Anda di halaman 1dari 12

PERUMUSAN STRATEGI

PENGEMBANGAN PRODUK
KURMA
SALAK BERDASARKAN
ANALISIS PRODUCT LIFE
CYCLE (PLC)
DAN SWOT PADA
KELOMPOK TANI AMBUDI
MAKMUR II
BANGKALAN

NAMA : ZALZA FADILA LARASATI


NIM : 21612011711

1
LATAR BELAKANG

Daftar isi

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT


Halaman Sampul yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
Daftar Isi sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Kata Pengantar ........................2 makalah yang berjudul “strategi pemasaran dan
Bab I Pendahuluan pengembangan produk beserta tahapan ini untuk
1.1 Latar Belakang ..................3 Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
1.2 Rumusan Masalah ..................4 kepada Bapa kSelaku dosen Drs Bakhtiar
1.3 Tujuan Penulisan ................... 4 HM ., MM mata kuliah manajemen pemasaran
1.4 Manfaat Penulisan ....................4 yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat
menambah Pengetahuan dan wawasan sesuai
BAB II dengan bidang studi yang penulis tekuni.
2.1 Menjelaskan tentang matrik SWOT..........5 Disamping itu penulis mengakui bahwa ada banyak
kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat membawa pemahaman
Bab III Kesimpulan dan pengetahuan bagi kita semua tentang
3.1 Kesimpulan ......................................11 “manajemen pemasaran untuk mengenai tentang
Daftar Pustaka PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK
KURMA SALAK BERDASARKAN ANALISIS PRODUCT
LIFE CYCLE (PLC)
DAN SWOT PADA KELOMPOK TANI AMBUDI
MAKMUR II BANGKALAN “ untuk memenuhi
kebutuhan terhadap pesaing pekerja sesuai
dengan bertahap untuk memajukan pendidikan
dan mudah dipahami tentang strategi
pengembangan produk dan bertahap untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi dan bisnis.

2
teknologi. Oleh sebab itu, perlu diketahui
strategi-strategi pengembangan produk agar
menjadi efektif dan efisien (Sunarso dan
Suseno,2008).
Pada dasarnya, setiap produk baru yang
diluncurkan menghadapi empat tahapan
dalam umur hidupnya.Agar mampu melewati
kegagalan, suatu perusahaan dituntut untuk
melakukan pengembangan produk untuk
menyesuaikan dengan kondisi di pasaran.
Salah satu faktor yang dilihat adalah customer
need (kebutuhan konsumen). Kebutuhan
konsumen akan peningkatan nilai suatu
produk sudah menjadi kunci dari siklus hidup
suatu produk. Ketentuan-ketentuan konsumen
untuk peningkatan produk akan menjadi input
yang sangat penting dalam pengembangan
produk. Selain itu, dengan melakukan
penelitian terhadap product life
cyclememungkinkan suatu perusahaan untuk
melakukan inovasi dalam memperkenalkan
rancangan atau pengembangan produknya,
sehingga dapat lebih mengembangkan
perusahaannya (Hadisoegondo, 2010).
Kurma salakmerupakan salah satu
makanan khas yang berasal dari
Bangkalan.Produk olahan ini muncul sebagai
hasil kreatifitas ketua kelompok tani Ambudi
Makmur II Bangkalan yang
melihatberlimpahnya buah salak yang tidak
termanfaatkan ketika panen raya.Produktivitas
buah salak yang tinggi berdampak pada harga
BAB I
jual rendah.Akibatnya, hasil panen buah salak
A.latar belakang
yang tidak terjual menjadi busuk dan itu
Pengembangan produk merupakan salah
berarti kerugian besar bagi para
satu kunci dari suatu siklus hidup produk
petani.Pengembangan usaha pembuatan
(product life cycle) pada sebuah
kurma salak yang kini terkenal sebagai
perusahaan.Bersamaan dengan
camilan dan oleh-oleh khas Bangkalan, tidak
perkembangan teknologi, perusahaan dituntut
terlepas dari peran ketua kelompok tani
untuk bisa terus-menerus memperbaiki dan
Ambudi Makmur II yaitu ibu Saniah yang
meningkatkan nilai ekonomi dari produk yang
sukses menciptakan peluang usaha serta
sedang diproduksi. Dalam lingkungan industri
lapangan pekerjaan.Dengan melihat kondisi
yang cepat berubah ini, memperkenalkan
seperti ini, penelitian yang terkait dengan
produk baru merupakan suatu cara
pengembangan produk mutlak dilakukan.Hal
perusahaan untuk dapat survive.
ini terkait dengan strategi perbaikan dan
Pengembangan produk jarang menjadi
pengembangan produk yang harus diterapkan
tanggung jawab fungsi operasi itu sendiri,
agar usaha ini dapat terus bertahan.Product
tetapi operasi sangat dipengaruhi oleh
life cycleadalah suatu konsep penting yang
pengenalan produk baru.Sementara itu,
memberikan pemahaman tentang dinamika
pengembangan produk sangat dibatasi oleh

