Anda di halaman 1dari 25

HADITS

KELAS Vi

SD MUHAMMADIYAH 10 PAGAK
UNTUK KALANGAN SENDIRI

NAMA : ..........................

SEMESTER GANJIL
KOMPETENSI DASAR
KI3. PENGETAHUAN
3.1 Memahami Hadits Tentang “Dosa-dosa Besar dan Perowinya”
3.2 Memahami Hadits Tentang “Menjaga Mulut dan Kemaluan dan Perowinya”
3.3 Memahami Hadits Tentang “LARANGAN SALING HASAD, SALING BENCI”
3.4 Memahami Hadits Tentang “Terputusnya Amalan Selain Tiga Perkara”
KI4. KETRAMPILAN
4.1 Menulis hadits tentang “Dosa-dosa Besar” dengan benar
4.2 Melafalkan hadits tentang “Dosa-dosa Besar”dengan benar
4.3 Menulis hadits tentang “Menjaga Mulut dan Kemaluan”dengan benar
4.4 Melafalkan hadits tentang “Menjaga Mulut dan Kemaluan”dengan benar
4.5 Menulis hadits tentang “Larangan Saling Hasad, Saling Benci” dengan benar
4.6 Melafalkan hadits tentang “Larangan Saling Hasad, Saling Benci” dengan benar
4.7 Menulis hadits tentang “Terputusnya Amalan Selain Tiga Perkara” dengan benar
4.8 Melafalkan hadits tentang “Terputusnya Amalan Selain Tiga Perkara” dengan benar

1. Dosa-dosa Besar
: ‫ص َّل هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َع ِن ْال َكبَاِئ ِر قَا َل‬ َ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل ُسِئ َل النَّبِ ُّي‬ ٍ َ‫َع ْن َأن‬
ِ ‫س َر‬
ُّ ُ‫ َو َشهَا َدة‬,‫س‬
‫الز ْو ِر‬ ِ ‫ َوقَ ْت ُل النَّ ْف‬,‫ق ْال َوالِ َدي ِْن‬ُ ‫ َو ُعقُ ْو‬, ِ‫ك بِاهلل‬ ُ ‫اِإْل ْش َرا‬
(‫)صحيح البخاري‬
Diriwayatkan dari Anas RA ia berkata ,Nabi SAW pernah ditanya (oleh sahabat) perihal dosa
–dosa besar.”Beliau menjawab ,”syirik kepada Allah , durhaka kepada kedua orang tua ,membunuh
jiwa dan persaksian palsu.”(Shahih Bukhari:2653).
Perawi Hadits
Abu Hamzah , Anas bin Malik Al Anshari. Pelayan Rasulullah SAW .Lahir di Madinah
sepuluh tahun sebelum terjadi peristiwa hijrah ke Madinah .Masuk islam di waktu kecil .Lalu ia
melayani dan menyertai Nabi SAW sehingga beliau menemui Rabb-Nya.
Setelah itu mengadakan perjalanan ke Damaskus , kemudian pindah ke Bashrah.
Ia banyak meriwayatkan hadits.Hadits yang ia riwayatkan dari Nabi SAW sebanyak :2286 hadits
Ia meninggal dunia di Bashrah tahun 93 H dalam usia lebih dari seratus tahun.

Beberapa buah faedah dari hadits ini:


1. Peringatan keras agar tak terjatuh ke dalam dosa –dosa termasuk di atas ,karena ia termasuk
dosa-dosa yang terbesar.
2. Keempat dosa tersebut , termasuk dosa terbesar karena ia dapat merusak akidah, norma
hukum, akhlak,sosial kemasyarakatan dan membinasakan pelakunya.
3. Dosa –dosa besar tersebut bisa merusak hubungan antara manusia dengan Rabb-
Nya ,mengganggu hubungan keluarga dan masyarakat .Dan ia menyebabkan pelakunya
sengsara di dunia dan akherat .Terkecuali jika ia bertaubat kepada Allah SWTdengan taubat
yang sesungguhnya.

LATIHAN 1
1. Sebutkan dosa-dosa besar yang harus di jauhi yang di sebutkan hadits diatas!
2. Syirik dikatakan dosa besar karena ...................
3. Durhaka pada orangtua di katakan dosa besar karena ......
4. Persaksian palsu di katakan dosa besar karena ........
5. Membunuh jiwa di katakan dosa besar karena ........

NILAI 3.1

LATIHAN 2
1. Pelayan Rosuulullooh SAW adalah .......
2. Nama lengkap perowi hadits diatas adalah ...............
3. Hadits tentang dosa-dosa besar di atas di shohihkan oleh ...............
4. Pelaku dosa-dosa besar diatas akan sengsara di ..............
5. Anas meninggal di ........
6. Hadits yang di riwayatkan Anas dari Nabi SAW sebanyak ..................
7. Usia Anas bin Malik adalah .............
8. Anas bin Malik meninggal dunia di Bashrah tahun ................
9. Anas bin Malik masuk Islam diwaktu ...............
10. Akibat dari dosa-dosa besar adalah ..............

NILAI 3.1

LATIHAN 3
1. Tulislah kembali hadits tentang Dosa-dosa besar dengan benar!

2. Baca atau hafalkan hadits tentang Dosa-dosa besar dengan benar!


NILAI 4.1 NILAI 4.2

LATIHAN 4
1. Syirik dikatakan dosa besar karena ...................
2. Nama lengkap perowi hadits diatas adalah ...............
3. Membunuh jiwa di katakan dosa besar karena ........
4. Anas bin Malik masuk Islam diwaktu ...............
5. Persaksian palsu di katakan dosa besar karena ........
6. Usia Anas bin Malik adalah .............
7. Akibat dari dosa-dosa besar adalah ..............
8. Pelaku dosa-dosa besar diatas akan sengsara di ..............
9. Hadits yang di riwayatkan Anas dari Nabi SAW sebanyak ..................
10. Durhaka pada orangtua di katakan dosa besar karena ......
‫‪NILAI 3.1‬‬

‫‪LATIHAN 5‬‬
‫!‪Lengkapilah hadits berikut dengan benar‬‬

‫ص َّل هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬


‫ض َي هللاُ قَا َل ُسِئ َل النَّبِ ُّي َ‬ ‫َع ْن َأنَ ٍ‬
‫س َر ِ‬
‫َع ِن ‪.......‬قَا َل ‪............ :‬بِاهللِ ‪َ ,‬و ‪ْ ........‬ال َوالِ َدي ِْن‪َ ,‬وقَ ْت ُل‪َ ,........‬و َشهَا َدةُ‬
‫‪.............‬‬ ‫‪NILAI 3.1‬‬

