ae
Got
hw
LOUIS GOTTSCTALK
,
MENGERTI SEJARAH
PENGANTAR METODE SFJARANL
terjemahan
Nugroho Notosusanto
SGH @y :
lan rat * Age
ese mn Katey
ee
Dipindai dengan CamScannerInderstanding History: A Primer of Historicay Methoy
i ie
ee bai eda, 1969,
Prostam pembinaan
an oleh Direktorat
partemen Pen-
‘Orsium PendidikanDAFTAR ISI
BAGIAN
SASARAN
SATU
|ARAWAN
pab I: Penilaian (erhadap penulisan sejarah
Sejarah dan Patriotisme ....
Scjarah dan kepercayaan demokratis.
‘Apakah scjarah suatu seni atau ilmu ? .
Sejarah, filsafat, dan ctika .
Sejarah dan langgam sastra
8
Langgam baik dan kesarjanaan baik. i
Penggunaan catatanbawah 12
Penyalahgunaan catatanbawah B
Sejarah dan selera populer ... 14
Kewajiban penimbang buku . 15
Bab II: Hubungan antara metode sejarah dengan hidup dan ilmu
“Every Man His Own Historian” . 7
Intisari. metode sejarah
Sifat konstan daripada metode sejarah...
Sifat universil daripada metode sejarah _..
» Sejarah berhubungan dengan humaniora maupun ilmu-ilmu
sosial .
. 20
v Hubungan antara humaniora dan ilmu-ilmu sosial.. @
Sejarawan sebagai ilmiawan sosial . :
Tiga cara untuk mempelajari pencapaian manusia 2
Minat sejarawan kepada ketiga cara 23
BAGIAN DUA
METODE-METODE BAGI PENELITIAN SEJARAH. A
Bab II: Apakah *sejarah” dan "sumber sejarah” 2.
Arti daripada "sejarah” ..
Obycktivitas” dan ”subyektivitas”
Artifak sebagai sumber sejarah
Pengetahuan sejarah dibatasi oleh tidak-lengkapnyn rekaman-
rekaman .
9
i 29.
| | ¥Sejarah sebagai proses rekreasi yang, subyektif f 30
|. Definisi mengenai metode*éejarah dan historiograti 32
|, wimajinasi didalam historiografi . 33
Sejarah daripada metode sejarah 33
dy | Sumber-sumber tereee ‘ 35
Dipindai dengan CamScannersumber asli lainnya 3
sumber primer
antara sumber primer d:
sur primer lebih dicari daripada
secara menyeluruh
Dokumen fees x
Dokumen “insani” dan dokumen” “pribadi %
Bab IV: Memilih subyek dan menemukan informasi mengenainya + jj
ceo 414
Pemilihan subyek
Mengurangi ruanglingkup sesuatu sub:
Memperluas ruanglingkup subyek . .
Limitasi terhadap pemilihan subyek
Komplexnya studi komparatif .
Alat-alat_untuk memilih subyek
Penyesuaian judul kepada penyajian
Bagaimana menemukan sumber
Bibliografi-kerja we :
Membuat catatan
Catatan yang dikutip
Reproduksi fotografis
Catatan peringatan wees .
Cara-cara penghematan tenaga dan referensi
Catatan_ bibliografi .
Bahan bagi catatan .
Menyusun catatan 2 ; tee
Suatu ilustrasi mengenai organisasi sejarah ..
yek
Bab V: Dari mana datangnya informasi sejarah ?
Masalampau demi masalampau”
Obyek-obyek yang terbckas sebagai dokumen
Kesaksian tertulis
Aturan-aturan umum :
7. Rekaman sejaman . .
Il. Laporan-laporan_ konfidensiil
III, Laporan-laporan umum
1V. Questionnaire tertulis
V. Dokumen pemerintah dan kompilasi
VI. Pernyataan opini
VII. Fiksi, nyanyian dan puisi
VIII. Folklore, nama tempat dan pepatah
Interrelasi antara dokumen dan latarbelakang .
Sumber-sumber sekunder coe
Bab VI: Masalah otentisitas atau kritik extern
Dokumen yang paisu atau menyesatkan
Ujian bagi otentisitas
Dipindai dengan CamScannerBAGIAN DUA
METODE-METODE PENELITIAN
SEJARAH
Dipindai dengan CamScannerg
BAB . A
APAKAH "SEJARAH” DAN "SUMBER SEJARAL"?
daripada "Sejarah”
Kata Inggris history (sejarah) berasal dari katabenda Junani is-
toria, yang berarti imu. Dalam penggunaannya olch filsuf Junani
Aristoicles, istoria berarti suatu pertelaan sistematis mengenai sepe-
fangkat ggjala alam, entah susunan kronologi meripakan faktor atau
tidak didalam pertelaan; penggunaan
: itu, meskipun jarang, masih
tetap hidup didalam bahasa Inggris didalam sebutan natural history.