3
LATAR BELAKANG
kompetitif suatu produk.Perpaduan antara salak.Product life cycle digunakan untuk
product life cycle dan SWOT dapatmembantu mengenali tahapan-tahapan yang dilalui
perusahaan untuk membuat strategi-strategi produk selama masa hidup suatu
pengembangan produk. produk.Dalam tahapan-tahapan tersebut
terkandung peluang-peluang dan juga
METODE PENELITIAN persoalan khusus sehubungan dengan
Data Penelitian. Data-data yang strategi pemasaran.Dengan mengenal
dibutuhkan dalam penelitian ini, antara lain dimana produk sedang berada atau
adalah data primer dan data sekunder : kemana produk sedang mengarah,
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh perusahaan bisa menentukan rencana
secara langsung terhadap obyek yang pemasaran yang lebih baik. Dalam
diteliti . Dalam penelitian ini, data primer pembahasan suatu daur hidup produk, di
berupa data wawancara dan kuisioner dalamnya terkandung pengertian : 1.
yang berhubungan dengan permasalahan Setiap produk mempunyai batas umur.
yang diteliti seperti proses produksi, 2. Penjualan produk melewati
saluran distribusi, daerah pemasaran, tahapantahapan yang jelas dan setiap
kendala pengembangan produk. tahapan memberi tantangan yang
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh berbeda kepada produsen.
secara tidak langsung dan merupakan 3. Keuntungan yang diperoleh dari
doumentasi masa lampau. Dalam penjualan akan meningkat dan menurun
penelitian ini, yang merupakan data pada tahapan yang berbeda dalam daur
sekunder adalah data jumlah penjualan hidup produknya.
kurma salak per bulan. 4. Produk menuntut strategi yang
Metode Analisis. Dalam penelitian ini berlainan dalam hal pemasaran,
digunakan beberapa metode analisis yaitu : keuangan, produksi, personalia maupun
a. Matrik SWOT (Stengths Weakness pembelian pada setiap tahapan dalam
Opportunities Threats). Matrik SWOT daur hidup produknya.
didahului dengan identifikasi faktor internal Terdapat empat tahapan/siklus dalam
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor Product life cycle, yaitu :
eksternal (peluang dan ancaman) untuk 1. Tahap introduction (pengenalan)
memilih alternatif strategi perusahaan 2. Tahap growth (pertumbuhan)
dengan mengetahui kondisi sekarang 3. Tahap maturity (kedewasaan)
sehingga strategi yang dipilih merupakan 4. Tahap decline (penurunan) Tahapan-
strategi yang paling tepat tahapan dalam Product Life Cycle dapat
b. Product Life Cycle (PLC). Inputan Product dilihat pada Gambar 1.
life cycleadalah data produksi kurma

4
menggambarkan secara jelas bagaimana
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang, mengatasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang, menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman, dan
meminimalkan kelemahan untuk menghindari
ancaman. Selanjutnya hasil identifikasi
tersebut digunakan sebagai inputan matrik
SWOT yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Berdasarkan matrik SWOT pada Tabel 1,
diperoleh alternatif strategi yang kemudian
mengalami penyederhanaan dengan melihat
c. Analisis QSPM (Quantitative Strategics kemiripan antar strategi sehingga diperoleh
Planning Matrix). QSPM untuk menetapkan alternatif strategi.
ketertarikan relatif (relative attractivenss)
antara faktor internal dan eksternal dengan
strategi SWOT dan Life CycleProduct yang
telah dipilih . Setelah itu menentukan
strategi mana yang dianggap paling baik
untuk diimplementasikan. Untuk
mengetahui strategi yang paling baik dapat
dilihat dari hasil analisis QSPM yang
mendapat TotalScore Attractivness(TAS)
yang tertinggi dari beberapa alternatif
strategi yang telah dipilih.