‫‪2.Menjaga Mulut dan Kemaluan‬‬

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ‪َ :‬م ْن‬‫ض َي هللاَ َع ْنهُ َع ْن َرس ُْو ِل هللاِ َ‬ ‫َع ْن َسه ِْل ب ِْن َس ْع ٍد َر ِ‬
‫يَضْ َم ْن لِ ْي َما بَي َْن لَحْ يَ ْي ِه‪َ ,‬و َما بَي َْن ِرجْ لَ ْي ِه‪َ ,‬أضْ َم ْن لَهُ ْال َجنَّةُ‬
( ‫) صحيح البخاري‬
Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad RA dari Rosuulullooh SAW bersabda,”Barang siapa yang dapat
menjamin untukku apa yang berada diantara dua rahangnya (mulut) dan apa yang ada diantara dua
kakinya (kemaluan) maka aku akan menjamin baginya syurga.” (shohih Bukhori)
Perowi Hadits
Abu Al Abbas, Sahl bin Sa’ad As Saidi Al Anshari. Dia termasuk sahabat yang masyhur. Meriwayatkan
hadits dari Nabi SAW sebanyak 188 hadits. Ia berumur 15 thn sewaktu Rosuulullooh SAW wafat.
Ia meninggal dunia di Madinah, dalam usia 100 thn atau 91 thn.
Faedah hadits
1. Anjuran untuk berpegang teguh kepada akhlak yang terpuji dalam setiap kondisi, keadaan dan
dalam bermasyarakat.
2. Menjaga mulut dan kemaluan dari perkara yang haram, merupakan jalan masuk kedalam
syurga dan selamat dari api neraka.
3. Kewajiban untuk memelihara mulut dan kemaluan, tekecuali terhadap apa yang telah Allooh
SWT halalkan dari ucapan, perbuatan, dan hubungan biologis.
LATIHAN 1
1. Di dalam bermasyarakat di anjurkan untuk berpegang teguh pada akhlak yang .............
2. Jika ingin masuk syurga dan selamat dari neraka, maka yang harus dilakukan diantaranya
adalah menjaga ................
3. Keselamatan seseorang salah satunya tergantung dari penjagaan ......................
4. Yang dimaksud menjaga mulutnya adalah ..................
5. Balasan bagi yang bisa menjaga mulut dan kemaluannya adalah ...................

NILAI 3.2

LATIHAN 2
1. Nama panjang dari Sahl bin Sa’ad adalah .........
2. Sahl bin Sa’ad memiliki anak yang bernama ...................
3. Sahl bin Sa’ad Meriwayatkan hadits dari Nabi SAW sebanyak ..................
4. Ketika Rosuulullooh SAW wafat Sahl bin Sa’ad berusia ............
5. Hadits diatas dishohihkan oleh .................

NILAI 3.2

LATIHAN 3
1. Tulislah kembali hadits tentang Menjaga Mulut dan Kemaluan dengan benar!

2. Baca atau hafalkan hadits tentang Menjaga Mulut dan Kemaluan dengan benar!
NILAI 4.3 NILAI 4.4
LATIHAN 4
1. Keselamatan seseorang salah satunya tergantung dari penjagaan ......................
2. Sahl bin Sa’ad Meriwayatkan hadits dari Nabi SAW sebanyak ..................
3. Balasan bagi yang bisa menjaga mulut dan kemaluannya adalah ...................
4. Nama panjang dari Sahl bin Sa’ad adalah .........
5. Yang dimaksud menjaga mulutnya adalah ..................
6. Hadits diatas dishohihkan oleh .................
7. Jika ingin masuk syurga dan selamat dari neraka, maka yang harus dilakukan diantaranya
adalah menjaga ................
8. Sahl bin Sa’ad memiliki anak yang bernama ...................
9. Di dalam bermasyarakat di anjurkan untuk berpegang teguh pada akhlak yang .............
10. Ketika Rosuulullooh SAW wafat Sahl bin Sa’ad berusia ............

NILAI 3.2

LATIHAN 5
Lengkapilah hadits berikut dengan benar!
: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
َ ِ‫ض َي هللاَ َع ْنهُ َع ْن َرس ُْو ِل هللا‬
ِ ‫ َر‬...... ‫َع ْن َسه ِْل ب ِْن‬
ُ‫ َأضْ َم ْن لَه‬,........‫ َو َما بَي َْن‬,........‫لِ ْي َما بَي َْن‬....... ‫ َم ْن‬.........
NILAI 3.2

3. LARANGAN SALING HASAD, SALING BENCI

َ‫ ال‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ‫ل َرس ُْو ُل هللا‬Xَ ‫ قَا‬:‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫َع ْن َأبِ ْي هُ َر ْي َرةَ َر‬
‫ض ُك ْم َعلَى بَي ِْع‬ ُ ‫ َوالَ يَبِ ْي ُع بَ ْع‬،‫ َوالَ تَ َدابَر ُْوا‬،‫ َوالَ تَبَا َغض ُْوا‬،‫ َوالَ تَنَا َج ُش ْوا‬،‫تَ َحا َس ُد ْوا‬
َ‫ َوال‬،ُ‫ َوالَ يَ ْك ِذبُه‬،ُ‫ظلِ ُمه‬ ْ َ‫ الَ ي‬،‫اَ ْل ُم ْسلِ ُم َأ ُخو ْال ُم ْسلِ ِم‬. ‫ َو ُك ْونُ ْوا ِعبَا َد هللاِ ِإ ْخ َواًنا‬،‫ْض‬
ٍ ‫بَع‬
‫ب ا ْم ِرٍئ ِم َن ال َّشرِّ َأ ْن‬ ِ ‫ت –بِ َح ْس‬ ٍ ‫ث َمرَّا‬ َ َ‫ص ْد ِر ِه ثَال‬ َ ‫ التَّ ْق َوى هَهُنَا – َوي ُِش ْي ُر ِإلَى‬.ُ‫يَحْ قِ ُره‬
ُ ‫ضه‬ ُ ْ‫ َد ُمهُ َو َمالُهُ َو ِعر‬:‫ ُكلُّ ْال ُم ْسلِم َعلَى ْال ُم ْسلِ ِم َح َرا ٌم‬.‫يَحْ قِ َر َأ َخاهُ ْال ُم ْسلِ َم‬.
(‫)رواه مسلم‬ .
TERJEMAHAN :
Dari Abi Hurairah Radiyallahu’anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah kalian saling hasad, janganlah saling menipu, saling menjauhi, dan janganlah membeli
(barang) yang hendak dibeli orang lain, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersudara, seorang
muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak boleh ia mendzoliminya, enggan membelanya, tidak
boleh mendustai dan menghinanya. Taqwa itu disini, beliau mengisyaratkan ke dadanya tiga kali.
Cukup dianggap sebagai kejahatan seseorang jika ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap
muslim bagi muslim yang lain adalah haram darahnya, harta dan kehormatannya” (HR. Muslim).

