlibatan lembaga akademisi dalam proses digitalisasi Kawasan pariwisata
diharapkan tidak hanya memberikan kontribusi tersedianya data (spasial dan non spasial) serta
prasarana pendukung GIS akan tetapi modul ini akan digunakan untuk keperluan bahan ajar bagi
mahasiswa dalam proses pengembangan kemampuan dan keterampilan memanfaatkan teknologi dan
informasi. Dengan demikian, mahasiswa dibekali kemampuan untuk bersaing di dunia industry pada
saatnya nanti.

Sumber Gambar: asset.kompas.com

Sistem Informasi Geogras:


Tutorial Pemetaan Pariwisata
geopark kaldera toba

Penerbit Politeknik Pariwisata Makassar


Jl. Gunung Rinjani, Metro Tanjung Bunga Kota Mandiri
KotaMakassar,Sulawesi Selatan90224
Telp/Fax+62411838456
Email: info@poltekpar-makassar.ac.id

Anda mungkin juga menyukai