BAB II

Matrik SWOT. Berdasarkan data-data


yang telah dikumpulkan, maka dilakukan
identifikasi terhadap faktor internal
(kekuatankelemahan) dan faktor eksternal
(peluangancaman).Perumusan strategi dari
faktor internal dan eksternal, diperoleh dari
memadukan kedua faktor tersebut dalam
SWOT Matrix. SWOT Matrix dapat

Internal 1. Tidak memiliki hak paten


Tabel 1. Matrik SWOT
Strenght (S) Weakness (W)
Eksternal 1. Unik, memiliki rasa yang berbeda 1. Waktu
kadaluarsa lebih pendek dibandingkan produk
Opportunity (O) kurma pada dibandingkan kurma pada
1. Merupakan jenis makanan yang diminati umumnya umumnya
2. Belum ada di pasaran, jadi belum ada pesaing 2. Tanpa bahan pengawet 2. Bahan baku
3. Daerah pemasaran dapat dikembangkan ke utama tidak mudah
seluruh dan propinsi lainnya
Threat (T)

5
LATAR BELAKANG
3. Harga lebih ekonomis diperoleh karena daerah lain
bersifat musiman Strategi 7:Mendaftarkan produk agar
SO Strategies WO Strategies mendapatkan hak
pengesahan copyright
Strategi 8: Mencantumkan
1. Memperluas daerah pemasaran 1. Melakukan
tanggal expired pada
peramalan permintaan
kemasan
(S1, O2, O3) (W1, O1)
Product Life Cyle (PLC). PLC digunakan
2. Meningkatkan produksi kurma 2. Menjalin
untuk mengetahui posisi produk selama siklus
kerjasama dengan petani
hidupnya yang menggambarkan peluang,
salak (S2, O1) salak di daerah lain (W2,dan
tantangan O2) permasalahan yang dihadapi.
3. Membuat kemasan dengan 3. Mengembangkan Untuk membuat diagram PLC diperlukan data
tempat produksi berbagai ukuran bobot (S3, O1)
penjualan yang diperoleh pada tahun
di daerah lain (W2, O3)
20092010 (20 bulan) dan ditunjukkan dalam
4. Memperluas daerah pemasaran
Gambar 2.
(W2, O2, O3)
ST Strategies WT Strategies
1. Mendaftarkan produk agar 1. Mencantumkan
tanggal expired mendapatkan
pengesahan pada kemasan
(W1, T1) copyright. (S1, T1)
2. Memperluas daerah pemasaran
(S1, S, S3, T1)

Strategi 1: Memperluas daerah


pemasaran Gambar 2.Grafik Penjualan Kurma Salak
Strategi 2: Meningkatkan produksi
kurma salak
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa
Strategi 3: Membuat kemasan dengan penjualan kurma salak mengalami peningkatan
berbagai ukuran
pada setiap bulannya. Adanya kebutuhan
Strategi 4: Melakukan peramalan untuk mengetahui pola dan tren penjualan
permintaan kurma salak dimasa yang akan datang, maka
Strategi 5: Menjalin kerjasama dengan dilakukan peramalan dengan metode Trend
petani salak di daerah lain Analysis. Hasil peramalan ditunjukkan pada
Strategi 6: Mengembangkan Gambar 3.
tempat produksi di

6
Tabel 2.Quantitative Strategic Planning

Alternatif Strategi
No. Faktor Kunci Bobot S1 S2 S3 S4
AS AS AS AS
TAS TAS TAS TAS
Opportunity