ARTI KATA :

‫ = الَ تَ َحا َس ُد ْوا‬Jangan saling hasad ‫ = الَ تَ َدابَر ُْوا‬jangan saling menjauhi
‫ = َوالَ تَنَا َج ُش ْوا‬jangan saling menipu ‫ = ِإ ْخ َواًنا‬bersudara,
‫ = َوالَ تَبَا َغض ُْوا‬Jangan saling benci ُ‫ = َوالَ يَحْ قِ ُره‬dan tidak menghinanya
KETERANGAN HADITS:
1. “Janganlah kalian saling hasad” Hasad adalah berangan-angan hilangnya nikmat (yang dimiliki
orang lain). Ini adalah perbuatan haram. Dalam hadits lain:
“Hati-hati kalian dari hasad karena hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api menghabiskan
kayu bakar dan kayu” adapun ghibthah adalah ia ingin mendapatkan nikmat yang ada pada orang lain
tapi tidak mengharap hilangnya nikmat dari saudaranya tersebut.

2. “Janganlah saling menipu”

3. “Janganlah saling membenci”. Maksudnya jangan melakukan hal-hal yang menjadi penyebab
orang saling benci.

4. Kata (ُ‫)التَّ َدابَر‬


adalah permusuhan, ada yang mengatakan: memutuskan hubungan, karena
keduanya membelakangi temannya.

5. “Dan janganlah membeli (barang) yang hendak dibeli orang lain” maknanya ia berkata kepada
orang yang akan membeli satu barang ketika sudah waktu kesepakatan: “Batalkan saja perdagangan
ini aku akan jual semisalnya atau lebih bagus harganya, atau penjual dan pembeli telah setuju dengan
harga tertentu dan sudah ridha hanya tinggal aqadnya, (orang tersebut menyuruh membatalkan)
menambah atau menguranginya.

Perbuatan ini haram setelah ditetapkannya harga, adapun sebelum ada keridhaan tidaklah haram.

6. Makna: “Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” bergaullah seperti pergaulan dengan
saudara, bergaul bersama mereka dengan kasih sayang, lemah lembut, saling menolong dalam
kebaikan dengan hati yang bersih dan ikhlas dalam segala keadaan.
Sabdanya: “Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak boleh ia mendzaliminya, enggan

membelanya, mendustainya, dan menghinanya”.

7. Sabdanya: (ُ‫ )َواَل يَحْ قِ ُره‬yakni: Jangan bersombong dihadapannya dan meremehkannya.
8. Sabdanya: “Taqwa itu disini, beliau mengisyaratkan ke dadanya tiga kali”, dalam satu riwayat:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk dan rupa kalian akan tetapi melihat hati kalian” maknanya
bahwa amalan dhahir (kelihatan) tidak menghasilkan taqwa, tapi taqwa dihasilkan dengan apa yang
ada dalam hati yaitu mengagungkan Allah, takut dan merasa diawasi oleh-Nya, meyakini bahwa
pandangan Allah meliputi segala sesuatu.

9. Termasuk penghinaan seorang muslim kepada muslim lainnya diantaranya adalah: tidak
mengucapkan salam ketika melewatinya, tidak menjawab salamnya ketika ia mengucapkan salam.
Diantaranya juga, menganggap saudaranya yang muslim bukan termasuk orang yang akan
dimasukkan sorga atau dijauhkan dari neraka oleh Allah. Adapun orang alim marah kepada orang
jahil, orang shaleh marah kepada orang fasiq bukan termasuk meremehkan muslim.

LATIHAN 1

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN BENAR!

1. Apakah perbedaan Hasad dengan ghibthah?


………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Mengapa kita diperingatkan untuk berhati-hati dari
hasad?..........................................................................................................
....................................................................................................................
3. Larangan apa sajakah yang disampaikan oleh Rosuululloohi dalam hadits ?
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Apakah Makna: “Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” yang
tersebut dalam hadits ?
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Sebutkan hal- hal Termasuk penghinaan seorang muslim kepada muslim lainnya!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

NILAI 3.3

LATIHAN 2

1. Artikan kalimat-kalimat berikut ini dengan benar!


a. ‫………………………………… = الَ تَ َدابَر ُْوا‬ d. ‫…………………… = الَ تَ َحا َس ُد ْوا‬
b. ‫شوا‬ ُ ‫……………………………… = الَ تَنَا َج‬.. e. ُ ‫مه‬ ْ َ‫………………………… = الَ ي‬
ُ ِ ‫ظل‬
ْ ‫……………………………… = الَ تَبَا َغض‬..
c. ‫ُوا‬
2. Lengkapilah hadits berikut ini!

َ‫ َوال‬،‫ َوالَ تَبَا َغض ُْوا‬،........... َ‫ َوال‬،‫ الَ تَ َحا َس ُد ْوا‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ‫قَا َل َرس ُْو ُل هللا‬
َ‫ ال‬،‫ اَ ْل ُم ْسلِ ُم َأ ُخو ْال ُم ْسلِ ِم‬........ِ‫ َو ُك ْونُ ْوا ِعبَا َد هللا‬،‫ْض‬
ٍ ‫بَع‬..... ‫ َعلَى‬......... َ‫ َوال‬،‫تَ َدابَر ُْوا‬
–‫ت‬ ٍ ‫ث َمرَّا‬ َ َ‫ص ْد ِر ِه ثَال‬ ْ َ‫ي‬
َ ‫ التَّ ْق َوى هَهُنَا – َوي ُِش ْي ُر ِإلَى‬.ُ‫ َوالَ يَحْ قِ ُره‬،ُ‫ َوالَ يَ ْك ِذبُه‬،ُ‫ظلِ ُمه‬
‫ ُكلُّ ْال ُم ْسلِم َعلَى ْال ُم ْسلِ ِم‬.‫ب ا ْم ِرٍئ ِم َن ال َّش ِّر َأ ْن يَحْ قِ َر َأ َخاهُ ْال ُم ْسلِ َم‬
ِ ‫بِ َح ْس‬
‫ َح َرا ٌم‬:......... ............................

LATIHAN 3

1. Tulislah hadits tentang “LARANGAN SALING HASAD, SALING BENCI” dengan


benar!

NILAI: 4.5

LATIHAN 4

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN BENAR!

1. Dimanakah letak taqwa?


………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan maksud kalimat “Janganlah saling membenci” dalam
hadits ! .........................................................................................................
....................................................................................................................
.
3. Apakah hukum pembatalan jual beli setelah terjadi kesepakatan harga ?
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Apakah Makna: “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk dan rupa kalian akan
tetapi melihat hati kalian”?
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. Sebutkan hal- hal Termasuk penghinaan seorang muslim kepada muslim lainnya!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

NILAI 3.3
LATIHAN 5

Bacalah hadits tentang “LARANGAN SALING HASAD, SALING BENCI” di bawah ini
dengan benar!