‘Akan tetapi dalam perkembangan jaman, kata Latin yang sama artinya
yakni scientia lebih sering dipergunakan untuk menyebutkan perte-
jaan sistematis non-kronologis mengenai gejala alam; sedangkan kata
istoria biasanya diperuntukkan bagi pertelaan mengenai gejala-gejala
{ierutama hal-ihwal manusia) dalam urutan kronologis.
Menurut definisi yang paling umum, kata history kini berarti
*masalampau umat manusia”. Bandingkan dengan keta Jerman un-
wk sejarah, jakni Geschichte, yang berasal dari kata geschehen yang
berarti terjadi. Geschichte adalah sesuatu yang telah terjadi. Arti ini
daripada kata sejarah acapkali dijumpai didalam ucapan-ucapan yang
terlalu sering dipakai seperti “semua sejarah mengajarkan sesuatu™
alu “pelajaran-pelajaran scjaraby
Dengan renungan sebentar kiranya telah dapat kita sadari behwa
dengan artian ini sejarah tidak dapat direkonstruksi. Masalampau
manusia untuk sebagian besar tidak dapat ditampilkan kembali. Bah-
kan juga mereka yang dikarunia ingatan yang tajam sekalipun tidak
akan dapat menyusun kembali masalampaunya, karena dalam hidup
semua orang pastilah ada peristiwa, orang, kata-kata, pikiran-pikiran,
tempat-tempat dan bayangan-bayangan yang ketika terjadi samasekali
tidak menimbulkan kesan, atau yang kini telah dilupakan. Lebih dari-
pada itu, pengalaman suatu generasi yang telah lama mati yang se-
bagian besar diantara anggotanya tidak meninggalkan rekaman-re-
kaman atau yang rekaman-rekamannya jikapun ada tidak pernah sam-
pai ketangan sejarawan, tidak mungkin diingat kembali secara lengkap.
Dengan demikian rekonstruksi daripada masalampau total umat
manusia, meskipun menjadi tujuan sejarawan, merupakan suatu tujuan
yang sepenuhnya mereka sadari tidak akan mungkin mereka capai.
~” Obyektivitas” dan ”Subyektivitas”
Kadang-kadang benda-benda seperti reruntuh, perkamen dan
matauang tertinggal dari masalampau. Diluar itu fakta-fakta sejarah
diperolch dari kesaksian dan karenanya merupakan fakta arti (facts
ay
Dipindai dengan CamScanner‘janta semacam itu tidak dapat dit
iu dicium baunya. Dapat dikatakan a
' kan lambang atau wa: il daripada sesyay th
“fakta i y : ;
ik mmemfetap faktafakta itu tidak ment ken nfl i
Piyektf senditi. Denga Pe kataan Tain, fak ; ta itu hanya ten
didalam pikinan pengamat atau scjarawan (dan karenanya dapat
ea yubyent”). Untuk dapat Gipelajari sccara obyelait
scat sud mempeoteh pengelahuan DAP tak-memihak yo
dng ah pa reals! pba SSEOTANE), SESH eran P
harus menjadi sesuatu obyek:-i 20 nse 0 isn y
ck: ikiran manusia om
deka dilvar pikiran tp Kenangan Bk emp
of meaning).
dikecap, dider
un
na
axistens Tmanusi n t 1
y kesaksian tertulis atau isan,
a atas kenangan, yakni kes rah
soa a angka kasar terhadap pengetahuan sy
Japat suatu prasi .
Ada tcdana ang lebih rendah dripada Dengetahuan “y
cl ate "subyeKtif” telah mempero
yel
vektif", sebagian besar, karen c :
yeni Rhovaln™ atau “didasarkan alas pertimbangan-pertimbanga
pribadi”, dan karenanya "tidak benar” atau “berat sebelah”. Ak
é Jen dengan jalan melakukan_penyed
kan yang-wdai Tremihak dan “bebas mengenai gambaran, pros!
Konsep dan proses m da satu atau dua langkah dag!
realitas’obyektif. Memang sikap tidak memihak dan obyektif mungkia}
lebih sulit diperoleh dari data semacam itu, dan karenanya kesimpulay
yang didasarkan atasnya mungkin lebih dapat dibantah; tetapi any
dan Kesimpulan semacam itu, jika benar, tidak dengan sendiriny
cam Jain per se. Kula subyekij®
Jebih rendah daripada pengetahuan ma E
Nidak dipergunakan disini untuk merendahkan secara bagaimanapun|
etainkan mengandung arti bahwa perlu diperlakukan dengan pelbaga
jaminan. khusus terhadap Kemungkinan timbulnya kekeliruan.
