Anda di halaman 1dari 34
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Penyakit 211 Definisi Stroke adalah suatu keadaan yang timbul kerena terjadi gangguan peredaran darah di otal yang menyebablen terjadinya kematian jaringan otal sehingga mengakibatlan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian Batticaca, 2012). Stroke adalah suatu sindroma yang mempunyai karakteristik suatu serangan yang mendadak, nonkonvulsif yang disebabkan karena gangguan peredaran darah otalc non traumatile yang terjadi Ketika aliran darah pada lokasi tertentu di otale terganggu sehingga suplay oksigen juga terganggu (Tarwoto, 2013) Stroke didefinisikan sebagai gangguan saraf permanen aldbat terganggunya peredaran darah Ke otalc yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih, sindrom Klinis ini terjadi secara mendadake serta bersifat progresif sehingga menimbullan kerusakan otal secara akut dengan tanda Ktinis ‘yang terjadi secara folcal dan atau global (Lingga, 2013). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Stroke adalah suatu gangguan pada peredaran darah disebabkan aliran darah ke otak yang terganggu sehingga menimbulkan Kerusalan pada jaringan otak dan dapat menyebabkan kelumpuhan babkan kematian 212 Kiasifikasi ‘Menurut Nurarif dan Kusuma (2016) stroke dibagi menjadi 2, yaitu a. Stroke Iskemile (Non Hemoragile) Yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebablean aliran darah ke otal sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke isleemile Stroke iskemile dibagi menjadi 1) Stroke Trombotike Trombosis merupaken pembentukan beluan atau gumpalan di arteri_ yang menyebablan penyumbatan sehingga mengaldbatkan terganggunya aliran darah ke otal Hambatan aliran darah ke otalc menyebabkan jaringan otak Kelurangan oksigen atau hipoksia Kemudian menjadi istemile dan beralchir pada infark. 2) Stroke Embolile Emboli merupakan benda asing yang berada pada pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan konktusi atau penyumbatan pada pembuluh darah otak Sumber emboli diantaranya adalah udara, ‘tumor, lemalc dan bakter 3) Hipoperfusi sistemile Berkurangnya aliran darah Kkeseluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung b, Stroke Hemoragile Stroke ini terjadi Karena perdarahan atau pecahnya pembuluh darah diotak. Stroke haemoragic dibagi menjadi 20 1) Hemoragik intraserebral Perdarahan yang terjadi didalam jaringan otake 2) Hemoragik subarachnoid Perdarahan yang terjadi pada ruang subarachnoid (ruang sempit antara permulan otal dan lapisan jaringan yang menutupi otal). 213 Etiologi ‘Menurut Purwanto (2016), adapun penyebab stroke antara lain: a. Trombosis serebral Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oktusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbullcan oedema dan kongesti disekitamya b. Emboli Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otal oleh beluan darah, lemak dan udara yang umumnya berasal dari trombus dijantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteni serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detike c. Haemoragi Alcbat pecahnya pembuluh darah take yang menyebablean perembesan darah yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdelatan sehingga terjadi infark otale 4. Hipoksia umum Alsbat hipertensi yang parah, henti jantung para dan penurunan cardiac output akibat aritmia a €. Hipoksia setempat Alcbat spasme arteri serebral yang disertai perdarahan sub arachnoid dan vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain. 2.14 Patofisiologi Otak merupaican bagian tubuh yang sangat sensitif dan tergantung pada oksigen karena tidak mempunyai persediaan suplai oksigen. Setiap kontlisi yang menyebabkan perubahan perfusi darah pada otak akan menyebabkan hipoksia (Kelurangan oksigen pada otak). Hipoksia yang berlangsung lama dapat menyebabkan iskemik otak Iskemilk yang terjadi dalam waktu yang singkat Iuwrang dari 10-15 menit dapat menyebablean defisit sementara. Sedangkan iskemile yang terjadi dalam waltu yang Jama dapat menyebabkan kematian sel permanen dan mengakibatkan infarks pada otak, Arteri serebral tengah dan arteri karotis intema adalah pembuluh darah yang paling sering mengalami iskemile (Batticaca, 201 Infark otal adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otal. Luasnya infarle bergantung pada faktor-falstor seperti lokasi, besamya pembuluh darah dan adeluatnya sirlulasi terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otal dapat berubah (makin lambat atau malin cepat) pada gangguan Lokal (trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskular) atau gangguan umum (hipoksia karena gangguan pau dan jantung). Aterosklerosis sering sebagai faktor penyebab infark pada otak Trombus dapat berasal dari plakc 2 aterosklerotik atau darah dapat membelu pada area yang menyempit sehingga aliran darah mengalami perlambatan, Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah dan terbawa sebagai emboli dalam aliran darah (Purwanto, 2016) Stroke trombotik adalah tipe yang paling umum dan sering dikaitkan dengan