‫ اَل‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ‫ل َرس ُْو ُل هللا‬Xَ ‫ قَا‬:‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫َع ْن َأبِ ْي هُ َر ْي َرةَ َر‬
‫ض ُك ْم َعلَى بَي ِْع‬ ُ ‫ َوالَ يَبِ ْي ُع بَ ْع‬،‫ َوالَ تَ َدابَر ُْوا‬،‫ َوالَ تَبَا َغض ُْوا‬،‫ َوالَ تَنَا َج ُش ْوا‬،‫تَ َحا َس ُد ْوا‬
َ‫ َوال‬،ُ‫ َوالَ يَ ْك ِذبُه‬،ُ‫ظلِ ُمه‬ ْ َ‫ الَ ي‬،‫اَ ْل ُم ْسلِ ُم َأ ُخو ْال ُم ْسلِ ِم‬. ‫ َو ُك ْونُ ْوا ِعبَا َد هللاِ ِإ ْخ َواًنا‬،‫ْض‬
ٍ ‫بَع‬
‫ب ا ْم ِرٍئ ِم َن ال َّشرِّ َأ ْن‬ ِ ‫ت –بِ َح ْس‬ ٍ ‫ث َمرَّا‬ َ َ‫ص ْد ِر ِه ثَال‬ َ ‫ التَّ ْق َوى هَهُنَا – َوي ُِش ْي ُر ِإلَى‬.ُ‫يَحْ قِ ُره‬
ُ ‫ضه‬ ُ ْ‫ َد ُمهُ َو َمالُهُ َو ِعر‬:‫ ُكلُّ ْال ُم ْسلِم َعلَى ْال ُم ْسلِ ِم َح َرا ٌم‬.‫يَحْ قِ َر َأ َخاهُ ْال ُم ْسلِ َم‬.
(‫)رواه مسلم‬ NILAI: 4.6

4. Terputusnya Amalan Selain Tiga Perkara


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫اريَ ٍة َو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع ِب ِه َو َولَ ٍد‬ َ ‫ان ا ْنقَطَ َع َع َملُهُ ِإاَّل ِم ْن ثَاَل ثَ ٍة ِم ْن‬
ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬ ُ ‫ات اِإْل ْن َس‬
َ ‫ِإ َذا َم‬
ُ‫ح يَ ْد ُعو لَه‬ ٍ ِ‫صال‬ َ
Terjemahan:
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah
jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
ARTI KATA :

‫ات‬َ ‫ = َم‬meninggal dunia ‫ = ا ْنقَطَ َع‬terputuslah


‫اريَ ٍة‬ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬
َ = sedekah jariyah ‫ = يُ ْنتَفَ ُع‬dimanfaatkan
‫ = َولَ ٍد‬anak
Keterangan dari hadits di atas:
Ilmu agama yang bermanfaat, anak sholeh yang selalu mendoakan ortunya dan sedekah jariyah
adalah di antara amalan yang bermanfaat bagi mayit walaupun ia sudah di alam kubur. Simak sajian
singkat berikut.:
Pertama: Jika manusia itu mati, amalannya terputus. Dari sini menunjukkan bahwa seorang muslim
hendaklah memperbanyak amalan sholeh sebelum ia meninggal dunia.
Kedua: Allah menjadikan hamba sebab sehingga setelah meninggal dunia sekali pun ia masih bisa
mendapat pahala, inilah karunia Allah.
Ketiga: Amalan yang masih terus mengalir pahalanya walaupun setelah meninggal dunia, di
antaranya:
a. Sedekah jariyah, seperti membangun masjid, menggali sumur, mencetak buku yang bermanfaat
serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam ibadah.
b. Ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu syar’i (ilmu agama) yang ia ajarkan pada orang lain dan mereka
terus amalkan, atau ia menulis buku agama yang bermanfaat dan terus dimanfaatkan setelah ia
meninggal dunia.
c. Anak yang sholeh karena anak sholeh itu hasil dari kerja keras orang tuanya. Oleh karena itu, Islam
amat mendorong seseorang untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama,
sehingga nantinya anak tersebut tumbuh menjadi anak sholeh. Lalu anak tersebut menjadi sebab,
yaitu ortunya masih mendapatkan pahala meskipun ortunya sudah meninggal dunia.
Keempat: Di antara kebaikan lainnya yang bermanfaat untuk mayit muslim setelah ia meninggal dunia
yang diberikan orang yang masih hidup adalah do’a kebaikan yang tulus kepada si mayit tersebut.
Do’a tersebut mencakup do’a rahmat, ampunan, meraih surga, selamat dari siksa neraka dan
berbagai do’a kebaikan lainnya.
Kelima: Sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “atau anak sholeh yang mendo’akannya”, tidaklah
dipahami bahwa do’a yang manfaat hanya dari anak saja. Bahkan do’a kebaikan orang lain untuk si
mayit tersebut tetap bermanfaat insya Allah. Oleh karena itu, kaum muslimin disyari’atkan melakukan
shalat jenazah terhadap mayit lalu mendo’akan mayit tersebut walaupun mayit itu bukan ayahnya.
Keenam: Dalam hadits terdapat isyarat adanya keutamaan menikah, juga terdapat dorongan untuk
menikah dan memperbanyak keturunan supaya mendapatkan keturunan sholeh (sehingga
bermanfaat nantinya ketika kita telah meninggal dunia,

LATIHAN 1

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN BENAR!


1. Amalan apakah yang bermanfaat bagi mayit walaupun ia sudah di alam kubur ?
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
2. Sebutkan contoh Sedekah jariyah!
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
3. Kebaikan apakah yang bermanfaat untuk mayit muslim setelah ia meninggal dunia yang
diberikan orang yang masih hidup?
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
4. Apakah yang harus dilakukan orang tua supaya nantinya anak tumbuh menjadi anak sholeh ?
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……
5. Ilmu Apakah yang di maksud bermanfaat bagi penuntutnya sampai ia sudah di alam kubur ?
………………………………………………………………………………………………………………
6. Tulislah kembali hadits tentang Terputusnya Amalan Selain Tiga Perkara dengan benar!

NILAI: 3.4 NILAI: 4.7

LATIHAN 2
TULISLAH B APABILA BENAR ATAU S APABILA SALAH PADA PERNYATAAN DIBAWAH INI!
1. Di antara amalan yang bermanfaat bagi mayit walaupun ia sudah di alam kubur adalah do’a
anak yang sholeh ( ....... )
2. Islam tidak mensyari’atkan untuk sholat jenazah kecuali keluarganya saja ( .......... )
3. Di antara kebaikan lainnya yang bermanfaat untuk mayit muslim setelah ia meninggal dunia
yang diberikan orang yang masih hidup adalah do’a kebaikan yang tulus kepada si mayit
tersebut ( ........ )
4. Contoh sedekah jariyah seperti puasa dibulan Romadhon ( ........ )
5. Ilmu berhitung merupakan ilmu yang bermanfaat bagi penuntutnya sampai ia sudah di alam
kubur ( ........ )
NILAI: 3.4

LATIHAN 3

Baca atau hafalkan hadits tentang Terputusnya Amalan Selain Tiga Perkara dibawah ini dengan
benar!