‘Artifak Sebagai Sumber Sejarah
Hanya jika kita dapat menemukan relik daripada kejadian-kejx
dian yang menyangkut manusia, seperti pecahan kuali, matauang,
feruntuh, naskah, buku, potret, prangko, sepotong rongsokan, seut
Fambut, atau sisa-sist arkeologis atau antropologis, maka kita akan
memilikiobyek yang Tain daripada Kata-kata yang dapat dipelajari
oleh sejarawan. Akan tetapi obyek-obyek itu tidak pemah merupakan’
Kejadian atau pesstva itu sendir. Jika bersfat artifact mereka adalal
hasil daripada peristiwa; jika bersifat dokumen tertulis, mak
Kin meres serupkan fos iu sekanan dpa veristiva, Baik
artifact, dokumen maupun kedua-duan . Baily
a i ee P ya merupakan bahan mentab j
Betul bahwa kebenaran-kebenaran sejarah j
: tertentu di i
roleh secara langsung daripada material tentu dapat dipe:
jgsung. daripa I semacam itu. Seorang seja-.
28
Mia,
Dipindai dengan CamScanner—
wan dapat menamakan bahwa sepotong
raven iapanwa sesuatu bangunan dibuat daripada ba
pana sesuatu manuskrip ditulis dengan tulisan_miriny
Piisan dibuat dengan cat minyak, bahwa ai Z i
dalam sebuah kota yang kuno, dan banyak ba dn ae a
Gopal hasil observasi langsung daripada artifacr yang ditin alkan
bags asalampau. Belapapun pentingnya Takta-fakta semacam. itu,
olun mereka bukanlah intipati daripada studi sejarah, Sejarawan
mnembahas apa yang dirfamis atau genctis (yang menjadi) maupun yan
statis (yang ada atau yang terjadi) dan ia berusaha untuk ‘oersikap
jnterpretatif (yakni menerangkan mengapa dan bagaimana peristiva
terjadi dan saling berhubungan) maupun bersikap deskriptit ( knit
setheeritakan apa, bilamana, dimana terjadi, dan siapa yang ikut serta
Fidalamnya). Disamping itu, data-data deskriptif seperti yang dapat
diperoleh langsung dan segera dari artifact yang ditinggalkan oleh
snasalampav, hanyalah merupakan sebagian kecil daripada periode-
feriode yang meliputinya. Suatu konteks sejarah hanya dapat diberi-
kan kepada mereka jika mereka ditempatkan didalam suatu lingkung-
xeinsani. Barangkali dapat disimpulkan secara mudah bahwa mani
an finggal didalam bangunan batu-bata dengan air leding, makan dari
fia ang ternbikar bikinan tangan, dan mengagumi lukisan cat minyak
yang disebutkan diatas. Tetapi kesimpulan itu mungkin saja keliru
Xarena bangunan itu mungkin hanyalah suatu kandang kw a, sepotong
fembikar mungkin berasal dari suatu genting atap, lukisan mungkin
terupakan suatu relik yang disembunyikan tanpa samasekali_mem-
punyaipengagum; dan kemungkinan-kemungkinan tain yang tidak
Pie batasnya adalah mungkin. Tanpa bukti selanjutnya, konteks
insani daripada artifact itu tidak mungkin akan dapat ditetapkan de-
ngan suatu kepastian tertentu.
Pengetahuan Sejarah dibatasi oleh tidak-lengkapnya Rekaman-rekaman
Sayang sckali untuk sebagian besar masalampau kita bukan ha-
nya tidak memiliki bukti lebih lanjut mengenai lingkungan insani
untuk menempatkan didalamnya artifact yang tertinggal dari masa-
lampau, melainkan artifact itu sendiri kita tidak punya. Kebanyakan
hal-ihwal manusia terjadi tanpa meninggalkan bekas-bekas atau re-
kaman-rekaman dalam bentuk apapun. Masalampau, sesudah terjadi,
telah tenggelam untuk selama-lamanya dengan hanya kadang-kadang
meninggalkan jejaknya. Pertama kali saja, meskipun jumlah daripada
karya penulisan sejarah adalah luarbiasa, namun hanya sebagian yang
¥ecil daripada apa yang terjadi pada masalampau pernah diobservasi.
Renungan sejenak cukup untuk menyadarkan kita akan fakta itu.