aterosklerosis dan menyebabkan penyempitan lumen arteri, sehingga menyebablan gangguan suplai darah yang menuju ke otal Gejala-gejala dani stroke alsibat trombus terjadi selama tidur atau segera setelah bangun tidur. Hal ini berkaitan pada pada orangtua yang altifitas simpatisnya menurun dan sikap berbaring menyebabkan menurunnya tekanan darah yang akan menimbulken iskemia otalc karena burulnya reflek terhadap perubahan posisi Stroke embolik yang disebablan oleh embolus adalah penyebab umum kedua dari stroke yang biasanya terjadi pada usia yang lebih muda dan paling umum embolus berasal dari trombus jantung. Kekurangan oksigen dalam otalc (hipoksia) akan menimbulkan iskemia Keadaan iskemia yang relatif pendeldcepat dan dapat Kembali lagi disebut Transctent Ischemic Attack (TIA). Transctent Ischemic Attack berlaitan dengan disfingsi neurologi sementara berupa hilang kesadaran dan hilangnya seluruh fingsi sensorile dan motonk atau hanya ada defisit folcl. Defisit yang paling umum adalah kelemahan Kontaralateral wajah, tangan, lengan dan tunglai, disfasia sementara dan beberapa gangguan sensorik. Serangan iskemik berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam (Widagdo, 2013). 215 Pathway Faktor pencetus hipertensi, DM, penyakit jenting Merokok, stress, gaya hidup yang tidak beik Fektor obesites dan kolesterol yang meningkat delam darah, Penimbunan lemak/kolesterol yang meningkat dalam dara 3B Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral JH Peningkatan TIK |*1 + + wacikdeoas Penbuluh dah megjed Peayenspiten Penblah : Tele dan peceh deh all vad) 1 ¢ “Trombuelanbai serebrl 7 qn dasubata ¢ Suoke |] [ Konpen ; Stoksaenbanorg | | semewek | | semaga Savoat boganpa — vot! ruse ¥ Penurwnen sles dre enna rl Coasenplesne ileng ; z Edeme sercbeel “Arter vertebra ‘Arter carts || Arter ceretn basilais interna media + + ¥ + ¥ + ‘Disfungsi_ Kerusaken Kerusaken Penurunan Disfungst Disfungsi NXT newroserebro neurclogis| Fung, NI NXL (essesors) spinal defiat NXIK x x ¥ NIL IX, xu | | N40, 1V, XID + Pemwwsen | | Kegegelan Kelemehan ¥ * Proses alirendarch | | menggerak Kelilangan | | Perubshan | | menelantidek || keretine | | kan anggota gerak fungsi tonus Ketgjamen efextif | tubuh, —+ — x tat facial, tengo, | Te [_Ketutenn ¥ afan ¥ penghicy, ates Bas Kemampuan perenne Hambatan enghtbsten berkeurang Resike melekuken mebilites ; Lees ‘Sse Kemunilasi ‘ Cider ‘ADL & verbal engecepan, Ketidak perewaten disi : seimbangan : utrish 5 Gangguan | | tourang dasi Defisit persepsi ‘ebutuhan perawatan sense tubuh aint Sumber - Haryono, 2019 Gambar 2.1 Pathway Stroke Non Hemoragik. 4 2.1.6 Faktor Risiko Menurut Wijaya dan Putri (2013) dan Junaidi (2011), faltor risileo dari stroke diantaranya a. Hipertensi Merupakan faktor risiko utama, hipertensi_- mempercepat pengerasan/mengurangi elastisitas dinding pembuluh darah arte dan mengakibatkan penghancuran lemak pada sel otot polos sehingga mempercepat proses aterosklerosis melalui efele penekanan pada sel endotel/apisan dalam dinding arteri yang berakibat pembentukan plake pembuluh darah semakin cepat dan apabila pembuluh darah otal menyempit akibat plak maka aliran darah ke otak terganggu dan sel-sel otale akan mengalami kematian b. Penyakit kardiovasiauler Penyalst jantung berpotensi untule menimbulkan stroke dikemudian hari seperti penyakit jantung rematik, penyakit jantung koroner dengan infark otot jantung dan gangguan irama jantung Falstor risiko ini pada umumnya akan menimbulken hambatan atau sumbatan aliran darah ke otal karena jantung melepas gumpalan atau sel-sel atau jaringan yang telah mati ke aliran darah. Misalnya embolisme serebral yang berasal dari jantung seperti penyalit arteri koronaria, Congestive Heart Failure, Miocardium Infark dan hipertrofi ventrikel Kiri. Pada fibrilasi atrium, menyebabkan penurunan CO sehingga perfusi darah ke otak menurun dan kelurangan oksigen yang akhimya dapat menyebablean terjadinya stroke. 15 c. Diabetes Mellitus Pada penyakit diabetes mellitus terjadi gangguan atau kerusakan vasiauler baile pada pembuluh darah besar maupun pembuluh darah yang kecil Karena hiperglikemi sehingga aliran darah menjadi lambat dan terbentuk plale serta mampu menebalkan dinding pembuluh darah otal yang menyebablan sempitnya diameter pembuluh darah dan mengganggu kelancaran aliran darah ke otak yang dapat berisilo terjadinya stroke dan infark sel-sel otake d. Merokole Pada perokok akan timbul plak pada pembuluh darah oleh nilotin sehingga kemungkinan penumpukan aterosklerosis dan kemudian berakibat terhadap stroke. Merokok menyebabkan peninglatan Koagulabilitas, viskositas darah, meningkatkan kadar fibrinogen, mendoorong agregasi_ platelet, meninggilan tekanan —darah, meningkatkan hematokrit, menurunkan jumlah kolesterol HDL /kolesterol baik dan meningkatlan LDL. Perokol pasif berisike sama dengan perokok pasif €. Alkkohol Alkohol dapat menyebablean hipertensi dan penurunan aliran darah ke otale dan kardia aritmia serta Kelainan motilitas pembuluh darah sehingga terjadi emboli serebral. Pada tingkatan/kadar