‫اريَ ٍة َو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع ِب ِه َو َولَ ٍد‬ َ ‫ان ا ْنقَطَ َع َع َملُهُ ِإاَّل ِم ْن ثَاَل ثَ ٍة ِم ْن‬
ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬ ُ ‫ات اِإْل ْن َس‬
َ ‫ِإ َذا َم‬
ُ‫ح يَ ْد ُعو لَه‬ ٍ ِ‫صال‬ َ
NILAI: 4.8
SEMESTER GENAP

KOMPETENSI DASAR
KI3. PENGETAHUAN
3.1 Memahami Hadits Tentang “MENUTUP AIB DAN MENOLONG SESAMA MUSLIM”
3.2 Memahami Hadits Tentang “Membantu Kesulitan Sesama Muslim”
3.3 Memahami Hadits Tentang “Menuntut Ilmu itu Jalan Ringkas Menuju Surga”
3.4 Memahami Hadits Tentang “KEUTAMAAN MEMPELAJARI DAN MEMBACA AL-QUR’AN”
KI4. KETRAMPILAN
4.1 Menulis hadits tentang “MENUTUP AIB DAN MENOLONG SESAMA MUSLIM” dengan benar

4.2 Melafalkan hadits tentang “MENUTUP AIB DAN MENOLONG SESAMA MUSLIM”dengan benar

4.3 Menulis hadits tentang “Membantu Kesulitan Sesama Muslim”dengan benar


4.4 Melafalkan hadits tentang “Membantu Kesulitan Sesama Muslim”dengan benar
4.5 Menulis hadits tentang “Menuntut Ilmu itu Jalan Ringkas Menuju Surga” dengan benar
4.6 Melafalkan hadits tentang “Menuntut Ilmu itu Jalan Ringkas Menuju Surga” dengan benar
4.7 Menulis hadits tentang “KEUTAMAAN MEMPELAJARI DAN MEMBACA AL-QUR’AN” dengan
benar
4.8 Melafalkan hadits tentang “KEUTAMAAN MEMPELAJARI DAN MEMBACA AL-QUR’AN” dengan
benar

1. MENUTUP AIB DAN MENOLONG SESAMA MUSLIM

‫ان ْال َع ْب ُد فِي‬


َ ‫ َوهللاُ فِي َع ْو ِن ْال َع ْب ِد َما َك‬,‫ َستَ َرهُ هللاُ ِفي ال ُّد ْنيَا َواآْل ِخ َر ِة‬,‫َو َم ْن َستَ َر ُم ْسلِ ًما‬
‫َع ْو ِن َأ ِخ ْي ِه‬
Artinya: Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan
menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama
hamba tersebut menolong saudaranya. (HR Muslim)

PENJELASAN HADITS
 Aib secara Bahasa artinya adalah merupakan cela atau bisa juga kekurangan atau juga
kekhilafan

 Larangan menggunjing kaum Muslimin dan mencari aib-aib mereka ! Karena


barangsiapa mencari aib-aib mereka maka Allâh akan mencari-cari aibnya dan barangsiapa
aibnya dicari-cari oleh Allâh maka Allâh akan mempermalukannya (meskipun ia berada) di
rumah.
 Menutup aib serta cela sesama muslim adalah kebaikan ringan, namun memiliki timbangan
kebaikan yang sangat mulia di sisi Allah Ta'ala.

 Ada baiknya, jika kita itu saling suka memaafkan, memaklumi, juga menutupi cela kita, maka
mereka pun sama. Mereka suka dimaklumi, dimaafkan, serta ditutupi cela dan aibnya.

 Jika kita mampu melakukannya, Allah yang akan menutupi aib kita ketika di akhirat kelak. Hal
ini seharusnya bisa menjadi penggugah semangat kita.

 Apabila kita mendapati orang lain yang sedang membicarakan keburukan kita, padahal hanya
Allah semata yang mengetahui tentang apa yang sebenarnya ada dalam diri kita, maka
berdoalah.

 Terkait dengan perbuatan maksiat, manusia terbagi dalam dua kelompok : Pertama,
orang baik yang kebaikan dan ketaatannya sudah diketahui orang banyak. Dia tidak dikenal
sebagai pelaku maksiat. Orang seperti ini, jika melakukan kesalahan atau khilaf, maka
kekeliruannya tidak boleh dibongkar dan tidak boleh diperbincangkan karena itu termasuk
ghibah (menggunjing) yang diharamkan. Balasan bagi orang yang melakukan ini adalah adzab
yang pedih baik didunia ataupun diakhirat sebagaimana yang terdapat dalam QS An-Nuur (24):
19 Kedua, orang yang sudah dikenal sebagai pelaku maksiat dan dia melakukannya
terang-terangan, tidak perduli dengan perbuatan maksiatnya dan komentar miring masyarakat
terhadap dirinya. Orang seperti ini, tidak apa dibuka aibnya, Bahkan orang seperti ini harus
diselidiki keadaannya untuk dijatuhi hudûd (hukuman had)

 Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan agar umat Islam saling menolong dalam
kebaikan dan membantu saudara-saudaranya yang membutuhkan bantuan. Diriwayatkan dari
Anas Radhiyallahu anhu , ia berkata,
“Kami bersama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam di perjalanan. Di antara kami ada yang
berpuasa dan ada yang tidak berpuasa. Di hari yang panas kami berhenti di suatu tempat.
Orang yang paling terlindung dari panas adalah pemilik pakaian dan ada di antara kami ada
yang berlindung diri dari terik matahari dengan tangannya. Orang-orang yang berpuasa pun
jatuh, sedang orang-orang yang tidak berpuasa tetap berdiri. Mereka memasang kemah dan
memberi minum kepada para pengendara kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Pada hari ini, orang-orang yang tidak berpuasa pergi dengan membawa pahala.”

Latihan 1
1. Apa yang kamu ketahui tentang aib?
2. Apa balasan bagi orang yang mencari cari aib orang lain?
3. Apa yang kita lakukan jika mendengar orang lain menggunjing?
4. Sebutkan kelompok-kelompok pelaku maksiat!
5. Apa balasan bagi orang yang selalu menolong saudaranya?

NILAI : 3.1

Latihan 2
1. Mengapa orang yang tidak dikenal sebagai pelaku maksiat ketika melakukan kesalahan tidak
boleh dibongkar dan tidak boleh diperbincangkan?
2. Apakah balasan bagi orang yang memperbincangkan kesalahan orang yang baik dan diketahui
ketaatannya?
3. Siapakah orang diperbolehkan untuk diperbincangkan aibnya?
4. Dalam hal apakah kita dianjurkan untuk saling tolong menolong?
5. Apakah yang kamu do’akan ketika mendengar ada orang yang menggunjingmu?
6. Tulislah hadits tentang “menutup aib dan menolong sesama muslim” dengan benar!