1 Merupakan jenis makanan yang 3 0 4 0 4 0 4 0


diminati 0.10 konsumen . . . .
3 4 4 4
Gambar 3. Grafik Peramalan Penjualan Kurma 0
0 0 0
Salak
2 Belum ada di pasaran, jadi belum 4 0 4 0 2 0 1 0
ada pesaing 0.15 3 Daerah . 4 . 2 . .
Berdasarkan Gambar 2 dan Gambar 3 pemasaran dapat dikembangkan ke 4
6 6 3
2
1
0 0 0 5
terlihat bahwa jumlah penjualan untuk periode 0.20 seluruh Madura dan 0
0 0 0
berikutnya cenderung meningkat. Jika kita kaji propinsi lainnya . . . .
8
berdasarkan karakteristik setiap tahapan yang 8
0
4 4
ada pada PLC maka produk kurma salak 0 0 0
Threath
berada pada tahap growth (pertumbuhan)
yang disajikan pada Gambar 4. 1 Tidak memiliki hak paten 0.153 0 1 0 3 0 1 0
Srenght . . . .
4 1 4 1
5 5 5 5
1 Unik, memiliki rasa yang berbeda3 0 3 0 2 0 1 0
dibandingkan0.15 . . . .
4 4 3 1
produk kurma pada umumnya
5 5 0 5
2 Tanpa bahan pengawet 0.05 3 0 2 0 4 0 4 0
. 2 . 3 . .
3 Harga lebih ekonomis 0.05 1 1 2 2
Weakness 3 1
5 0 0 0
0 0 0 0
. . . .
1 1 1 0
0
Gambar 4. ProductLife Cycle Kurma Salak 5 5 5
1 Waktu kadaluarsa lebih pendek 4 0 2 0 1 0 4 0
dibandingkan 0.05 kurma pada . . . .
Berdasarkan identifikasi PLC kurma salak umumnya 2 1 0 2
0 0 5 0
yang saat ini sedang mengalami tahap
2 Bahan baku utama tidak mudah 3 0 2 0 1 0 2 0
pertumbuhan (Growth), diperoleh 4 alternatif . . . .
diperoleh 0.10 karena bersifat
strategi sebagai berikut : musiman 3 2 1 2
0
Strategi 1: Meningkatkan kualitas 0 0 0
Jumlah Nilai Daya Tarik 1.00 3 2 2 1.
produk
. . . 7
Strategi 2: Menambah model-model 4 7 2 0
baru (misalnya dengan 0 0 5
berbagai ukuran)
Strategi 3: Memperluas daerah
pemasaran Perumusan Alternatif Strategi. Berdasarkan
Strategi 4: Produsen beralih dari iklan pada matrik SWOT dan PLC yang kemudian
yang membuat orang disederhanakan, maka diperoleh alternatif
menyadari produk menjadi strategi sebagai berikut :
membuat orang memilih Strategi 1 (S1): Memperluas daerah
produk. pemasaran

7
LATAR BELAKANG
Strategi 2 (S2): Meningkatkan produksi 2004).Kriteria nilai 1 adalah tidak menarik,
kurma salak kriteria nilai 2 adalah cukup menarik, kriteria
Strategi 3 (S3): Membuat kemasan dengan nilai 3 adalah menarik, dan kriteria nilai 4
berbagai ukuran adalah sangat menarik. Strategi yang
bobot mendapat Total Atractiveness Score (TAS)
Strategi 4 (S4): Melakukan peramalan tertinggi merupakan strategi yang paling baik
permintaan untuk diimplementasikan.
Strategi 5 (S5): Menjalin kerjasama
dengan petani salak di daerah HASIL DAN PEMBAHASAN
lain Matrik SWOT. Berdasarkan matrik SWOT
Strategi 6 (S6): Mengembangkan pada kolom Strength-Opportunity (SO)
tempat produksi di daerah lain diperoleh beberapa alternatif strategi yaitu:
Strategi 7 (S7): Mendaftarkan produk agar 1. Memperluas daerah pemasaran produk
kurma salak dengan mengutamakan
mendapatkan hak
keunikan yang dimiliki dan belum adanya
pengesahan copyright
pesaing. Target daerah pemasaran antara
Strategi 8 (S8): Mencantumkan tanggal
lain : Pulau Madura dan Jawa Timur.
expired pada kemasan
2. Pembuatan produk kurma salak ini tidak
Strategi 9 (S9): Meningkatkan kualitas
menggunakan bahan pengawet sehingga
produk
diminati konsumen, jadi Kelompok Tani
Strategi 10 (S10): Produsen beralih dari iklan
Ambudi Makmur II harus lebih meningkatkan
yang membuat orang menyadari
jumlah produksi kurma salak dengan harga
produk kurma salak yang lebih ekonomis.
menjadi membuat orang memilih 3. Menghadirkan produk kurma salak dengan
produk kurma salak. berbagai kemasan ukuran bobot sehingga
Quantitative Strategic Planning Matrix bisa menyesuaikan dimana pembeli ingin
(QSPM). Dari perumusan alternatif strategi mengkonsumsi kurma salak. Misalnya untuk
yang telah dilakukan pada bagian di rumah, konsumen lebih memilih ukuran
sebelumnya, maka langkah selanjutnya bobot yang lebih berat sebagai camilan
adalah memberikan penilaian terhadap pribadi dan hidangan untuk tamu. Pada saat
alternatif strategi dalam Quantitative Strategic berpergian, konsumen bisa memilih ukuran
Planning Matrix (QSPM). QSPM merupakan bobot yang lebih ringan sehingga fleksibel jika
teknik yang secara obyektif dapat dibawa-bawa. Ukuran bobot yang disarankan
menetapkan strategi altematif yang antara lain : 250 gram, 500 gram, 1000 gram
diprioritaskan. Sebagai suatu teknik, QSPM dan 2000 gram.
memerlukan good intuitive judgemeni (David,