yang tinggi dapat mengakibatkan otal bethenti berfungsi. Allsohol oleh tubuh, dipersepsilan sebagai racun dan hati akan memfolcusian eerjanya untule menyinglirkan alkohol tersebut Akibatnya bahan lain yang masuk 16 ketubuh seperti karbohidrat dan lemak yang bersiriulasi dalam darah harus menunggu giliran sampai proses pembuangan alkohol selesai dilakukan. Karena tidak dimetabolisme dapat berisiko terkena penyalat kardiovasiauler seperti jantung dan stroke meningkat £ Peningkatan kolesterol Kolesterol yang ada didalam tubuh terbagi dalam 3 jenis, yaitu HDL, LDL dan Trigliserida. High Density Lipoprotem (HDL) dilenal juga dengan kolesterol baik berfungsi untuk mencegah terjadinya aterosklerosis atau peyempitan pembuluh darah akibat lemale, Low Density Lipoprotein (LDL) dikenal juga dengan kolesterol jahat merupalsan salah satu penyebab utama pembentukan aterosklerosis dan trigliserida adalah jenis lemak yang akan menyimpan kelebihan energi yang di dapat dari makanan menjadi lemale didalam tubuh Kolesterol merupalan zat di dalam aliran dareh dimana makin tinggi kolesterol semakin besar kemungkinan dari Kolesterol tersebut tertimbun pada dinding pembuluh darah dan terbentul aterosiderosis. Hal ini menyebabkan saluran pembuluh darah menjadi lebih sempit sehingga mengganggu suplai darah ke otal Inilah yang menyebablan terjadinya stroke non hemoragile g Obesitas Obesitas dapat meningleatlan kejadian stroke terutama bila disertai dengan distipidemia dan atau hipertensi, melalui proses aterosklerosis Obesitas juga dapat menyebablan terjadinya stroke lewat efek snoring atau mendengkur dan sleep apnea, Karena terhentinya suplai oksigen v7 secara mendadal di otal Obesitas juga membuat seseorang cenderung mempunyai tekanan dareh tinggi, meningleatkan risiko terjadinya Diabetes Mellitus, juga meningkatkan produle sampingan metabolisme yang berlebihan yaitu oksidamradilal bebas. Hal tersebut Karena ‘umumnya porsi makan orang gemuk akan lebih banyale 2.1.7 Manifestasi Klinis ‘Menurut Tarwoto (2013), adapun manifestasi Klinis stroke meliputi: a. Kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah (hemiparesis) atau hemiplegia (paralisis) yang timbul secara mendadake b. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan c. Penurunan kesadaran d. Afasia (kesulitan dalam bicara) . Disartria (bicara cadel atau pelo) £ Gangguan penglihatan atau juga pandangan menjadi ganda g Disfagia (kesulitan menetan) h, Inkontinensia baik bowel maupun bladder i. Vertigo, mual, muntah dan nyeri kepala 18 218 Komplikasi ‘Menurut Tarwoto (2013), adapun Komplikasi pada stroke adalah sebagai berikut 1. Hipoksia serebral dan menurunnya aliran darah otaic Pada area otak yg infark/terjadinya kerusaken mala terjadi gangguan perfusi jaringan akibat terhambatnya aliran darah otale. Tidak adekuatnya aliran darah dan oksigen mengakibatkan hipoksia jaringan otalc 2. Edema serebri Edema terjadi jika pada area yang mengalami hipoksia atau iskemile maka tubuh akan meningleatken aliran darah pada lokasi tersebut dengan cara vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatian tekanan sehingga cairan interstisial akan berpindah ke ekstraseluler sehingga terjadi edema jaringan ota. 3, Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) Tekanan Intrakranial (TIK) adalah tekanan yang terjadi dalam ruang atau rongga tengkorakc Rongga otak merupakan ruang tertutup yang terdiri atas darah dan pembuluh darah (2-10%), cairan serebrospinalis (9- 11%) dan jaringan otal (s.d 889%). Ketiga komponen tersebut merupakan unsur utama dinamile telanan intrakranial/Jnfracrantal Pressure (ICP) ‘Volume dari masing masing komponen tersebut relatif konstan. Sehingga perubahan volume salah satu komponen akan mempengaruhi tekanan intrakranial Tekanan Intralaanial = Volume jaringan otak + Volume darah + Volume] cairan serebrospinalis 1s Tekanan Intrakranial normalnya 0-15 mmHg pada keadaan berbaring, Posisi berdiri dapat menurunkan tekanan intralranial. Aktivitas bersin, batuk, dan valsava manuever dapat meningkatkan tekanan intrakranial Secara spesifil tanda dan gejala peninglatan TIK tergantung dari lokasi Kompartemen dari esi (supratentorial atau pada inffatentorial), lokasi massanya seperti pada batang otak, cerebellum, atau adanya edema dan kemampuan kompensasi otale Tanda dan gejala yang khas pada peninglatan TIK, yaitu a) Nyeri kepala b) Muntah proyektil (spontan) tanpa ada rasa mual ©) Papil edema Jka terjadi perdarahan pada suatu arteri serebralis disebut dengan hemoragi, darah yang keluar dani pembuluh darah dapat masulc kedalam jaringan otak sehingga terjadi hematom, hematom ini yang alan menyebabkan Peningkatan Telanan Intrakranial (TIK). Bertambahnya massa pada take seperti edema otak akan meningkatken tekanan intrkranial yang ditandai adanya defisit neurologi seperti adanya gangguan motorik, sensorik, nyeri Kepala, gangguan kesadaran. 