NILAI : 3.1

LATIHAN 3
1. Aib secara Bahasa artinya adalah ...........................................
2. Islam melarang menggunjing kaum Muslimin dan mencari aib-aib mereka karena .....................
3. Amalan yang merupakan kebaikan ringan, namun memiliki timbangan kebaikan yang sangat
mulia di sisi Allah Ta'ala adalah ..............................
4. Balasan bagi orang yang menutupi aib sesama muslim adalah .......................
5. Apabila kita mendapati orang lain yang sedang membicarakan keburukan kita, padahal hanya
Allah semata yang mengetahui tentang apa yang sebenarnya ada dalam diri kita, maka yang
harus kita lakukan adalah ..................
6. Terkait dengan perbuatan maksiat, manusia terbagi dalam dua kelompok, sebutkan!

NILAI : 3.1

LATIHAN 4
1. Tulislah hadits tentang “MENUTUP AIB DAN MENOLONG SESAMA MUSLIM” dengan benar!

2. Baca atau hafalkan hadits tentang “MENUTUP AIB DAN MENOLONG SESAMA MUSLIM”
dengan benar!
NILAI : 4.1 NILAI : 4.2
2. Membantu Kesulitan Sesama Muslim

,‫ب يَ ْو ِم ْالقِيَا َم ِة‬ َ َّ‫ نَف‬,‫ب ال ُّد ْنيَا‬


ِ ‫س هللاُ َع ْنهُ ُكرْ بَةً ِم ْن ُك َر‬ َ َّ‫َم ْن نَف‬
ِ ‫س َع ْن ُمْؤ ِم ٍن ُكرْ بَةً ِم ْن ُك َر‬
ِ ‫ْس ٍر يَ َّس َر َعلَ ْي ِه فِي ال ُّد ْنيَا َو ْال‬
‫آخ َر ِة‬ ِ ‫َو َم ْن يَ َّس َر َعلَي ُمع‬
ARTINYA:
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh
melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang
kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di
dunia dan akhirat. (HR Muslim)
PENJELASAN :
1. Sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang maknanya), “Barangsiapa yang melapangkan
satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari
Kiamat.” Balasan bagi yang meringankan beban orang lain ialah Allâh akan meringankan
kesulitannya. Dan balasan menghilangkan kesulitan adalah Allâh akan menghilangkan kesulitannya.
Seorang Muslim hendaknya berupaya untuk membantu Muslim lainnya. Membantu bisa dengan ilmu,
harta, bimbingan, nasehat, saran yang baik, dengan tenaga dan lainnya. Seorang Muslim hendaknya
berupaya menghilangkan kesulitan atau penderitaan Muslim lainnya. Bila seorang Muslim membantu
Muslim lainnya dengan ikhlas, maka Allâh Azza wa Jalla akan memberikan balasan terbaik yaitu
dilepaskan dari kesulitan terbesar dan terberat yaitu kesulitan pada hari Kiamat. Oleh karena itu,
seorang Muslim mestinya tidak bosan membantu sesama Muslim. Semoga Allâh Azza wa Jalla akan
menghilangkan kesulitan kita pada hari Kiamat.
2. Sabda Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam , yang artinya : “Dari salah satu kesusahan hari Kiamat.” Ada yang
mengatakan bahwa kesulitan dunia tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kesulitan akhirat.
Karenanya, Allâh Azza wa Jalla menyimpan pahala orang yang meringankan beban orang lain ini
untuk meringankan kesulitannya pada hari Kiamat. Allooh mengumpulkan manusia dari generasi
pertama hingga generasi terakhir pada satu tempat, matahari mendekat ke mereka, dan manusia
menanggung kesedihan dan kesempitan yang tidak mampu lagi mereka tahan dan tanggung,
Manusia akan dikumpulkan (pada hari Kiamat) dalam keadaan telanjang kaki, telanjang (tidak
berpakaian) dan tidak berkhitan, manusia berkeringat hingga keringat mereka mengalir di bumi
sampai tujuh puluh hasta dan mengalir hingga sampai di telinga mereka.
Dalam lafazh Muslim: Sesungguhnya keringat manusia pada hari Kiamat kelak akan mengalir di bumi
sampai tujuh puluh depa atau hasta dan dengan ketinggian mencapai mulut atau telinga mereka.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Apabila hari Kiamat telah tiba, matahari
didekatkan kepada hamba-hamba hingga sebatas satu atau dua mil. Kemudian (panas) matahari
membuat mereka berkeringat lalu mereka terendam dalam keringat sesuai dengan perbuatan mereka.
Diantara mereka ada yang terendam hingga kedua tumitnya,
ada yang terendam hingga kedua lutut, ada yang terendam hingga pinggangnya, dan di antara
mereka ada yang terendam sampai ke mulutnya hingga ia tidak bisa bicara.
3. Sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , yang maknanya, “Barangsiapa memberi
kemudahan kepada orang yang kesulitan maka Allâh Azza wa Jalla memberi kemudahan kepadanya
di dunia dan akhirat.” Ini menunjukkan bahwa pada hari kiamat ada kesulitan. Bahkan Allâh Azza wa
Jalla menyebutkan hari kiamat sebagai hari yang sulit bagi orang-orang kafir. Memberi kemudahan
kepada yang kesulitan (dalam utang) ganjarannya besar. Ini dapat dilakukan dengan dua cara :
Pertama, memberikan tempo dan kelonggaran , waktu sampai ia berkecukupan dan mampu
membayar utang. Ini hukumnya wajib, karena Allâh Azza wa Jalla berfirman, yang artinya, “Dan jika
(orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh
kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih bagimu, jika kamu mengetahui.”
[al-Baqarah/2:280] Kedua, dengan membebaskan hutangnya jika ia sudah tidak mampu lagi
membayar utangnya. Kedua perbuatan ini memiliki keutamaan besar. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Dahulu ada seorang pedagang yang selalu memberikan pinjaman kepada manusia. Jika ia melihat
orang itu kesulitan membayar hutangnya, ia berkata kepada anak-anaknya, ‘Bebaskanlah hutangnya,
mudah-mudahan Allâh memaafkan kita (dari dosa-dosa),’ maka Allâh pun memaafkannya.Dari Abu
Qatâdah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : bersabda Siapa ingin diselamatkan
oleh Allâh dari kesulitan-kesulitan hari Kiamat, hendaklah ia meringankan orang yang kesulitan
(hutang) atau membebaskan hutangnya. Dari Abu Yasar Radhiyallahu anhu , Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda Barangsiapa memberi kelonggaran waktu kepada orang yang kesulitan
membayar hutang atau menghapus hutangnya, maka Allâh akan menaunginya dalam naungan-Nya
LATIHAN 1
1. Balasan bagi orang yang meringankan beban orang lain ialah ...........................
2. Seorang Muslim hendaknya berupaya untuk membantu Muslim lainnya. Membantu bisa
dengan.......................
3. Bagaimanakah keadaan manusia pada waktu dikumpulkan pada waktu hari kiamat?
4. Apabila hari Kiamat telah tiba, matahari didekatkan kepada hamba-hamba hingga sebatas satu
atau dua mil, maka keadaan manusia yang dialami pada waktu itu adalah ....................
5. Allâh Azza wa Jalla menyebutkan hari kiamat sebagai hari yang sulit bagi orang-orang ..............