8
Berdasarkan matrik SWOT pada kolom Peralatan yang digunakan dalam proses
Weakness-Opportunity (WO) diperoleh beberapa produksi kurma salak masih sederhana dan
alternatif strategi yaitu: masih sangat bergantung pada tenaga
1. Melakukan peramalan permintaan konsumen matahari sebagai pengering. Sehingga proses
untuk meminimalisir produk yang dibuang produksi bisa terhambat jika musim hujan.
karena kadaluarsa. Tenaga kerja yang digunakan masih sedikit
2. Belum adanya pesaing untuk produk kurma yaitu 3 orang yang berasal dari masyarakat
yang berbahan baku buah salak, menjadikan setempat.Penggunaan peralatan manual dan
hasil panen buah salak di daerah lain masih jumlah tenaga kerja yang rendah,
banyak, sehingga bisa menjalin kerjasama menyebabkan jumlah produksi rendah.
dengan petani salak di daerah lain karena Keuntungan yang diperoleh dari produksi
buah salak bersifat musiman. Daerah yang Kurma Salak tidak begitu besar ± 25% dari
bisa menjadi alternatif, antara lain : biaya bahan baku dan biaya produksi lainnya,
kecamatan Socah dan Candih. sehingga produsen tidak mengalami kerugian.
3. Mengembangkan tempat produksi kurma Promosi dilakukan awalnya dengan cara
salak di daerah lain penghasil salak dan menjual produk kepada konsumen sebagai
sekaligus memperluas daerah pemasaran. oleh-oleh khas Bangkalan dengan harga yang
Daerah yang bisa menjadi alternatif, antara cukup murah. Beberapa bulan kemudian,
lain : kecamatan Socah dan Candih. media massa berdatangan untuk meliput hasil
Berdasarkan matrik SWOT pada kolom Sumber Daya Alam (SDA) kota Bangkalan.
Strength-Threat (ST) diperoleh beberapa Dengan adanya media massa, biaya promosi
alternatif strategi yaitu: dapat berkurang. Kelompok Ambudi Makmur
1. Produk kurma salak merupakan yang pertama II sudah tidak melakukan promosi pada akhir
sebagai inovasi baru hasil olahan dari buah tahun 2009 karena konsumen sudah mulai
salak jadi membutuhkan hak kepemilikan banyak yang berdatangan.Daerah pemasaran
(paten) sehingga produk kurma salak harus kurma salak hanya di Kabupaten Bangkalan.
didaftarkan ke Dirjen Tahap Pertumbuhan (Growth). Memasuki
Hak Kekayaan Intelektual agar mendapatkan awal tahun 2010, produk kurma salak
pengesahan copyright. Berdasarkan matrik memasuki tahapan pertumbuhan (Growth),
SWOT pada kolom hal ini dapat dilihat dari tidak adanya promosi
Weakness-Threat (WT) diperoleh beberapa karena akibat dari bantuan promosi oleh
alternatif strategi yaitu: media massa. Jumlah penjualan kurma salak
1. Mencantumkan tanggal expired membuat semakin tinggi sehingga produksi kurma salak
konsumen mengetahui batas kadaluarsa semakin meningkat.Daerah pemasaran masih
produk. tetap di Kabupaten Bangkalan.
Product Life Cyle (PLC). Berdasarkan Peralatan produksi sudah menggunakan
Gambar 4 yang menunjukkan bahwa produk teknologi modern yaitu menggunakan mesin
kurma salak berada dalam tahapan growth oven sebagai alat pengeringnya dan jumlah
(pertumbuhan), maka dapat diidentifikasikan pekerja yang bertambah dari 3 menjadi 8 orang,
karakteristik produk dan strategi yang sesuai. sehingga jumlah produksi bisa ditingkatkan.
Adapun tahapan-tahapan yang telah dan Volume penjualan yang cenderung meningkat,
sedang dijalani produk kurma salak adalah menyebabkan laba yang diperoleh sangat tinggi
sebagai berikut: ±100% dari modal bahan baku dan biaya
Tahap Pengenalan (Introduction). Pada produksi lainnya. Produk Kurma Salak
tahun 2008, produk kurma salak mulai Bangkalan didistribusikan di beberapa pusat
diproduksi dan dipasarkan secara terbatas oleh-oleh di kota Bangkalan. Konsumen pun
sehingga pada tahun tersebut produk kurma dapat membelinya langsung di tempat
salak memasuki tahap pengenalan produksinya di desa Kramat - Bangkalan.Hingga
(Introduce).