4. Aspirasi Pasien stroke dengan gangguan kesadaran atau oma sangat rentan terkena aspirasi karena tidak ada reflex batulc dan menelan 5, Komplikasi akibat immobilisasi seperti pneumonia, delubitus dan atropi, inkontinensia urin dan bowel 20 2.19 Pemeriksaan Diagnostik ‘Menurut Tarwoto (2013) dan Batticaca (2012), adapun pemeriksaan pada stroke adalah sebagai berilut: a. Radiologi 1) CT Scan (Computerized Tomografi Scaning) Mengetahui area infar, edema, hematoma, strutur dan sistem ventrikel otal 2) MRI (Magnetic Resonance Imaging) ‘Menunjukkan daerah spesifik yang mengalami infaric, hemoragile dan malformasi arteriovena karena mampu mendeteksi berbagai kelainan otalc dan pembuluh darah otalc yang sangat Kecil dan tidale mungkin dijangkau oleh CT-Scan. 3) EEG (Bleitro Encephaiograft) Mengidentifils: masalah didasarkan pada gelombang otak dan memperlihatkan daerah lesi yang spesifile 4) Angiografi Serebral Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifile seperti perdarahan, obstruksi arteri, adanya titik oldusi atau ruptur yang digunakan untuk mendeteksi abnonmalitas didalam pembuluh darah otal (menyempit atau tersumbat, adanya aneurisma dan ‘mengetahui tingkat penyempitan dan penyumbatan) 5) Sinar X tengorak Mengetahui adanya lclsifikasi karotis intema pada trombosis serebral 2110 a 6) Fhingst inonbal ‘Menunjukkan adanya tekanan normal, jika tekenan meningkat dan cairan mengandung darah menunjuldan hemoragik subarachnoid atau perdarahan intrakcranial 1) EKG (Blektro Kardiogram) Mengetahui adanya kelainan jantung yang juga menjadi faktor penyebab. Laboratorium 1) Darah rutin 2) Gulla dara 3) Urine rutin 4) Cairan serebrospinal 5) Analisa Gas Darah 6) Biokimia darah 7) Elektrolit Penatalaksanaan ‘Menurut (Tarwoto, 2013) adapun penatalaksanaan pada stroke, yaitu Penatalaksanaan Umum Golden period adalah batas waktu bilamana pembuluh darah tersumbat dan bagian otal tidak mendapatkan aliran darah, maka ia akan rusale Makin lama penyumbatannya, makin rusaktah pembuluh darah itu. Masa Golden pertod adalah 3-6 jam setelah stroke mulai menyerang Karena pada masa ini penderita masih sangat mungkin 2 untuk terhindar dari stroke, bila langsung ditangani dengan benar ‘maka jaringan otal masih bisa pulih 1) Pada fase akut © Terapi cairan, pada fase alut stroke berisiko terjadinya dehidrast Karena penurunan kesadaran atau mengalami stroke berisileo tejadinya dehidrasi Karena penurunan kesadaran atau mengalami disfagia. Terapi cairan ini sangat penting untule mempertahanken sirfoulasi darah dan tekanan dara The American Heart Association sudah menganjurkan normal saline 50 mijam selama jam-jam pertama dari stroke iskemile aleut Segera setelah hemodinamik stabil, terapi cairan rumatan bisa diberikan sebagai KAEN 3B/KAEN 3A. Kedua larutan ini lebih baik pada dehidrasi hipertonik serta memenuhi kebutuhan homeostasis kalium dan natrium Setelah fase akut stroke, Jarutan rumatan bisa diberikan untuk memelihara homeostasis elelerotit, dhususnya kalium dan natium. © Terapi Oksigen, pasien stroke iskemik dan hemoragile mengalami gangguan aliran darah ke otal. Sehingga kebutuban oksigen sangat penting untuk mengurangi hipoksia dan juga untule mempertahanian metabolisme otak. Pertahanian jalan nafas, pemberian oksigen, pengaturan ventilator merupakan tindalan yang dapat dilalculcan sesuai hasil pemeriksaan analisa gas darah atau olssimetn 23 * Penatalaksanaan peningkatan Tekanan Intrakranial (TK) Penatalaksanaan segera untuk mengurangi peningkatan TIK didasarian pada penurunan ukuran otak dengan cara mengurangi edema serebral, mengurangi volume cairan serebrospinal atau mengurangi volume darah_sambil mempertahanken perfusi serebral. Dalam keadaan normal, tekanan intralranial dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hani dan dapat meningkat sementara waktu sampai tingkat yang jauh lebih tinggi dari pada normal. Kenailan sementara TIK tidale menimbulkan kesukaran, tetapi kenaikan tekanan yang menetap mengakibatkan rusalmya jaringan otal Beberapa altivitas sehari-hari yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial adalah pemapasan abdominal dalam, batuk, dan mengedan atau valsaiva maneuver. Valsalva menetwer adalah Usaha pemafasan secara paksa menutup glottis, menghasilkan peningkatan tekanan intrathoracic, meningkatkan tekanan intracranial, menghambat venous retum dan menurunian heart rate. Untule itu perlu dilalukan pencegahan vaisava manmever antara lain dengan mencegah tesjadinya mengejan dan batule sehingga diberikan terapi bronkodilator, pemberian oksigen dan pencahar Peningkatan tekanan intrakranial biasanya disebablan karena edema serebri, oleh Karena itu pengurangan edema penting dilalukan misalnya dengan pemberian manitol, kontrol atau pengendalian tekanan dara. 24 ‘© Monitor fungsi pemafasan : Analisa Gas Darah ‘© Monitor jantung, tanda-tanda vital dan pemerilksaan EKG Evaluasi status cairan dan elektrolit © Kontrol kejang jika ada dengan pemberian antikonvulsan, dan cegah resiko injuri © Lakukan pemasangan NGT untuk mengurang’ kompresi Jambung dan pemberian makanan © Cegah emboli paru dan tromboplebitis dengan antikeagulan © Monitor tanda-tanda neurologi seperti tingkat Iesadaran, kkeadaan pupil, fiingsi sensorik dan