Misalnya saja seberapa banyak diantara apa yang anda lakukan, ka-
takan atau pikirkan pernah diobservasi oleh seseorang (termasuk anda
sendiri}? Kalikan tindakan, pemikiran, perkataan, dan proses-proses
29
Dipindai dengan CamScannervasi dengan 2.000.000.000, da,
a vang tak terobser'
fisiologis anda yang tak t in kasa_mengenai jumlah peri
tu_perkir
c ‘oleh sual " apia SI
aan eeeroh teramati di dunia, Dan hanya sebagian daripggs
se On era jada masalampau diingat olch mercka yang my
nm A
n daripada apa yang diingat telah ging
yang direkam langsung hidup jy
daripada_ yang langsung hidup we
yang diobservasi pa
Servasinya; hanya sebagial
hanya sebagian daripada re
ckarang; akhirnya sebagie a 1
Sete erhatian sejarawan; hanya ee apa yan,
nadik pethatian sejarawan dapat dipercaya; hanya sebagian dart
apa yang dapat dipercaya telah dimenger Es e Ya sebagian a
pada apa yang dimengertt dapat diterang! Be ra ikisahkan old
sejarawan. Seluruh sejarah masalampau (yang canter Sejarah
Kvwalitas) dapat_diketahuinya hanva_melalui_rekaman g.:
‘sejarah-sebagai-rekaman) sebagian besar daripady q
anyalah ree ‘t
peninggalan-peninggalan arkeologis atau antropologis, mereka iy
hanya merupakan bagian-bagian yang diseleksi oleh para sarjana dag|
pada bagian-bagian yang ditemukan daripada sisa-sisa dari selung!
masalampau yang kebetulan langsung hidup. . h
Sejauh sejarawan mempunyai suatu obyek lahiriah untuk dips!
jari, maka hal itu: bukanlah sejarah yang sungguh-sungguh terjag)
(sejarah-sebagai s)_melainkan rekaman yang langsung hid
daripada apa yang terjadi (sejarah-sebagai-rekaman). Sejarah hang
dapat diceritakan berdasarkan sejarah-sebagai-rekaman; dan sejaratt
sebagaimana yang diceritakan (sejarah lisan atau sejarah tulisan) hanyz.}
lah merupakan bagian yang diungkapkan oleh sejarawan daripad!
bagian yang dimengerti daripada bagian yang dapat dipercaya dar-t
pada bagian yang dapat ditemukan daripada sejarah-sebagai-rekaman
Sebelum masalampau disajikan oleh sejarawan, sangat boleh jadi ia
telah melalui delapan tahapan dan pada setiap tahapan telah keh
Jangan sebagian daripada dirinya; dan tidak ada jaminan bahwa ap:
yang tersisa adalah bagian yang paling penting, paling luas, paling ber
harga, paling representatif, atau yang paling langgeng. Dengan per
kataan lain “obyek” yang dipelajari oleh sejarawan bukan hanya tidak
Jengkap; melainkan juga sangat variabel karena rekaman-rekamas
dapat hilang atau diketemukan kembali.
Dipindai dengan CamScannersarkan penpalamannya sendin, Tetapy per
iyo 1) bahwn kematin adaley bere
maupun sama dengan kini dalany hat
mannya senditi adalah sama dan juga
lain. Bukanlah hanya kenangan
tarbelakang pengalamannya sen:
mentrapkan kepada usaha untuk
h, melainkan juga ken:
Taripada banyé Tetapi_kenangan sendiri sescorang, ada-
n-gambaran abstrak, bukannya realitas-realitas; dan
Monstruksi sescorang mengenai Kenangan orang lain, meskipun di-
Crhuat dengan rekaman dan relik yang s
Jai lebih abstrak lagi. Dengan der
Reerti olch scjarawan mengenai sejarah-sebagai-a 7
myata nampaknya tatkala sedang terjadi, tidak bisa lebih
gambaran mental atau suatu rangkaian gambaran mental_berda
pentrapan daripada pengalamannya sendin baik nyata maupun y:
Serima dari orang lain, kepada sebagian daripada suatu keseluruhan
yang telah Tenyap.
Pendeknya sasaran_sejarawan_adalah_untuk_mendekati_sedekat-
dekatnya suatu masalampau_yang telah lenyap yang merupakan sual ay
roses subyckti dan bukannya kepastian experiment 1g mengenai
Peurreaiitas yang obyeKUl. fa berusaha untuk memperolch pendekat-
sualVepada Kebenaran mengenai masalampau sedekat-dekatnya, se-
jauh dapat dicapai dengan koreksi yang terus-menerus terhadap gam-
faran-gambaran mental, dan sckaligus mengakui kenyataan bahwa
pada hakekatnya Kebenaran itu telah lolos daripadanya untuk selama-
famanya. Disinilah letak beda esensiil antara studi mengenai masalam-
pau manusia dan studi mengenai lingkungan fisik manusia. Misalnya
saja fisika mempunyai obyek yang extrinsik dan menyeluruh untuk
dipelajari, yakni alam semesta fisik, yang tidak berubah Karena abi
fisika mempelajarinya, betapapun pengertian mengenai alam semesta
tu akan berubah; sedangkan sejarah hanya mempunyai obyek-obyek
yang terpisah dan cerai-berai (dokumen dan relik) untuk dipelajari;
bersama-sama, obyek-obyek itu tidak menjadikan obyek menyeluruh
dan dipelajari oleh sejarawan, yakni masalampau manusia. Dan ka-
rena untuk sebagian besar telah lenyap, obyek itu hanya ada sejauh
pengertiannya yang selalu tidak lengkap dan sering berubah menge-
nainya dapat mengre-kreasikannya atau menciptakannya. kembali.