9
LATAR BELAKANG
tahun 2011 ini, produk kurma salak sedang setiap strategi akan ditentukan oleh Ketua
menjalani tahapan pertumbuhan (Growth). Kelompok Tani Ambudi Makmur II. Hasil
Berdasarkan analisis diatas, maka dapat perangkingan QSPM pada alternatif strategi
dirumuskan alternatif strategi sebagai berikut: dari nilai TAS tertinggi ke terendah adalah
1. Meningkatkan kualitas produk : Memilih sebagai berikut:
bahan baku dengan kualitas tinggi secara
selektif. Misalnya daging buah yang tebal dan Strategi 1 (S1) dengan nilai TAS 3,40:
rasa buah yang manis. Memperluas daerah pemasaran : Produk
2. Menambah model-model baru (misalnya kurma salak merupakan produk yang
dengan berbagai ukuran) : Menghadirkan benarbenar baru sehingga perlu memperluas
produk kurma salak dengan berbagai daerah pemasaran agar lebih dikenal secara
kemasan ukuran bobot sehingga bisa global. Dengan memperluas daerah
menyesuaikan dimana pembeli ingin pemasaran produk kurma salak. Target
mengkonsumsi kurma salak. Ukuran bobot daerah pemasaran antara lain : Pulau Madura
yang disarankan antara lain : 250 gram, 500 dan Jawa Timur.
gram, 1000 gram dan 2000 gram.
3. Memperluas daerah pemasaran : Produk Strategi 6 (S6) dengan nilai TAS 2,85:
kurma salak merupakan produk yang benar- Mengembangkan tempat produksi di daerah
benar baru sehingga perlu memperluas lain :Mengembangkan tempat produksi kurma
daerah pemasaran agar lebih dikenal secara salak di daerah lain penghasil salak dan
global. Dengan memperluas daerah sekaligus memperluas daerah pemasaran.
pemasaran produk kurma salak. Target Daerah yang bisa menjadi alternatif, antara
daerah pemasaran antara lain : Pulau Madura lain : kecamatan Socah dan Candih.
dan Jawa Timur.
4. Produsen beralih dari iklan yang membuat
Strategi 2 (S2) dengan nilai TAS 2,70:
orang menyadari produk menjadi orang
Meningkatkan produksi kurma salak:
memilih produk : Membuat pamflet-pamflet
Pembuatan produk kurma salak ini tidak
yang menarik agar konsumen memilih produk
menggunakan bahan pengawet sehingga
karena keistimewaannya dan manfaatnya
diminati konsumen, jadi Kelompok Tani
misalnya dari segi kesehatan.
Ambudi Makmur II harus lebih meningkatkan
Matrik QSPM. Matrix QSPM bertujuan untuk
jumlah produksi kurma salak dengan harga
menetapkan ketertarikan relatif
yang lebih ekonomis.
(Relative Attractiveness) dari sepuluh strategi
yang telah dipilih untuk menentukan strategi
mana yang paling baik untuk Strategi 7 (S7) dengan nilai TAS 2,65:
diimplementasikan.Attractiveness Score pada Mendaftarkan produk agar mendapatkan hak