motorik, nervus kranial dan refleks 2) Fase rehabilitasi * Pertahankcan nutrisi yang adelcuat Program manajemen bladder dan bowel © Mempertahanican keseimbangan tubuh dan rentang gerak sendi (ROM) © Pertahankan integritas laut * Pertahanisan komunikasi yang efektif © Pemenuhan kebutuhan sehari-hari * Persiapan pasien pulang b. Pembedahan Dilakukan jika perdarahan serebrum diameter lebih dari 3 om atau volume lebih dari 50 ml untuk dekompresi atau pemasangan pintasan -ventrilculo-peritoneal bila ada hidrosefalus obstrulcif alt, 25 c. Terapi obat-obatan 1) Stroke iskemia © Pemberian trombolis dengan t-PA (recombinant tissue- plasminogen) © Pemberian obat-obatan jantung seperti digoksin pada aritmia jantung atau alfa beta, kaptopril, antagonis Iealsium pada pasien dengan hipertensi 2) Stroke haemoragike © Antihipertensi : kaptropril, antagonis kalsium © Diuretikc: manitol 20%, furosemide © Antilconvulsan - Fenitoin 4. Penatalaksanaan Keperawatan Adapun tindakan mandini yang dapat dilalcukan oleh perawat ke pada pasien, diantaranya 1) Posisikan tinggi Kepala 30-45° serta hindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan 2) Pemasangan jalur intravena dengan cairan normal salin 0,9 % dengan kecepatan 20ml/jam 3) Pemberian oksigen melalui nasal kanul 4) Jangan beriken apapun melalui mulut karena adanya penurunan reflele menelan 5) Melatih rentang gerak aktif ‘Merupalzan latihan yang dapat dilalculan secara mandiri oleh pasien, seperti menggerakkan tangan dan kaki. secara mandir 26 ©) Melatih rentang gerak pasif ‘Merupalan latiban yang dilaloken dengan bantuan orang lain, dalam hal ini baik keluarga maupun perawat diharaplan selalu melaleulcan rentang geralc pada pasien yang mengalami kelemahan pada tububnya 7) Melatih rentang gerak aktifasistif ‘Merupalan latihan yang dilakuken dengan bantuan alat, seperti Jatihan menggenggam dengan menggunakan bola tenis, tis gulung, botol dan alat lainnya yang aman digunaken untuk pasien 2.2 Asuhan Keperawatan Teoritis, 2.21 Pengkajian ‘Menurut Tarwoto (2013), adapun pengkajian yang terkait dengan stroke, adalah: 1. Identitas Klien Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pelcerjaan, agama, sulcu bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnosa medis. 2. Keluhan Utama Keluhan yang didapatkan adalah gangguan motorik Kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunilasi, nyeri kepala, gangguan sensorilt, kejang dan gangguan kesadaran 27 Riwayat Penyakit Sekerang Serangan stroke infark biasanya didahului dengan serangan awal ‘yang disadani oleh pasien, biasanya ditemuken gejala awal sering kkesemutan, rasa lemah pada salah satu anggota gerak. Riwayat Penyakit Dahulu Adanya riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyalit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif dan kegemukan, Riwayat Penyakit K eluarga Biasanya ada niwayat Keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes mellitus. Riwayat Psikososial Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal Biaya untule pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat mengacaulcan keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran Klien dan keluarga. Alstivitasfistirahat Merasa Kesulitan untuk melalniken altifitas karena Kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis (hemiplegia), merasa mudah lelah, susah beristirahat (nyeri), gangguan tonus tot, gangguan penglihatan, dan gangguan tingkat kesadaran. 28 8. Sirlalasi Adanya penyakit jantung, hipotensi arterial berhubungan dengan embolisme/malformasi vaskuler, frekuensi nadi dapat bervariast arena ketidakefektifan fungsi/keadaan jantung 9. Integritas ego Perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa, emosi labil dan kesulitan untule mengekspresilcan diri 10, Eliminasi Perubahan pola berlemih seperti : inkontinensia unin dan anuria, distensi abdomen, bising usus (-). 11, Makanan/eairan ‘Nafsu maken hilang, mual muntah selama fase alut/peningkatan TIK, kehilangan sensasi (rasa kecap pada lidah dan pipi), Disfagia, riwayat DM, peningkatan lemale dalam darah dan kesulitan menelan. 12, Neurosensori Adanya sinkope/pusing, sakit kepala berat, kelemahan, kesemutan, kebas pada sisi yang terkena seperti matilumpuh, penglihatan ‘menurun, hilangnya rangsangan sensoris, gangguan rasa pengecapan dan penciuman, penurunan status mental/tingkat kesadaran, paralisis kontralateral, tidale dapat menggenggam, refleks tendon melemah secara kontralateral, afasia motorik (Kesulitan mengucapkan kata), afasia sensoril (Ieesulitan memahami kat-kata bermakna) 13, 14 15, 16, 7. 