NILAI : 3.2
LATIHAN 2
1. Apakah hukum membayar hutang?
2. Apakah balasan bagi orang yang memberi kemudahan kepada yang kesulitan dalam
membayar hutang?
3. Sebutkan cara memberi kemudahan kepada yang kesulitan dalam membayar hutang!
4. Siapakah orang yang nantinya akan di naungi ALLOOH dalam naunganNYA pada waktu hari
kiamat?
5. Mengapa Allâh Azza wa Jalla menyimpan pahala orang yang meringankan beban orang lain
untuk meringankan kesulitannya pada hari Kiamat ?

NILAI : 3.2

LATIHAN 3
1. Tulislah hadits tentang “Membantu Kesulitan Sesama Muslim” dengan benar!

2. Baca atau hafalkan hadits tentang “Membantu Kesulitan Sesama Muslim” dengan benar!
NILAI : 4.3 NILAI : 4.4

3. Menuntut Ilmu itu Jalan Ringkas Menuju Surga

‫ك طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسهَّ َل هَّللا ُ لَهُ ِب ِه طَ ِريقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬
َ َ‫َم ْن َسل‬
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan
menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
ARTI KATA:

‫ = َم ْن‬barang siapa ‫ = طَ ِريقًا‬jalan ‫ = ِع ْل ًما‬ilmu ‫ = ْال َجنَّ ِة‬syurga


َ َ‫ = َسل‬menempuh
‫ك‬ ُ‫ = يَ ْلتَ ِمس‬mencari ‫ = َسهَّ َل‬memudahkan
KETERANGAN HADITS:
Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata bahwa menempuh jalan dalam menuntut ilmu ada dua
makna:
1. Menempuh jalan secara hakiki yaitu dengan berjalan menuju majelis ilmu para ulama.
2. Menempuh jalan secara maknawi yaitu dengan menempuh cara bisa diraihnya ilmu, seperti dengan
menghafalkan, mempelajari, mudzakarah (saling mengingatkan), muthala’ah (mengkaji), menulis atau
berusaha memahami ilmu. (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:297)
Ini menunjukkan bahwa siapa saja yang berjalan, bersepeda atau berkendaraan menuju majelis ilmu,
sudah termasuk dalam balasan hadits di atas. Begitu pula yang begadang dalam menghafal, menulis
atau menelaah, itu juga termasuk bagian dari pahala di atas. Bahkan semakin besar kesulitan yang
diderita, semakin besar pula pahala yang diperoleh.
Semakin Sulit, Semakin Besar Pahala
Semakin kita menemui kesulitan dalam mempelajari agama, pahalanya semakin besar.
Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga, ada empat makna sebagaimana disebutkan
oleh Ibnu Rajab Al-Hambali.
Pertama: Dengan menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan memudahkannya masuk surga.
Kedua: Menuntut ilmu adalah sebab seseorang mendapatkan hidayah. Hidayah inilah yang
mengantarkan seseorang kepada surga.
Ketiga: Menuntut suatu ilmu akan mengantarkan kepada ilmu lainnya yang dengan ilmu tersebut akan
mengantarkan kepada surga.
Juga pada firman Allah,
“Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan
memberikan balasan ketaqwaannya.” (QS. Muhammad: 17)
Keempat: Dengan ilmu, Allah akan memudahkan jalan yang nyata menuju surga yaitu saat melewati
shirath (titian yang terbentang di atas neraka menuju surga, pen.).
Sampai-sampai Ibnu Rajab menyimpulkan, menuntut ilmu adalah jalan paling ringkas menuju surga.
(Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:297-298)
Faedah hadits:
1. Keutamaan menuntut ilmu syar’i, menuntut ilmu adalah jalan mudah menuju surga.
2. Hendaklah bersegera dalam mencari ilmu dengan kesungguhan dan kerja keras karena semua
orang ingin masuk surga dengan cara yang paling ringkas. Kalau menuntut ilmu adalah jalan ringkas
menuju surga, kita harus sungguh-sungguh menempuhnya.
3. Ilmu yang paling utama adalah mempelajari Kitâbullâh (al-Qur’ân) dengan
membaca, memahami dan mengamalkannya, kemudian mempelajari sunnah Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam .
Latihan 1
1. Makna menempuh jalan dalam menuntut ilmu secara hakiki menurut Ibnu Rajab Al Hambali adalah
…………………………
2. Makna menempuh jalan dalam menuntut ilmu secara maknawi menurut Ibnu Rajab Al Hambali
adalah …………………………
3. Semakin kita menemui kesulitan dalam mempelajari agama, pahalanya semakin ………
4. “Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”, ada empat makna tentang kalimat
disamping, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali, sebutkan!
5. ilmu yang paling utama yaitu ………………………..

NILAI : 3.3

Latihan 2
1. Tulislah arti dari kalimat-kalimat dibawah ini!
……………… = ‫َم ْن‬ .………… = ‫طَ ِريقًا‬ …………… = ‫ِع ْل ًما‬
‫………… = ْال َجنَّ ِة‬..
……………… = ‫ك‬ َ َ‫َسل‬ ..……………… = ُ‫………… = َسهَّ َل يَ ْلتَ ِمس‬
2. Lengkapilah hadits dibawah ini!

‫ َسهَّ َل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا ِإلَى‬............ ‫يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه‬............. ‫ك‬
َ َ‫ َم ْن َسل‬...........
NILAI : 3.3

Latihan 3
1. Apakah Keutamaan menuntut ilmu syar’i?
2. Mengapa kita dianjurkan untuk bersegera dalam mencari ilmu dengan kesungguhan dan kerja
keras?
3. Apakah balasan bagi Siapa yang mengamalkan suatu ilmu yang telah ia ilmui sebagaimana yang
dikatakan oleh sebagian ulama?
4. Apakah jalan ringkas menuju syurga?
5. Apakah salah satu penyebab seseorang mendapatkan hidayah?