Beberapa diantara sarjana-sarjana ilmu alam, seperti abli, geologi, dan
paleozoologi, sangat mirip para sejarawan karena obyek yang dipela-
jarinya merupakan sisa-sisa masalampau yang telah lenyap, tetapi
an
‘ ‘31
Dipindai dengan CamScannerena seiaFWwiE HALE MoMpg
Horo davipada uaa aH ben MMPI Ag,
Kesinksian invari ananpn jelaheeiah Chih
“ Seyera seta sequal wenger La he ulilanoya, tu i
ren See a ag eel
peroleh penta ae at ultibuka yr 2 eh
7 smbali nivel vulticbuk Blot
anunghin ditemokun hembali mielatt | s 7
Kemal keharan mencipiakan Kembali saahe pombaran yay iQ
mendekath sebanyak munghin
chvipndiy onsatiunpan, sent MM
yang, terakhie adalaly lebih oy
yaas- yang, ter lebih ys
Kung oleh buktisbukti Tu Hilal Tebit yf
‘ht Sejorawan yan geht sarah pry bogian ‘laripada al
Hampaw mannsia yang dapat disustyn Lh faba an berarti berdand
kan rekamanerckinman yang ada dan berdasarkan kesimputyneyes
in|
putan mengenai lingkungannye. t
z.
arah dan Uistorlogeati
* Detinist Mengenal Metede Se ini 7
Vang. dina meta scjetathalsil iy ieee chai
enganaisit secira Rritis rekiom ni usta
Panag: pun iinat daripnd slap eras nat
{a yang diperoleh dengan menempul enka SC RUt histor iogra
(penis Scat, Dagan memperyanitin “metode sera
tovogvafi (yang, seving dipersatukin dengan nam meted seg
sejarawan herustha untuk: mctekonstoukst sebanyak-banyaknge
pad isinypan mania, Tetapi catalon dyoupayaterbata
sekalipun, scjarawon mengatami kesulitan-kesutitan, J ;
dlupal menghisahkan sebyy ckalipun ‘ ‘se
bagai ang sunggub-sunggul terjad’S seperti Yang ianjurkay|
oleh sejarawint besar Jerman Leopold von Ranke, karenn i
tidak Tengkapnye rekamanrekaman, it berhadapan dengan t
nya imajinasi dan bahasa ma pusit untuk menciptakan
seperti itu, Tetapi, jika kita meminjam ung
ia dapat berusaha untuk mendekati masiampau yany sestinggunyy
“schon tint” Karena masalampaw yang. cigambarkan sebagat ot
sual yang "stmgguh-sungguh terjadi’ jelas memberikan limit terhadap
jenis rekaman chin imgjinas! yang dapat dipergunakannye.
sti bahwa rekaman-rekamannyasungeuh-suneeuh
1). Tela timbul Kekaciuan pengertinn Karena pengyunaan i
Ot ula dari disiptin lain (lerutama chong ah
tah iw memasokkan penterapan data dan iactragy ag
nyt. Untuk miemadatikan pembahan
aan stil ity bast metode
jfitah gina nenenakan di
Pease Seiarawan Mmengenai * pada umumnya tidal nya’
det PelAran mengenai aatsa seperti te meee vga meliput tsa
sintesi davipada d i J
dapat diperaya, {Mt SCAM ity menjadi penyajian den hea sejarah yang
32
cumping
lerbattass
UNeguhnyaY
NE Eeomelt,
at harus
berasal dati
peng
Mtuk menganalisa kesaksiat
‘pat dipercaya. Tetapi pela
Dipindai dengan CamScannermnusalampau ¢
wa imajinasinya dita
n terhadap kre
Imajinasi didalam Historiografi
Scjarawan tidak diijinkan untuk mengkhaya
n gkhayalkan hal-hal ya
menurut akal tidak mungkin telah terjadi, Untuk tujuan tertentu cane
kemudian akan kita bahas, ia boleh mengkha -
kin telah terjadi, Tetapi ia sering harus mexgkhayaikan Baoan rane
Kiranya pasti telah terjadi, Adalah tidak mungkin untuk merumuskan
aturan-aturan mengenai penggunaan imajinasi didalam sejarah kecuali
ketentuan-ketentuan yang sangat umum sifatnya. Adalah merupakan
pepatah yang telah usang bahwa sejarawan yang paling mengetahui
hidup sekarang, juga akan paling mengetahui hidup yang lampau.