29 Nyeri Salit kepala dengan intensitas berbeda, tinglcah lal yang tidale stabil dan gelisah. Pemafasan Ketidakmampuan menelan, batuk/hambatan jalan nafas, pemafasan sult, tidal teratur, suara nafas terdenger ronkkhi Keamanan Masalah penglihatan, tidak mampu mengenali objek, wama dan wajah yang pemah dikenali, tidale mandiri, gangguan dalam memutusican, perhatian terhadap keamanan sedikat. Interaksi sosial ‘Masalah bicara dan tidale mampu berkomunikasi Pemerikcsaan Fisike ‘Menurut Agritubella (2013) adapun folous pengkajian pada stroke vyaitu pada pemeriksaan sistem persarafan dengan pemeriksaan fis sebagai berikut a) Pemeriksaan status mental Langkah-langkahnya 1. Atur posisi kdien 2. Observasi kebersihan Klien, cara berpakaian, postur tubuh, bahasa tubub, cara berjalan, expresi wajah, kemampuan berbicara, dan kemampuan mengikuti petunjule 3. Kemampuan berbicara Klien meliputi: kecepatan, kemampuan, mengucapkan kata-teata yang eras, lembut, jelas dan benar 30 4. Kaji pula kemampuan pemilihan kata-kata, kemampuan dan kemudahan merespon pertanyaan b) Pemeriksaan tingkat kesadaran Untule mengetalui tingkat Kesadaran secara kuantitatif dapat digunakan Glasgow Coma Scale (GCS) dengan memperhatilsan repon membula mata, respon verbal dan respon motorik. + Respon Membuka Mata (E = Bye) Spontan 4 Dengan Perintah 3 Dengan nyert 2 Tidal berespon 1 © Respon Verbal (V = Verbal) Berorientasi 5 Bicara membingungkan 4 Kata kata tidak tepat 3 Suara tidak dapat dimengerti 2 © Respon Motorik (M =Motortk) Dengan perintah 6 Meloksalisasi nyeri 5 Menarik area yang nyeri 4 Fleksi Abnormal 3 Ekstensi Abnormal 2 Tidal berespon 1 BL Untul tingkat kesadaran secara kualitatif, diantaranya 1. Composmentis Yeitu sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya, Klien dapat menjawab pertanyzan pemeriksa dengan baile 2. Apatis Kesadaran dimana Klien tampak segan dan acuh tale acuh terhadap lingicungannya 3. Delirium Yeitu pemunmnan kesadaran disertai kekacauan dan siklus tidur bbangun yang terganggu. Klien tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi dan meronta-ronta 4. Somnolen Yeitu kesadaran megantuk yang masih dapat pulih bila dirangsang, tetapi bila rangsang bethenti klien akan tertidur 5. Sopor Keadean mengantuk yang dalam, Klien masih dapat dibangunkan dengan rangsangan yang inet, misalnya rangsangan nyeri, tetapi Klien tidak terbangun dengan sempuma dan tidak dapat memberikan jawaban verbal yang baik 6. Semi koma Yeitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan respon terhadap rangsang verbal dan tidak dapat dibangunkan sama 32 sekali, tetapi refleks (omea, pupil) masih baik Respon terhadap rangsang nyeri tidale adelouat 7. Koma Yaitu pemurunan Kesadaran yang sangat dalam, tidak ada geralcan spontan dan tidalc ada respon terhadap rangsang nyert GCS 15-14 =Composmentis GCS 13-12 =Apatis GCS 11-10 =Delirium Gcso-7 GCs 6-5 =Sopor cces4 =Semi Koma Gcs3 =Koma ©) Pemeriksaan nervus kranial ‘Tabel 2.1 Fungsi dan prosedur pemeriksaan saraf kranial ‘Saraf Kranial Fungsi Prosedur Olfektorius() |Penciuman, Penghidy | Kemampuan mengidentifikes bau yang unum, satu hidung i tutup, ‘mate pasien chtutup Optius() | Team pengiheten dan [Tes tqjam pengiheten dengan Iepang pandang mellen test, — opthslmascope, Iapang pandang dengan tes Konfrontest Okulomotons | Keadaan PUpL, [Inspeks Kelopak metainspeke (UD, Toldesris | pergeraken bola mate | pupil dengan senter, gerakan bola avy dan kelopak mata mate Trigmninas(V) | Senses wajeh, komea |Goredkan dengan Kapaa, pada ase pada Iideh begian | begien debi, pipi, dan dagu belakang kekuaten | Refleks kornee, Palpas otot wjeh otot maseter pada sact mengatupken gigi Fasals(Vi) |Sensas wejeh komea [Lihet kesmebisen — wajeh, rasa pada Hideh bagien | anjucken —pesien untuk. belakeng — Kekusten | memejamkan mata tes kekuatan otot maseter Kelopek mate, pasien bersiul, tersenyum, mengemyitken debi Mengidentifikes rasa manis dan asin peda lidah 33 [ Akusikus (VII) | Peadengeren dan | Tes bain, tevsimne, webber | essimbangen Gloscfaringeus |Kemempuan menclen, [Tes geg sefleks dan Kemepoan a pergeraken lideh dan | menelan gagieflek Vagus Senses faing Teing [Inmpeka pdatm dan unde den —kemempuan | semetris atau tidak, observes menslen Kemampuanmenclen ‘Fsesods( XD | Pergerakan _ Kepele | Tes Kekusten otot wapezius (otot ototleher dan babu | beh) dan tes Kekusten otot stemokledomestoid —(geraken Ihe) Hipogons | Keluatan lida Tnspeks deh epakeh ametia, cy fremar atau atropi. Inspeks pergereken lideh dan kekustan lide @) Pemeriksaan fiungsi sensor Gejala parethesia (keluhan sensorik) oleh kien digambarkan sebagai perasaan geli (tingling), mati rasa (numbless), rasa terbalar/panas (buming), rasa dingin (coldness) atau perasaan abnonmal lainnya Bahan yang dipakai untuk pemeniksaan sensorik, meliputi 1. Jarum yang ujungnya tajam dan tumpul Garum bundel atau jarum pada perlengkapan refleks hammer) untule rasanya nyeri superfisial Kapas untule rasa raba 3. Botol berisi air hangat/panas dan air dingin untuk rasa subu 4. Garpu tala untuk rasa getar 5. Benda- benda berbentuk (lounci, wang logam, botol) untule mengidentifikasi (stereognosis) objek dan menyebutkan objek apa 34 6. Pena/pensil untuk mengenal angka atau huruf dengan menggoreskan pada anggota tubuh (graphestesia) ©) Pemeriksaan fingsi motorike 1. Massa otot : hypertropi, normal dan atropi Tonus otot (tegangan otot) : Hipotonia yaitu tidak terdapat tahanan/regangan, normalnya terdapat sedilat tahanan dengan cara gerakkan sendi-sendi secara pasif. Hipertonta yaitu terdapat