10
pengesahan copyright :Produk kurma salak konsumen memilih produk karena
merupakan yang pertama sebagai inovasi keistimewaannya dan manfaatnya misalnya dari
baru hasil olahan dari buah salak jadi segi kesehatan.
membutuhkan hak kepemilikan (paten)
sehingga produk kurma salak harus Strategi 4 (S4) dengan nilai TAS 1,70:
didaftarkan ke Dirjen Hak Kekayaan Melakukan peramalan permintaan :Melakukan
Intelektual agar mendapatkan pengesahan peramalan permintaan konsumen setiap
copyright. beberapa bulannya untuk meminimalisir
produk yang dibuang karena kadaluarsa.
Strategi 5 (S5) dengan nilai TAS 2,30: Menjalin
kerjasama dengan petani salak di daerah KESIMPULAN
lain :Belum adanya pesaing untuk produk kurma Berdasarkan keterangan-keteranganyang
yang berbahan baku buah salak, menjadikan telah dipaparkan sebelumnya dan dari
hasil panen buah salak di daerah lain masih pelaksaan kegiatan dapat disimpulkan bahwa:
banyak, sehingga bisa menjalin kerjasama 1.
dengan petani salak di daerah lain karena buah
salak bersifat musiman. Daerah yang bisa Inkubasi bisnis dapat dimulai dengan
menjadi alternatif, antara lain : kecamatan Socah pendirian
dan Candih. Start company
Untukmemacu mahasiswa dan dosen
Strategi 3 (S3) dengan nilai TAS2,25: untukturut terlibat dalam kewirausahaan
Membuat kemasan dengan berbagai ukuran bidang IT, yaitu dalam bidang Jasa berupa
bobot :Menghadirkan produk kurma salak Software development dan ITJaringan serta
dengan berbagai kemasan ukuran bobot dalam bidang Networkdan Jaringan.2.
sehingga bisa menyesuaikan dimana pembeli
ingin mengkonsumsi kurma salak. Misalnya Kegiatan sertifikasi baik mahasiswamaupun
untuk di rumah, konsumen lebih memilih ukuran dosen dapat memberikan pengetahuan lebih
bobot yang lebih berat sebagai camilan pribadi untuk dapatdimanfaatkan dalam kegiatan
dan hidangan untuk tamu.Pada saat berpergian, menunjang
konsumen bisa memilih ukuran bobot yang lebih Kewirausahaan
ringan sehingga fleksibel jika dibawa-bawa.
Ukuran bobot yang disarankan antara lain : 250 REFERENSI
gram, 500 gram, 1000 gram dan 2000 gram. David R. Fred. 2004. Manajemen Strategi. New
Jersey :Prentice Hall.
Strategi 8 (S8) dengan nilai TAS 2,25: Hadisoegondo, Soebroto. 2010. Pengembangan
Mencantumkan tanggal expired pada Produk UMKM.
kemasan :Mencantumkan tanggal expired http://www.smecda.com/deputi7/file_infokop/e
membuat konsumen mengetahui batas disi%2025/pengemb_ukm.pdf (9
kadaluarsa produk. November 2011)
------2011. Saniah, Sukses Ciptakan Peluang Usaha
Strategi 9 (S9) dengan nilai TAS 2,15: Melalui Kurma Salak
Meningkatkan kualitas produk : Memilih bahan http://ciputraentrepreneurship.com/kuliner/997
baku dengan kualitas tinggi secara selektif. 3-saniah-sukses-ciptakan-peluang-usaha-
melaluikurma-salak.html (20 Desember 2011)
Strategi 10 (S10) dengan nilai TAS 2,15: ------ 2011.The Product Life
Produsen beralih dari iklan yang membuat orang Cycle.http://www.quickmba.com/marketing/pro
menyadari produk kurma salak menjadi duct/lifecycle/ (19 Desember 2011)
membuat orang memilih produk kurma salak: Sunarso, Suseno Y.Djoko.2008. Analisis Dampak
Membuat pamflet-pamflet yang menarik agar Pengembangan Produk Makanan Olahan Usaha

11
LATAR BELAKANG
Kecil Mikro Terhadap Kinerja Usaha. Jurnal
Eksplorasi Vol. XX No.1 : 17-33.

12

Anda mungkin juga menyukai