NILAI : 3.3

Latihan 4
1. Tulislah hadits tentang “Menuntut Ilmu itu Jalan Ringkas Menuju Surga”

2. Hafalkan Hadits tentang “Menuntut Ilmu itu Jalan Ringkas Menuju Surga”
NILAI : 4.5 NILAI : 4.6
4. KEUTAMAAN MEMPELAJARI DAN MEMBACA AL-QUR’AN

ُ‫ َويَتَ َدا َرس ُْونَه‬,ِ‫اب هللا‬ َ َ‫ت هللاِ يَ ْتلُ ْو َن ِكت‬ ِ ‫ت ِم ْن بُي ُْو‬Xٍ ‫َو َمااجْ تَ َم َع قَ ْو ٌم فِي بَ ْي‬
,ُ‫ َو َحفَّ ْتهُ ُم ْال َمآلِئ َكة‬,ُ‫م الرَّحْ َمة‬Xُ ُ‫ َو َغ ِشيَتُه‬,ُ‫ت َعلَ ْي ِه ُم ال َّس ِكينَة‬ْ َ‫م ِإاَّل نَ َزل‬Xْ ُ‫بَ ْينَه‬
ِ ‫ َو َم ْن بَطََّأ بِ ِه َع َملُهُ لَ ْم يُس‬,ُ‫َو َذ َك َرهُ ُم هللاُ فِ ْي َم ْن ِع ْن َده‬
ُ‫ْر ْع بِ ِه نَ َسبُه‬
TERJEMAHAN

Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allâh (masjid) untuk membaca Kitabullah dan
mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat
meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh menyanjung mereka di tengah para
Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya (dalam meraih
derajat yang tinggi), maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya (HR Muslim)
PENJELASAN HADITS
1. Ini menunjukkan duduk di masjid-masjid untuk membaca al-Qur-ân dan mempelajarinya
disunnahkan. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah
orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’ân”.[31] Abu ‘Abdurrahman as-Sulami rahimahullah
berkata, “Inilah yang membuatku duduk di tempat dudukku ini.” Beliau mengajarkan al-Qur’ân
sejak zaman ‘Utsman bin ‘Affân hingga zaman al-Hajjâj bin Yûsuf.
2. Menunjukkan berkumpul untuk berdzikir itu sunnah, sementara membaca dan mempelajari al-
Qur’ân adalah dzikir terbaik
3. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa keutamaan orang yang duduk di
salah satu rumah Allâh (masjid) guna mempelajari al-Qur’ân ada empat :
a. Ketenangan turun kepada mereka. Diriwayatkan dari al-Barâ’ bin ‘Azib Radhiyallahu anhu ia
berkata, “Ada seseorang membaca surat al-Kahfi dan di sampingnya terdapat kuda
kemudian ia ditutupi awan. Awan itu berputar-putar dan mendekat hingga kuda orang itu lari
dari awan tersebut.Keesokan harinya, orang tersebut menghadap Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian itu. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : Itulah ketenangan yang turun bagi al-Qur’ân.
b. Diliputi rahmat. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya, “Sesungguhnya rahmat
Allâh dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.” [al-A’râf/7: 56]
c. Para malaikat mengelilingi mereka.
d. Allâh Azza wa Jalla menyebut mereka dihadapan makhluk yang ada di sisi-Nya. Bentuk
ingatnya Allâh Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya ialah Allâh memujinya dihadapan
para malaikat, membanggakannya. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, “Wahai orang-
orang yang beriman! Berdzikirlah kalian kepada Allâh sebanyak-banyaknya. Dan
bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dia-lah yang bershalawat kepada kalian
dan malaikat-Nya supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan kepada cahaya. Dan
Allah itu Maha Penyayang terhadap kaum Mukminin” [al-Ahzâb/33:41-43] Bentuk shalawat
Allâh Azza wa Jalla kepada hamba-Nya ialah Allâh Subhanahu wa Ta’ala menyanjungnya
dihadapan para malaikat-Nya dan memujinya dengan ingat kepadanya.
4. Sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Barangsiapa yang diperlambat
oleh amalnya (dalam meraih derajat yang tinggi-red), maka garis keturunannya tidak bisa
mempercepatnya“ Maksudnya, amal perbuatanlah yang bisa mengantarkan seseorang meraih
derajat tinggi di akhirat. Allâh Azza wa Jalla berfirman, yang artinya, “Dan masing-masing orang
memperoleh derajat-derajat karena apa yang dikerjakannya.” [al-An’âm/6:132] Jadi,
barangsiapa amalnya lamban untuk mencapai tingkatan tinggi di sisi Allâh, maka nasabnya
(garisketurunnya) tidak bisa mempercepatnya untuk meraih derajat tersebut.

Karena Allâh Azza wa Jalla menentukan pahala berdasarkan amalan dan bukan nasab. Allâh
Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya, “Apabila sangkakala ditiup maka tidak ada lagi
pertalian nasab di antara mereka pada hari itu dan tidak ada pula mereka saling bertanya.” [al-
Mukminûn/23:101]. Kemuliaan di sisi Allâh bisa digapai dengan takwa dan amal shalih, bukan
dengan nasab dan harta. Kebahagiaan abadi diraih dengan amal shalih, bukan dengan nasab
atau garis keturunan
5. Membaca Al-Qur’an dengan berkumpul itu ada tiga bentuk:
a. Membaca bersama-sama dengan satu suara, kalau dalam rangka pengajaran, tidaklah
masalah. Seperti pengajar membaca ayat, lalu murid-muridnya mengikuti dan membaca
bersama-sama.
b. Membaca Al-Qur’an dengan cara yang satu membaca dan yang lainnya diam, kemudian
saling bergiliran untuk membaca, seperti ini tidaklah masalah.
c. Membaca Al-Qur’an dengan cara masing-masing membaca untuk dirinya, yang lain tidak
menyimak atau memerhatikan, seperti ini yang kita lihat di masjid-masjid.
6. Sebaik-baik tempat adalah masjid.

LATIHAN 1
1. Apakah keutamaan orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’ân?
2. Apakah Hukum duduk di masjid-masjid untuk membaca al-Qur-ân dan mempelajarinya?
3. Sebutkan keutamaan orang yang duduk disalah satu rumah Allâh (masjid) guna mempelajari al-
Qur’ân!
4. Bagaimana Bentuk shalawat Allâh Azza wa Jalla kepada hamba-Nya?
5. Apakah yang bisa mengantarkan seseorang meraih derajat tinggi di akhirat?

NILAI : 3.4

LATIHAN 2
1. Kemuliaan di sisi Allâh bisa digapai dengan ........................
2. Kebahagiaan abadi diraih dengan .............................
3. Sebaik-baik tempat adalah ...............................
4. Membaca Al-Qur’an dengan berkumpul itu ada tiga bentuk. Sebutkan!
5. Nasab (garisketurunnya) tidak bisa mempercepat untuk meraih derajat tinggi, karena ...............

NILAI : 3.4

LATIHAN 3
1. Tulislah hadits tentang “KEUTAMAAN MEMPELAJARI DAN MEMBACA AL-QUR’AN” dengan
benar!

2. Baca atau hafalkan hadits tentang “KEUTAMAAN MEMPELAJARI DAN MEMBACA AL-
QUR’AN” dengan benar!
NILAI : 4.7 NILAI : 4.8

Anda mungkin juga menyukai