tahanan yang lebih besar 3. Kekwatan otot aturlah posisi Klien agar tercapai. fungsi optimal yang diuji, Klien secara aktif menahan tenaga yang ditemukan oleh si pemeriksa, Otot yang divji biasanya dapat dilihat dan diraba. Tentulsan dengan skala Lovett’s 0 = Tidak ada kontralesi sama sekcali 1 = Gerakan kontrakesi = Kemampuan untuk bergerak, tetapi tidal kuat kalau melawen tahanan atau gravitast 3 =Cukup kuat untuk mengatasi gravitast 4 =Culcup Inat tetapi bukan kekuatan penuh 5 =Kekuatan kontraksi yang penuh £) Pemeriksaan refleks Dilakukan dengan menggunakan refleks hammer. Slala nya 0 = Tidak ada respon inpoactivelcelemahan (+) 35 normal (++) 3=lebih cepat dari rata-rata (+++) 4 = Iyperaktif++++) 2.22 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA (2015) diagnosa keperawatan yang terkait dengan Stroke, diantaranya 1 Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aterosilerosis aortik, embolisme dan perdarahan intraserebri Hambatan komunilasi verbal berhubungan dengan gangguan sistem saraf pusat, penurunan sirlulasi ke otale Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Kerusalcan neuromustalar Defisit perawatan dir berhubungan dengan Kerusakcan neuromustalar Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan ketajaman sensori, penghidu, penglihatan dan pengecapan Ketidakseimbangen nutrisi iuwang dari kebutuhan —tubuh berhubungan dengan intake nutrisi berlaurang Risiko cedera berhubungan dengan hipoksia jaringan 2.23 Intervensi 36 Menurut Buchelek (2016) adapun intervensi stroke non hemoragik, diantaranya: Tabel 22 Intervensi Keperawatan Dingnosa Keperawatan Noc Me Ketidekefeitifan | Selah Glakiken tndaien) Monitor Telaman perfusi jesingan| keperawaten selena... x 24 Intrakranial serebral jem diherepicn suplai dareh| e Kaji tingket Kesedaren eriubungin |e otek” menjadi Inncar| "dengan GES dengen dengan isiteria asi: + Monitor TV tteroskleros | 1. Mendemonstrasican tatus| 4 Catet respon pasien sot, sislndest yang tends: |" teshadap stand embolisme, dan] dengen # Monitor adanya ketuien perderahen, @ Tekenm systole dan] ” yen kepalay ual, intraserebn dGstole dalam rentang| unten Kerens tekenen| vyang diherapkan © Tidak ade tenda tenda peningkaten — tekenan intrelwaniel (tidek lebih dai 15 mmHg) 2. Mendemonstrasiken Kemampuan kognitif yeng| ditendai dengan. © Berkomusikesi dengan| jeles dan sesuai dengen kemampuan © memmjukken pethatien, onsentrasi dan orientest © memproses informast © membuat — keputusan| dengan bener 3. Menunjukken fangs sensori motorik cranial yang utuh :_ tingket Kesadaren membeik, tidak ade geraken gereken involunter © Monitor edenya parese @ Instruksken —keluarga| intrakranial Pencegehen —_valsava manuever dengen| pemberian : bbronkodileter, _oksigen| den penceher Monitor intake den output Posisken pasien pada posisi semifowler 30-45° dengan posisi leher tidak menekuk/flekst Monitor adanya deereh tertentu yang hanya peka terhadap panes! dngatajentumpul untuk mengobservasi kulit jikke ada lest atau Leserasi Betas’ gerekan pada Kepala Ieher dan punggung Koleborasi _pemberian enalgetike Koleborasi pemberian furosemide, _-manitol, ‘ronkodiletor 37 Hanbiten | _Setaleh Glekiken tndaken | Coumanication Komunikes’ | Keperewaten selame .... x24] Enhancemen : Speech verbal jem diherepken kien mempu | Defisit ‘erhubungen | beskomunikes: dengan |e Observasi _kemampuany dengen Iaitesie has Klien berkomunikes, genggue sistem |e Dapet mengekspresiken| memehami orenglein suef —puset,| peraseennya secara verbal |e Arabian idien unfule pemeunen den non verbel boerkomunikes: —secera Srlulesike otek | © Dapet mengerti den] perlehandehen den tidal menjaweb pertenyeen| — terouruburu yong disjucenperewet |e Gunaken __keatecata © Mampu mengguneken| sedethena den pendek metode komunikes yeng| secera bertahep dan fektif bei verbal dengan behasa tubuh smaupun non verbal © Dengerken setiep ucepen| kdien dengan peu pethatien © Libetken keluarge untul membantumemshems informa dai dan ke lien © Dorong lien unhu menguleng kete-keta © Besiken ershan/perinteh| yong sedehena setiep intereks dengen kien Henbaten Seteeh Glakiken tndeken| Exercise iherapy mobilites fisik| Keperaweten selame x 24) ambulation ‘erhubungen | jam dharepken Klien depet|e Kaji kemempuan motorile dengen melakuken pergereken fisik/e Kei kemempuan Kien| erusalen dengan ksiteria hesl: dalam mobilises newomuer | + Meningket dlam|s Ajecken Klien untuk slctivitas fisik letihan senteng gerake actif © Mengerti tujuen deri] pads sisi eetvemitas yang peningkaten mobilitas sebat © Memverblisasken © Ajerken lien unhu perasean dalam | letihan gerel (ROM) past meningketken kekusten] peda bagen yang] den Kemampuan| paresefplegi dalam berpindeh senfeng toleransi nyeri ‘© Klien berpartisipesi dale)» Topang _ekstremitas program Ietihan dengen bentel untuk © Kien mempu| —mencegeh teu menggunaken sisi tubuh| — mengwengi bengkek yang tidek seit untuk Kompenses’ hilengnye fongd pada sisi yang| parese/plegi © Ajukan ambulast sesusi tehapan den kemempuan Klien © Monitoring vitel sign sebelum/sesudeh