Karena watak manusia tidak banyak berubah dalam masa historis,
generasi-generasi sekarang dapat mengerti generasi-generasi_ yang
lampau dilihat dari sudut pengalamannya sendiri. Sejarawan yang da-
pat mengajukan analogi dan kontras yang terbaik adalah mereka yang
paling besar kesadarannya mengenai analogi dan kontras yang mung-
. yakni yang mempunyai jangkauan pengalaman, imajinasi,
kearifan, dan pengetahuan yang seluas-luasnya. Sayang sekali tak ada
pepatah usang yang mengataka bagaimana caranya untuk mempe-
rolch jangkauan yang luas daripada sifat-sifat dan pengetahuan yang
diinginkan itu, atau bagaimana caranya mengalihkannya untuk me-
ngerti masalampau. Karena segalanya itu tidak hanya dihimpun de-
ngan peraturan atau tauladan, Kerajinan dan doa, meskipun hal-hal
jtu dapat menolong. Dan karena itu historiografi,2) dalam arti usaha
mensintesakan data sejarah menjadi kisah atau penyajian dengan ja-
lan menulis buku-buku sejarah dan artikel atau mengucapkan kuliah-
kuliah sejarah, tidak mudah diberi atu
tempat bagi bakat-asli dan inspirasi, dan agaknya hal itu merupakan
sesuatu yang baik, Tetapi karena peraturan dan teladan mungkin
ada gunanya, disini akan diusahakan untuk memberikan beberapa pe-
raturan dan contoh.
an-aturan, Harus diluangkan
Scjarah daripada Metode Sejarah
Tetapi metode sejarah tidak hanya dapat dibuatkan ketentuan
dan peraturan; menurut kenyataannya telah Jebih daripada duaribu
tahun metode’ sejarah dibuatkan peraturan-peraturan. Thucydides,
yang pada abad 5 sebelum Maschi menulis sejarah daripada Perang
2), Disini timbul pula kekacauan pengertian karena istilah historiografi terkadang
dipergunakan dengan arti membahas secara kritis buku-buku sejarah yang telah
ditulis, seperti misalnya saja dalam Kuliah-kuliah mengenai “historiografi”.
33
Mengerti Sejarah (U.1.)
Dipindai dengan CamScannerPe
“ kepada_pembacan,
enceritakan kepada p a be
nnesos, secara impulkan bahan-bahannya dan ‘ba aint}
ea eee essay untuk mg han
Soe apabila Canoe ine mbes Bs
Balan orang sea ia er dikelahuinya daripada ,™*%n
dalam mulut or sejauh dapa f uy
rupai pidato-pidat ast untuk dapat mencapal basil vane Sesuai
gan jiwa pembicart Oo ka terkadang ia harus : akan ja
stenografis pees yank diungkapkan sebagaimana yang saya dy
kata bagi pembicara, 3) . ‘
ja telah mengungkapkan iy banyak sejarawan telah menulis |
Sejak jaman Thuoy' ingkat atau secara panjane
, ik secara Si ek
tang metode sia, Heemoka adalah Lucianus, Ibn Khaldun, Bog
Contoh-contoh yé
skipun kadang-kadang studi’ me
Mably, Voltaire, Sei Soripada mengenai teknik daripags "4
Jebih_mengena’ Makan bahwa pembahasan mengenai metode sejan|
jarah, Dapat i wt persifat lebih akademis dimulai dengan buky *
Fane re buch der historiscien Methode und der Gaschicne
4 Bernheim, Lehrbuch arya Bernheim, sejumiah be
ic ipzig, 1889). Sejak ks Be
nates (eon telah diterbitkan. Meskipun tidak ada satupun ya
anya, kebajikan-kebajikan Khusus bagi
melebihi mutu mnahakaryanya, ke ee dianten ‘antl Pe
baca-pembaca tertentu terdapat pada beberapa karya Langlois 5
tersebut. Contoh-contoh yang terkemuks ialah Karya Langlois ¢
Scignobos bagi orang Perancis; karya Johnson dan karya Nevins ba
orang Ameria; brosur Harsin dan’ brosur Kent bagi mahasiswa ml
da; dan karya Wolf, kurya Hockeit, scrta bi Bloch dan Renowi
bagi pelajar bidang-bidang spesialisasi didalam sejarah,
Didalam buku-buku itu dan didalam puluhan buku-buku semacan}
itu terdapat konsensus yang menyolok mengenai_metode-metode ang
lisa sejarah. Untuk tujuan kita, metode-metode itu akan dibahas gj
bavah empat posal (I) Pemiliban subyck untuk diselidiki: (2)° hl
ngumpulan sumber-sumber informasi yang mungkin diperlukan un
tuk subyek tersebut; (3) Pengujian sumber-sumber_ tersebut untul
mengetahui sejati-tidaknya; (4) Pemetikan Unsur-unsur yang dapal!