Latihen| dan lihet respon pasien| saat letihen © Libstken Keluarge until 38 membentu: Kien Iethan send © Anjucken kkeluerge damping dan benfu| pasien sact mobilisast dan ‘bantu pemubi kebutuhan ADLs ps © Motivasi Klien untuk melakulen letihen Defiat Setaleh Giskken adeken | Self Care Assistance : ADIs perawaten disi| keperawaten selema x24] Koji kemampuan klien| ‘berhubungan | jam diherepien ikebutuhan| untuk perawaten disi yeng| dengen ‘mendii Hien terpenuh| mandi. ‘keruseken dengan kxitesia heal: © Koji kebutuhen kien] newomukular |e Klien dapat maken) untuk let-alat_bantu| mand, memakei pakeian| untuk Kebershan di, den ‘toileting dengen| mane, berpakeian, maken ‘bentuan orang] dan toileting Isin/mendisi © Sediaken bantuan sampei © Menysteken kenyamanan| Klien mampu untuk teshadap Kkemampuan| —melakcuken _peravwaten| untuk melakauken ADL mandi © Dapat melakuken ADLs| © Motives: kien untule dengan bentuan melekuken ——_aktivites sehasi-hesi yang normel sesuai kemampusnnye © Motivasi klien/keluarga untuk: smendorong| Kemendirien, ‘untuk: memberiken bantuan hanya jike ‘Klien tidak mampu melakukennye © Libetken keluarge untule memenuhi —_Kebutuhan| perewaten Klien © Beriken aktivites rutin| sehasi-hest sesust Kemempuan © Pertimbangken usia Klien jie ‘mendorong pelaksenaan —_aktivites sehasi-hesi Gangguen Seteleh Giekiken Gndeken[s Evelues’ terhadap adanya persepsi sensori| keperaveten selama x24] _gangguan penglihatan. berhubungan | jam diherepken tidak texjaci|« Catet adanye penurunen| dengen gangguen persepsi sensori| Iapang pendeng, perubahen| perubshan dengan kxitesie hel: etajaman persepsi, adanya| kketajaman * Mempestahanken tingket| diplobia senson, Kesaderen dan fungs eDekati_pesien dari_deerah pengliheten dan pengecapan, a Mendemonstrasiken fingkeh Ieku untuk mengkompensasi kkeleurangan Pengihetan yang nome, 39 ‘bierken Iempu menyale, letakken bende dalam jangkeuan lapang| ‘penglihatan yeng nosmal Ciptakan Hngkungen yang] sederhans, —_pindahicen| perabot vyang| smembehayeken. Beriken stimulus terhadap ‘ase atau sentuban Lindungi pesien desi subs yang berlebihan, enjurken| pasen untuk mengemati Kekinya bile perlu dan| menyadai posisi bagien| tubu tertentu. Observasi respon perilele pasien seperti rasa| permusuhan, —_menangis, fe tidak sesuai, agitas, Hilengkan kebisingen atau] simulast ekstema yeng| ‘berlebihen sesuat ‘kebutuhen, Bicera dengan tenang petlehan dengen| menggunaken kelimet yang] pendek, pertahanken kontele mata 6. | Ketidekseimban gen nutrisi keweng dari ‘kebutuhan tubuh| ‘berhubungan dengin intake ssutrisi berkureng, Setdeh Gishiken tndaken| keperawaten selame .... x 24 jam diharapken kebutuhen| nuttisi lien — terperuhi dengan kxitesia hel: ‘Menunjukkan peningketan fangs. pengecapan den menelan Adanya —_peningketan| ddalem intake mutisi Adanya peningkaten berst baden sesuai dengan| ‘tujuan Tidak teed penurunan| beret badan yang berarti Mempu mengidentifikest Kebutuhan sutisi sesusi kebutuhan ‘Nutrition Management Kai adaya erg mekenen Kai kkemampuen mengnysh dan menelen ite Koleboresi dengan ali gai untuk menenfulen jumleh Klos den tis yang dibuticen tien Beriken mekenan yang texpilih (eudah| dikonnitesiken — dengen abi ga) Beniken informasi tentang mekanen yang boleh den tidak boleh diconmamst Monitor adanyamusl minteh 40 Risk cedera ‘beshubungan jesingen trauma pada Hien dengan| ‘eterie heal: © Identifikesi kebutuhen| © Klienterbebes dari cedera | keamanan Klien sesuai © Klien dengan kondis: fisik dan| menjelasken cara fangs kognitif Klien metode untuk mencegah|e Beriken informast injuri ateu cedera mengensi cara mencegeh Klien mempu| —cedera memodifikes: gaya hidup|* Paseng side rail tempat untuk mencegeh injuri tidur Klien mempu| © Sediaken tempat tidur menggunaken fesilites| yang nyaman dan bersih Kesehatan yang ada Beniken penerengen yang cukup Anjucken keluarge untuk menemani Klien Memindahken — bareng- barng yang dapat membehaysken 24 Implementasi Menurut Nursalam (2013) Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifie Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada mursing orders untuk membanty Kien mencapai tyjuan yang dibarapkan Oleh arena itt rencana intervensi yang spesifile dilaksanalan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan Klien, Tujuan dari implementasi adalah membantu Kien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan Kesehatan, dan memfasilitasi koping Perencanaan asuhan Keperawatan akan dapat dilaksankan dengan bai, jika Iden mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi aL keperawatan, Selama tahap implementasi, perawat terus melalcukan pengumpulan data dan memilih asuhan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuban Keen 2.25 Evaluasi Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan implementasi Tujuan evaluasi adalah untuk melihat Kkemampuan Klien dalam mencapai tujuan Hal ini dapat dilaluukan dengan melihat respon Klien terhadap asuhan keperawatan ‘yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan (Nursalam, 2013)

Anda mungkin juga menyukai