dipercaya daripada sumber-sumber (atau bagian dari sumber-sumbe}
yang terbukti Sejati. Sintesa daripada sumber-sumber yang telah de
tape Keepaatn a ierara Paes hal inilah Kurang
iia ae fe ra buku- uku Pegangan, Supaya Jelas,
i mbahas analisa dan sintesa scolah-olah masing-masing
pela! thereat 328 terpisah, tetapi akan kita Jihat bahwa pada
Proses itu tidak dapat samasekali di
oe Translated into English by Benyamin Jowett, I (Oxford, 1900), ry
Pelopon
mana_carany:
34
Dipindai dengan CamScanner‘Sumber-sumber
Masalah sejarawan dalam usahanya memilih esuatu subyek dan
mengumpulkan informasi mengenai subyek-itu (kegiatan tersebut by
lakangan seringkali diberi nama _Yunani_heuristik) akan dibahas dix
dalam bab IV. Heuristik sejarah tidak berbeda dalam hakekatnya de-
ngan kegiatan bibliografis yang lain sejauh menyangkut buku-buku
yang tercetak, Akan tetapi sejarawan harus mempergunakan banyak
material yang tidak terdapat didalam buku-buku. Jika bahan-bahan
itu bersifat arkeologis, epigratis, atau numismatis, untuk. sebagian
besar ia harus bertumpu kepada museum. Jika bahan-bahan itu berupa
dokumen-dokumen resmi, maka ia harus mencari di arsip, pengadilan-
pengadilan, perpustakaan pemerintah, dan lain-lain. Sika bahan-
bahan itu merupakan dokumen-dokumen pribadi yang tidak terdapat
dalam koleksi-koleksi resmi, ia mungkin harus mencarinya diantara
dokumentasi perusahaan-perusahaan, ruang piagam daripada puri
puri Kuno, milik berharga Kolektor otograf. dokumen-dokumen sere-
ja-gereja, dsb. Jika telah memikirkan sesuatu subyek, dengan pem-
batasan-pembatasan yang sedikit-banyak bersifat
perorangan, wilayah, waktu, dan fungsi (yakni aspek-aspek ekonomi,
politik, intelektuil, diplomasi, atau aspek-aspek karya lainnya) yang
bersangkutan, ia mencari bahan-bahan yang mungkin ada sangkut-
pautnya dengan perorangan di wilayah itu pada waku ita yang ber-
fungsi secara itu. Bahan-bahan itu adalah_sumber-sumbernya, Semakin
cermat pembatasannya mengenaiperorangan, wilayah, waktu dan
fungsi, semakin besar kemungkinannya bahwa sumber-sumbernya
akan ada sangkut-pautnya dengan subyeknya. °
pasti, mengenai
Perbedaan antara sumber primer dan sumber asli lainnya
Sumber-sumber tulisan dan_lisan_dibagi_atas dua jenis: Sumber
primer. dan -sekunder. Sebuah sumber primer adalah_kesaksian dati-
pada seorang saksi dengan_mata-kepala_sendiri atau saksi_dengan
pancaindera yang lain, atau dengan alat_mekanis seperti diktafon,
yakni orang atau alat yang hadir pada péristiwa yang diceritakanr
(disini selanjutnya secara singkat discbut saksi pandangan-maia). Se-
buah sumber sekunder merupakan kesaksian daripada siapapun
bukan merupakan saksi pandangan-mata, yakni dari seseorang yang
tidak hadir pada peristiwa_yang. dikisahkannya. Karena itu sumber
sprimer dengan demikian harus dihasilkan oleh seorang yang sejamen
dengan peristiwa_yang dikisahkannya. Akan tetapi sumbert primer it
idak perlu asli dalam arti hukum daripada kata asli 4), yakni dokumen
itu sendiri (biasanya versi tulisan yang pertama) yang isinya menjadi
subyek pembicaraan, karena seringkali suatu copy yang kemudian
4). Cf. John H. Wigmore, Student's Textbook of the Law of Evidence (Chicago, 1935),
pp. 225-6.
35
Dipindai dengan CamScanner‘at bagi keperty;
memenuhi sya /
un Man ji
sik Yunani dan Romay;
awit
Jas
1 suatu edisi cetakan akan juga
alnyst ucngena karyarkarys
rang sckali ada copy-copy sl! -
Seas rvcorie yang mempunyal begitu banyak ary
aan didalam pembicgrat®
“Asli” merupakan ka aie
berbeda-beda, schingga lebih bat
sejarah yang teliti, Kata itu dapat dan serine pergunakan nit
meayebutkan lima kondisi yang berbeda- iat davpade sesuatu qo
kumen, yang kesemuanya penting bagi sejarawan. Sesuatu dokumer
boleh discbut “asli” (1) karena mengandung gagas n yang segar ge
kreatif, (2) arena tidak diterjemahkan dari bahasa yang “ipergune
kan untuk menuliskannya, (3) karena ea pan yar
i Kk menetum diupam, (4) karena teksnya, merupakan tg
ringedisctujui, yang tidak diubah-ubal a tidak diganti-ganti, qa’
(5) karena merupakan sumber yang paling awal yang diperdapat me._|
ngenai informasi yang dikandungnya. Kelima arti laripada Kata ity
mungkin berimpitan tctapi tidak sinonim. We telah bi
ne sekali istilah “sumber-sumber asi” telah biasa dipak
Sayang sckMvan, dan adalah Jebih baik untuk mendefinisikan
Sebaiknya istilah itu oleh para seja.
oleh para sejaraw }
enggunaannys secara scksama.
pens Nmnakan dengan dua arti, yakni (1) Walk mendes.
k disalin, tidak
ni
rawan hanya diperg!
atu _sumbe!
Misal.
genal
jebih aval_telah hilang (
ci WeBerapA_pengel
Ka i Ta sejarawan serin;
Roma}—Dalam mempergunakan iste i pars 2
ete rang ketat, Disini akan divsabakan untuk mempergunakon
sey itu hanya dengan dua arti yang baru saja didefinistkan
Sumber-sumber primer tidak perlu asli didalam salah-satu dian.
fara dua ari tersebut, Sumber primer hanya harus, “asi” dalam ar
dari suber tain melainkan berasal dari
ti kesaksiannya tidak berasal
Ankan untuk menghindarkan kekacauan
tanzgan pertama. Hal itw ditek darka
an sumber primer. Kekacauan itu timbul karena
antara sumber asli di k
penggunaan yang sangal serampangan daripada kata asli. Kata iw
Ging dipergunakan oleh sejarawan sebagai sinonim bagi kata: manus-
irip atau berasal dari arsip. Namun cukup kita merenungkan seje
untuk menyadari bahwa sumber manuskrip tidak lebih primer daripada
sesuatu sumber cetakan, dan bahwa sumber manuskrip itu boleh jadi
sesuatu turunan dan bukan sumber “asli”. Bahkan bilamana sesuatu
sumber merupakan sumber primer, mungkin saja isinya mengenai se-
suatu subyek yang telah ada informasinya yang Icbih dulu, Karena itu-
Jah sesuatu sumber manuskrip tidak selalu “asli” dalam salahsatu di
36
Dipindai dengan CamScannerantara dua arti yang relevan ¢
apabila ia mengana mber,
tipada kata itu. H.
ng, sejarawa
akan aj
N peflama atau tangan kedua
Karena itu baginy. ak bedanya, apakah sesu
alah “asti™ dalam artian “sebagaimana dituliskan oleh py
yang sesunggubnya” atau sesuatu turunan, kecuali sejauh keaslian se-
macam itu dapat membantunya didalam usaha menentukan pengirany
nya dan dengan demikian menentukan apakah dokumen itu prime:
atau jika sekunder berasal dari kesaksian lebih merdeka yang. man
Pelajar-pelajar sojarah sering bertumpu kepada spesialis dalam bidang
ketrampilan meng-edit dan dalam bidang teknik-teknik
untuk menerbitkan koleksi manuskrip, dan mereka bersedia memper-
gunakannya didalam bentuk cetakan.
Unsur-unsur primer Jebih dicari daripada sumber primer secara menye-
Juruh
Sebagaimana yang baru saja ditunjukkan, seorang sejarawan lebih
mementingkan data khusus didalam sesuatu sumber pada sumer
jtu sendiri sebagai keseluruhan. Mudah sekali untuk menggambarkan
sesuatu sumber yang pada pokoknya bersifat primer namun mengan-
dung data sekunder (dan karena itu kurang berguna). Seorang jenderal
yang menuliskan sesuatu komunike dengan demikian menghasilkan
sesuatu sumber yang mungkin untek sebagian besar be: primer,
tetapi yang banyak detailnya bersifat sckunder, karena bahan-bahan
bagi informasi yang diperlukan bagi laporannya mau-tidak-mau bera-
sal dari anggota-anggota stafnya. Seorang wartawan mungkin menceri-
takan hal-hal yang dilihatnya sendiri, namun mungkin pula harus ber-
tumpu kepada keterangan “seorang jurubicara resmi” atau "sumber
yang biasanya dapat dipercaya”. Seorang sejarawan yang hati-h
{dak akan menggunakan semua pernyataan dalam komunike militer
semacam itu maupun berita-berita suratkabar, dengan kepercayaan
yang sama. Sebaliknya, jika ia, sebagaimana sering terjadi, menemu-
jan didalam sesuatu buku yang pada pokoknya sekunder (seperti sebu-
ah biografi atau bahkan suatu karya fiksi) surat-surat pribadi atau
cetusan-cetusan “couleur locale” yang diobservasi secara langsung,
ia dapat mempergunakannya sebagai bukti tangan pertama, jika me-
itu sejati dan relevan. .
re eogan perkataan Jain, sumber-sumber baik primer maupun se-
kunder, adalah penting bagi sejarawan karena mengandung, ped
unsur primer (atau setidak-tidaknya menyarankan petunjuk-petunju
e ii